Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Kanak-Kanak Madya (6-12Tahun)
Perkembangan Fisik dan Kognitif
Masa Kanak-Kanak
Madya (6-12Tahun)Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Perkembanga
n Fisik Pertumbuhan fsik anak cenderung melambat, tidak secepat pada masa kanak-kanak awal
Jaringan lemak pada anak perempuan berkembang lebih banyak daripada anak laki-laki
Pada usia 5 tahun, anak perlu 11 jam
Perkembang tidur/hari an
Pada usia 9 tahun, anak perlu 10 jam
Fisik tidur/ hari
Pada usia 13 tahun, anak perlu 9 jam/ hari
Anak yang memiliki masalah tidur, cenderung lebih banyak memiliki masalah karena perilaku menjadi
Perkembangan otak anak usia sekolah lebih cepat, lebih efsien dalam pemrosesan informasi, dan anak punya kemampuan untuk mengabaikan informasi yang mengganggu.
Hal ini memungkinkan anak untuk dapat berkonsentrasi saat belajar di sekolah, saat ada lelucon pada pelajaran yang membosankan
Perkembangan otak merupakan gabungan peran aspek genetik, dan lingkungan.
Perkembang
Perkembangan fungsi kognitif, perhatian, dan
an Otak
perasaan mencapai puncaknya pada usia 7 tahun (untuk perempuan), dan 10 tahun (pada laki-laki).
Perkembangan kemampuan keruangan dan perencanaan mencapai puncaknya saat anak berusia 11 tahun (perempuan) dan 12 tahun (laki- laki)
Pada saat anak berusia 16 tahun, perkembangan
Perkembangan motorik terus berlanjut.
Usia 6 tahun: anak sudah dapat melakukan lompat tali.
Usia 7 tahun: keseimbangan anak sudah baik dan dapat melakukan ‘jumping jack’
Usia 8 tahun: genggaman anak sudah lebih bertenaga, usia ini sangat baik untuk anak terlibat dalam permainan dengan aturan, anak
Perkembangan dapat melompat dengan ritme tertentu, dan Motorik dan melempar bola sejauh 40 kaki.
Fisik
Usia 9 tahun: anak laki-laki dapat berlari 16, 5 kaki/detik, dan melempar bola sejauh 70kaki
Usia 10 tahun: anak dapat memperkirakan jangkauan lemparan bola, anak perempuan dapat berlari 17 kaki/ detik
11 tahun: anak dapat melakukan lompat jauh sejauh 5 kaki (laki-laki) dan 4,5 kaki Lanjutan perkembangan fsik dan motorik
Di USA, anak lebih sedikit menghabiskan waktu untuk kegiatan olah raga dan kegiatan luar ruangan daripada waktu tahun 80-an. Sekarang kegiatan anak lebih banyak diisi dengan belajar, mengerjakan PR, bermain gadget.
Anak laki-laki lebih suka permainan aktif secara fsik, anak perempuan lebih suka permainan yang libatkan ekspresi verbal atau menghitung, seperti: bermain lompat tali
Kegiatan di waktu luang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kompetensi sosial
untuk menyesuaikan diri di sekolah Merupakan masa puncak anak memainkan permainan yang kasar dan dapat menyebabkan cedera (rough and tumble-biasanya disertai dengan berteriak, menendang, menjatuhkan, mengejar, dan tertawa), anak laki-laki lebih tinggi ‘level’ permainannya daripada anak perempuan ( pengaruh hormon dan sosialisasi)
Manfaat permainan rough and tumble: untuk perkembangan tulang dan otot, anak
berlatih ‘memburu’ dan berkelahi dengan aman, mengalihkan agresi dan kompetisi
Saat anak usia 11 tahun, permainan dapat menjadi sarana untuk menjadi dominan
dalam peer group
Perkembang
an Kognitif Mulai usia 7 tahun anak masuk tahap kongkrit operasional
Pemahaman anak sudah lebih baik daripada pada tahap preoperasional, dalam hal kemampuan keruangan, sebab akibat, kategorisasi, penalaran induktif dan deduktif,
Pendekatan conservation, dan angka
Piaget:
Anak sudah dapat menggunakan operasi Tahap mental seperti menalar, memecahkan permasalahan kongkrit.
Kongkrit
Anak dapat berpikir logis karena mereka dapat Operasional mempertimbangkan berbagai aspek dalam situasi
Namun demikian, pemikiran anak masih terbatas pada situasi nyata, saat ini dan sekarang. Aspek-Aspek Kognitif yang Lebih Matang
Hubungan keruangan : anak sudah dapat memahami peta, memahami jalan
dari sekolah ke rumah dan sebaliknya, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke suatu lokasi, dan mengingat rute jalan. Untuk dapat melakukan hal-hal di atas, anak perlu mengalami sendiri
pengalaman penting karena pemikiran anak masih cenderung kongkrit, here n
now
Sebab akibat : semakin bertambah usia anak, kemampuan memahami sebab
akibat semakin baik (contoh: anak usia 12 tahun lebih mampu memahami hubungan keseimbangan dan jarak benda dari titik tumpu) Kategorisasi : anak sudah dapat melakukan
Seriation (mengatur obyek yang memiliki 1 dimensi atau lebih dalam urutan-
cth: anak sudah mampu mengurutkan foto dirinya mulai dari bayi hingga saat
ini) Transitive inferences (jika a<b dan b<c, maka a<c)
Class inclusion (kemampuan untuk melihat hubungan antara keseluruhan dan
Lanjutan....
Pemikiran induktif (mengamati sebagian dan menyimpulkan keseluruhan) dan
deduktif (dari pernyataan umum, diaplikasikan pada yang khusus) sudah berkembang Conservation : semakin besar usia anak conservation-nya lebih sempurna (misal: Michael sudah dapat mengatakan bahwa bola dan ular yang dibuat dari clay, menggunakan clay dengan jumlah yang sama)
- -principle of identity: anak sudah dapat memahami bahwa clay yang digunakan
adalah clay yang sama dengan jumlah yang sama meskipun bentuknya berbeda
- -principle of reversibility: anak memahami ‘jika waktu berjalan mundur’ ular
kembali berbentuk bola
- -decenter: saat clay berbentuk bola, clay lebih tebal bentuknya daripada saat
berbentuk ular
Angka dan Matematika:
- usia 6 tahun anak dapat melakukan penambahan sederhana
-usia sekitar 9 tahun anak dapat melakukan penambahan dan pengurangan, anak
Perkembangan kemampuan kognitif anak mempengaruhi kemampuan moralnya
3 tahap perkembangan moral menurut Piaget:
Kepatuhan yang kaku terhadap aturan usia anak 2-7 tahun, anak masih berpikir Penalaran egosentris dan cenderung melihat hanya dari
Moral
1 sudut pandang Fleksibilitas meningkat: usia anak 7/8 – 10/11 tahun, anak menyadari adanya standard moral yang absolut, dan mengembangkan keadilan mereka sendiri berdasarkan perilaku yang adil terhadap semua pihak
Ingatan jangka panjang anak akan masa lalu dapat membantu anak mengontrol perilakunya saat ini.
Saat anak masuk SD, kemampuan anak untuk mengatur dan menahan perhatian, memproses dan mempertahankan informasi, merencanakan dan memonitor perilaku, berkembang baik dan mantap terkait dengan perkembangan fungsi eksekutif: kontrol
Pemrosesan
yang disadari mengenai pemikiran, emosi, dan perilaku untuk mencapai tujuan atau memecahkan
Informasi:
permasalahan
perencanaa
Pengetahuan anak yang bertambah menyebabkan
n, perhatian
anak menyadari informasi yang penting mereka perhatikan dan ingat
dan ingatan
Anak sudah mampu melakukan selective attention: kemampuan untuk mengarahkan perhatian dan mengabaikan hal yang mengganggu
Working memory pada anak usia sekolah meningkat
sangat baik, seiring dengan perkembangan kognitif adalah WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
Alat tes ini digunakan untuk anak usia 6-12 tahun
Biasa digunakan untuk tes secara individual
Alat tes IQ yang umum digunakan secara berkelompok adalah: Otis Lennon School
Pendekatan Abilility Test (OLSAT 8): dapat digunakan mulai level TK sampai kelas 12
Psikometri:
Hasil tes intelegensi pada usia sekolah dapat Tes digunakan untuk memperkirakan kemampuan
Inteligensi prestasi akademik anak
Hal yang perlu diperhatikan saat mengikuti tes
IQ: harus dalam keadaan sehat, tidak lapar
Faktor budaya, etnis, dan sekolah juga mempengaruhi IQ
Anak usia sekolah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan, dan untuk membuat mereka dimengerti
Penggunaan kosakata dan tatabahasa
Perkembang meningkat terutama dalam hal an Bahasa perkembangan pragmatik (pemahaman dan kalimat dalam konteks sosialnya)
Membaca
Paling baik, diutamakan perkembangan bahasa ibu, agar pemahaman bahasa anak berkembang dulu. Apabila anak memiliki perkembangan verbal yang baik, dapat ditambahkan dengan pembelajaran bahasa lain.
Saat anak pertama kali masuk kelas 1 SD, menentukan keberhasilan akademik pada tingkatan selanjutnya
Ketertarikan, perhatian, dan partisipasi aktif anak berasosiasi positif dengan pencapaian skor di sekolah
Pada sebuah penelitian jangka panjang, kegagalan anak saat kelas I SD disebabkan oleh rendahnya tingkat ekonomi dan sosial, perhatian, dan adanya masalah
Anak di perilaku
Sekolah
Keyakinan anak akan keberhasilan di sekolah (self efcacy) mempengaruhi keberhasilan akademik anak
Prestasi anak perempuan lebih baik daripada anak laki- laki
Peran orangtua besar terhadap keberhasilan akademik anak: keterlibatan orangtua, motivasi, pengajaran sikap terhadap belajar
Penerimaan kelompok sebaya dan ukuran kelas
3 Masalah utama belajar: ketidakmampuan intelektual, kesulitan belajar, dan ADHD
Masalah yang banyak terjadi ADHD dan disleksia (gangguan perkembangan bahasa dimana anak mengalami kesulitan
Mendidik
membaca)
Anak
Anak dengan IQ di atas 130, disebut anak
Berkebutuh
berbakat (gifted)
an Khusus Anak yang kreatif belum tentu IQ-nya
tinggi, dan sebaliknya
Pendidikan khusus untuk anak berbakat, menekankan pada pengayaan dan akselerasi