revisi proposal skripsi komik nawadhir j

PROPOSAL SKRIPSI
PENERJEMAHAN KOMIK NAWADHIR JUHA LI AL-ATHFAL
Proposal skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Jurusan
Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora
Dosen Pengampu: Dr. Moch Syarif Hidayatullah, M.Hum

Oleh:
Medita Agla Cahyani

11140240000010

PROGRAM STUDI TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

OUTLINE
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
E. Metodologi Penelitian
1. sumber data
2. teknik pengumpulan data
3. subjek dan objek penelitian
4. analisis data
F. Sistematika Penulisan
G. Daftar Pustaka
BAB II KERANGKA TEORI
A. Definisi Komik
B. Metode Penerjemahan Adabtasi
BAB III SEKILAS TENTANG BUKU DAN PENULIS
A. Biografi Pengarang
B. KOMIK NAWADHIR JUHA LI AL-ATHFAL
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN KITAB AGRAB
AL-QASAS
A. Pendahuluan
B. PENERJEMAHAN KOMIK NAWADHIR JUHA LI AL-ATHFAL

C. Analisi Metode Adabtasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penerjemahan adalah
proses, perbuatan, cara menerjemahkan pengalih bahasa. Suhendra Yusuf
menyatakan terjemah diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam
mengalihkan seperangkat informasi atau pesan.1 Lalu Moelione berpandangan
bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupaan kegiatan mereproduksi
amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling tepat dan wajar
di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.

2

Menerjemahkan teks sastra mempunyai keunikan tersendiri dibanding
dengan penerjemahan teks-teks umum lainnya, sebab sastra mengandung

unsur ekspresi seorang sastrawan dan kesan khusus yang ingin ditimbulkan
terhadap si pembaca. Selain itu karya sastra juga mempunyai unsur-unsur
emosional, efek keindahan kata dan ungkapan, efek keindahan bunyi dengan
segala yang mengiringinya, inilah yang disebut dan biasa dikenal dengan nilai
estetis sebuah karya sastra. Dalam penerjemahan sastra khususnya prosa fiksi
menurut Newmark dalam Suryawinata dan Hariyanto harus memperhatikan
pengaruh budaya pada Bsu dan pesan moral serta bahasa, latar dan tema3.

1
Suhendra Yusuf, 1994, Teori Tarjamah Pengantar Ke Arah Pendekatan
Linguistik dan Sosiolinguistik, Bandung: Mandar Maju, hlm. 8
2
Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia, hlm. 10.
3
Zuchridin Suryawinarta dan Sugeng Hariyanto Translation Bahasa
Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisisus, 2003), h.
155.

Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbiter, digunakan
oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi

diri. Bahasa adalah alat komunikasi sebagai perantara atau penyambung suatu
pesan baik itu lisan maupun tulisan. Dalam berkomunikasi di dunia internasional
tentu kita bertemu dengan beda bahasa lain. Misalnya ketika berinteraksi dengan
orang arab tentu kita menggunakan bahasa arab agar maksud dan tujuan kita
tersampaikan.4 Ada banyak ragam bahasa di dunia ini, baik berupa tulisan, lisan
dan isyarat. Penulis lebih mengedepankan aspek bahasa yang berbentuk
tulisan/teks.
Dalam menerjemahkan sebuah karya, khususnya karya ini yang ditujukan
untuk anak. Peneliti menggunakan metode penerjemahan adaptasi dalam
menerjemahkan komik Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫ نوادرا جحااللطفال‬terbitan alMuassasah al-‘Arabiyyah al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi hasan. Yang
membahas cerita juha yang digolongkan ke dalam cerita anekdot (humor) karena
yang menjadi bahan dari cerita humor adalah watak-watak atau tokoh yang
cerdik atau bodoh.5 Juha merupakan cerita yang paling terkenal di sekitar Timur
Tengah dan Afrika Utara. Juha telah menjadi sumber banyak karya yang
merupakan refleksi dari kualitas, tokoh yang kompleks, dan pandai mengolah
kata. Kekuatan ini mewujudkan Juha memiliki karakter ganda pada dirinya.
Banyak karakter digambarkan berlawanan pada gaya penceritaannya. Ia bisa

4
Abduk chaer. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, cet ke-1. Jakarta:

Rineka Cipta, 2000. H-1
5
Maman Lesmana, 2012, Menelusuri Jejak Budaya Arab dan Islam di Indonesia, Depok:
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, hal 143.

menjadi seorang hakim, pedagang, petani, suami dan lain sebagainya. Secara
umum, ia kadang muncul sebagai seorang yang kaya atau seorang yang miskin,
seorang yang dermawan atau seorang yang kikir, seorang yang pintar atau seorang
yang bodoh, seorang perjaka atau seorang yang telah menikah. Semuanya
menjelaskan kehidupan dari berbagai segi dan aspek yang berlawanan, yang
menggambarkan manusia dari berbagai kategori, status dan karakter individu.
Banyak dari kisah-kisahnya yang konyol terpancar pula kritik sosial. la juga
cukup arif untuk memberikan wejangan, nasihat, protes, kata-kata bijak, mengejek
kebodohan,ketidak becusan/ketidakadilan, dan bahkan bisa menghibur hati yang
sedang lara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis membatasi rumusan masalah pada:
1. Bagaimana penerapan metode adaptasi dalam menerjemahkan komik
Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫نوادرا جحاا للطفال‬


terbitan al-Muassasah

al-‘Arabiyyah al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi hasan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah di atas peneliti akan memaparkan tujuan
masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana proses menerjemahkan komik Nawadhir Juha
li Al-athfal (( ‫ نوادرا جحااللطفال‬terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah alHaditsah, Kairo tulisan Syawqi hasan dengan menggunakan metode
adaptasi sehingga memudahkan pemahaman pembaca.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, pembaca
dan para penerjemah dalam menerjemahkan sebuah teks-teks Arab
D. Tinjauan Pustaka
Penerjemahan yang saat ini penulis lakukan, belum pernah ada yang
menerjemahkan judul atau bahas komik Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫نوادرا جحا‬
‫ للطفال‬terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi
hasan yang berjudul ‫خذ انت الدراهم‬. Terkait tinjauan pustaka ini penulis melakukan
survei di perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dan perpustakaan umum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Jakarta. Dari hasil survei tersebut penulis
menemukan beberapa pembahasan mengenai metode penerjemahan antara lain:
Pertama, Virginia (2012) yang berjudul “Ali Audah dan Metode
Penerjemahannya (analisis Terjejemahan Buku Abu Bakr As-Siddiq Karya M.
Husain Haekal pada Bab Abu Bakr Pada Masa Nabi)”. Pada penelitian ini
mengarah pada pengetahuan terkait metode, ragam dan perangkat penerjemahan
apa yang diterapkan oleh ali Audah dalam buku Abu Bakr As-Shidiq karya M.
Husain Haekal pada bab Abu Bakr pada masa nabi. Penelitian ini tidak jauh beda
dengan penelitian yang penulis temukan sebelumnya yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap hasil terjemahan dan menentukan metode apa yang digunakan
oleh penerjemah dalam proses penerjemahnnya.

Kedua,

Lia Widvawati (2014) yang berjudul “Analisis Deskriptif

Kecerdasan Emosional pada Kisa-kisah Al-Qur’an dan Upaya Pengembangan
pada Anak Usia 6 sampai 9 Tahun” yang memfokuskan pada analisis kisah-kisah
anak dalam al-Qur’an. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif,
melalui pendekatan deskriptif dalam menemukan jawaban terkait permasalahan

yang ada di skripsi ini. Kelepbihan dari skripsi ini adalah peneliti memfokuskan
pada 3 cerita dalam al-Qur’an yang kemudian peneliti analisis, sehingga diambil
kesimpulan bahwa ketiga kisah tersebut terdapat berbagai macam hikmah yang
dapat diambil untuk diteladani dalam perkembangan pribadi seorang anak.
Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak menerjemahkan langsung dari
bahasa sumber yaitu bahasa Arab.
Ketiga, Anis Fida’ (2016) yang berjudul “Qissah li al-Atfal ‘Taih fi alQannat’ li Ya’qub al-Syaruni Tarjamatuha wa Musykilatu Tarjamati al-Tarakib
al-Idlafi” yang memfokuskan pada penerjemah susunan Idhafi yang ditemukan
dalam cerita yang ia terjemahkan. Metode penerjemahan yang ia gunakan yaitu
metode terjemah secara harfiyah dan tafsiriyah. Metode harfiyah merupakan
metode yang melingkupi terjemahan secara setia terhadap teks sumber adapun
metode

tafsiriyah

merujuk

pada

terjemahan-terjemahan


yang

tidak

memperdulikan aturan tata bahasa dari bahasa sumber. Kelebihan skripsi ini
adalah peneliti menfokuskan susunan idhafi sebagai kajian penelitiannya dan
peneliti menguunakan metode harfiyah dan harfiyah dan tafsiriyah sebagai
metode terjemahannya. Kekurangan skripsi ini adalah peneliti tidak memaparkan

metode yang peneliti gunakan, karena peneliti hanya memfokuskan kalimat
idhafinya saja.
Keempat, skripsi dari mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta,
Nauval Fitriah “Penerjemahan Kitab Dau’u Al-Misbah Fi Bayani Ahkami AlNikah Karya K.H. Hasyim Asy’ari” (2017). Kelebihan dari penelitian tersebut
adalah ia mendeskripsikan penereapan metode dan strategi penerjemahan yang
diklasifikasi ke dalam dua bagian. Pertama, mendeskripsikan dengan rinci metode
semantis pada terjemahannya. Kedua, mendeskripsikan secara gamblang dan jelas
strategi apa saja yang

diterapkan dalam terjemahannya. Kekurangan dari


penelitian ini adalah Nauval melakukan dua penerapan metode dan strategi yang
berbeda mengakibatkan meluasnya fokus pembahasan dalam penelitian yang
dilakukannya. Persamaan dari penelitian Nauval dengan yang akan peneliti
lakukan adalah dari objek kajiannya, yaitu sama-sama menerjemahkan kitab
klasik namun dalam korpus yang berbeda. Sedangkan perbedaannya terletak pada
penerapan metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode komunikatif yang berorientasi pada teks sasaran.
Keelima, Qisthina Amajida (2017) yang berjudul “ Peneremahan Buku
al-Qirâ’ah

al-Rasyîdah

Karya

Abul

Hasan

Ali


Nadwi:

Sebuah

Pertanggungawaban Akademik ” yang memfokuskan metode komunikatif
sebagai metode penerjemahan bukunya. Hasil terjemahan tersebut menunjukkan
bahwa metode komunikatif yang diterapkan dalam penelitiannya yaitu cocok.
Kelebihan dari

penelitian ini adalah peneliti memaparkan kendala daalam

menerjemahkan buku dengan metode komunikatif. Kekurangan penelitian ini

adalah peneliti belom membandingkan terjemahan dengan metode lain untuk
dijadikan perbedaan dalam memahami sebuah teks.

E. kerangka Teori
1. Definisi komik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar
(di majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna
dan lucu. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang
ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan katakata. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan
cerita. Gambar dalam hal ini, menggambar sebuah karakter kartun (karakter
bisa merupakan seseorang, binatang, tumbuhan ataupun suatu objek benda
mati). Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.
Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran,
dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Atau ada juga yang
berpendapat, Komik adalah Dunia Tutur Kata, suatu rangkaian gambar yang
bertutur menceritakan suatu kisah. Dalam membaca gambar ini nilai-nya kirakira sama dengan membaca peta, simbol-simbol, diagram, dan sebagainya. 6 Di
dalam komik terdapat kumpulan panel-panel yang berisi gambar. Gambar
dalam panel-panel tersebut disertai dengan balon kata-kata yang menyatakan
ucapan tokoh, dialog atau atau memperjelas isi cerita.
6

Masdiono, Toni. 1998. 14 Jurus Membuat Komik. Creativ Media. h. 9.

Teknik Penerjemahan Komik
Penerjemahan tidak sekedar mengalihkan pesan ke dalam Bsa. Namun,
juga diperlukan teknik menerjemahkan agar hasil terjemahannya komunikatif
dengan pembaca. Dalam hal kaitannya dengan penerjemahan komik, yang
menggambarkan percakapan atau dialog tokoh.

Jadi, penerjemahan komik

sebaiknya di dasarkan pada jumlah karakter percakapan tokoh dalam balon.
Mislnya ada 30 karakter, sebaiknya di dalam terjemahannya juga terdapat 30
karakter. Sebaiknya tidak melebihi dari jumlah karakter tersebut.
teknik penerjemahan yang di pergunakan berkaitan dengan teks, konteks
dan proses. Misalnya, teks sumber menjelaskan mekanisme koherensi, kohesi dan
perkembangan tematik. Analisis teks sumber menjelaskan semua elemen
ekstratekstual yang berkaitan dengan konteks sumberteks dan produksi
penerjemahan.
Vinary dan Darbelnet dalam Translation Techniques Revisited: A
Dynamic and Functionalist Approach (Molina and Albir, 2002: 4) mengajukan
teknik atau prosedur penerjemahan, dengan istilah ‘procédés techniques de la
traduction’.
Mereka menetapkan tiga prosedur penerjemahan yang masih-masing
memiliki teknik penerjemahan.
Penerjemahan harafiah

Terjemahan harfiah terjadi ketika terdapat kedekatan atau kesetaraan
struktur, leksikal, dan bahkan morfologi antara dua bahasa. Kesetaraan dua bahasa
ini memungkin dapat terjadi penerjemahan harafiah. Teknik penerjemahan
Terjemahan adalah:
- Borrowing (pinjaman). Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan
meminjam kata atau ungkapan dari BSU. Peminjaman itu bisa bersifat murni
tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dilakukan penyesuaian pada
ejaan ataupun pelafalan.
- Calque. Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menerjemahkan frasa
atau kata BSU secara literal.
- Literal Translation. Penerjemaahan kata per kata. Teknik penerjemahan ini
dilakukan bisaanya terdapat kesetaraan bentuk (gramatikal, leksikal, dan frase)
antara dua bahasa.
Oblique. translation Terjemahan Oblique terjadi ketika penerjemahan merupakan
suatu keharusan untuk mencapai hasil terjemahan komunikatif. Prosedur
penerjemahan ini mencakup teknik transposisi, modulasi, ekuivalensi dan
adaptasi.
- Transposisi merupakan teknik penerjemahkan dengan mengubah kategori
gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit.
Kata kerja dalam teks bahasa sumber, misal, diubah menjadi kata benda dalam
teks bahasa sasaran. Teknik pergeseran struktur lazim diterapkan jika struktur
bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu,

pergeseran struktur bersifat wajib. Sifat wajib dari pergeseran struktur tersebut
berlaku pada penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk
menghindari interferensi gramatikal yang dapat menimbulkan terjemahan tidak
berterima dan sulit dipahami.
- Modulation. Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut
pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan
sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural.
- Adaptasi (adaptation). Teknik yang digunakan dalam penerjemahan ini dengan
menyesuai budaya bahasa sasaran. Dengan kata lain, unsur budaya yang ada di
dalam Bsa ditemukan padanan budaya sedekat mungkin di dalam Bsa. Di dalam
komik sering ditemukan unsur-unsur budaya, misalnya budaya materi, ungkapan
bahasa, dll. Misalnya dalam bahasa Prancis penggunaan ungkapan “voilà” yang
biasanya dikemukakan untuk memberikan sesuatu kepada seseorang. Pada contoh
komik di atas, karena bayinya menangis menandakan lapar (haus) maka sang ibu
lansung menyedorkan susu botol sambil berkata “voilà, voilà” yang dapat
diterjemahkan menjadi, “minum, minum!” secara denotasi, kata voilà berarti ‘ini’,
dan ‘itu’. Dalam konteks budaya Prancis, kata itu digunakan untuk memberikan
sesuatu kepada seserang atau menunjukkan sesuatu (barang) kepada
seseorang.
- Ekuivalensi. Teknik penerjemahan dengan menemukan padanan yang sama di
dalam Bsa. Misalnya pribahasa dalam Bsu diterjemahkan dengan mencari
pribahasa dalam Bsu yang memiliki padanan yang sama atau sedekat mungkin

dengan Bsu. Teknik penerjemahan ekuivalansi dilakukan dengan menemukan
penanda dan petanda yang sama. Misalnya idiom dalam Bsu disepadanankan
dengan idiom dalam Bsa. Amplification and economy translation Amplification
merupakan teknik yang digunakan untuk mengeksplisitkan atau menambahkan
suatu kata untuk memperjelas makna yang akan dialihkan. Sebaliknya, economy
translation adalah teknik yang diterapkan dengan penghilangan secara parsial,
karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna.
Dengan kata lain, mengimplisitkan ainformasi yang eksplisit.
Tahap penerjemahan Komik
Setelah ditentukan komik sebagai teks sumber yang akan diterjemahkan,
proses penerjemahan sudah dapat dilakukan. Tidak ada penerjemah tanpa
memperhatikan peran konteks dalam menerjemahkan karena dengan konteks
komik yang telah dipahami, maka penerjemah tidak begitu sulit untuk melakukan
pengalihan. Dalam kasus penerjemahan komik, fokus perhatian penerjemah yang
tidak boleh diabaikan adalah spesifikasi dimiliki komik – jumlah karakter
(wordplasy, nama onomatope, kesesuain antar ekpresi gambar (tokoh) dengan
bahasa verbal komik, yang terkadang hal ini menjadi kendala dalam
penerjemahan.
2. Metode Penerjemahan Adaptasi.
Pentingnya pengetahuan tentang jenis-jenis teks bagi seorang penerjemah
menentukan
7

pula

pemilihan

metode

penerjemahan. 7

Bila

penerjemah

Frans Sayogi, Penerjemahan bahasa Inggirs de dalam Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Negri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 27.

mengabaikan etnis atau kategori teks dengan tidak mengklasifikasikan teks yang
akan diterjemahkan, penerjemah akan menghasilkan terjemahan yang tidak sesuai
dengan teks bahasa sumber.
Metode yang peneliti gunakan dalam menerjemahkan komik Nawadhir
Juha li Al-athfal (( ‫نوادرا جحاا للطفال‬

terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah al-

Haditsah, Kairo tulisan Syawqi ini yaitu metode penerjemahan adabtasi/saduran.
Menurut Newmark, metode adabtasi ini disebut dengan metode penerjemahan
yang paling bebas dan paling dekat dengan Bsa. Istilah “saduran” dapat diterima
di sini, asalkan penyadurannya tidak mengorbankan tema, karakter atau alur
dalam Tsu. Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah biasanya
tidak terlalu memperhatikan keteralihan struktur Tsa. Ia hanya memperhatikan
apakah terjemahannya dapat dipahami dengan baik oleh si penutur Bsa atau tidak.
Karenanya, metode ini dianggap sebagai metode yang paling bebas dan paling
dekat dengan Tsa. Namun demikian, penerjemah tidak mengorbankan hal-hal
penting dalam tsu, seperti tema, karakter, atau alur. Metode ini biasanya
digunakan untuk penerjemahan drama, puisi, atau film. Ciri lain dari metode ini
adalah terjadinya peralihan budaya Tsu ke budaya Tsa. Dengan kata lain. Ada
penyesuaian kebudayaan dan struktur kebahasaan.8
Pada metode adaptasi karena yang menjadi orientasi keterbacaan pada Tsa,
maka terjemahan harus bisa menyampaikan ide teks Bsu dengan luwes dan mudah
dimengerti pembacanya. Keberpihakan pada pembaca membuat terjemahan ini
8

Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-Indonesia Kontemporer,
( Tangerang Selatan: Alkitabah, 2014), h. 61.

tidak harus mengikuti gaya bahasa teks Bsu dan bahkan dapat menambah atau
mengurangi elemen yang tidak begitu penting. Tentunya menyesuaikan denga
teks
apa yang akan diterjemahkan itu sebuah cerpen atau puisi maka hendaklah
diterjemahkan menjadi sebuah cerpen dan pusis kembali pada Bsa.9
Teknik penerjemahan komik dan Metode adabtasi memiliki fungsi yang
sangat penting dalam suatu proses penerjemahan. Apalagi dalam menerjemahkan
teks yang peneliti akan terjemahkan. Kedua metode ini tak dapat dipisahkan,
keduanya saling mengisi dalam menciptakan terjemahan yang mudah dimengerti..
F. Metodologi Penelitian
Dengan menggunakan metode penelitian yang baik, hasil penelitian
tentu akan lebih terarah. Saya menggunakan metode penelitian kualitatif,
dengan pendekatan metode penerjemahan adaptasi. Penelitian kualitatif
merupakan suatu strategi inquairy yang menekankan pencarian makna,
pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun dekskripsi tentang
suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik,
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara
narratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu
fenomena atau pertanyan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis

9

Zuchridin Suryawinarta dan Sugeng Hariyanto Translation Bahasa Teori dan
Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisisus, 2003), h. 61

dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

10

Metode kualitatif menjadi

titik-tolak penelitian kualitatif, yang menekankan kualitas (ciri-ciri data yang
alami) sesuai dengan pemahaman deskriptif dan alamiyah itu sendiri.11 Hal
itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu semua
yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah
diteliti.12
1. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan penelitian ini ada dua macam:
Pertama, data primer yakni komik Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫نوادراجحا‬
‫ للطفال‬terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi
hasan.
Kedua, data sekunder yakni sumber-sumber lain yang mendukung data
primer seperti situs www.hasanudin.id (komik Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫نوادر‬
‫جحاا للطفال‬

terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah al-Haditsah), Kairo tulisan

Syawqi, kamus Arab-Indonesia, internet dan data lain yang mendukung.
2. Teknik Pengumpulan Data
Tahap yang saya lakukan untuk pengumpulan data ialah menggunakan metode:
METODE CATAT.

10

Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Paramedian Group, 2014) hlm 329
11
Djajasudarma, T. Fatimah, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h. 14.
12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), h. 11

Dimana dalam metode ini penulis membuat coretan dari setiap kalimat
yang sudah dibaca tadi dan ditulis sesuai bahasa sumbernya terlebih dahulu yaitu
bahasa Arab. Setelah semua kalimat tercatat dengan baik dan benar, penulis
melanjutkan

dengan

menerjemahkan

kata

perkata

dari

setiap

kalimat

menggunakan kamus mutarjim dan google translate. Lalu, terjemahan kataperkata yang masih terkesan kaku itu dimodifikasi dengan penerjemahan
komunikatif yang mana menyesuaikan pada pembaca umum.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah komik Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫نوادرا جحا‬
‫ للطفال‬terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi
hasan Objek dalam penelitian ini yaitu terjemahan yang menggunakan metode
adaptasi pada komik Nawadhir Juha li Al-athfal.
4.Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan teks komik
Nawadhir Juha li Al-athfal (( ‫ نوادر جحا للطفال‬terbitan al-Muassasah al-‘Arabiyyah
al-Haditsah, Kairo tulisan Syawqi hasan. Kemudian penulis membuat coretan dari
setiap kalimat yang sudah dibaca tadi dan ditulis sesuai bahasa sumbernya terlebih
dahulu yaitu bahasa Arab. Setelah semua kalimat tercatat dengan baik dan benar,
penulis melanjutkan dengan menerjemahkan kata perkata dari setiap kalimat
menggunakan kamus mutarjim dan google translate. Lalu, terjemahan kataperkata yang masih terkesan kaku itu dimodifikasi dengan penerjemahan
komunikatif yang mana menyesuaikan pada pembaca umum.

G. Sistematika Penulisan
Demi mendapatkan pemahaman yang komperhensip, maka penulis merasa perlu
untuk merumuskan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini berisi satu bab
tersendiri yang terdiri dari enam sub-bab, yang meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II kerangka teori. Pada bab ini merupakan landasan teori yang terdiri
dari: teori dari penerjemahan yang terdiri dari definisi komik dan metode
penerjemahan adaptasi.
Bab III metode penelitian.

Pada bab ini dalam metodologi penelitian

membahas pengertian penelitian kualitatif dan memaparkan sumber data, teknik
pengumpulan data, subjek dan objek penelitian, dan analisis data.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.2003.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia,
Jakarta:Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan
Kajian. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Frans Sayogi, 2008. Penerjemahan bahasa Inggirs de dalam Bahasa
Indonesia, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negri Syarif
Hidayatullah.
Moch Syarif Hidayatullah. 2014. Seluk beluk penerjemahan arab indonesia.
Tanggerang: Alkitabah
Moleong Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Masdiono, Toni. 1998. 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creativ Media
Maman Lesmana, 2012. Menelusuri Jejak Budaya dan Islam di Indonesia. Depok:
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Suhendra Yusuf, 1994. Teori Tarjamah Pengantar Ke Arah Pendekatan

Linguistik dan Sosiolinguistik, Bandung: Mandar Maju.
Yusuf, A. Muri, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian Gabungan, Jakarta: Paramedian Group.
Zuchridin Suryawinata & Sugeng Hariyanto, 2011. Translation: Bahasan
Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan, Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.