PELATIHAN BAGI PEMBUAT KEBIJAKAN KEBIJ

[TYPE THE COMPANY NAME]

KEBIJAKAN PUBLIK
Translated by: Wahyono Saputro
[Type the author name]
[Pick the date]

Bab ini mendiskusikan pelatihan bagi pembuat kebijakan dengan
pemusatan pada tema yang tidak tepat dilihat secara politis, namanya
pelatihan pelaku pembuat aturan tentang pemikiran kebijakan besar.
Namun analisis dan rekomendasi akan diterapkan bersama sejumlah
perbaikan terhadap semua jenis dan tingkat pembuat kebijakan.

BAB 4

PELATIHAN BAGI PEMBUAT KEBIJAKAN

Bab ini mendiskusikan pelatihan bagi pembuat kebijakan dengan pemusatan
pada tema yang tidak tepat secara politis, namanya pelatihan pelaku
pembuat aturan tentang pemikiran kebijakan besar. Namun analisis dan
rekomendasi akan diterapkan bersama sejumlah perbaikan terhadap semua

jenis dan tingkat pembuat kebijakan.
Pentingnya pembuat aturan dan mutunya telah disadari secara luas,
namun kebutuhan dan kemungkinan untuk memperbaikinya tidak hanya
diabaikan bahkan tabu. Jika pembuat aturan ingin memiliki kinerja utama
yang baik, hal ini mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Bagaimanapun hal
tersebut cukup untuk mengamati pemerintahan beserta para pemimpinnya
dalam bertindak untuk mencapai kesimpulan yang bahkan pembuat aturan
terbaik sekalipun gagal untuk mengatasi secara memadai dengan pilihanpilihan teramat penting yang dilakukan secara meningkat. Dan hanya sedikit
terdapat pelaku pembuat aturan yang berkualitas, terlalu banyak membuat
kesalahan yang menyedihkan dalam kekeliruan pembiayaan yang secara
terus-menerus meningkat disebabkan pertumbuhan pembentukan kekuatan
dimasa mendatang terhadap tindakan manusia. Bagaimanapun langkah
untuk memperbaiki kinerja pada tingkatan tertinggi
pembuat kebijakan merupakan sebuah keharusan.

2

terhadap pelaku

Kinerja pelaku pembuat aturan tergantung pada sebuah rangkaian

variabel intrinsik dan ekstrinsik. Kualitas yang dituntut memiliki dimensi
ganda, mulai dari karakter moral berketerampilan secara politis. Cara untuk
memperbaikinya

dapat

beragam,

mulai

dari

memperbaiki

sistem

pengelolaan di mana mereka menjalankan secara keseluruhan usaha untuk
memperbaiki karakter mereka, yaitu merangsang kepintaran emosi mereka
(Goleman, Goyatzis dan McKee 2000), dan menata ulang sistem pembinaan.
Bagaimanapun pemberian bantuan secara kelembagaan lebih dahulu

dilakukan dibanding revolusi kepemimpinan, dimana kualitas lain sangat
penting, pelatihan kebijakan besar mungkin seringkali menjadi sebuah
pendekatan efektif yang berbiaya sangat mahal.
Kinerja pelaku pembuat aturan yang harus dipenuhi dan kepentingan
mereka yang relatif tergantung pada situasi. Bagaimanapun, fungsi utama
semua pelaku pembuat aturan adalah memenuhi peran utama dan sangat
penting dalam pembuatan keputusan dan dalam kemahiran dalam kebijakan
besar yang khusus.
Keputusan yang terkait dengan kepemerintahan dapat dibagi ke dalam
keputusan yang relatif rutin terkait dengan isu-isu terkini, yang tidak
diharapkan membuat banyak perbedaan dan apa yang penulis sebut
“kebijakan

besar”

yang

tertuju

pada


dampak

yang

masif

di

masa

mendatang. Kebijakan besar terdiri atas kombinasi beragam dari pilihan
kritis tunggal dan strategi jangka panjang. Pilihan kriitis diilustrasikan
dengan menjatuhkan bom di Jepang, menyetujui proyek infrastruktur yang
besar, atau bergabung dengan Uni Eropa. Strategi jangka panjang termasuk
bergerak dari sebuah sistim komando menuju pada sebuah ekonomi pasar,
3

pemberian prioritas kepada para pemuda dalam layanan kesehatan umum,
usaha untuk mempromosikan demokrasi di Timur Tengah dan dukungan

untuk menjadi masyarakat pembelajar.
Kebanyakan

kebijakan

membutuhkan

perbaikan.

Bagaimanapun,

kebijakan besar menggunakan lebih banyak pengaruh dimasa mendatang
dan lebih rumit. Bagaimanapun, sebuah tugas prioritas untuk meningkatkan
kualitas

keahlian

kebijakan

besar


para

pelaku

pembuat

aturan.

Melakukannya tergantung pada ketersediaan pengetahuan yang dapat
mengefektifkan pelatihan kebijakan besar para pelaku pembuat aturan dapat
menjadi dasarnya. Pernyataan mendasar dari bab ini adalah pengetahuan
tertentu telah tersedia, sebagainnya telah tersedia dan sebagian lain masih
berbentuk acak yang dapat diproses ulang. Proposisi ini akan didukung
dengan penyajian sebuah prototipe kurikulum inti bagi pelatihan kebijakan
besar para pelaku pembuat aturan bersama dengan rujukan terpilih untuk
menghubungkan pengetahuan dan sejumlah komentar pada pelatihan dasar.
1. Kurikulum Inti
Tujuan kurikulum inti adalah setara dalam hal isi untuk sebuah
model kapasitas kognisi yang disukai pada seorang pelaku pembuat

aturan yang berkualitas tinggi dalam peran ahli kebijakan besarnya.
Hal tersebut mencakup duapuluh poin yang berkaitan erat dan
tema dan judul yang tumpang tindih sebagiannya, disajikan secara
ringkas bersama dengan rujukan pilihan seperti disebut dan diulas
dalam pengajaran tambahan dan mentor pada apa yang telah
dipaparkan di atas.

4

Bentuk khusus kebijakan besar terkait dengan pendirian lembaga
dan

perubahan

mengenai

pelaku

struktural.
pembuat


Kembali

pada

pandangan

aturan

sebagai

pemberi

klasik
hukum,

menggugah kembali sejumlah lembaga dan membangun yang baru
merupakan bentuk bantuan yang utama dari kebijakan besar.
Ilustrasi meliputi penetapan perundangan, membangun struktur
pengelolaan baru seperti Uni Eropa, perubahan tatakelola dunia,

dan

membangun

ekonomi

pasar.

Melalui

pelatihan,

bentuk

kebijakan besar ini akan ditangani dengan memerhatikan terhadap
pentingnya lembaga dan rancangan kelembagaan dalam tema yang
beragam.
1.1.

Pemisahan Politik dan Kebijakan

Pertamakali yang paling penting adalah kapasitas untuk
membuat jernih

analitik perbedaan antara kebijakan dan

politik. Keduanya sangat terkait erat bahkan sering tumpang
tindih dan sebagiannya malah tidak dapat dipisahkan bahkan
secara analisis. Ketiadaan perbedaan istilah politik dan
kebijakan dalam kebanyakan bahasa selain bahasa Inggris
merefleksikan kesulitan dalam perbedaan tersebut. Lebih jauh
politik demokrasi modern seringkali mendorong para pembuat
aturan dalam mengarahkan kaitan kebijakan terhadap politik
dan pemasaran, ketika para pembuat aturan memberikan
prioritas kepada peniupan balon ke arah gelombang masa
depan. Tetapi kualitas kebijakan besar tergantung pada
kemampuan para pembuat aturan untuk membedakan antara
5

kebijakan


dan

politik

dan

memberikan

prioritas

untuk

pemenuhan kebijakan sebelum membuat kesepakatan yang
tak

terelakkan

dengan

realitas

politik.

Pelatihan

akan

menjernihkan dan menekankan perbedaan tersebut.
Bagaimanapun, kemungkinan yang terkait dengan politik
harus tidak dilalaikan. Sebuah kebijakan besar yang tidak
dapat diimplementasikan dalam sebuah masa depan yang tak
dapat diduga yang dikarenakan kekurangan dukungan politik
utama atau sumber penting lainnya bukanlah sebuah hal
yang

menjadi

pilihan,

meski

keahlian

adalah

sebagai

kebijakan yang sesuai harus diwujudkan ketika keadaan
berubah merupakan sebuah hal yang seringkali disarankan.
Bagaimanapun juga, kemungkinan yang terkait dengan politik
dan cara untuk meningkatkannya harus disertakan dalam
kurikulum dalam konteks percobaan pengerjaan secara luas
dan penjelasan tambahan sumberdaya kebijakan secara
keseluruhan, namun tanpa harus menjadi bagian substansi
dari mobilisasi kekuatan dan pemasaran politik..
Di sini, pelatihan menjadi yakin mengarah pada sebuah
kesulitan. Para peserta akan berharap mendiskusikan politik
dan pemasaran. Tidak terdapat kekurangan literatur yang
baik terkait dengan pemasaran kebijakan dalam konteks
politiknya

yang

dapat

dirujuk.

mengetahui

politik

dan

pengetahuan

ini

waktu

dari
6

Memiliki

yang
ke

mentor

yang

mendemonstrasikan
waktu,

namun

tanpa

dikacaukan

oleh

kurikulum

utamanya,

akan

banyak

membantu.
1.2.

Klarifikasi Nilai dan Pengaturan Tujuan
Kebijakan besar merupakan dasar nilai, arah tujuan dan
mencari tujuan. Jika nilai-nilai merupakan hal yang dangkal
dan

serupa

slogan,

dan

tujuan

merupakan

hal

yang

disalahartikan maka kemudian akan menjadi hal yang tidak
produktif. Karenanya, pentingnya perbaikan klarifikasi nilai
dan perencanaan tujuan. Bagaimanapun, pemilihan nilai
merupakan sebuah proses subjektif yang dipercaya oleh
norma-norma

dasar

demokrasi

terhadap

pelaku

politik

terpilih, tema untuk mengesahkan tinjauan dan adakalanya
mengesampingkan pihak publik. Memperbaiki pemilihan nilai
mereka dan perencanan tujuan tidak harus mengabaikan hak
prerogasi dan tugas untuk membuat penguatan pemilihan
nilai, namun lebih dimaksudkan untuk membantu mereka
dalam mengklarifikasi nilai-nilai mereka dan menggerakkan
ke arah tujuan mereka.
Kemunculan problem moral yang serius ini terkait pelatihan
para pembuat aturan yang buruk akan akan membuat mereka
lebih efektif dalam melakukan keburukan. Bagaimanapun
para mentor membuthkan sebuah kode profesional yang perlu
dilatihkan. Pemberian paparan tentang demokrasi Barat, hal
ini bukanlah sebuah problem yang gawat meski seseorang
harus menerimanya.
7

Isu-isu

yang

relevan

untuk

ditangani

dalam

pelatihan

kebijakan besar menyertakan, sebagai contoh:
A. Tensi moral dan politik antara nilai-nilai acuan dan
keinginan

publik

sebagai

tindakan

yang

menentang

peningkatan nilai-nilai yang dipegang oleh para pembuat
aturan setelah mempertimbangkan secara penuh dan
pencarian jiwa, dipandang sebagai hal yang normatif dan
perbaikan

kenyataan

menyentuh

persoalan

politik

(termasuk

tentang

seberapa

mendidik publik ke arah nilai-nilai luhur

isu-isu

yang

jauh

usaha

menjadi bagian

dari misinya).
B.

Pilihan tragis antara penyesuaian kebutuhan saat ini
sebagai lawan dari usaha untuk memelihara generasi
mendatang, termasuk mengatasi cacat kelainan demokrasi
generasi mendatang dan bukan melakukan pungutan
suara meski berat terdampak oleh keputusan yang dibuat
saat ini.

C. Hubungan antara tujuan baik moral, aturan berbasis
pendidikan nilai-nilai (termasuk pendekatan rejim dan
kontruksionisme).
D. Melayani individu sebagai nilai luhur dengan sendirinya
sebagai lawan mengikutsertakan perkembangan yang baik.
E. Kontradiksi moral dan psikologi, antara keyakinan yang
kuat

dalam

memilah

nilai

dan

mengetahui

bahwa

keyakinan seseorang secara luas merupakan produk hasil
8

keadaan yang melingkupi seseorang individu, seperti
periode, budaya, dan keluarga dalam suasana dimana
seseorang dilahirkan.
F. Kaitan, tekanan antara pandangan terhadap nilai sebagai
fakta sosial, budaya dan keyakinan mereka dan antara
usaha untuk mengangkat sebuah pendirian yang kaku dan
perilaku terhadap perhatian klinis di satu sisi dan berusaha
secara terus menerus untuk mewujudkan nilai terhadap
orang yang memiliki komitmen yang baik di sisi lain.
G. Memasukkan

pandangan

nilai-nilai

yang

labil

yang

cenderung ke arah masa depan, termasuk menyediakan
pilihan

terbuka

bagi

generasi

mendatang

untuk

menerapkan nilai apapun yang mereka miliki sebagai
lawan bagi usaha antisipasi untuk memperkuat nilai-nilai
yang telah ada dalam mengahadapi perubahan.
H. Dilema antara penjernihan nilai dan prioritas tujuan
dimana sebuah keputusan dipaparkan sebagai usaha
memperbaiki koalisi dan mobilisasi dukungan dengan tetap
menjaga nilai dari tujuan yang kurang jelas dan kabur.
I. Peningkatan status dilema yang gawat antara tantangan
keinginan
pandangan

kenegaraan
kebaikan

seseorang

kemanusiaan

dan

memasukan

sebagai

hal

yang

menyeluruh.
J. Problematika penerapan nilai keadilan dan prioritas tujuan
pada situasi khusus sebagai sebuah proses.
9

K. Pada tingkat yang berbeda, namun pada akhirnya berakhir
pada posisi dilema individu antara penyelesaian misi
seseorang dan peningkatan nilai-nilai pada satu sisi dan
kepedulian terhadap karir seseorang di sisi lain.
Tema-tema tertentu diambil disertai bantuan serangkaian
klarifikasi nilai yang luas dan pendekatan alasan moral.
Contoh-contoh sebaiknya meliputi hal sebagai berikut:
-

Dialog Sokratis, akan membantu dalam mengklarifikasi
nilai diri.

-

Memilih bingkai normatif dasar, memfasilitasi perbedaan
antara motif dan kecenderungan di satu sisi dan nilai di sisi
lain.

-

Penjelasan yang rinci akan sering mengabaikan dimensi
nilai dan tujuan, seperti pilihan dalam lintasan waktu, sikap
terhadap resiko yang timbul dan kelenturan sebaga tujuan.

-

Wacana filosofis menempatkan tugas pengelompokkan,
klarifikasi nilai (seperti dalam disiplin filsafat politik) dan
menyajikan cara membantu dalam penentuan nilai-nilai.

-

Kontradiksi antara nilai logis dan sikap perilaku.

-

Pengujian yang peka untuk mengidentifikasi dan klarifikasi
nilai pilihan-pilihan nilai pentingnya prioritas tujuan dalam
konteks pilihan khusus.

-

Paket konsep yang disediakan oleh pengadilan dan filsafat
membantu untuk memperkaya pemikiran nilai dan terkait

10

konflik

nilai,

termasuk

penggunaan

aturan-aturan

keputusan.
-

Wacana tentang

situasi penentuan nilai problem khusus

seperti baik dan buruk dan pilihan yang tragis.
-

Gagasan ekonomi yang mensejahterakan dan menonjolkan
teori untuk bahan pertimbangan nilai, seperti teori optimal
Pareto dan teori panah yang saling berlawanan.

-

Pembagunan nilai dan pengelompokan tujuan serta hirarki.

-

Alokasi

biaya

untuk

pencapaian

tujuan

dan

metode

ekonomi mikro untuk bahan pertimbangan keuntungan
biaya nilai alternatif dan gabungan tujuan.
-

Klarifikasi kritis terhadap nilai-nilai penting tinggi yang
substasi dalam banyak ruang kebijakan besar, seperti hak
asasi manusia dan keajiban, kesetaraan , mengurangi
kemiskinan,

nilai-nilai

lingkungan

hak-hak

hewan,

kejujuran, komunitas, peperangan dan seterusnya.
Pelatihan klarifikasi nilai dan perencanaan tujuan meruppakan
hal yang sangat diingini dalam konteks isi dan saling bertukar
dengan pembuat keputusan senior tentunya. Keberatan akan
perkataan tentang bagaimana berfikir tentang nilai dan tujuan
dapat diatasi dengan fokus pada membantu para peserta
untuk

membuat

penilaian

mereka

sendiri,

tanpa

ada

keinginan untuk mengatakan pada mereka apa nilai-nilai dari
diri

mereka

yang

seharusnya

ada.

Dan

juga

sangat

membantu adalah cara bagaimana menggunakan penilaian
11

pengadilan

dan

khususnya,

teks

literatur

dengan

mendiskusikan isu-isu etis yang muncul di antara mereka
(Nussbaum 1995).
1.3.

Menghadapi Masa Depan Secara Kreatif
Kebijakan-kebijakan

besar

merupakan

instrumen

yang

diarahkan pada bagaimana menggunakan konteks serangan
yang ditunjukkan oleh Plato pada ungkapan sipembuat
pernyataan-

“menghadapi

masa

depan”

dengan

cara

menggabungkan materi dan proses yang berlawanan saat ini
secara kreatif ke arah penciptaan masa depan yang lebih
baik.

Lebih

khusus,

kebijakan

besar

yang

berusaha

mengurangi kemungkinan masa depan yang buruk, untuk
meningkatkan kemunggkinan masa depan yang baik, seperti
yang mereka gambarkan dan perubahan evaluasi seiring
waktu dan untuk meningkatkan kemampuan mengatasi hal
yang tak nampak dan hal yang tak memungkinkan.
Untuk memperkenalkan sebuah metafora yang berbeda,
dalam kebijakan besar keahlian pembuat aturan digambarkan
sebagai

komposer

dan

konduktor

(pemimpin

orkes),

bersamaan penyusunan terdapat lebih banyak kesulitan,
keaslian, personal, dan hal yang penting dari memimpin
orkes,

bagaimanapun

hal

penting

berikutnya

adalah

merealisasikan komposisinya, memberinya penafsiran yang
beragam, dan memperbaikinya terhadap perubahan situasi.

12

Metapora lahir melalui seorang pembuat aturan adalah
sangat berbeda dari seorang pencipta lagu yang bekerja
dalam sebuah organisasi dan menciptakan dan memimpin
dalam kesatuan sebaik persaingan dan juga konflik dengan
rekanan, penasehat, organisasi dan masyarakat. Kebebasan
inovasi dinikmati oleh seorang komposer besar yang dibuat
untuk dirinya sendiri diperbesar oleh penataan jarak yang
banyak daripada ruang ciptaan yang dipaksa terbuka untuk
para pembuat aturan. Dan lagipula, penciptaan merupakan
inti keahlian kebijakan besar
1.4.

Bentang Waktu
Kebijkan besar mengarah pada dampak jangka panjang. Tapi
pernyataan umum ini meletakkan kekhususan agar dapat
membantu para pelaku pembuat aturan untuk mengambil
batas waktu yang disukai yang diselaraskan dengan fitur
ruang kebijakan yang berbeda-beda. Empat kriteria yang
relevan ialah:
A. Pilihan

nilai-nilai

yang

mendukung

cenderung

relatif

penting dalam memberikan nilai bijak dalam hasil pada
poin yang beragam di masa depan. Dengan cara hati-hati
diambil untuk menghindari kesalahan seperti pengurangan
hasil

yang

terjadi

dalam

aliran

waktu,

menghadapi sebuah investasi portofolio.

13

seakan-akan

B. Siklus hidup ruang kebijakan yang relevan dan waktu yang
diperlukan untuk sebuah keputusan guna memeroleh
dampak utamanya.
C. Dapat diperkirkirakan, dengan kondisi ketidakpastian dan
ketertolakan, biasanya meningkat bersamaan panjangnya
bentang waktu.
D. Siklus individu dan politik, untuk menjamin waktu yang
memadai untuk kebijakan besar untuk memiliki sebuah
dampak yang penuh arti.
Bagi

kebanyakan

kebijakan-kebijakan

besar,

dampak

menengah dan jangka panjang harus diarahkan pada kisaran
waktu sekitar lima tahunan untuk banyak generasi. Siklus
kebanyakan kebijakan besar ini biasanya memiliki rentang
waktu yang sama. Namun diperkirakan akan menurun dengan
cepat, dengan harapan lima tahun mendatang dan menjadi
lebih

meningkatkan

ketidakpastian

dan

besarnya

kemungkinan terjadinya penolakan. Dan siklus individu dan
politik dalam rentang demokrasi antara empat sampai lima
tahunan.
Ini merupakan kontradiksi antara nilai jangka panjang dan
siklus penerapan di satu sisi dan hal yang tidak dapat
diperkirakan, politik jangka pendek dan siklus individu di sisi
lain yang mengganti penyebab utama kerapuhan kebijakan
besar.

Pengalaman

yang

tak

pasti,

seperti

yang

akan

didiskusikan nanti, dapat membantu, seperti mampunya tipu
14

daya

politik

dan

struktur

pemerintahan

memfasilitasi

kelangsungan kebijakan. Namun kehadiran dilema merupakan
hal yang serius, seringkali ketidakpastiannya sangat signifikan
terhadap kebijakan besar dan membuatnya menjadi kurang
menarik bagi para pelaku pembuat aturan.
Pelatihan dapat menyingkap permasalahan ini, meskipun
saran penanganan dan mengkhususkan cara menangani,
seperti bentang waktu, berfase ganda yang dibagi ke dalam
interval lima tahun sebagai batas maksimal dan dalam
banyak

kasus

peningkatan
dengan

dapuluh

lima

kelangsungan

membangun

tahun,

kebijakan

kesepakatan

kemungkinan
antara
dan

lain

pemerintah
pelembagaan

kebijakan besar.
Sejumlah pengalaman dan gagasan tersedia dalam literatur
dalam mengatasi perencanaan dan strategi.
1.5.

Pemikiran dalam Bingkai Sejarah
Alasan utama keahlian kebijakan besar merupakan sebuah
campurtangan beragam proses waktu untuk mencapai atau
memeroleh dampak yang diingini di masa mendatang,
tuntutan ini, hal pertama dari segalanya yaitu berfikir dalam
bingkai sejarah dengan menekankan pada sejarah secara luas
dan mendalam. Persyaratannya adalah pemetaan proses
secara evolusi masa lalu sebagai aspek yang dilibatkan ke
dalam masa depan, perancangan ruang kebijakan dimana
campur tangan menjadi hal yang sangat penting untuk
15

mencegah

dan

memeroleh

kebaikan,

mengidentifikasi

pengembangan untuk masa depan dan menunjukkan dengan
cepat aturan pengendalian tertentu yang dapat dipengaruhi
oleh tindakan pemerintah yang disengaja, hati-hati dan
demikian akan melayani sebagai instrumen kebijakan.
Semua ini harus dilihat dari sudut pandang keseluruhan
sejarah manusia. Sebagiannya dibentuk oleh penggabung
dinamika yang mengubah secara tidak lurus di antara
kebutuhan, kecocokan, perpindahan dan peristiwa acak,
seperti

dipengaruhi

oleh

kesengajaan

manusia

atau

campurtangan yang tidak diketahui.
Rumusan ini mengungkap secara penuh dimensi keahlian
kebijakan yang congkak dan bahaya yang tidak diingini dan
hasil

buruk

bahkan

ketika

pilihan

didasarkan

pada

pengetahuan terbaik sekalipun dan kualitas kognisi tinggi
yang pernah diraih oleh manusia. Bagaimanapun, hal tersebut
sekedar kepastian yang mendekati yang mana proses-proses
kesejarahan berlangsung yang mungkin akan menghasilkan
sesuatu yang buruk dan juga merupakan bencana besar di
masa

depan

kepemerintahan
campurtangan
memiliki

dan

harapan

yang

baik,

bersama

sebuah

selektif

proses

kesempatan

bahwa
dan

sejarah
baik

pertimbangan
pertimbangan
secara

untuk

cermat

menghindari

sejumlah kemungkinan buruk dan memeroleh lebih banyak

16

hal baik yang dapat memperbaiki keahlian kebijakan besar
dan penerapannya.
Tujuan tinjauan proses sejarah dan perkiraan pada hal yang
potensial untuk menjadi lebih baik dalam kebijakan besar
maupun hal yang bersifat mendasar untuk pelatihan. Fokus
perhatian termasuk:
A. Ketergantungan semua pilihan pada asumsi dugaan yang
terkait hubungan penyebab anatara apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan terjadi di masa mendatang
B. Keduanya baik keraguan maupun alam yang kompleks
seperti asumsi, mensyaratkan pada level individu dan
emosional sebuah penilaian yang baik akan keraguan yang
dikombinasikan dengan keputusan dan pada level proses
kognisi banyak pengalaman yang tidak pasti sebagai
perlambangan dalam

persepsi mengenai pilihan sebagai

pertaruhan teka-teki yang akan didiskusikan nanti.
C. Perintah moral dan politik nyata untuk mencari landasan
kemungkinan yang terbaik bagi kebijakan besar dalam
konteks

kepercayaan/menggantungkan

nasib

pada

pengetahuan yang menonjol apapun akan dibuat tersedia,
pertimbangan yang serius, pengemukaan alasan yang
optimal dan proses-proses pilihan.
Para peserta harus disediakan sekurangnya sebuah jendela ke
arah berfikir dalam bingkai sejarah dan syarat membaca
sepanjang hayat kemudian fikiran abstrak maupun yang
17

terapan. Sebuah langkah awal adalah menyadarkan mereka
terhadap bahaya akan penerapan sejarah terhadap isu-isu
kekinian, sebagaimana pertama kali ditunjukkan oleh Nietzhe.
Hal

ini

termasuk

kepercayaan

yang

keliru

dalam

menganalogikan hal terkait sejarah dan perasaan yang
mendalam pada pendirian-pendirian yang bersifat permukaan
tanpa berusaha memahami penyertaannya dalam proses
yang mendalam.
Sejumlah tulisan kelasik melakukan usaha pada keterampilan
dasar dalam studi sejarah, seperti diilustrasikan oleh sebuah
perenungan Machiavelli dan karya perang Peloponnesian oleh
Thucydides. Karya tersebut juga perlu menjadi rujukan, yang
dituntut kepada para peserta untuk dibaca, dan jika mungkin
harus dilakukan sebelum kegiatan pelatihan dimulai, satu
atau dua buku yang menyediakan sebuah pandangan baru
sejarah jangka panjang, satu atau dua teks yang menyajikan
dinamika sejarah dan satu atau dua buah buku tentang
filsafat sejarah dan historiografi. Lebih realistik lagi ketika
pemenuhan bacaan maksimum membatasi pada demonstrasi
pemikiran dalam bingkai sejarah dan melatihnya dengan
menerapkan pemilihan ruang kebijakan besar.
1.6.

Memahami Realitas
Memahami realita

yang ada di antara masa lalu dan masa

mendatang merupakan puncak hal yang terpenting ketika
menjadi cenderung mudah keliru. Untuk memperbaiki konsep
18

dunia dalam wawasan para pelaku pembuat aturan sebagai
sesuatu yang lebih baik bagi realita dan dinamikanya
bagaimanapun sebuah tugas pelatihan yang utama.
Hal tersebut di atas mungkin sejalan bagi manusia untuk
mengambil

sebuah

pandangan

darimana

saja.

Tetapi

kecenderungan kesalahan membaca realita karena budaya
dan ketidaktahuan yang bersifat individu dan motivasi yang
tidak rasional dapat diatasi dan para peserta dapat dibantu
untuk keluar dari kotak atau bingkai salah arah yang
menyimpangkan persepsi mereka terhadap dunia.
Banyak

hal

yang

diketahui

pada

faktor-faktor

yang

menyelewengkan gambaran sosial, peta kognisi dan teori
rujukan para pelaku pembuat aturan. Juga terdapat sejumlah
pengetahuan yang cukup tersedia dalam kelulitan akan
perbaikan gambaran realitas melalui penyediaan informasi
baru. Literatur yang melimpah terkait kegagalan intelektual
dan penyimpangan dapat disajikan sebagai dasar yang kuat
bagi pelatihan. Temuan terkait kegagalan intelektual masa
kini yang dramatis seperti dalam kasus serangan teror di USA
dapat disajikan sebagai materi pelatihan yang istimewa untuk
membuka wawasan para pelaku pembuat kebijakan dengan
cara yang sangat membantu terhadap keahlian kebijakan
besar.
Dan hal yang sangat penting adalah pengayaan paket konsep
para pelaku pembuat aturan agar lebih baik dalam menerima
19

dan memeroses realitas. Jadi konsep kapasitas pukulan kedua,
sangat bernilai pada masanya,

dan krusial dalam

menyediakan pemahaman realita strategi baru

yang

dihasilkan oleh senjata nuklir. Bagaimanapun, penambahan
perbendaharaan konsep mental para pelaku pembuat aturan
seperti kekuatan halus, kemampuan yang tak nampak,
pertaruhan misterius seperti yang akan didiskusikan nanti,
sejarah sesungguhnya, percobaan pemikiran, wakil/mandat
jauh dan banyak hal lagi dapat membantu untuk memperbaiki
kesan mental terhadap realita mengenai cara memperbaiki
pemikiran kebijakan besar. Tetapi literatur yang terkait
tersebar ke sejumlah besar disiplin ilmu, mengilustrasikan
kebutuhan

dalam

dasar

multidisiplin

pengetahuan

bagi

pelatihan kebijakan besar para pelaku pembuat aturan dan
ketergantungannya

dengan

mentor

yang

sangat

berpengalaman.
Adalah hal yang mudah untuk menyajikan kepada para pelaku
pembuat

aturan

deskripsi

dan

analisis

terhadap

aspek

penilaian tentang dunia. Mengangkat sebuah hal kritis namun
seringkali

salah

faham

tentang

dimensi

untuk

dapat

mengilustrasikan kebutuhan dan kemungkinan untuk tiba
pada pemahaman terdalam akan dapat cukup bermanfaat,
dengan tema globalisasi untuk menjadi contoh kasus. Namun
pelatihan kebijakan besar bagi para pelaku pembuat aturan
harus

menyediakan

mereka
20

pengertian,

pemahaman,

kerangka, teori, pendekatan, modal alasan, dan lainnya yang
akan

berdiri

tegak

untuk

menguji

waktu

dan

dapat

diaplikasikan pada sebuah ragam perubahan situasi yang
luasbukan pengetahuan yang sekedar gambaran tunggal
yang pasti akan segera kadaluarsa.
Cukup

berbeda

merupakan

sebuah

pertanyaan

apakah

seseorang harus memasukkan dalam program eksplorasi
fundamental, merupakan bagian realita yang sangat stabil,
seperti

pada

menjelaskannya

alam

manusia

dalam

konteks

dan

kompetensi

intisari

yang

untuk

mendalam

sebagai bentuk perlawanan formasi sosial dan dunia iblis. Itu
merupakan gagasan yang baik untuk menggugah para
peserta
membuka

mengenai

sebuah

wawasan

permasalahan

mereka,

mungkin

agar
dengan

dapat
cara

menghadirkan pembicara tamu dan bacaan-bacan ringkas.
Namun hindari hal yang berlebihan dan banyak subjek materi
penting yang tidak terkait secara langsung dengan pemikiran
kebijakan besar seperti banyaknya hal penting yang harus
dihalau dari kebanyakan program pelatihan bagi para pelaku
pembuat aturan.

1.7.

Tinjauan Masa Depan

21

Pemahaman proses sejarah, menyertakan ketidakpastian
yang sejalan dan hal yang tidak dapat dijangkau merupakan
sebuah fondasi penting. Namun kebutuhan bagi keahlian
kebijakan penting secara langsung adalah perkiraan/tinjauan
masa depan, kemampuan untuk meninjau alternatif masa
depan dan kemungkinan konsekuensi dari campurtangan
berbeda

bersamaan

dengan

proses

sejarah-

untuk

memutuskan apa yang akan dilakukan sekarang dan apa yang
direncanakan untuk dilakukan pada masa mendatang, subjek
tema untuk revisi tergantung pada pengembangan faktual.
Untuk

meletakkannya

ke

dalam

bentuk

literatur

yang

mungkin menyediakan wawasan (dan memahami realita)
kepada para peserta, tujuan tinjauan adalah mengurangi
penyesalan “bila sekiranya kita memiliki pengetahuan”,
sebagai pusat dalam tinjauan penafsiran seseorang terhadap
karya semisal Chekhov.
Bagaimanapun, ketergantungan pilihan pada tinjauan telah
diindikasikan,

merupakan

penyebab

utama

kerapuhan

kebijakan. Zaman kita merupakan sebuah perputusan dalam
kelangsungan sejarah bersama dengan banyak invarian.
Bagaimanapun hal tersebut sangat mungkin bahwa proses
sejarah masa depan, juga pada waktu yang dekat, akan
menjadi bagian secara radikal berbeda dari apa yang kita
ketahui dari masa lalu, dengan demikian dapat memahami
masa lalu secara sempurna—yang tidak ada—tidak dapat
22

menyediakan pengetahuan yang mungkin memberi dampak
pada

perbedaan

kebijakan-kebijakan

besar

di

masa

yang

dapat

mendatang.
Masih

terkait

dengan

sejumlah

tinjauan

dibenarkan adalah kemungkinan mengucapkan terimakasih
terhadap kestabilan yang relatif terhadap sejumlah struktur
sejarah utama, proses dan sejumlah pemahaman mengenai
perubahan. Hal inilah yang menjadi landasan dari empat
pendekatan pandangan utama:
A. Gabungan, antara fakta masa lalu dengan masa sekarang
dan dinamika yang diproyeksikan ke masa depan
B. Teori dan model kualitatif dan terkadang model kuantitatif
yang dijadikan dasar acuan dimana prediksi kondisional
dapat diperoleh dengan mengubah rujukan waktu.
C. Pengetahuan instuisi, apakah ia seorang profesional, orang
lokal

atau

seorang

anak

kecil,

yang

menyediakan

gambaran subjektif masa depan tentang pengetahuan
yang telah sama-sama diketahui dan mengerti pola,
keahlian dan memiliki pengalaman.
D. Imajinasi, apakah bersifat liar atau berdasar pada bentuk
instuisi yang beragam dan pengalaman.
Kesulitannya terdapat pada tiga hal pertama yang kerap
bergantung pada dimensi masa lalu, baik secara langsung
atau masih sebagai proses ke arah pembentukan teori
maupun pengalaman. Dunia imajinasi adalah sesuatu yang
23

tidak jelas dan mungkin melibatkan dimensi masa lalu, namun
keabsahannya

tidak

dapat

dievaluasi.

Bagaimanapun,

mendasarkan kebijakan pada imajinasi yang memusatkan
pada kemungkinan masa depan (sebagai perbedaan dari hal
yang bersifat utopia yang menghadirkan masa depan ideal
yang relevan untuk menjernihkan nilai-nilai) adalah sebuah
kenekatan,

bagaimanapun

melakukan

proses

stimulasi

gambaran masa depan dari sejumlah para pemikir adalah hal
yang mungkin saja dilakukan.
Dalam konteks kedua dimensi, ontologi maupun epistemologi,
disebabkan kecocokan dan dunia mutasi proses pembentukan
masa depan dan keterbatasan pemahaman manusia terhadap
pemroses

tertentu,

masa

depan

harus

dilihat

sebagai

kekurang pastian oleh masa lalu yang besar. Dan kekurangan
masa depan adalah ditentukan oleh masa lalu yang makin
kecil dapat di perkirakan, baik karena sifat aslinya maupun
ketergantungan terhadap tinjauan, termasuk juga pandangan
struktur yang tinggi dan metode peramalan, pada masa lalu
dangan pengecualian hipotetis terhadap imajinasi yang liar,
dengan bahayanya yang banyak.
Kita tidak harus melebih-lebihkan pandangan tentang proses
pembentukan

masa

sebagaimana
kesinambungan.

di

depan

sebagai

dalamnya

Bagaimanapun,

juga
abad

sesuatu

kekacauan,

terdapat
21

akan

banyak
ditandai

dengan banyak ketidaksinambungan dan perubahan peristiwa
24

nyata, membuat masa depan menjadi bagian dari sesuatu
yang tidak dapat ditebak. Kesimpulannya adalah bahwa
tinjauan

terbaik

ada

dalam

bagian-bagian

besar

yang

meragukan sebagai dasar pilihan. Namun sebuah pilihan
sesuatu yang tidak dapat dihindari berdasarkan tinjauan,
bagaimanapun dibutuhan dalam menghadapi sikap skeptisme
(ragu). Hal tersebut sejalan dengan pandangan bahwa
kebijakan besar adalah sesuatu yang luas dalam dunia
mereka dan inti dari pertaruhan misterius. Hal ini merupakan
kesimpulan kritis bagi pelatihan para pelaku pembuat aturan.
Penjelasan megenai dunia harapan yang problematis tidaklah
sulit, kesemuanya lebih merupakan sebuah realita yang
menyediakan banyak ilustrasi yang mengejutkan. Namun
kewaspadaan

harus

diambil

untuk

menghindari

sebuah

kesimpulan yang terlalu ekstrim, membuat para pelaku
pembuat aturan meragukan serata semua pandangan dan
memotivasi mereka untuk meyakini instuisi mereka sendiri
melebihi ramalan pakar profesional tentang alternatif masa
depan. Pandangan-pandangan yang terlalu kacau terhadap
masa depan juga akan menghasilkan kesembronoan dan
enggan untuk mengambil kebijakan jangka panjang ketika
benar-benar penting. Hal yang terburuk dari semua itu adalah
tindakan melarikan diri para pelaku pembuatan aturan dari
ketidakpastian menuju dugaan yang jauh dari keakuratan dan
semena-mena, seolah-olah masa depan merupakan subjek
25

untuk perintah mereka, percaya pada perbintangan dan
kebodohan yang serupa itu.
Bagaimanapun,

kewaspadaan

harus

ditingkatkan

untuk

mengimbangi kehadiran ketidakpastian dan kondisi yang
tidak dapat ditebak dengan penekanan pada banyak fitur
penting tentang realita dan dinamikanya yang selalu berada
dalam kaitan rentang waktu kebijakan, membuat persiapan
tinjauan secara cermat adalah sangat bermanfaat meski
sedikit meragukan.
Problem khusus diletakkan oleh keadaan di mana rasa
percaya diri lebih penting daripada tinjauan perkiraan, yaitu
situasi yang revolusioner ketika dipentingkannya kepercayaan
terhadap Tuhan atau sejarah berada di sisi seseorang, dengan
demikian

dampak

dari

ramalan

pemenuhan

diri

dapat

digerakkan untuk membuat hal-hal yang hampir mustahil
menjadi sedkit kurang mustahil meski masih tidak disukai.
Namun dalam kebanyakan situasi yang berlebihan rasa
percaya diri adalah keadaan yang sangat berbahaya, ramalan
yang realistis malahan dibutuhkan bersama kebijaksanaan
dan

juga

tentunya

keraguan

dan

kebimbangan,

dikombinasikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Tidak ada kekhawatiran tentang literatur yang dapat dijadikan
rujukan yang dapat menungkap pendekatan ramalan sebaik
pemeriksaan kritis mengenai prediksi atau perkiraan (CIA
2004; Lempert, Popper dan Bankes 2003; Molitor 2003).
26

1.8.

Perenungan, Merasakan dan Impian dalam Konteks Alternatif
Masa Depan dan Dorongannya
Pada inti kurikulum dan kesimpulan kebanyakannya berupa
pemikiran, penghayatan, imajinasi, impian, spekulasi, ramalan
dan perencanaan dalam konteks alternatif masa depan,
pasang-surut, visi yang realistis dan mimpi buruk, dan
sebagainya disertai pengarahannya dan instrumen kebijakan.
Para pelaku pembuat aturan perlu dilatih dan dibiasakan
untuk melatih seluruh fasilitas mental mereka untuk bermain
dan mempertimbangkan secara mendalam jalan alternatif ke
masa depan dan tindakan yang perlu mereka ambil, untuk
menelaah

ulang

rumusan

kemungkinan

terhadap

kemungkinan

terhadap

hal

kunci,

untuk

memperbaiki

yang

diingini,

mengurangi

hal-hal

yang

tidak

diingini

dan

menyanggupkan diri untuk menanggulangi sesuatu yang
tidak dapat ditebak yang pasti akan muncul.
Kesulitan yang sangat banyak dalam pelaksanaan dihasilkan
dengan rumusan spekulasi sejarah if-then (jika- kemudian)
yang hari ini disebut dengan sejarah yang sebenarnya/sejati
(Ferguson, 1997). Ambil sebuah perumpamaan yang relatif
sederhana, kita asumsikan bahwa Hitler telah telah terbunuh
pada tahun 1938. Adalah sangat mungkin bahwa kawanannya
tidak akan pernah ada dan bahwa Hitler akan dikenang
terutama sebagai penceramah bangsa Jerman yang agung,
27

sebagai seorang Bismarck kedua. Namun apakah sejarah
Eropa, Yahudi dan dunia akan menjadi seperti sebuah
persoalan bagi spekulasi liar, dengan pemahaman tentang
proses sejarah yang tersedia menjadi sangat tidak memadai
bagi penyediaan perkiraan yang dapat menopang.
Ini sebuah kasus yang terkait dengan dimensi masa lalu,
ketika kita mengatahui banyak fakta. Semua yang terasa sulit
dipertimbangkan
merupakan

jenis

sebagai

alternatif

sejarah

sejati

masa

masa

depan,

untuk

yang

menjawab

pertanyaan: Jika saya melakukan hal yang demikian lalu apa
masa depan yang akan mungkin terjadi? Atau pertanyaan
yang lebih jenius lagi: Jika saya melakukan hal yang demikian,
apa

rentangan

masa

depan

yang

mungkin?

Namun,

bagaimanapun kebimbangan dan sebagian spekulasi,

ini

merupakan bahan di mana kebijakan besar yang tidak dapat
dihindari berpijak.
Perenungan,

penghayatan

dan

impian

dalam

konteks

alternatif masa depan dan pemandunya sebagai pusat untuk
pembuatan kebijakan meliputi lima elemen:
A. Seperti diindikasikan,

lingkaran pusat dimana

semua

pilihan beredar adalah alternatif masa depan, merupakan
sebuah konsep pertamakali disusun oleh Bertrand de
Jouven (Jouvenel, 1967) dan ia sebut sebagai Kemampuan
masa

depan.

Wawasan

para

pembuat

aturan

harus

dibayangkan dan difikirkan dalam konteks alternatif masa
28

depan terhadap ruang kebijakan utama dan kesemuaannya
secara keselurahan, mempertimbangkan yang mana harus
dicegah dan yang mana perlu difasilitasai, mengidentifikasi
pengarah utama yang lebih jauh harus dicegah dan
realisasi dari alternatif masa depan yang beragam dan
memilih aturan pengarah yan dapat melayani sebagai
instrumen politik yang tergabung ke dalam kebijakan
besar, termasuk fihak lembaga.
B. Kebutuhan bukan hanya untuk pemikiran yang cermat dan
disiplin

dalam

pengarahnya,

konteks
namun

alternatif

juga

untuk

masa

depan

melatih

dan

wawasan

keseluruhan seseorang. Membayangkan alternatif masa
depan,

memimpikannya

dan

melakukan

spekulasi

merupakan hal yang esensial untuk memasukan banyak
kretivitas yang dibutuhkan dan untuk menggerakkan
wawasan keseluruhan para pembuat aturan untuk bekerja
dalam konteks alternatif masa depan.
C. Membayangkan,
ramalan

dan

pembuatan

memimpikan,
akhirnya

kebijakan

melakukan

perencanaan
besar

dan

mensyaratkan

spekulasi,
keahlian
banyak

kerangka berfikir supaya tidak luput dalam rangkuman
pilihan, labirin ganda dari alternatif masa depan. Hal yang
sangat diingini namun seringkali menjadi kerangka berfikir
yang kritis adalah jatuh bangunnya sebuah negara,
wilayah, komunitas

dan kemanusiaan. Bagaimanapun,
29

aspek

spekulasi

sebagiannya

menyediakan

sebuah

landasan bagi sebuah pemikiran yang mendalam dan
menyeluruh pada alternatif masa depan.
D. Panduan kebijakan yang kongkrit dan langsung adalah visi
yang realistik dan sekaligus mimpi buruk. Ini semua
mengkhususkan gambaran sebuah rentang masa depan
dalam waktu dekat dan menengah untuk diperkirakan atau
untuk dicegah, untuk memeriksa kenyataan dan untuk
memeroleh

darinya

kebijakan,

yang

harus

mereka

hubungkan dengann dinamika masa kini dengan rekayasa
dan panduan peta jalan.
Metode dan visi yang realistik untuk mengerjakannya dikenal
baik dalam dunia praktik dan literatur (Hamel dan Prahalad,
1994) bisnis. Pengalaman kemiliteran merupakan hal yang
relevan

untuk

pertimbangan

kasus

terburuk

dan

kelemahannya. Sejumlah negara harus menyiapkan visi yang
realistik. Semua ini menyediakan landasan yang baik untuk
proses pelatihan.
Dan hal yang lebih sulit lagi adalah fasilitasi pemikiran dalam
konteks jatuh-bangun. Tulisan klasik milik Gibson, Toynbee
dan Sprengler adalah bagian stimulasi, namun pelatihan
harus secara kritis mendiskusikan literatur modern dan
menerapkannya untuk memilah domain kebijakan besar
(Kennedy 1987; Oslon 1982; Tainter 1988).
1.9.

Campurtangan Masa Kritis bersama Proses Kesejarahan
30

Tujuan

penerapan

perenungan

dalam

pemikiran
konteks

dalam

alternatif

bingkai
masa

sejarah,

depan

dan

seterusnya dan alasan utama dari kebijakan besar adalah
untuk merancang, merencanakan dan mengimplementasikan
campurtangan bersamaan dengan proses sejarah untuk
mencoba dan menghadapi sebuah masa depan yang lebih
baik. Seperti campurtangan dengan proses sejarah, pada
level yang sangat mendasar, berdasarkan pada filsafat atau
teori

sejarah

sebagaimana

dan
telah

realitas

sebagai

diuraikan-

keseluruhan,

yang

mempertimbangkan

masa

depan sebagai diproduksi oleh dinamika perubahan yang
tidak lurus, menggabungkan antara (1) kebutuhan, karenanya
proses yang menentukan, apakah sesuatu yang sederhana
atau hal yang bersifat kemungkinan (mengambil bentuk
rantai

Stochastic);

(2)

kecocokan/kesesuaian,

karenanya

merupakan pengaturan awal tentang alternatif masa depan
tanpa penetuan awal kemungkinan-kemungkinan; (3) mutasi,
dan

karenanya

merupakan

giliran

yang

radikal

dan

perputusan dalam kesinambungan yang mengarahkan kepada
apa yang secara prospektif merupakan arahan yang tidak
dapat ditebak secara luas, sebagai hasil proses yang mungkin
atau tidak menjadi penentu awal atau penentu dari dalam
untuk ragam tingkatan; dan (4) dalam sebagian kasus
terjadinya tumpang tindih kategori tentang masa lalu, apa
sesuatu

yang

menjadi
31

perspektif

kemanusiaan

yang

merupakan

peristiwa

acak,

seperti

perilaku

gabungan

gagasan dari seorang pembuat aturan yang bertenaga.
Pemberian

sebuah

gambaran

proses

sejarah,

terdapat

cakupan menghadapi masa depan manusia untuk perluasan
dimana seorang

agen manusia mengontrol sumberdaya

yang dapat berdampak pada penciptaan proses masa depan.
Seperti yang telah ditekankan, kekuatan membentuk masa
depan keputusan dan tindakan manusia disertakan oleh
pemerintah dan para pembuat keputusan, akan meningkat
dengan
utamanya

penataan/penempatan
sebagai

hasil

jarak/hal

dari

ilmu

paling
dan

serius,

teknologi.

Bagaimanapun, kesimpulan ini, harus dipertimbangkan dalam
latar potensi lebih besar bagi kebebasan manusia untuk
membentuk masa depan seperti yang ada di antara keinginan
dan nilai sebagai pengarah independen di satu sudut dan
fakta realitas yang sulit dihilangkan sebagai pembatas
keinginan bebas dan membentuk kemungkinan masa depan
di sudut lain. Sebuah pandangan idealis ekstrim terhadap
sejarah dan dunia manusia akan menjamin untuk secara
bebas memilih keinginan dan nilai manusia yang sangat
memengaruhi

masa

depan,

saat

sebuah

pandangan

materialistis ekstrim akan menggerus eksistensi kebebasan
pilihan bebas manusia dan dampaknya pada masa depan.
Antara posisi ekstrim tertentu pandangan yang dikemukakan
akan mengenali secara cepat peningkatan bobot tindakan
32

manusia sebagaimana yang diputuskan secara sepihak oleh
pilihan bebas manusia dalam usaha memengaruhi masa
depan, namun mempertimbangkan pengaruh ini sebagai
dipaksa oleh keterbatasan dalam pilihan bebas dan peristiwa
sejarah

dan

prooses-proses

yang

melampaui

pengaruh

manusia. Lebih jauh dan sangat penting yaitu terdapat dunia
yang berbeda antara dampak keseluruhan tindakan manusia
pada masa depan manusia dan dampak manusia di masa
depan yang akan bermanfaat dan lebih kurang sejalan
dengan apa yang menjadi tujuan oleh pilihan bebas secara
parsial. Banyak dari pertumbuhan dampak tindakan manusia
di masa mendatang tidak disengaja dan bahkan kurangnya
dampak sesuai dengan nilai-nilai pilihan secara bebas dan
tujuan agen manusia dinamai menurut ideologi yang diterima
untuk mengikutsertakan dalam pembentukan masa depan
seperti pengesahan pemerintahan dan para pembuat aturan.
Lebih

jauh,

tidak

hanya

banyak

dampak

yang

tidak

dikehendaki tetapi juga mereka sendiri tidak diingini, bersama
sebuah peningkatan resiko secara cepat dampak yang sangat
buruk

yang

tidak

dikehendaki

yang

dihasilkan

dari

meningkatnya jarak pemisah antara peningkatan secara
cepat kekuatan manusia untuk memengaruhi masa depan
dan lebih kurang kapasitas manusia
melatih

kekuatan

ini

untuk

mencegah

memeroleh hal baik yang diingini.
33

yang stabil untuk
hal

buruk

dan

Pelebaran jarak antara tumbuhnya dampak kekuatan dan
mutu pembuatan kebijakan yang relatif stabil yang menguasai
tantangan utama terhadap pelatihan kebijakan besar para
pelaku pembuat aturan dan memasukkannya ke dalam semua
usaha yang mungkin memiliki signifikansi sejarah makro.
Bagaimanapun, aspek filosofis dari perspektif ini seharusnya
didiskusikan dengan para peserta sebagai dasar pemikiran
kebijakan besar yang serius. Ini secara bersamaan dengan
penjelasan tujuan pelatihan sebagai penyedia perspektif,
pemahaman, dan pendekatan dan bukan hal yang bersifat
teknis.
Pada tataran yang lebih teknis, tujuan utama pelatihan para
pelaku

pembuat

pengembangan

aturan

dapat

kemampuan

dirumuskan

mereka

dalam

sebagai

menghadapi

masa depan menurut klarifikasi nilai mereka dan tujuan yang
menjadi prioritas, jauh sebagai legitimasi dalam norma-norma
konstitusi

yang

diterima.

Sebuah

elemen

penting

dari

kapasitas ini adalah pemahaman mereka terhadap potensi
juga

sebagai

pembatas

kemampuan

mereka

untuk

memeroleh dampak yang diingin di masa depan, termasuk
banyaknya ketidakpastian pada apa yang menjadi pembatas
pilihan efektif mereka – seperti dibuktikan oleh banyak kasus
sejarah dari dampak yang sangat luas yang tidak diharapkan
dalam meningkatkan bersama dengan banyak kasus ketika

34

efek yang secara rasional diharapakan serta harapan tidak
dapat terealisasikan.
Pelatihan para pelaku pembuat aturan harus melengkapi
mereka dengan sebuah pemahaman tentang hubungan yang
kompleks antara pembuatan kekuatan masa depan dan
dampak aktual mereka di masa depan. Lebih jauh para
peserta harus menyadari bahwa untuk menuju pada suatu
yang penuh, meskipun membatasi luasnya dampak mereka di
masa depan tergantung pada kapasitas pribadi mereka
termasuk kualitas pemikiran kebijakan besar mereka pada
argumentasi dimana pelatihan diarahkan.
Pemberian sebuah pemahaman khusus mengenai proses
sejarah, kerja yang efektif, untuk membentuk masa depan
melalui campur tangan dalam proses sejarah harus sejalan
dengan enam kondisi berikut:
A. Keinginan untuk membentuk masa depan
B. Sejumlah

kutipan

operasional

apa

yang

merupakan

kebaikan atau keburukan masa depan.
C. Pemahaman

yang

memadai

mengenai

proses-proses

sejarah, dengan demikian kesempatan campur tangan
memiliki dampak yang lebih baik menjadi tinggi daripada
resiko hasil yang buruk.
D. Kemampuan untuk menerjemahkan pemahaman ke dalam
kebijakan besar

35

E. Sumber-sumber

yang

memadai

baik

aspek

politik,

ekonomi, manusia dan sebagainya, untuk memeroleh
masa intervensi yang kritis dalam proses sejarah agar
memiliki sebuah dampak yang substansi pada diri mereka.
F. Mengimplementasikan kapasitas yang memadai untuk
menterjemahkan kebijakan ke dalam tindakan yang efektif
dan pengaplikasian sumberdaya secara efektif dan efisien.
Kebutuhan masa intervensi kritis, termasuk sering dilakukan,
namun tidak selalu menjadi kebijakan yang berskala luas,
penekanan pada aspek kebutuhan, dan semuanya yang
kelihatannya sering diabaikan dalam tataran teori maupun
praktik.

Aspek

politik

dan

aspek

lain

yang

menekan

bersamaan dengan sumberdaya membatasi frekuensi hasil
dalam

pembubaran

keterbatasan

sumberdaya

terhadap

banyak kebijakan dengan hasil yang sering berada di ambang
masa kritis minimum tidak tercapai dan sebagai sebuah hasil
kebijakan tidak memiliki dampak seperti yang dikehendaki.
Sebab itu, kebutuhan untuk menyusun prioritas fokus pada
sumber-sumber mengenai sejumlah kebijakan besar yang
terbatas agar sesuai dengan perolehan masa intervensi yang
memadai, seiring dengan cara-cara yang dapat membuat hal
ini menjadi mungkin, seperti dengan cara alokasi nominal
sumber-sumber

terbatas

terhadap

kebijakan

lain

sesuai

dengan keinginan tanpa benar-benar berharap akan memiliki

36

dampak yang banyak, saat berkonsenterasi pada kerja utama
dalam sejumlah kebijakan besar yang terbatas.
Ambang masa kritis bevariasi seiring kekakuan dan sifat
rapuh

dari

pemberian

proses

sejarah

dan

perluasan

kesempatan yang ditujukan dalam lintasan sejarah. Jadi,
dalam sejumlah kasus secara relatif intervensi minor dapat
bekerja sebagai sebuah poin penunjuk saat di sisi lain hanya
intervensi skala besar yang menyediakan sebuah kesempatan
untuk memeroleh dampak yang dikehendaki.
Kadangkala kondisi krisis menyediakan kesempatan unik
untuk memiliki dampak signifikan seiring masa intervensi
terbatas, seperti yang akan didiskusikan nanti. Bahkan
sebuah kasus yang dianggap lebih spesial adalah membuang
aspek kejutan yang terdapat dalam sejarah sebagai cara
untuk mencoba dan memeroleh dampak yang menonjol
dengan

keterbatasan

sumberdaya

dengan

menciptakan

sebuah penumpu dampak. Ilustrasinya meliputi devaluasi
yang mendadak dan serangan yang mengejutkan atau
kesepakatan.
Diskusi

bersama

situasi

para

peserta

pelatihan

ketika

membuang aspek kejutan pada sejarah adalah tindakan yang
dibenarkan meskipun hal tersebut sangat beresiko untuk
mencegah

bahaya

besar

atau

membantu

diri

sendiri

memanfaatkan celah kecil sebuah kesempatan, merupakan
cara yang baik untuk menjernihkan gagasan intervensi masa
37

kritis

dengan

proses

sejarah.

Hal

gtersebut

juga

mengilustrasikan sebuah jenis khusus pengambilan bentuk
kebijakan besar mengenai pilihan kritis dan menunjukkan
problem pengambilan resiko sebagai lawan yang menjadi
keijaksanaan bersama dengan pentingnya kreatifitas.
Hal krusial mengenai intervensi efektif dengan sejarah adalah
dugaan sebab dimana mereka didasarkan. Hal hal yang
dituntut adalah penunjukan secara terang dugaan tertentu,
pemeriksaan kritis terhadap keabsahan dan dasarnya dan
penegasan aspek kemungkinan kuantitatif dan kualitatif
mereka serta spekulasi dan perkiraan mereka.
Kesulitan khusus bagi kebanyakan

peserta adalah usaha

untuk menyerap atau mengerti, sebagai hal khusus dari
pemahaman yang bersifat abstrak merupakan kesimpulan
yang

tak

dapat

dihindari

bahwa

kebanyakan

pembuat

keputusan praktis bergantung secara tak terhindarkan dalam
banyak dan perkiraan, dugaan, teori dan spekulasi hipotetis
yang cukup sering. Dan tidak kurang sulit adalah tuntutan
berfikir dalam konteks ketidakpastian kuantitaif dan kualitatif
dan keadaan yang tak mudah ditebak. Dan hal yang tersulit
dari semuanya adalah menerima dan bertindak merupakan
hal yang sederhana namun memukul kesimpulan bahwa
seluruh pilihan termasuk kebijakan besar dalam esensi dan
dunianya merupakan sebuah pertaruhan misterius, dengan
para

pelaku

pembuat
38

keputusan berada

dalam

kondisi

menghargai pertaruhan dengan sejarah yang krusial. Bahkan
sering dilakukan untuk pertaruhan besar dan juga amat
penting.
1.10. Kepuasan Pertaruhan yang Penuh Teka-Teki
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa arah kebijakan besar
berada dalam pertaruhan misterius yang sangat alami, dan
itulah

pertaruhan

tanpa

peraturan

yang

baik

yang

menghasilkan sesuatu yang sangat alami dimana di dalamnya
terdapat bagian besar uns