Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Op (1)

Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Open Recruitment dan Close
Recruitment Partai Politik Di Indonesia
Written By Umiyati
A. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara demokrasi menjunjung tinggi aspirasi politik
setiap warga negaranya. Setiap warga negara berhak ikut serta dalam
proses politik yang dimulai dari input; artikulasi kepentingan; agregasi
kepentingan; hingga output suatu kebijakan yang ditujukan untuk
kesejahteraan seluruh masyarakat. Proses politik di Indonesia menjamin
hak-hak seluruh warga negara untuk ikut serta dalam proses politik
berupa berpendapat; ikut dalam pemilihan umum; hingga membentuk
suatu partai politik.
Partai politik merupakan salah satu dari bentuk pelembagaan sebagai
wujud ekspresi ide-ide, pikiran-pikiran, pandangan, dan keyakinan bebas
dalam masyarakat demokratis. Partai politik memiliki posisi dan peranan
yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai politik memiliki
peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses
pemerintahan dengan warga negara. Dimana partai politik berperan
sebagai sarana bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam proses
pengelolaan negara.
Partai-partai di negara demokrasi memiliki tujuan utama yaitu

memperoleh kekuasaan dengan memenangi pemilu dan
mengimplementasikan kebijakan publik mereka setelah berkuasa. Untuk
kedua tujuan tersebut sangat diperlukan adanya organisasi. Organisasi

merupakan tulang punggung pemerintahan kesatuan yang dapat
melaksanakan program kebijakannya serta penting untuk meraih
kekuasaan pemerintah.1
Organisasi pada umumnya memiliki struktur organisasi dan Anggaran
Dasar / Anggaran Rumah Tangga untuk mencapai tujuan dari organisasi
tersebut. Selain itu, Organisasi juga memiliki proses rekrutmen kader atau
anggota untuk regenerasi atau keberlanjutan kinerja organisasi.
Begitupula halnya dengan partai politik yang berbentuk organisasi.
Partai politik di Indonesia juga memiliki struktur organisasi yang jelas
dan proses rekrutmen kader-kader. Rekrutmen adalah salah satu dari
fungsi partai politik. Menurut Surbakti2, rekrutmen politik adalah seleksi
dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau
sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem
politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
Proses pemilihan kader partai politik di Indonesia bergantung pada
tipe rekrutmen partai politik. Ada yang membuka rekrutmen secara umum

atau open recruitment dan ada rekrutmen yang bersifat tertutup atau close
recruitment. Setiap rekrutmen partai politik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Sehingga, dalam pembahasan akan diuraikan mengenai
identifikasi kelebihan dan kekurangan open recruitment dan close
recruitment partai politik di Indonesia.

1 Kenneth Newton dan Jan W. Van Deth, 2016, Perbandingan Sistem Politik:
2

Teori dan Fakta, terj. Bandung, Nusamedia, hal. 338.
Ramlan Surbakti, 1992, Memahami Ilmu Politik, Jakarta, Grasindo, hal. 118.

B. PEMBAHASAN
Dalam menguraikan kelebihan dan kelemahan sistem open
recruitment dan close recruitment partai politik di Indonesia, perlu
diidentifikasi indikator-indikator pada setiap kelebihan maupun kekurangan
sistem rekrutmen partai politik. Adapun kelebihan sistem open recruitment,
yaitu:
1. Menerima Pluralisme
Partai politik yang menerima pluralisme dengan baik adalah partai

Demokrat. Pluralisme menjadi hal yang disuarakan oleh pengurus
Partai Demokrat, seperti melalui seminar Pluralisme 3 yang mengajak
masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai keanekaragaman untuk
menciptakan harmonisasi dalam kemajemukan masyarakat Indonesia.
Begitupula dalam hal proses rekrut kader Partai Demokrat yang
menerima pluralitas sebagai bentuk dari implementasi keberagaman
Indonesia yang berasal dari berbagai suku; ras; agama; golongan;
maupun setiap daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Non-sektarian
Sektarian memiliki arti pendukung suatu sekte atau mazhab
tertentu atau terkungkung hanya pada satu aliran atau ideologi. Nonsektarian dalam partai politik adalah memiliki pemikiran yang modern,

3

(http://www.demokrat.or.id/2017/04/demokrat-gelar-seminar-pluralisme-ditengah-fundamentalisme/), diakses pada 29 September 2017, pukul 10:54
WITA.

bebas dari dominasi apapun sehingga menghargai perbedaan yang
ada dalam organisasi partai politik.
Seperti halnya pada Partai Gerindra yang bersifat non-sektarian

yang merekrut kader dengan menghargai perbedaan sebagai bentuk
kemajemukan masyarakat Indonesia. Pola rekrutmen yang digunakan
partai Gerindra secara umum adalah rekrutmen terbuka. Hal ini
berkaitan dengan dibukanya peluang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk berkesempatan menjadi caleg dari partai Gerindra.
3. Non-Diskriminatif
Proses rekrutmen Partai Nasional Demokrat (Nasdem) bersifat
terbuka yang artinya tidak memandang status, kedudukan, kekayaan,
jabatan. Proses penerimaan kader partai politik yang tidak
memandang golongan atau kalangan tertentu merupakan salah satu
kelebihan non-diskriminatif dari partai politik yang bersifat open
recrtuitment.
Partai Gerindra juga memeiliki kelebihan non-diskriminatif terhadap
perekrutan kader partai. Dimana pada pemilu 2014 Gerindra tidak
menentukan secara spesifik mengenai presentase perbandingan
antara caleg kader maupun caleg tokoh masyarakat, semua murni
didasarkan kepada kemampuan, kualitas, dan loyalitas bakal caleg
terhadap partai Gerindra.
4. Inklusif


Inklusif memiliki arti menempatkan diri dalam cara pandang orang
lain atau kelompok lain dalam melihat dunia. Sikap inklusif cenderung
memandang positif terhadap perbedaan yang ada. Dalam sistem
rekrutmen terbuka, Partai Gerindra menerima dengan terbuka setiap
masyarakat yang ingin bergabung menjadi kader dalam partai
Gerindra. Berdasarkan indikator non-diskriminatif, maka partai
Gerindra bersifat inklusif atau mencakup seluruh lapisan masyarakat
dalam merekrut kader-kader partainya.
Sedangkan Kelemahan sistem open recruitment, yaitu :
1. Mementingkan kuantitas daripada kualitas
Kuantitas kader yang banyak dan tidak terbatas merupakan ciri dari
sistem partai yang open recrtuitment. Jumlah kader yang banyak menjadi
kelemahan dalam membuat kinerja partai politik yang kurang fokus. Sifat
keorganisasian kader dalam partai adalah menyebar dan dapat
menimbulkan konflik atau perpecahan dengan beragamnya kader serta
kepentingan yang dibawa dan diwakili oleh setiap kader.
Seperti pada konflik Partai Demokrat, yaitu konflik antara kubu Ketua
Umum Subur Budhisantoso dengan kubu Vence Rumangkang didukung
sejumlah deklarator Partai Demokrat. Bahkan perpecahan sudah diujung
tanduk dengan digelarnya Kongres Partai Demokrat yang berlainan. Kubu

Vence Rumangkang mengadakan kongres pada tanggal 18-21 Februari

2015 di Jakarta, sedangkan kubu Subur Budhisantoso pada bulan Maret
2015 di Bali.4

2. Jumlah anggota sangat banyak
Anggota kader pada partai politik dengan sistem open recruitment
sangat banyak karena lebih mementingkan kuantitas jumlah kader. Hal
tersebut mengakibatkan kesulitan dalam mengontrol kader-kader
secara struktural. Salah satu langkah yang dilakukan Gerindra 5 untuk
menghadapi pemilu, memperbesar anggota (kuantitas). Kuantitas
anggota yang diutamakan oleh Partai Gerindra membuat kelemahan
pada koordinasi antar-anggota kader partai.

Adapun Kelebihan sistem close recruitment, yaitu:
1. Jumlah anggota relatif terbatas
Terbatasnya jumlah anggota partai politik yang direkrut membuat
peluang kader yang besar dalam memaksimalkan keanggotaan dalam
keorganisasian partai. Anggota yang terbatas membuat kinerja partai
lebih fokus dan terarah karena setiap anggota mendapat proporsi

yang seimbang dalam menjalankan kegiatan partai. Selain itu, jumlah
anggota yang terbatas membuat partai mudah untuk dikontrol secara
4
5

(https://news.detik.com/berita/285636/-sby-prihatin-dengan-perpecahan-dipartai-demokrat), diakses pada 29 September 2017, pukul 13:36 WITA.
(http://partaigerindra.or.id/page/795?
Itemid=3&option=com_fireboard&func=showcat&Go=Go&catid=13), diakses
pada 29 September 2017, pukul 13:26 WITA.

struktural. Seperti pada PKS yang memiliki jaringan struktur yang
sangat kuat di seluruh Indonesia, dengan pencapaian struktur untuk
propinsi DPW di 33 Provinsi dan untuk di tingkat kabupaten 95% serta
ditingkat DPC 75%. Jaringan ini merupakan kepanjangan tangan
struktur di tingkat pusat yang di koordinasikan oleh wilayah dakwah
DPP.
2. Direkrut secara kooptasi
Kooptasi memiliki arti pemilihan anggota baru dari suatu badan
musyawarah oleh anggota yang telah ada. Seperti pada proses
perekrutan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai

Islam tertutup yang keanggotaannya lebih diutamakan penduduk
beragam Islam. Kader PKS dipilih dan diajukan tidak dengan
mengajukan diri tetapi diajukan oleh sekelompok individu atau oleh
murabbi (guru pembimbing) menggunakan metode Tarbiyah
(pendidikan) berkesinambungan dan terjadwal. Sehingga dalam
proses perekrutan Partai Keadilan Sejahtera melalui suatu badan
musyawarah oleh anggota yang ada.
Proses rekrutmen anggota PKS yang bersifat tertutup memiliki
kelebihan bagi hanya anggota tertentu yang memenuhi persyaratan
kader PKS yang dapat menjadi anggota partai. Sehingga proses
doktrin dan pemahanan ideologi partai lebih fokus dan lebih mudah
diberikan pada kader dalam keorganisasian PKS.

3. Kekuatan bersumber pada kualitas
Proses rekrutmen secara kooptasi pada partai politik dengan
sistem close recruitment juga menambah kualitas pada anggota atau
kader partai. Begitu pula halnya pada Partai Keadilan Sejahtera atau
PKS yang mengandalkan kualitas dibandingkan dengan jumlah kader
atau kuantitas. Sistem rekrutmen tertutup oleh PKS yang merekrut
kader dengan satu agama yang sama membuat fokus ideologi kader

partai politik tersebut menjadi terarah. Hal tersebut akan membuat
kualitas yang bagus pada pemikiran kader PKS dalam keterwakilan
mereka sebagai anggota partai politik dengan sistem rekrutmen
tertutup.
Sedangkan Kelemahan sistem close recruitment, yaitu:
1. Tidak menerima pluralisme
Pluralisme dalam partai dengan sistem close recrtuitment
merupakan hal yang tidak berlaku dalam syarat keorganisasian partai.
Seperti halnya PKS yang merekrut kader yang berasal dari agama
Islam. Sehingga kelemahan sistem rekrutmen tertutup bagi PKS
adalah tidak adanya keberagaman atau kemajemukan dalam struktur

anggota partai serta tidak mencerminkan dan mewakili
keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia.
2. Sektarian
Partai politik dengan sistem rekrutmen tertutup yang tidak
menerima pluralisme juga bersifat sektarian, yaitu hanya menerima
golongan tertentu, seperti agama; suku; atau budaya tertentu. Contoh
partai dengan sistem rekrutmen tertutup yang bersifat sektarian adalah
PPP; PBB; PKS.

3. Diskriminatif
Sistem rekrutmen partai yang tertutup juga berdsifat lebih
mementingkan kepentingan golongan tertentu sebagai kader daripada
masyarakat majemuk pada umumnya. Pada pelaksanaan penetapan
calon anggota legislatif oleh DPD Partai Golongan Karya Kota
Tanjungpinang tahun 2014, pemilihan anggota legislatif diutamakan
berasal dari kalangan kerabat dekat. Artinya, Partai Golkar merekrut
kader partai untuk menjadi caleg dengan berdasarkan unsur emosional
atau kekerabatan. Sehingga, dalam perekrutan anggota partai politik
dengan sistem tertutup secara diskriminatif memarjinalkan hak-hak
golongan lain yang mempunyai kompetensi yang sama.
4. Eksklusif
Eksklusif memiliki arti khusus pada suatu golongan tertentu,
dimana sifat ekslusif adalah cenderung memandang negatif perbedaan
yang ada. Perbedaan merupakan hal yang akan memicu konflik pada

internal partai sehingga kemajemukan tidak diterima dalam sistem
close recruitment. Seperti halnya pada Partai Golkar yang menempati
posisi legislatif adalah diutamakan kader yang telah mengabdi dalam
waktu yang lama, meskipun dinamika politik telah berubah setiap

waktu.
5. Cenderung pada Krisis kader
Sistem rekrutmen yang tertutup menyebabkan suatu kendala
dalam mengikuti dinamika pemikiran politik yang berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Kesulitan untuk mengikuti tuntutan
politik berdasarkan kecakapan kader dan penemuan inisiasi kader
baru dari luar membuat partai politik yang bersifat close recruitment
mengalami krisis kader dari dalam.
Hal tersebut dibuktikan pada pelaksanaan penetapan calon
anggota legislatif oleh DPD Partai Golongan Karya Kota
Tanjungpinang. Sebanyak 88 orang6 kader inti partai tidak ada yang
diperjuangkan Partai Golongan Karya. Dalam hal ini mengambil atau
merekrut kader eksternal (bukan kader) dan tidak mengambil kader
yang sudah jadi, sehingga ada beberapa orang kader internal Partai
Golongan Karya pindah ke partai yang lain.

6 Doni Septian, Rekrutmen Politik Dalam Penetapan Calon Legislatif 2014-2019
(Studi kasus : DPD Partai Golongan Karya Kota Tanjungpinang), 2014, Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Haja Ali
Haji, hal.11.

C.

PENUTUP
Partai politik di negara demokrasi memiliki tujuan untuk menang

dalam pemilihan umum dan memperoleh kekuasaan. Selain itu, partai
politik merupakan sarana rekrutmen politik bagi seluruh masyarakat dalam
menentukan proses kebijakan politik. Di Indonesia, sistem rekrutmen
partai politik berdasarkan pada identifikasi sistem open recruitment dan
close recruitment. Kedua sistem rekrutmen itu memiliki kelebihan dan
kekurangan.

Kelebihan

pada

open

recruitment

yaitu:

plluralisme; non-sektarian; non-diskriminatif; dan inklusif.

menerima
Sedangkan

kekurangan open recruitment yaitu: mementingkan kuantitas dibanding
kualitas; dan jumlah anggota yang relatif banyak. Adapun kelebihan close
recruitment yaitu: jumlah anggota relatif terbatas; direkrut secara kooptasi;
serta kekuatan bersumber pada kualitas. Sedangkan kelemahan close
recruitment yaitu: tidak menerima pluralisme; sektarian; diskriminatif;
eksklusif; serta cenderung pada krisis kader.

REFERENSI
Newton, Kenneth dan Jan W. Van Deth. 2016. Perbandingan Sistem
Politik: Teori dan Fakta. Terj. Imam Muttaqin. Cet.ke-1. Bandung:
Nusamedia.
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
Doni Septian. 2014. Rekrutmen Politik Dalam Penetapan Calon Legislatif
2014-2019 (Studi kasus : DPD Partai Golongan Karya Kota
Tanjungpinang). Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Maritim Haja Ali Haji.
(http://www.demokrat.or.id/2017/04/demokrat-gelar-seminar-pluralisme-ditengah-fundamentalisme/), diakses pada 29 September 2017, pukul 10:54
WITA.
(http://partaigerindra.or.id/page/795?
Itemid=3&option=com_fireboard&func=showcat&Go=Go&catid=13),
diakses pada 29 September 2017, pukul 13:26 WITA.
(https://news.detik.com/berita/285636/-sby-prihatin-dengan-perpecahandi-partai-demokrat), diakses pada 29 September 2017, pukul 13:36 WITA.