MLM dan EKONOMI KERAKYATAN tanpa

MULTI LEVEL MARKETING
DALAM EKONOMI KERAKYATAN
Oleh : Galih Wibowo

A. ISTILAH MLM

Di tengah peliknya orang cari kerja untuk mendapatkan nafkah, pilihan-pilihan
untuk berwirausaha juga semakin menarik. Berwirausaha merupakan upaya yang paling
mudah diterapkan untuk mencari nafkah. Orang tidak perlu melamar kerja, tetapi
berusaha sendiri untuk menghasilkan nafkah. Wirausaha bukan Cuma berdagang, tetapi
juga bermacam-macam. Bahkan decade belakangan ini muncul satu jenis usaha baru
yaitu Multi Level Marketing atau MLM.
Orang Arab menyebut MLM “Attaswiqul Hirami” yang bermakna perdagangan
dengan sistem piramida atau mungkin ada istilah lainnya, orang Iran menyeburtnya
“Bazaryabi Syabake’i”

yang berarti perdagangan dengan sistem jaringan atau

“Muameleye Zanjire-i” yang berarti muamalah atau transaksi berantai. Mungkin bangsa
kita tidak mempunyai istilah tersendiri, tetapi hanya mengadopsi secara asli, yang jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mungkin bermakna pemasaran atau

perdagangan dengan sistem bertingkat-tingkat. Apapun nama dan istilah yang
digunakan untuk muamalah dan perdagangan ini, intinya adalah sama, yaitu bisnis atau
transaksi atau muamalah atau perdagangan dengan cara merekrut anggota atau
member

sebanyak-banyaknya

sehingga

membentuk

piramid,

yakni

bentuknya

mengerucut ke atas. Jadi, ciri utama muamalah ini adalah : pertama dengan cara
merekrut atau menjaring anggota, dan kedua anggota-anggota tersebut dibentuk
sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk piramid. Dua hal inilah yang menjadi

pokok dan landasan MLM, sekalipun cara-cara lainnya berbeda-beda, yaitu ada yang

2

dengan menggunakan jual jasa atau jual barang tertentu, dan ada pula tanpa menjual
apapun selain buku atau formulir yang juga disebut dengan “money game” (permainan
uang).
Harian Kompas memberitakan bahwa Multi Level Marketing (MLM) adalah entitas
ekonomi yang mendorong penciptaan tenaga kerja baru. Kemudian Kementrian Negara
Koperasi dan UKM mengatakan bahwa MLM Tianshi Group telah mampu menciptakan
tenga kerja baru sekitar 3 juta orang, sistem yang digunakan memungkinkan jutaan
orang memperoleh pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan ketrampilan. Di
kesempatan lain, dinyatakan bahwa Multi Level Marketing (MLM) menggerakkan sektor
riil.
Namun secara jelas, MLM tidak sama dengan e-shoping, e commerce, ataupun
system belanja online. Jejaring MLM juga tidak sama dengan jejaring pemasaran antara
produsen, distributor, agent dan pelanggan, tetapi lebih mengedepankan member
berjenjang, tanpa melalui agent dan distributor, sehingga jaminan produsen kepada
pelanggan juga perlu dipertanyakan.
Ketertarikan terhadap MLM tentunya karena keuntungan yang dijanjikan, namun

demikian keputusan mengenai bergabung dan tidaknya menjadi member MLM
hendaknya didahului dengan memahami sisi positif dan negative dari MLM.

B. MENELISIK GERAK MLM

Menjamurnya MLM sebenarnya beriringan dengan terjadinya over produksi dan
persaingan ketat dari hasil kerja kapitalisme. Dalam skema kapitalisme, MLM adalah
sebuah sistem distribusi yang dimodifikasi akibat kebuntuan-kebuntuan sistem
pemasaran yang ada. Namun, pada perkembangannya MLM menjadi trend pemasaran
produk-produk baru sebuah industri.
MLM adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sekaligus tenaga
penyalur/distributor secara langsung. Harga barang yang ditetapkan di tingkat

3

konsumen adalah harga produksi ditambah komisi-komisi yang menjadi hak konsumen
karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.
Sebagai contoh adalah ketika seseorang mendaftar menjadi anggota MLM, maka
dia harus membeli produk pada harga tertentu ditambah administrasi untuk kartu dan
pembelian buku serta video. Ambil saja contoh sebuah produk susu yang dipasarkan

dengan model MLM, dalam sebuah presentasi seseorang yang sedang melakukan
rekruitmen (istilah yang sering dipakai adalah prospek) di Semarang memaparkan
syarat untuk menjadi anggota adalah mudah: pembelian pertama adalah 3 box susu
dengan harga Rp 300.000, sudah mendapat bonus pembelian sebesar 5 % dan komisi
untuk up line. Harga dasar 3 box susu ini adalah Rp. 125.000. Dari presentasi ini bisa
kita tarik kesimpulan bahwa harga produk yang dibeli sebenarnya tidak sampai 30%
dari uang yang dibayarkan pada perusahaan MLM.
Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa perusahaan MLM menarik keuntungan
dengan cara:

Pertama, perusahaan tidak membutuhkan biaya untuk promosi/iklan. Karena konsumen
adalah sekaligus tukang iklan dan sales.

Kedua, pembayaran upah/gaji kepada distributor/sales dan komisi-komisi penjualan
ditanggung oleh konsumen baru (down line). Karena setiap konsumen baru akan
memberikan kontribusi komisi kepada perekrut mereka (sering disebut up line) sampai
sekian tingkat di atasnya.

Ketiga, dengan model ini maka sebuah perusahaan MLM tidak perlu membuka banyak
toko. Bahkan toko-toko distributor yang sering disebut stokies, perusahaan MLM gak

perlu mengeluarkan biaya karena toko itu harus disediakan oleh anggota MLM yang
memiliki peringkat lebih tinggi atau jaringannya sudah banyak. Sistim ini juga telah
menempatkan perusahaan MLM mendapatkan keuntungan bersih, bahkan pajak yang
dikeluarkan juga akan kecil.
Bisnis MLM tidak seperti bisnis konvensional yang selalu dilakukan secara
monoton dari tahun ke tahun. Ada dua cara untuk berhasil dalam bisnis MLM, yaitu

4

melakukan penjualan dan menjalankan kepemimpinan yang berhasil. Kedua hal ini
merupakan kunci bisnis MLM, tidak ada cara lain. Dan bicara mengenai duplikasi, berarti
kita bicara tentang bisnis MLM yang berorientasi kepada kepemimpinan, bukan
penjualan.
Syarat menjadi seorang pemimpin yang berhasil dalam bisnis ini hanya ada satu
cara, yaitu Anda harus bertumbuh dan berkembang.
Ada lima hal yang harus Anda tumbuh kembangkan dalam diri Anda.
1. Kembangkan Komunikasi Anda. Ini menggambarkan seberapa baik Anda
dalam memotivasi downline.
2. Kembangkan sikap Anda. Ini menggambarkan bagaimana Anda menghargai,
peduli dan perhatian kepada downline.

3. Kembangkan hubungan Anda. Ini menggambarkan seberapa dekat hubungan
Anda dengan downline.
4. Tumbuhkan komitmen Anda. Ini menggambarkan seberapa besar waktu yang
Anda berikan kepada downline.
5. Tumbuhkan kepemimpinan Anda. Ini menggambarkan seberapa baik diri
Anda menjadi teladan, panutan, memahami, mengerti, dan mempengaruhi
downline.
Itulah alasan mengapa Anda harus bertumbuh dan berkembang sebelum
mengadakan gerakan duplikasi. Sebab, dalam duplikasi, nantinya Anda akan lebih
banyak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain. Dan lagi, duplikasi menuntut
suatu tindakan yang berkelanjutan dan semangat yang membara. Ini akan Anda
peroleh bila memiliki emosi yang positif.
Ada dua hal yang perlu diduplikasikan kepada mitra kerja, yaitu Kemampuan dan
Kemauan Anda. Pengetahuan tentang bisnis, sistem, dan produk, semuanya
mencerminkan kemampuan yang Anda miliki, dan itulah yang harus diduplikasikan. Apa
yang dipahami dan diketahui sangatlah membantu proses duplikasi, dengan mengajar

5

dan membina downline agar pada akhirnya mereka siap meminta tanggung jawabnya

sebagai duplikator.
Sementara itu, kemauan adalah bagian dari tekad, komitmen, loyalitas,
konsistensi, sikap, mental, emosi dan rasa tanggung jawab terhadap masa depan.
Kemauan juga merupakan motivasi dari hidup untuk terus berjuang dan bertahan di
dalam menggapai dan merealisasikan tujuan.
Kemauan yang Anda duplikasikan merupakan rangkaian api yang sambung
menyambung yang tidak bakal padam. Pentingnya kemauan dalam unsur duplikasi
merupakan komponen yang sangat menentukan berjalan atau tidaknya duplikasi
tersebut. Kemauan juga berarti menyelesaikan pekerjaan hingga selesai, tidak
setengah-setengah, tidak ragu-ragu, tidak bimbang, tidak menyerah, tidak berhenti di
tengah jalan. Kemauan ini harus Anda transfer dengan demikian mulus, sehingga orang
yang menerima transfer tidak merasa disuruh, melainkan dengan sadar bersedia
melakukan duplikasi dengan suka cita.

C. SISI POSITIF MLM

Segi positif bisnis MLM
1. Modal Bisnis yang relatif murah
Bagi orang yang ingin mempunyai penghasilan dari usaha bisnis, namun tidak
memiki dana yang cukup untuk menjalankannya, maka bisnis MLM bisa dijadikan

pilihan, karena modalnya relatif murah dibandingkan dengan bisnis yang lain.
2. Risiko yang kecil
Karena biaya untuk memulai relatif kecil, maka risiko yang ditimbulkan oleh
ketidakberhasilan dalam bisnis ini akan relatif kecil juga.
3. Potensi

untuk

berpenghasilan

tinggi

cukup

besar

Dalam bisnis MLM biasanya ada berupa reward bagi member yang berhasil
meraih level tertentu. Sehingga, apabila seorang member itu unggul dalam

6


bidang promosi dan marketing, maka ia akan mudah mendapatkan banyak
orderan dan juga jaringan (downline).
4. Bisa dijalankan sebagai usaha sampingan
Bagi orang yang ingin berbisnis, namun tidak mempunyai cukup waktu untuk
menjalankan bisnisnya karena sibuk dengan rutinitas kerja, maka bisnis MLM
bisa dijadikan pilihan , karena biasanya tidak terlalu menyita waktu.

Kerinduan setiap pemain bisnis Multi Level Marketing yang paling dalam adalah
bila dirinya berhasil menjadi seorang duplikator yang baik. Semua orang tahu, hanya
dengan cara duplikasi inilah segala bentuk bonus dalam bisnis MLM dapat dinikmati.
Tapi, sekalipun banyak yang paham akan makna duplikasi ini, masih saja ada yang
tidak berjalan dengan lancar.
Jika Anda melakukan kegiatan mengundang, presentasi, mensponsori lalu Anda
juga berharap downline Anda akan melakukan hal yang sama dan Anda menganggap
itulah duplikasi, maka yang Anda temukan hanyalah perasaan kecewa dan frustasi.
Duplikasi bukan hanya sekedar contoh di depan untuk ditiru lalu selesai. Duplikasi tidak
sesederhana itu.
Juga, bila Anda berganggapan bahwa bentuk fisik yang sama dalam cermin
adalah duplikasi, inipun salah besar. Bukan hanya fisik dan tingkah laku Anda yang

harus Anda duplikasikan, melainkan emosi, mental dan spiritual Anda semua harus
Anda peragakan dan ditiru oleh downline. Sebab, dalam duplikasi, Anda harus masuk ke
dalam dunia orang asing. Anda sedang membuka hati, pikiran dan semangat orang lain
untuk melakukan pekerjaan yang sedang Anda kerjakan.
Ada dua hal yang harus Anda terima dalam menjalankan duplikasi, yakni :
1. Anda harus meningkatkan dan mengembangkan diri secara terus-menerus,
dengan tujuan supaya Anda bertumbuh dengan sehat dan benar dalam
menjalankan bisnis MLM yang Anda tekuni.
2. Ulet, pantang menyerah dalam menjalankan bisnis Anda.

7

D. SISI NEGATIF MLM

Meskipun kelebihan MLM juga banyak menarik perhatian masyarakat, namun sisi
negatifnya juga ada, yaitu :

1. Sistem Yang Lebih Menghasilkan Disukai
Seseorang yang sudah mental MLM terkadang hanya memikirkan keuntungan
yang didapat saja tanpa memperhatikan kualitas produk yang dipasarkannya.

Jika

produk

yang

dipasarkannya

hanya

memberikan

sistem

dengan

keuntungan yang minim, maka ia akan beralih ke produk lain dengan sistem
pendapatan yang lebih besar walaupun kualitasnya lebih buruk. Sebaiknya
jangan hanya tertarik pada apa yang diberikan sistem MLM kepada anda,
tetapi kegunaan dan kunggulan produk mlm agar dapat bertahan di masa
depan.

2. Harga Produk Lebih Mahal
Sistem MLM perusahaan dalam memasarkan produk terkadang terlalu
memberikan iming-iming uang, bonus, insentif, dan lain sebagainya yang
sangat besar. Sistem MLM bertingkat dengan pembagian keuntungan
berjenjang membutuhkan marjin keuntungan yang besar dari penjualan
setiap produk.
Mungkin harga dasar produksi produk mlm tersebut sangat jauh lebih rendah
dari harga yang ditawarkan kepada konsumen akhir. Karena mungkin
sebagian besar kuntungan penjualan dibagi-bagi untuk perusahaan dan
anggota

upline

yang

berada

di

atas

kita.

Jangan mudah percaya jika ada yang bilang harga produk mlm lebih murah
dari produk tanpa sistem MLM. Justru sistem MLM butuh insentif besar untuk
membiayai

anggotanya.

Produk yang dijual biasanya yang unik yang tidak dijual di pasaran agar

8

konsumen tidak tahu harga yang seharusnya jika produk itu dijual melalui
sistem pasar. Sebaiknya anda hati-hati pada produk MLM yang ditetapkan
sangat tinggi dan memberikan bonus dan insentif yang amat tinggi karena
jika ada produk serupa muncul dipasaran dengan fungsi dan kegunaan yang
sama serta harga yang jauh lebih murah maka bisnis mlm anda sangat
terancam.

3. Kehilangan Devisa Negara
Umumnya produk MLM adalah produk luar negeri seperti jamu, makanan,
minuman dan lain sebagainya. Jelas uang yang kita belanjakan sebagian ada
yang lari ke luar negeri dan memberi efek yang buruk terhadap
perekonomian Indonesia karena produk nasional jadi kurang laku dan omset
berkurang. Sebaiknya jangan terlalu bergantung pada produk impor. Bantu
produk negeri sendiri atau bahkan ciptakan produk lokal yang mampu sukses
dengan sistem MLM sampai ke seluruh dunia sehingga anda membantu tanah
air menjadi lebih makmur.

4. Bisa Mengganggu Orang Lain
Orang yang tidak suka dan mengerti pada bisnis MLM umumnya akan diajak
untuk masuk bergabung menjadi anggota dengan berbagai cara oleh
seseorang baik yang dikenal dekat maupun tidak dikenal. Karena produk
yang ditawarkan tidak umum dan hanya dijual melalui sistem MLM, maka
orang yang diajak biasanya percaya saja pada info produk yang diberikan.
Ditambah dengan iming-iming keuntungan berlipat ganda dan bisa menjadi
orang kaya dengan cepat hal itu terkadang cukup mengganggu dan membuat
bingung orang yang diajak.
Yang mengajak pun umumnya agak memaksa dan agresif demi mencapai
level tertinggi yang justru bisa membuat yag diajak jadi muak. Yang
mengajak umumnya akan mempersiapkan teknik dan strategi untuk mencari
anggota sebanyak-banyaknya. Jadi orang yang diajak akan dijebak dalam

9

ajakan yang sistematis dan ditekan untuk diajak bergabung dengan cara
yang cantik. Sebaiknya dalam mengajak orang lain bergabung pemain MLM
tidak memaksa dengan berbagai cara. Hentikan jika yang diajak sudah tidak
tertarik.

5. Pemenang Dapat Kembali Ke Level Bawah
Orang yang telah berhasil mencapai tingkatan tertinggi dapat tumbang jika
anggota di bawahnya mulai menggunakan produk lain, bergabung dengan
sistem MLM lain, dll. Bahkan tidak menutup kemungkinan tdak mendapatkan
apa-apa lagi ketika sudah tidak ada bawahan yang menggunakan produk itu
lagi. Sebaiknya perhitungkan kemungkinan ini jika anda bermain di MLM
produk yang perkembangan ke depannya akan kurang disukai karena kualitas
yang buruk akibat hanya mengejar besar keuntungan saja.

6. Mental MLM Jangan Berlebihan
Orang yang masuk ke dalam angan-angan bisnis MLM terkadang lupa kalau
suatu

saat

semua

bisa

hilang.

Seseorang

bisa

lupa

daratan

dan

mendedikasikan dirinya hanya pada MLM dan meninggalkan pekerjaan yang
dijalaninya. Mudah terpancing ketika ada tawaran MLM baru yang insentifnya
lebih baik dan berupaya selalu menjadi member yang pertama masuk agar
lebih gampang menarik anggota baru.
Pecinta MLM umumnya terobsesi pada keuntungan yang akan didapatnya
tanpa melihat produk yang dibawanya serta dapat saja mengorbankan
teman, kerabat, sahabat dan orang lain yang tidak dikenalnya dengan
mengajak

dengan

agresif

masuk

menjadi

anggota.

Justru yang sangat dibutuhkan negara adalah orang-orang yang bermental
kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk unggulan yang mampu sukses
di luar negri baik dengan sistem biasa maupun sistem mlm untuk meraup
dollar, rupee, ringgit, dinar, peso, dkk.

10

7. Waspada Informasi Produk Yang Tidak Jujur
Terkadang produk yang buruk pun akan dibilang bagus. Produk yang mahal
dibilang murah. Produk yang manfaatnya sedikit digembar-gemborkan agar
kelihatan banyak manfaatnya, dll. Mungkin apabila diteliti dan ditelusuri lagi,
manfaat yang didapat mungkin tidak begitu besar dari yang ditawarkan atau
ada produk lain yang lebih murah dengan manfaat yang jauh tidak berbeda.
Produk dibuat sedemikian rupa sehingga konsumen menganggap produk
tersebut ekslusif dengan tidak ada produk sama di pasaran. Sebaiknya
pemain mlm memberikan info produk yang sebenar-benarnya agar tidak
merugikan orang lain.

8. Korban MLM Produk Buruk Membayar Lebih Tinggi Dari Nilai
Yang menjadi korban adalah orang yang menjadi anggota atau konsumen
produk yang dipasarkan melalui teknik / sistem MLM (Multi Level Marketing)
yang tidak mendapat anggota bawahan, tidak punya kemampuan mencari
anggota bawahan dan yang hanya sebagai konsumen akhir. Semua
membayar jauh lebih tinggi dari seharusnya untuk membayar orang yang
mengajaknya serta atasan-atasannya.
Bagi orang yang ingin membeli produk MLM sebaiknya mempelajari nilai dari
suatu produk dibandingkan dengan harga. Jika lebih baik anda sah-sah saja
membayar harga tinggi untuk produk super.

9. Permainan Uang / Money Game Skema Piramida
Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat tentu
akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual
produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan
insentif yang tinggi kepada pada anggota sistem MLMnya.
Sebaiknya para pecinta MLM mempelajari produk yang ditawarkan sebelum
bergabung pada suatu bisnis MLM. Terjebak dalam money game akan sangat

11

merugikan anda karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang
baik akan ditinggalkan konsumen.
Di negara lain pun seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat, money
game dilarang oleh pemerintah. Sebaiknya anda menganalisa suatu sistem
MLM sebelum bergabung mulai dari kualitas produk serta insentif / bonus
yang akan diterima. Jangan hanya mengandalkan insentif saja, namun juga
kewajaran bonus insentif yang akan anda dapat.

E. EKONOMI KERAKYATAN

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat.Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau
usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya
mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang
selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor
pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk
memenuhi

kebutuhan

dasarnya

dan

keluarganya

tanpa

harus

mengorbankan

kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi
kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local
dalam

mempertahan

kehidupannnya.

Ekonomi

kerakyatan

ini

dikembangkan

berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola
lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini
terkait dengan ekonomi sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti perburuan,
perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta
kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan
dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk
menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi

12

dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak
mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para
ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara
berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan
teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara negara kawasan Eropa
ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah
satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan
masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat
menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan
negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin
melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap
konsep pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap
merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan
pembangunan nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Konsep

ekonomi

kerakyatan

dikembangkan

sebagai

upaya

untuk

lebih

mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan
sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan
pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto,
sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang berasas kekeluargaan,
berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguh pada ekonomi
rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi
jejaring ( network ) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi
dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi
informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku
usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing
dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem
manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis

13

internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik.
Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis
produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi
jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah
terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan
menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni
berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi
rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek
dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli.
Ciri khas Ekonomi Kerakyatan antara lain adalah gotong royong atau kerjasama.
Kalau system ekonomi kerjasama yang tumbuh subur sesuai dengan masyarakat
Indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan bentuk usaha yang diakui Negara. Dari
konsep ) Prof. Dr. Mubyarto, ekonomi kerakyatan terdiri dari jejaring usaha antara
produsen konsumen, kemandirian usaha, serta berbasis teknologi.
Jadi secara jelas koperasi merupakan penghubung antara konsumen dengan
penghasil produk. Dalam upaya meningkatkan kemandirian usaha, koperasi mendorong
anggota dan masyarakat membuat usaha-usaha baru berdasarkan bidang yang diampu
koperasi untuk kemudian bergabung dan mengembangkan usahanya. Jadi kalau
koperasi meubel, berarti mampu menjembatani pengrajin meubel dengan konsumen
atau pembeli, selain juga mendorong anggota dan masyarakat di sekitarnya untuk
bergabung atau mengembangkan usaha yang berkaitan dengan meubelair, baik dari
sisi pendukung finishing atau packing meubel maupun supplier bahan baku, Sedangkan
koperasi berbasis teknologi, bukan hanya koperasi dikelola dengan menggunakan
teknologi yang ada, melainkan juga menjadi system dan metode yang lebih baik,
seperti menggunakan prinsip pemasaran dan manajemen ekonomi yang baik. Dari
koperasi yang solid seperti inilah akan tercipta peluang kerja baru, karena suksesnya
koperasi berarti bertambah banyak barang dan jasa yang dipasarkan oleh koperasi,
sehingga kebutuhan tenaga kerja semakin meningkat.

14

F. MLM DALAM EKONOMI KERAKYATAN

Lain hal nya dengan MLM, konsep jejaring juga terdapat pada sistem pemasaran
MLM. Namun pada praktek yang ditemukan di keseharian, sasaran MLM lebih pada
orang-orang yang sudah mempunyai penghasilan/bekerja, bukan pada pengangguran.
Karena sasaran orang yang sudah bekerja justru bisa menjadi konsumen yang
berkelanjutan dari produk MLM tersebut dan dapat mengembangkan pada orang-orang
di sekitarnya. Pengangguran dan tenaga kerja baru tidak menjadi sasaran prioritas,
mereka hanya menjadi sasaran pelengkap saja. Ini karena pertimbangan pengalaman
mencari down line (anggota baru) dan komunikasi promosi. Kalau penggangguran atau
tenaga kerja pesimis untuk mendapatkan downline atau member yang baru, akibat
keterbatasan relasi.
Bahkan, sasaran prioritas dari para pekerja MLM adalah orang yang memiliki
penghasilan besar untuk ikut pada point besar (pembelian besar sehingga langsung
menempatkan dirinya memiliki jaringan yang besar pula, walau seringkali jaringan ini
bersifat semu karena tidak bergerak untuk mencari jaringan baru).
Maka menjadi pertanyaan besar apakah MLM membuka lapangan kerja baru,
atau malah sebaliknya menjadikan orang yang sudah bekerja mengalokasikan uangnya
setiap bulan dengan ikut MLM agar tetap menjadi anggota, karena ada syarat tutup
buku dengan harga minimal pembelian produk. Ketika tidak memenuhi standar minimal
pembelian maka keanggotaannya akan hangus. Pengangguran atau orang yang tidak
mempunyai penghasilan tetap tidak akan bertahan lama kecuali dia mampu
membangun jaringan secara luas/banyak.
Jejaring yang dibangun MLM bukan merupakan jejaring dari produsen ke
konsumen, tetapi lebih merupakan jejaring pemasaran atau antar penjual saja dengan
mengandalkan konsep member dan downline. Jadi kreatifitas masyarakat kurang
diberdayakan. Member atau downline product MLM tidak akan bisa mengembangkan
kerjasama dengan produsen atau mengembangkan usaha selaras dengan produsen,
hanya melulu pada sisi pemasaran dan mencari member baru. Selain itu, teknologi yang

15

dipergunakan juga terbatas pada konsep komunikasi persuasive, bahkan seringkali
hiperbola (dilebih-lebihkan).
Justru cara kerja MLM juga menjadi ancaman pada pasar tradisional dan daya
beli masyarakat serta rusaknya psikologis masyarakat akibat mimpi-mimpi akan kaya.
Orang-orang yang melejit menduduki peringkat atas jaringan justru dikarenakan
memiliki modal kuat untuk membentuk jaringan pemasarannya.
Akhirnya, promosi “maha dasyat” akan produk dan hasil, yang didapat para
pengikut MLM tersebut. Dengan didahului sebuah yel-yel seperti “Luar Biasa, Yes!, Kita
Bersama Meraih Sukses” dan masih banyak lagi, hanyalah penghibur dari kegagalankegagalan yang akan diterima. Terbukti tidak ada MLM yang bertahan lama pada
tempat tertentu, paling lama 3 tahun sudah redup dan orang-orang meninggalkannya.
Bisnis MLM ini adalah alat untuk memancing orang-orang yang sedang mimpi di siang
bolong menjadi jutawan. Bisnis ini memakan harta manusia dengan cara yang penuh
tipuan halus, ini juga merupakan bentuk usaha yang penuh dengan spekulasi. Sistem
perdagangan yang nyata menghisap dan menipu ini ternyata juga diterapkan oleh
beberapa kelompok yang mengatasnamakan agama, sebuah ironi.

G. BERGABUNG DENGAN MLM
Setelah memahami konsep MLM yang justru berbeda dengan ekonomi
kerakyatan, maka untuk bergabung dengan MLM perlu dikaji secara mendalam kondisi
MLM yang ingin diikuti serta potensi yang kita miliki, baik dari modal, kesiapan kerja
maupun kompetensi kita dalam komunikasi persuasive atau mungkin sedikit membual.
Kalau itu hanya berupa money game tentu tidak boleh dan seharusnya Negara juga
melarang MLM jenis ini.
Sedangkan untuk memilih MLM ada beberapa tips yang harus diikuti
1. Perusahaan MLM yang dipilih sebaiknya yang tergabung dalam APLI (Asosiasi
Penjual Langsung Indonesia). APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi
berbagai perusahaan MLM. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam

16

mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan di antara perusahaan
MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama.
Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah
persyaratan dan mendapat sertifikasi.
Mereka yang yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap
betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena
itulah, lewat APLI, kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM dan
yang bukan. Maklum, saat ini juga ada banyak perusahaan yang bukan MLM,
tetapi ikut mengaku-aku sebagai MLM untuk menarik dana dari masyarakat.
Hati-hati lho akan hal ini.
2. Bila Anda ingin memiliki pelanggan tetap, maka pilihlah perusahaan yang tidak
hanya menawarkan barang dan jasa yang seragam, tetapi pilihlah yang memiliki
aneka ragam barang dan jasa untuk ditawarkan; dan yang terpenting, memiliki
jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya agar bisa ditukar apabila
tidak sesuai dengan kualitas yang sebenarnya.
3. Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki sistem keberhasilan untuk
bisa sukses, di mana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti
mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Idealnya, sistem tersebut
hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang usia,
pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah
berbisnis sama sekali.
Sistem yang baik biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha, seperti
buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta
pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri. Jika ada perusahaan MLM yang
menawarkan janji manis hasil besar tanpa harus kerja keras, sebaiknya Anda
tinggalkan saja.
4. Untuk menunjukkan suatu perusahaan MLM bonafide atau tidak adalah minimal
dengan melihat apakah perusahaan tersebut diterima secara nasional sistem
bisnisnya. Biasanya, mereka juga akan mengutarakan visi-misinya bagi
kesejahteraan perusahaan dan jaringan distributornya.

17

Kunci kesuksesan bisnis MLM adalah konsisten karena bisnis MLM dibangun
dengan jaringan, dan jaringan itu hanya akan terbangun jika terus-menerus
dibentuk. Jika Anda tinggalkan di tengah jalan, mungkin Anda harus mulai dari
awal lagi untuk membangunnya kembali.

H. KESIMPULAN

Melihat tantangan dan modal yang besar untuk bergabung dengan MLM, baik
modal financial maupun kompetensi pribadi, serta berbagai sisi negatif MLM, baik dalam
hal mengurangi devisa Negara serta berbagai kerugian lainnya, maka sebaiknya berpikir
ribuan kali untuk mengikuti MLM, apalagi sudah jelas MLM tidak sesuai dengan konsep
– konsep ekonomi kerakyatan yang mengembangkan misi pemberdayaan masyarakat
dalam berwirausaha, jadi lebih baik, katakana TIDAK untuk MLM. *