Sistem Distribusi dan Transportasi Divis

Makalah

DISTRIBUSI TRANSPORTASI
DEPARTEMEN PINMARINE
PT. PINDAD (Persero)

Oleh : Marietta Anggraini (1512018)
Wienne M. Pahlevi (1512005)
Distribusi dan Transportasi
Departemen Teknik Industri
Institut Teknologi Harapan Bangsa
2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
I.1

Latar Belakang.........................................................................................................1


I.2

Masalah....................................................................................................................2

I.3

Tujuan......................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................4
II. 1

Pengertian Distribusi dan Transportasi....................................................................4

II.1.1 Fungsi Distribusi dan Transportasi..........................................................................4
II.2

Strategi Distribusi....................................................................................................6

II.3


Desain Jaringan Distribusi.......................................................................................6

II.4

Desain Jaringan Transportasi.................................................................................13

II.5

Strategi Lokasi.......................................................................................................16

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................20
III. 1

Profil Perusahaan...................................................................................................20

II.1.1 Visi dan Misi PT Pindad (Persero)........................................................................22
II.1.2 Departemen Peralatan Kapal Laut (PinMarine)....................................................23
II.1.3 Profil Narasumber.................................................................................................25
III.2


Supply Network Design Pada Departemen PinMarine di PT Pindad (Persero).....25

III.3

Rantai Distribusi dan Transportasi Produk Pada Departemen PinMarine dalam PT
Pindad (Persero)....................................................................................................26

III.4

Jenis Distribusi Transportasi yang Tepat Untuk Diterapkan oleh Departemen
PinMarine dalam PT Pindad (Persero)..................................................................29

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................32
IV.1

Kesimpulan............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................33


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Distribusi dengan directshipping (manufacturer storage with direct shipping)....8
Gambar 2.2 Distribusi dengan pengiriman lagsung melalui produk transit (direct shipping
and in-transit merge)..................................................................................................................9
Gambar 2.3. Distribusi dengan model keagenan distributor (Distributor storage with package
carrier delivery).......................................................................................................................10
Gambar 2.4. Distribusi dengan pendekatan produk ke konsumen (distributor storage with
last mile delivery).....................................................................................................................12
Gambar 2.5. Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer
/distributor storage with customer pickup)..............................................................................13
Gambar 2.6 Direct Shipment Network.....................................................................................14
Gambar 2.7 Direct Shipping with Milk Runs or Milk Runs to multiple...................................15
Gambar 2.8 All Shipments via Central Distribution Center....................................................15
Gambar 3.1 jaringan distribusi transportasi dengan manufacturer storage with direct
shipping....................................................................................................................................28
Gambar 3.2 jaringan transportasi dengan direct shipment network.........................................28
Gambar 3.3 Area Customer PinMarine....................................................................................29
Gambar 3.4 Jalur Distribusi *blablablablabla*.......................................................................30
Gambar 3.5 *blablablablablablabla*........................................................................................31


BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam

bertahan dan bersaing adalah dilakukan melalui proses sistem distribusi, dimana saluran
distribusi mempunyai tujuan untuk menyalurkan produk yang dihasilkan perusahaan dengan
sasaran segmen tertentu di berbagai daerah geografis yang berbeda
Adanya konsumen yang tersebar secara geografis mengakibatkan perusahaan memilih
kebijakan untuk menempatkan produknya di berbagai lokasi yang mendekati konsumen atau
menengahi para konsumennya.Suatu perusahaan yang menghasilkan produk untuk melayani
pasar lokal dimungkinkan untuk mempunyai gudang yang berada pada lokasi pabrik. Namun
ketika konsumen yang dilayani melebar secara geografis maka perusahaan akan memiliki
kebijakan untuk menambah lokasi gudang di beberapa tempat dan menambah level saluran
distribusinya menjadi distribusi multilevel. Distribusi akan melibatkan pergerakan dan
penyimpanan produk dari pabrik ke konsumen dengan pertambahan nilai dari produk

(Blanchard, 2004, Tersine 1994).
Pada dasarnya, sistem distribusi adalah serangkaian kegiatan yang sangat menentukan
bagi suatu perusahaan dimana hasil produksi (produk) dikirimkan kepada konsumen untuk
dipasarkan dengan tujuan untuk memudahkan pemasaran produk. Sistem distribusi barang
merupakan salah satu pendukung utama setelah proses produksi. Tidak adanya kontrol
terhadap pendistribusian barang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Menurut Philip Kottler (1994 : P42), kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah
menjaga serta mempertahankan kepuasan pelanggan. Rasa puas dan tidak puas, suka atau
tidak suka berhubungan dengan sikap dan kepercayaan orang terhadap obyek produk. Karena
itu selain melakukan promosi, perusahaan pun harus mampu mendistribusikan atau
menyampaikan produk mereka dengan baik agar konsumen memperoleh banyak kemudahan
untuk mendapatkan produk tersebut dalam jumlah dan waktu yang tepat, tetapi hal ini sering

kali tidak terlaksana dengan baik karena adanya hambatan dalam pendistribusian seperti :
biaya yang besar dan rute pendistribusian serta kapasitas yang kurang tepat.
PT Pindad merupakan salah satu perusahaan industri yang bergerak dibidang industri
peralatan pertahanan dan keamanan. PT Pindad terbagi atas 5 departemen berbeda, yaitu
Departemen Peralatan Kereta Api, Departemen Pemesinan, Departemen Mesin Distrik,
Departemen


Pengembangan

Produksi,

dan

Departemen

Peralatan

Kapal

Laut

(PinMarine).Yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah proses distribusi transportasi
di bawah Departemen Peralatan Kapal Laut (PinMarine). Departemen PinMarine ini
memiliki aktivitas usaha yaitu memproduksi, menjual dan mendistribusikan produkproduknya (berbagai peralatan atau spare parts dari kapal laut)kepada konsumennya, yaitu
para galangan kapal laut (pembuat kapal laut) yang membutuhkan produk-produk tersebut
dalam kegiatan operasional usahanya. Saluran distribusi mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap penjualan pada perusahaan ini, karena besarnya penjualan yang dicapai oleh

Departemen PinMarine dalam PT Pindad ini terjadi karena saluran distribusi perusahaan yang
semakin luas.
Mengetahui akan pentingnya pendistribusian yang tepat, maka menarik bagi penulis
untuk melakukan penelitian terhadap saluran distribusi pada Departemen PinMarine dalam
PT Pindad ini untuk mencari solusi agar distribusi produk merata dan tepat.
Berdasarkan latar belakang inilah, maka penulis bermaksud melakukan suatu
penelitian pada Departemen PinMarine dalam PT Pindad sebagai pokok bahasan tugas besar
akhir semester 3 dalam mata kuliah Distribusi dan Transportasi.
I.2

Masalah


Bagaimana supply network design yang terjadi dan diterapkan oleh Departemen



PinMarine dalam PT Pindad?
Bagaimana rantai distribusi produk yang dijalankan oleh Departemen PinMarine




dalam PT Pindad?
Bagaimana dengan jenis transportasi yang menjadi andalan Departemen PinMarine



dalam PT Pindad untuk mendistribusikan produk-produknya sampai ke customer?
Bagaimana sistem distribusi transportasi yang tepat untuk diterapkan pada
Departemen PinMarine dalam PT Pindad?

I.3

Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


Untuk mengetahui supply network design yang dijalankan oleh Departemen




PinMarine dalam PT Pindad.
Untuk mengetahui rantai distribusi produk dari awal hingga akhir dalam Departemen



PinMarine dalam PT Pindad.
Untuk mengetahui jenis transportasi apa saja yang menjadi andalan Departemen
PinMarine dalam PT Pindad untuk mendistribusikan produk-produknya hingga



sampai ke tangan customer.
Untuk mengetahui sistem distribusi transportasi seperti apa yang tepat untuk
diterapkan pada Departemen PinMarine dalam PT Pindad.

BAB II
LANDASAN TEORI


II. 1

Pengertian Distribusi dan Transportasi
Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan

dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam
rantai pasok.
Sedangkan transportasi merupakan alat untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber
yang menyediakan suatu produk, ke tempat-tempat yang membutuhkannya secara optimal.
Metode transportasi digunakan untuk memecahkan masalah bisnis, pembelanjaan
modal, alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan
perencanaan serta scheduling produksi.
Maka, fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya adalah menghantarkan produk
dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai di mana mereka akan digunakan.
Manajemen transportasi dan distribusi mencakup baik aktivitas fisik yang secara kasat
mata bisa kita saksikan, seperti menyimpan dan mengirim produk, maupun fungsi non fisik
yangberupa aktivitas pengolahan informasi dan pelayanan kepada pelanggan.

II.1.1 Fungsi Distribusi dan Transportasi
Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi
dasar yang terdiri dari:
1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level
Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue
perusahaan bisa sangat bervariasi dan karekteristik tiap pelanggan bisa sangat
berbeda antara satu dengan lainnya.Dengan memahami perbedaan karakteristik
dan

kontribusi

tiap

pelanggan

atau

area

distribusi,

perusahaan

mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.

bisa

2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan
Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai
keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga.Sebagai contoh, transportasi laut
memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebih rendah, namun lebih lambat
dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen tranportasi harus bisa
menentukan

mode

apa

yang

akan

digunakan

dalam

mengirimkan

/

mendistribusikan produk mereka ke pelanggan. Kombinasi dua atau lebih mode
transportasi tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang
dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman
Konsolidasi merupakan kata kunci yang sangat penting dewasa ini.Tekanan untuk
melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya
melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman.Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional
distribution center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal
pengiriman.Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan
menyatukan permintaan beberapa toko atau ritel yang berbeda dalam sebuah
truk.Dengan cara ini, truk bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan
biaya lebih pada pelanggan / klien yang mengirimkan produk tersebut.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman
Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor
adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus
dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah
Beberapa proses nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan
(packaging), pelabelan harga, dan sebagainya.

6. Menyimpan persediaan
Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik di suatu
gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko di mana produk tersebut
dipajang untuk dijual.
7. Menangani pengembalian (return)
Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain. Pengembalian ini
bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualannva
habis, seperti produk-produk makanan, sayur, buah, dan sebagainya.

II.2

Strategi Distribusi
Strategi Distribusi merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang

dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut
dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada
waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan ditempat yang tepat.
Dalam supply network design terdapat 2 jenis pengontrolan distribusi transportasi :
1. Sentralisasi
 Seluruh keputusan supply chain management berada di pusat
 Minimasi total ongkos dalam memenuhi kebutuhan service level
 Global optimization
 Dimiliki oleh single entity
2. Desentralisasi
 Setiap fasilitas memiliki strategi distribusinya masing-masing
 Optimisasi lokal

II.3

Desain Jaringan Distribusi
Keputusan strategi atau desain rantai pasok adalah keputusan tentang struktur sebuah

rantai pasokan dan proses-proses apa saja yang akan dijalankan pada tiap tahap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain jaringan distribusi :

o

o

Elemen-elemen dari customer service
 Response time
 Product Variety
 Product Availability
 Customer Experience
 Order Visibility
 Returnability
Biaya supply chain
 Inventories
 Transportation
 Facilites and Handling
 Information

Jenis-jenis dari desain jaringan distribusi :
1.

Pengiriman Langsung (Manufacture Storage With Direct Shipping)
Pada metode distribusi produk ini, konsumen awalnya akan melakukan proses
pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh manufaktur pembuatnya,
kemudian agen tersebut meneruskan pesanan dari konsumen ke manufaktur
dimana pihak manufaktur telah mempunyai stok untuk kemudian dikirimkan
secara langsung ke konsumen tanpa melalui retailer yang menjadi agen
pemesanan sebelumnya. Pada jenis yang lain, peran retailer atau agen tersebut
dapat digantikan oleh sarana virtual seperti internet untuk dilakukan transaksi
melalui internet dan perusahaan pembuat setelah dapat memenuhi produk yang
diinginkan oleh konsumen akan mengirimkannya secara langsung. Metode ini
seringkali disebut dengan manufacturer storage with direct shipping. Ditinjau
dari aspek kompleksitas pengadaan dan distribusinya, cara drop shipping ini
cukup sederhana dan murah sehingga banyak produsen menggunakan cara ini
untuk menekan biaya distribusi mereka dengan menjalin kerjasama timbal balik
yang saling menguntungkan dengan pihak pengirim barang. Keuntungan lain
yang diperoleh adalah perusahaan tidak perlu menempatkan stok barang mereka
di pasar sehingga akan mengurangi biaya persediaan (inventory cost) maupun
kompleksitas permintaan yang diakibatkan oleh variasi produk yang akan
disimpan oleh retailer untuk merespon keinginan konsumen.

Gambar 2.1 Distribusi dengan directshipping (manufacturer storage with direct shipping)
2.

Pengiriman Langsung Melalui Produk Transit (Direct Shipping and In Transit
Merge)
Distribusi dengan cara direct shipping berkembang lebih luas dengan melibatkan
adanya fasilitas transit yang dikelola oleh distributor atau retail. Hal ini
merupakan respon terhadap keinginan konsumen khususnya untuk produk yang
terdiri dari beberapa komponen pendukung, misalnya unit personal computer
(PC). Konsumen pada awalnya melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke
retail atau distributor untuk kemudian diteruskan ke masing-masing manufaktur
pembuatnya.Setelah pesanan dipenuhi pihak produsen tidak mengirimkan secara
langsung ke konsumen melainkan mengirim kembali ke gudang transit milik
retailer atau distributor yang ditujukan untuk memilah dan mengelompokkan
produk sesuai dengan pesanan konsumen.Oleh karena itu fungsi utama gudang
transit ini adalah menyesuaikan produk pesanan konsumen. Hal ini mudah
dimengerti bahwa set personal komputer dapat terdiri dari beberapa produsen
ternama, mulai dari unit monitor, unit CPU, unit printer dsb. Gambaran tersebut
memperjelas arti distribusi, dimana produsen dapat saja memilih kedua jenis
model distribusi, bila produsen menerima order tunggal atau sejenis dapat
megirimkannya melalui cara drop shipping langsung ke konsumen, tetapi bila
menerima order dengan keharusan adanya kombinasi dengan produk dari

produsen lain maka cara direct shipping and in-transit merge ini dapat menjadi
alternatif distribusinya.

Gambar 2.2 Distribusi dengan pengiriman lagsung melalui produk transit (direct shipping
and in-transit merge)
3.

Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package
carrier delivery)
Model

distribusi

produk

ini

lebih

bersifat

top-down

dimana

para

produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan ke principal atau distributor
tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu. Pola
permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor yang dilanjutkan ke
produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan memberikan produknya ke
distributor untuk diberikan ke konsumen. Hal ini nampaknya banyak terjadi,
dimana sistem keagenen tunggal (sebagai pemegang merek atau principal) akan
melakuan semua kegiatan komersialnya atas dasar hak yang diperoleh dari
produsen. Dalam hal ini biasanya distributor akan melakukan fungsi
penyimpanan (storage) bilamana produk mempunyai nilai yang tidak terlalu
signifikan baik ditinjau dari harga produk itu sendiri maupun biaya simpannya.

Tetapi untuk produk yang cukup mahal dan biaya simpan juga memerlukan
perlakuan khusus, maka fungsi penyimpanan dilakukan oleh produsen (misal:
mobil impor). Bilamana efisiensi menjadi tujuan dari model distribusi ini, maka
distributor akan berusaha menarik fasilitas produksi ke daerah yang accessible
(mudah diakses) sehingga fungsi pengiriman produk ke konsumen menjadi lebih
reliabel. Cara lain yang dilakukan adalah melakukan transfrer knowledge
sehingga produk impor dapat diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme alih
teknologi.

Gambar 2.3. Distribusi dengan model keagenan distributor (Distributor storage with package
carrier delivery)
4.

Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan
distributor (distributor storage with last mile delivery)
Dalam model distribusi ini secara umum bersifat terdesentralisasi, sehingga
fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisah-pisah pada setiap
daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan digunakan model distribusi ini
adalah mendekatkan produk ke konsumen semaksimal mungkin sehingga
keinginan konsumen atas produk diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau

tingkat layanan (service level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok
untu produk yang telah banyak pesaingnya (mature stage) sehingga produsen
akan sangat menghindari adanya stock-out product yang seringkali bila benar
terjadi akan diisi oleh produk substitusi atau dengan kata lain mengundang
kompetitor masuk pada area bisnis yang sama. Pada awalnya pola disribusi ini
dimunculkan dengan melihat potential customer untuk suatu daerah, dan
bilamana dirasa mencukupi maka distributor akan membuat gudang penyimpanan
di daerah tersebut untuk memberikan layanan secepatnya bilamana terdapat
pesanan dari pembeli. Bilamana distributor menggunakan cara ini, maka akan
terjadi trade-off (pertukaran) yang menjadi dasar keputusan, apakan biaya
penyimpanan dan distribusi yang meningkat atau tingkat layanan ke konsumen
menjadi lebih baik. Produk jasa seringkali menggunakan cara ini melalui
pembukaan cabang perusahaan mendekati konsumen untuk memperoleh tingkat
pelayanan yang tinggi. Konsekuensi dari model distribusi ini adalah setiap daerah
potensial akan mempunyai gudang distribusi, sehingga perlu dilakukan
penyeragaman proses pelayanan ke konsumen. Sebagai contoh, dealer otomotif
daerah satu dan lainnya tidak akan dapat dijumpai perbedaan yang mencolok
pada harga produknya, melainkan hanya berbeda sedikit yang hal ini disebabkan
oleh perbedaan biaya transportasi produk dari produsen ke gudang distributor
atau adanya pemesanan ekonomis atas suatu produk sehingga dimungkinkan
terjadinya pemotongan harga yang diberikan ke konsumen. Sebagai catatan,
dalam model distribusi ini tidak selalu hanya digunakan untuk produk tunggal
tetapi sangat dimungkinkan distributor mempunyai fungsi keagenan untuk
beberapa produk sekaligus.

Gambar 2.4. Distribusi dengan pendekatan produk ke konsumen (distributor storage with
last mile delivery)
5.

Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer
/distributor storage with customer pickup)
Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking yang
diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola distribusi dengan
cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam memperoleh produknya
melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu titik yang telah ditentukan
sebelumya. Konsumen dalam hal ini dapat berupa retail maupun outlet produk
yang melakukan order ke produsen.Pada awalnya konsumen menempatkan
ordernya ke distributor secara langsung. Order ini umumnya berupa beberapa
jenis produk untuk kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk
dipesankan ke produsen yang terkait. Model pemesanan ini sedikit berbeda
karena semua pesanan didasarkan atas entitas pemesan, dimana setelah produk
tersedia akan dilakukan pengiriman ke konsumen melalui cara cross docking,
dimana dalam proses pemindahan/pembongkaran dengan cara ini tidak
didasarkan atas jenis barang tetapi oleh entitas pemesan, sehingga dalam proses

pembongkarannya tidak akan memerlukan waktu yang lama karena telah terpisah
antara pemesan satu dan lainnya. Selanjutnya produk akan dibawa ke tempat yang
telah disepakati dimana masing-masing konsumen (dalam hal ini biasanya retail)
akan mengambil produknya yang telah sesuai karena telah dipilah sejak awal
distribusi dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan model distribusi ini
adalah cepatnya pengiriman walaupun harus dikombinasikan dengan beberapa
macam jenis produk.Banyak model distribusi menggunakan cara ini karena
efisiensi distribusi terutama dari soal biaya dan waktu pemilahan produk ke
masing-masing konsumennya.

Gambar 2.5. Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer
/distributor storage with customer pickup)

II.4

Desain Jaringan Transportasi
Peran transportasi dalam supply chain merupakan sebagai supply chain driver, karena

di dalamnya terjadi suatu proses perpindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain.

Terdapat 3 mode transportasi utama dan 1 gabungan mode transportasi yaitu :
1.
2.
3.
4.

Jalur Udara
 Pesawat (package carrier)
Jalur Darat
 Truk (truckload/less than truckload), Kereta Api, Mobil (pick-up), dll.
Jalur Air
 Kapal Laut (containerbox), Pipeline
Intermodal
 Jenis transportasi yang menggunakan beberapa carrier dalam sebuah
perjalanan tunggal

Macam-macam desain jaringan transportasi :
1.

Direct Shipment Network
Dalam desain jaringan, semua pengiriman datang langsung dari tanaman yang
berbeda dari pemasok untuk stokis atau pelanggan.Dalam pilihan desain rutin
setiap pengiriman ditentukan dan logistik dan manajer Supply Chain memutuskan
jumlah untuk dikirim dan mode transportasi disukai sehingga membawa trade off
antara transportasi merupakan biaya persediaan.

Gambar 2.6 Direct Shipment Network

2. Direct Shipping with Milk Runs or Milk Runs to multiple

Dalam desain jangka susu jaringan, truk mengumpulkan barang dari berbagai
tanaman dari pengirim \ pemasok dan memberikan mereka kepada pelanggan atau
mengumpulkan barang dari satu pabrik dan memberikan mereka ke berbagai
pelanggan. Dalam sebuah jaringan jangka susu, Logistik & Supply Chain manajer
harus memutuskan pada rutinitas masing-masing susu dijalankan sehingga dapat
memenuhi persyaratan pelanggan.

Gambar 2.7 Direct Shipping with Milk Runs or Milk Runs to multiple
2. All Shipments via Central Distribution Center
Jaringan ini merupakan modifikasi dari jaringan pengiriman langsung, di mana
penyerahan barang kepada pelanggan melalui pusat distribusi sentral.Dengan kata
lain, barang pertama dari tanaman berbagai pemasok dikonsolidasi di pusat
distribusi sentral \ gudang dan kemudian dikirim ke pelanggan secara individual.

Gambar 2.8 All Shipments via Central Distribution Center
2. Shipping via DC Using Milk Runs

Seperti namanya mengatakan ini desain jaringan merupakan perpanjangan dari
pengiriman langsung dengan jangka susu, di mana ada masuknya sebuah pusat
distribusi di antara pemasok dan pelanggan.

Gambr 2.9 Shipping via DC Using Milk Runs
Selain macam-macam desain jaringan distribusi transportasi di atas, ada kombinasi
diantaranya, yaitu Tailored Network yang merupakan pilihan kombinasi yang cocok dari
pilihan sebelumnya yang mengurangi biaya dan responsif Meningkatkan rantai nilai. Berikut
transportasi menggunakan kombinasi cross-docking, berjalan susu, dan TL dan operator LTL,
bersama dengan operator paket dalam beberapa kasus. Tujuannya adalah menggunakan
pilihan yang sesuaisituasi.Operator permintaan produk untuk permintaan tinggi gerai ritel
tinggi dapat dikirim langsung, sedangkan rendah permintaan produk atau pengiriman ke
rendah permintaan gerai ritel dikonsolidasi ke dan dari DC.Operasi jaringan disesuaikan
memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur informasi untuk mempermudah
koordinasi.

II.5

Strategi Lokasi
Strategi lokasi merupakan salah satu keputusam penting perusahaan, karena lokasi

suatu perusahaan sangat mempengaruhi biaya atau pendapatan perusahaan.Maka dari itu,
tujuan dari strategi lokasi ini adalah memaksimalkan manfaat lokasi dari perusahaan.
Keputusan dalam memilih lokasi perusahaan merupakan keputusan jangka panjang
dan hanya dapat diambil sesekali saja. Keputusan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
biaya tetap dan variabel.

Terdapat beberapa critical success factors yang berdasarkan :
1.

2.

3.

Keputusan Negara
 Resiko politik, peraturan dan sikap pemerintah
 Permasalahan budaya dan ekonomi
 Lokasi pasar
 Ketersediaan, sikap produktivitas dan upah tenaga kerja
 Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi
 Resiko nilai tukar dan mata uang
Keputusan Wilayah
 Keinginan perusahaan
 Daya tarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim, dll.)
 Ketersediaan tenaga kerja, upah, serta sikap terhadap serikat pekerja
 Biaya dan ketersediaan layanan umum
 Peraturan tentang lingkungan hidup
 Kebijakan fiscal
 Kedekatan pada bahan mentah dan pelanggan
 Biaya tanah atau pembangunan
Keputusan Lokasi
 Ukuran dan biaya lokasi
 Sistem transportasi udara, darat dan laut
 Pembatasan daerah
 Kedekatan pada pemasok
 Permasalahan dampak lingkungan hidup

Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi keputusan lokasi :








Produktivitas tenaga kerja
Resiko nilai tukar dan mata uang
Biaya
Resiko politik, nilai dan budaya
Kedekatan dengan pasar
Kedekatan dengan pesaing
Kedekatan dengan pemasok

Terdapat 4 metode evaluasi alternatif lokasi untuk menyelesaikan masalah lokasi :
1.

Metode

Pemeringkat

Faktor

(The

Factor

Rating

Method)

Adalah metode lokasi yang menekankan tujuan pada proses identifikasi biaya
yang sulit untuk dievaluasi. Caranya adalah dengan mengkuantifikasi data yang
sifatnya kualitatif. Faktor Rating dilakukan dengan prosedur:
a.

Memberi bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi

b.

Mengalihkan bobot faktor-faktor yang dipertimbangkan tersebut dengan
penilaian (skor) dari lokasi yang dipilih

c.

Memilih bobot yang paling tinggi untuk ditentukan sebagai lokasi yang
dipilih

2.

Analisis

Titik

Impas

Lokasi

(Locational

Break

Event

Analysis)

Adalah suatu analisis biaya volume untuk membuat perbandingan alternatifalternatif lokasi biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi tentunya berbeda-beda
dikarenakan lokasi yang berbeda, karena perbedaan tersebut, maka perusahaan
akan membandingkan biaya antara alternatif lokasi dimana biaya yang paling
rendah/murah dipilih sebagai lokasi perusahaan dan diperhatikan pula tingkat
kapasitas yang diproduksi. Kemudian dicari titik impas (Location Break Event
Point) dengan menyamakan biaya di 2 lokasi alternatif dengan tingkat kapasitas
produksi yang sama.
3.

Metode

Pusat

Graviti

(Center

of

Gravity

Method)

Metode yang mencari lokasi ditengah-tengah dari beberapa lokasi alternatif.
Tujuannya adalah memperoleh jarak yang efisien dari segi biaya perpindahan
barang atau jasa dari lokasi yang ada.
4.

Metode Transportasi (Transportation Method) \Teknik untuk memecahkan
masalah program linier. Tujuannya adalah menentukan pola yang terbaik untuk
pengiriman barang beberapa lokasi sumber (supply) ke beberapa lokasi tujuan
(demand) dengan meminimalkan biaya produksi dan transportasi.

BAB III
PEMBAHASAN
III. 1 Profil Perusahaan
PT Pindad merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan militer dan barang –
barang militer.Pada awal berdirinya kegiatan perusahaan adalah untuk memasok kebutuhan
Departemen Pertahanan dan Keamanan di Indonesia.
Setelah menjadi BUMN, PT Pindad (Persero) mempunyai fungsi ganda sebagai
penunjang dan keamanan nasional dalam hal pengembangan industri kemiliteran dan jasa
sebagai penyelenggara produksi komersial, dimana kegiatan produksi dibagi menjadi dua
bidang, yaitu :
1.

Bidang Produk Militer
Kegiatan produksinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan Departemen Hankam
dan dikelompok menjadi dua yaitu :

a) Amunisi
Terdiri dari amunisi caliber ringan (berbagai caliber), amunisi caliber berat
(monitor dan granat) dan bahan peledak serta pryoteknik.
b) Senjata
Terdiri dari senapan seribu (berbagai variasi) pistol dan revolver.
2.

Bidang Produk Komersial (Non-militer)
Bidang ini memproduksi bebagai produk komerial dengan memakai teknologi
yang sama dalm pembuatan produk militer, produk yang dihasilkan
diantaranya adalah :
a)

Produk – produk tempa, pengecoran dan stamping

b)

Generator KAP 1 MW s.d 10 MW

c)

Vaccum circuit braker

d)

Motor traksi Mesin perkakas
e) Air bake
f) Rail Fastening ( KA Clip )
g) Produk Tempa dan cor
h) Mesin Derek
i) Dek kapal
j) Peralatan mesin
k) Mesin elektronik
l) dan sebagainya

Unit – unit khusus pelaksana dari PT Pindad (Persero) terdiri dari lima divisi dan satu
unit khusus dengan kegiatan produksi yang berbeda – beda. Kelima divisi tersebut
diantaranya :
1. Divisi Munisi Direktur Produk Sistem Senjata
2. Divisi Senjata di bawah Direktur Produk Sistem Senjata
3. Divisi Mesin Industri dan Jasa di bawah Direktur Produk Manufaktur
4. Divisi Tempa dan Cor di bawah Direktur Produk Manufaktur
5. Divisi Rekaya dan Industri di bawah Direktur Produk Manufaktur
6. Unit Pengembangan Kendaraan (Unit Khusus) di bawah Direktur Produk
Manufaktur
7. Kepala Divisi Bahan Peledak Komersial
Adapun Divisi Mesin Industri dan jasa yang dipimpin oleh seorang kepala Divisi
Mesin Industri dan Jasa.Divisi mesin industri dan jasa semula bernama Divisi Mekanik yang
berdiri tanggal 1 januari 1996. Barulah sekitar pertengahan tahun 2004 Divisi mekanik resmi
berganti nama menjadi Divisi Mesin dan Jasa.
Dan seluruh kegiatan dari Divisi ini yang berada di bawah tanggung jawab Direktur
Produk Komersial. Struktur organisasi Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dapat terlihat –
unsur dalam lampiran diatur berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Pindad (Persero)
Nomor : SKEP/1/P/BD/VI/2004 tanggal 7 juni 2004.

Unsur – unsur yang terdapat dalam struktur organisasi Divisi Mesin dan Jasa secara
garis besar terdiri dari :
1. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa
2. Unit Pengembangan Produk
3. Biro Pengadaan
4. Kasir
5. Departemen Administrasi dan Keuangan yang tersusun dari :
a.

Sub Departemen Akutansi Keuangan

b.

Sub Departemen Akutansi Biaya

c.

Sub Departemen Adminitrasi dan Umur

d.

Sistem Informasi

Dan seluruh kegiatan dari Divisi ini terdapat beberapa departemen produksi, dimana
setiap departemen menghasilkan jenis produk yang berbeda – beda terdiri dari :
1. Departemen Produk Alat dan Peralatan Kapal Laut
2. Departemen Pemesinan
3. Departemen Sarana Kereta Api
4. Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik
5. Departemen Laboratium

II.1.1 Visi dan Misi PT Pindad (Persero)
Visi
Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia pada tahun
2023 melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.

Misi
Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan serta
peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara khusus untuk
mendukung pertahanan dan keamanan negara.

II.1.2 Departemen Peralatan Kapal Laut (PinMarine)
PinMarine merupakan sebuah unit bisnis dari PT Pindad (Persero) yang berada di
dalam lingkungan Divisi Mesin Industri dan Jasa, dengan berbagai variasi fasilitas produksi,
seperti Manufaktur, Casting, Perakitan dan Pengujian yang terintegrasi.
Dimulai dengan kerja sama bersama HATLAPA, PinMarine memproduksi berbagai
macam produk peralatan kapal laut sejak 1991. Dengan dukungan Sumber Daya Manusia,
sistem produksi dan pengontrolan kualitas yang baik, PinMarine mampu memproduksi
produk yang berkualitas dan kompetitif dengan Sertifikasi Nasional dan Internasional, seperti
BKI, LR, ClassNK, BV, RINA, GL, ABS, dan lain-lain.
Produk-produk yang dihasilkan oleh PinMarine :
1. Deck Machinery
a) Windlass
b) Ramp/Mooring/Tugger Winch
c) Anchor Handling/Towing Winch
d) Capstan
2. Cranes
e) Spare Part/Provision Crane
f) Sludge Crane
g) Cargo Hose Handling Crane
h) Telescopic Deck Crane
i) Boat/Life Raft Davit
3. Steering Gear
j) Single Rudder
k) Double Rudder
4. Other Products
l) Towing Hook
m) Accomodation Ladder

Hingga saat ini, PinMarine telah memproduksi dan menjual lebih dari 450 unit produk
peralatan Kapal Laut kepada lebih dari 30 customerseperti yangtertera berikut ini :





























PT PAL
PT Industri Kapal Indonesia
Luerssen Germany
Bayu Bahari Sentosa
PT Daya Radar Utama
PT Sinopun
PT Ben Santosa
PT Pelayaran Nasional Meladya Makmur
PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia
PT Benua Raya
PT Sanur Marindo Shipyard
PT Pahala Harapan Lestari
PT Dok Perkapalan Surabaya
PT Barokah Bersama Perkasa
PT Terafulk Megantara Design
PT Tesco Indomaritim
PT Onasis Indonesia
Zhan Hong, PTE, LTD Singapore
PT Pertamina
Pemda Cilegon
PT Trisila Laut
PT Global Trading
PT Paradigm
PT Bintang Timur Samudera
PT Dumas Tanjung Perak Shipyard
PT Janata Marina Indah
PT PAL Marine Services
PT Sarana Samudera Pasific

Surabaya
Makassar
Jerman
Jakarta
Jakarta – Lampung
Surabaya
Surabaya
Surabaya
Madura
Balikpapan
Tegal
Riau
Surabaya
Samarinda
Surabaya
Jakarta – Surabaya
Samarinda
Singapura
Surabaya – Lampung
Banten
Surabaya
Kalimantan
Singapura
Surabaya
Surabaya
Semarang
Surabaya
Kalimantan

II.1.3 Profil Narasumber

III.2

Nama

: Bapak Cucun K.

Jabatan

: Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa (PinMarine)

Nama

: Bapak Usnadi A. D.

Jabatan

: Staff Divisi Mesin Industri dan Jasa (PinMarine)

Supply Network Design Pada Departemen PinMarine di PT Pindad (Persero)

Strategi Distribusi merupakan penentuan manajemen saluran distribusi yang
dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut
dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada
waktu yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan ditempat yang tepat.
Pada Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero), seluruh keputusan supply
chain management berada di pusat perusahaan, yaitu pada PT Pindad (Persero) yang
berlokasi di Jalan Gatot Subroto Nomor 517, Bandung.
Baik Departemen PinMarine, maupun PT Pindad (Persero) secara keseluruhan, tidak
memiliki anak perusahaan (ataupun retailer serta warehouse) selain di pusat yang terdapat di
kota Bandung.
Adapun PT Pindad yang berdiri di kota Malang, yang hanya memiliki satu divisi,
yaitu Divisi Amunisi (yang awalnya pun berada di kota Bandung). Alasan pemindahan Divisi
Amunisi PT Pindad (Persero) adalah akibat dari kecelakaan kerja pada tahun 1976 yang
menyebabkan terjadi ledakan pada pabrik Divisi Amunisi. Berangkat dari pengalaman, kota
Bandung yang padat akan penduduk tidak memungkinkan PT Pindad (Persero) untuk terus
melanjutkan operasi di Divisi Amunisi tersebut. Maka berdasarkan pertimbangan yang
matang, Divisi Amunisi pun dipindahkan ke kota Malang.
Meskipun terdapat satu divisi PT Pindad (Persero) di kota Malang, namun perusahaan
ini sendiri menetapkan kota Bandung sebagai pusat dari PT Pindad (Persero). Seluruh
aktivitas utama berjalan di kawasan industri yang terdapat di kota Bandung. Baik produksi
maupun transaksi juga berjalan di kota Bandung.

III.3

Rantai Distribusi dan Transportasi Produk Pada Departemen PinMarine dalam
PT Pindad (Persero)
Alur pendistribusian produk hasil suatu perusahaan menjadi sangat penting karena

menyangkut dua faktor utama, yaitu customer experience serta biaya supply chain itu sendiri.
Keputusan strategi atau desain rantai distribusi adalah keputusan tentang struktur sebuah
rantai pendistribusian dan proses-proses apa saja yang akan dijalankan pada tiap tahapnya.

Alur distribusi transportasi pada Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) :
1.

Order dari customer
Pada Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) ini, seluruh volume
produksinya bergantung pada banyaknya order yang masuk ke PT Pindad
(Persero). Hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi karyawan yang berjabatan
Marketing atau Sales untuk giat menawarkan produk-produk PinMarine kepada
para perusahaan galangan kapal (pembuat kapal) agar pendapatan perusahaan

1.

dapat terus meningkat.
Penetapan Harga Pokok Produksi (HPP)
Ketika customer tertarik untuk membeli produk yang dijual oleh PinMarine,
bagian Marketing akan memberikan informasi order dari customer ke bagian
Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Planning Production Control / PPC)
yang akan bekerja sama dengan bagian Engineering untuk menentukan Harga

2.

Pokok Produksi untuk produk-produk yang telah di order oleh customer.
Transaksi kepada customer
Setelah PinMarine mendapatkan harga jual (dari Harga Pokok Produksi ditambah
dengan kurang lebih 15%) produk-produk yang dipesan oleh customer
berdasarkan Harga Pokok Produksinya, maka bagian Marketing kembali memberi
informasi harga yang harus dibayar oleh customer. Pada tahap ini, customer akan
memberikan uang muka (DP) sebesar 30% dari harga produk, serta menandatangi

3.

kontrak yang berlaku pada transaksi tersebut.
Proses produksi order
Setelah customer telah membayar uang muka, maka pabrik pada PinMarine akan
memulai proses produksinya hingga menghasilkan produk-produk yang

4.

diinginkan oleh customer.
Pengiriman dan pendistribusian barang
Ketika pabrik sudah selesai memproduksi barang yang diinginkan customer,
maka produk tersebut akan segera dikirimkan ke alamat yang dituju. Alat
transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan produk bervariasi tergantung
dari ukuran produk serta jarak antara pusat perusahaan sampai alamat tujuan.
i. Berdasarkan ukuran produk
 Untuk komponen produk yang berukuran kecil biasanya dapat
didistribusikan dengan menggunakan mobil pick-up, truk, maupun kargo


pesawat (bila jaraknya cukup jauh).
Untuk komponen produk yang berukuran besar biasanya dapat
didistribusikan dengan trailer, low-back trailer, ataupun containerbox

yang nantinya akan diangkut oleh kapal laut penyeberang (bila jaraknya
ii.

cukup jauh).
Berdasarkan jarak
 Untuk pengiriman berjarak dekat (di dalam Pulau Jawa) biasanya dapat
didistribusikan melalui jalur darat dengan mobil pick-up, truk, trailer,


maupun low-back trailer.
Untuk pengiriman berjarak jauh (di luar Pulau Jawa) biasanya dapat
didistribusikan melalui jalur udara dengan pesawat kargo maupun jalur
air dengan containerbox yang akan diangkut oleh kapal laut
penyeberang. Namun, khusus untuk produk yang harus dikirim ke luar
Pulau Jawa, PinMarine terkadang memilih untuk mendistribusikannya
melalui Jasa Ekspedisi yang terdapat di kota Jakarta dengan Surat

5.

Pengiriman Barang (SPB).
Pengoperasian produk
Setelah produk yang dikirim sampai ke tangan customer, biasanya customer akan
mengkonfirmasi kepada PinMarine bahwa produk pesanannya sudah sampai dan
akan meminta jasa teknisi dari PinMarine untuk memasang komponen-komponen

6.

tersebut di badan kapal dan mengoperasikannya sesuai prosedur yang benar.
Pelunasan
Baru setelah seluruh prosedur diselesaikan, customerakan melunasi seluruh harga
yang harus ia bayar untuk produk yang telah diorder.

Berdasarkan urutan alur distribusi transportasi dari Departemen PinMarine dalam PT
Pindad (Persero) tersebut, maka secara tidak langsung jaringan distribusinya dapat
dikategorikan sebagai Manufacturer Storage with Direct Shipping (Pengiriman Langsung)
dimana konsumen awalnya akan melakukan pemesanan kepada manufaktur yang langsung
dikirimkan oleh manufaktur tanpa melalui retailer atau agen tertentu.

Gambar 3.1

jaringan

distribusi

transportasi

dengan

manufacturer

storage with

direct shipping.
Masih

berdasarkan

urutan alur

distribusi

transportasi

dari Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) tersebut, maka secara tidak langsung
jaringan transportasinya pun dapat dikategorikan sebagai Direct Shipment Network dimana
semua pengiriman datang langsung dari plant kepada konsumen.

Gambar 3.2 jaringan transportasi dengan direct shipment network.

III.4

Jenis Distribusi Transportasi yang Tepat Untuk Diterapkan oleh Departemen
PinMarine dalam PT Pindad (Persero)
Mengingat dari data customer tetap PinMarine, yang akan memperlihatkan secara

jelas bahwa mayoritas customer berasal dari daerah Surabaya (seperti tampak pada Pie Chart
di bawah ini), akan muncul sebuah pertanyaan berlogika dasar. Mengapa PinMarine tidak
mendirikan cabang / warehouse / retailer di Surabaya?

Area Customer PinMarine
Surabaya
Jakarta
Samarinda
Kalimantan
Riau
Makassar
Balikpapan
Madura
Banten
Tegal
Semarang
Lampung
Singapura
Jerman

Gambar 3.3 Area Customer PinMarine

Gambar 3.4 Jalur Distribusi PinMarine

16
14
12
10
8
6
4
2
0
0

No. Nama
1
Surabaya
2
Jakarta
Kalimanta
3
n
4
Riau
5
Makassar
Balikpapa
6
n
7
Madura
8
Banten
9
Tegal
10 Semarang
Samarind
11 a

X
10.9
3.3

Y
1.6
3.8

12.4
0.8
20.3

13.2
14.9
5.5

16
12
2.5
6.3
7.7

11.3
2.1
2.8
2
2

16.7

13.1

5

10

15

20

25

Gambar 3.5 Diagram Koordinat Lokasi Customer PinMarine

No.
1
2
3
4
5
6

Nama
Surabaya
Jakarta
Kalimantan
Riau
Makassar
Balikpapan

X

Quant
ity of
Order
per
Month

Y
10.9
3.3
12.4
0.8
20.3
16

1.6
3.8
13.2
14.9
5.5
11.3

65
20
5
5
5
5

7
8
9
10
11
12

Madura
Banten
Tegal
Semarang
Samarinda
Bandung

13

JAWA TENGAH

12
2.5
6.3
7.7
16.7
5
9.862962
963

2.1
2.8
2
2
13.1
2.1
4.296296
296

5
5
5
5
10

Gambar 3.6 Tabel Koordinat Lokasi dan Jumlah Order Customer PinMarine beserta Lokasi
Pusat PinMarine dan Evaluasi Alternatif Lokasi
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0

5

10

15

20

25

Gambar 3.7 Diagram Peta Koordinat Lokasi Customer PinMarine beserta Lokasi Pusat
PinMarine dan Evaluasi Alternatif Lokasi

Berdasarkan analisis evaluasi alternatif lokasi dengan metode center of gravity, maka
didapatkan lokasi untuk optimalisasi system distribusi transportasi pada PinMarine,
seharusnya terletak di koordinat (9.8 , 4.3) atau terletak diantara Laut Jawa.
Maka, berdasarkan analisis tersebut, penulis menyarankan lokasi alternatif untuk
PinMarine berada di lokasi yang paling dekat dengan titik koordinat tersebut. Jika tidak
memungkinkan berada di sekitar Laut Jawa tersebut, maka dapat mencari lokasi yang berada
di dekat titik koordinat tersebut, seperti di daerah Provinsi Jawa Tengah, atau untuk lebih
spesifiknya terletak di sekitar kota Pati atau Purwodadi.

Dengan memindahkan lokasi PinMarine atau membuat suatu lokasi baru (seperti
warehouse maupun retailer baru) akan lebih optimal bagi PT Pindad dalam sistem
pendistribusian produknya.

BAB IV
PENUTUP

IV.1

Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah di bahas sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, yaitu:
a. Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) menerapkan supply network
design yang berdasarkan kontrol sentralisasi, dimana seluruh keputusan supply chain
management berada di pusat perusahaan yang terletak di kota Bandung.
b. Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) menerapkan desain jaringan
distribusi yang berdasarkan manufacturer storage with direct shipping atau
pengiriman langsung yang dilakukan pabrik manufaktur kepada konsumen tanpa
melalui retailer.
c. Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) menerapkan desain jaringan
transportasi yang berdasarkan direct shipment network dimana semua pengiriman
datang secara langsung dari pabrik manufaktur ke konsumen.
d. Sistem distribusi transportasi yang tepat menurut penulis untuk diterapkan pada
Departemen PinMarine dalam PT Pindad (Persero) seharusnya adalah PT Pindad
membuka satu warehouse untuk Departemen PinMarine di lokasi yang sesuai dengan
perhitungan center of gravity method, yaitu di Provinsi Jawa Tengah (sekitar kota Pati
atau Purwodadi).

DAFTAR PUSTAKA

www.pindad.com
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/567/jbptunikompp-gdl-finnasilfi-28308-3-unikom_h-i.pdf
http://octachen2702.blogspot.com/2013/01/distribusi-dan-transportasi.html
http://ekokusnur.com/pengertian-distribusi-dan-fungsi-distribusi.html
http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/
http://manajemenmandiri.wordpress.com/2012/05/16/distribusi-dan-transportasi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28846/3/Chapter%20II.pdf
http://patrarijaya.co.id/news/detail/13/Apakah-Manfaat-Manajemen-Transportasi-DanDistribusihttp://leilasifa25.wordpress.com/2013/06/04/makalah-startegi-saluran-distribusi/
http://blog.ub.ac.id/m45huri/2012/06/20/transportation-in-the-supply-chain-ppt/
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00475-TIAS%20Bab%202.pdf
http://thelaststudynote.blogspot.com/2010/11/desain-lokasi.html