manajemen dan pemasaran dan koperasi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasaran diartikan sebagai suatu proses usaha untuk memudahkan
barang dan jasa dari lokasi produsan sampai ke konsumen akhir. Maksud dari
proses usaha tersebut adalah pabrikan atau produsen dapat mencapai tujuannya,
yaitu memuaskan pembeli atau konsumen. Bahkan ada yang lebih menekankan
pada kepuaskan konsumen, samapai-sampai membuat falsafah “konsumen adalah
raja”. Jadi konsumen harus dilayani dan diupayakan kepuasannya oleh para
penjual atau produsen secara optimal agar mereka tidak lari ke produk pesaing
atau ke penjual lain.
Dalam pembahasan ini akan disajikan pengertian umum secara sederhana
mengenai pemasaran. Pemasaran (marketing) dalam perkoperasian akan ditinjau
dari fungsi utama koperasi, yaitu penyaluran yang meliputi pembelian, penjualan,
dan promosi.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
kami kelompok 2 memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penulis
mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
a. Pengertian umum pemasaran?
b. Tiga pendekatan pemasaran?

c. Koperasi sebagai lembaga pemasaran?
d. Kelemahan pemasaran koperasi?
e. Efisiensi pemasaran?
f. Operasional pemasaran bagi koperasi?
1.3. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
a. Penulis inggin mengajak pembaca untuk lebih memahami manajemen
pemasaran koperasi.

1

b. Penulis juga inggin menjelaskan tentang pengertian umum pemasaran dan
tiga pendekatan pada pemasaran.
c. Menjelaskan bagaimana koperasi sebagai lembaga pemasaran dan
kelemahan dari pemasaran koperasi itu sendiri.
d. Penulis juga inggin menjelaskan tentang efisiensi pemasaran dan
operasional pemasaran bagi koperasi kepada pembaca.

2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Umum Pemasaran
Pemasaran merupakan aktivitas yang penting bila dibandingkan dengan
aktivitas lainnya pada suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena berhasil atau
tidak berhasilnya perusahaan dalam berusaha, tergantung pada berhasil tidaknya
perusahaan dalam menjual hasil produksinya. Semakin besar jumlah produksi
yang terjual semakin besar harapan memperoleh keuntungan yang menjadi tujuan
utama perusahaan. Jadi pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam suatu
masyarakat, khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.
Menurut W.J. Stanton (1975, 51), pemasaran merupakan keseluruhan
aktivitas perdagangan yang meliputi penjualan, pembelian, pergudangan atau
penyimpanan, dan promosi. Perdagangan mencakup kegiatan memelihara atau
menjaga agar barang yang akan dijual tidak mengalami kerusakan dan turun
kualitasnya

sehingga

benar-benar


dapat

memuaskan

pembeli.

Jika

memungkinkan, dalam penggudangan diadakan pengolahan lebih lanjut dan
pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan potensi penjualan. Di sini perlu
ditetapkan aturan mengenai bagaimana barang yang dibutuhkan bagian penjualan
untuk segera dikirim ke pelanggan dapat berjalan lancer, hemat biaya, dan
memuaskan pelanggan.
Secara umum, pengertian pemasaran (marketing) adalah tindakan yang
menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang dan jasa dari penjual kepada
pembeli, yang menimbulkan distribusi fisik atas barang tersebut. 1 Sasaran akhir
setiap usaha pemasaran adalah menempatkan barang atau jasa ke tangan
konsumen akhir. Pada koperasi sebagian besar konsumennya adalah para
anggotanya sendiri. Fungsi pemasaran meliputi hal-hal berikut:

1) Fungsi pertukaran, yaitu menjual dan membeli baik bahan baku maupun
barang jadi.
2) Fungsi pengadaan fisik barang dagangan yang meliputi pengangkutan dan
penyimpanan, termasuk transfer sementara.

1

Winardi (1980). Asas-asas Marketing, Penerbit Alumni. Bandung.

3

3) Fungsi pemberian jasa yaitu menanggung risiko, standardisasi, dan
informasi pasar.
Di dalam informasi pasar terdapat hal-hal yang sangat penting, yaitu”
 Produk apa yang akan dijual pada dalam suatu waktu tertentu serta berapa
jumlahnya untuk masing-masing jenis barang.
 Produk apa yang dibeli oleh pelanggan tertentu.
 Perincian mengenai jenis dan kualitas masing-masing barang, harga
barang yang diinginkan pembeli, dan syarat pembeliannya apakah dengan
cara kontan atau kredit. Selain itu, harus juga diketahui lokasi tempat

tinggal para konsumen dan saluran penjualan yang diinginkan, apakah
secara langsung dari penjual ke pembeli atau lewat pedagang perantara
yang ada atau melalui makelar.
 Preferensi produk dari para konsumen atau calon konsumen.
 Motivasi mereka membeli barang, apakah ada kegunaan yang utama atau
tidak dari barang yang mereka beli.
Selanjutnya Phillip Kotler2 menyatakan bahwa manajemen pemasaran
merupakan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran
yang menyenangkan dengan pasar, agar tujuan organisasi tercapai. Kegiatan
pemasaran dimulai dari perencanaan tentang produk, kemudian memproduksi
serta menyalurkan produk atau jasa tersebut ke tangan konsumen untuk
dikonsumsi. Dalam perkembangan terakhir, sampai barang sudah dikonsumsi pun
masih menjadi tanggung jawab pemasaran dimana hal ini Nampak pada pelayanan
purnajual (after sales service). Pihak produsen atau penyalur memberi garansi
atau kerusakan barang yang telah dibeli sampai jangka waktu tertentu. Hal ini
dimaksudkan untuk memuaskan pelanggan dan menarik minat para calon
pelanggan yang baru, sehingga kuantitas penjualan mengalami kenaikan dalam
waktu yang akan datang.


2.2. Tiga Pendekatan Pemasaran
2

Kottler, Phillip (1980). Marketing Managemen. Analysis, Planning, and Control, Prentice Hall.
International editions. New Yersey. Fourth editions.

4

Terdapat tiga pendekatan dasar yang biasanya digunakan dalam
menguraikan system pemasaran (pendekatan pemasaran) yaitu:
1. Pendekatan Komoditi (Commodity Approach), yaitu mempelajari teknik
pemasaran yang lebih baik dengan cara menyelidiki seluk-beluk barang
yang dapat dirasa oleh pembeli seperti kualitas barang, harga, merk, dan
periklanan.
2. Pendekatan Kelembagaan (Institutional Approach), yaitu pendekatan yang
membahas peran lembaga atau badan yang memindahkan barang atau jasa
dari produsen ke konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Badan yang menyalurkan secara langsung ini dikenal dengan istilah
saluran distribusi (channel of distribution), yaitu pedagang perantara
seperti agen, pedagang besar, dan pengecer. Badan yang menyalurkan

secara tidak langsung adalah badan yang mendukung kegiatan pemasaran
seperti biro iklan, reklame, media cetak, dan sebagainya.
3. Pendekatan Fungsional (Functional Approach), yaitu pendekatan dari
aktivitas pokok atau fungsi pokok pemasaran yang telah dilaksanakan oleh
system pemasaran. Di sini berarti semua proses kegiatan pokok dari awal
sampai akhir.
Selain pendekatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga pendekatan
biaya dimana hal ini sejalan dan searah dengan pendekatan teori ekonomi.
2.3. Koperasi Sebagai Lembaga Pemasaran
Lembaga yang mengadakan kegiatan pemasaran, menyalurkan barang dan
jasa dari produsen ke konsumen, serta mempunyai hubungan organisasi satu
dengan yang lain disebut sebagai lembaga pemasaran. Lembaga-lembaga inilah
yang melaksanakan fungsi pemasaran sehingga terpenuhi segala kebutuhan
konsumen. Unsur-unsur pemasaran, yaitu produsen, lembaga distribusi,
konsumen, dan pemerintah, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
penyempurnaan system pemasaran sehingga lebih efisien.
Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para produsen, terutama
produsen kecil disebut sebagai koperasi produsen. Jadi sebagian besar anggotanya
membuat barang yang jenisnya sama dan lokasi usahanya relative berdekatan.


5

Para anggota ini memerlukan bahan baku dalam membuat barang. Dalam hal ini,
koperasi dapat berfungsi sebagai koordinator pembelian, yaitu membelikan bahan
baku kebutuhan mereka secara bersama-sama serta kebutuhan alat-alat produksi
dan bahan-bahan lain yang diperlukan oleh para anggotanya. Karena pembelian
ini dilakukan secara bersama-sama dalam jumlah yang besar, maka koperasi dapat
berhubungan langsung dengan produsen bahan baku tersebut, guna merundingkan
masalah potongan harga sehingga barang-barang tersebut dapat dibeli secara lebih
murah.
Dengan demikian, koperasi bermanfaat bagi anggotanya, yaitu dapat
membelikan atau melayani kebutuhan bahan baku para anggota dengan kualitas
yang terjamin, jumlah yang cukup, harga yang murah, dan waktu yang sesuai.
Untuk selanjutnya kita akan membahas koperasi produsen dimana keadaan yang
lebih penting sekarang adalah bagaimana menjual hasil produksi mereka.
Penjualan merupakan starting point atau titik awal untuk memulai usaha atau
mempertimbangkan seluruh kegiatan perusahaan. Perusahaan pada koperasi
produsen hamper seluruhnya dilakukan kepada nonanggota dimana persaingan
lebih besar dan lebih banyak. Apabila produsen merupakan anggota koperasi yang
melakukan penjualan nonkoperasi, disini koperasi harus pandai melaksanakan

manajemen penjualan yang baik. Sangat tepat apa yang ditulis oleh Prof. Sukanto
dalam bukunya Manajemen Koperasi, bahwa “peningkatan kesejahteraan tidaklah
cukup hanya dengan meningkatkan produksi saja, tetapi yang lebih penting lagi
adalah memberi jaminan bahwa hasil produksi akan selalu dapat disedot oleh
pasar dengan harga yang baik”.
Berdasarkan prinsip identitas dari koperasi, yaitu anggota koperasi adalah
sebagai pemilik dan sekaligus pelanggan, maka pemberian pelayanan kepada
anggotanya harus benar-benar memuaskan. Pelayanan tersebut dapat diberikan
dengan beraneka ragam, seperti:
a) Pelayanan sepenuhnya hanya kepada anggotanya saja.
b) Pelayanan terutama diberikan kepada anggota, di samping kepada
nonanggota.
c) Memberikan pelayanan yang sama, baik kepada anggota maupun kepada
nonanggota.

6

d) Kombinasi dari tiga alternative tersebut diatas.
Segmen pembeli mana yang akan tercakup dari keempat variasi diatas,
tergantung dari jenis barang, daerah penjualan, kemampuan pelayanan, dan

keinginan koperasi itu sendiri sesuai mandat dari Keputusan Rapat Anggota.
2.4. Kelemahan Pemasaran Koperasi
Keberhasilan pemasaran suatu barang merupakan kunci majunya
perusahaan yang memproduksinya. Hal ini tidak sulit dimengerti karena jika
barang-barang yang diproduksi tidak laku di jual, maka akan diapakan? Dari mana
perusahaan dapat menutup biaya-biaya produksi? Dengan apa perusahaan
membayar biaya tidak langsung yang dikeluarkan?
Secara umum penjualan bagi perusahaan merupakan kunci keberhasilan
untuk maju. Hal ini juga berlaku bagi koperasi, terutama yang bergerak dalam
bidang perdagangan atau yang memproduksi jenis barang tertentu. Jika koperasi
di Indonesia dinilai belum maju, maka salah satu penyebabnya adalah belum
lancarnya pemasaran. Beberapa factor yang menjadi penyebab tertinggalnya
badan usaha koperasi dibandingkan perusahaan lainnya, dapat dilihat dari aspek
pemasarannya, seperti:
1) Biaya pengolahan input relative tinggi sedangkan harga penjualan output
kurang memadai. Hal ini menyebabkan koperasi kurang mampu bersaing.
2) Kualitas barang yang dihasilkan (produksi) masih kurang baik sehingga
para pelanggan banyak yang kurang puas.
3) Barang hasil produksi kurang dikenal karena belum banyak dipromosikan.
4) Lokasi tempat penjualan sering kurang strategis, jauh dari tempat pembeli,

dan angkutan dari tempat tersebut sulit untuk dicapai sehingga
menimbulkan rasa enggan bagi para pembeli.
5) Lemahnya permodalan dalam membiayai pemasaran yang lebih luas dan
intensif.
6) Tingkat marjin keuntungan yang diterima koperasi sangat kecil karena
usaha pemasaran yang relative panjang, terutama dalam saluran distribusi
antara produsen dengan koperasi dan antara koperasi dengan pembeli
termasuk pembeli nonkoperasi.

7

7) Terbatasnya informasi dan data mengenai sumber input yang dapat
dimanfaatkan oleh koperasi, termasuk tata cara pengadaannya.
8) Rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan para anggota terhadap
pemasaran serta pemahaman pasar, karena sebagian besar anggota
koperasi adalah para petani kecil, pedagang kecil, peternak, dan nelayan
kecil. Pihak koperasi sendiri belum memiliki tenaga pemasaran yang
profesioanl dalam menjalankan fungsinya sebagai koordinator pemasaran.
9) Kurangnya informasi pasar bagi koperasi yang meliputi informasi
preferensi produk para pelanggan, informasi harga, informasi mengenai
jenis dan kualitas barang, selera dan kemampuan calon konsumen,
motivasi pembeli, serta teknik-teknik penjualan yang baik.
10) Para anggota sebagai individu, petani atau produsen, industry kecil, dan
peternak kecil lebih menyukai pergi sendiri ke pasar, bertransaksi
langsung dengan pembelinya, dan belum banyak memanfaatkan
keuntungan dengan menjual bersama, atau melalui koperasi. Pihak
koperasi sendiri juga belum begitu banyak berinisiatif menampung hasil
produksi para anggota untuk dijual bersama-sama dengan harga yang lebih
pantas.
11) Daerah pemasarannya masih bersifat local belum mampu menembus
pasaran yang lebih luas lagi, misalnya pasar ke negara lain.
2.5. Efisiensi Pemasaran
Kegiatan pemasaran selalu diusahakan agar dapat memenuhi preferensi
konsumen. Apabila dilihat dari sudut pemasaran koperasi, maka koperasi harus
dapat memenuhi preferensi anggota. Namun semua kegiatan pemasaran itu harus
tetap berorientasi pada efisiensi. Menurut Saleh Safrandji, untuk mencapai
efisiensi ini harus diperhatikan dua hal pokok, yaitu:
1. Memantapkan loyalitas anggota dalam hal jual beli barang yang
dibutuhkan oleh anggota melalui koperasi.
2. Memantapkan partisipasi anggota dalam akumulasi modal, penghasilan,
dan inisiatif perbaikan produk, pelayanan, harga, dan biaya.

8

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, maka tantangan yang akan
dihadapi koperasi, terutama koperasi di pedesaan seperti KUD, adalah
mengurangi tingkat ketergantungan dalam memilih harga, penyalur, ongkos,
bahan, dan lain-lain. Di sini diperlukan para Pembina koperasi dalam hal seperti:
a) Mengkaji dan mengembangkan, terutama untuk komoditi pertanian, pasar
antar desa-kota (critical link performance) untuk menunjukkan sumber
daya kelembagaan agar skala usaha lebih meningkat.
b) Koperasi

dapat

meningkatkan

kemampuan

bisnisnya

(bussines

power)secara lebih efisien dan efektif, misalnya dengan konsep system
operasional yaitu keterkaitan timbal balik antara manajer dan anggota
koperasi.
c) Koperasi bertindak sebagai penyusun inisiatif atau integrator agar dapat
merangsang tumbuhnya pasar secara lebih luas.
Apabila peranan tersebut sudah dijalankan, maka dapat diharapkan
peningkatan kegiatan pemasaran antar desa-kota secara seimbang yang sudah
dirintis oleh koperasi, khususnya koperasi pedesaan. Secara lebih luas,
manajemen koperasi yang berhasil meningkatkan pemasaran akan membantu
mengembangkan

pertumbuhan

ekonomi

dan memeratakan

pembangunan

ekonomi.
2.6. Operasioanal Pemasaran Bagi Koperasi
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi mencakup fungsi
pembelian, penjualan, dan promosi. Bila pelaksanaan terhadap ketiga fungsi ini
sudah tepat maka akan mempunya dampak yang kuat terhadap manfaat dan
kepuasan yang dihasilkan oleh koperasi bagi anggotanya, termasuk nonanggota.
Besarnya manfaat dan kepuasan itu akan berpengaruh terhadap intensitas usaha
koperasi dan anggota, sehingga mempengaruhi besar kecilnya SHU koperasi.
Di sini dapat disimpulkan bahwa kualitas koperasi banyak ditentukan oleh
manfaat yang dapat di peroleh bagi anggotanya maupun pemiliknya. Partisipasi
dan loyalitas aggota akan makin meningkat apabila manfaat atau keuntungan yang
diperoleh dari koperasi lebih baik di banding dari nonkoperasi. Manfaat yang

9

langsung diterima anggota dapat berwujud atau tercermin dari produksi, harga,
pelayanan, informasi pasar, promosi, dan lain-lain.
2.6.1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bayak dilakukan oleh koperasi produsen di mana anggotanya
adalah para produsen yang memproduksi barang yang sejenis dan mereka dapat
menjualnya secara sendiri-sendiri (secara individual) ke pasar. Di samping itu, di
antara mereka dapat pula terjadi persaingan untuk menguasai pasar meskipun
mereka adalah teman, tetangga, dan sesame anggota koperasi. Mereka sering juga
di permainkan oleh para pembeli karena mereka berjalan secara sendiri-sendiri,
sehingga menjadi lemah terutama apabila pembelinya adalah para pedagang
pengempul. Akibatnya para pengusaha ini sulit untuk mendapat keuntungan yang
lebih besar. Di sini koperasi dapat menjadi dewa penyelamat dengan menolong
nasib para petani kecil, pengrajin kecil, dan nelayan yang lemah. Salah satu
caranya adalah dengan mengumpulkan atau menampung hasil produksi mereka,
kalau perlu menyimpannya dulu atau mengolahnya, baru pada kondisi yang baik
dijual ke pasar, dengan harga yang lebih pantas.
Manfaat lainnya adalah dapat menghemat biaya-biaya seperti biaya
transportasi, promosi dan biaya tenaga penjualan. Kalau penjualan dilakukan
sendiri-sendiri, maka semua biaya pemasaran akan mereka tanggung sendirisendiri. Hal ini akan lebih murah kalau dilakukan secara bersama-sama oleh
koperasi, sehingga biaya penjualan dapat dihemat. Agar semuanya itu dapat
dilaksanakan, maka manajer dan kepala unit harus mempelajari dan melaksanakan
manfaat system pooling yang dapat dilihat pada buku ekonomi koperasi. Apakah
system tersebut dapat dilaksanakan pada masing-masing koperasi?
Dalam menghadapi musim atau kondisi pasar yang kurang baikdan
persaingan yang ketat, produsen di tuntut untuk memodifikasi hasil produksi,
meningkatkan kualitas, mengawetkan, melakukan kegiatan pascapanen lainnya.
Hal ini merupakan kegiatan yang berat apabila dilakukan sendiri oleh pedagang
kecil atau pengusaha kecil. Dalam hal ini peranan koperasi dapat lebih dirasakan
dalam membiayai serta mengurus secara bersama-sama sehingga mampu
meningkatkan hasil produksi, mengolah lebih lanjut, memodifikasi, dan
melakukan kegiatan pascapanen secara bersama-sama. Semua ini dapat menekan

10

biaya sehingga produk bisa dijual dengan lebih murah disbanding dengan
nonkoperasi.
Koperasi diharuskan mempunyai tenaga pemasaran sendiri yang
professional sehingga mampu mencari terobosan dalam melakukan penjualan,
menghubungi pemerintah, dan menghubungi perusahaan yang lebih besar sebagai
bapak angkat atau sebagai mitra kerja sama. Kerja sama ini dapat juga dilakukan
dengan koperasi lain atau koperasi swasta yang sekiranya dapat membantu
mengembangkan penjualan. Apabila tenaga pemasaran yang professional belum
ada, koperasi dapat mengirimkan karyawannya untuk dididik serta dilatih di
lembaga-lembaga pendidikan yang ada, misalnya pada Akademi Koperasi,
IKOPIN, di Fakultas Ekonomi, atau di Koperasi Jasa Manajemen (KJM) yang
secara professional memberikan pengarahan, pembinaan, dan ketrampilan tentang
pemasaran serta perkoperasian.
Dengan kata lain, apa gunanya produksi naik dan meningkat namun tidak
dapat dijual dengan mudah serta dengan harga yang pantas. Oleh karena itu,
pemasaran koperasi merupakan hal yang penting dan porsi pemerintah (atau pihak
lain) harus di tingkatkan apabila inggin benar-benar membantu koperasi.
2.6.2. Fungsi Pembelian
Fungsi ini banyak dilakukan oleh jenis koperasi produsen dalam rangka
membeli bahan baku di mana para pengrajin atau pengusaha kecil sering
melakukannya secara sendiri-sendiri dan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Akibatnya, tidak jarang terjadi mereka menganggur karena bahan baku kosong
atau tidak tersedia di pasaran pada hari tersebut. Selain itu, para penjual bahan
baku sering juga memainkan harga seperti menetapkan harga dengan seenaknya
karena mereka tahu bahwa pembeli bahan ini sangat membutuhkan. Tingginya
harga bahan baku ini lebih terasa lagi bagi produk pertaniaan yang sifatnya
tergantung musim, misalnya mlinjo untuk membuat emping. Bagi para petani
yang sangat membutuhkan pengadaan pupuk, obat penyemprot hama, dan bibit
juga tergantung kepada para pedagang yang senang mengambil keuntungan yang
besar. Dalam hal ini, koperasi sangat besar manfaatnya bagi anggota jika dapat
mengkoordinir pembelian barang yang sangat di butuhkan, misalnya bahan baku
diproduksi atau disediakan bersama. Sebagai contoh konkrit yang banyak dialami

11

oleh anggota KUD, seperti para petani kecil, petani cengkeh, nelayan kecil, dan
industry kecil di mana produksi mereka sudah naik namun sulit memperoleh
harga jual yang memadai. Keuntungan yang di peroleh koperasi dan anggota
dapat di simpulkan sebagai berikut:
a) Kebutuhan akan bahan baku dapat disediakan sepanjang waktu karena
pengadaanya ditangani koperasi yang sekaligus mendistribusikannya.
b) Kualitas bahan baku dapat dipercaya memenuhi syarat yang diperlukan
anggota.
c) Harga barang dapat lebih murah jika mereka mampu memperpendek
saluran distribusinya, artinya dapat mencari sumber bahan baku (langsung
ke produsen), jadi tidak banyak pedagang perantara yang dilewatkan.
d) Jika anggota tidak mempunyai modal, mereka dapat mengambil dulu
barangnya, sedangkan pembayarannya belakangan (berarti koperasi
melayani kredit).
e) Kalau usaha tersebut memperoleh keuntungan hal itu menjadi milik
koperasi. Besar kecinya keuntungan ini mempengaruhi jumlah SHU yang
akan di bagikan kepada para anggotanya. Siapakah yang termasuk
anggota? Yang menjadi anggota mencakup mereka yang membeli dengan
kata lain memberikan laba untuk dirinya sendiri dan sesame anggota.
Koperasi yang kegiatan utamanya menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi
para anggota disebut koperasi konsumsi. Jika koperasi ini melakukan pembelian
secara bersama-sama dan dalam jumlah langsung ke sumbernya, mereka akan
mendapatkan rabat atau potongan harga sehingga akan lebih murah. Koperasi ini
dapat juga bekerja sama dengan perusahaan atau koperasi lain yang memproduksi
barang yang dibutuhkan sehingga kualitas barang yang di beli oleh anggota lebih
terjamin. Kesinambungan pengadaanya juga dapat diandalkan karena koperasi
dapat menyimpan barang-barang yang bersifat musiman.
Bagi anggota koperasi yang membutuhkan barang tetapi tidak memiliki
uang (karena modalnya kecil), mereka dapat membelinya secara kredit ke
koperasi dengan bunga rendah dan syarat yang mudah. Seandainya harga beli
barang tersebut sama dengan harga pasar, maka keuntungan atas jual beli barang
itu dapat di nikmati bersama lewat SHU koperasi. Sekali lagi, koperasi harus

12

mempunya tenaga khusus yang ahli tentang seluk-beluk barang yang akan
diperjualbelikan dan personil yang mempunyai keterampilan dalam pertokoan,
yang akan ditugaskan mengurus pelaksanaan jual beli tersebut secara serius.
2.6.3. Fungsi Promosi
Jika pasar semakin di penuhi dengan persaingan, maka di tuntut usahausaha dari para penjual untuk secara lebih intensif menghubungi para pembeli
atau calon pembeli. Salah satu caranya adalah dengan promosi. Kondisi pasar
sekarang menuntut koperasi untuk mulai mengadakan promosi. Promosi jiak di
lihat dari segi biaya memang mahal, tetapi manfaat yang akan di peroleh bagi
keberhasilan penjualan juga sangat besar. Salah satu cara promosi yang murah
adalah dengan mengadakan promosi bersama. Koperasi mempunyai kesempatan
yang lebih baik dalam mendekati para produsen dan pengrajin, sehingga dapat
mengkoordinir pelaksanaan promosi bersama dengan cara yang murah dan sehat,
seperti:
a) Menyelenggarakan pasar murah bersama.
b) Menyelenggarakan pameran bersama atas hasil produksi barang-barang
sejenis.
c) Menyelenggarakan peringatan hari besar bersama-sama dengan instansi
yang terkait, sambil mengadakan kampanye penggunaan alat-alat yang di
hasilkan oleh koperasi setempat.
d) Membuat leaflet, brosur, buku petunjuk, dan katalog spanduk secara
bersama-sama.
e) Memasang iklan di harian, majalah, atau di radio-radio dengan secara
gabungan, sehingga biayanya dapat di hemat.
f) Meminta bantuan kepada pemerintah daerah atau departemen perdagangan
dan perindustrian, untuk membantu memasarkan barang-barang ke luar
daerah atau bahkan ke luar negri serta ke pasar internasional.
g) Setiap menjelang tahun baru dapat membuat kalender secara bersamasama. Kalender tersebut hendaknya memuat gambar-gambar hasil
produksi dan alamat masing-masing koperasi secara jelas, beserta
informasi lainnya yang memberikan kemudahan bagi calon pelanggan
yang membutuhkan.

13

h) Menawarkan barang secara langsung ke perusahaan besar yang
membutuhkannya sebagai bahan mentah (sebagai subkontraktor).
2.6.4. Peranan Koperasi Dalam Pemasaran
Di samping tiga fungsi yang telah diuraikan sebelumnya, masih ada
peranan koperasi yang dapat di tonjolkan, yaitu:
1) Mempersingkat saluran pemasaran, baik pasar pembelian maupun pasar
penjualan, sehingga marjin yang dikeluarkan oleh barang tersebut bagi
penyalurnya dapat dihemat.Dengan kata lain, harga barang dapat lebih
murah atau dapat meningkatkan laba koperasi. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan mengganti fungsi penyaluran yang biasanya dilakukan
oleh nonkoperasi.
2) Agar para pengrajin, petani, dan produsen anggota koperasi tidak hanya
menggantungkan pada suatu usaha/ satu komoditi, maka koperasi harus
mengembangkan diversifikasi produk yang dihasilkan. Cara-caranya
antara lain dengan pemberian penyuluhan kepada anggota, mengerjakan
pascapanen, mengadakan koordinasi dengan instansi terkait.
3) Informasi pasar, baik pasar input maupun pasar output/ produk jadi,
kepada anggota harus sederhana dan cepat. Informasi ini dapat berwujud:3
 Harga jual yang lebih baik
 Kualitas dan jenis barang yang disenangi konsumen/ calon
konsumen.
 Lokasi daerah calon pelanggan.
 Informasi cara menghemat biaya pemasaran.
 Informasi sumber bahan baku, harga, dan kualitas yang baik dan
murah.
 Lain-lain yang berkaitan dengan pemasaran barang: daya beli,
waktu pembelian, masa-masa kebutuhan, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan tata kerja ini, apakah ditangani oleh koperasi sendiri
atau beberapa koperasi secara bersama-sama, diperlukan iklim kerja sama yang
lebih baik dan lebih komplek, tetapi dengan biaya yang murah. Menurut
3

Lihat hasil penelitian: Sukamdiyo (1991: Bantuan Modal, Teknologi, dan Pemasaran) para
Anggota Kopinkra di Kabupaten Klaten. Thesis. Fakultas Pasca Sarjana. UNPAD. Bandung. Hal.
11.

14

Surahman Sumawihardja, memang perlu dibentuk lembaga khusus mengenai
fungsi informasi pasar ini. Hal ini merupakan pekerjaan yang besardan sangat
penting untuk memecahkan kendala pemasaran koperasi. Jadi, beberapa koperasi
secara bersama membentuk pusat informasi pasar bagi koperasi (PIPK =
Coorperative Market Information Center). PIPK yang terdiri dari para ahli
pemasaran ini mengadakan penelitian yang intensif tentang seluk beluk pemasaran
barang yang diperlukan dan dihasilkan oleh koperasi anggota PIPK. Hasil
penelitian tersebut harus disebar luaskan kepada para anggota koperasi.
Salah satu tindakan penting dari bagian pemasaran adalah mengadakan
pertemuan rutin staf pemasaran lengkap. Dalam pertemuan ini dibahas tentang
maju mundurnya pemasaran lengkap, pemasaran koperasi, hambatan-hambatan
yang dihadapi, dan potensi yang dapat dikembangkan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

15

Pemasaran merupakan aktivitas yang penting bila dibandingkan dengan
aktivitas lainnya pada suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena berhasil atau
tidak berhasilnya perusahaan dalam berusaha, tergantung pada berhasil tidaknya
perusahaan dalam menjual hasil produksinya. Semakin besar jumlah produksi
yang terjual semakin besar harapan memperoleh keuntungan yang menjadi tujuan
utama perusahaan. Jadi pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam suatu
masyarakat, khususnya bagi perusahaan yang bersangkutan.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca
untuk memahami tentang pemasaran dalam koperasi yang baik. Namun kami
sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan bantuan pembaca untuk memberikan sarat, kritik,
dan masukan agar tugas ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas
perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

 Winardi (1980). Asas-asas Marketing, Penerbit Alumni. Bandung.

16

 Kottler, Phillip (1980). Marketing Managemen. Analysis, Planning, and
Control, Prentice Hall. International editions. New Yersey. Fourth
editions.
 Lihat hasil penelitian: Sukamdiyo (1991: Bantuan Modal, Teknologi, dan
Pemasaran) para Anggota Kopinkra di Kabupaten Klaten. Thesis. Fakultas
Pasca Sarjana. UNPAD. Bandung. Hal. 11.

17