Peran Pemerintah dalam Administrasi dan

PERAN PEMERINTAH DALAM ADMINISTRASI DAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

oleh:
Nama : Yohana Rosendra
NIM

: 110200254

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS HUKUM

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang permasalahan
Sejarah administrasi pembangunan melihat suatu keadaan dimana saat ini administrasi
pembangunan belum diakui sebagai suatu disiplin ilmu sendiri yang telah berkembang.
Administrasi pembangunan yang berkembang tersebut berasal dari disiplin ilmu yang
mendahuluinya, yaitu administrasi negara. Administrasi negara merupakan suatu studi
mengenai bagaimana badan-badan pemerintahan diorganisir, beserta aparaturnya,
pembiayaannya, serta faktor kepemimpinannya. Administrasi negara merupakan

kombinasi tata pemerintahan,ctata usaha negara, administrasi serta administrasi
pembangunan, dan pengendalian lingkungan.
Administrasi pembangunan yang merupakan bagian dari administrasi negara tersebut,
kemudian mengalami penyempurnaan yang diawali oleh peristiwa pemberian bantuan
PBB tahun 1950 kepada negara-negara berkembang yang ternyata kurang mencapai
sasaran dan kurang mendapatkan hasil sesuai tujuannya.
Dalam pelaksanaan administrasi pembangunan, pemerintah memiliki peranan yang
harus dilaksanakan, salah satunya adalah peran sebagai administrator yang
berhubungan erat dengan usaha pembangunan berencana suatu negara. Perencanaan
yang merupakan suatu pernyataan pemerintah, melahirkan tugas pemerintah
diantaranya adalah pembangunan nasional. Pembangunan nasional mencakup multi
dimensional, didalamnya pembangunan nasional tersebutlah pemerintah berperan dan
berfungsi, baik sebagai stabilisator, inovator, modernisator, pelopor, hingga pelaksana
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari administrasi pembangunan ?
2. Apa pengertian dari pembangunan dan pembangunan nasional ?
3. Bagaimana peranan pemerintah dalam pembangunan nasional ?
4. Bagaimana kaitannya pemerintah dengan perencanaan serta pembangunan


nasional ?

BAB II
Pembahasan dan Analisis
2.1. Administrasi Pembangunan
2.1.1. Pengertian
Pengertian administrasi pembangunan berdasarkan pendapat para ahli, yaitu :
1. Fred W. Riggs

Administrasi pembangunan berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu
program pembangunan, dengan metode yang digunakan terutama oleh pemerintah
untuk melaksanakan kebijakan dan kegiatannya yang telah direncanakan guna
menemukan sasaran pembangunan (pembangunan admistrasi). Administrasi
pembangunan dikaitkan dengan implikasinya, sehingga apabila suatu program
pembangunan berhasil dilaksanakan, dengan sendirinya akan mendorong perubahanperubahan dalam berbagai bidang (administrasi pembangunan).
2. Prajudi Atmosudirdjo
Hukum administrasi pembangunan adalah Hukum Administrasi Negara yang
diarahkan untuk mendukung proses pembangunan dalam keperluan keberhasilan
pembangunan, yang melipuri hukum untuk perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi. Merupakan Hukum Administrasi Negara yang diarahkan

untuk penyempurnaan administrasi negara agar berkemampuan mendukung proses
pembangunan[1].
3. Bintoro Tjokoamidjojo
Pendekatan administrasi pembangunan diartikan sebagai proses pengendalian
usaha administrasi oleh pemerintah untuk merealisasikan pertumbuhan kearah lebih
baik dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, untuk mendorong
perubahan suatu masyarakat kearah lebih baik, yang pada umumnya tujuannya adalah
pembinaan bangsa (nation building) dan atau perkembangan sosial ekonomi (disebut
sebagai proses modernisasi).
Dengan demikian, tujuan dikembangkannya hukum administrasi pembangunan adalah
untuk kebutuhan pengembangan model dan konsep hukum administrasi yang cocok
untuk pembangunan serta pengembangan administrasi bagi pembangunan [2].
2.1.2.Ruang lingkup administrasi pembangunan
1. Ruang lingkup administrasi pembangunan mempunyai dua fungsi, yaitu :

Penyusunan kebijakan penyempurnaan administrasi negara, yang meliputi
penyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga yang diperlukan, kepegawaian, tata
kerja dan penyusunan sarana-sarana administrasi lannya (disebut development of
administration).


Merumuskan kebijakan dan program pembangunan di berbagai bidang serta
pelaksanaan nya secara efektif (disebut sebagai administration of development).
2. Administrasi pembangunan dapat dibagi dalam dua subfungsi, yaitu
Perumusan atau formulasi kebijakan pembangunan oleh pemerintah (public
policies) dilakukan dalam proses administrasi dan tingkat tertentu dalam proses politik.
Pelaksanaan kebijakan secara efektif, dimana yang perlu mendapat perhatian
adalah masalah kepemimpinan, koordinasi, pengawasan dan fungsi administrator
sebagai unsur pembaharu.
Jadi pada dasarnya administrasi pembangunan bertujuan untuk memperlancar
proses pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat[3].
2.1.3. Ciri-ciri administrasi pembangunan
Administrasi pembangunan masih mendasarkan diri pada prinsip administrasi negara
sebab peralatan analisa administrasi pembangunan masih memakai peralatan analisa
administrasi negara. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri administrasi negara
Ciri-ciri administrasi pembangunan
Lebih banyak terkait dengan lingkunganLebih memberikan perhatian terhadap
masyarakat negara maju
lingkungan masyarakat yang berbeda-beda

terutama bagi negara berkembang
Terdapat kelompok yang cenderung Administrasi pembangunan mempunyai
b e r p e n d a p a t t u r u t b e r p e r a n n y aperan aktif dan berkepentingan terhadap
administrasi negara dalam pro sestujuan-tujuan pembangunan, baik dalam
perumusan kebijaksanaan, tapi peranan ituperumusan kebijaksanaannya maupun
masih kurang ditekankan. Bahkan ada alam pelaksanaannya yang efektif, bahkan
yang menyebutkan administrasi negara administrasi ikut serta mempengaruhi
bersifat netral terhadap tujuan-tujuan tujuan pembangunan masyarakat dan
pembangunan
menunjang pencapaian tujuan nasional,
ekonomi, dan lain-lain yang dirumuskan
kebijaksanaannya melalui proses politik.
Lebih menekankan kepada pelaksanaanBerorientasi kepada usaha-usaha yang
yang tertib/efisien dari unit-unit kegiatanmendorong perubahan kearah lebih baik
pemerintahan pada waktu ini. Jadi untuk suatu masyarakat di masa depan.
berorientasi pada masa kini.
Jadi berorientasi pada masa depan.
Lebih menekankan pada tugas-tugas B e r o r i e n t a s i p a d a t u g a s - t u g a s
umum (rutin) dalam rangka pelayanan pembangunan, yaitu kemampuan untuk
masyarakat dan tertib pemerintahan. m e r u m u s k a n k e b i j a k a n - k e b i j a k a n

Administrasi negara lebih bersikap sebagaipembangunan dan pelaksanaan yang
“balancing agent”
efektif. Administrasi pembangunan lebih
bersikap sebagai “development agent”
Administrasi negara lebih menengok padaA d m i n i s t r a s i p e m b a n g u n a n h a r u s
kerapian aparatur administrasi itu sendiri me ng a it k an d ir i d e n ga n s ub s t an s i

perumusan kebijakan dan pelaksanaan
tujuan pembangunan di berbagai bidang
Dalam administrasi negara seakan-akand al am a d m i n i s tr as i p e m b a n g u n a n ,
ada kesan menempatkan administratoradministrator dalam aparatur pemerintah
dalam aparatur pemerintah sekedarj u g a b i s a m e r u p a k a n p e n g g e r a k
sebagai pelaksana
perubahan (agent of change)
Lebih berpendekatan legalistik
Lebih berpendekatan lingkungan,
berorientasi pada kegiatan dan bersifat
pemecahan masalah.

2.1.4. Kegiatan dan pelaksanaan administrasi pembangunan

Kegiatan-kegiatan dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Goverment Activities (Kegiatan Pemerintahan)
2. Development Activities (Kegiatan Pembangunan)
3. Public Relation Activities (Kegiatan Kehumasan)

Peran dan fungsi pemerintah sebagai administrator berhubungan erat dengan usaha
pembangunan berencana suatu negara. Perencanaan merupakan suatu pernyataan
pemerintah dalam kegiatan sosial ekonomi. Tugas pemerintah diantaranya adalah
tugas dalam rangka pemerintahan umum, pemeliharaan ketertiban, keamanan, dan
pelaksanaan hukum. Tugas tersebut diperluas dengan tugas-tugas pelayanan umum
yang dilakukan melalui penyelenggaraan sendiri atau melalui pelaksanaan fungsi
pengaturan.
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, pemerintah sebagai administrator memiliki tugas [4]:
1. Menguasai dan menghayati tujuan-tujuan utama yang telah ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan.
2. Merumuskan lebih lanjut ke dalam bentuk yang dapat dipahami secara konkret

oleh bawahan dan dapat diselenggarakan secara nyata.
3. Memelihara dan mengambangkan organisasi negara yang dipercayakan


kepadanya setepat-tepatnya.
4. Memelihara dan mengembangkan sistem informasi setepat-tepatnya.
5. Memelihara dan mengembangkan sistem menejemen setepat-tepatnya.
6. Membuat semua tujuan yang telah ditetapkan tercapai dengan sebaik-baiknya.

2.2. Pembangunan

Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu
negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa ( nation
building)”[5]. Terdapat tujuh ide pokok, yaitu:
1. Pembangunan merupakan suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan yang

berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahapyang satu pihak
bersifat independen dan yang lain bersifat tiada akhir.
2. Pembangunan merupakan upaya secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk

dilaksanakan
3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang,


jangka sedang, dan jangka pendek[6]
4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan
5. Pertumbuhan mengarah pada modernitas, yaitu cara hidup yang lebih baru dan

lebih baik daripada sebelumnya.
6. Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan tiap

definisi diatas bersifat multidimensional, yaitu mencakup segala segi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
7. Semuanya ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga negara yang

bersangkutan semakin kukuh fondasinya dan semakin mantap keberadaannya
agar sejajar dengan bangsa lain karena mampu menciptakan situasi yang
seimbang dengan bangsa lain tersebut.
2.3. Pembangunan Nasional
Suatu sistem pembanguan nasional berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan,
sehingga suatu sistem pembangunan nasional berkaitan erat dengan kebijakan yang
ditempuh dan strategi yang dipilih. Tujuan pembangunan nasional setiap negara
berbeda satu sama lain. Indonesia, menurut GBHN RI, 1988:43, menyatakan bahwa

Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila di dalam wadah
NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang sama, tenteram, tertib, dan dinamis, serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
2.3.1. Dimensi pembangunan nasional
1. Dimensi inti dan kerangka pokok
Pembangunan hanya berjalan dengan memuaskan apabila masyarakat sadar akan
faedah pembangunan serta keharusan dari proses dinamisasi. Kesadaran tersebut
membawa masyarakat dari keadaan statis kearah perkembangan dinamis. Proses
dinamisasi mengandung kehendak untuk merubah cara kehidupan, cara berpikir, dan

cara menghadapi masalah-masalah untuk menempuh jalan baru yang membawa
kemajuan.
2. Dimensi majemuk dan kompleks.
Michel todaro menyimpulkan bahwa pembangunan adalah proses multidimensi yang
mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap rakyat, dan
lembaga-lembaga nasional, dan akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan, pemberantasan kemiskinan absolut (Bryant,1987:3) [7].
2.3.2. Kebijaksanaan pembangunan nasional

1. Kebijaksanaan sektoral dan partial

Kebijaksanaan pembangunan nasional menyangkut seua ketentuan formal dan
informal untuk mewujudkan tercapainya tujuan nasional, yaitu kebijaksanaan ekonomi
(moneter dan fiskal), kebijaksanaan ekspor impor, perdagangan, dan sebagainya.
Sebagai contoh, kebijaksanaan ekonomi merupakan kebijaksanaan partial karena
menyangkur satu bidang, yaitu ekonomi. Kebijaksanaan perdagangan sebagai bagian
dari ebijaksanaan ekonomi, merupakan kebijaksanaan sektoral. Keduanya harus saling
melengkapi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuannya. Demikian pula dengan
bidang pembangunan nasional lainnya, keterkaitan dan saling mempengaruhi antar
sektor dalam bidang sangat erat. Misalnya kebijaksanaan ekspor impor berkaitan erat
dengan kebijaksanaan perdagangan luar negeri, dan seterusnya.
2. Kebijaksanaan terpadu
Pemimpin harus mengambil atau memutuskan suatu kebijaksanaan (pengambilan
keputusan) yang mempunyai implikasi yang luas sehingga memerlukan analisis dan
pertimbangan berdasarkan informasi yang cukup. Proses tersebut ada yang formal dan
ada informal,dapat dibagi dalam tahap-tahap:


Penyusunan konsep (policy germination)



Rekomendasi kebijaksanaan (policy recommendation)



Analisis kebijaksanaan (policy formulation)



Perumusan kebijaksanaan (policy formulation)



Pengambilan keputusan (policy decision)



Pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation)



Evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan (policy evaluation)

Untuk memudahkan analisis dan pembentukan kebijaksanaan, Bintoro Tjokroamidjojo
(1978:115) membagi substansi kebijaksanaan nasional ke dalam lima kelompok : [8]


Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional
jangka jauh.



Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional
jangka menengah.



Analisis dan pembentukan kebijaksanaan pembangunan atau program tahunan.



Analisis dan pembentukan kebijaksanaan nasional dalam rangka melaksanakan
pemerintahan.



Analisis dan pembentukan kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan
pembangunan, terutama masalah-masalah jangka pendek.

Dengan melihat tahap-tahap serta substansi analisis pembentukan
kebijaksanaan, kemudian dapat dicari pola arus, hubungan antar lembaga, serta
koordinasinya. Dengan cara ini pula dapat dilihat lembaga atau orang mana yang
menjadi strategis dalam proses analisis dan pembentukan kebijaksanaan, sebab
kebijaksanaan terpadu tidak hanya memperhitungkan sektor dan bidang pembangunan,
tetapi juga waktu serta faktor lainnya.
2.3.3. Strategi pembangunan nasional
Strategi pembangunan nasional menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang harus
dilakukan. Dalam setiap bidang, pilihan yang dibuat harus optimal. Untuk merubah
keadaan bangsa akibat kurang optimalnya strategi pembangunan nasional yang
terdahulu, perlu diadakan pendobrakan besar-besaran terhadap segi-segi strategis
kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Salah satu segi strategis tersebut adalah
sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian adalah langkah pertama menuju
peningkatan pemakmuran dan harus dibarengi dengan pembangunan sektor lainnya.
2.4. Pembangunan Nasional yang Multi-dimensional
Agar suatu bangsa mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam upaya
pencapaian tujuan negara bangsa yang bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan
penghidupan, mesti dibangun.
2.4.1. Pembangunan bidang politik
Pengamatan para pakar menunjukkan tiga tahap penting yang perlu dilalui, yaitu :
1. Pertama, menciptakan stabilitas politik sebagai titik tolak yang mutlak

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
2. Kedua, penyusunan kembali organisasi-organisasi (restrukturisasi) politik.

Pertama dengan melakukan penyederhanaan jumlah organisasi politik, dapat
dengan gabungan atau fusi partai karena adanya kesamaan ideologi politik,
aspirasi politik, atau orientasi politik para tokohnya. Kedua restrukturisasi dapat

pula berarti mendorong tumbuhnya partai-partai politik guna mencegah adanya
satu kekuatan politik yang mendominasi.
3. Ketiga, political take-off, yaitu dimulainya usaha-usaha oleh partai-partai politik

yang telah mengalami restrukturisasi untuk secara aktif dan proaktif turut
berpartisipasi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan.
Terdapat empat aspek kehidupan politik dimana partai-partai politik dapat dan harus
memainkan peranan penting[9], yaitu :
1. Sebagai kekuatan yang tangguh untuk mengembangkan dan menerapkan

prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan
kepentingan negara yang bersangkutan.
2. Partai-partai politik perlu dan harus memainkan perannya sebagai pembela hak

demokrasi, bukan hanya anggotanya, tetapi juga warga negara secara
kseluruhan.
3. Partai-partai politik memainkan peran yang amat penting dalam turut serta

membina berbagai sarana demokrasi yang telah diakui keberadaannya oleh
bangsa dan negara yang bersangkutan
4. Perannan penting lainnya adalah menyelenggarakan pendidikan politik.

2.4.2. Pembangunan bidang ekonomi
Tuntutan dalam penentuan prioritas pembangunan bagi negara-negara yang
sedang membangun pada umumnya menunjuk pada pembangunan di bidang ekonomi,
sebab kenyataan menunjukkan bahwa keterbelakangan negara-negara tersebut paling
terlihat dalam bidang ekonomi. Dengan keterbelakangan ekonomi,berakibat pada
pendapatan perkapita rendah, yang berakibat pada ketidakmampuan menabung
sehingga berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal yang menyebabkan tidak
adanya investasi. Tidak adanya investasi berakibat tidak terjadinya perluasa usaha
sehingga makin sempitnya kesempatan kerja yang dapat menyebabkan pengangguran.
Adanya pengangguran berarti tidak adanya penghasilan, yang akhirnya berakibat pada
tidak bergesernya posisi seseorang dari bawah garis kemiskinan.
Strategi pembangunan yang biasa ditempuh negara-negara berkembang adalah
modernisasi pertanian dan industrialisasi. Modernisasi pertanian dipandang dari dua
sisi, yaitu sisi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri,
terutama bahan pangan, dan sisi menyangkut penumbuhan dan pengembangan
argobisnis yang menghasilkan berbagai komoditi untuk ekspor.
Dalam industrialisasi sebagai alternatif, pemerintah dapat melakukan orientasi
industrialisasi. Orientasi industrialisasi dapat mencakup dua segi, yaitu segi orientasi
produksi berbagai barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri, dan segi untuk
orientsi ekspor.
Pembangunan ekonomi menempati skala teratas dalam keseluruhan kebijaksanaan
dan penyelenggaraan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi harus berhasil,

karena dapat mengentaskan kemiskinan, menghilangkan kesenjangan sosial,
menghasilkan ketersediaan dana untuk pembangunan bidang-bidang lainnya, dan
berakibat pada terpeliharanya ketertiban umum.
2.4.3. Pembangunan bidang sosial budaya
Aspek sosial budaya yang relevan mendapat perhatian dalam upaya memilih
strategi pembangunan adalah aspek bahasa, adat istiadat dan tradisi, persepsi tentang
kekuasaan, hubungan dengan alam, locus of control, pandangan tentang peranan
wanita, dan sistem kekeluargaan besar (extended family system)
Pembangunan bidang sosial budaya merupakan hal yang tidak mudah karena
menyangkut antara lain filsafat hidup, pandangan hidup, persepsi, cara berpikir, sistem
nilai, dan orientasi pada warga masyarakat [10].Di dalam masyarakat terdapat
kategorisasi golongan, yaitu golongan tradisionalis, golongan modernis, dan golongan
ambivalen.
2.4.4. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk menjamin bahwa
kemerdekaan nasional dalam semua bidang kehidupan, seperti di bidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya, dijunjung tinggi oleh semua warga negara dan mendapat
pengakuan de jure oleh dunia internasional. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi
yang perlu diciptakan dan dipelihara secara terus-menerus. Variabel yang harus
diperhitungkan dalam menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan ketahanan
nasional yang tangguh, yaitu faktor geografis, penduduk, kekayaan alam, ideologi
nasional, politik, ekonomi, sosial budaya, dan kekuatan militer.
2.5. Peranan serta Fungsi Pemerintah dalam Pembangunan Nasional
2.5.1. Fungsi-fungsi pemerintah terhadap warganya
1. Negara sebagai negara politik (political state)

Negara memiliki rakyat dan pemerintah, sehingga disebut sebagai suatu kesatuan
politik merdeka dan berdaulat, atau negara politik. Dengan demikian, negara
menyelenggarakan empat fungsi pokok, yaitu :


Memelihara ketertiban dan keamanan (maintenance of peace and order).



Fungsi pertahanan dan keamanan.



Fungsi diplomatik



Fungsi perpajakan

2. Negara sebagai negara hukum ( legal state)
Banyak jenis hak yang ingin diperoleh masyarakat, salah satunya adalah tidak
diperlakukan semena-mena oleh siapapun juga, termasuk oleh pemerintah atau
penguasa. Tidak jarang dalam berbagai negara diterapkan “ rule of man”, dimana
keinginan dan kepentingan penguasa lah yang didahulukan dan mengabaikan
kepentingan umum. Untuk mencegah hal tersebut, berkembanglah konsep bahwa
negara harus berdasarkan “rule of law” dan melihat negara sebagai negara hukum.
Menurut konsep ini, supremasi hukum harus diakui oleh semua pihak dan tidak ada
pihak manapun yang tidak terikat kepada semua perangkat hukum yang berlaku
sepanjang ketentuan-ketentuan normatif tersebut bertujuan demi kepentingan seluruh
masyarakat.
3. Negara sebagai negara kesejahteraan (welfare state)
Negara didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Salah satunya adalah
peningkatan kesejahteraan seluruh warga negara, tidak hanya dalam arti materil, tetapi
juga dalam semua bidang kehidupan karena menyangkut harkat dan martabat
manusia. Meskipun demikian, peningkatan kesejahteraan rakyat tidak semata-mata
menjadi beban pemerintah,tetapi juga beban para pengusahawan.
2.5.2. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional
1. Peran selaku stabilisator


stabilisator di bidang politik
ialah menjamin bahwa dalam kehidupan politik bangsa tidak terjadi rongrongan,
baik yang datang dari kekuatan politik dalam negeri, maupun luar negeri [11].



Stabilisator ekonomi
Ialah iklim yang memungkinkan perekonomian nasional dapat terpelihara
sedemikian rupa sehingga ekonomi tumbuh secara wajar, suku bungan yang
tidak tinggi, rendahnya inflasi, kesempatan berusaha semakin luas, proses
industrialisasi berlangsung dengan baik, kebijakan moneter dan fiskal yang
menguntungkan bagi kepentingan nasional, dan lain sebagainya.



Stabilisator sosial budaya
Yaitu dalam hal mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi gejolak sosial,
apalagi yang dapat merupakan ancaman bagi keutuhan nasional serta kesatuan
dan persatuan bangsa. Caranya yaitu dengan menggunakan kemampuan selektif
yang tinggi, proses sosialisasi yang elegan tetapi efektif, melalui pendidikan,
pendekatan yang persuasif, dan melakukan pendekatan bertahap tetapi
berkesinambungan.

2. Peran selaku inovator
Yaitu pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber temuan baru,
metode baru, sistem baru, serta cara berpikir baru suatu perubahan yang membawa
bangsa kearah yang lebih baik.
3. Peran selaku modernisator
Pemerintah bertugas untuk menggiring masyarakat kearah kehidupan modern,
yaitu kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan dan
kemahiran menejerial, kemampuan mengolah kekayaan alam, memiliki sistem
pendidikan nasional yang andal sehingga mampu menghasilkan SDM yang produktif,
memiliki landasan kehidupan polotik yang kukuh dan demokratis, memiliki visi yang
jelas tentang masa depan, rakyat mampu mengambil keputusan yang rasional tentang
nasibnya, bersedia mengambil resiko dan orientasi masa depan, serta bersedia
menerima perubahan.
4. Peran selaku pelopor
Pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat.
5. Peran selaku pelaksana sendiri
Meskipun benar bahwa pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan
merupakan tanggung jawab nasional dan bukan menjadi beban pemerintah semata,
karena berbagai pertimbangan, seperti keselamatan negara, modal yang terbatas,
kemampuan yang masih belum memadai, karena tidak diminati oleh masyarakat dan
karena secara konstitusional memang merupakan tugas pemerintah, sangat mungkin
terdapat kegiatan yang tidak bisa dialihkan kepada pihak swasta, melainkan harus
diselenggarakan sendiri oleh pemerintah[12].
2.6. Pembangunan Administrasi dalam Rangka Administrasi Pembangunan
Ciri-ciri kegiatan pembangunan ialah dilaksanakan secara sadar, komprehensif,
terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan
akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Penyelenggaraannya memerlukan langkah-langkah, yaitu sebagai berikut :
1. Penumbuhan motivasi

Antara lain melalui proses sosialisasi kebijakan nasional, penyebaran informasi,
perluasan wawasan, dan peningkatan kecerdasan
2. Perumusan dan pengambilan kebijakan publik
Keterlibatan pemerintah dalam perumusan dan pengambilan keputusan pblik sangat
diperlukan bukan saja karena perumusan dan pengambilan keputusan politik tidak bisa
dipisahkan dari pelaksanaannya, tetapi juga karena pertimbangan lain seperti
pemerintah memiliki berbagai jenis informasi sebagai salah satu bahan masukan yang
sangat mungkin tidak dimiliki pihak manapun, hanya pemerintahlah yang memiliki
aparat yang menjangkau seluruh pelosok wilayah kekuasaan negara, dan pada akhirnya

pemerintah harus mempertanggungjawabkan tindakan operasional yang dilakukannya
kepada pemegang tertinggi kedaulatan negara, yaitu rakyat.
3. Peletakkan dasar hukum
Langkah ini sangat penting untuk kepentingan pemerintah sendiri maupun dalam
melibatkan komponen masyarakat, misalnya untuk kepentingan pemerintah diperlukan
hukum untuk:


Menentukan, menggarapa, dan mobilisasi dana



Peruntukan lahan, misalnya untuk daerah pemukiman, industri, pertanian,
maupun kawasan yang dilindungi



Perlakuan terhadap investor asing



Berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang kesemuanya diarahkan
guna menjamin bahwa tidak ada kegiatan penyelenggaraan pembangunan yang
tidak ada dasar hukumnya [13]

1. Perumusan rencana pembangunan nasional

Merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa depan. Instrumen yang biasanya digunakan adalah analisis SWOT,
yaitu memahami kekuatan yang dimiliki negara ( Strengths), mengenali kelemahan yang
mungkin ada (Weakness), mampu memanfaatkan peluan ( Opportunities), dan siap
menghadapi ancaman (Threats) baik dari dalam maupun luar negeri. Kemudia, rencana
yang telah disusun dan ditetapkan perlu disebarluaskan kepada seluruh komponen
masyarakat sehingga semua pihak mengetahui hal-hal seperti aspek rencana yang
menjadi tanggungjawabnya,kegiatan yang harus dilakukannya, hak yang akan
diperolehnya, serta kewajiban yang harus ditunaikannya.
2. Penentuan dan perumusan progam kerja
Perumusan program kerja adalah upaya untuk lebih memahami situasi, kondisi, jenis,
dan bentuk masa depan yang diperkirakan akan dihadapi sehingga faktor
ketidakpastian berkurang, perubahan dapat diantisipasi dan diberikan respon, skala
prioritas makin tajam, sasaran makin konkret, kurun waktu makin pendek, serta
alokasi dana dan daya makin tepat, sehingga memungkinkan pelaksanaan rencana
secara efisien dan efektif.
3. Penentuan berbagai proyek pembangunan
Penentuan proyek pembangunan perlu mendapat perhatian karena pertimbangan :


Menurut pengamatan, sering terdapat kecenderungan birokrasi pemerintahan
untuk memproyekkan sesuatu kegiatan yang sesungguhnya merupakan kegiatan
rutin



Berbagai proyek pembangunan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah dengan
berbagai alasan. Dengan demikian, segala langkah yang diperlukan

tertanganinya berbagai proyek dengan tingkat efisiensi dan efektifitas setinggi
mungkin,harus diambil.


Tidak sedikit proyek pembangunan yang diserahkan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

4. Implementasi rencana dan program kerja
Harus ditentukan juga instrumen pengukur efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja,
dimana instrumen tersebut perlu diketahui, dipahami, dan diterima oleh para
pelaksana karena dengan demikian merekapun dapat turut serta melakukan
pemantauan (self monitoring) suatu hal yang sangat penting dalam rangka
pemberdayaan para pelaksana.
5. Pentingnya sistem penilaian
Sistem penilaian memungkinkan menejemen membandingkan hasil yang seharusnya
dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu dengan hasil yang nyatanya dicapai.
6. Pentingnya mekanisme umpan balik
Berarti bahwa satu tahap yang sudah dilalui dinilai. Hasil penilaian akan sangat
bermanfaat dan digunakan sebagai umpan balikkalau perlu, mengkaji ulang seluruh
proses sebelumnya, termasuk urusan misi, rumusan strategi, rencana, program kerja,
maupun kegiatan-kegiatan operasional.
2.7. Efektivitas Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, dan Pengawasan
Suatu pengelolaan pembangunan nasional harus efektif menyediakan pribadi sebagai
satu kelompok selaku alat organisasi untuk mencapai tujuannya dengan konsekuaensi
yang tidak dicari-cari atau dengan biaya minimun.
Tujuan mengelola pembangunan nasional sulit dan rumit yang mungkin disebabkan
oleh pengelolaan yang salah, atau masalah dasar yang terletak pada desai
keorganisasian. Efektivitas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan
pengawasan (mewakili fungsi-fungsi pengelolaan) sangatlah menentukan tercapai atau
tidaknya tujuan pembangunan nasional. Efektivitas tersebut sangat ditentukan oleh
disain keorganisasian yang diformulasikan pengelolaan pembangunan nasional.

Bab III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Saat ini administrasi pembangunan merupakan bagian administrasi negara yang
berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu program pembangunan, dengan
metode yang digunakan terutama oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan
kegiatannya yang telah direncanakan guna menemukan sasaran pembangunan.
Pembangunan nasional memiliki dua dimensi, yaitu dimensi inti dan kerangka pokok
serta Dimensi majemuk dan kompleks. Didalam pembangunan nasional terdapat
kebijaksanaan berupa Kebijaksanaan sektoral dan partial serta kebijaksanaan terpadu.
Pembangunan nasional merupakan salah satu perencanaan pemerintah yang berkaitan
erat dengan kebijakan dan strategi pembangunan nasional yang menyangkut pemilihan
alternatif tindakan yang dipilih pemerintah untuk mencapai tujuannya dan berpengaruh
terhadap berbagai bidang kehidupan (multidimensional, mencakup berbagai bidang
yaitu politik, ekonomi,sosial budaya,pertahanan dan keamanan).
Fungsi pemerintah berkaitan erat dengan kedudukan negara terhadap warganya, dan
peran pemerintah dalam pembangunan nasional adalah selaku stabilisator,
modernisator, inovator, pelopor, dan pelaksana sendiri.
Hubungan pembangunan nasional dengan administrasi pembangunan adalah bahwa
Pembangunan Administrasi dalam rangka Administrasi Pembangunan dilaksanakan
secara sadar, komprehensif, terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta
diarahkan pada pencapaian tujuan akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan
kesejahteraan seluruh masyarakat yang merupakan tujuan pemerintah dalam
perencanaan pembangunan nasional dan harus berjalan efektif untuk menentukan arah
perubahan bangsa.
3.2. Saran
Dengan penjelasan diatas, bahwa perencanaan pembangunan nasional berdampak
secara multidimensional, menunjukkan bahwa arah bangsa ini bergantung pada
perencanaannya. Sehingga disarankan kepada pemerintah sebagai administrator untuk
serius dalam perencanaan pembangunan nasional sebab saat ini Indonesia merupakan
negara berkembang sehingga rentan akan krisis pada setiap segi dalam
multidimensional tersebut.

Daftar Pustaka
Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet.
Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992)
Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007)
Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) , cet.
Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003)
[1] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 375
[2] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 376
[3] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) Hal. 379
[4] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007) hal. 383
[5] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) Hal.4
[6] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) Hal.5
[7] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional , cet.
Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992) Hal 47
[8] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet.
Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press, 1992) hal.53
[9] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal 64
[10] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.101
[11] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.143
[12] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.149
[13] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya) ,
cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi Aksara, 2003) hal.153