PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS E

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF
BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE
DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG
1)

Delisma Wisnu Adi, 2)Supurwoko, 3)Dyah Fitriana M.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle
materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret
ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang
bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur
pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode

penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data
pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji
lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik
berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan
utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor
prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari
aspek materi dan media.
Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.
ABSTRACT
The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves
and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media.
Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to
produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by
Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education
Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement,
supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by
expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development
experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts.

Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on
percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded
that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of
materials and media.
Key words: physics, learning media, media-based e-learning, moodle.

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013
PENDAHULUAN

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

Perkembangan zaman semakin maju memberikan kemudahan dalam melakukan sesuatu termasuk dalam berkomunikasi. Kemudahan
komunikasi tidak terlepas dari peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang modern. Kemajuan teknologi tersebut memberikan
dampak diberbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan (Prasojo&Riyanto,2011:5).
Pemanfaatan TIK telah diarahkan untuk digunakan pada sistem pengelolaan pendidikan di lingkungan program studi (Prodi) Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, selanjutnya disebut Prodi Pendidikan Fisika. Hal tersebut
dapat diketahui dengan adanya fasilitas informasi dalam bentuk website untuk menyampaikan info kepada civitas akademik. Hal tersebut
didukung dengan adanya fasilitas kampus berupa akses internet berupa jaringan nirkabel (wifi). Internet merupakan kumpulan komputer

yang menggunakan jaringan komunikasi di seluruh dunia dan saling berhubungan (Prasojo&Riyanto,2011:178).
Berdasarkan angket analisis kebutuhan yang disebarkan ke beberapa mahasiswa diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah
memiliki komputer atau laptop. Mahasiswa juga sering mengakses internet untuk memperoleh materi untuk mengerjakan tugas
perkuliahan dan sebagai sarana interaksi sosial. Akses internet juga dianggap dapat membantu mahasiswa dalam memahami suatu materi
perkuliahan. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan kemanfaatan yang dirasakan mahasiswa seharusnya fasilitas internet tersebut
dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi salah satunya sebagai alternatif media pembelajaran.
Berdasarkan angket yang disebarkan ke beberapa mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Gelombang & Optik pada tahun ajaran
2012/2013. Perkuliahan Gelombang & Optik memang telah menggunakan media berupa presentasi yang ditampilkan menggunakan LCD
proyektor. Akan tetapi media tersebut masih mempunyai kekurangan. Hal tersebut dapat diketahui dari uraian saran dalam angket oleh
mahasiswa B sebagai berikut :
“Media pembelajaran hendaknya lebih bervariasi, jika hanya ppt saja dan pemberian tugas, bisa berdampak pada kelesuan
mahasiswa untuk belajar tentang materi/ mata kuliah yang bersangkutan”
Terlihat dari hasil uraian saran tersebut bahwa media tersebut dianggap kurang efektif dan efisien jika hanya menggunakan presentasi
yang ditampilkan LCD. Media tersebut terkesan monoton karena hanya menggunakan media yang sama dan kurang bervariasi.
Pemanfaatan TIK dengan baik dapat dikembangkan untuk memunculkan variasi media pembelajaran.
Menurut Arsyad (2011:4) media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran. Peran TIK
tersebut sebagai media pembelajaran diantaranya berupa media untuk menyampaikan materi kuliah berupa media presentasi yang
ditampilkan melalui LCD proyektor maupun media internet untuk menyampaikan materi kuliah. Akan tetapi pemanfaatan TIK sebagai
media pembelajaran masih menemui kekurangan diantaranya penggunaan media pada mata kuliah Gelombang & Optik.
Media pembelajaran yang memanfaatkan TIK salah satunya adalah media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning merupakan

salah satu media dengan bantuan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara siswa dan guru dalam pembelajaran di ruang
belajar kelas online (Munir,2009:170). Berdasarkan angket diketahui bahwa sebagian mahasiswa pernah mengakses website berbasis elearning. Website berbasis e-learning memang sudah tersedia di Prodi Pendidikan Fisika akan tetapi website tersebut masih jarang
digunakan untuk menunjang perkuliahan. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya kelas mata kuliah di website e-learning jumlahnya
masih sedikit. Meskipun dibuka kelas mata kuliah tetapi sebagian hanya terisi sedikit materi yang ditampilkan padahal sebagian
mahasiswa menganggap bahwa dengan bantuan media tersebut dapat membantu memahami materi perkuliahan. Pada dasarnya Media
berbasis e-learning dapat berfungsi sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya opsional, komplemen (pelengkap), dan subtitusi
(pengganti) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dalam penerapan media menjadi fleksible sesuai kebutuhan dan keadaan proses
pembelajaran.
Media berbasis e-learning mampu menghubungkan mahasiswa dan dosen untuk berkomunikasi secara virtual dengan fasilitas yang
disediakan dalam perangkat penunjang media tersebut. Berdasarkan angket selama ini media yang memanfaatkan internet masih berupa
blog/wordpress. Media tersebut dianggap belum mengakomodasi kegiatan interaksi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar
mahasiswa. Berbeda dengan media berbasis e-learning Implementasinya didukung oleh perangkat lunak berupa system aplikasi website
diantaranya yaitu Moodle, Claroline, Atutor dan E-front. Dari beberapa perangkat lunak untuk media berbasis e-learning, program
Moodle memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya dan menyajikan fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut misalnya:
tugas, quis, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengunggah berbagai format materi pembelajaran. Istilah Moodle
merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan pendidikan belajar dinamis
dengan menggunakan model yang dikembangkan dengan konsep berorientasi (Munir, 2009:180).

ISSN: 2338 – 0691
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

Juli 2013
Berdasarkan angket kebanyakan mahasiswa menganggap bahwa tidak semua materi mata kuliah Gelombang & Optik mudah dipahami.
Ada beberapa materi kuliah yang sulit dipahami diantaranya materi kuliah Interferensi Gelombang. Disamping itu waktu perkuliahan
juga dirasa kurang dibandingkan dengan materi yang harus dipelajari. Hal tersebut diketahui dari uraian komentar oleh mahasiswa E
dalam angket sebagai berikut :
“Perkuliahan gelombang optic menurut saya masih kurang jika hanya 3 sks karena memang meterinya yang banyak dan sulit.
Ketika memang hanya 3sks perlu adanya pembelajaran di luar kelas contohnya melalui e-learning baik itu pemberian tugas atau
ujian. Selain iitu juga materi perkuliahan bias diupload di blog(web yang sumbernya bisa dipercaya (mungkin dari dosennya
sendiri) sehingga dapat membantu memahami materi kuliah gelombang dan optik diluar jam kuliah perlu adanya
penggemblengan materi juga untuk gelombang dan optik, karena memang sulit dipahami.”
Terlihat dari uraian komentar tersebut bahwa waktu perkuliahan ynag sebenarnya sudah 3 sks dianggap masih kurang untuk menyajikan
materi perkuliahan. Sebagai alternatif materi perkuliahan dapat disampaikan diluar kuliah dengan memanfaatkan media pembelajaran
salah satunya media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning menyajikan fitur-fitur menarik yang dapat dikelola sesuai kebutuhan
pembelajaran yaitu dapat diisi dengan materi pembelajaran berbagai bidang studi. Dengan adanya fitur-fitur tersebut diharapkan mampu
mengarahkan mahasiswa untuk belajar diluar kelas.
Dari uraian latar belakang, maka perlu dikembangkan media interaktif berbasis e-learning dengan program Moodle dalam perkuliahan
materi interferensi gelombang.
KAJIAN TEORI
E-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari electronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian
e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Vaughan Waller (2001) dalam Munir

(2009:169) menjelaskan bahwa “e-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi pembelajaran sacara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar”. Sedangkan Prasojo dan Riyanto
(2010:211) memberikan pengertian e-learning adalah “proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam
menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan mempermudahkan suatu proses pembelajaran”.
Tujuan dalam penyelenggaraan e-learning dalam pembelajaran menurut Sanaky(2009:204-205) adalah sebagai berikut : a.Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pembelajar b.Mengubah Gaya Belajar Pembelajar yang Pasif Kepada Budaya Belajar Aktif c.Mengubah Budaya
Mengajar Pengajar d.Memperluas Basis dan Kesempatan Belajar untuk Masyarakat e.Mengembangkan dan Memperluas Produk serta
Layanan Baru.
Implementasi e-learning harus didukung oleh program komputer. Terdapat banyak penyedia program e-learning diantaranya adalah
program LMS Moodle. LMS singkatan dari Learning Management System. Menurut Surjono (2010:3) “LMS adalah perangkat lunak
yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan resources multimedia secara online berbasis web, mengelola kegiatan
pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi komunikasi, kerjasama antar pengajar dan peserta didik”.
Istilah moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan belajar dinamis dengan
menggunakan modul berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan
dengan konsep berorientasi objek. Dalam penyelenggaraannya Moodle memberikan paket perangkat lunak yang lengkap untuk
mendukung pembelajaran.
Kelebihan program Moodle sebagai basis penyelenggaraan e-learning menurut Munir (2009:180), antara lain : a. Penggunaannya tepat
untuk kelas online dan hasil belajar relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pengajar. b. Pengajar dapat
mengubah dan mengatur materi pembelajaran secara langsung. c. Pengoperasian program moodle bersifat sederhana, sehingga mudah,
relatif murah, dan efisien sehingga dapat dipelajari oleh siapapun untuk kegiatan pembelajaran. d. Program moodle mudah diinstal pada

komputer yang bisa mendukung PHP (Hypertext Preprocessor) dengan hanya membutuhkan satu data-base. e. Setiap pilihan pelajaran
dilengkapi dengan penjelasan dan dapat dipilah menjadi beberapa kategori karena moodle mampu mendukung 1000 lebih pelajaran. f.
Segi keamanan terjamin dengan baik karena program moodle menyediakan formulir pendaftaran untuk pelajar yang telah diperiksa
validitasnya. g. Program moodle dapat diatur untuk berbagai bahasa, sehingga memudahkan setiap pengguna untuk memilih bahasa
yang digunakan termasuk bahasa Indonesia.
Penerapan media e-learning dengan program moodle perlu didukung akses internet. Internet merupakan kependekan dari interconnected
networking atau international networking. “Internet merupakan kumpulan yang sangat luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang
saling berhubungan dengan menggunakan jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia”(Prasojo&Riyanto, 2011:178). Jaringan

ISSN: 2338 – 0691
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman
Juli 2013
komputer saling terhubung dengan memanfaatkan teknologi komunikasi satelit. Menurut Munir (2009:147) “internet adalah sebuah
jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan
komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut”. Berdasarkan dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet merupakan
jaringan dari berbagai komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya.
Prinsip Superposisi pada Interferensi Gelombang
Banyak fenomena gelombang yang menarik di alam tidak dapat dijelaskan oleh gelombang individu. Sebaliknya, seseorang harus
menganalisa persamaan gelombang dalam hal kombinasi perambatan gelombang. Untuk menganalisis kombinasi gelombang tersebut,
seseorang dapat memanfaatkan prinsip superposisi “Jika dua atau lebih gelombang perjalanan bergerak melalui media, nilai resultan dari

fungsi gelombang pada setiap titik adalah jumlah aljabar dari nilai-nilai dari fungsi gelombang dari gelombang individu”
(Serway,2004:545). Kombinasi gelombang terpisah berada di tempat sama yang menghasilkan perpaduan gelombang disebut
interferensi. Berikut akan dijelaskan prinsip superposisi yaitu interferensi gelombang untuk beberapa bentuk perpaduan gelombang.
Jika dua gelombang merambat ke kanan dan memiliki frekuensi yang sama, panjang gelombang, dan amplitudo tetapi berbeda dalam
fase, memiliki fungsi gelombang masing-masing sebagai berikut

ψ 1= A sin(kx−ωt )
ψ 2= A sin(kx−ωt + ϕ)
dimana k=2π/λ, =2πf, dan φ merupakan beda fase, maka resultan kedua gelombang jika bertemu memenuhi prinsip superposisi
memenuhi persamaan :

ψ=ψ 1 +ψ 2
ψ= A sin( kx−ωt )+ A sin(kx −ωt+ ϕ)
dengan mengingat sifat-sifat trigonometri, maka diperoleh persamaan

ψ=2 A cos
Jika dari persamaan dianggap bahwa a=

kx−ωt


( ϕ2 ) sin ( kx−ωt + ϕ2 )
kx−ωt+ ϕ

dan b=

ψ=2 A cos

maka hasil superposisi diperoleh

( ϕ2 ) sin ( kx−ωt + ϕ2 )

Rapat energi gelombang menunjukan energi yang dibawa oleh gelombang tiap satuan panjang. Energi yang dibawa tersebut adalah energi
kinetik dan energi potensial. Maka energi yang dibawa gelombang dpat dituliskan sebagai :

E=E k + E p
1
dψ 2 1 2 dψ
E= mv 2
+ mv
2

dx
2
dx

( )

E=mv 2

2

( )

2

( dψdx )

maka rapat energi gelombang tiap satuan panjang adalah

e=ρl v 2
dimana


ρl


dx

2

( )

adalah massa tiap satuan panjang.

Pada gelombang yang tidak mengalami perubahan baik besar maupun bentuknya selama perambatan, maka rapat energi yang dibawa
oleh gelombang tersebut adalah
T

¿ e >= ρl v 2

1 dψ 2
dx '

T 0 dx

( )

a.Pelayangan Gelombang
Jika dua buah gelombanng transversal yang mempunyai bidang getar yang sama masing-masing dituliskan sebagai :

ψ 2=ψ 0 sin(k 2 x +ω 2 t )
ψ 2=ψ 0 sin(k 2 x +ω 2 t )

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

Gelombang tersebut bersuperposisi maka akan menghasilkan gelombang baru E yang dituliskan sebagai

ψ=ψ 1 +ψ 2
ψ=ψ 0 (sin(k 1 x +ω 1 t )+sin(k 2 x +ω 2 t ))
dengan mengingat rumus matematika
sin Α +sin B=2 sin

Α+ B
Α−B
cos
2
2

maka gelombang hasilnya dapat dituliskan sebagai :
ψ=2 ψ 0 sin

(

k 1 +k 2
2

x−

ω1 + ω2
2

) (

t cos

k 1−k 2
2

x−

ω 1 −ω2
2

t

)

dimana
k=

k 1 +k 2

ω=

2
ω1 + ω2
2

Δk=k 1 −k 2
Δω=ω 1 −ω2
maka diperoleh persamaan hasil resultan geolmbang sebagai berikut

ψ=2 ψ 0 sin(kx +ωt )cos( Δ kx−Δωt )
b.Gelombang Berdiri / Stasioner
Gelombang berdiri merupakan suatu gelombang yang tidak memiliki pola gelombang (titik simpul dan titik perut) yang muncul untuk
bergerak dalam arah yang manapun dalam lintasan gelombang. Untuk menjelaskan gelombang berdiri yaitu menggunakan prinsip
superposisi yang menerangkan bagaimana gelombang yang masuk dan gelombang yang direfleksikan bergabung membentuk gelombang
berdiri. Untuk menentukan persamaan gelombang berdiri yaitu dengan menerapkan prinsip superposisi dua gelombang dengan amplitudo
yang sama, periode yang sama, dan panjang gelombang yang sama dan menjalar dalam arah berlawanan.
Jika diketahui dua gelombang sebagai berikut :
ψ1 =

ψ0 sin (kx + ωt)

ψ2 = - ψ0 sin (kx – ωt)

(Berjalan ke kiri)
(Berjalan ke kanan hasil refleksi)

Fungsi gelombang berdiri merupakan jumlah dari fungsi-fungsi gelombang individu tersebut :
ψ = ψ1 + ψ2
ψ = ψ0 sin (kx + ωt) + (- ψ0 sin (kx – ωt) )
ψ = (2ψ0 sin kx) cos ωt

(Resultan Gelombang Berdiri)

METODE PENELITIAN
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model
prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model prosedural yaitu
model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media
pembelajaran. Untuk memperoleh pengembangan media berbasis e-learning yang memenuhi unsur kriteria baik, pada penelitian ini
digunakan prosedur pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall (1983) sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2008:10).
Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang
harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur
pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan
dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Jenis data yang diperoleh bersifat
kuantitatif dan kualitatif yaitu angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung,
tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba.

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

HASIL PENELITIAN
Tahap analisis kebutuhan diperoleh pembahasan materi yang akan ditampilkan adalah interferensi gelombang. Tahap pembuatan desain
dan pembuatan media diperoleh rancangan dan produk pengembangan media berupa media berbasis e-learning yang memanfaatkan fitur
program Moodle yaitu fitur page, file, assigment, chat, dan forum pada menu Add an activity or a resource dengan menambahkan media
berupa presentasi online Prezi dan modul materi berformat portable document format (.pdf). Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji
lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Uji ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang telah dibuat divalidasi oleh ahli
materi bidang ilmu Fisika dan ahli media pembelajaran. Hasil validasi ahli adalah sebagai berikut:
1. Validasi Ahli Materi
Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli materi bidang Fisika. Review ini peneliti percayakan kepada ahli
materi mata kuliah Gelombang dan Optik dari lingkup dosen Fisika sendiri. Dari review yang dilakukan oleh ahli materi didapat hasil
secara kuantitatif memiliki prosentase 85,45%. Data kuantitatif menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan
media pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: a) Aspek kesesuiaan materi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran serta kebenaran konsep
materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik. b) Aspek sistematika materi dan kelengkapan informasi termasuk keterangan yang
diperlukan dan daftar pustaka pada media diperoleh kriteria sangat baik. c) Aspek kemudahan dalam pemahaman konsep dan
kontekstualitas materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik.
2. Validasi Ahli Media Pembelajaran
Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli media yang menguasai ilmu bidang Fisika. Review ini peneliti
percayakan kepada ahli media dari lingkup dosen Fisika sendiri. Hasil review yang dilakukan oleh ahli media didapat hasil secara
kuantitatif memiliki prosentase 87,78% dan kemudian menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media
pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria sangat baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: a) Produk pengembangan media aspek kesesuaian dan keefektifan jika digunakan dalam pembelajaran diperoleh kriteria baik. b)
Produk pengembangan media aspek kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian media diperoleh kriteria sangat baik. c) Produk
pengembangan media aspek tampilan (layout, warna, tulisan dan bahasa) diperoleh kriteria baik. d) Produk pengembangan media aspek
interaktif, dan kesesuaian dengan karakter mahasiswa diperoleh kriteria sangat baik.
Uji lapangan terbatas dilakukan dengan pengisian angket online oleh kelompok kecil sebagai pengguna produk pengembangan media
yaitu 9 mahasiswa Pendidikan Fisika. Kemudian mahasiswa mengisi angket yang telah tersedia secara online di website e-learning.
diperoleh data kuantitatif prosentase penilaian melalui angket sebesar 82,33%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh data
kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik
Uji lapangan utama (Main Field Testing) dilakukan terhadap kelompok besar pengguna produk yang dikembangkan yaitu 41 mahasiswa
Pendidikan Fisika. Uji coba lapangan utama menggunakan metode yang sama dengan uji coba lapangan terbatas yaitu dengan pengisian
angket secara online oleh mahasiswa. Perbedaan uji coba kali ini adalah media yang diujikan telah direvisi berdasarkan masukan pada uji
coba sebelumnya. Jumlah mahasiswa yang mengisi angket online pada uji kali ini lebih banyak dibandingkan dengan uji coba
sebelumnya. Hasil uji coba lapangan utama diperoleh data kuantitatif sebesar 76,49%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh
data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik.
Berdasarkan setiap tahap uji telah dilakukan revisi terhadap media yang dikembangkan untuk mendapatkan media yang lebih baik dari
aspek kualitas media. Setiap proses revisi media telah melibatkan ahli materi dan ahli media.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Produk pengembangan media akan memperoleh hasil yang baik dengan melakukan beberapa tahapan yaitu tahap analisis potensi
dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba
media yang meliputi uji coba oleh ahli materi dan ahli media serta uji lapangan kepada pengguna media (mahasiswa).

2.

Pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle dengan materi interferensi gelombang untuk perkuliahan
Gelombang dan Optik setelah melewati tahap uji coba ahli materi dan ahli media, produk yang dihasilkan memiliki kriteria sangat
baik berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%.

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

3.

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

Produk pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle

dengan materi interferensi gelombang untuk

perkuliahan Gelombang dan Optik setelah melewati tahap uji lapangan terbatas dan uji coba langapan utama yang dilakukan
kepada pengguna (mahasiswa) diperoleh kriteria sangat baik dengan perolehan skor penilaian masing-masing 82,33% dan 76,49%.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

14.
15.
16.
17.
18.

Abas, Liunir, Widiati & Ana. (2009). Pengembangan Media E-learning Building Blocks pada Perkuliahan Kajian Pendidikan
Teknologi Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.
php/Search.html?act=tampil&id=70708&idc=32
Alonso, Marcelo. (1992). Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
Angkowo,Robertus dan A.Koasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arsyad,Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Barolli, Leonard., Koyama, Akio., Durresi, Arjan.,& De Marco, Giussepe. (2006). A Web-based E-learning System for Increasing
Study Efficiency by Stimulating learner’s motivation. Diperoleh 16 Januari 2012, dari http://www.qou.edu
/arabic/researchProgram/eLearningResearchs/webBased.pdf
Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction Fourth Edition. New York: Longman.
Giancoli,Douglas C. (2001). Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Hirose, Akira, & Lonngren, Karl E. (1985). Introduction to Wave Phenomena. Kanada : John Wiley&Sons,Inc.
El-Sofany, Hosam F., Hasnah, Ahmad M., Al Ja’am, Jehad M., Ghaleb, Fayed F.M.,& El-Seoud, Samir A., (2005). A Web-Based Elearning System Experiment. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://www.ijcis.info/International%20Journal% 20of%20Computing
%20and%20Information%20Sciences_files/Vol4N1_EBEL/pp%2022%20-%2029.pdf
Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Prasojo,Lantip Diat dan Riyanto. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan.Yogyakarta: Gava Media.
Purwaningsih, Dyah & Pujianto. Blended Cooperative E-learning (Bcel) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang Learning
Community. Seminar Nasional UNY dengan tema “Peranan ICT (Information and Communication Technology) dalam
Pembelajaran” Diperoleh 25 Juli 2012, dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/lain-lain/pujianto-spd-mpd/BLENDED
%20Cooperative%20E-LEARNING%20(BCeL)....pdf .
Romi Satrio Wahono. (2006). Aspek Dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diperoleh 12 Januari 2012, dari
http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/
Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safira Insana Press.
Serway, R. A., & Jewett, J. J. W. (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik. (diterjemahkan oleh: Chriswan S). Jakarta: Salemba
Teknik.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.
Surjono, Dwi Harman. (2010). Membangun Course E-learning Berbasis Moodle. Yogyakarta : UNY Press.

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF
BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE
DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG
Delisma Wisnu Adi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle
materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret
ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang
bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur
pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode
penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data
pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji
lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik
berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan
utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor
prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari
aspek materi dan media.
Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.
ABSTRACT
The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves
and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media.
Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to
produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by
Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education
Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement,
supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by
expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development
experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts.
Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on
percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded
that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of
materials and media.
Key words: physics, learning media, media-based e-learning, moodle.

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

ISSN: 2338 – 0691
Juli 2013

Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF
BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE
DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG
1)

Delisma Wisnu Adi, 2)Supurwoko, 3)Dyah Fitriana M.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id
ABSTRACT
The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves
and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media.
Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to
produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by
Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education
Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement,
supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by
expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development
experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts.
Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on
percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded
that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of
materials and media.
Key words: physics, learning media, media-based e-learning, moodle.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle
materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret
ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang
bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur
pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode
penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data
pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji
lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik
berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan
utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor
prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari
aspek materi dan media.
Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman semakin maju memberikan kemudahan dalam melakukan sesuatu termasuk dalam berkomunikasi. Kemudahan
komunikasi tidak terlepas dari peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang modern. Kemajuan teknologi tersebut memberikan

ISSN: 2338 – 0691
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman
Juli 2013
dampak diberbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan (Prasojo&Riyanto,2011:5).
Pemanfaatan TIK telah diarahkan untuk digunakan pada sistem pengelolaan pendidikan di lingkungan program studi (Prodi) Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, selanjutnya disebut Prodi Pendidikan Fisika. Hal tersebut
dapat diketahui dengan adanya fasilitas informasi dalam bentuk website untuk menyampaikan info kepada civitas akademik. Hal tersebut
didukung dengan adanya fasilitas kampus berupa akses internet berupa jaringan nirkabel (wifi). Internet merupakan kumpulan komputer
yang menggunakan jaringan komunikasi di seluruh dunia dan saling berhubungan (Prasojo&Riyanto,2011:178).
Berdasarkan angket analisis kebutuhan yang disebarkan ke beberapa mahasiswa diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah
memiliki komputer atau laptop. Mahasiswa juga sering mengakses internet untuk memperoleh materi untuk mengerjakan tugas
perkuliahan dan sebagai sarana interaksi sosial. Akses internet juga dianggap dapat membantu mahasiswa dalam memahami suatu materi
perkuliahan. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan kemanfaatan yang dirasakan mahasiswa seharusnya fasilitas internet tersebut
dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi salah satunya sebagai alternatif media pembelajaran.
Berdasarkan angket yang disebarkan ke beberapa mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Gelombang & Optik pada tahun ajaran
2012/2013. Perkuliahan Gelombang & Optik memang telah menggunakan media berupa presentasi yang ditampilkan menggunakan LCD
proyektor. Akan tetapi media tersebut masih mempunyai kekurangan. Hal tersebut dapat diketahui dari uraian saran dalam angket oleh
mahasiswa B sebagai berikut :
“Media pembelajaran hendaknya lebih bervariasi, jika hanya ppt saja dan pemberian tugas, bisa berdampak pada kelesuan
mahasiswa untuk belajar tentang materi/ mata kuliah yang bersangkutan”
Terlihat dari hasil uraian saran tersebut bahwa media tersebut dianggap kurang efektif dan efisien jika hanya menggunakan presentasi
yang ditampilkan LCD. Media tersebut terkesan monoton karena hanya menggunakan media yang sama dan kurang bervariasi.
Pemanfaatan TIK dengan baik dapat dikembangkan untuk memunculkan variasi media pembelajaran.
Menurut Arsyad (2011:4) media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran. Peran TIK
tersebut sebagai media pembelajaran diantaranya berupa media untuk menyampaikan materi kuliah berupa media presentasi yang
ditampilkan melalui LCD proyektor maupun media internet untuk menyampaikan materi kuliah. Akan tetapi pemanfaatan TIK sebagai
media pembelajaran masih menemui kekurangan diantaranya penggunaan media pada mata kuliah Gelombang & Optik.
Media pembelajaran yang memanfaatkan TIK salah satunya adalah media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning merupakan
salah satu media dengan bantuan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara siswa dan guru dalam pembelajaran di ruang
belajar kelas online (Munir,2009:170). Berdasarkan angket diketahui bahwa sebagian mahasiswa pernah mengakses website berbasis elearning. Website berbasis e-learning memang sudah tersedia di Prodi Pendidikan Fisika akan tetapi website tersebut masih jarang
digunakan untuk menunjang perkuliahan. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya kelas mata kuliah di website e-learning jumlahnya
masih sedikit. Meskipun dibuka kelas mata kuliah tetapi sebagian hanya terisi sedikit materi yang ditampilkan padahal sebagian
mahasiswa menganggap bahwa dengan bantuan media tersebut dapat membantu memahami materi perkuliahan. Pada dasarnya Media
berbasis e-learning dapat berfungsi sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya opsional, komplemen (pelengkap), dan subtitusi
(pengganti) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dalam penerapan media menjadi fleksible sesuai kebutuhan dan keadaan proses
pembelajaran.
Media berbasis e-learning mampu menghubungkan mahasiswa dan dosen untuk berkomunikasi secara virtual dengan fasilitas yang
disediakan dalam perangkat penunjang media tersebut. Berdasarkan angket selama ini media yang memanfaatkan internet masih berupa
blog/wordpress. Media tersebut dianggap belum mengakomodasi kegiatan interaksi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar
mahasiswa. Berbeda dengan media berbasis e-learning Implementasinya didukung oleh perangkat lunak berupa system aplikasi website
diantaranya yaitu Moodle, Claroline, Atutor dan E-front. Dari beberapa perangkat lunak untuk media berbasis e-learning, program
Moodle memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya dan menyajikan fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut misalnya:
tugas, quis, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengunggah berbagai format materi pembelajaran. Istilah Moodle
merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan pendidikan belajar dinamis
dengan menggunakan model yang dikembangkan dengan konsep berorientasi (Munir, 2009:180).
Berdasarkan angket kebanyakan mahasiswa menganggap bahwa tidak semua materi mata kuliah Gelombang & Optik mudah dipahami.
Ada beberapa materi kuliah yang sulit dipahami diantaranya materi kuliah Interferensi Gelombang. Disamping itu waktu perkuliahan

ISSN: 2338 – 0691
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman
Juli 2013
juga dirasa kurang dibandingkan dengan materi yang harus dipelajari. Hal tersebut diketahui dari uraian komentar oleh mahasiswa E
dalam angket sebagai berikut :
“Perkuliahan gelombang optic menurut saya masih kurang jika hanya 3 sks karena memang meterinya yang banyak dan sulit.
Ketika memang hanya 3sks perlu adanya pembelajaran di luar kelas contohnya melalui e-learning baik itu pemberian tugas atau
ujian. Selain iitu juga materi perkuliahan bias diupload di blog(web yang sumbernya bisa dipercaya (mungkin dari dosennya
sendiri) sehingga dapat membantu memahami materi kuliah gelombang dan optik diluar jam kuliah perlu adanya
penggemblengan materi juga untuk gelombang dan optik, karena memang sulit dipahami.”
Terlihat dari uraian komentar tersebut bahwa waktu perkuliahan ynag sebenarnya sudah 3 sks dianggap masih kurang untuk menyajikan
materi perkuliahan. Sebagai alternatif materi perkuliahan dapat disampaikan diluar kuliah dengan memanfaatkan media pembelajaran
salah satunya media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning menyajikan fitur-fitur menarik yang dapat dikelola sesuai kebutuhan
pembelajaran yaitu dapat diisi dengan materi pembelajaran berbagai bidang studi. Dengan adanya fitur-fitur tersebut diharapkan mampu
mengarahkan mahasiswa untuk belajar diluar kelas.
Dari uraian latar belakang, maka perlu dikembangkan media interaktif berbasis e-learning dengan program Moodle dalam perkuliahan
materi interferensi gelombang.
KAJIAN TEORI
E-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari electronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian
e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Vaughan Waller (2001) dalam Munir
(2009:169) menjelaskan bahwa “e-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan
penyampaian materi pembelajaran sacara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar”. Sedangkan Prasojo dan Riyanto
(2010:211) memberikan pengertian e-learning adalah “proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam
menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan mempermudahkan suatu proses pembelajaran”.
Tujuan dalam penyelenggaraan e-learning dalam pembelajaran menurut Sanaky(2009:204-205) adalah sebagai berikut : a.Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pembelajar b.Mengubah Gaya Belajar Pembelajar yang Pasif Kepada Budaya Belajar Aktif c.Mengubah Budaya
Mengajar Pengajar d.Memperluas Basis dan Kesempatan Belajar untuk Masyarakat e.Mengembangkan dan Memperluas Produk serta
Layanan Baru.
Implementasi e-learning harus didukung oleh program komputer. Terdapat banyak penyedia program e-learning diantaranya adalah
program LMS Moodle. LMS singkatan dari Learning Management System. Menurut Surjono (2010:3) “LMS adalah perangkat lunak
yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan resources multimedia secara online berbasis web, mengelola kegiatan
pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi komunikasi, kerjasama antar pengajar dan peserta didik”.
Istilah moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan belajar dinamis dengan
menggunakan modul berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan
dengan konsep berorientasi objek. Dalam penyelenggaraannya Moodle memberikan paket perangkat lunak yang lengkap untuk
mendukung pembelajaran.
Kelebihan program Moodle sebagai basis penyelenggaraan e-learning menurut Munir (2009:180), antara lain : a. Penggunaannya tepat
untuk kelas online dan hasil belajar relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pengajar. b. Pengajar dapat
mengubah dan mengatur materi pembelajaran secara langsung. c. Pengoperasian program moodle bersifat sederhana, sehingga mudah,
relatif murah, dan efisien sehingga dapat dipelajari oleh siapapun untuk kegiatan pembelajaran. d. Program moodle mudah diinstal pada
komputer yang bisa mendukung PHP (Hypertext Preprocessor) dengan hanya membutuhkan satu data-base. e. Setiap pilihan pelajaran
dilengkapi dengan penjelasan dan dapat dipilah menjadi beberapa kategori karena moodle mampu mendukung 1000 lebih pelajaran. f.
Segi keamanan terjamin dengan baik karena program moodle menyediakan formulir pendaftaran untuk pelajar yang telah diperiksa
validitasnya. g. Program moodle dapat diatur untuk berbagai bahasa, sehingga memudahkan setiap pengguna untuk memilih bahasa
yang digunakan termasuk bahasa Indonesia.
Penerapan media e-learning dengan program moodle perlu didukung akses internet. Internet merupakan kependekan dari interconnected
networking atau international networking. “Internet merupakan kumpulan yang sangat luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang
saling berhubungan dengan menggunakan jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia”(Prasojo&Riyanto, 2011:178). Jaringan
komputer saling terhubung dengan memanfaatkan teknologi komunikasi satelit. Menurut Munir (2009:147) “internet adalah sebuah
jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan

ISSN: 2338 – 0691
Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman
Juli 2013
komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut”. Berdasarkan dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet merupakan
jaringan dari berbagai komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya.
Prinsip Superposisi pada Interferensi Gelombang
Banyak fenomena gelombang yang menarik di alam tidak dapat dijelaskan oleh gelombang individu. Sebaliknya, seseorang harus
menganalisa persamaan gelombang dalam hal kombinasi perambatan gelombang. Untuk menganalisis kombinasi gelombang tersebut,
seseorang dapat memanfaatkan prinsip superposisi “Jika dua atau lebih gelombang perjalanan bergerak melalui media, nilai resultan dari
fungsi gelombang pada setiap titik adalah jumlah aljabar dari nilai-nilai dari fungsi gelombang dari gelombang individu”
(Serway,2004:545). Kombinasi gelombang terpisah berada di tempat sama yang menghasilkan perpaduan gelombang disebut
interferensi. Berikut akan dijelaskan prinsip superposisi yaitu interferensi gelombang untuk beberapa bentuk perpaduan gelombang.
Jika dua gelombang merambat ke kanan dan memiliki frekuensi yang sama, panjang gelombang, dan amplitudo tetapi berbeda dalam
fase, memiliki fungsi gelombang masing-masing sebagai berikut

ψ 1= A sin(kx−ωt )
ψ 2= A sin(kx−ωt + ϕ)
dimana k=2π/λ, =2πf, dan φ merupakan beda fase, maka resultan kedua gelombang jika bertemu memenuhi prinsip superposisi
memenuhi persamaan :

ψ=ψ 1 +ψ 2
ψ= A sin( kx−ωt )+ A sin(kx −ωt+ ϕ)
dengan mengingat sifat-sifat trigonometri, maka diperoleh persamaan

ψ=2 A cos

( ϕ2 ) sin ( kx−ωt + ϕ2 )

Jika dari persamaan dianggap bahwa a=

ψ=2 A cos

kx−ωt

dan b=

kx−ωt+ ϕ

maka hasil superposisi diperoleh

( ϕ2 ) sin ( kx−ωt + ϕ2 )

Rapat energi gelombang menunjukan energi yang dibawa oleh gelombang tiap satuan panjang. Energi yang dibawa tersebut adalah energi
kinetik dan energi potensial. Maka energi yang dibawa gelombang dpat dituliskan sebagai :

E=E k + E p
1
dψ 2 1 2 dψ
E=

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERBASIS INOVASI DI KOTA BLITAR

4 89 17

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1