INDIKATOR WARNA tipe ukuran dan

1. Nomor Percobaan
P-6
2. Judul Percobaan
Indikator Warna
3. Prinsip Percobaan
Indikator warna dapat digunakan untuk mengukur pH dan sifat asam-basa suatu larutan
dengan cara mengamati perubahan warna. Perubahan warna pada indikator terjadi karena
berubahnya struktur kimia di dalamnya ketika berinteraksi dengan suatu larutan asam
atau basa.

4. Tujuan percobaan


Menentukan warna asam dan basa larutan indikator



Menentukan pH suatu larutan dengan kertas indikator universal




Menentukan trayek pH indikator alami

5. Tinjauan pustaka
Indikator asam-basa Indikator asam-basa adalah senyawa organik yang berubah
warnanya dalam larutan sesuai dengan pH larutan. Contohnya adalah lakmus yang
berwarna merah dalam larutan bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang
bersifat basa. Indikator asam-basa biasanya merupakan asam atau basa lemah, atau secara
umum dapat dikatakan protolit lemah.
Indikator universal Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator asambasa yang dapat menentukan pH suatu larutan dengan cukup akurat. Indikator universal
memiliki warna standar yang berbeda-beda untuk setiap nilai pH 1 sampai pH 14.
Indikator universal terdiri dari metil jingga (trayek pH antara 3,1 - 4,4 dengan perubahan
warna merah – jingga), metil merah (trayek pH 4,4 – 6,2 dengan perubahan warna merah
– kuning), brom timol biru (trayek pH 8,0 - 9,6 dengan perubahan warna kuning – biru)
dan penolptalein (trayek pH 8,0 – 9,6 dengan perubahan warna tak berwarna – merah).
Trayek pH Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah. Misalnya metil merah: dalam larutan asam ia berwarna merah
tetapi dalam lingkungan basa warnanya kuning. Warna dalam keadaan asam dinamakan
warna asam dari indikator sedangkan warna yang ditunjukkan dalam keadaan basa
disebut warna basa. Akan tetapi harus dimengerti, bahwa asam dan basa disini tidak


berarti pH kurang atau lebih dari tujuh. Asam berarti pH lebih rendah dan basa berarti pH
lebih besar dari trayek indikator atau trayek perubahan warna yang bersangkutan. Metil
merah mempunyai trayek indikator (atau trayek pH) dari pH 4,4 sampai 6,2; maka warna
asam ialah warnanya bila pH larutan kurang dari 4,4 dan warna basa tampak bila pH
larutan lebih dari 6,2. Berapapun pH-nya warna akan kuning asal pH ≥ 6,2; tidak ada
beda warna antara pH 8 dan 11 atau 13,5. Lain halnya bila pH terletak di dalam trayek
pH. Pada tiap pH yang berbeda akan tampak warna yang lain pula; untuk metil merah
warna itu suatu campuran antara merah dan kuning, dan lebih banyak merah bila
mendekati 4,4 demikian sebaliknya.
Jadi, di luar trayek pH, indikator hanya menampakkan warna asam atau warna basa tanpa
tergantung dari pH sesungguhnya, sedang di dalam trayek terlihat warna yang berbedabeda sesuai dengan pH sebenarnya. Dengan perkataan lain kita dapat menentukan pH
suatu bahan berdasar warna indikator, asal nilainya terletak dalam trayek pH indikator
yang dipakai.
6. Percobaan dan Hasil Percobaan
6.1 Penetapan Warna Asan dan Basa Larutan Indikator
Prosedur Percobaan:
1. Pelat tetes porselen disiapkan
2. 5 tetes larutan dimasukkan kedalam pelat tetes porselen dan 2 tetes indikator
ditambahkan pada setiap larutan
3. Warna larutan dicatat

4. Pereaksi ditambahkan tetes demi tetes
5. Perubahan warna dicatat
Data Percobaan:
LARUTAN
NO

YANG
DIANALISIS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10


HCl

CH₃COOH
KH₂PO₄

NAMA

WARNA

NAMA

INDIKATOR

ASAM

PEREAKSI

Fenolftalien
Metil Merah
Fenolftalien

Metil Merah
Fenolftalien
Metil Merah
Fenolftalien
Metil Merah
Fenolftalien
Metil Merah

Tidak berwarna
Merah pekat
Tidak berwarna
Merah pekat
Tidak berwarna
Merah agak pekat
Tidak berwarna
Merah agak pekat
Tidak berwarna
Merah

NaOH

NH₄OH
NaOH
NH₄OH
NaOH

WARNA BASA
Pink pekat
Kuning
Tidak berwarna
Merah pekat
Pink
Kuning
Tidak berwarna
Merah
Putih agak pink
Kuning jingga

11
12


Fenolftalien
Metil Merah

Tidak berwarna
Merah

Larutan HCl, CH₃COOH, dan KH₂PO₄ setelah
diberikan indikator fenolftalien dan metil merah

NH₄OH

Tidak berwarna
Merah bening

Larutan HCl, CH₃COOH, dan KH₂PO₄ yang telah
mengalami perubahan warna setelah diberikan
NaOH dan NH₄OH

6.2 Pengukuran pH Larutan dengan Kertas Indikator Universal
Prosedur Percobaan:

1. Pelat tetes porselen disiapkan
2. 3 tetes larutan ditambahkan kedalam pelat tetes porselen
3. Kertas indikator universal (0,5 cm²) dimasukkan pada larutan
Data Percobaan:
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8

LARUTAN UJI
HCl
CH₃COOH
NaOH
NH₄OH

KH₂PO₄
C₂H₄OH
Gliserin
Kloroform

NILAI

WARNA KERTAS INDIKATOR
Ungu
Ungu muda
Kuning
Kuning muda
Kuning tua
Kuning muda
Kuning muda
Kuning tua

Kuning
Kuning
Biru muda

Hijau tua
Hijau lumut
Hijau lumut
Hijau lumut
Hijau lumut

Jingga
Jingga
Merah muda
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga
Jingga

Kuning
Kuning
Pink tua
Kuning
Kuning

Kuning tua
Kuning tua
Kuning

Larutan uji dengan masing-masing kertas indikator universal

pH
1
3
13
8
5
6
6
5

6.3 Penetapan Trayek pH Indikator Alam
Prosedur Percobaan:
1. Tumbuhan berwarna merah (Rosella) dan hijau (Suji) disiapkan dan ditimbang
2.
3.
4.
5.

seberat 1 gram
Tumbuhan dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL
3 mL etanol ditambahkan dan diaduk
5 tetes larutan dapar dimasukkan dalam pelat tetes porselen dengan pH 1-10
Ekstrak tumbuhan ditetesi hingga terjadi perubahan warna (maks. 5 tetes)

Data Percobaan:

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

pH LARUTAN
DAPAR
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
8,0
9,0
10,0
Trayek pH

WARNA LARUTAN DAPAR SETELAH
PENAMBAHAN EKSTRAK TUMBUHAN
Merah
Hijau
Merah Muda
Kuning
Merah Muda
Kuning
Merah Muda
Hijau
Merah Muda
Hijau
Merah Muda
Hijau
Merah Muda
Hijau
Merah Muda
Hijau
Hitam
Hijau
Merah Muda
Hijau
Merah Muda
Hijau
8

1-2
Ekstrak bunga
rosella

Larutan dapar
setelah
penambahan
ekstrak bunga
rosella
Ekstrak daun suji

Larutan dapar setelah
penambahan ekstrak
daun suji

7. Pembahasan dan Kesimpulan
7.1 Pembahasan
7.1.1
Penetapan Warna Asam dan Basa Larutan Indikator
Sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa dalam
suasana asam (larutan HCl), senyawa indikator fenolftalein tidak mengalami
perubahan warna. Hal ini dikarenakan fenolftalein itu sendiri merupakan
senyawa asam lemah dengan rumus kimia C20H14O4. Ketika senyawa asam
direaksikan dengan senyawa asam lainnya, maka tidak terjadi perubahan
secara fisik maupun kimia. Oleh karena itulah fenolftalein tetap dalam
keadaan struktur aslinya yaitu tidak berwarna. Berbeda halnya senyawa
indikator fenolftalein dalam suasana basa (larutan NaOH). Struktur
fenolftalein mengalami deprotonasi (pelepasan sebuah proton; kation
hidrogen H+) sehingga membentuk anionnya. Kemudian anion tersebut
mengalami delokalisasi elektron yang menyebabkan warna fenolftalein
berubah menjadi merah muda. Semakin kuat basa suatu senyawa maka
semakin pekat warna merah muda yang akan dihasilkan dan akan terlihat
seperti keunguan. Semakin lemah basa suatu senyawa maka warna merah
muda yang akan dihasilkan akan semakin memudar.
Sedangkan senyawa indikator metil merah dalam

keadaan

asam

menghasilkan warna merah dan dalam keadaan basa menghasilkan warna
kuning. Hal ini terjadi karena metil merah merupakan senyawa basa sehingga
berwarna kuning ketika berada dalam keadaan basa. Dalam keadaan asam
menghasilkan warna merah karena terdapat penambahan proton yang
menghasilkan kation berwarna merah.
7.1.2

Penetapan pH Larutan dengan Kertas Indikator Universal
Indikator universal merupakan gabungan beberapa indikator, antara lain:
fenolftalein, metil jingga, bromtimol biru, dan metil merah. Fungsi dari
indikator universal ini yaitu untuk mengetahui nilai pH suatu larutan secara
spesifik. Digunakan beberapa indikator karena dalam beberapa keadaaan,
indikator menghasilkan warna yang sama. Pada indikator fenolftalein, dalam
keadaan asam tidak terjadi perubahan warna, sedangkan dalam keadaan basa
warna yang akan dihasilkan yaitu merah. Pada indikator metil jingga, dalam
keadaan asam dihasilkan warna merah dan dalam keadaan basa dihasilkan
warna kuning. Pada indikator bromtimol biru, dalam keadaan asam
dihasilkan warna kuning dan dalam keadaan basa akan dihasilkan warna biru.

Pada indikator metil merah akan dihasilkan warna merah dalam keadaan
asam dan akan dihasilkan warna kuning dalam keadaan basa.
7.1.3

Penetapan Trayek pH Indikator Alam
Indikator alam yang digunakan adalah ekstrak rosella dan ekstrak daun suji.
Dari pengamatan yang telah dilakukan trayek pH ekstrak rosella yaitu 8
dengan mengalami perubahan warna dari merah muda menjadi hitam. Warna
asam serta warna basa yang terdapat pada ekstrak rosella yaitu merah muda.
Sedangkan trayek pH ekstrak daun suji yaitu antara 1-2 dengan warna basa
kuning.

7.2 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
senyawa indikator metil merah menghasilkan warna merah dalam keadaan asam dan
akan menghasilkan warna kuning dalam keadaan basa. Sedangkan senyawa indicator
fenolftalein tidak mengalami perubahan warna dalam keadaan asam dan akan
menghasilkan warna merah dalam keadaan basa. Secara umum, jika 90 % atau lebih
indicator berada dalam bentuk HIn (asam), maka larutan akan mengambil warna
asam, begitu juga dalam keadaan In- (basa), larutan akan mengambil warna basa.
Pada indicator universal dapat disimpulkan bahwa indicator universal terdiri
atas metil jingga, fenolftalein, bromtimol biru, dan metil merah untuk mendapatkan
nilai pH yang tepat dan akurat.
Sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
ekstrak rosella dan ekstrak daun suji dapat digunakan sebagai indicator alami dengan
trayek pH 8 dan 1-2.
Daftar Pustaka


JR., R.A. DAY dan UNDERWOOD,A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.



Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Petrucci, Harwood, dkk. 2011. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Jilid 2. Edisi



Kesembilan Jakarta: Penerbit Erlangga.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Edisi