BIOREMIDIASI LIMBAH DOMESTIK RAMAH LINGK
P2U
BIOREMIDIASI LIMBAH DOMESTIK RAMAH LINGKUNGAN: UJI
ANTAGONISTIK ISOLAT ACTINOMYCETES DAN FUNGI DARI
LIMBAH SEPTIC TANK, COMBERAN, DAN BEKAS AIR MANDI
TERHADAP BAKTERI PATOGEN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
Drs. Lud Waluyo, M.Kes.
Dibiayai oleh Anggaran Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Anggaran 2005
berdasarkan Surat Tugas Pembantu Rektor I Nomor: E.2.b/362/BAA-UMM/VIII/2005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Tahun 2005
1
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan: Uji Antagonistik
Isolat Actinomycetes Dan Fungi Dari Limbah Septic Tank,
Comberan, Dan Bekas Air Mandi Terhadap Bakteri Patogen*)
Oleh
Lud Waluyo**)
*) Dibiayai oleh Anggaran Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Anggaran
2005 berdasarkan Surat Tugas Pembantu Rektor I Nomor: E.2.b/362/BAA-UMM/VIII/2005
**) Dosen pada Jurusan PMIPA Pend. Biologi Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: 1). mengetahui seberapa besar potensi isolat
Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan
Shigella, dan 2) mengetahui seberapa besar potensi isolat Fungi berfungsi
antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella. Metode yang dipakai
adalah penelitian observasional laboratoris. Metode ini dengan menggunakan paper
disk. Bakteri patogen pada limbah ditumbuhkan pada media nutrien agar dengan
kerapatan populasi 106 sel/ 100 l. Uji antagonistik ini dengan menggunakan media
Czapek Doc. Agar untuk Fungi dan Nutrien Agar untuk Actinomycetes.
Hasil penelitian menunjukkan: (1)
Isolat Actinomycetes memiliki potensi
antagonistik tertinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen Salmonella
adalah isolat VII yang berasal dari comberan, (2) Isolat Actinomycetes memiliki
potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Shigella adalah isolat II yang berasal dari limbah septic tank, (3) Isolat Fungi
memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Salmonella adalah isolat E yang berasal dari limbah septic tank, dan (4) Isolat Fungi
memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Shigella isolat I yang berasal dari limbah septic tank.
Kata kunci: uji antagonistik- isolat Actinomycetes - isolat Fungi- bioremidiasibakteri patogen
2
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
ABSTRACT
Familiar Environmental Domestic Pollutant Bioremidiation: Antagonistic Test
Actinomycetes and Fungi from Septic tank, Sewer, and Sewage Toilet Isolat
for Pathogen Bacteria
This research is aimed:1) how to much potential Actinomycetes isolat from
septic tank, sewer, and sewage toilet on Malang antagonistic to Salmonella and
Shigella,; 2) ) how to much potential Actinomycetes isolat from septic tank, sewer,
and sewage toilet on Malang antagonistic
to Salmonella and Shigella. Used
methodology in research observasional laboratoric with paper disc.. pathogen
bacteria to growth on Nutrient Agar with population density was 10 6/ 100l.
Antagonistic test Fungi to use Czapek Doc. Agar Media and Actinomycetes to use
Nutrient Agar Media.
This research showed:1) The most potential antagonistic Actinomycetes isolat
in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth pathogen bacteria,
Salmonella was VII isolat from
sewer. 2). The most potential antagonistic
Actinomycetes isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth
pathogen bacteria Shigella was II isolat from septic tank; 3). The most potential
antagonistic Fungi isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth
pathogen bacteria Salmonella was E isolat from septic tank, and 4). The most
potential antagonistic Actinomycetes isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet
to pursue growth pathogen bacteria Shigella was I isolat from septic tank.
Key words: antagonistic test - isolat Actinomycetes- isolat Fungi- bioremidiationpathogen bacteria
3
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kota Malang terkenal dengan semboyannya Tri Bina Cipta, yakni sebagai Kota
Pendidikan, Kota Pariwisata, dan Kota Industri dengan penduduk yang cukup padat
tentunya mempunyai dampak pada lingkungan, terutama semakin bertambahnya
limbah, baik domestik maupun non domestik pada daerah padat huni. Beberapa
pemecahan permasalahan terhadap semakin bertambahnya limbah domestik adalah
dengan pemberian inokulum pengurai limbah yang aman dan akrab lingkungan;
dimana inokulum tersebut diisolasi dari daerah setempat.
Penelitian ini merupakan salah satu tahapan penelitian yang produk akhirnya
adalah formula inokulum pengurai limbah spesifik untuk limbah jenis tertentu.
Sebagai contoh untuk pencemaran yang disebabkan karena pencemaran dari limbah
septic tank, maka bioremidiasinya memerlukan satu jenis formula inokulum pengurai
limbah yang khusus dengan komposisi limbah dan komposisi yang berbagai mikrobe
pengurai, serta mikrobe patogen yang ada pada limbah tersebut. Bila pencemaran
akibat dari limbah comberan, maka bioremidiasinya juga oleh inokulum pengurai
limbah yang khusus untuk limbah comberan itu dan seterusnya.
Penelitian ini merupakan tahap lanjutan
dari penelitian sebelumnya tentang
isolasi dan enumerasi Actinomycetes dan Fungi dari septic tank, comberan, dan
bekas air mandi. Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh 6 isolat Actinomycetes
dari septic tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari bekas air mandi. Sedangkan
didapatkan 9 isolat fungi dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi. Secara keseluruhan didapatkan 13 isolat Actinomycetes dan 15
isolat Fungi. Dari isolat yang telah ditemukan belum didapatkan gambaran yang jelas
apakah isolat tersebut dapat mematikan bakteri patogen yang ada dalam limbah.
Bakteri patogen yang umum dalam limbah domestik yakni Salmonella dan Shigella.
Hal tersebut penting untuk diujikan karena keberadaan isolat tersebut dapat
berperan antagonistik terhadap bakteri patogen dan berperan sebagai dekomposer
limbah.
Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh 6 isolat Actinomycetes dari septic
tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari bekas air mandi. Sedangkan
didapatkan 9 isolat fungi dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi. Secara keseluruhan didapatkan 13 isolat Actinomycetes dan 15
isolat Fungi. Dari isolat yang telah ditemukan belum didapatkan gambaran yang jelas
apakah isolat tersebut dapat mematikan bakteri patogen yang ada dalam limbah.
Bakteri patogen yang umum dalam limbah domestik yakni Salmonella dan Shigella.
Hal tersebut penting untuk diujikan karena keberadaan isolat tersebut dapat
4
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
berperan antagonistik terhadap bakteri patogen dan berperan sebagai dekomposer
limbah.
PERUMUSAN MASALAH
1). Seberapa besar potensi isolat Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap
bakteri patogen Salmonella dan Shigella?
2) Seberapa besar potensi isolat Fungi berfungsi antagonistik terhadap bakteri
patogen Salmonella dan Shigella?
TINJAUAN PUSTAKA
Actinomycetes merupakan salah satu prokariota yang bentuk mirip dengan
fungi. Actinonomycetes awalnya dinamakan “ray fungi”. Actinomycetes tumbuh
dalam bentuk filamen miselium dan membentuk spora. Ada dua hal penting untuk
membedakan antara fungi dengan Actinomycetes, yakni: 1). Actinomycetes tidak
mempunyai nukleus, sehingga dimasukkan prokariotik; 2) bentuk hifa Actinomycetes
dengan diameter 0,5 – 1,0 m, sehingga lebih kecil dari hifa jamur
(3 – 8 m
diameternya) (Coyne, 1999; Holt et al, 1994).
Actinomycetes terdiri dari 10 – 50 % total populasi mikrobe dalam tanah.
Organisme ini ditemukan dalam tanah (hampir semua), kompos, dan sedimen.
Kelimpahan populasi Actinomycetes di dalam tanah adalah terbesar kedua setelah
bakteri, yakni rentang dari 500.000 – 100.000.000 propagul per gram tanah.
Proppagul adalah bagian dari suatu mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
berkembangbiak (Coyne, 1999; Holt et al, 1994).
Actinomycetes diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimiawi dinding sel,
komposisi
keseluruhan
gula
(untuk
mendiagnostik
kelompok
Actinomycetes),
hibridisasi ADN dan ARN (melihat kekerabatan diantara Actinomycetes yang memilik
genotif
serupa).
Micromonospora,
Beberapa
Nocardia,
kelompok
(genera)
Streptomyces,
Actinomycetes
adalah
Streptosporangium,
dan
Thermoactinomycetes (Holt et al, 1994; Coyne, 1999).
Di dalam zat pengurai limbah mengandung berbagai mikroba pengurai, yakni
makhluk bersel satu yang hidup di sekitar kita
yang kita kenal sebagai bakteri
tanah. Mikroba ini berfungsi untuk menguraikan sisa-sisa bahan organik yang berupa
tinja, sampah, bangkai, limbah, dan lain sebagainya menjadi zat atau partikel yang
aman bagi lingkungan dan berfungsi dalam penurunan volume atau berat sampah
serta pengomposan. Dalam hal penguraian limbah memerlukan waktu berapa lama
masih dicari jawabannya, sehingga persistensi (daya tahan) bakteri patogen dalam
limbah tersebut dapat diketahui (Anonim, 1998a; Anonim, 1998b; Urson, tanpa
tahun, Anonim, 1998; Anonim, 2000a; Anonim, 2000b).
5
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Upaya-upaya penanggulangan terhadap pencemaran kota yang berasal dari
selokan dengan zat-zat yang aman terhadap lingkungan (akrab lingkungan). Artinya
bahwa setelah zat diberikan untuk penguraian suatu limbah tidak menimbulkan
akibat tambahan dengan kehadiran zat-zat sisanya (Anonim, 1995; Anonim, 1998a;
Anonim; 2000a; Suriawiria, 1996, BPPT, tanpa tahun; Anonim, 1995; Anonim, 1997a;
Anonim, 1997b).Upaya ini merupakan salah satu program penyehatan lingkungan di
daerah perkotaan (Depkes RI, 1992; Entjang, 1997). Limbah yang aman akan
berpengaruh terhadap kualitas air bersih, kualitas udara
di sekitar daerah
pembuangan limbah tersebut.
Limbah selokan merupakan salah satu limbah rumah tangga. Menurut Pelczar
dan Chan (1988), air limbah terdiri dari lebih kurang 99,9% air. Jumlah bahan padat
yang tersuspensikan di dalamnya sangat kecil sehingga dinyatakan dengan satuan
ppm (part per million = bagian persejuta). Penentuan derajat kekotoran air limbah
sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik
yang penting adalah kandungan zat padat, kejernihan, bau, serta warna (Sugiharto,
1987; Soerjani, dkk., 1987; Soemirat, 1994;
Pelczar dan Chan, 1988; Suriawiria,
1996; Entjang, 1997).
Semakin
tingginya
jumlah
buangan
yang
memasuki
badan
air,
dapat
menyebabkan berbagai penyakit mudah berjangkit. Hasil survey dari Coggestal dan
Stoll, 1943 dalam Winarno, 1986, diketahui bahwa 5-10% dari jumlah penduduk
merupakan karier Entamoeba histolytica. Dua puluh lima persen jumlah penduduk
lainnya merupakan pembawa cacing Ascaris, cacing pita, dan cacing tambang.
Dengan mengetahui jumlah bakteri patogen yang terdapat dala tinja, maka dapat
diketahui pula penyakit-penyakit penyebab diare, disentri, hepatitis, tifus, dan lainlain. Hal ini karena adanya buangan yang berasal dari limbah yang merupakan
sumber mikroba penyebab penyakit (Feachem et al., 1983; (Entjang, 1997)
Beberapa
dekomposer
mikroorganisme
seperti
disampaikan
di
atas,
merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran lingkungan dan upaya
menggali beberapa mikroorganisme yang berguna bagi manusia. Proses dekomposisi
atau degradasi substansi berbahaya yang ada di lingkungan, termasuk limbah
domestik dengan menggunakan bakteri
atau mikroorganisme lainnya dinamakan
bioremidiasi. Proses ini dapat dimanfaatkan untuk membersihkan limbah minyak,
limbah bahan kimia, dan pengolahan air limbah (Pelczar dan Chan, 1988; Laksmi dan
Rahayu, 1993; Waluyo, 2002)
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara garis besar bertujuan: 1). mengetahui seberapa besar
potensi isolat Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen
6
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Salmonella dan Shigella, dan 2) mengetahui seberapa besar potensi isolat Fungi
berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella. Metode
yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah penelitian observasional
laboratoris.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan orientasi penelitian, luaran penelitian ini
berupa konsep dasar tentang; 1) isolat Actinomycetes dari limbah septic tank,
comberan, dan bekas air mandi di Malang yang berpotensi mematikan bakteri
patogen dalam limbah yang Salmonella dan Shigella; 2) isolat fungi
dari
limbah
septic tank, comberan, dan bekas air mandi yang berpotensi mematikan bakteri
petogen dalam limbah yang Salmonella dan Shigella.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini ada dua bagian utama, yakni (1) uji antagonistik kemampuan
isolat Actinomycetes terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella, (2) Uji
antagonistik kemampuan isolat Fungi terhadap bakteri patogen Salmonella dan
Shigella. Proses tersebut didahului oleh penelitian sebelumnya dengan mengisolasi
dengan cara taburan dan goresan
Actinomycetes dari
limbah septic tank,
comberan, dan bekas air mandi. Penelitian Waluyo(2005) mendapatkan 13 isolat
Actinomycetes dari limbah-limbah tersebut dengan perincian: 6 isolat dari septic
tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat
dari bekas air mandi. Dan isolat fungi
dengan perincian: 9 isolat dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi.
Uji Antagonistik Isolat Actinomycetes terhadap Bakteri Patogen
Antagonisme/ antibiosis/ amensalisme merupakan salaha satu bentuk asosiasi atau
kehidupan bersama antara jasad hidup (mikrobe) yang menyebabkan salah satu
pihak
dalam
asosiasi
tersebut
terbunuh,
terhambat
pertumbuhannya
atau
mengalami gangguan lainnya. Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
daya bunuh, daya hambat, dan daya lainnya isolat Actinomycetes terhadap bakteri
patogen pada limbah domestik. Metode ini dapat dengan menggunakan paper disk.
Bakteri patogen pada limbah ditumbuhkan pada media nutrien agar dengan
kerapatan populasi 106 sel/ 100 l. Pembuatan larutan ini dapat juga dengan
menggunakan larutan Mac Farland yang digunakan untuk pembanding kekeruhan
dalam media cair.
Selanjutnya pada media nutrien agar
diletakkan paper disk yang telah
disterilkan yang sebelumnya telah dicelupkan dalam 100 l suspensi
isolat
Actinomycetes yang telah disiapkan sebelumnya dengan kerapatan yang sama
7
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
dengan bakteri patogen. Kemudian secara aseptik diteteskan pada permukaan paper
disk. Medium yang telah dinokulasikan kemudian diinkubasikan pada suhu 37C
selama minimal 2 hari, dan kemudian diamati zone penghambatan yang terbentuk.
Uji Antagonistik Isolat Fungi terhadap Bakteri Patogen
Mekanisme untuk uji antagonistik ini langkah-langkagnya sama dengan langkahlangkah A), dengan perbedaan media yang dipakai adalah media Czapek Doc. Agar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian uji antagonistik isolat-isolat Fungi dan Actinomyctes terhadap
diameter zona hambat bakteri Shigella dan Salmonella disajikan pada tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 1
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Nutrien Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (),6 cm) dan Setelah Dikurangi
Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode Isolat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
I*
0
1,075
0
0
0
0
0,925
0,845
0
0,850
0
0,850
0
Diameter Zona Hambat (cm)
III*
I
II
0
0
0
0
1,160 1,117
0,475
0,56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,0
1,05
0
0,40
0,855 1,352
0,325
0,255
0,760 0,840
0,242
0,16
0,740 0,77
0
0,14
0,830 0,840
0,25
0,23
0
0,830
0
0
0,90
0,875
0,25
0,3
0
0
0
0
II*
III
0
0,517
0
0
0
0,45
0,752
0,240
0,17
0,240
0
0,275
0
Keterangan:
*) Diameter zona hambat (cm) sebelum dikurangi diameter paper disc (o,6 cm).
8
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 2
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Salmonella
Nutrien Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode Isolat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
I*
1,025
0
0
0,850
0
0
1,045
0
0
0,90
1,166
0,80
0
Diameter Zona Hambat (cm)
III*
I
II
0
1,050
0,425
0
0
0
0
0
0,90
0,70
0
0,30
0,950 1,325
0,250
0,350
0
0
0
0
0,750 0,975
0
0,150
0,80
1,445
0,445
0,20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,045
0,30
0
0
1,158
0,565
0
0
1,00
0,20
0
0
0
0
0
II*
III
0,450
0
0,100
0,725
0
0,375
0,845
0
0
0,445
0,558
0,400
0
Tabel 3
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Czapek Doc. Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
Diameter Zona Hambat (cm)
No
Kode Isolat
1
I*
II*
III*
I
II
III
A
0,70
0,970
0,875
0,100
0,37
0,275
2
B
0,775
0,90
0,70
0,175
0,30
0,100
3
C
0
0
0
0
0
0
4
D
0
0
0
0
0
0
5
E
0,875
0,835
0
0,275
0,235
0
6
F
1,60
0,90
0
1,00
0,30
0
7
G
0,90
0,90
0,860
0,30
0,30
0,260
8
H
3,60
0,850
0,70
2,00
0,250
0,10
9
I
2,625
0,720
0,920
2,025
0,120
0,320
10
J
0
0
0
0
0
0
11
K
1,60
0,920
0,78
1,00
0,320
0,18
12
L
1,40
0,820
0,970
0,80
0,220
0,370
13
M
1,00
0,90
0,920
0,40
0,30
0,320
14
N
1,86
0,80
0,720
1,260
0,20
0,120
15
O
0
0
0
0
0
0
9
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 4
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Salmonella pada Media
Czapek Doc. Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
Diameter Zona Hambat (cm)
No
Kode Isolat
I*
II*
III*
I
II
III
1
A
0,90
1,00
1,015
0,30
0,40
0,415
2
B
1,30
1,335 1,220
0,70
0,735
0,62
3
C
1,765
0,940 0,715
1,165
0,340
0,115
4
D
0
0
0
0
0
0
5
E
0,90
2,075 2,985
0,30
1,475
2,385
6
F
0
0
0
0
0
0
7
G
0
0
0
0
0
0
8
H
0
1,220 0
0
0,62
0
9
I
1,60
0
0
1,00
0
0
10
J
1,00
0
0
0,40
0
0
11
K
0
0
0
0
0
0
12
L
0
0
0
0
0
0
13
M
0
0,970 2,525
0
0,370
1,925
14
N
0
1,995 2,100
0
1,395
1,50
15
O
0
0
0
0
0
0
B. Pembahasan
Tabel 5
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Salmonella pada Media Nutrien Agar
SK
db
P
G
T
12
13
25
JK
0,52
0,977
1,497
KT
F
0,043
0,075
Hitung
0,573
Tabel
2,67
F hitung F tabel 5%; berarti diameter zona hambat berbagai isolat Actinomycetes
tidak berbeda nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella.
Tabel 6
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Shigella pada Media Nutrien Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
Tabel 5%
P
12
1,189
0,099
4,125*)
2,67
G
13
0,317
0,024
T
25
1,506
Keterangan:
*) berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%
Hasil uji analisis varian menunjukkan F hitung F tabel 5%, bahwa zona hambat
berbagai isolat Actinomycetes berbeda nyata satu dengan yang lain dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Shigella.
10
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 7
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap
Salmonella pada Media Czapek Doc. Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
1,74
Tabel 5%
2,31
P
14
5,313
0,379
G
30
6,543
0,218
T
44
11,856
Hasil Analisis Varian Satu arah menunjukkan bahwa F hitung F tabel 5%; hal ini
menunjukkan bahwa diameter zona hambat berbagai isolat fungi tidak berbeda
nyata terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella.
Tabel 8
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Shigella pada Media Czapek Doc. Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
0,96
Tabel 5%
2,31
P
14
1,915
0,137
G
30
4,272
0,142
T
44
6,187
Hasil Analisis Varian Satu arah menunjukkan bahwa F hitung F tabel 5%; hal ini
menunjukkan bahwa diameter zona hambat berbagai isolat fungi tidak berbeda
nyata terhadap pertumbuhan bakteri Shigella.
Tabel 9
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Nutrien Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
Rata-rata diameter zona
hambat
0
0,52
0
0
0
0,28
0,44
0,24
0,18
0,24
0
0,28
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
6
1
6
6
6
3
2
4
5
4
6
3
6
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa zona hambat berbagai isolat
Actinomycetes
berbeda
nyata
satu
dengan
yang
lain
dalam
menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Shigella. Dalam ini, dengan Analisis Varian kita sulit
menentukan urutan potensi ketigabelas isolat Actinomycetes yang didapat dari
limbah tersebut, karena cukup banyak data yang bernilai 0 (nol). Oleh karena itu,
11
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
kita uji dengan analisis deskriptif yakni rata-rata zona hambat seperti terlihat tabel
6.15. Dari tabel tersebut tersaji bahwa ada enam tingkatan potensi dari ke tigabelas
isolat yang ditemukan. Urutan pertama adalah isolat II, Isolat VII, isolat VI + XII,
isolat VIII + X, isolat IX, dan isolat Actinomycetes yang tidak menghambat
pertumbuhan adalah isolat I, III, IV, XI, dan XIII.
Penelitian tentang isolasi Actinomycetes yang telah dilaksanakan sebelumnya
isolat II didapatkan dari limbah septic tank, disusul isolat VII berasal dari limbah
comberan, sedangkan urutan ketiga berasal dari limbah septic tank, dan air bekas
air mandi. Dengan demikian islat-isolat ini dapat dijadikan salah satu komponen
formula inokulum pengurai limbah untuk bioremidiasi limbah tangki septik, limbah
comberan dan limbah bekas air mandi.
Tabel 10
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap
Salmonella Nutrien Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
I
Rata-rata diameter zona
hambat
0,29
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
4
2
II
0
9
3
III
0,13
8
4
IV
0,44
2
5
V
0
9
6
VI
0,18
7
7
VII
0,50
1
8
VIII
0
9
9
IX
0
9
10
X
0,23
5
11
XI
0,37
3
12
XII
0,20
6
13
XIII
0
9
Tabel di atas menunjukkan bahwa isolat Actinomycetes yang paling besar dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella adalah isolat VII yang berasal dari
limbah comberan, urutan kedua isolat IV yang berasal dari limbah septic tank, dan
urutan ketiga isolat XI yang berasal dari limbah bekas air mandi. Dengan data ini
maka kita dapat memprediksi bahwa isolat dari ketiga jenis limbah domestik
tersebut cukup potensial diambil isolat terbaik sebagai salah satu komponen
inokulum pengurai limbah untuk ketiga jenis limbah itu.
12
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Kita ketahui bahwa bakteri patogen Salmonella adalah salah satu bakteri enterik
yang sangat potensial menimbulkan penyakit pada manusia, terutama yang
bertempat tinggal di daerah dengan sanitasi yang kurang baik. Bakteri tersebut bila
terdapat dalam limbah domestik dapat dengan mudah menyebar dengan ke
berbagai tempat antara lain sumber air bersih, makanan, minuman, peralatan yang
sering
dipakai
manusia
dan
sebagainya.
Dengan
adanya
isolat-isolat
yang
didapatkan dari limbah domestik tersebut, maka akan dapat dijadikan salah satu
komponen zat pengurai limbah.
Tabel 11
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Shigella Czapek
Doc. Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata diameter zona
hambat
0,25
0,20
0
0
0,17
0,43
0,29
0,80
1,18
0
0,50
0,46
0,34
0,52
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
9
10
12
12
11
6
8
2
1
12
4
5
7
3
12
Tabel di atas, menunjukkan bahwa isolat fungi atau jamur yang paling potensial
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Shigella adalah isolat I fungi yang
didapatkan dari septic tank, kemudian urutan kedua isolat H yang juga berasal dari
septic tank, urutan ketiga isolat N yang berasal dari limbah bekas air mandi, dan
urutan keempat isolat K yang berasal dari comberan. Sama dengan pembahasan
Actinomycetes di atas, bahwa isolat jamur ini dapat dijadikan salah satu komponen
inokulum pengurai limbah.
13
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 12
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Salmonella
Czapek Doc. Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata diameter zona
hambat
0,37
0,69
0,54
0
1,48
0
0
0,21
0,33
0,13
0
0
0,77
0,97
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
6
4
5
10
1
10
10
8
7
9
10
10
3
2
10
Tabel di atas menunjukkan bahwa isolat fungi atau jamur yang paling potensial
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Salmonella adalah isolat E fungi yang
didapatkan dari septic tank. Isolat E ini merupakan isolat dengan zona hambat
terbesar bila dibandingkan dengan isolat lainnya dalam menghmabat bakteri
Salmonella dan Shigella. Kemudian urutan kedua isolat N yang juga berasal dari
bekas air mandi, urutan ketiga isolat M yang juga berasal dari limbah bekas air
mandi, dan urutan keempat isolat K yang berasal dari septic tank. Sama dengan
pembahasan Actinomycetes di atas, bahwa isolat jamur ini dapat dijadikan salah
satu komponen inokulum pengurai limbah. Yang menarik bahwa isolat jamur yang
berasal dari comberan tidak ada yang menghambat pertumbuhan, karena zona
hambatnya nol.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Isolat Actinomycetes memiliki potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Salmonella adalah isolat VII yang berasal dari
comberan.
2.
Isolat Actinomycetes memiliki potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Shigella adalah isolat II yang berasal dari limbah
septic tank.
3.
Isolat Fungi memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Salmonella adalah isolat E yang berasal dari limbah septic tank.
14
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
4. Isolat Fungi memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Shigella isolat I yang berasal dari limbah septic tank.
Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang potensi antagonisitik isolat bakteri
yang terdapat dalam limbah terhadap bakteri patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark, 1999. Soil Microbiology:An Exploratory Approach, Delmar Publishers an
International Thomson Company (ITP)
Alaerts, G. dan Santika, S.S., 1987. Metode Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional,
Surabaya
Anonim, 1995. Pedoman Penggunaan EM bagi Negara-negara Asia Pasifik, Nature
Agriculture Network, Jakarta
Anonim, 1997a. Penggunaan Bokashi EM dalam Bidang Ternak. Agdex 400/35,
LIPTAN IP2TP, Yogyakarta
Anonim, 1997b. Dextran, Persada Nusantara, IPB, Bogor
Anonim, 1997c. Teknologi
Palangkaraya
EM-4
pada
Pertanian
Ramah
Lingkungan,
BPTP,
Anonim, 1998. Effective Microorganism-4 (EM-4), PT Songgolangit Persada, Jakarta
Anonim, 1998. Starbio Plus Mikroba Penguras WC dan Pemangsa Limbah, Lembah
Hijau, Jakarta
Anonim, 2000, Bio 2000: Serbuk Pengurai Limbah Organik, CV Alam Lestari
Indonesia,
Anonim, 2000. EMMA, CV Emindo, Malang
BBPT, tanpa tahun. Decomic: Mikroorganisme Aktivator Pengomposan Bahan
Organik, Puspitek Serpong, Tangerang
Boyd, R.F., 1995. Basic Medical Microbiology, Fifth Edition, Little Brow and Company,
Boston, New York-Toronto-London.
Bridson, E.Y. 1998. The Oxoid Manual. 8 th Edition, Oxoid Limited, Wade Road,
Basingstoke, Hampshire, England
Depkes RI, 1992. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Dewi Harjani, P., 1993. Faecal Indikator Bacteria, Makalah Universitas Padjadjaran
Bandung, Bandung.
Dewi Harjani, P., Freisleben, H.J., dan Supardi, I., 1994. Aspek Mikrobiologik pada
Pedoman Kualitas Air Minum. Makalah disampaikan pada Seminar dan
Lokakarya “Drinking Water Quality Standard and Guidelines” tanggal 3
Nopember 1994.
Dewi Harjani, P., Hendrajatin, A.A., dan Usman, R.,1983. Pemeriksaan Coliform dan
Escherischia coli Termotoleran pada Air Selokan Buangan Kakus di Beberapa
Daerah Kotamadya Bandung. Makalah disampaikan pada Konggres dan
Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi dan Parasitologi Kedokteran II, Surabaya
Dwidjoseputro, 1993. Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta
15
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Entjang, I., 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit PT Citra Aditya Bakti,
Bandung
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Feachem, R., Mc. Garry, M., and Duncan, M., 1978. Water, Wastes, and Health in Hot
Climated, English language Book Society and John Wiley & Sons, Chichester
Feachem, R.G., Bradley, D.J., Garelick, H.and Mara, D.D.,1980. Appropiate Tecnologi
For Water Supply and Sanitation : Health Aspects of Ekcreta and Sullage
Management, The World Bank, Washington
Feachem, R.G., Bradley, D.J., Garelick, H.and Mara,D.D., 1983. Sanitation and
Disease : Health Aspects of Ekcreta and Sullage Management, John Wiley and
Sons Chichester – New York – Brisbane – Toronto –Singapore
Franson, M.A.H., 1992. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater,
18th Edition, APHA-AWWA-WPCF, Washington DC
Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius,
Jakarta.
Lay, B.W., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Mahtuti, E.Y, 1999. Pengaruh Pemberian Jenis dan konsentrasi Zat Pengurai Limbah
terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Indikator Pencemar Air pada Efluen Tangki
Septik. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Pelczar, M.J. and Chan,E.C.S.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi, jilid II, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Soemirat, J.S., 1994. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Soerjani, N., Ahmad, R., dan Munir, R., 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan, Penerbit UI, Jakarta.
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, UI Press, Jakarta.
Suriawiria, U., 1996. Mikrobiologi Air, Penerbit Alumni, Bandung.
Urson, A.H.P, tanpa tahun. Pengolahan Limbah dengan Teknologi EM-4, Makalah
disampaikan pada Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu & Akrab Lingkungan,
Wonosobo
Waluyo, L. 2000. Peran Zat Pengurai Limbah “Starbio Plus” dalam Penurunan Bakteri
Indikator Pencemar Air pada Air Limbah Domestik. Laporan Penelitian Bidang
Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L. 2002. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai
Jenis dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran
tentang Bioremidiasi dengan Metode Bioteknologi di SMU Laporan Penelitian
Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L., 1999. Pengaruh Berbagai Variasi Waktu Kontak EM-4 (Effective
Microorganism-4) terhadap Persistensi Bakteri Indikator Pencemar Tinja,
Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L., 2000. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus terhadap
Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH (Rumah
Pemotongan Hewan) Gadang. Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
16
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Waluyo, L., 2001. Peran EMMA dalam Menghilangkan Bau pada Limbah Domestik,
Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
LAMPIRAN
BIOGRAFI/ DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PENELITI
a. Nama
: Drs. Lud Waluyo, M.Kes.
b. Tempat dan tanggal lahir
: Kediri, 5 Oktober 1966
c. Jabatan Fungsional
: Lektor
d. Jabatan Struktural
:-
e. Unit kerja
: KOPERTIS Wil. VII. Dpk Universitas
Muhammadiyah Malang
f. Pendidikan
SD lulus tahun 1979 di Kediri
:
SLTP lulus tahun 1982 di Kediri
SMU lulus tahun 1985 di Kediri
S-1 FPMIPA Pend. Biologi IKIP Malang lulus tahun 1990 di Malang
S-2 Bidang kajian Utama Mikrobiologi & Parasitologi, Program Studi Ilmu
Kedokteran Dasar Universitas Padjadjaran Bandung.
a. Pengalaman penelitian:
1994, Tanggapan Mahasiswa Biologi terhadap Teori Evolusi Biologis
1997, Pengaruh Sumber dan Jarak Pencemar terhadap Kualitas Mikrobiologik Air
Sumur Gali di Beberapa Tempat Kotamadya Bandung
1998, Evaluasi Kualitas Mikrobiologik Sumber-sumber Air di Kampus III Universitas
Muhammadiyah Malang
1998, Studi Kelayakan Syarat konstruksi dan Syarat Lokalisasi Sumur Gali Tanpa
Pompa Tangan Penduduk Daerah Sekitar Kampus di Kotamadia Malang
1998. Studi Perilaku Pengelolaan Tempat Tinggal Berdasarkan Komposisi Alergen
Inhalan dalam debu Rumah pada Masyarakat Perkotaan Jawa Timur (Penelitian
Dasar, Anggota)
1999, Kontroversial tentang Konsepsi Teori Evolusi (Suatu Studi Kasus Tanggapan
Guru-guru MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Model se-Indonesia
2000, Peran Zat Pengurai Limbah Starbio Plus dalam Penurunan Bakteri Indikator
Pencemar Air pada Air Limbah Domestik
2000, Pengaruh Berbagai macam Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus
terhadap Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH
(Rumah Pemotongan Hewan)
2001, Korelasi antara Pengenceran dengan Metode MPN (Most Probable Number)
17
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
2002, Efektifitas EMMA Effective Microorganism-4 Malang) dalam Mematikan
Mikrobe Patogen dan Penghilangan Bau pada Limbah Organik Selokan
2003, Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai Jenis
dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran tentang
Bioremidiasi dengan Metode Bioteknologi di SMU
2004, Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan di Kota Malang: Suatu
upaya Mengatasi Pencemaran Kawasan Padat Huni.
2005, Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan: Isolasi dan Enumerasi
Actinomycetes dan Fungi dalam Limbah Septic Tank, Comberan, dan Bekas air
Mandi di Kota Malang
18
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
BIOREMIDIASI LIMBAH DOMESTIK RAMAH LINGKUNGAN: UJI
ANTAGONISTIK ISOLAT ACTINOMYCETES DAN FUNGI DARI
LIMBAH SEPTIC TANK, COMBERAN, DAN BEKAS AIR MANDI
TERHADAP BAKTERI PATOGEN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
Drs. Lud Waluyo, M.Kes.
Dibiayai oleh Anggaran Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Anggaran 2005
berdasarkan Surat Tugas Pembantu Rektor I Nomor: E.2.b/362/BAA-UMM/VIII/2005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Tahun 2005
1
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan: Uji Antagonistik
Isolat Actinomycetes Dan Fungi Dari Limbah Septic Tank,
Comberan, Dan Bekas Air Mandi Terhadap Bakteri Patogen*)
Oleh
Lud Waluyo**)
*) Dibiayai oleh Anggaran Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Anggaran
2005 berdasarkan Surat Tugas Pembantu Rektor I Nomor: E.2.b/362/BAA-UMM/VIII/2005
**) Dosen pada Jurusan PMIPA Pend. Biologi Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: 1). mengetahui seberapa besar potensi isolat
Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan
Shigella, dan 2) mengetahui seberapa besar potensi isolat Fungi berfungsi
antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella. Metode yang dipakai
adalah penelitian observasional laboratoris. Metode ini dengan menggunakan paper
disk. Bakteri patogen pada limbah ditumbuhkan pada media nutrien agar dengan
kerapatan populasi 106 sel/ 100 l. Uji antagonistik ini dengan menggunakan media
Czapek Doc. Agar untuk Fungi dan Nutrien Agar untuk Actinomycetes.
Hasil penelitian menunjukkan: (1)
Isolat Actinomycetes memiliki potensi
antagonistik tertinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen Salmonella
adalah isolat VII yang berasal dari comberan, (2) Isolat Actinomycetes memiliki
potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Shigella adalah isolat II yang berasal dari limbah septic tank, (3) Isolat Fungi
memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Salmonella adalah isolat E yang berasal dari limbah septic tank, dan (4) Isolat Fungi
memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen
Shigella isolat I yang berasal dari limbah septic tank.
Kata kunci: uji antagonistik- isolat Actinomycetes - isolat Fungi- bioremidiasibakteri patogen
2
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
ABSTRACT
Familiar Environmental Domestic Pollutant Bioremidiation: Antagonistic Test
Actinomycetes and Fungi from Septic tank, Sewer, and Sewage Toilet Isolat
for Pathogen Bacteria
This research is aimed:1) how to much potential Actinomycetes isolat from
septic tank, sewer, and sewage toilet on Malang antagonistic to Salmonella and
Shigella,; 2) ) how to much potential Actinomycetes isolat from septic tank, sewer,
and sewage toilet on Malang antagonistic
to Salmonella and Shigella. Used
methodology in research observasional laboratoric with paper disc.. pathogen
bacteria to growth on Nutrient Agar with population density was 10 6/ 100l.
Antagonistic test Fungi to use Czapek Doc. Agar Media and Actinomycetes to use
Nutrient Agar Media.
This research showed:1) The most potential antagonistic Actinomycetes isolat
in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth pathogen bacteria,
Salmonella was VII isolat from
sewer. 2). The most potential antagonistic
Actinomycetes isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth
pathogen bacteria Shigella was II isolat from septic tank; 3). The most potential
antagonistic Fungi isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet to pursue growth
pathogen bacteria Salmonella was E isolat from septic tank, and 4). The most
potential antagonistic Actinomycetes isolat in septic tank, sewer, and sewage toilet
to pursue growth pathogen bacteria Shigella was I isolat from septic tank.
Key words: antagonistic test - isolat Actinomycetes- isolat Fungi- bioremidiationpathogen bacteria
3
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kota Malang terkenal dengan semboyannya Tri Bina Cipta, yakni sebagai Kota
Pendidikan, Kota Pariwisata, dan Kota Industri dengan penduduk yang cukup padat
tentunya mempunyai dampak pada lingkungan, terutama semakin bertambahnya
limbah, baik domestik maupun non domestik pada daerah padat huni. Beberapa
pemecahan permasalahan terhadap semakin bertambahnya limbah domestik adalah
dengan pemberian inokulum pengurai limbah yang aman dan akrab lingkungan;
dimana inokulum tersebut diisolasi dari daerah setempat.
Penelitian ini merupakan salah satu tahapan penelitian yang produk akhirnya
adalah formula inokulum pengurai limbah spesifik untuk limbah jenis tertentu.
Sebagai contoh untuk pencemaran yang disebabkan karena pencemaran dari limbah
septic tank, maka bioremidiasinya memerlukan satu jenis formula inokulum pengurai
limbah yang khusus dengan komposisi limbah dan komposisi yang berbagai mikrobe
pengurai, serta mikrobe patogen yang ada pada limbah tersebut. Bila pencemaran
akibat dari limbah comberan, maka bioremidiasinya juga oleh inokulum pengurai
limbah yang khusus untuk limbah comberan itu dan seterusnya.
Penelitian ini merupakan tahap lanjutan
dari penelitian sebelumnya tentang
isolasi dan enumerasi Actinomycetes dan Fungi dari septic tank, comberan, dan
bekas air mandi. Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh 6 isolat Actinomycetes
dari septic tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari bekas air mandi. Sedangkan
didapatkan 9 isolat fungi dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi. Secara keseluruhan didapatkan 13 isolat Actinomycetes dan 15
isolat Fungi. Dari isolat yang telah ditemukan belum didapatkan gambaran yang jelas
apakah isolat tersebut dapat mematikan bakteri patogen yang ada dalam limbah.
Bakteri patogen yang umum dalam limbah domestik yakni Salmonella dan Shigella.
Hal tersebut penting untuk diujikan karena keberadaan isolat tersebut dapat
berperan antagonistik terhadap bakteri patogen dan berperan sebagai dekomposer
limbah.
Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh 6 isolat Actinomycetes dari septic
tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari bekas air mandi. Sedangkan
didapatkan 9 isolat fungi dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi. Secara keseluruhan didapatkan 13 isolat Actinomycetes dan 15
isolat Fungi. Dari isolat yang telah ditemukan belum didapatkan gambaran yang jelas
apakah isolat tersebut dapat mematikan bakteri patogen yang ada dalam limbah.
Bakteri patogen yang umum dalam limbah domestik yakni Salmonella dan Shigella.
Hal tersebut penting untuk diujikan karena keberadaan isolat tersebut dapat
4
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
berperan antagonistik terhadap bakteri patogen dan berperan sebagai dekomposer
limbah.
PERUMUSAN MASALAH
1). Seberapa besar potensi isolat Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap
bakteri patogen Salmonella dan Shigella?
2) Seberapa besar potensi isolat Fungi berfungsi antagonistik terhadap bakteri
patogen Salmonella dan Shigella?
TINJAUAN PUSTAKA
Actinomycetes merupakan salah satu prokariota yang bentuk mirip dengan
fungi. Actinonomycetes awalnya dinamakan “ray fungi”. Actinomycetes tumbuh
dalam bentuk filamen miselium dan membentuk spora. Ada dua hal penting untuk
membedakan antara fungi dengan Actinomycetes, yakni: 1). Actinomycetes tidak
mempunyai nukleus, sehingga dimasukkan prokariotik; 2) bentuk hifa Actinomycetes
dengan diameter 0,5 – 1,0 m, sehingga lebih kecil dari hifa jamur
(3 – 8 m
diameternya) (Coyne, 1999; Holt et al, 1994).
Actinomycetes terdiri dari 10 – 50 % total populasi mikrobe dalam tanah.
Organisme ini ditemukan dalam tanah (hampir semua), kompos, dan sedimen.
Kelimpahan populasi Actinomycetes di dalam tanah adalah terbesar kedua setelah
bakteri, yakni rentang dari 500.000 – 100.000.000 propagul per gram tanah.
Proppagul adalah bagian dari suatu mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
berkembangbiak (Coyne, 1999; Holt et al, 1994).
Actinomycetes diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimiawi dinding sel,
komposisi
keseluruhan
gula
(untuk
mendiagnostik
kelompok
Actinomycetes),
hibridisasi ADN dan ARN (melihat kekerabatan diantara Actinomycetes yang memilik
genotif
serupa).
Micromonospora,
Beberapa
Nocardia,
kelompok
(genera)
Streptomyces,
Actinomycetes
adalah
Streptosporangium,
dan
Thermoactinomycetes (Holt et al, 1994; Coyne, 1999).
Di dalam zat pengurai limbah mengandung berbagai mikroba pengurai, yakni
makhluk bersel satu yang hidup di sekitar kita
yang kita kenal sebagai bakteri
tanah. Mikroba ini berfungsi untuk menguraikan sisa-sisa bahan organik yang berupa
tinja, sampah, bangkai, limbah, dan lain sebagainya menjadi zat atau partikel yang
aman bagi lingkungan dan berfungsi dalam penurunan volume atau berat sampah
serta pengomposan. Dalam hal penguraian limbah memerlukan waktu berapa lama
masih dicari jawabannya, sehingga persistensi (daya tahan) bakteri patogen dalam
limbah tersebut dapat diketahui (Anonim, 1998a; Anonim, 1998b; Urson, tanpa
tahun, Anonim, 1998; Anonim, 2000a; Anonim, 2000b).
5
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Upaya-upaya penanggulangan terhadap pencemaran kota yang berasal dari
selokan dengan zat-zat yang aman terhadap lingkungan (akrab lingkungan). Artinya
bahwa setelah zat diberikan untuk penguraian suatu limbah tidak menimbulkan
akibat tambahan dengan kehadiran zat-zat sisanya (Anonim, 1995; Anonim, 1998a;
Anonim; 2000a; Suriawiria, 1996, BPPT, tanpa tahun; Anonim, 1995; Anonim, 1997a;
Anonim, 1997b).Upaya ini merupakan salah satu program penyehatan lingkungan di
daerah perkotaan (Depkes RI, 1992; Entjang, 1997). Limbah yang aman akan
berpengaruh terhadap kualitas air bersih, kualitas udara
di sekitar daerah
pembuangan limbah tersebut.
Limbah selokan merupakan salah satu limbah rumah tangga. Menurut Pelczar
dan Chan (1988), air limbah terdiri dari lebih kurang 99,9% air. Jumlah bahan padat
yang tersuspensikan di dalamnya sangat kecil sehingga dinyatakan dengan satuan
ppm (part per million = bagian persejuta). Penentuan derajat kekotoran air limbah
sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik
yang penting adalah kandungan zat padat, kejernihan, bau, serta warna (Sugiharto,
1987; Soerjani, dkk., 1987; Soemirat, 1994;
Pelczar dan Chan, 1988; Suriawiria,
1996; Entjang, 1997).
Semakin
tingginya
jumlah
buangan
yang
memasuki
badan
air,
dapat
menyebabkan berbagai penyakit mudah berjangkit. Hasil survey dari Coggestal dan
Stoll, 1943 dalam Winarno, 1986, diketahui bahwa 5-10% dari jumlah penduduk
merupakan karier Entamoeba histolytica. Dua puluh lima persen jumlah penduduk
lainnya merupakan pembawa cacing Ascaris, cacing pita, dan cacing tambang.
Dengan mengetahui jumlah bakteri patogen yang terdapat dala tinja, maka dapat
diketahui pula penyakit-penyakit penyebab diare, disentri, hepatitis, tifus, dan lainlain. Hal ini karena adanya buangan yang berasal dari limbah yang merupakan
sumber mikroba penyebab penyakit (Feachem et al., 1983; (Entjang, 1997)
Beberapa
dekomposer
mikroorganisme
seperti
disampaikan
di
atas,
merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran lingkungan dan upaya
menggali beberapa mikroorganisme yang berguna bagi manusia. Proses dekomposisi
atau degradasi substansi berbahaya yang ada di lingkungan, termasuk limbah
domestik dengan menggunakan bakteri
atau mikroorganisme lainnya dinamakan
bioremidiasi. Proses ini dapat dimanfaatkan untuk membersihkan limbah minyak,
limbah bahan kimia, dan pengolahan air limbah (Pelczar dan Chan, 1988; Laksmi dan
Rahayu, 1993; Waluyo, 2002)
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara garis besar bertujuan: 1). mengetahui seberapa besar
potensi isolat Actinomycetes berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen
6
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Salmonella dan Shigella, dan 2) mengetahui seberapa besar potensi isolat Fungi
berfungsi antagonistik terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella. Metode
yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah penelitian observasional
laboratoris.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan orientasi penelitian, luaran penelitian ini
berupa konsep dasar tentang; 1) isolat Actinomycetes dari limbah septic tank,
comberan, dan bekas air mandi di Malang yang berpotensi mematikan bakteri
patogen dalam limbah yang Salmonella dan Shigella; 2) isolat fungi
dari
limbah
septic tank, comberan, dan bekas air mandi yang berpotensi mematikan bakteri
petogen dalam limbah yang Salmonella dan Shigella.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini ada dua bagian utama, yakni (1) uji antagonistik kemampuan
isolat Actinomycetes terhadap bakteri patogen Salmonella dan Shigella, (2) Uji
antagonistik kemampuan isolat Fungi terhadap bakteri patogen Salmonella dan
Shigella. Proses tersebut didahului oleh penelitian sebelumnya dengan mengisolasi
dengan cara taburan dan goresan
Actinomycetes dari
limbah septic tank,
comberan, dan bekas air mandi. Penelitian Waluyo(2005) mendapatkan 13 isolat
Actinomycetes dari limbah-limbah tersebut dengan perincian: 6 isolat dari septic
tank, 4 isolat dari comberan, dan 3 isolat
dari bekas air mandi. Dan isolat fungi
dengan perincian: 9 isolat dari septic tank, 3 isolat dari comberan, dan 3 isolat dari
bekas air mandi.
Uji Antagonistik Isolat Actinomycetes terhadap Bakteri Patogen
Antagonisme/ antibiosis/ amensalisme merupakan salaha satu bentuk asosiasi atau
kehidupan bersama antara jasad hidup (mikrobe) yang menyebabkan salah satu
pihak
dalam
asosiasi
tersebut
terbunuh,
terhambat
pertumbuhannya
atau
mengalami gangguan lainnya. Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
daya bunuh, daya hambat, dan daya lainnya isolat Actinomycetes terhadap bakteri
patogen pada limbah domestik. Metode ini dapat dengan menggunakan paper disk.
Bakteri patogen pada limbah ditumbuhkan pada media nutrien agar dengan
kerapatan populasi 106 sel/ 100 l. Pembuatan larutan ini dapat juga dengan
menggunakan larutan Mac Farland yang digunakan untuk pembanding kekeruhan
dalam media cair.
Selanjutnya pada media nutrien agar
diletakkan paper disk yang telah
disterilkan yang sebelumnya telah dicelupkan dalam 100 l suspensi
isolat
Actinomycetes yang telah disiapkan sebelumnya dengan kerapatan yang sama
7
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
dengan bakteri patogen. Kemudian secara aseptik diteteskan pada permukaan paper
disk. Medium yang telah dinokulasikan kemudian diinkubasikan pada suhu 37C
selama minimal 2 hari, dan kemudian diamati zone penghambatan yang terbentuk.
Uji Antagonistik Isolat Fungi terhadap Bakteri Patogen
Mekanisme untuk uji antagonistik ini langkah-langkagnya sama dengan langkahlangkah A), dengan perbedaan media yang dipakai adalah media Czapek Doc. Agar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian uji antagonistik isolat-isolat Fungi dan Actinomyctes terhadap
diameter zona hambat bakteri Shigella dan Salmonella disajikan pada tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 1
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Nutrien Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (),6 cm) dan Setelah Dikurangi
Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode Isolat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
I*
0
1,075
0
0
0
0
0,925
0,845
0
0,850
0
0,850
0
Diameter Zona Hambat (cm)
III*
I
II
0
0
0
0
1,160 1,117
0,475
0,56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,0
1,05
0
0,40
0,855 1,352
0,325
0,255
0,760 0,840
0,242
0,16
0,740 0,77
0
0,14
0,830 0,840
0,25
0,23
0
0,830
0
0
0,90
0,875
0,25
0,3
0
0
0
0
II*
III
0
0,517
0
0
0
0,45
0,752
0,240
0,17
0,240
0
0,275
0
Keterangan:
*) Diameter zona hambat (cm) sebelum dikurangi diameter paper disc (o,6 cm).
8
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 2
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Salmonella
Nutrien Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kode Isolat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
I*
1,025
0
0
0,850
0
0
1,045
0
0
0,90
1,166
0,80
0
Diameter Zona Hambat (cm)
III*
I
II
0
1,050
0,425
0
0
0
0
0
0,90
0,70
0
0,30
0,950 1,325
0,250
0,350
0
0
0
0
0,750 0,975
0
0,150
0,80
1,445
0,445
0,20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,045
0,30
0
0
1,158
0,565
0
0
1,00
0,20
0
0
0
0
0
II*
III
0,450
0
0,100
0,725
0
0,375
0,845
0
0
0,445
0,558
0,400
0
Tabel 3
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Czapek Doc. Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
Diameter Zona Hambat (cm)
No
Kode Isolat
1
I*
II*
III*
I
II
III
A
0,70
0,970
0,875
0,100
0,37
0,275
2
B
0,775
0,90
0,70
0,175
0,30
0,100
3
C
0
0
0
0
0
0
4
D
0
0
0
0
0
0
5
E
0,875
0,835
0
0,275
0,235
0
6
F
1,60
0,90
0
1,00
0,30
0
7
G
0,90
0,90
0,860
0,30
0,30
0,260
8
H
3,60
0,850
0,70
2,00
0,250
0,10
9
I
2,625
0,720
0,920
2,025
0,120
0,320
10
J
0
0
0
0
0
0
11
K
1,60
0,920
0,78
1,00
0,320
0,18
12
L
1,40
0,820
0,970
0,80
0,220
0,370
13
M
1,00
0,90
0,920
0,40
0,30
0,320
14
N
1,86
0,80
0,720
1,260
0,20
0,120
15
O
0
0
0
0
0
0
9
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 4
Data Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Salmonella pada Media
Czapek Doc. Agar Sebelum Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm) dan Setelah
Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
Diameter Zona Hambat (cm)
No
Kode Isolat
I*
II*
III*
I
II
III
1
A
0,90
1,00
1,015
0,30
0,40
0,415
2
B
1,30
1,335 1,220
0,70
0,735
0,62
3
C
1,765
0,940 0,715
1,165
0,340
0,115
4
D
0
0
0
0
0
0
5
E
0,90
2,075 2,985
0,30
1,475
2,385
6
F
0
0
0
0
0
0
7
G
0
0
0
0
0
0
8
H
0
1,220 0
0
0,62
0
9
I
1,60
0
0
1,00
0
0
10
J
1,00
0
0
0,40
0
0
11
K
0
0
0
0
0
0
12
L
0
0
0
0
0
0
13
M
0
0,970 2,525
0
0,370
1,925
14
N
0
1,995 2,100
0
1,395
1,50
15
O
0
0
0
0
0
0
B. Pembahasan
Tabel 5
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Salmonella pada Media Nutrien Agar
SK
db
P
G
T
12
13
25
JK
0,52
0,977
1,497
KT
F
0,043
0,075
Hitung
0,573
Tabel
2,67
F hitung F tabel 5%; berarti diameter zona hambat berbagai isolat Actinomycetes
tidak berbeda nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella.
Tabel 6
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Shigella pada Media Nutrien Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
Tabel 5%
P
12
1,189
0,099
4,125*)
2,67
G
13
0,317
0,024
T
25
1,506
Keterangan:
*) berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%
Hasil uji analisis varian menunjukkan F hitung F tabel 5%, bahwa zona hambat
berbagai isolat Actinomycetes berbeda nyata satu dengan yang lain dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Shigella.
10
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 7
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap
Salmonella pada Media Czapek Doc. Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
1,74
Tabel 5%
2,31
P
14
5,313
0,379
G
30
6,543
0,218
T
44
11,856
Hasil Analisis Varian Satu arah menunjukkan bahwa F hitung F tabel 5%; hal ini
menunjukkan bahwa diameter zona hambat berbagai isolat fungi tidak berbeda
nyata terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella.
Tabel 8
Hasil Uji Analisis Varian Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes
terhadap Shigella pada Media Czapek Doc. Agar
SK
db
JK
KT
F
Hitung
0,96
Tabel 5%
2,31
P
14
1,915
0,137
G
30
4,272
0,142
T
44
6,187
Hasil Analisis Varian Satu arah menunjukkan bahwa F hitung F tabel 5%; hal ini
menunjukkan bahwa diameter zona hambat berbagai isolat fungi tidak berbeda
nyata terhadap pertumbuhan bakteri Shigella.
Tabel 9
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap Shigella
Nutrien Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
Rata-rata diameter zona
hambat
0
0,52
0
0
0
0,28
0,44
0,24
0,18
0,24
0
0,28
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
6
1
6
6
6
3
2
4
5
4
6
3
6
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa zona hambat berbagai isolat
Actinomycetes
berbeda
nyata
satu
dengan
yang
lain
dalam
menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Shigella. Dalam ini, dengan Analisis Varian kita sulit
menentukan urutan potensi ketigabelas isolat Actinomycetes yang didapat dari
limbah tersebut, karena cukup banyak data yang bernilai 0 (nol). Oleh karena itu,
11
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
kita uji dengan analisis deskriptif yakni rata-rata zona hambat seperti terlihat tabel
6.15. Dari tabel tersebut tersaji bahwa ada enam tingkatan potensi dari ke tigabelas
isolat yang ditemukan. Urutan pertama adalah isolat II, Isolat VII, isolat VI + XII,
isolat VIII + X, isolat IX, dan isolat Actinomycetes yang tidak menghambat
pertumbuhan adalah isolat I, III, IV, XI, dan XIII.
Penelitian tentang isolasi Actinomycetes yang telah dilaksanakan sebelumnya
isolat II didapatkan dari limbah septic tank, disusul isolat VII berasal dari limbah
comberan, sedangkan urutan ketiga berasal dari limbah septic tank, dan air bekas
air mandi. Dengan demikian islat-isolat ini dapat dijadikan salah satu komponen
formula inokulum pengurai limbah untuk bioremidiasi limbah tangki septik, limbah
comberan dan limbah bekas air mandi.
Tabel 10
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Actinomycetes terhadap
Salmonella Nutrien Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
I
Rata-rata diameter zona
hambat
0,29
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
4
2
II
0
9
3
III
0,13
8
4
IV
0,44
2
5
V
0
9
6
VI
0,18
7
7
VII
0,50
1
8
VIII
0
9
9
IX
0
9
10
X
0,23
5
11
XI
0,37
3
12
XII
0,20
6
13
XIII
0
9
Tabel di atas menunjukkan bahwa isolat Actinomycetes yang paling besar dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella adalah isolat VII yang berasal dari
limbah comberan, urutan kedua isolat IV yang berasal dari limbah septic tank, dan
urutan ketiga isolat XI yang berasal dari limbah bekas air mandi. Dengan data ini
maka kita dapat memprediksi bahwa isolat dari ketiga jenis limbah domestik
tersebut cukup potensial diambil isolat terbaik sebagai salah satu komponen
inokulum pengurai limbah untuk ketiga jenis limbah itu.
12
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Kita ketahui bahwa bakteri patogen Salmonella adalah salah satu bakteri enterik
yang sangat potensial menimbulkan penyakit pada manusia, terutama yang
bertempat tinggal di daerah dengan sanitasi yang kurang baik. Bakteri tersebut bila
terdapat dalam limbah domestik dapat dengan mudah menyebar dengan ke
berbagai tempat antara lain sumber air bersih, makanan, minuman, peralatan yang
sering
dipakai
manusia
dan
sebagainya.
Dengan
adanya
isolat-isolat
yang
didapatkan dari limbah domestik tersebut, maka akan dapat dijadikan salah satu
komponen zat pengurai limbah.
Tabel 11
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Shigella Czapek
Doc. Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata diameter zona
hambat
0,25
0,20
0
0
0,17
0,43
0,29
0,80
1,18
0
0,50
0,46
0,34
0,52
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
9
10
12
12
11
6
8
2
1
12
4
5
7
3
12
Tabel di atas, menunjukkan bahwa isolat fungi atau jamur yang paling potensial
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Shigella adalah isolat I fungi yang
didapatkan dari septic tank, kemudian urutan kedua isolat H yang juga berasal dari
septic tank, urutan ketiga isolat N yang berasal dari limbah bekas air mandi, dan
urutan keempat isolat K yang berasal dari comberan. Sama dengan pembahasan
Actinomycetes di atas, bahwa isolat jamur ini dapat dijadikan salah satu komponen
inokulum pengurai limbah.
13
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Tabel 12
Rata-rata Diameter Zona Hambat Berbagai Isolat Fungi terhadap Salmonella
Czapek Doc. Agar Setelah Dikurangi Diameter Paper Disc (0,6 cm)
No
Kode Isolat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Rata-rata diameter zona
hambat
0,37
0,69
0,54
0
1,48
0
0
0,21
0,33
0,13
0
0
0,77
0,97
0
Ranking Rata-rata diameter
zona hambat
6
4
5
10
1
10
10
8
7
9
10
10
3
2
10
Tabel di atas menunjukkan bahwa isolat fungi atau jamur yang paling potensial
menghambat pertumbuhan bakteri patogen Salmonella adalah isolat E fungi yang
didapatkan dari septic tank. Isolat E ini merupakan isolat dengan zona hambat
terbesar bila dibandingkan dengan isolat lainnya dalam menghmabat bakteri
Salmonella dan Shigella. Kemudian urutan kedua isolat N yang juga berasal dari
bekas air mandi, urutan ketiga isolat M yang juga berasal dari limbah bekas air
mandi, dan urutan keempat isolat K yang berasal dari septic tank. Sama dengan
pembahasan Actinomycetes di atas, bahwa isolat jamur ini dapat dijadikan salah
satu komponen inokulum pengurai limbah. Yang menarik bahwa isolat jamur yang
berasal dari comberan tidak ada yang menghambat pertumbuhan, karena zona
hambatnya nol.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Isolat Actinomycetes memiliki potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Salmonella adalah isolat VII yang berasal dari
comberan.
2.
Isolat Actinomycetes memiliki potensi antagonistik tertinggi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri patogen Shigella adalah isolat II yang berasal dari limbah
septic tank.
3.
Isolat Fungi memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Salmonella adalah isolat E yang berasal dari limbah septic tank.
14
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
4. Isolat Fungi memiliki potensi antagonistik dalam menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Shigella isolat I yang berasal dari limbah septic tank.
Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang potensi antagonisitik isolat bakteri
yang terdapat dalam limbah terhadap bakteri patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Mark, 1999. Soil Microbiology:An Exploratory Approach, Delmar Publishers an
International Thomson Company (ITP)
Alaerts, G. dan Santika, S.S., 1987. Metode Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional,
Surabaya
Anonim, 1995. Pedoman Penggunaan EM bagi Negara-negara Asia Pasifik, Nature
Agriculture Network, Jakarta
Anonim, 1997a. Penggunaan Bokashi EM dalam Bidang Ternak. Agdex 400/35,
LIPTAN IP2TP, Yogyakarta
Anonim, 1997b. Dextran, Persada Nusantara, IPB, Bogor
Anonim, 1997c. Teknologi
Palangkaraya
EM-4
pada
Pertanian
Ramah
Lingkungan,
BPTP,
Anonim, 1998. Effective Microorganism-4 (EM-4), PT Songgolangit Persada, Jakarta
Anonim, 1998. Starbio Plus Mikroba Penguras WC dan Pemangsa Limbah, Lembah
Hijau, Jakarta
Anonim, 2000, Bio 2000: Serbuk Pengurai Limbah Organik, CV Alam Lestari
Indonesia,
Anonim, 2000. EMMA, CV Emindo, Malang
BBPT, tanpa tahun. Decomic: Mikroorganisme Aktivator Pengomposan Bahan
Organik, Puspitek Serpong, Tangerang
Boyd, R.F., 1995. Basic Medical Microbiology, Fifth Edition, Little Brow and Company,
Boston, New York-Toronto-London.
Bridson, E.Y. 1998. The Oxoid Manual. 8 th Edition, Oxoid Limited, Wade Road,
Basingstoke, Hampshire, England
Depkes RI, 1992. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Dewi Harjani, P., 1993. Faecal Indikator Bacteria, Makalah Universitas Padjadjaran
Bandung, Bandung.
Dewi Harjani, P., Freisleben, H.J., dan Supardi, I., 1994. Aspek Mikrobiologik pada
Pedoman Kualitas Air Minum. Makalah disampaikan pada Seminar dan
Lokakarya “Drinking Water Quality Standard and Guidelines” tanggal 3
Nopember 1994.
Dewi Harjani, P., Hendrajatin, A.A., dan Usman, R.,1983. Pemeriksaan Coliform dan
Escherischia coli Termotoleran pada Air Selokan Buangan Kakus di Beberapa
Daerah Kotamadya Bandung. Makalah disampaikan pada Konggres dan
Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi dan Parasitologi Kedokteran II, Surabaya
Dwidjoseputro, 1993. Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta
15
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Entjang, I., 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit PT Citra Aditya Bakti,
Bandung
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Feachem, R., Mc. Garry, M., and Duncan, M., 1978. Water, Wastes, and Health in Hot
Climated, English language Book Society and John Wiley & Sons, Chichester
Feachem, R.G., Bradley, D.J., Garelick, H.and Mara, D.D.,1980. Appropiate Tecnologi
For Water Supply and Sanitation : Health Aspects of Ekcreta and Sullage
Management, The World Bank, Washington
Feachem, R.G., Bradley, D.J., Garelick, H.and Mara,D.D., 1983. Sanitation and
Disease : Health Aspects of Ekcreta and Sullage Management, John Wiley and
Sons Chichester – New York – Brisbane – Toronto –Singapore
Franson, M.A.H., 1992. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater,
18th Edition, APHA-AWWA-WPCF, Washington DC
Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius,
Jakarta.
Lay, B.W., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Mahtuti, E.Y, 1999. Pengaruh Pemberian Jenis dan konsentrasi Zat Pengurai Limbah
terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Indikator Pencemar Air pada Efluen Tangki
Septik. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Pelczar, M.J. and Chan,E.C.S.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi, jilid II, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Soemirat, J.S., 1994. Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Soerjani, N., Ahmad, R., dan Munir, R., 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan
Kependudukan dalam Pembangunan, Penerbit UI, Jakarta.
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, UI Press, Jakarta.
Suriawiria, U., 1996. Mikrobiologi Air, Penerbit Alumni, Bandung.
Urson, A.H.P, tanpa tahun. Pengolahan Limbah dengan Teknologi EM-4, Makalah
disampaikan pada Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu & Akrab Lingkungan,
Wonosobo
Waluyo, L. 2000. Peran Zat Pengurai Limbah “Starbio Plus” dalam Penurunan Bakteri
Indikator Pencemar Air pada Air Limbah Domestik. Laporan Penelitian Bidang
Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L. 2002. Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai
Jenis dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran
tentang Bioremidiasi dengan Metode Bioteknologi di SMU Laporan Penelitian
Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L., 1999. Pengaruh Berbagai Variasi Waktu Kontak EM-4 (Effective
Microorganism-4) terhadap Persistensi Bakteri Indikator Pencemar Tinja,
Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Waluyo, L., 2000. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus terhadap
Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH (Rumah
Pemotongan Hewan) Gadang. Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
16
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
Waluyo, L., 2001. Peran EMMA dalam Menghilangkan Bau pada Limbah Domestik,
Laporan Penelitian Bidang Ilmu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
LAMPIRAN
BIOGRAFI/ DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PENELITI
a. Nama
: Drs. Lud Waluyo, M.Kes.
b. Tempat dan tanggal lahir
: Kediri, 5 Oktober 1966
c. Jabatan Fungsional
: Lektor
d. Jabatan Struktural
:-
e. Unit kerja
: KOPERTIS Wil. VII. Dpk Universitas
Muhammadiyah Malang
f. Pendidikan
SD lulus tahun 1979 di Kediri
:
SLTP lulus tahun 1982 di Kediri
SMU lulus tahun 1985 di Kediri
S-1 FPMIPA Pend. Biologi IKIP Malang lulus tahun 1990 di Malang
S-2 Bidang kajian Utama Mikrobiologi & Parasitologi, Program Studi Ilmu
Kedokteran Dasar Universitas Padjadjaran Bandung.
a. Pengalaman penelitian:
1994, Tanggapan Mahasiswa Biologi terhadap Teori Evolusi Biologis
1997, Pengaruh Sumber dan Jarak Pencemar terhadap Kualitas Mikrobiologik Air
Sumur Gali di Beberapa Tempat Kotamadya Bandung
1998, Evaluasi Kualitas Mikrobiologik Sumber-sumber Air di Kampus III Universitas
Muhammadiyah Malang
1998, Studi Kelayakan Syarat konstruksi dan Syarat Lokalisasi Sumur Gali Tanpa
Pompa Tangan Penduduk Daerah Sekitar Kampus di Kotamadia Malang
1998. Studi Perilaku Pengelolaan Tempat Tinggal Berdasarkan Komposisi Alergen
Inhalan dalam debu Rumah pada Masyarakat Perkotaan Jawa Timur (Penelitian
Dasar, Anggota)
1999, Kontroversial tentang Konsepsi Teori Evolusi (Suatu Studi Kasus Tanggapan
Guru-guru MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Model se-Indonesia
2000, Peran Zat Pengurai Limbah Starbio Plus dalam Penurunan Bakteri Indikator
Pencemar Air pada Air Limbah Domestik
2000, Pengaruh Berbagai macam Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus
terhadap Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH
(Rumah Pemotongan Hewan)
2001, Korelasi antara Pengenceran dengan Metode MPN (Most Probable Number)
17
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005
2002, Efektifitas EMMA Effective Microorganism-4 Malang) dalam Mematikan
Mikrobe Patogen dan Penghilangan Bau pada Limbah Organik Selokan
2003, Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai Jenis
dan Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran tentang
Bioremidiasi dengan Metode Bioteknologi di SMU
2004, Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan di Kota Malang: Suatu
upaya Mengatasi Pencemaran Kawasan Padat Huni.
2005, Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan: Isolasi dan Enumerasi
Actinomycetes dan Fungi dalam Limbah Septic Tank, Comberan, dan Bekas air
Mandi di Kota Malang
18
Lud Waluyo
naskah publikasi P2U 2005