LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LIPIDA INDONESIA

PRAKTIKUM BIOKIMIA
LIPIDA

IDRIS AFFANDI
2031411024

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2015

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega
dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung,
minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan
minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan
minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.
Lipida adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel.
Senyawa lipida tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa,

tetapi terdiri atas beberapa golongan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada praktikum ini akan menguji
berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa pelarut.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kelarutan lipida pada
pelarut tertentu dan untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa.

TINJAUAN PUSTAKA
Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat
pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan
pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid penting
karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang terdapat pada
jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan
syaraf (Riawan, 2009).
Fungsi lipid seperti minyak dan lemak yakni sebagai nutrisi dan juga merupakan
sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan
pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi
sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa
memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan
lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin:

dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna, 2009).
Lipida merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk
diantaranya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid
mempunyai banyak kerangka gliserol( fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomyelin).
Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina
termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang
disintesis dalam tubuh. Steroid tersebut adalah hormone-hormon yang penting seperti
hormone korteks adrenal serta hormone seks, vitamin D, dan asam empedu.
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting
pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,
bagian dari membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam
menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin
A, D, E dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan
tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan
energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9
Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid,
yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organism hidup. Lemak dan minyak


penting bagimanusia karena adanya sam-asam lemak esensial yang terkandung
didalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A,D,E, dan K yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energy
yang lebih efisien dibandingakan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak
dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4
kkal setiap gram
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun
penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh Lemak yang mengandung
asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam
lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya
lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan
rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et al,2007)
Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah trigliserida yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Senyawa terbentuk dari hasil kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Lipida dapat diklasifikasikan
menjadi 3 golongan besar, Lipid sederhana yaitu senyawa ester asam lemak dan
berbagai alcohol, contohnya lemak atau minyak dan lilin (wax). Kemudian, Lipid
kompleks (gabungan) yaitu senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus lain
disamping alcohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat atau protein, beberapa contoh

seperti fosfolipid, glikolipid dan lipoprotein. Dan terakhir adalah Derivat lipid yaitu
senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid Contoh , asam lemak, gliserol,
aldehida lemak, keton, hodrokarbon, sterol, vitamin larut lemak dan beberapa hormon.
Pada uji kelarutan lipid, umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti
eter,kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karenabila dibiarkan, maka kedua cairan akan
memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan
membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,
sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.

Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut
dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.Tingkat polaritas berkaitan dengan polaritas
dari pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah
tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini
sesuai dengan prinsip uji kelarutan yaitu berdasarkan pada kaidah like dissolves like
yang mana senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Kelarutan lipid
baik lemak maupun minyak diuji dengan berbagai jenis pelarut untuk mengetahui
derajat kelarutannya (Rukmini dan Raghuram 1991)


Pada uji keasaman minyak, Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan
minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami
hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-aasm lemak bebas.
Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya,
kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau
Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut
antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol,
hidroquinon, dan flavonoid

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015 bertempat
diLaboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Pertanian, Perikanan dan
Biologi Universitas Bangka Belitung.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, kertas lakmus,
penjrpit tabung dan tabung reaksi. Sdangkan bahan yang digunakan, Alkohol 96%, Air,
Kloroform, Minyak sayur bagus dantengik, Na2CO3 0,5%, dan NAOH 1N.
Cara Kerja

Uji Kelarutan Lipida
Tabung reaksi dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diteteskan secara
bergantian larutan Air, Alkohol,Kloroform, NA 2CO3 0,5%, dan NaOH 1N masingmasing sebanyak 1ml sebanyak 2 botol reaksi tiaplarutan penguji. Setiap tabung reaksi
yang berisikan larutan penguji ditambahkan minyak sayur bagus dan tengis sebanyak 2
tetes. Kemudian dihomogen dan diamati sifat kelarutannya.
Uji Keasaman Minyak
`

Dua cawan petri disiapkan terlebih dahulu, kemudian pada tiap cawan petri

dimasukkan dua sampel yakni minyak sayur bagus dan minyak sayur tengik. Sampel
tersebut kemudian diuji menggunakan kertas lakmus. warna yang terjadi pada kertas
lakmus Diamati dan dicocokkan dengan indikator pH. Percobaan tersebut dilakukan
sebanyak 5 kali pengulangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
“Uji Kelarutan Asam”
No
1

2
3
4
5

Larutan
Air
Kloroform
NaOH 1N
Na2CO3
Alkohol 96%

Perlakuan Minyak
Bagus
Larut
Larut, bening
Tidak larut, mengapung
Tidak larut, keruh
Tidak larut, beniing


Tengik
Tidak larut, menggumpal
Larut, kuning benig
Tidak larut, keruh
Tidak larut, sangat keruh
Tidak larut, bening agak

menggumpal

kuning menggummpal

“Uji Keasaman”
Ulanga
n
1
2
3
4
5


pH
Minyak bagus
6
5
5
5
5

Minyak Tengik
5
5
5
5
5

Larutan
Air
Kloroform
NaOH 1N
Na2CO3

Alkohol 96%

Pembahasan
Dari tabel diatas didapatkan hasil pada uji kelarutan minyak, tabung 1 (air dan
minyak sayur) menunjukkan bahwa untuk minyak sayur tengik tidak larut dalam air dan
miyak sayur bagus memiliki hasil yang salah yakni minyak larut dalam air, hasil ini
tidak sesuai dengan literatur. Menurut(),air tidak dapat tercampur dengan minyak karena
air merupakan senyawa yang bersifat polar sedangkan minyak bersifat nonpolar. Faktor
kesalahan ini diakibatkan akibat kelalaian praktikan yang kurang teliti dalam melakukan
pengamatan larutan. Pada tabung 2 (kloroform dan minyak sayur) menunjukkan bahwa
minyak kelapa baik yang minyak sayur bagus maupun tengik terlarut semupurna karena
kloroform adalah senyawa nonpolar begitupun dengan minyak sayur. Tabung 3 yakni
NaOH dengan Minyak sayur hasilnya baik pada minyak bagus ataupun tengik itu tidak
larut karena NaOH merupakn senyawa polar sedangkan minyak sayur senyawa non
polar. Pada tabung 4 yakni Na2CO3dengan minyak sayur hasilnya menunjukkan bahwa
minyak tidak larut tapi membentuk emulsi yang stabil karena sabun dapat
mengemulsikan lemak atau minyak. Menurut (), minyak dalam soda (Na2CO3) akan

membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan,

sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya. Itulah yang dinamakan emulsi yang
stabil. Dan pada tabung 5 yaitu Alkohol dengan minyak sayur menunjukan hasil minyak
tidak dapat larut dalam alkohol karena sifat alkohol yakni semipolar.
Pada uji keasaman diperoleh hasil antara minyak bagus dan minyak tengik yaitu
pH pada kisaran 5 dengan lima kali pengulangan. Hasil ini tidaak sesuai dengan literatur
menurut () bahwa, Pada minyak kelapa bagus dihasilkan sifat netral yaitu pH 7, hal ini
disebabkan karena minyak kelapa (minyak murni) tidak mengalami hidrolisis dan
oksidasi sehingga warna lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru
tetap berwarna biru yang menandakan sifat netral dari minyak kelapa. Sedangkan pada
minyak tengik di hasilkan pH 6 (asam), hal ini karena minyak mengalami hidrolisis dan
oksidasi menghasilkan aldehida, keton, dan asam-asam lemak bebas. Faktor kesalahan
dalam paktikum ini yaitu kurang teliti dan pemahaman dalam membaca kertas lakmus.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa
kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat kepolaran zat dan
pelarutnya. Minyak tidak dapat larut dalam larutan polar maupun semipolar seperti air
NaOH, dan Alkohol. Karena minyat sendiri yaitu larutan

non polar. Untuk uji

keasaman pH yang dihasilkan yakni 6 untuk minyak bagus dan 5 untuk minyak tengik.
Minyak tengik pHnya lebih rendah karena sudah terhidrolisis dan oksidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp J. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga, 1990.
Poedjiadi, Anna. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, 1994.
Sutresna, Nana. Kimia. Bandung: Grafindo, 2009.
Taufik. 2010. Metabolisme Lipid. Blog Taufik Chemistry. http://Taufikchemistry.
blogspot.com. (25 Desember 2013).
Yazid,Estien. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Yogyakarta: ANDI
.