BENTUK ORGANISASI BISNIS manajemen dan

BENTUK ORGANISASI BISNIS




Menurut UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan :
1. Usaha adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun
dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap
pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau
laba.(Pasal 1 huruf d).
2. Pengusaha adalah setiap orang atau persekutuan atau badan
hukum yg menjalankan suatu jenis perusahaan.(Pasal 1 huruf e)
3. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan
setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan
didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara RI,
untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba. (Pasal 1
huruf b).
Segi hukum dan Unsur perusahaan :
1. Badan Usaha
Bentuk hukum menunjukan legalitas perusahaan sebagai badan
usaha yang menjalankan kegaiatan ekonomi.Bentuk hukum

secara formal termuat dalam akta pendirian, atau surat ijin
usaha.
2. Kegiatan dalam Bidang Ekonomi
Tidak dilarang UU, tidak bertentangan dengan kepentingan
umum dan kesusilaan, dan tidak dilakukan dgn cara melawan
hukum.
3. Terus menerus
Kegiatan dijalankan untuk jangka waktu yg ditetapkan dalam
akta pendirian atau surat izin usaha.
4. Terang-terangan
Pengakuan dan pembenaran dilakukan oleh pemerintah dengan
mengesahkan anggaran dasar yang termuat dalam akta
pendirian, penerbitan surat izin usaha, dan penerbitan surat
tempat izin usaha.
5. Keuntungan dan/atau laba
Diperoleh berdasarkan legalitas dan ketentuan UU.
6. Pembukuan
Kebenaran isi pembukuan dan kebenaran alat bukti pendukung.










BADAN USAHA BADAN HUKUM
A.










PERSEROAN TERBATAS

Pengertian (pasal 1 ayat 1 UU PT No. 40 Tahun 2007)
Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan dan peraturan pelaksananya.
Status Badan Hukum
Perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirianya
disahkan oleh Mentri Hukum & HAM RI (dh. Menteri Kehakiman)
dan pengesahan diberikan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan. Setelah akta
tersebut disahkan, wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dan
diumumkan dalam Berita Negara RI.
Pendaftaran & Pengumuman
1. Akta pendirian yang telah disahkan Mentri Hukum dan HAM RI
wajib didaftarkan oleh Direksi perusahaan dalam daftar
perusahaan, dan wajib diumumkan dalam Berita Negara &
Tambahan Berita Negara RI.
2. Pengumuman ini (PN. Percetakan Negara) supaya perseroan
terbatas yang telah disahkan dapat berperan secara sempurana
sebagai suatu badan hukum sebagaimana yang diharapkan oleh

para pendiri tanpa membebani direksi dengan tanggungjawab
renteng apabila mereka melakukan segala tindakan hukum
untuk kepentingan perseroan.
Modal :
Dalam UU PT pengaturan mengenai jenis modal, yaitu terdiri dari :
1. Modal Dasar ( min. 20 jt).
2. Modal Ditempatkan ( min. 25% dari modal dasar).
3. Modal Disetor ( min. 50% dari modal ditempatkan).
Pemegang Saham
Pemegang saham perseroan harus lebih dari satu orang, karena pada
dasarnya sebagai badan hukum perseroan dibentuk berdasarkan
perjanjian.
Apabila perseroan kemudian hanya dimiliki oleh seorang, dalam
waktu enam bulan pemegang saham harus menjual sahamnya,



B.







apabila tidak maka tanggung jawab menjadi pribadi atas permohonan
pihak yang berkepentingan Pengadilan Negeri dapat membubarkan
perseroan.
Perlindungan Terhadap Pemegang Saham Minoritas
1. Suatu orang pemegang saham atau lebih mewakili 1/10 dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat meminta
kepada direksi atau komisaris untuk menyelenggarakan RUPS.
2. Pemegang saham atas nama sendiri atau atas nama perseroan
yang mewakili 1/10 dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dapat mengajukan permohonan kepada
Pengadilan Negeri untuk dilakukan pemeriksaan terhadap
perseroan.
3. Setiap pemegang saham dapat mengajukan gugatan terhadap
perseroan kepada Pengadilan Negeri apabila merasa dirugikan.
Tahapan pendirian PT
1. Pembuatan Akta Pendirian berbentuk Akta Notaris.

2. Pengsahan Akta Pendirian oleh Mentri Hukum dan HAM.
3. Pendaftaran PT di Pengadilan Negri dan Kantor Pendaftaran
Perusahaan.
4. Pengumuman PT dalam Tahapan Berita Negara.
Organ Perseroan
1. Organ perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Direksi dan Komisaris.
2. Untuk menjadi Direksi dan Komisaris diharuskan memenuhi
persyaratan tertentu yang pada intinya harus mempunyai akhlak
dan moral yang baik dilihat dari pengembangan suatu usaha.
3. Di dalam UU PT diatur secara tegas tata cara pemangilan
RUPS, Sahnya RUPS dan quarum, sehingga apabila dalam
penyelenggaraan RUPS hal-hal tersebut tidak dipenigi, RUPS
menjadi tidak sah.
Perbedaan Tugas masing – masing Organ Perseroan :
1. RUPS merupakan organ perseroan yang mempunyai kekuasaan
paling tinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang
yang tidak diserahkan kedapa Direksi dan Komisaris.
2. DIREKSI bertugas melakukan pengurusan perseroan demi
kepentingan dan tercapainya tujuan perseroan serta mewakili

perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan.
3. KOMISARIS bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi,
memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan
perseroan.
Pembubaran PT :
1. Berdasarkan keputusan RUPS.
2. Telah berahir jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam
anggaran dasar.
3. Berdasarkan penetapan pengadilan.
4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan
niaga yang telah berkeuatan hukum tetap.
5. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit,
berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam UU
Kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang.
6. Dicabutnya ijin usaha perseroan sehingga mewajibkan
perseroan melakukan liquidasi sesuai UU.
CV
Pengertian (pasal 19 KUHD)
CV adalah badan usaha bukan berbadan hukum yang didirikan antara
sesorang atau beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara

tanggung renteng untuk keselurahnya, dimana satu orang atau lebih
sebagai pemberi pinjaman uang.
Tahapan pendirian CV
1. Pembuatan akta pendirian dalam bentuk akta autentik.
2. Pendaftaran akta autentik ke pengadilan negri dan kantor
pendaftaran perusaahaan.
3. Pengumuman akta autentik kedalam berita resmi negara (
tambahan berita negara).
Pengurusan dan pertanggung jawaban
1. Mitra aktif berwenang mengurus CV dan bertanggung jawab
secara renteng untuk keseluruhan. Setiap mitra aktif
bertanggung jawab hingga kedalam harta pribadinya untuk
melunasi utang CV karena CV bukan badan hukum.
2. Mitra pasif hanya sebagai pelepas uang, hanya diperbolehkan
menyediakan uang untuk aktifitas CV dan tidak ada aktifitas
selain itu. Tanggungjawab mitra pasif terbatas, sebatas modal
yang diberikan ke CV.

1




C.















1.


Pembubaran CV :
1. Telah berahir waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.
2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujaun perseroan
atau karena tercapainya tujuan itu.
3. Karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta.
4. Karena salah seorang peserta meninggal dunia, dibawah
pengampuan, bangkrut atau dinyatakan sebagai orang yang
tidak mampu.
YAYASAN
Pihak-pihak yang terkait yayasan :
1. Pengadilan Negeri
Pendirian yayasan didaftarkan ke Pengadilan Negeri.
2. Kejaksaan Negeri
Kejaksanaan
Negeri
dapat
mengajukan
permohonan
pembubaran yayasan kepada pengadilan, jika yayasan tidak
menyesuaikan anggaran dasar dalam jangka waktu yang

ditentukan.
3. Akuntan Publik
Laporan keuangan yayasan diaudit oleh akuntan publik.
Kedudukan Yayasan :
Yayasan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah NKRI.
Kekayaanya diperoleh dari :
a) Sumbangan/bantuan yang tidak mengikat.
b) Wakaf.
c) Hibah.
d) Hibah wasiat.
e) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan peraturan perundangan yg berlaku.
Yayasan asing dapat beraktifitas di Indonesia, jika tidak merugikan.
Pendirian yayasan berdasarkan pasal 9 UU No. 28 Tahun 2004 :
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
2. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadi dengan
kekayaan Yayasan.
3. Dibuat dalam bentuk akta notaris yang kemudian diajukan
pengesahanya pada Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia
serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia.
Syarat pendirian yayasan :
1. Yayasan terdiri atas pembina pengurus dan pengawas.
2. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan
memisahkan sebagian harta kekayaan pendirianya sebagai
kekayaan awal.
3. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat
dalam bahasa indonesia.
4. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
5. Yayasan didirikan oleh orang asing atau bersama orang asing,
mengenai syarat dan tata cara pendirianya diatur dengan
peraturan pemerintah.
6. Yayasan memporleh status badan hukum setelah akta pendirian
yayasan memperoleh pengesahan dari menteri.
7. Yayasan tidak boleh memakai nama yang telah dipakai secara
sah oleh yayasan lain dan bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan.
8. Nama yayasan harus didahului oleh kata “yayasan”.
9. Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak
tertentu yang diatur dalam anggaran dasar.
Tahapan Pendirian Yayasan :
1. Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan.
2. Penandatangan akta pendirian yayasan.
3. Pengurusan surat domisili usaha.
4. Pengurusan NPWP.
5. Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Departemen
Kehakiman dan HAM.
6. Pengumuman dalam berita Negara RI.
Kelengkapan Legalitas Yayasan :
1. Surat keterangan domisili perusahaan (SKDP) dari
Kelurahan/kecamatan setempat.
2. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) atas nama yayasan.
3. Izin dari dinas sosial (merupakan pelengkap,jika diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan2 sosial) atau
4. Izin/terdaftar di Departemen Agama untuk yayasan yang
bersifat keagamaan.
Sesuai dengan UU RI No. 28 tahun 2004 tentang yayasan, organ
yayasan terdiri dari :






D.
















Pembina (pasal 28-30)
Adalah ogan yayasan yang mempunyai kewenangan yang
diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh UU atau AD.
Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang
berdasarkan rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi
tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.
2. Pengurus (pasal 31-39)
Adalah organ yang melaksakan kepengurusan yayasan. Susunan
pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
3. Pengawas (pasal 40-47)
Adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan
serta melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan
kegiatan pengurus.
Pasal 62, alasan pembubaran :
1. Jangka waktu berahir.
2. Tujuan yayasan tercapai/tidak tercapai.
3. Harta kekayaan tidak cukup untuk melunasi utang.
Pasal 63
Likuidator : pihak untuk membereskan kekayaan yayasan.
Pembina menunjuk likuidator (pasal 62a dan b)
Pengurus selaku likuidator.
Selama proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan frase
“dalam likuidasi” di belakang nama yayasan.
Pasal 68
Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan pada yayasan lain yang
mempunyai kesamaan kegiatan. Jika tidak, maka kekayaan sisa hasil
likuidasi tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunanya
dilakukan sesuai dengan kegiatan yayasan yg bubar.
FIRMA
Firma adalah suatu perseroan yg didirikan untuk melakukan suatu
usaha dibawah satu nama bersama (Pasal 16 KUHD).
Terdiri dari :
1. Sekutu aktif = penyedia modal
2. Sekutu pasif = pelaksana
Jadi Firma adalah badan usaha bukan badan hukum yang namanya
ditentukanberdasarkan nama bersama.
Pendirian Firma berdasarkan pasal 22 dan 23 KUHD yaitu :
1. Harus dengan akte autentik.
2. Didaftarkan kepada pengadilan negeri wilayah hukum setempat.
3. Diumumkan dalam surat kabar resmi (Tambahan Berita
Negara).
Pelantikan akta autenttik pendirian Firma berisi antara lain :
1. Identitas para mitra firma.
2. Pernyataan firma sebagai bersifat umum atau khusus.
3. Penunjukan mitra yang tidak memiliki kewenangan
mengatasnamakan Firma, saat mulai berlaku dan berahirnya
firma.
Pengurusan firma :
Anggaran dasar firma digolongkan kedalam :
1. Pembuatan meminjam/meminjamkan uang.
2. Membebani harta kekayaan persekutuan untuk jaminan hutang.
3. Mengalihkan atau menjual barang-barang tidak bergerak milik
persekutuan.
4. Ikut serta dalam perusahaan lain.
Bentuk pertanggungjawaban secara tanggung renteng untuk
seluruhnya terhadap perikatan-perikatan Firma, artinya setiap mitra
secara bersama-sama bertanggung jawab hingga harta kekayaan
pribadinya, atas seluruh perikatan yang terjadi antara mitra Firma
dengan pihak ketiga (Pasal 18 KUHD).
Pembubaran Firma menurut pasal 1646 KUHP tedapat 4 kondisi,
yaitu :
1. Waktu yang ditetapkan dalam perjanjian telah habis.
2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan perseroan
atau telah tercapainya tujuan.
3. Karena kehendak beberapa atau salah seorang peserta.
4. Salah seorang dari peserta meninggal dunia, di bawah
pengampuan, bangkrut atau dinyatakan sebagai orang tidak
mampu.

2

HUKUM PERUSAHAAN
















Pengertian perusahaan :
1. Menurut Pemerintah Belanda
Yaitu sekelompok perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara
tidak terputus-putus dengan terang-terangan dalam kedudukan
tertentu untuk mendapatkan laba.
2. Menurut Molen Graaff
Yaitu perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara terus menerus
dan terang-terangan, bertindak keluar untuk memperoleh
penghasilan dengan memperniagakan atau memperoleh barangbarang atau dengan mengadakan perjanjian dagang.
Pengertian menjalankan Perusahaan :
1. Menurut menteri kehakuman belanda
Dikatakan adanya perusahaan apabila pihak yang
berkemptingan bertindak secara tidak terputus-putus dan terangterangan, serta dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh
laba-rugi bagi dirinya sendiri.
2. Menurut molen graaff
Suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur :
a) Terus menerus atau tidak terputus-putus.
b) Secara terang-terangan (karena hubunganya dengan pihak
ketiga).
c) Dalam kualitas tertentu (karena hubunganya dengan pihak
ketiga)
d) Menyerahkan barang-barang
e) Mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan
f) Harus bermaksud memperoleh laba
Pengertian Hukum Perusahaan :
Kompleks peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang
bersifat memaksa, mengatur perbuatan-perbuatan yang dilakukan
secra terus menerus dalam kedudukan tertentu di lingkungan
perniagaan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Kedudukan Hukum Perusahaan dalam Sistem Hukum di Indonesia:
a) Jika dilihat dari subjeknya, maka:
Pribadi kordirati
Pribadi hukum
b) Jika dilihat dari objeknya, maka:
Dapat berupa benda baik berwujud maupun immaterial.
c) Jika dilihat dari hubungan hukumnya, maka:
Berasal dari perikatan karena perjanjian atau UU.
Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa letak atau
kedudukan hukum perusahaan ada di Hukum Perdata, tepatnya diatur
dalam Hukum Pribadi dan Hukum Harta Kekayaan.
Hukum Perusahaan dalam praktek diatur dalam :
KUH Perdata dan KUH Dagang
Peraturan lain diluar KUH Perdata dan KUHD yaitu :
a) UU No. 1 tahun 1995 tentang PT
b) UU Pasar Modal
c) Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku
Pengertian badan hukum :
a) Soebekti
Suatu badan hukum atau perkumpulan yang dapat memiliki
hak-hak dan melakukan perbuatan, seperti menerima serta
memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, dan menggugat di
muka hukum.
b) Rochmat Soemitro
Suatu badan hukum yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak
dan kewajiban seperti orang-orang pribadi.
c) Sri Soedewi Masjchoen
Kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan
mendirikan suatu badan, yitu berwujud himpunan dan harta
kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan dikenal
dengan yayasan.
d) Salim HS
Kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, hak
dan kewajiban, serta organisasi.
Dasar hukum :
1. KUH Perdata
2. KUHD
3. NBW (Niew Burgerlijk Wetboek) Belanda
4. UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
5. UU No. 25 tahun 1992 tentang Koperasi
6. UU No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan















Unsur-unsur Badan Hukum :
1. Harta kekayaan yang terpisah, dipisah dari kekayaan
anggotanya.
2. Tujuan tertentu (idiil/komersial).
3. Punya hak dan kewajiaban sendiri, dapat menuntut dan atau
dituntut.
4. Punya organisasi yang teratur, tercermin dari AD/ART.
Syarat Materiil (menurut doktrin).
Idem unsur-unsur badan hukum.
Syarat formal :
Sehubungan dengan permohonan untuk mendapatkan status sebagai
badan hukum, sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang badan
hukum yang bersangkutan.
Pembagian badan hukum :
a) Menurut bentuknya (berdasarkan pendiriannya).
1. Badan Hukum Publik  negara, provinsi, kota, majelis,
lembaga, dan bank negara.
2. Badan Hukum Privat  perkumpulan, PT, yayasan
b) Menurut Peraturan yang mengaturnya
1. Badan hukum yg terletak dilapangan hukum perdata
(CV,PT,Firma).
2. Badan Hukum yang terletak dilapangan hukum perdata
adat (koperasi,perkumpulan).
c) Menurut sifatnya
1. Korporasi
2. Yayasan
Teori Badan Hukum :
1. Teori Fiksi (Von Savigny)
Sebenarnya menurut alam hanya manusia selaku subjek hukum,
tetapi orang menciptakan dalam bayanganya, jadi orang
bersikap seolah-olah ada subjek hukum yang lain.
2. Teori Organ (Otto Van Gierke)
Badan hukum bukan sesuatu yang abstrak, tetapi benar ada.
Badan hukum itu organisme yang rill, badan hukum menjadi
kolektivitas, terlepas dari individu.
3. Teori Kekayaan Bertujuan (A. Brintz)
Badan hukum merupakan kekayaan yang bukan kekayaan
perseorangan, tetapi terkait tujuan tertentu. Badan hukum
memiliki pengurus yang berhak atau dapat berkehendak.
4. Teori Kekayaan Bersama (R. Van Jiaring)
Menganggap badan hukum sebagai kumpulan manusia, jadi
kepentingan badan hukum adalah kepentingan seluruh anggota.
Badan hukum bukan abstraksi dan bukan organisme, dan pada
hakekatnya hak dan kewajiban badan hukum adalah hak dan
kewajiban anggota bersama, jadi hanya konstruksi yuridis saja.
5. Teori Kenyataan Yuridis (Mujers, Paul Schotten)
Badan hukum adalah suatu realita, konkrit, rill walaupun tidak
dapat diraba, bukan khayal, tapi kenyataan yuridis hendaknya
dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia hanya
terbatas pada bidang hukum saja.
Badan usaha badan hukum :
1. Perseroan Terbatas (UU No.1 Tahun 1995)
2. Yayasan (UU No.16 Tahun 2001)
3. Koperasi (UU No.25 Tahun 1992)
Badan usaha bukan badan hukum :
1. Persekutuan perdata / maatschap (pasal 1619 KUHPerdata)
2. Firma (pasal 16-35 KUH Dagang)
3. CV (pasal 19 KUH Dagang)
4. Perusahaan Dagang / Usaha Dagang
Aspek hukum pengkategorian :
1. Penentu status
a) Badan Usaha Badan Hukum disebutkan secara jelas dan
tegas dalam UU, dan diakui Negara sebagai badan hukum.
b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak dinyatakan
sebagai badan hukujm oleh UU, atau tidak memperoleh
pengakuan dari negara.
2. Pelaku / Subyek Hukum
a) Badan Hukum bertindak sebagai subyek hukum, para
pengurusnya menjadi pelaksana maksud dan tujuan usaha,
bertindak untuk dan atas nama badan usaha.
b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum bukan subyek hukum.
Pengurus baik perorangan atau kolektif bertindak sebagai
subyek hukum.

3

3.

4.

Tanggung Jawab
a) Badan Hukum memikul tanggung jawab atas seluruh
perbuatan yang dilakukan oleh para pengurusnya, selama
pengurus tsb bertindak sesuai AD badan usaha dan hukum
yg berlaku.
b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak bertanggung
jawab karena hukum tidak menentukanya sebagai subyek
hukum. Para pengurus bertanggung jawab secara
pribadi/kolektif bertanggung jawab atas setiap perbuatan
yg dilakukan.
Harta kekayaan
a) Badan Hukum memiliki harta kekayaan yang kedudukanya
terpisah dari harta kekayaan para pengurusnya.
b) Badan Usaha Bukan Badan Hukum tidak memiliki harta
kekayaan karena harta kekayaan dimiliki dan dikuasai para
pengurusnya, yg bertanggung jawab secara pribadi/kolektif
terhadap harta kekayaanya.






HUKUM PERJANJIAN













Perjanjian (contracts, overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana
dua orang atau lebih, saling berjanji untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perbuatan tertentu, secara tertulis.
Perjanjian dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak
yang membuatnya.
Syarat Sah Kontrak :
Menurut pasal 1320 KUHPerdata, syarat-syarat sahnya kontrak
adalah sebagai berikut :
1. Syarat Subyektif, apabila dilanggar maka kontrak dapat
dibatalkan. Meliputi :
a) Adanya kecakapan membuat kontrak.
b) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri.
2. Syarat Objektif, apabila dilanggar maka kontrak batal demi
hukum. Meliputi :
a) Adanya hal (objek) tertentu.
b) Sesuatu sebab yang halal (kausa).
Asas Berkontrak :
Menurut pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, menyatakan bahwa
semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi
mereka yang membuatnya.
1. Konsensualisme adalah perjanjian telah terjadi jika telah ada
konsensus antara para pihak yang mengadakan kontrak.
2. Kebebasan berkontrak artinya seseorang bebas untuk
mengadakan perjanjian, bebas mengenai apa yang diperjanjikan,
dan bebas pula menentukan bentuk kontraknya.
3. Pacta sunt servanda artinya kontrak itu merupakan UU bagi
para pihak yang membuatnya (mengikat).
4. Asas Kepercayaan
5. Asas Persamaan Hak
6. Asas Keseimbangan
7. Asas Moral
8. Asas Kepatutan
9. Asas Kebiasaan
10. Asas Kepastian Hukum
Sumber Hukum Perjanjian :
1. Persetujuan para pihak
2. Undang-undang, dibagi atas :
a) UU saja.
b) UU karena suatu perbuatan, yaitu :
 Yang dibolehkan (zaakwaarnaming)
 Yang berlawanan dengan hukum
Prinsip Hukum Perjanjian
Perjanjian/Kontrak terdiri dari :
a) Kewajiban Primer adalah kewajiban-kewajiban yang diemban
para pihak terhadap kontrak.
b) Kewajiban Sekunder adalah kewajiban yang menjadi ada jika
salah satu pihak melanggar kewajiban primer terhadap kontrak.
Misal : kewajiban untuk membayar ganti rugi.
Risiko, Wanprestasi dan Keadaan Memaksa
1. Menurut Prof. Soebekti, risiko adalah kewajiban untuk
memikul kerugian jika ada suatu kejadian di luar kesalahan







salah satu pihak yang menimpa benda yangdimaksudkan dalam
kontrak.
2. Menurut pasal 1234 KUHPerdata, prestasi adalah seseorang
yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu dan tidak
melakukan sesuatu.
Dianggap wanprestasi apabila seseorang :
a) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
b) Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan.
c) Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.
d) Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh
dilakukannya.
Akibat dari wanprestasi dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya
perkara.
Menurut Prof. Soebekti, dikatakan “keadaan memaksa”
(overmacht/force majeure) apabila :
a) Diluar kekuasaannya.
b) Memaksa, atau
c) Tidak dapat diketahui sebelumnya.
Keadaan memaksa ada yang bersifat mutlak (absolute).
Contoh : bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dll.
Bersifat tidak mutlak (relative) contoh suatu keadaan dimana kontrak
masih dapat dilaksanakan, tapi dengan biaya lebih tinggi. Contoh :
krisis ekonomi
Macam-macam Kontrak :
1. Perjanjian Kredit.
2. Perjanjian Leasing (Kredit Barang).
3. Perjanjian Keagenan dan Distributor.
4. Perjanjian Franchising dan Lisensi.

4