PROPOSAL SKRIPSI Q dan Sistem Akuntansi Keuang

1

PROPOSAL SKRIPSI
Oleh : Saiful Bahri

A. Judul Penelitian
Penelitian ini berjudul “Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton
Probolinggo“
B. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, Pemerintah
terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan
sistem pendidikan. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah
peningkatan kompetensi guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan Pemerintah
yang di dalamnya memuat usaha Pemerintah untuk menata dan memperbaiki
mutu guru di Indonesia.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah1. Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub sistem pendidikan
nasional merupakan faktor kunci yang memiliki peran yang sangat strategis.
Pada hakikatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada
1

Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
(Surabaya: Kesindo utama, 2006),hal.3.

2

semua jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru,
disamping perlunya faktor-faktor penunjang lainnya. Kualitas kemampuan
guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan.
Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi 2. Guru
harus bisa menempatkan diri sebagai orang tua yang kedua, dengan
mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung atau wali anak didik
dalam jangka waktu tertentu.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru
dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu yang
disebut standar kompetensi. Standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai

suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan3. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan
bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional
sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi, dan bidang pendidikan4.
Kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian merupakan dua
hal penting yang harus dimiliki guru demi terciptanya mutu pendidikan yang
baik. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memiliki legalitas,
kemampuan dan penguasaan materi dengan baik. Selain itu, adanya
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta adanya
interaksi yang baik dengan peserta didik dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran, Adanya inovasi dalam pembelajaran akan memberikan nuansa
2

Mukhlison Efendi, Ilmu Pendidikan,(Yogyakarta : Nadi Offset, 2008), hal.21.
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2008), hal.93.
4
Oemar Hamalik, Ibid hal.36
3


3

baru bagi peserta didik dan akan dapat menimbulkan motivasi dalam belajar
serta akan menghilangkan kejemuan dalam belajar.
Guru seyogyanya mempunyai kepribadian yang baik, memberikan
teladan yang baik pada anak didiknya dengan nilai-nilai yang Islami. Hal itu
tercermin dari tingkah laku lahir berupa ucapan, cara berpakaian, cara makan,
cara berjalan, cara berpikir, sikap terhadap sesuatu, seseorang dan segala hal,
bahwa falsafah hidup guru adalah ibadah kepada Allah.
Proses belajar dari hasil belajar peserta didik bukan saja ditentukan,
oleh sekolah/madrasah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka5. Guru yang kompeten akan mampu menciptakan
lingkungan yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya, sehingga belajar para peserta didik berada pada tingkat optimal.
Guna meningkatkan mutu pendidikan, faktor profesionalisme tenagatenaga yang berlangsung berada dalam kelas, guru menduduki posisi yang
sangat strategis. Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai
keahlian khusus, sebagai suatu profesi maka harus memenuhi kriteria
profesional6.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah/

madrasah, sangatlah penting dalam mengatur aktivitas proses belajar
mengajar. Disamping itu kepala sekolah/madrasah juga bertanggung jawab
langsung terhadap pelaksanaan segala jenis dan bentuk peraturan atau tata
5

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta :
PTBumi Aksara, 2006), hal.36
6
E. Mulyasa, Ibid, hal.97-98

4

tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Kepala sekolah/madrasahjuga memegang peranan penting dan strategis dalam
menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa
kepala sekolah/madrasah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai
edukator, administrator, dan supervisor7.
Melihat penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab guru di atas,
sebenarnya terlihat bahwa tuntutan kepada guru sangat berat. Tugas dan
tanggung jawab seberat ini hanya dapat dilaksanakan oleh guru-guru yang

memiliki loyalitas dan kompetensi yang baik pula. Bila tidak, maka
pendidikan akan terus berjalan ditempat atau bahkan mundur selangkah demi
selangkah menuju kehancuran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
membahas tentang bagaimana upaya kepala sekolah/madrasah sebagai
manajer dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru
yang itu merupakan sumber utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan
akan melahirkan suatu pembelajaran yang efektif maupun tujuan pendidikan
yang unggul dan bermutu.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah yang
hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7

E. Mulyasa., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung,
2007), hal 97-98

5


1. Bagaimana

upaya

kepala

sekolah/madrasah

dalam

meningkatkan

kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton
Probolinggo?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul
Jadid Paiton Probolinggo?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam upaya
meningkatkan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru di MA Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.

E. Pentingnya Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah/madrasah dalam upaya
meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan peningkatan kompetensi guru.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru yang terhormat di MA Nurul Jadid
bahwa manusia itu mempunyai kelebihan dan potensi yang bisa
ditingkatkan.
3. Menambah pengetahuan penulis dalam hal penelitian.

6

F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian dimaksudkan untuk memberikan penjelasan
secara teoritis atau objek operasional. Pada penelitian ini akan diberikan
batasan bahwa lingkup penelitian yang dimaksud adalah upaya kepala

sekolah/madrasah sebagai pemimpin dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kepribadian guru demi meningkatkan mutu pendidikan yang
akan melahirkan suatu pembelajaran efektif maupun tujuan pendidikan yang
unggul dan bermutu.

G. Definisi Operasional dan Keterbatasan Penelitian
1. Upaya Kepala Madrasah
Upaya dapat diartikan juga sebagai usaha; ikhtiar untuk mencapai
apa yang hendak dicapai untuk di inginkan8. Jadi dalam kaitannya dengan
judul skripsi Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik dan Kepribadian guru, adalah merupakan usaha yang
dilakukan kepala MA Nurul Jadid dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kepribadian guru secara menyeluruh demi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
2. Kompetensi Pedagogik
Istilah pedagogik, berasal dari bahasa belanda paedagogiek yang artinya
ilmu mendidik atau dapat pula dinamakan sebagai ilmu pendidikan9.

8


Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa indonesia, (Surabaya :Amelia, Cet. I, 2003), hal

578
9

Abd. Rahman Saleh dan Soependri Suriadinata, Ilmu Keguruan, Seri Pedagogik,
(Jakarta : Dharma Bhakti, 2003), hal. 11.

7

Pengertian lain tentang kompetensi pedagogik adalah kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik10.
Kemampuan

pedagogik

adalah

kemampuan


mengelola

pembelajaran11.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik meliputi:
1) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan
2) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga
dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masingmasing peserta didik.
3. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia12. Menurut zakiah daradjat (1980) kepribadian
disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya
dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika
menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja13. Kepribadian
mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui
bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan
dari kepribadian seseorang.
10


Piet A Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hal.

29.
11

Buchari Alma, Dkk, Guru Prtofesional Menguasai Metode, hal. 141
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007) hal.117
13
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2009), hal. 33.
12

8

Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil, dewasa,
arif, berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia14.
Seorang pendidik harus pandai menggunakan bahasa yang sopan.
Harus mempunyai kepribadian yang baik dan kuat. Pendidik harus
disenangi dan disegani oleh anak didiknya. Jangan sampai anak didik
menjadi takut padanya atau terlalu berani. Emosinya harus stabil, sebab
nanti akan menghadapi bermacam-macam anak didik. Seorang pendidik
harus dapat menyesuaikan diri, tidak boleh terlalu sensitive atau perasa,
lekas marah, atau penakut15.
Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, baik
tenaga, waktu, maupun ketersediaan logistik, maka penelitian ini hanya
menggali upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik
dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo Tahun Pelajaran
2011/2012.
H. Kajian Pustaka
1. Upaya Kepala Madrasah
Upaya dapat diartikan juga sebagai usaha; ikhtiar untuk mencapai
apa yang hendak dicapai untuk di inginkan16. Jadi dalam kaitannya dengan
judul skripsi Upaya Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik dan Kepribadian guru, adalah merupakan usaha yang
dilakukan kepala MA Nurul Jadid dalam meningkatkan kompetensi
14

Buchari Alma, Dkk, Guru Profesional menguasai Metode dan Terampil Mengajar,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 141.
15
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Cet.Ke-IV (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP, 2002), hal. 62-63
16
Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa indonesia, (Surabaya :Amelia, Cet. I, 2003), hal
578

9

pedagogik dan kepribadian guru secara menyeluruh demi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
a. Peran Kepala Sekolah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat tujuh
peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik);
(2) manajer; (3) administrator; (4) Supervisor (penyedia); (5) leader
(pemimpin); (6) Pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan17;
Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana
disampaikan oleh Kemendiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan
secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru.
1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama
kurikulum

disekolah.

Kepala

sekolah

yang

menunjukkan

komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar disekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya,
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan
mendorong

agar

para

guru

dapat

secara

terus

menerus

meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
17

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/kompetensi-guru-dan-peran-kepalasekolah-2/ akses 22 September 2011

10

2) Kepala sekolah sebagai manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas
yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru.
Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan
memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan
disekolah, seperti : MGMP/MGP tingkat sekolah, in house
training, diskusi profesional dan sebagainya.
3) Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan
yang

sangat

administrasi
pendokumenan

erat

dengan

yang

bersifat

seluruh

berbagai

aktivitas

pencatatan,

program

pengelolaan

penyusunan,

sekolah.

Sebagai

dan

seorang

administrator, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk
memperbaiki dan mengembangkan semua fasilitas sekolah baik
sarana maupun prasarana pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan harus
mampu

menerapkan

operasionalnya

yakni

kemampuannya
kemampuan

dalam

pengelolaan

tugas-tugas
kurikulum,

pengelolaan administrasi peserta didik, pengelolaan personalia,

11

pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi
kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa peran kepala
sekolah sebagai administrator dapat dilihat pada kemampuan
pengelolaan kurikulum, pengelolaan administrasi peserta didik,
pengelolaan

personalia, pengelolaan

sarana dan prasarana,

pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi
keuangan.
4) Kepala sekolah sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran18. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan
sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
tingkat

penguasaan

kompetensi

guru

yang

bersangkutan,

selanjutnya diupayakan solusi, pembinaaan dan tindak lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan
pembelajaran.

18

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,hal.95

12

5) Kepala Sekolah sebagai leader (pemimpin)
Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang
dapat menumbuh suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong
terhadap

peningkatan

kompetensi

guru?

Dalam

teori

kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan
yaitu

kepemimpinan

yang

berorientasi

pada

tugas

dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksibel , disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
6) Kepala sekolah sebagai inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan
teladan kepada seluruh tenaga pendidikan di sekolah, dan
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
7) Kepala sekolah sebagai motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat untuk memberikan motivasi kepada tenaga pendidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan
suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan

13

penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat
sumber belajar (PSB)19.
b. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan (Kepala Sekolah)
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan dapat dibagi atas dua
macam, yaitu20 :
1) Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
a) Pemimpin

berfungsi

merumuskan

dengan

teliti

tujuan

kelompok serta menjelaskannya supaya anggota bisa bekerja
sama mencapai tujuan itu.
b) Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggotaanggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat
dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat
memberi harapan baik. Kepemimpinan harus cocok dengan
situasi yang nyata sebab kepemimpinan yang seefektifefektifnya dalam suatu demokrasi bergantung pada interaksi
antar anggota pada situasi itu.
c) Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam
mengumpulkan

keterangan

yang

perlu

supaya

dapat

mengadakan pertimbangan yang sehat.
2) fungsi yang bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang
sehat dan menyenangkan.

19

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, hal 98-118
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta Timur : Studia
Press,TT), hal.144
20

14

a) Pemimpin

berfungsi

memupuk

dan

memeilhara

kebersamaan di dalam kelompok
b) Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja
yang menyenangkan sehingga dapat dipupuk kegembiraan
dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
c) Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para
anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan
merupakan bagian dari kelompok.
2. Kompetensi Pedagogik dan Kepribadian
a. Kompetensi Pedagogik
Istilah pedagogik, berasal dari bahasa belanda paedagogiek
yang artinya ilmu mendidik atau dapat pula dinamakan sebagai ilmu
pendidikan21.
Pengertian

lain

tentang

kompetensi

pedagogik

adalah

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bagi peserta didik22.
Kemampuan

pedagogik

adalah

kemampuan

pedagogik

merupakan

mengelola

pembelajaran23.
Kompetensi

kemampuan

dalam

pengelolaan peserta didik meliputi:
1) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan

21
Abd Rahman Saleh dan Soependri Suriadinata, Ilmu Keguruan, Seri Pedagogik,
(Jakarta, Dharma Bhakti,1999), hal.11
22
Piet A Sahertian, hal. 29.
23
Buchari Alma, Dkk, Guru Prtofesional Menguasai Metode, hal. 141

15

2) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga
dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masingmasing peserta didik.
3) Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam
bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman
belajar
4) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan
suasana dialogis dan interaktif sehingga pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
6) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui
kegiatan intrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Pedagogik sebagai ilmu pengetahuan yang berfaedah bagi
pelaksanaan pendidikan mempunyai skope jangkauan teori dan
praktek. Adapun cabang-cabang pedagogik diantaranya sebagai
berikut24:
a) Pedagogik

teoritis,

yaitu

bagian

dari

pedagogik

yang

mempersoalkan dasar-dasar bagi kemungkinan dalam prakteknya
untuk pedagogik praktis.

24

14

Abd.Rahman Saleh dan Soependri Suriadinata, ilmu keguruan, seri pedagogik, hal.13-

16

b) Pedagogik sistematis, membicarakan dan menganalisa masalah
situasi pendidikan secara teoritis dan disusun berdasarkan suatu
sistem tertentu.
c) Pedagogik empiris merupakan teori yang didasarkan atas
pengalaman atau hasil-hasil penelitian didalam lapangan praktek
pendidikan
d) Pedagogik praktis, berfungsi mempelajari segi-segi praktis dari
pada pendidikan, seperti bagaimana melaksanakan pendidikan
dalam keluarga, di sekolah, dan di masyarakat.
e) Didaktik, yaitu pedagogik praktis yang membicarakan tentang
prinsip-prinsip belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga
bahan pelajaran dapat dimiliki murid-murid dengan sebaikbaiknya.
Dalam mengelola pembelajaran guru diharapkan untuk
memiliki kemampuan mencakup beberapa hal yaitu25 :
a)

Kemampuan guru dalam memahami peserta didik

b)

Kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran

c)

Kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran

d)

Kemampuan guru dalam menggunakan metode dalam proses
pembelajaran

e)
25

Kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bagian 4 :
Pendidikan Lintas Bidang, (Jakarta: Grasindo, 2007), hal.403

17

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia26. Menurut zakiah daradjat (1980)
kepribadian disebut sebagai sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara
nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan
ketika menghadapi suatu persoalan, atau melalui atsarnya saja27.
Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis.
Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku
seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang.
Kemampuan kepribadian adalah kemampuan yang stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan, dan berakhlak mulia28.
Seorang pendidik harus pandai menggunakan bahasa yang
sopan. Harus mempunyai kepribadian yang baik dan kuat. Pendidik
harus disenangi dan disegani oleh anak didiknya. Jangan sampai anak
didik menjadi takut padanya atau terlalu berani.

Emosinya harus

stabil, sebab nanti akan menghadapi bermacam-macam anak didik.
Seorang pendidik harus dapat menyesuaikan diri, tidak boleh terlalu
sensitive atau perasa, lekas marah, atau penakut29.
Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kualitatif
terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para peserta didik,

26

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, hal.117
Syaiful Sagala, Ibid. hal. 33.
28
Buchari Alma, Dkk,ibid , hal. 141.
29
Sutari Imam Barnadib, ibid hal. 62-63
27

18

yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan, ideal, dan sikap dan juga
persepsi yang dimilikinya tentang orang lain30.
Adapun ciri-ciri bagian yang dibahas yang berkaitan dengan
kompetensi kepribadian adalah :
1) Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru
mempunyai kepribadian seperti dibawah ini :
a) Berkepribadian yang mantap
b) Tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan professional guru
c) Stabilitas dan kematangan emosi
d) Kemampuan memecahkan masalah
2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa
Dalam kompetensi ini kepribadian guru sebagai berikut:
a) Dapat memberikan contoh disiplin
b) Dapat menciptakan situasi yang menyenangkan dalam
kegiatan belajar mengajar
c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik dilingkungan
sekolah kearah yang positif
d) Mampu menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu
dan tepat sasaran.
3) Menjadi teladan bagi peserta didik
30

34-35.

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1992), hal.

19

Dalam hal ini guru akan mendapatkan sorotan peserta didik
serta orang-orang disekitarnya. Yang perlu diperhatikan oleh
seorang guru adalah :
a) Cara berpakaian
b) Gaya bicara
c) Hubungan antar manusia
d) Kebiasaan bekerja
e) Menunjukkan sikap yang baik dan tegas
f) Keputusan rsional
g) Sikap yang selalu menunjukkan semangat hidup
h) Dapat dipercaya dalam aspek kehidupan
4) Berakhlak Mulia
Seorang guru harus berakhlak mulia karena akan menjadi
penasehat bagi peserta didik, dan bagi lingkungan disekitarnya.
Hal-hal yang perlu dikembangkan adalah :
a) Dapat memberikan konseling atau penasehat yang baik
b) Memiliki rasa percaya diri yang istiqomah
c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, dengan niat
ibadah31.
Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki
sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan
idola dalam seluruh segi kehidupan. Karenanya guru harus selalu
berusaha memilih dan melakukan perbuatan yang positif agar dapat
31

E. Mulyasa, Op Cit, hal.121-130

20

mengangkat citra baik dan kewibawaannya, terutama didepan
murid-muridnya. Kompetensi pribadi yang harus dimiliki guru
meliputi:
1) Kemampuan mengembangkan kepribadian
2) Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi
3) Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
Kompetensi kepribadian terkait dengan penampilan sosok
guru

sebagai

individu

yang

mempunyai

kedisiplinan,

berpenampilan baik, bertanggung jawab, memiliki komitmen dan
menjadi teladan32.
Amir Daein Indra Kusuma juga mengatakan bahwa :
“Tugas guru adalah tugas luhur, tugas yang mulia, tugas
mendidik tunas-tunas bangsa, tugas yang patut dijunjung tinggi.
Dan disinilah pula letak kebahagiaan sebagai seorang guru.
Kebanggaan bahwa dirinya telah merasa ikut serta memberikan
andil dalam pembentukan pribadi-pribadi tunas bangsa”33
3. Upaya peningkatan kompetensi kepribadian dan pedagogik
Seperti yang dijelaskan dimuka, kedudukan guru sebagai tenaga
profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

32
33

Syaiful Sagala, op cit. hal. 34.
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hal. 175

21

Untuk mengembangkan fungsi dari pendidikan, guru merupakan
ujung tombak dalam mewujudkannya. Guru mempunyai tugas untuk
mendidik, mengajar dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai
fasilitator memberi bantuan dan layanan kepada peserta didik agar dapat
mencapai hasil optimal34.
Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi.
Guru harus bisa menempatkan diri sebagai orang tua yang kedua, dengan
mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung atau wali anak
didik dalam jangka waktu tertentu.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien guru
dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun
isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang
terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh
para ahli maupun dalam perspektif kebijakan Pemerintah, kiranya untuk
menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk
mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh dan komprehensif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai
tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap
bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk
dalam peningkatan kompetensinya. Adapun beberapa hal yang dilakukan
kepala

sekolah

dalam

meningkatkan

kompetensi

pedagogik

dan

kepribadian guru yaitu melalui :
34

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal.28

22

a. Supervisi
Istilah supervisi berasal dari dua kata, yaitu”super” dan
“vision”. Dalam Webstr’s New World Dictionary, istilah super berarti
“higher in rank or position than, superior to (superintendent), a
greather or better than others” (1991:1343), sedangkan kata “Vision”
berarti “the ability to perceive something not actually visible, as
through mental acutness or keen foresight (1991:1492). Seorang
supervisor adalah seorang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjalankan supervisi
diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan
untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah konkrit
yang tampak, melainkan memerlukan insight

dan kepekaan mata

batin. Ia membina peningkatan mutu akademik yang berhubungan
dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik, yang
berupa aspek akademis bukan masalah fisik material35.
Dengan demikian supervisi adalah bantuan yang diberikan
oleh supervisor kepada seluruh staf sekolah pada umumnya dan para
guru pada khususnya dengan memberikan bimbingan yang mengacu

35

Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal.35-36

23

kepada peningkatan kompetensi pedagogik dan kepribadian guru
sehingga mencapai tujuan dari proses pembelajaran secara maksimal36.
Tujuan dari supervisi adalah untuk menilai kemampuan yang
dimiliki oleh guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidangnya
masing-masing guna membantu mereka dalam melakukan perbaikanperbaikan bila mana diperlukan dengan menunjukkan kekurangankekurangannya agar dapat diatasi dengan usaha sendiri37. Supervisi
yang dilakukan kepala sekolah bisa berupa kunjungan kelas, hal ini
dilakukan untuk dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki guru
dalam mengajar, sehingga diharapkan proses belajar-mengajar dapat
berjalan dengan baik.
Dengan dilakukannya supervisi diharapkan dapat membantu
guru dalam melakukan perbaikan-perbaikan dan perkembangan proses
belajar-mengajar secara total, hal ini berarti bahwa tujuan dari
supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu pengajaran guru, akan
tetapi juga dalam membina dan meningkatkan pertumbuhan pedagogik
dan kepribadian guru dalam arti yang termasuk didalamnya pengadaan
fasilitas-fasilitas, pelayanan, kepemimpinan dan human relation yang
baik antara guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya
sehingga

dapat

mengembangkan

situasi

yang

memungkinkan

terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik
b. Workshop dan Lokakarya
36
37

Ibrahim Bafadal, supervisi pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,1992), hal. 2.
Ibid, hal.4.

24

Workshop yang dilakukan dalam dunia pendidikan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kesanggupan berfikir dan
bekerja bersama-sama secara kelompok ataupun bersifat perseorangan
untuk membahas dan memecahkan segala permasalahan yang ada baik
mengenai masalah-masalah yang bersifat teoritis maupun yang bersifat
praktis dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas kompetensi
pedagogik dan kepribadian guru sehingga dapat menjalankannya sesuai
dengan tugas masing-masing38.
Tujuan dari workshop atau lokakarya ini adalah agar guru dapat
menyusun contoh model rencana pembelajaran untuk tiap bidang studi
yang meliputi :
1) Ketrampilan dalam merumuskan tujuan intruksional khusus.
2) Ketrampilan dalam memilih materi pelajaran yang relevan
dengan tujuan yang telah ditentukan.
3) Ketrampilan

dalam

mengatur

langkah-langkah

kegiatan

belajar-mengajar.
4) Ketrampilan menggali sumber-sumber bahan pelajaran yang
dibutuhkan.
5) Ketrampilan dalam membuat media pembelajaran atau alat-alat
peraga sendiri sesuai dengan perkembangan teknologi
6) Ketrampilan dalam menyusun beberapa bentuk tes obyektif.

38

Piet A Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hal.108.

25

7) Ketrampilan dalam ikut serta mengatasi faktor-faktor psikologi
yang di alami oleh siwa39.
c. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan
disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang
moderator40. Diskusi panel ini dilakukan untuk dapat memecahkan suatu
masalah yang dihadapi oleh para guru sebagai peserta dan narasumber
sebagai orang yang dianggap lebih menguasai dan memiliki pengetahuan
yang luas dibidangnya, memiliki kemampuan berpikir dan memberi
tanggapan secara cepat dan dorongan kemauan secara aktif untuk
berpartisipasi dalam diskusi.
Tujuan Diskusi Panel ini adalah :
1) Untuk Menjajaki suatu permasalahan secara terbuka agar dapat
memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang
masalah yang dihadapi ditinjau dari berbagai sudut pandang.
2) Untuk menstimulir para pendengar agar mampu mengarahkan
segala perhatiannya terhadap masalah yang dibahas melalui
dinamika kelompok sebagai hasil dari interaksi dengan peserta
yang lain.
3) Untuk memberikan kesempatan luas bagi para guru untuk
mengaktualisasikan diri dalam berbagai kegiatan.
d. Seminar
39
40

Ibid, hal.111
http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi, akses pada 03 Oktober 2011

26

Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran
akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu
organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin
seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih"41.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang
khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif.
Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang
moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam
bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula
dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar
biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas).
Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa
kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga
pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan
sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.Seminar yang
dilaksanakan adalah suatu bentuk pendalaman atau penyelidikan tersendiri
bersama-sama dalam menyikapi berbagai masalah dengan mendengarkan
laporan dari salah seorang anggotanya maupun untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang ada dengan dibimbing secara cermat oleh orang
yang ahli dibidangnya.
Seminar

yang

dilakukan

bertujuan

untuk

mengadakan

intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan, pengertian serta
ketrampilan para anggota kelompok dalam suatu latihan yang intensif
41

http://id.wikipedia.org/wiki/Seminar, akses pada 03 Oktober 2011

27

pula. Seminar ini bermaksud untuk memanfaatkan sebaik mungkin
produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling bertukar
pengalaman dan saling mengkoreksi antara anggota kelompok yang
lain.

I. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan merupakan penelitian
kualitatif, yaitu prosedur penelitiannya menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati42.
Oleh karena itu penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu
menguraikan secara teratur seluruh konsep yang ada dan relevansinya dengan
pembahasan, dalam arti penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang
upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan
kepribadian guru-guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Ada beberapa unsur metode penelitian yang harus di jelaskan yaitu :
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah/madrasah, wakil
kepala, serta guruMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
2. Metode Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, dalam penelitian ini
digunakan metode-metode sebagai berikut :
42

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), hal.3

28

a. Metode Wawancara
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik
dan kepribadian guru di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.
Wawancara ini dilakukan secara mendalam yaitu melalui pertemuan
secara berulang-ulang dengan informan yang diarahkan pada
pemahaman pandangan informan yang diungkapkan dengan kata-kata
informan sendiri.
b. Metode Observasi
Untuk
mengamati

pengamatan

secara

partisipan

langsung

kegiatan

dilakukan
guru

dalam

dalam

rangka

penerapan

kompetensi pedagogik dan kepribadian yang dimiliki dalam proses
pembelajaran peserta didik MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo dalam
kelas.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah suatu metode pengumpulan data
melalui bantuan dokumen yang menyimpan berbagai sumber data yang
akan dikumpulkan yang berupa catatan-catatan, dokumen-dokumen,
buku, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan dengan metode ini
diantaranya, yang berhubungan dengan letak geografis, sejarah dan
perkembangannya, struktur organisasi, jumlah dan keadaan guru,
karyawan, peserta didik, keadaan sarana dan prasana, serta visi dan
misi MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

29

J. Metode Analisis Data
Setelah melakukan penelitian dan data dikumpulkan, maka proses
selanjtnya adalah analisis data. Analisis data. Tehnik yang digunakan Disini
dilakukan dengan tehnik analisis deskriptif. Deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Selain itu, data yang
dikumpulkan tersebut berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti.43 Dengan demikikian, kegiatan selanjutnya adalah proses
pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data.44
K. Jadwal Penelitian
No

Kegiatan

1
2
3
4
5
6

Agust

Pengajuan Judul
IV
Penulisan Proposal
Pengumpulan Data
Studi Lapangan
Penulisan dan Bimbingan Skripsi
Penyerahan ke Fakultas

43
44

Lexy. op cit. Hal 6
Ibid. Hal 103

Sept

Okt

I
II
I - IV
I - IV

I - IV
I - IV

Nop

I