CONTOH MAKALAH MANAJEMEN RESIKO (1)

CONTOH MAKALAH MANAJEMEN RESIKO
BAB

I

PENDAHULUAN

1.1.

Risiko

Merupakan

Bagian

dari

Kehidupan

Manusia


Maupun

Perusahaan

Sepanjang manusia hidup, manusia akan selalu menghadapi risiko. Dalam kehidupan ini kita akan
selalu menghadapi ketidakpastian, kita tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada 1 tahun
yang akan datang, beberapa bulan atau minggu yang akan datang, bahkan beberapa menit atau detik
yang akan datang.

Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, itupun tetap

mengandung ketidakpastian, karena kita tidak tahu kapan akan mati, dimana kematian atau
disebabkan oleh apa kematian itu terjadi. Karena kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, bisa jadi apa yang kita rencanakan pada saat pelaksanaannya gagal, tidak
sesuai dengan harapan kita oleh karena kondisinya ternyata tidak sama dengan apa yang kita
prediksikan sebelumnya. Ketika kegagalan itu terjadi oleh karena berbagai faktor yang
menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian baik materi maupun non materi
dalam

berbagai


bentuknya.

Perusahaan sebagai lembaga bisnis, sama halnya juga dengan manusia, berada dalam suatu
lingkungan yang penuh dengan ketidak pastian. Berbagai faktor dari lingkungan, baik itu konsumen,
perantara, pesaing, pemerintah dan faktor lingkungan lainnya akan memberikan pengaruh kepada
perusahaan baik pengaruh yang positip berarti memberikan peluang atau dorongan, atau pengaruh
yang negatif, berarti memberikan hambatan atau ancaman kepada perusahaan. Selanjutnya ketika
pengaruhnya positip atau negatif, sejauhmana pengaruh positip atau negatif tersebut kepada
perusahaan. Semua itu tentu harus diperhatikan, dianalisis dan didiagnosis, namun tetap saja
ketidak pastian itu tidak bisa kita rubah 100% menjadi sesuatu yang pasti. Hanya dengan perhatian
yang memadai, melalui analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan manajemen perusahaan akan
bisa memprediksi lebih tepat kemungkinan risiko yang terjadi, sehingga akan dapat meminimalkan
kerugian dari resiko tersebut bila hal-hal yang tidak diharapkan terjadi, karena sudah diprediksi
sebelumnya

1.2.

dan


Kontribusi

Manajemen

Risiko

disiapkan

Terhadap

Perusahaan

antisipasinya.

Keluarga

dan

Masyarakat.


Sehubungan dengan kenyataan, bahwa ketidakpastian itu selalu ada, semua orang termasuk juga
manajemen perusahaan harus selalu berusaha menanggulangi risiko-risiko yang terjadi atau yang
mungkin terjadi, artinya berupaya untuk menghilangkan kerugian, atau paling tidak meminimalkan
kerugian

bila

risiko

dari

ketidakpastian

itu

terjadi.

Manajemen Risiko yang baik akan dapat meminimalkan kerugian-kerugian yang dihadapi
perusahaan.


Sehingga perusahaan bisa tetap menjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa

berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dan sukses dalam bisnisnya.

Sebaliknya

perusahaan yang tidak memiliki Manajemen Risiko yang baik, sama saja perusahaan tersebut
membiarkan dari segala kemungkinan yang bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Tentu saja
kalau kerugian yang terjadi sangat besar bisa membuat perusahaan tersebut bangkrut. Kemungkinan
ini sangat besar, oleh karena risiko itu bisa datang dari mana saja, sumber-sumber ataupun sebabsebab

yang

bisa

menimbulkan

risiko

tersebut


sangat

banyak.

Selanjutnya bila perusahaan terhindar dari risiko-risiko yang sangat merugikan maka perusahaan
tersebut akan terjaga kelangsungan hidupnya bahkan bisa berkembang lebih besar, perusahaan pun
dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Karyawan yang bekerja di perusahaan tentunya
akan lebih tenang dalam bekerja. Karyawan yang lebih tenang, sehat dan aman dalam bekerja
karena antara lain adanya Manajemen Risiko yang baik dari perusahaan yang

menjamin

keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan karyawan, maka selanjutnya para karyawan dari
perusahaan

ini

akan


lebih

mampu

memberikan

kesejahteraan

kepada

keluarganya.

Pada gilirannya ketika semua perusahaan telah menerapkan Manajemen Risiko yang baik, setiap
individu juga menerapkan Manajemen Risiko yang baik maka pada gilirannya masyarakat secara
keseluruhan terhindar atau dapat meminimalkan kerugian dari risiko-risiko yang merugikan, pada
akhirnya

masayarakat

1.3.


3.

akan

Latihan

1.
2.

pun

Jelaskan

meningkat

kesejahteraannya,

&


hubungan

antara

Diskusi

ketidakpastian

dengan

risiko

Jelaskan mengapa individu dan perusahaan harus menerapkan Manajemen Risiko yang baik.
Jelaskan

saling

hubungan

antara


risiko

perusahaan,

individu

dan

masyarakat

BAB
KONSEP

2.1.

Pengertian

II


RISIKO

Risiko

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, umumnya secara intuitip kita
sudah memahami apa yang dimaksudkan. Secara ilmiah pengertian risiko masih tetap beragam .
Berikut
1.

beberapa

pengertian

risiko

yang

disampaikan

oleh

beberapa

ahli:

Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu (Arthur

Williams
2.

dan

Richard,

MH.).

Risiko adalah ketidaktentuan/uncertainty yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian/loss (A.

Abas

Salim).

3.
4.

Risiko

adalah

ketidak

pastian

atas

terjadinya

suatu

peristiwa

(Soekarta)

Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Herman

Darmawi)
5.

Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan

(Herman

Darmawi).

2.2.

Karakteristik

Risiko

Dari pengertian-pengertian risiko di atas dapat kita simpulkan bahwa risiko selalu dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diharapkan.
Dengan

demikian

a.

Merupakan

b.

risiko

ini

ketidakpastian

Bila

mempunyai
atas

terjadi

karakteristik

terjadinya

akan

suatu

:
peristiwa

menimbulkan

kerugian.

Jadi ketidakpastian merupakan kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Kondisi ketidakpastian
sendiri
a.

timbul

karena

berbagai

b.

tenggang

Keterbatasan

c.

Keterbatasan

waktunya

informasi

yang

akan
tersedia

pengetahuan/kemampuan

2.3.

lain

yang

makin

besar

:

diperlukan

untuk

pengambilan

ketidakpastiannya.
penyusunan

keputusan

dari

rencana.

perencana.

Wujud

Risiko

dapat

berwujud

dalam

Risiko

berbagai

bentuk,

antara

lain

:

Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan, misalnya yang diakibatkan oleh

kebakaran,
2.
3.

antara

Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir, dimana makin

panjang

1.

sebab,

pencurian,

Berupa

penderitaan

pengangguran
seseorang,

misalnya

dan
sakit/cacat

sebagainya.
karena

kecelakaan.

Berupa tanggungjawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan

orang
4.

lain.

Berupa kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena terjadinya perubahan harga,

perubahan

selera

2.4.

a.

dan

sebagainya.

Macam-macam

Risiko
1.

konsumen,

dapat

diklasifikasikan
Berdasarkan

dengan

berbagai

Risiko
cara,
sifatnya

antara

lain

:
:

Risiko Spekulatif/Speculatif risk, yaitu risiko yang timbul dari suatu aktivitas/keputusan yang

sengaja dilakukan, namun hasilnya menyimpang dari harapan sehingga merugikan. Artinya dalam
suatu keputusan/kegiatan yang dilakukan ada kemungkinan mendapat keuntungan dan ada
kemungkinan mendapat kerugian. Contoh : risiko hutang-piutang, judi, perdagangan berjangka, dan
sebagainya.
b.

Risiko murni/pure risk, yaitu risiko yang timbul dari suatu kejadian yang betul-betul tidak

disengaja. Jadi hanya ada kemungkinan kerugian. Contoh : risiko terjadinya kebakaran, bencana
alam,
c.

pencurian,

dan

sebagainya.

Selain risiko spekulatif dan risiko murni, berdasarkan sifatnya juga terdapat

1) risiko

fundamental, yaitu risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderita tidak hanya satu orang/beberapa orang, tetapi banyak orang, contoh banjir, angin topan
dan bencana lainnya, 2) risiko dinamis, yaitu risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
(dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi.
2.

Dapat

a.

tidaknya

Risiko

b.

Risiko

a.

dapat
tidak

dialihkan
dapat

kepada

pihak

kepada

dialihkan

pihak

kepada

sumber

penggelapan,

pembunuhan,

lain;
lain

pihak

lain

risiko

:

kerusuhan,

dan

sebagainya.

Risiko ekonomi, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat dari perilaku dan kondisi ekonomi.
:

inflasi,

resesi,

perubahan

selera

konsumen,

persaingan,

dan

sebagainya.

Risiko fisik, yaitu risiko yang timbul disebabkan oleh kondisi alam. Contoh : badai, banjir, gempa

bumi,
d.

dialihkan

Risiko sosial, yaitu risiko yang disebabkan oleh perilaku manusia. Contoh: peperangan,

Contoh
c.

tersebut

Berdasarkan

pencurian,
b.

yang
yang

3.

risiko

Contoh : risiko keuangan.

dan

sebagainya.

Berdasarkan sumbernya risiko juga dapat dibagi menjadi risiko internal, yaitu 1) risiko yang

bersumber dari dalam perusahaan, contoh : kecelakaan kerja dan mismanajemen 2) risiko eksternal,
yaitu risiko yang bersumber dari luar perusahaan, contoh : persaingan, fluktuasi harga dan kebijakan
pemerintah.

2.5.

Latihan

1.

Jelaskan

2.

macam-macam

dari

risiko

karakteristik

Jelaskan
Sebutkan

Diskusi

pengertian

Jelaskan

3.
4.

&

wujud
risiko

dan

risiko
dari

masing-masing

risiko
berikan

contohnya.

BAB

III

MANAJEMEN

RISIKO

SEBAGAI

FUNGSI

3.1.

PERUSAHAAN

Pendahuluan

Bagaimana peranan Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan dapat kita telusuri dari
pendapat Henri Fayol, yang menyatakan bahwa ada enam fungsi dasar kegiatan pengelolaan suatu
perusahaan industri, yaitu : kegiatan teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan
manajerial.
Dari ke enam fungsi dasar tersebut, maka Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan
keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian yang
disebabkan oleh berbagai gangguan. Dengan demikian kegiatan Manajemen Risiko mencakup
semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan dan memberikan
ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil perusahaan (mencakup pemilik, pimpinan dan
karyawan

perusahaan).

3.2.

Pengertian

Pada

dasarnya

Manajemen

Risiko

Manajemen
adalah

penerapan

Risiko

fungsi-fungsi

manajemen

dalam

penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan
masyarakat.
memimpin,

Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengkoordinir

3.3.

dan

mengawasi

Tujuan

program

penanggulangan

Manajemen

risiko.

Risiko

Tujuan Manajemen Risiko di perusahaan pada dasarnya untuk mengamankan perusahaan dari
kemungkinan perusahaan terkena kerugian dan meminimalkan kerugian bila peril sudah terjadi.
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai oleh Manajemen Risiko dapat dibagi menjadi dua
kelompok,

yaitu

:

1.

Tujuan

sebelum

terjadinya

peril.

2.

Tujuan

sesudah

terjadinya

peril.

3.3.1.

Tujuan

sebelum

terjadinya

peril

Tujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya peril ada beberapa macam,
antara
1.

lain

:

Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya : upaya untuk menanggulangi kemungkinan kerugian

dengan cara yang paling ekonomis, yang dilakukan melalui analisa keuangan terhadap biaya
program

keselamatan,

besarnya

premi

asuransi,

biaya

dari

bermacam-macam

penanggulangan
2.

teknik
risiko.

Hal-hal yang bersifat non ekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi kecemasan, sebab adanya

kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan, sehingga
dengan
3.

adanya

upaya

penanggulangan

maka

kondisi

itu

dapat

diatasi.

Tindakan penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak

ketiga/pihak
a.

luar

perusahaan,

seperti

:

Memasang/memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat kerja/pada waktu bekerja

untuk menghindari kecelakaan kerja, misalnya : pemasangan rambu-rambu, pemakaian alat
pengaman (misal : gas masker) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang
Keselamatan
b.

Kerja.

Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang dilakukan oleh debitur untuk

memenuhi

persyaratan

3.2.2.

yang

Tujuan

ditentukan

setelah

oleh

kreditur.

terjadinya

peril

Pada pokoknya mencakup upaya untuk penyelamatan operasi perusahaan setelah terkena peril,
yang
1.

dapat

berupa

:

Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer risiko harus mengupayakan pencarian

strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan sehabis perusahaan terkena peril, meskipun untuk
sementara
2.

waktu

yang

beroperasi

hanya

sebagian

saja.

Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah perusahaan terkena

peril. Hal ini sangat penting terutama untuk perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap
masyarakat secara langsung, misalnya: bank, sebab bila tidak akan menimbulkan kegelisahan dan
nasabahnya
3.

bisa

lari

ke

perusahaan

pesaing.

Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak sepenuhnya, paling

tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. Untuk mencapai tujuan ini bilamana perlu perusahaan
untuk
4.

sementara

melakukan

kegiatan

usaha

di

tempat

lain.

Mengusahakan tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi perusahaan yang sedang

melakukan pengembangan usaha, misalnya : yang sedang memproduksi barang baru atau memasuki
pasar baru. Jadi harus berupaya untuk mengatur strategi agar pengembangan yang sedang dirintis
tetap bisa berlangsung. Sebab untuk melakukan perintisan tersebut sudah dikeluarkan biaya yang
tidak
5.

kecil.

Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan. Artinya harus dapat

menyusun kebijaksanaan untuk meminimumkan pengaruh buruk dari suatu peril yang diderita
perusahaan terhadap karyawannya, para pelanggan/penyalur, para pemasok dan sebagainya.

Artinya akibat dari peril jangan sampai menimbulkan masalah sosial, misalnya jangan sampai
mengakibatkan

terjadinya

3.4.

Fungsi

Fungsi

Pokok

Manajemen

a.

pengangguran.

Risiko

Manajemen

pada

pokoknya

Menemukan

Risiko
mencakup

kerugian

:
potensial

Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi oleh perusahaan,
yang

meliputi

1.
2.

Kerusakan

Kerugian

akibat

harta

kekayaan

perusahaan

adanya

tuntutan

hukum

dari

pihak

lain

Kerugian-kerugian yang timbul karena : penipuan, tindakan-tindakan kriminal lainnya, tidak

jujurnya
5.

dari

Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi perusahaan.

3.
4.

phisik

:

karyawan

dan

sebagainya.

Kerugian-kerugian yang timbul akibat “keyman” meninggal dunia, sakit atau menjadi cacat.

Untuk itu cara-cara yang dapat ditempuh oleh Manajer Risiko antara lain dengan : melakukan
inspeksi fisik di tempat kerja, mengadakan angket kepada semua pihak di perusahaan, menganalisa
semua variabel yang tercakup dalam peta aliran proses produksi dan sebagainya. Misalnya : dengan
menganalisa bahan baku dan pembantu dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena jumlah
pasokan yang tidak memadai, penyerahan yang tidak tepat waktu, kerusakan dan kehilangan pada
saat penyimpanan; pada proses produksi dapat diidentifikasi : kemungkinan kerugian karena salah
proses, kerusakan alat produksi, keterlambatan dan sebagainya; pada produk akhir : kemungkinan
kerugian karena barang rusak/hilang dalam penyimpanan, penipuan/kecurangan dari penyalur dan
sebagainya.

b.

Mengevaluasi

Kerugian

Potensial

Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh
perusahaan.

Evaluasi

dan

penilaian

ini

akan

meliputi

perkiraan

mengenai

:

1. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya memperkirakan jumlah kemungkinan
terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau berapa kali terjadinya kerugian tersebut
selama
2.

suatu

periode

tertentu

(biasanya

1

tahun).

Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita,

yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi
finansial

perusahaan.

c.

Memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik yang tepat

guna

menanggulangi

kerugian.

Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu :
mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan menghindari. Dimana
tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi
suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi
risiko.

3.5.

Proses

Pengelolaan

Risiko

Dalam proses pengelolaan risiko langkah-langkah yang harus dilalui pada pokoknya adalah :
1.

Mengidentifikasi/menentukan terlebih dahulu obyektif (tujuan) yang ingin dicapai dari pengelolaan

risiko. Misalnya, pelayanan terhadap pelanggan tetap bisa dilakukan, perusahaan tetap beroperasi,
karyawan
2.

dapat

bekerja

dengan

tenang,

dan

seterusnya.

Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian/peril atau mengidentifikasi

risiko-risiko yang dihadapi. Langkah ini adalah yang paling sulit, tetapi juga paling penting, sebab
keberhasilan
3.

pengelolaan

risiko

sangat

tergantung

pada

hasil

identifikasi

ini.

Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensial, dimana yang dievaluasi dan diukur

adalah

:

a.

Besarnya kemungkinan peril yang akan terjadi selama suatu periode tertentu (frekuensinya).

b.

Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan/keluarga

(kegawatannya),
4.

Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat dan paling ekonomis untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya suatu peril. Upaya-upaya tersebut
antara

lain

meliputi

:

a.

Menghindari

kemungkinan

terjadinya

peril

b.

Mengurangi

kesempatan

terjadinya

peril

c.

Memindahkan

d.

Menerima

5.

kerugian
dan

potensial
memikul

kepada
kerugian

pihak
yang

lain

(mengasuransikan),

timbul

(meretensi).

Mengkoordinir dan mengimplementasikan keputusan-keputusan yang telah diambil untuk

menanggulangi risiko. Misalnya membuat perlindungan yang layak terhadap kecelakaan kerja,
menghubungi, memilih dan menyelesaikan pengalihan risiko kepada perusahaan asuransi.
6.

Mengadministrasikan, memantau dan mengevaluasi semua langkah-langkah atau strategi yang

telah diambil dalam menanggulangi risiko.

Hal ini sangat penting terutama untuk dasar

kebijaksanaan pengelolaan risiko di masa mendatang. Di samping itu juga adanya kenyataan bahwa

apabila

kondisi

suatu

3.6.

proyek

berubah

penanggulangannya

Kedudukan

juga

berubah.

Manajer

Risiko

Di Indonesia pada saat ini dapat dikatakan masih sangat jarang perusahaan yang mempunyai
manajer atau bagian yang khusus menangani pengelolaan risiko secara keseluruhan yang dihadapi
oleh perusahaan. Yang sudah ada umumnya baru seorang Manajer Asuransi, yang fungsinya hanya
mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perusahaan asuransi, dimana perusahaan
menjalin hubungan pertanggungan, yang meliputi antara lain : mengurusi penutupan kontrak-kontrak
asuransi, mengurusi ganti rugi bila terjadi peril dan sebagainya.
umumnya

hanya

setingkat

Kepala

Seksi

Kedudukan dari manajer ini

(Manajer

tingkah

bawah).

Di negara-negara yang telah maju, terutama di Amerika Serikat perusahaan-perusahaan besar,
umumnya telah memiliki Manajer Risiko, dengan berbagai nama jabatan seperti : Manajer Risiko,
Manajer Asuransi, Direktur Risiko dan sebagainya, yang kedudukannya umumnya setingkat dengan
“Manajer

tingkat

menengah”.

Tugas mereka umumnya mencakup : mengidentifikasi dan mengukur kerugian dari exposures,
menyelesaikan klaim-klaim asuransi, merencanakan dan mengelola jaminan tenaga kerja, ikut serta
mengontrol kerugian dan keselamatan kerja. Dengan demikian mereka merupakan bagian penting
dalam

tim

3.7.

manajemen

Kerjasama

dengan

perusahaan.

Departemen

Lain

Seorang Manajer Risiko tidak bekerja dalam “isolasi”, artinya dalam melaksanakan kegiatan yang
berkaitan dengan penanggulangan risiko ia tidak bekerja sendiri. Tugas utama Manajer Risiko adalah
mengidentifikasi

dan

merumuskan

kebijaksanaan

dalam

penanggulangan

risiko.

Sedang

implementasi/pelaksanaan dari kebijaksanaan tersebut sebagian besar diserahkan kepada
departemen/bagian masing-masing yang bersangkutan. Misalnya : implementasi penanggulangan
risiko di bidang produksi diserahkan kepada Manajer Produksi, di bidang keuangan pada Manajer
Keuangan,

di

bidang

personalia

pada

Manajer

Personalia

dan

seterusnya.

Jadi dalam pelaksanaan penanggulangan risiko Manajer Risiko perlu bekerjasama secara harmonis
dengan departemen/bagian lain yang bersangkutan. Perlunya kerjasama tersebut dapat dianalisis
melalui kegiatan-kegiatan dari departemen/bagian yang berkaitan dengan penanggulangan risiko,
yaitu

:

a.

Bagian

Akunting

:

Yaitu kegiatan-kegiatan terutama yang berkaitan dengan upaya mengurangi penggelapan dan
pencurian
1.

oleh

karyawan

sendiri

ataupun

pihak

lain.

Misalnya

:

Mengurangi kesempatan karyawan untuk melakukan penggelapan, melalui internal control dan

internal

audit.

2.

Melalui rekening asset untuk mengidentifikasi dan mengukur kerugian karena exposures

terhadap
3.

harta.

Melakukan penilaian terhadap rekening piutang mengukur risiko terhadap piutang dan

mengalokasikan

cadangan

b.

bagi

kerugian

Bagian

exposures

piutang.

Keuangan

:

Terutama berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan informasi tentang : kerugian, gangguan
terhadap
1.

cash-flow

dan

sebagainya.

Misalnya

:

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh turunnya keuntungan dan

cash-flow.
2.

Menganalisis risiko murni terhadap pembelian alat-alat produksi tahan lama (yang mahal) atau

investasi
3.

baru.

Menganalisis risiko yang berkaitan dengan pinjaman yang menggunakan harta milik perusahaan

sebagai

jaminan.

c.

Bagian

Marketing

:

Terutama yang berkaitan dengan risiko tanggung-gugat, artinya risiko adanya tuntutan dari pihak luar/
pelanggan, karena perusahaan melakukan sesuatu yang tidak memuaskan mereka. Misalnya :
1.

Kerusakan

2.

barang

Penyerahan

akibat
barang

pembungkusan
yang

yang

tidak

kurang
tepat

baik
waktu

Juga upaya-upaya melakukan distribusi barang-barang dengan memperhatikan keselamatan, dalam
rangka

mengurangi

kecelakaan.

Contoh : Adanya peringatan/slogan pada mobil pengangkut rokok dari
yang

d.

berbunyi

“Utamakan

Bagian

Mencakup

upaya-upaya

PT. Gudang Garam
Selamat”.

Produksi
yang

berkaitan

:
dengan

:

1.

Pencegahan terhadap adanya produk-produk yang cacat, yang tidak memenuhi syarat kualitas.

2.

Pencegahan terhadap pemborosan pemakaian bahan baku, bahan pembantu maupun peralatan.

3.

Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, dengan penerapan aturan-aturan dari Undang-undang

Kecelakaan

Kerja

dan

sebagainya.

e.

Bagian

Maintenance

:

Bagian ini adalah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perawatan gedung, pabrik serta
peralatan-peralatan lainnya, yang kesemuanya sangat vital guna mencegah, mengurangi frekuensi
maupun

kegawatan

f.

dari

suatu

Bagian

kerugian/peril.

Personalia

:

Bagian ini memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan penanggulangan risiko terhadap diri
karyawan. Misalnya : program keselamatan dan kesehatan kerja, instalasi dan administrasi programprogram kesejahteraan karyawan, guna mencegah pemogokan, kebosanan dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sangat diperlukan adanya komunikasi dua
arah antara Manajer Risiko dengan Manajer-manajer Bagian yang bersangkutan. Jadi diperlukan
adanya kerjasama yang aktif diantara mereka, sehingga dapat dikatakan bahwa : “tanpa kerja sama
aktif

dari

departemen

3.8.
1.
2.
3.

program

Manajemen

Latihan
Jelaskan
Jelaskan
Jelaskan

4.

Jelaskan

5.

Jelaskan

6.

lain

apa
peran

tujuan
apa

dimaksud

Manajemen
dari

fungsi

langkah-langkah

akan

dan

yang
dari

Risiko

dalam

Manajemen

pokok
proses

Diskusi

dengan

Risiko

Manajemen
pengelolaan

Risiko

Manajemen
pengelolaan

gagal”.

Risiko
risiko

dalam

Risiko.
perusahaan.
perusahaan.

dalam

perusahaan.

dalam

perusahaan.

Jelaskan kedudukan dari Manajer Risiko dan bagaimana hubungannya dengan bagian-bagian

lain

dalam

perusahaan.

BAB

IV

PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO

4.1.

Pengertian

Pengidentifikasian

Risiko

Pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan
berkesinambungan

untuk

menemukan/mengidentifikasi

kemungkinan-kemungkinan

terjadinya

kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan. Langkah ini merupakan langkah
yang relatif paling sulit tetapi paling penting, sebab pengelolaan risiko selanjutnya sangat tergantung
pada hasil identifikasi ini. Jika kerugian potensial yang mungkin menimpa perusahaan

tidak

diketahui, maka tidak mungkin dapat mengelola risiko perusahaan yang bersangkutan dengan baik.

4.2.

Metode

Pengidentifikasian

Risiko

Pengidentifikasian risiko dapat dilakukan dengan: 1) Studi Dokumen/Analisis data historis, 2)
Observasi,

4.2.1.

3)

Pengacuan

Studi

(benchmarking)

Dokumen/Analisis

dan

4)

Data

Pendapat

ahli.

Historis

Studi dokumen dilakukan dengan mempelajari data dan informasi dari berbagai laporan, manual dan
materi tertulis lainnya yang terdapat pada unit kerja yang diidentifikasi dan unit lainnya untuk
mengetahui kejadian apa saja yang pernah terjadi dan kemungkinan penyebabnya. Data-data
sekunder tentang risiko juga dapat diperoleh dari beberapa lembaga, seperti kepolisian, perusahaan
asuransi

dan

instansi

terkait

lainnya.

Apabila suatu pekerjaan belum dilakukan dan masih dalam tahap perencanaan, sehingga belum ada
data-data dan tidak bisa dilakukan observasi maka dapat dilakukan dengan mempelajari bagan alur
proses dan berbagai bentuk perencanaan lainnya seperti strategi, kebijakan, prosedur dan program.

4.2.2.

Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diidentifikasi. Jika akan
mengidentifikasi risiko di bagian produksi, maka hal yang perlu diamati bagaimana proses produksi itu
berlangsung, selanjutnya mengidentifikasi dimana saja risiko dapat terjadi, kejadian apa saja yang
dapat menimpa dan apa penyebabnya. Demikian juga jika ingin melakukan identifikasi risiko di bagian
lainnya. Hal yang dilakukan adalah mengamati bagian tersebut, mencari tahu risiko apa saja yang
dapat terjadi pada bagian tersebut, kejadian apa yang bisa menimpa dan apa saja penyebabnya.

4.2.3.

Wawancara

Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada orang-orang yang bekerja pada unit kerja yang
menjadi objek identifikasi risiko, meliputi manajemen, karyawan dan orang lain yang berhubungan
dengan unit kerja yang diidentifikasi. Mereka dianggap kompeten untuk memberikan informasi
tentang keberadaan risiko, termasuk kejadian-kejadian yang menimpa dan penyebabnya.

4.2.4.

Pengacuan

Dilakukan dengan cara mencari informasi tentang risiko di tempat atau perusahaan lain, contohnya,
dari berita di media massa, dapat diketahui bahwa eskalator beresiko menyebabkan anak-anak

terjepit.

4.2.5.

Pendapat

Tenaga

Ahli

Mencari informasi dari ahli di bidang risiko tertentu, contohnya dari bertanya pada dokter, dapat
diketahui bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung

4.3.

Klasifikasi

Kerugian

Potensial

Seluruh kerugian potensial yang dapat menimpa bisnis pada pokoknya dapat diklasifikasikan kedalam
:
a.

Kerugian

b.

Kerugian

c.

atas
berupa

harta

kewajiban

kepada

Kerugian

4.3.1.

kekayaan/property
pihak

lain/liability

losses

personil/personnil

Kerugian

4.3.1.1.

losses

losses.

Atas

Pembagian

Harta

Jenis

Harta

Kerugian harta adalah kerugian yang menimpa harta milik perusahaan. Untuk kepentingan
penanggulangan

risiko,

harta

dibagi

ke

dalam

:

1)

Benda tetap, yaitu harta yang terdiri dari tanah dan bangunan yang ada di atasnya

2)

Barang bergerak, yaitu barang-barang yang tidak terikat pada tanah, yang selanjutnya dapat

dibagi


lagi

cadang

dan

Penyebab

Penyebab

kerugian

terhadap

harta

Atas
dibedakan

ke

Harta
dalam

:

Bahaya fisik, yaitu bahaya yang ditimbulkan karena kekuatan alam, seperti kebakaran, angin

2)

gempa
Bahaya

sosial,

yaitu

bahaya

bumi.
yang

timbul

karena

:

Adanya penyimpangan tingkah laku manusia dari norma-norma kehidupan yang wajar, misal :

pencurian,

penggelapan,

penipuan,

dan

sebagainya.

Adanya penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh manusia secara kelompok, misal :

pemogokan,
3)

sebagainya.

Kerugian

topan,

b)

sebagainya.

dan

4.3.1.2.

a)

:

Barang-barang yang akan dijual, misal : hasil produksi, barang dagangan, surat-surat berharga,

uang,

1)

dalam

Barang-barang yang digunakan untuk melakukan aktivitas produksi, misal bahan baku, peralatan,

suku


ke

kerusuhan,

dan

sebagainya.

Bahaya Ekonomi, yaitu bahaya-bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, baik internal

perusahaan maupun eksternal perusahaan, misal : mismanajemen, resesi ekonomi, perubahan
harga,

persaingan

4.3.1.3.

dan

Macam-macam

sebagainya.

Kerugian

atas

Harta

Kerugian yang menimpa harta karena terjadinya peril dapat dibedakan ke dalam : 1) kerugian
langsung, 2) kerugian tidak langsung dan 3) kerugian pendapatan bersih (net income).
1)

Kerugian

langsung

Kerugian langsung adalah kerugian yang langsung terkait dengan peril yang menimpa harta tersebut,
yaitu kerugian yang diderita karena rusaknya atau hancurnya harta yang terkena peril, misalnya
gedung terbakar, dimana kerugiannya berupa nilai dari gedung tersebut, yang besarnya sama
dengan nilai pembangunan kembali atau biaya perbaikan terhadap gedung yang bersangkutan.
2)

Kerugian

tidak

langsung

Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang disebabkan oleh berkurangnya nilai, terjadinya
kerusakan atau tidak berfungsinya barang lain selain yang terkena peril secara langsung. Kerugian
tidak langsung dapat juga dikatakan kerugian yang timbul lebih lanjut yang disebabkan adanya harta
yang

terkena

peril

yang

menimbulkan

kerugian

Contoh


langsung.
:

Makanan, minuman, obat-obatan menjadi rusak dikarenakan lingkungan yang berubah

disebabkan oleh peril yang telah menimpa harta lain (misalnya gardu instalasi listriknya terbakar),
sehingga tidak bisa dilakukan pengaturan temperatur dan kelembaban. Jadi dalam hal ini kerugian
langsungnya adalah biaya perbaikan gardu listrik, sedangkan kergian tidak langsungnya adalah
terjadinya kerusakan makanan dan minuman akibat tidak berfungsinya alat pengatur temperatur.


Harta yang terdiri dari dua komponen atau lebih, apabila salah satu komponennya rusak, maka

komponen-komponen yang lain jadi tidak bisa berfungsi, sehingga nilainya ikut menjadi berkurang,
meskipun


sebetulnya

tidak

rusak.

Suatu gedung rusak berat, tetapi tidak seluruhnya rusak artinya masih ada bagian-bagian yang

tidak mengalami kerusakan dan bila dibangun kembali gedung harus dibongkar seluruhnya. Kerugian
tidak langsungnya : biaya pembongkaran dan pembangunan kembali bagian gedung yang sebetulnya
tidak


rusak.

Bila rusaknya satu alat produksi mengakibatkan beberapa karyawan terpaksa harus menganggur

untuk beberapa hari dan mereka itu umumnya harus tetap dibayar upah/gajinya. Kerugian tidak
langsungnya

3)

adalah

gaji/upah

Kerugian

karyawan

yang

harus

Net

nganggur

tersebut.

Income

Kerugian net income, yaitu kerugian yang terjadi karena menurunnya pendapatan bersih suatu

perusahaan, yang disebabkan oleh hilangnya/berkurangnya manfaat suatu harta yang terkena peril,
baik sebagian maupun seluruhnya, sampai harta tersebut diganti atau dipulihkan seperti semula.
Karena suatu harta terkena peril mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun dan di lain pihak
biayanya

naik.

Sumber kerugian net income, terdiri dari dua hal, yaitu : pendapatan yang menurun dan biaya yang
meningkat
a)

Pendapatan

yang

menurun

Bila suatu perusahaan tertimpa peril, maka pendapatannya akan mengalami penurunan, yang
disebabkan

antara

-

lain

Kerugian

:

uang

sewa

Jika suatu harta yang disewakan rusak/hancur terkenal peril, selanjutnya menimbulkan gangguan
terhadap operasi perusahaan, yaitu harta tersebut untuk sementara dalam perbaikan ataupun
seterusnya
-

tidak

dapat

disewakan,

sehingga

perusahaan

kehilangan

pendapatan

sewa.

Bila suatu perusahaan hartanya terkena peril, selanjutnya terpaksa menghentikan atau

mengurangi
o

volume

Keuntungan

operasinya,
yang

maka

akan

seharusnya

diterima

mengakibatkan:
akan

hilang

o

Biaya yang tetap harus dikeluarkan, meskipun operasi perusahaan mengalami gangguan.

-

Gangguan tak terduga di dalam bisnis, yang dialami pemasok atau penyalur dari perusahaan.

-

Hilangnya laba dari barang jadi yang mestinya bisa dijual, yang rusak karena kerusakan alat

produksi
-

barang

jadi

itu

sendiri

yang

terkena

peril.

Bila karena peril bukti-bukti piutang hilang, maka penagihan piutang akan menjadi lebih sulit,

sehingga
-

atau

piutang

yang

bisa

terkumpul

menjadi

menurun.

Perusahaan yang terkena peril biasanya perhatiannya lebih dicurahkan pada penyelamatan

operasi perusahaan dari pada untuk mengumpulkan piutang, sehingga aktivitas pengumpulan piutang
akan

menurun

b)

dan

hasilnya

Biaya

juga

akan

yang

turun.

meningkat.

Bila suatu perusahaan terkena peril dapat meningkatkan kenaikan beberapa jenis biaya, antara lain :
-

Kenaikan

biaya

sewa

Karena terjadi kerusakan bangunan/peralatan, maka untuk melanjutkan operasinya perusahaan
terpaksa
-

untuk

sementara

harus

menyewa

peralatan

lain.

Seringkali diperlukan biaya ekstra untuk meneruskan operasi perusahaan secara normal demi

menjaga
-

4.3.1.4.

Meningkatnya

hubungan
biaya

baik
perbaikan

Subyek

dengan
untuk

barang-barang

Kerugian

pelanggan.
yang

rusak.

Harta

Dalam kaitannya dengan masalah kerugian atas harta pertama-tama perlu dipahami bahwa
pengertian harta di sini lebih luas dari aset nyata. Dalam pengertian harta disini tercakup pula
sekumpulan hak, yang berasal dari atau merupakan bagian dari aset nyata, yang juga mempunyai
nilai ekonomis yang pasti. Hak tersebut dapat berupa berbagai bentuk yang dapat diperoleh dengan
berbagai

cara.

Untuk mengidentifikasi dan mengukur kerugian dalam bisnis, Manajer Risiko harus mengetahui dan
memahami jenis-jenis kepemilikan yang berbeda yang mungkin ada serta mengetahui bagaimana
cara

menilainya.

Hal kedua yang perlu dipahami pula adalah bahwa sebagai konsekuensi lebih luasnya pengertian
harta dari pada aset nyata adalah bahwa orang yang dapat menderita (subyek kerugian) tidak selalu
orang yang memiliki harta tersebut, tetapi mungkin pihak lain yang bukan pemiliknya.
Berkaitan dengan kedua hal tersebut berikut akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan
kepemilikan dan siapa yang bertanggung jawab atau menderita kerugian atas harta yang terkena
suatu

peril.

1)

Kepemilikan

Kepemilikan atas harta dapat diperoleh dari : pembelian, penyitaan barang jaminan, hadiah atau
hasil-hasil dari kejadian yang lain. Jika harta terkena peril, maka pemiliknyalah yang akan menderita/
bertanggung jawab atas kerugian akibat peril tersebut. Demikian pula bila ia hanya memiliki sebagian
dari harta tersebut, maka ia juga hanya menanggung sebagian saja dari kerugian tersebut.
2)

Kredit

dengan

jaminan

Kreditur yang memberikan kredit dengan jaminan mempunyai hak/bagian atas harta yang digunakan
sebagai jaminan. Oleh karena itu bila harta yang dijaminkan rusak atau hancur, karena terkena peril,
maka kreditur bisa menderita kerugian meskipun kreditur bukan pemilik dari harta tersebut.
3)

Jual-beli

bersyarat

Tanggung jawab terhadap kerugian-kerugian yang terjadi dalam transaksi jual-beli bersyarat adalah
tergantung pada syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak jual-beli termaksud. Artinya tanggung
jawab dapat di pundak penjual dan bisa juga pada pembeli, tergantung pada bagaimana isi
persyaratan

kontrak

jual-belinya.

4)

Sewa-menyewa

Umumnya penyewa tidak bertanggung jawab atas kerugian harta yang disewa yang terkena peril.
Tetapi
a)

beberapa

perkecualian

terhadap

ketentuan

umum

ini,

yaitu

antara

lain

:

Berdasarkan hukum adat penyewa bertanggung jawab atas kerusakan harta yang disewanya,

yang
b)

ada

disebabkan

oleh

kecerobohannya.

Bila dalam kontrak sewa-menyewa ditentukan bahwa penyewa harus mengembalikan harta

kepada pemiliknya dalam kondisi baik, seperti pada waktu diterima, kecuali kerusakan-kerusakan

karena keusangan/keausan, maka bila ada kerusakan menjadi tanggung jawab penyewa.

5)

Bailments

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami bahwa ada barang-barang yang untuk sementara
berada

di

tangan

orang

lain

(bukan

pemilik

yang

sebenarnya).

Contoh

:



Mobil



Pakaian



yang

direparasikan,

yang

dibinatukan,

Barang-barang

untuk

sementara

untuk

yang

berada

sementara

di

berada

disimpan

di

tangan
di

pemilik

tangan

gudang

bengkel.

tukang

binatu

yang

disewa.

Orang-orang atau badan-badan yang menguasai harta orang lain untuk sementara disebut “bailee”
dan si pemilik barang disebut “bailor”, sedang perjanjian antara bailee dan bailor disebut “bailments”.
Bila barang selama berada di tangan bailee terkena peril, tanggung jawab terhadap kerugian akibat
peril tersebut tergantung pada isi perjanjian bailmentsnya. Tetapi bagaimanapun juga bila kerugian
harta selama barang ada di tangannya diakibatkan oleh kecerobohannya, maka bailee bertanggung
jawab

terhadap

kerugian

harta

tersebut.

Kadang-kadang karena suatu sebab tertentu perjanjian telah dibuat sebelum terjadi kerugian atau
karena keinginan dari bailee untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggannya (bailor), bailee
memikul tanggung jawab untuk kerugian-kerugian yang tak terduga terhadap harta pelanggan yang
ada di tangannya, sekalipun kerugian itu bukan karena kecerobohannya. Bailee yang bertindak
demikian

pada

Karakteristik
a)
b)
c)

hakekatnya
dari

adalah

hubungan

sebagai
bailments

wakil

atau

ini

agen

antara

pemilik.
lain

:

Identitas harta (“the title of the property”) atau bukti kepemilikan masih ada di tangan bailor.
Kepemilikan

atau

penguasaan

harta

untuk

sementara

berada

di

tangan

bailee.

Pemindahan kepemilikan atau penguasaan kepada orang lain dari harta harus merupakan

pemindahan

posisi

dari

seorang

bailee

dan

harus

mendapat

persetujuan

dari

bailor.

Mengenai sampai dimana tanggungjawab terhadap harta yang untuk sementara berada di bawah
kekuasaan
a)

Bailee,

hukum

menentukan

3

macam

kategori,

yaitu

:

Bila penyerahan harta dalam bailments tersebut untuk kepentingan bailor dan bailee tidak

mendapatkan kompensasi apapun atas pemeliharaan dan pengamanan harta tersebut, maka bailee
tidak

bertanggung

Contoh

jawab

atas

kerugian

harta

tersebut.
:

Seseorang menitipkan barangnya kepada temannya, tanpa ada kompensasi atas penitipan tersebut,
bila harta yang dititipkan terkena peril, maka temannya tidak bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
b)

Bila penyerahan tersebut untuk kepentingan bailee, dimana bailee dapat meminjam dan

memanfaatkan harta tersebut untuk sementara waktu tanpa kompensasi apapun kepada bailor, maka
bailee

bertanggungjawab

atas

kerugian

harta

yang

bersangkutan.

Contoh

:

Pemilik bengkel yang memanfaatkan mobil yang sudah selesai diperbaiki sebelum diserahkan
kepada pemiliknya dan pemilik tidak mendapatkan kompensasi apapun atas pemanfaatan (misalnya
disewakan), maka bila mobil tersebut terkena peril, kerugian menjadi tanggungjawab pemilik bengkel.
c)

Penyerahan tersebut untuk kepentingan kedua belah pihak (bailee dan bailor) dan kedua belah

pihak mendapatkan manfaat dari penyerahan tersebut, maka kerugian terhadap harta yang
diserahkan

menjadi

tanggung

jawab

kedua

belah

pihak.

Contoh

:

Seorang pemilik mobil menyerahkan mobilnya kepada perusahaan penyewaan mobil, dimana pemilik
mendapatkan bagian dari hasil persewaannya, maka bila mobil terkena peril, kerugiannya dipikul
bersama

oleh

pemilik

dan

perusahaan

persewaan.

6)

Easement

Easement adalah hak bagi seseorang untuk memanfaatkan harta yang bukan miliknya dan hak
penggunaan tersebut diakui oleh pemiliknya, maka bila terjadi kerugian atas pemanfaatan harta
tersebut menjadi tanggung jawab orang yang memanfaatkan (pemakai). Hak ini biasanya diperoleh
melalui pengungkapan/pengakuan secara tidak langsung, tetapi mungkin juga diperoleh melalui
sebuah

perjanjian/akte

(prescription).

Contoh

:

Seorang pengusaha bahan bangunan mempunyai hak untuk menggunakan halaman tetangganya
untuk menyimpan sebagian barang dagangannya. Bila terjadi kerugian akibat penempatan barang
dagangan tersebut, maka kerugiannya menjadi tanggung jawab pedagang bahan bangunan itu
sendiri.

7)

Lisensi

Lisensi adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemilik harta kepada pihak lain untuk menggunakan
harta tersebut, bagi suatu tujuan yang spesifik. Bila terjadi kerugian akibat penggunaan tersebut,
kerugiannya

menjadi

tanggung

jawab

pemilik

atau

bisa

juga

menurut

Contoh

perjanjian.
:

Hak penggunaan merek dan formula obat-obatan, kosmetik dan produk toiletris yang diperoleh
beberapa perusahaan di Indonesia.. Misalnya : hak PT. PZ. Cussons Indonesia untuk memproduksi
cream

4.3.2.

perawatan

Tanggung

bayi

milik

jawab

PZ

atas

Cussons

(Int)

kerugian

Ltd.

pihak

England.

lain

4.3.2.1.

Pengertian

Tanggung jawab atas kerugian pihak lain (Liability Loss Exposures) adalah tanggung jawab yang
timbul karena adanya kemungkinan aktivitas perusahaan menimbulkan kerugian harta atau personil
pihak

lain,

4.3.2.2.

baik

yang

Jenis

disengaja

Tanggung

maupun

jawab

tidak

kepada

disengaja.

pihak

lain

Tanggung jawab yang sah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1)

Tanggung jawab sipil/perdata, yaitu tanggung jawab yang sah yang realisasinya biasanya

dilakukan oleh satu pihak (penggugat) melawan pihak lain (tergugat) yang dinyatakan bersalah.
Dimana keputusan hukumnya berupa : pengganti kerugian kepada pihak yang dirugikan
(penggugat). Dimana pengadilan memutuskan perkara yang diajukan oleh pihak yang berperkara
dan
2)

atas

biaya

mereka

sendiri.

Tanggung jawab umum/pidana, berlakunya tanggung jawab ini kepada yang bersangkutan

diajukan

oleh

petugas

pelaksana

hukum

(Jaksa

Penuntut

Umum)

atas

nama

masyarakat/umum/Negara terhadap individu maupun usaha bisnis, yang diduga harus bertanggung
jawab atas kerugian yang terjadi. Keputusan hukumnya berupa denda atau penjara, yang harus
dibayar/dijalani oleh tersangka. Bila ancaman hukumannya cukup berat dan tersangka tidak mampu
membayar

pengacara,

4.3.2.3.

maka

pengacara

disediakan

Sumber

dan

dibayar

tanggung

oleh

pemerintah.

jawab

Sipil

Tanggung jawab sipil yang harus dipikul seseorang atau suatu badan dapat timbul karena berbagai
sebab/sumber,
a.

yang

b.

yang
Yang

timbul

dari

kelalaian

atau

disetujuinya.

kecerobohan,

yang

meliputi

:

mengumpat

dan

sebagainya.

pada

pagar.

Subyek kecerobohan yang menimbulkan tanggung jawab seperti berupa gangguan pribadi,
industri,

kecelakaan

kendaraan

bermotor.

Yang timbul dari penipuan atau kesalahan, misalnya : keringanan keputusan dari yang

seharusnya,
d.

:

Kelalaian yang tidak disengaja, yaitu akibat dari tindakan yang ceroboh, misalnya : memasang

kecelakaan
c.

dari

telah

strum
3.

terdiri

Kelalaian yang disengaja, misalnya berupa : pelanggaran, salah tangkap, penyerangan,

memfitnah,
2.

lain

Yang timbul dari kontrak, yaitu antara lain yang timbul karena pelanggaran atau pembatalan atas

kontrak

1.

antara

kekurangan

penggantian

kerugian,

membuat

kontrak

pura-pura.

Yang timbul dari tindakan atau aktivitas yang lain, seperti : kebangkrutan, penyitaan, perwalian

dan

4.3.2.4.

sebagainya.

Cara

Menentukan

Tanggung

jawab

Sipil

Dalam menentukan tanggung jawab sipil peraturan hukum berpegang pada prinsip : “perlindungan
hukum

hanya

diberikan

pada

orang-orang

yang

dapat

membuktikannya”.

Karena prinsip tersebut maka pihak-pihak yang berperkara harus menangani kepentingannya sendiri
atau menggunakan pengacara yang profesional, agar dapat membuktikan bahwa dialah yang
memang berhak. Sebab hanya dengan kekuatan, ketelitian, kecermatan dan kebijaksanaan orang
yang

berperkara

Dalam
1.

proses

penentuan

dapat

tanggung

jawab

yang

menang.

sah

atau

hak

maka

:

Pihak pengadilan/hukum tidak akan memberikan keadilan secara khusus, artinya pengadilan

akan memberikan kesempatan kepada masing-masing pihak untuk dapat “menentukan/membuktikan
sendiri”
2.

atas

hak-haknya,

melalui

pembuktian

bahwa

“dia

yang

benar”.

Hak-hak sipil tidak serta merta dilindungi, kecuali bila yang bersangkutan mengajukan

permohonan untuk itu. Jadi pengadilan tidak serta menentukan siapa yang berhak tanpa ada
permohonan

untuk

itu.

3.

Ada batas “kadaluarsa”, artinya ada batas waktu penuntutan penentuan suatu hak.

4.

Para pihak harus tunduk pada peraturan yang berlaku dalam proses penentuan hak.

Dengan demikian penggugat bertanggung jawab untuk dapat membuktikan secara memuaskan agar
berhasil gugatannya, dengan “jumlah bukti yang lebih besar” dari pada bukti yang diajukan oleh
tergugat., karena dalam penentuan hak ini dianut azas “Res Ipsa Loquitur” (= “Sesuatu yang
berbicara

pada

dirinya

4.3.2.5.

sendiri”).

Sifat

Kerugian

Kerugian/kerusakan yang diderita oleh seseorang yang dapat menimbulkan tanggung jawab yang sah
pada
a.

pihak

dapat

digolongkan

ke

dalam

:

Kerugian yang bersifat “khusus/spesial”, yang biasanya mudah diketahui, misalnya kehilangan

hak
b.

lain

milik,

biaya

perbaikan

dan

sebagainya.

Kerugian yang bersifat “umum”, yang biasanya tidak langsung dapat diketahui pada saat

peristiwa terjadi; misalnya : suatu kerugian mungkin diikuti kehilangan-kehilangan yang tidak dapat
diukur secara langsung, seperti : kepedihan hati, rasa kehilangan dan sebagainya (kerugian
immaterial)
Dalam proses hukum penentuan hak/besarnya kerugian kedua macam kerugian tersebut dapat dinilai
sebelum

proses

pemeriksaan

di

pengadilan.

Dalam

hal ini termasuk juga hal-hal yang dimungkinkan akan terjadi di masa yang akan datang.

4.3.2.6.

Konsep

Tanggung

Jawab

atas

Kelalaian

Lalai atau “tort” berasal dari kata “tortus”, yang artinya “membelit”, yaitu tingkah laku yang berbelit dan
tidak jujur. Salah/lalai atau tort adalah kesalahan sipil yang dapat diperbaiki dengan tindakan
pemberian

“ganti

rugi”.

Lalai adalah tindakan tidak sah yang dapat menjangkau apa saja yang tidak terjangkau oleh hukum
pidana. Jadi tindakan-tindakan tidak sah yang bukan kejahatan, bukan pelanggaran hak milik dan
sebagainya.
1)

Lalai dengan sengaja, yaitu tingkah laku yang disengaja, tetapi tidak dengan niat menghasilkan

konsekuensi
Contoh :

yang

terjadi,

Seorang pramuniaga

yang

mungkin

merugikan

orang

lain.

mendemonstrasikan obat serangga berupa cairan yang

disemprotkan di depan orang yang alergi terhadap obat serangga tersebut. Tentu saja hal itu akan
mengakibatkan

2)

penderitaan

orang

yang

ditawari.

Kelalaian yang tidak disengaja (ceroboh), yaitu berupa kegagalan untuk melakukan sesuatu atau

tidak melakukan sesuatu (yang seharusnya dilakukan), karena kekurang hati-hatiannya, sehingga
mengakibatkan
Contoh :

kerugian.

Seorang dokter tentu sudah tahu bahwa ada sementara orang yang tidak tahan terhadap

pinicilin, sehingga ia harus selalu menyediakan obat penangkalnya. Pada suatu ketika dia mengobati
pasiennya dengan pinicilin yang ternyata si pasien tidak tahan dan si dokter tidak dapat segera
memberikan

pertolongan,

karena

persediaan

obat

penawarnya

sedang

4.3.2.7.

habis.

Pembelaan

Dalam proses penentuan kewajiban ada kemungkinan terdakwa/tergugat dapat mengajukan atau
menunjukkan bahwa ia tidak ceroboh, sehingga dia tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang
diderita oleh penuntut. Artinya tergugat dapat membela diri, bahwa dia tidak bertanggung jawab
terhadap

kerugian

yang

telah

terjadi.

Pembelaan atau kebebasan tanggung jawab pada prinsipnya hanya dimungkinkan bila menyangkut 3
hal,
1)

yaitu

:

Adanya asumsi risiko, yaitu bila bisa diasumsikan bahwa si penuntut sudah mengetahui risiko

yang

dihadapi

berkaitan

dengan

hal

yang

berhubungan

dengan

Contoh

tergugat.
:

Seorang sopir pribadi tidak bertanggung jawab terhadap kerugian majikannya akibat mobil yang
dikemudikan rusak karena tabrakan. Jadi terhadap kerugian tersebut si majikan tidak dapat menuntut
ganti rugi pada sopirnya, karena diasumsikan bahwa si majikan sudah menyadari risiko yang dihadapi
dengan
2)

penggunaan

sopir

pribadi.

Membandingkan sumbangan dari kecerobohan terhadap kerugian. Hal ini berlaku bila diduga

bahwa penggugat maupun tergugat kedua-duanya ceroboh, sehingga menimbulkan kerugian. Dalam
menentukan tanggung jawab biasanya dipertimbangkan seberapa jauh yang bersangkutan berupaya
untuk

menghindari

kerugian

yang

sebetulnya

mungkin

dilakukan.

3)

Lembaga-lembaga

pemerintahan

dan

institusi-institusi

yang

bersifat

sosial.

Prinsipnya petugas pemerintah dan institusi sosial mempunyai kekebalan terhadap kewajiban
mengganti kerugian yang diderita oleh pihak lain, akibat perbuatannya dalam melakukan tugas
kewajibannya. Dalam perkembangan dewasa ini hal itu bersifat relatif, artinya tergantung kasusnya.
Jadi kadang-kadang tetap harus bertanggung jawab tetapi mungkin juga tidak. Dengan adanya
pengadilan tata usaha negara (PTUN) menunjukkan bahwa petugas/lembaga pemerintah tidak sertamerta bebas terhadap tanggung jawab atas tindakannya yang merugikan orang/pihak lain.

4.3.2.8.

Tanggung

jawab

yang

berhubungan

dengan

perbuatan

orang

lain.

Tanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang lain yang seakan-akan
dilakukan
1)

sendiri

Tanggung

jawab

yang

mencakup
timbul

karena

tindakan

:
karyawan