BISNIS PENGANTAR bisnis dunia PRODUK

TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH BISNIS PENGANTAR
TEMA “PRODUK”
PEMBAHASAN
A.Pengertian Produk
Produk dalam istilah pemasaran ( marketing ) adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan
dengan seperangkat citra (image) dan jasa (service) yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan. Produk menurut pengertian adalah barang / jasa yang ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan

perhatian,

permintaan,

pemakaian/konsumsi

yang

dapat

memenuhi


keinginan/kebutuhan. Produk dibutuhkan jika merasa cocok sehingga produk harus disesuaikan
dengan keinginan/kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil.
Karakteristik produk tidak hanya meliputi aspek fisik produk ( tangible features) tetapi
juga aspek nonfisik (intangible features) sepeti citra dan jasa yang tidak dapat dilihat. Seperti
contoh apabila kita membeli motor tipe NSR 150 R bermerek Honda kita akan memperoleh
bentuk fisik sebuah sepeda motor serta citra bahwa motor NSR adalah turunan motor balap
tunggangan Mike Doohan (pembalap Australia juara lima kali GP 500cc er 1990-an) yang
diaplikasikan di jalan raya. Demikian juga kalau kita membeli sepatu Nike Air Brasilia,maka
selain memperoleh sepatu tersebut kita sesungguhnya “membeli” citra sepatu Ronaldo (pemain
sepak bola asal Brasil yang popular di akhir 1990-an sampai awal 2000-an). Banyak produk yang
ditawarkan merupakan antara barang dan jasa. Apabila ingin membeli computer maka akan
mendapatkan seperangkat computer (produk berupa barang) dan garansi (produk berupa jasa).
Produk lebih memprioritaskan pada keinginan pasaar/selera konsumen (mutu,kemasan) dan
menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan keinginan pasar (konsumen).
B. Kategori Produk
Pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya menjadi produk
konsumen dan produk industry.
1. Produk Konsumen (Consumer Product)
Produk konsumen adalah barang / jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual.

Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri.

Produk tu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain, atau dijual kembali.
Menurut perilaku pembelian konsumen,produk konsumen dibagi menjadi tiga, yaitu convenience
goods,shopping goods,specialty goods dan unsought goods.
Convenience goods adalah produk atau barang convenience merupakan barang dan jasa
yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembelian tinggi, dan konsumen mengeluarkan
sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian. Dapat dibeli
berdasarkan kebiasaan konsumen. Contohnya : permen.minuman,gula pasir,sabun.bensin,dan
sebagainya. Barang convenience terdiri dari tiga jenis :
a. Bahan – bahan pokok (Staples) adalah barang yang sering dan secara rutin dibeli tanpa
banyak pertimbangan. Contoh : bahan makanan dan obat-obatan yang digunakan secara
tetap oleh keluarga.
b. Barang-barang yang dibeli karena dorongan hati sesaat (Impulse goods) adalah barang
yang dibeli tanpa direncanakan sebelumnya. Konsumen memutuskan untuk membeli
begitu barang tersebut terlihat. Barang-barang impulsif biasanya diletakkan dekat pintu
masuk / rak-rak pajangan yang memungkinkan untuk dilihat dengan mudah oleh
konsumen.
c. Barang-barang mendesak (Emergency goods) adalah barang-barang yang dibeli hanya
ketika kebutuhan sangat mendesak dan harus dibeli segera,berapapun harganya tidak

penting . Contoh : pelayanan ambulance, mobil derek, dan sebagainya.
Shopping goods pemakaian konsumen yang memerlukan waktu, usaha, dan tenaga untuk
menemukan dan mendapatkan produk ini. Sebelum mengambil keputusan, konsumen melakukan
perbandingan dengan mengumpulkan informasi dan berbagia sumber baik dari iklan maupun
dari teman, dan menandatangani beberapa took.
Contoh : televise, perabotan rumah tangga, perawatan gigi, dan sebagainya. Barang shopping
dapat digolongkan menjadi 2 tipe yang diperbandingkan oleh konsumen :
a. Homogeneus shopping goods adalah barang-barang belanjaan dimana konsumen melihat
bahwa barang-barang tersebut pada dasarnya sama dan konsumen menginginkan harga
yang terendah. Contoh : mesin cuci, kulkas, monitor computer, dan toner computer.
b. Heterogeneus shopping goods adalah barang-barang belanjaan yang dianggap
mempunyai perbedaan, dan konsumen berkeinginan memeriksa mutu dan kecocokan

barang. Gaya dan ciri-ciri barang lebih penting disbanding harga. Contoh : perabotan
rumah tangga, kamera, dan notebook.
Produk Spesial (Specialty Goods) merupakan produk yang unik di mata konsumen
tertentu, seringkali konsumen harus membeli meski berapapun harganya dan jauh lokasi
pembeliannya. Harganya relatif mahal sehingga hanya terjangkau oleh sedikit konsumen
saja. Bisa juga harganya relatif tidak mahal, hanya masih belum umum dan tersedia dalam
jumlah terbatas saja. Contoh : kerajinan kulit dari buaya atau kanguru, jam tangan mewah,

mobil mewah.
Produk yang tidak diinginkan (Unsought Goods) merupakan barang-barang yang
tidak diinginkan oleh konsumen potensial, atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat
membelinya. Ada dua tipe barang yang tidak dicari :
a. New unsought goods adalah produk-produk yang ditawarkan dengan gagasan yang
benar-benar baru dimana konsumen belum mengetahuinya. Kegiatan promosi tersebut
bersifat informative diperlukan untuk membantu meyakinkan konsumen menerima
ata mencari produk tersebut. Contoh : kamera digital yang dirancang untuk
menggntikan kamera konvesional yang masih menggunakan film,TV digital,dan
DVD.
b. Regularly unsought goods adalah barang yang terus-menerus tidak dicari tapi tidak
bukan berarti tidak akan dibeli. Contoh : asuransi jiwa,batu nisan,peti mati . Produkproduk tersebut seringkali tidak diinginkan, namun pada saat-saat tertentu dibutuhkan
oleh konsumen.
2. Produk Industrial ( Industrial Goods)
Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi
barang atau jasa lain, atau dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kateori
produ ndustri tersebut : instalasi, peralatan tambahan, bahan-bahan mentah, bagian-bagian
komponen dan material, persediaan, dan pelayanan.
a. Instalasi (installations) adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam jangka
waktu lama, yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun. Biasanya berupa

barang modal yang besar atau mahal yang merupakan aset utama perusahaan. Contoh :
bahan bangunan gudang, dan pabrik, Hak atas tanah, peralatan produksi yang dibuat
berdasarkan pesanan, dan peralatan standar.

b. Peralatan tambahan ( accesosory equipment) adalah barang-barang modal yang berjangka
waktu pendek, alat-alat peralatan yang digunakan dalam produksi atau kegiatan kantor.
Contoh : mesin bubugt, mesin oven, mesin ketik, dan printer.
c. Bahan baku (raw materials) adalah barang dari alam atau haisl pertanian yang digunakan
untuk membuat produk khir. Bahan baku terdiri dari produk pertanian seperti kapas,
gandum, susu, telur, dan ternak dan hasil-hasil alam seperti ikan, besi, kayu, tembaga,
minyak, dan batubara.
d. Material dan suku cadang (component parts and materials) adalah barang-barang yang
belum selesai diproses sebagai produ akhir. Termasuk dalam barang komponen adalah
jenis yang 1) selesai dan siap untuk dirakit (assembling) 2) hampir selesai, hanya
memerlukan sedikit pengolahan (seperti penghalusan) sebelum dirakit ke dalam produk
akhir. Contoh : kabel, kertas, tekstil, atau plastic merupakan barang-barang yang telah
diproses tetapi harus diproses lebih lanjut sebelum menjadi bagian dari produk akhir.
e. Persediaan (supplies) adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi bagian produk
akhir. Dapat juga didefinisikan sebagai barang-barang yang digunakan dalam kegiatan
operasional sehari-hari. Persediaan dibagi menjadi tiga kategori :

1. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan mencakup pengecetan, penggantian bola lampu, sapu,
pembersih, dan pemebersih jendela.
2. Perbaikan
perbaikan seperti mur dan baut atau bagian-bagian yang dibutuhkan
memperbaiki peralatan yang ada.
3. Perbekalan atau persediaan operasi
Persediaan brang-barang untuk operasi termasuk minyak dan oli, tinta, kertak
tik, dan penjepit kertas.
C. LINI PRODUK DAN BUARAN PRODUK
Lini produk adalah kelompok produk yang saling berhubungan dan dipandang sebagai
satu kesatuan karena kesamaan dalam hal pemasaran, spesifikasi teknis, saluran pemasaran, dan
penggunaan. Lini produk biasanya dapat dijelaskan berdasarkan luas (width) dan kedalaman
(depth). Luas lini produk adalah jumlah lini produk yang berbeda-beda yang dipasarkan oleh satu

perusahaan. Contoh : unilever memasarkan berbagai produk toiletries seperti sahmpo, sabun,
sabun cuci, pasta gigi yang masing-masing dipandang sebagai lini tunggal. Kedalaman lini
produk merupakan jumlah item yang dijual oleh perusahaan untuk masing-masing lini produk.
Misalnya produk pasta gigi bermerek pepsodent memiliki berbagai ukuran 35, 65, 80, dan 120
gram. Bauran produk adalah keseluruhan produk yang ditawarkan perusahaan atau kumpulan

dari lini produk.
D. Identifikasi Produk
Merek (Brand)
Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada
produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu produk, sehingga
konsumen akan memperoleh kemudahan untuk membeda-bedakan produk-produk yang banyak
terdapat di pasar. Terlebih pada produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang relatif sama
bentuknya,produk yang sulit dibedakan oleh konsumen ,merek memiliki peranan yang penting.
Aqua,Ades,Aquaria,Bonaqa,Qua-Qua,Mount Toya,dan puluhan merek AMDK lain adalah cara
produsen utnuk memberikan “status”pada produk merek.
Brand atau merek adalah nama,symbol,tanda,desain atau kombinasinya yang digunakan
perusahaan untuk memberi identitas pada barang atau jasanya. Merek dapat dibedakan menjadi
tiga pengertian.
a. Brand name adalah bagian dari merek yang bisa dilafalkan. BMW, Honda, Kawasaki,
Sony, Sega, Nintendo, IBM, Verbatim, 3M, Intel, Indomie, Pepsodent, Sprite adalah
contoh-contoh brand name.
b. Brand mark adalah suatu symbol atau desain yang digunakan untuk memberi identitas
pada produk atau untuk membedakannya dengan produk lain. Misalnya symbol
lengkungan emas pada Mcdonald’s, lambing sayap pada Honda, desain mata pada produk
Dagadu adalah contoh-contoh brand mark.

c. Trade character adalah brand mark yang mengambil bentuk atau sifat manusia. Ronald
McDonald, singa es krim Walls, Bang Gallon Aqua adalah contoh-contoh trade
character.
Tipe-tipe merek umumnya terdiri atas:
a. Manufacturer brand adalah merek yang dimiliki pembuatnya disebut juga national
brands. Sony, Honda, BMW, pantene, Intel, Seiko, Reebok, Nike adalah contohnya.

b. Private atau home brand adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang.
Misalnya beberapa ritel seperti Superindo memasarkan produk (misalnya tisu, gula
kemasan, kantong plastic) dengan merek Superindo. Produk-produk tersebut tidak harus
diproduksi sendiri oleh Superindo. Produk tersebut bisa dipesan dari pihak lain,
kemudian merek Superindo “dilekatkan” ke produk-produk tersebut sebelum dijual ke
konsumen.
Produk generic adalah produk yang dijual tanpa identifikasi dari pembuat maupun distributor.
Produk generic dijual tanpa label, bungkus yang mahal,dan tanpa dukungan promosi dari
produsen atau penjualnya. Gula pasir, minyak goreng curah, gula jawa, sayur-mayur, obatobatan tertentu adalah beberapa contoh produk generic. Produk generic umumnya dijual
lebih murah karena tidak memerlukan biaya pemasaran.
Bagi produsen, produk generic menghasilkan tingkat keuntungan yang rendah, sehingga
perlu dalam skala yang besar. Jaringan supermarket maupun pasar tradisional adalah tempattempat pemasaran banyak produk generic.
Kesetiaan terhadap Merek (Brand Loyalty)

Dalam perkembangannya, merek tidak hanya menjadi pembeda atau identitas suatu produk.
Perusahaan semakin merasakan pentingnya merek untuk mendapatkan kesetiaan dari
pelanggan. Berbagai upaya dilakukan untuk menonjolkan merek produk mereka agar
konsumen mudah mengingatnya.
Diharapkan merek mereka memiliki posisi yang baik di benak konsumen. Harapannya adalah
ketika konsumen membuat keputusan pembelian,konsumen mempunyai referensi yang
lengkap tentang merek produk perusahaan. Konsumen yang percaya pada merek tertentu
biasanya akan mengandalkan merek tersebut pada saat melakukan pembelian ulang.
Pembeli yang setia pada merek tertentu merupakan pelanggan yang harus dipelihara
dengan baik oleh perusahaan. Banyak ahli pemasaran berpendapat memelihara pelanggan
yang ada akan lebih mudah dibanding mencari konsumen baru.
Bahkan kualitas seringkali merupakan hal kedua ketika konsumen mengalami kesulitan
untuk membedakan kualitas produk yang satu dengan produk yang lain. Misalnya, produk air
minum dalam kemasan seperti Aqua, Ades, Air Sosro. Masing – masing produk air minum
tersebut mempunyai spesifikasi yang tidak dapat dibedakan secara langsung oleh konsumen,
karena itu konsumen akan mengandalkan pada merek yang telah dikenalnya.

Berbagai usaha dilakukan oleh produsen untuk memelihara kesetiaan pelanggan pada
merek perusahaan. Biasanya perusahaan berusaha untuk menjaga dan meningkatkan
kesetiaan terhadap citra merek perusahaan melalui iklan, sponsorship, dan peningkatan mutu

produk. Yang dimaksud dengan kesetiaan terhadap merek adalah tingkat kefanatikan
konsumen terhadap merek.
Ada tiga ukuran kesetiaan merek yaitu :
1. Pengenalan brand (brand recognition)
2. Pemilihan brand (brand preference)
3. Kepatuhan memilih brand (brand insistence)
Ekuitas Merek (Brand Equity)
Menurut David A. Aaker, pakar pemasaran dari Universitas Berkeley, ada empat factor yang
menentukan besar-kecilnya ekuitas merek, yaitu: brand awareness (pengenalan konsumen
terhadap merek), strong brand association (kuatnya asosiasi tertentu terhadap merek),
perceived quality (persepsi konsumen atas kualitas merek), dan brand loyalty (kesetiaan
terhadap merek). Jadi, jika sebuah merek sudah dikenal dan selalu diingat konsumen
sehingga di benak konsumen ada asosiasi tertentu terhadap merek tersebut, maka merek
tersebut bisa dibedakan dari merek-merek lain. Jika dibenak konsumen merek tersebut
memiliki kualitas yang tinggi dan berhasil membuat konsumen puas dan loyal, maka merek
tersebut memiliki ekuitas merek yang tinggi.
Strategi Merek (Brand Strategies)ultimedia. Merek tersebut berbeda
a. Individual branding. Pada strategi ini produk baru diberi merek baru, dan umumnya
ditujukan untuk segmen yang berbeda. Acer meluncurkan merek Acer Aspire untuk
melayani kebutuhan komputer multimedia. Merek tersebut berbeda dengan seri Acer

Mate, dan Acer Power yang merupakan seri terdahulu.
b. Family branding. Produk baru diberi merek yang sama dengan produk lainnya dengan
maksud untuk menumpang ketenaran merek yang sudah terkenal. PT Unilever membuat
produk baru pasta gigi kesehatan gigi dan gusi namun tetap memakai merek Pepsodent.
Pengemasan dan Pelabelan
Yang dimaksud dengan pengemasan (packaging) adalah pengembangan wadah (produk) dan
desain grafis untuk suatu produk. Pengemasan produk menghasilkan kemasan produk.

Kemasan atau pak suatu produk tidak hanya berfungsi sebagai wadah dan pelindung
produk, namun juga dimaksudkan untuk media “iklan”. Kemasan perlu dibuat dengan baik
agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing produk perusahaan. Produk pasta
gigi dan shampo merupakan contoh produk yang melakukan pengembangan fungsi kemasan,
dan menjadikannya sebagai daya saing. Pasta gigi Ciptadent misalnya, mengganti bahan
kemasan dari alumunium menjadi plastik, dan mengembangkan tutup puff-off untuk
menawarkan kemudahan pemakaian kepada konsumen.
Kemasan berfungsi menambah manfaat suatu produk. Contoh yang sederhana adalah
produk air mineral, baik yang dikemas dalam gelas plastik, botol plastik, maupun botol
dispenser. Sebelum ide air mineral dalam kemasan muncul, air mineral tidak ubahnya seperti
air putih biasa yang bisa didapatkan dengan harga murah dan bahkan gratis di restoran atau
rumah makan. Sehingga bisa dikatakan ketika konsumen membeli air mineral, ibaratnya
konsumen membeli kemasan.
Kemasan juga digunakan untuk meningkatkan citra produk. Contohnya, produk minyak
wangi dengan merek terkenal biasanya mempunyai desainer khusus kemasan (botol) untuk
menjaga citra mereknya. Untuk mendukung citra produk, biasanya harga ditetapkan lebih
tinggi. Produk tersebut khusus ditujukan untuk konsumen tertentu.P.T H.M Sampoerna
mengeluarkan rokok kretek Dji Sam Soe tube yang menggunakan kemasan mewah. Kemasan
refill (isi ulang) tersebut berisi 16 batang yang masing-masing dibungkus dengan kotak
plastik persegi tembus pandang. Meskipun rasa dan aromanya tidak jauhberbeda dengan
rokok Dji Sam Soe yang dikemas dengan kertas rokok biasa, produk baru terakhir memiliki
perbedaan harga yang cukup tinggi.
Menurut Kotler, beberapa pemasar menyebut pengemasan merupakan P kelima,
disamping harga (price), produk (product), tempat (place), dan promosi (promotion).
Kemasan yang terancang baik dapat memberikan kenyamanan atau manfaat tambahan bagi
konsumen dan promosi bagi produsen. Strategi kemasan cukup efektif untuk beberapa
macam produk, seperti produk yang ditujukan bagi anak-anak. Produsen dapat menggunakan
strategi kemasan untuk menarik lebih banyak konsumen.
Seperti kita ketahui, anak-anak sangat menyukai warna dan bentuk yang menarik. Bagi
anak-anak, kemasan bisa menjadi pertimbangan utama dalam memilih produk. Contoh :
produk shampoo, sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, dan makanan ringan.

Palabelan (labelling) adalah pemberian informasi-informasi penting tentang sutau produk
pada kemasannya. Palabelan perlu dilakukan agar konsumen dapat menikmati utilitas
informasi. Tanpa informasi yang bisa dipahami, maka utilitas dari produk yang dapat
dinikmati konsumen mungkin turun. Label memiliki beberapa fungsi, yaitu mengidentifikasi
produk atau merek, dan menjelaskan produk. Label biasanya berisi informasi-informasi
tentang komposisi produk, kode produksi, dan kadaluwarsa, cara penggunaan, nama, dan
alamat perusahaan, bar code, dan sebagainya. Informasi tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen. Konsumen produk makanan jadi amat memerlukan tanggal
kadaluwarsa agar dapat mengkonsumsi produk dengan aman.
E. DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)
Melewati tahap-tahap tertentu mulai dari perkenalan sampai dengan ditarik dari pasar.
Produk sebagaimana makhluk hidup, mengenal face kelahiran, pertumbuhan, kedewasaan,
sampai kematiannya. Artinya, bisa jadi produk yang semula disukai banyak konsumen akan
kehilangan konsumennya. Tahap-tahap daur hidup produk
1. Tahap perkenalan (introduction)
Dalam ini produk masih belum dikenal oleh konsumen. Kegiatan promosi terutama
ditekankan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan membujuk konsumen
untuk mencoba produk perusahaan.
2. Tahap pertumbuhan ( growth )
Tahap ini produk mulai dikwnal konsumen. Penjulan mulai meningka seiring gencarnya
promosi. Kenaikan penjualan dalam tahap pertumbuhan, membuat perusahaan perlu
melakukan penambahan saluran distribusi dan membuka outlet baru.
3. Tahap kedewasaan ( maturity )
Penjualan mencapai titik tertinggi sedangkan persaingan semakin meningkat.
Perusahaan perlu menekankan pada promosi-promosi khusus untuk menarik perhatian
konsumen maupun perantara perdagangan.
4. Tahap penurunan (decline)
Pada tahap ini penjualan mengalami penurunan demikian juga laba perusahaan.
Konsumen biasanya memilih produk baru yang berada pada siklus hidup lebih awal, yang
bisa memberikan kepuasan yang lebih besar atau yang dapat memenuhi kebutuhan atau
keinginan yang berbeda.

Konseb daur hidup produk dapat digunakan sebagai titik tolak untuk melakukan programprogram pemasaran. Misalnya, pada saat produk ditengarai sudah memasuki masa kedewasaan
bisa diperpanjang. Semakin panjangnya masa kedewasaan berarti juga menunda produk
memasuki masa penurunan.
F. Bagaimana memperpanjang daur hidup produk ?
1. Meningkatkan frekuensi penggunaan. Konsumen disarankan untuk meningkatkan
frekuensi penggunaan produk dengan menawarkan manfaat tambahan yang bisa
digunakan sesering mungkin tanpa membuat rambut rusak.
2. Mengidentifikasi konsumen baru. Suatu produk atau merek dapat dipertahankan
siklusnya dengan memperluas target konsumennya. Misalnya Dimension mengeluarkan
Dimension for kids, Pepsodent mengeluarkan Pepsodent Junior untuk merangkul
konsumen anak-anak.
3. Menemukan penggunaan produk yang lain. Diperlukan sedikit kreativitas untuk membuat
suatu produk memberi manfaat lebih bagi konsumen. Kalkulator misalnya, bisa
difungsikan tidak hanya untuk menghitung tapi juga menyimpan data. Produsen indomie
dalam

mempromosikan

produknya

menerjunkan

tenaga

penjualan

dengan

mendemonstrasikan penyajian lain dari mie instan tersebut. Mie instan tidak hanya
digoreng atau direbus tapi juga untuk berbagai variasi resep.
4. Modifikasi produk. Modifikasi bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk,
memperbaiki kemasan, Intel Core yang lebih handal dan cepat dibandingkan prosesor seri
Pentium sebelumnya.
MENGELOLA BAURAN PRODUK
Pengembangan Produk Baru
Hampir setiap hari kita bisa melihat berbagai jenis produk baru ditawarkan di pasar.
Mulai dari mie instan dengan berbagai rasa dan kemasan hingga produk elektronik yang semakin
canggih. Produk-produk baru diluncurkan oleh perusahaan untuk meningkatkan pendapatan
mereka. Produk-produk tersebut dapat berupa produk yang benar-benar baru atau modifikasi
produk terdahulu.
Sebuah produk dikembangkan perusahaan dengan memberikan nilai tambah (value
added) produk tersebut bagi konsumen. Produk baru tersebut akan diterima oleh konsumen

apabila konsumen merasakan manfaat lebih besar dari produk yang ditawarkan dibanding produk
yang ada. Keuntungan yang diperoleh konsumen mungkin berupa produknya lebih ekonomis,
lebih awet, lebih kuat, lebih enak, lebih praktis, lebih baik tampilannya,lebih jelas suaranya,
lebih terang gambarnya, lebih manjur khasiatnya, lebih cepat cara kerjanya dsb. Untuk itu
sebelum memutuskan untuk meluncurkan produk baru ke pasar. Perusahaan perlu
mempertimbangkan apakah konsumen dapat menerima produk baru tersebut.
Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru
Pada umumnya penciptaan produk baru melewati beberapa tahap:
1. Pencarian ide. Ide tentang produk baru dikumpulkan baik dari dalam perusahaan seperti
ahli teknik dan tim riset atau dari luar perusahaan seperti pelanggan,pesaing atau
konsultan. Ide-ide tersebut harus sejalan dengan tujuan yang ditetapkan perusahaan.
2. Menyaring ide-ide. Ide-ide yang telah dikumpulkan pada tahap awal perlu disaring untuk
mendapatkan beberapaide yang paling mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut. Ide-ide
yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan atau yang membutuhkan sumberdaya dan
keahlian yang tidak dimiliki atau sulit didapatkan oleh perusahaan akan ditolak,
sedangkan yang lain akan dievakuasi lebih lanjut.
3. Analisis bisnis. Dalam tahap ini, perusahaan meramalkan potensi pasar untuk produk
tersebut, berapa biaya investasinya,volume penjualan dan laba yang diharapkan. Jika
perusahaan yakin bahwa produk akan dapat memberikan laba dan menutup biaya, ide
tersebut akan dikembangkan ke tahap selanjutnya.
4. Pengembangan produk. Dalam tahap ini perusahaa n mengembangkan suatu model bagi
produk. Kemudian dilakukan pengujian produk untuk melihat kelayakan bagi pembuatan
atau penawaran produk dalam skala besar. Beberapa ide mungkin ditolak dalam tahap ini
karena memerlukan biaya produksi yang terlalu tinggi.
5. Tes pemasaran. Sebelum produk diproduksi dalam skala penuh, perusahaan perlu
melakukan pengujian terlebih dulu dengan memperkenalkannya pada pasar yang terbatas.
Wilayah pemasaran dipilih adalah yang paling mewakili pasar produk secara
keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memonitor reaksi konsumen terhadap produk dan
untuk merancang bauran produk yang dibutuhkan. Dengan uji pasar ini perusahaan juga
bisa mengetahui apa kelemahan produk tersebut sehingga dapat dilakukan penyesuaian.

6. Komersialisasi. Kalau produk menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji pasar,
perusahaan umumnya mulai memproduksinya dan mendistribusikannya ke seluruh pasar.
Perusahaan perlu terus memonitor tahap ini dan melakukan penyesuaian-penyesuaian
yang diperlukan baik tentang produk, harga, iklan, bentuk promosi lainnya atau system
distribusinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://muannastasyiithoh.wordpress.com/2010/11/01/pengertian-bisnis/
http://operatorku.blogspot.com/2012/07/kajian pustaka.html
M.fuad, Christin H, Nurlela, Sugiarto (2005) Pengantar Bisnis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Gugup kismono ; Bisnis Pengantar , Yogyakarta : Salemba Empat