PERAN GURU PPKN DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PASANGKAYU KABUPAATEN PASANGKAYU SULAWESI BARAT

  

PERAN GURU PPKN DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA

DI SMA NEGERI 1 PASANGKAYU KABUPAATEN PASANGKAYU

SULAWESI BARAT

1*

  

Nur Asia

2* 3*

  

Anthonius Palimbong& Amran Mahmud

1*

  Alumni Mahasiswa PPKn FKIP UNTAD

  2*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  3*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  Abstrak: Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peran guru

PPKn dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMA 1 Pasangkayu. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran apa yang sering

terjadi di kalangan siswa SMA Negeri 1 Pasangkayu selain itu untuk mendeskripsikan

peran guru PPKn dalam upaya pembinaan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1

Pasangkayu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif . Subjek dalam penelitian ini adalah guru PPKn sebanyak 3 orang dan siswa

kelas XI di SMA Negeri 1 Pasangkayu yang sudah atau sering melakukan pelanggaran.

peneliti menetapkan subjek penelitian pada kelas XI yang melakukan pelanggaran

kedisiplinan. dimana dalam penelitian ini guru PPKn sebanyak 3 orang dan siswa

sebanyak 36 orang dari jumlah keseluruhan siswa kelas XI adalah 282 orang. Di mana

36 siswa ini dipilih 4 orang siswa dalam setiap kelas yang terdiri dari 9 kelas yang

duduk di kelas XI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi yang dijadikan sebagai dasar untuk membahas masalah

peneltian.teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data

guru PPKn dan guru BK bahwa memang masih terdapat pelanggaran-pelanggaran

yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu seperti masih ada siswa yang

datang terlambat ke sekolah, tidak berpakaian rapi, tidak memakai atribut/seragam

sekolah, membolos pada saat jam pelajaran terakhir, memanjat pagar, merokok di

lingkungan sekolah, tidak mengerjakan tugas, membawa hp ke sekolah, berkelahi

dengan teman sendiri, keluar masuk kelas, membawa makanan masuk ke dalam kelas

serta makan dan minum sementara jam pelajaran berlangsung. Upaya yang dilakukan

guru dalam melakukan pembinaan kedisiplinan siswa yaitu memberi teguran, nasehat-

nasehat, motivasi dan dorongan, melakukan sosialisasi dengan orang tua siswa serta

memberikan hukuman kepada siswa jika perbuatannya sering diulangi dan

membuatkan surat pernyataan untuk tidak melakukan perbuatannya lagi dan jika masih

diulangi maka pihak sekolah membuatkan surat pindah ke sekolah lain.

  Kata Kunci : Peran Guru PPKn, Pembinaan Kedisiplinan Siswa

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  PENDAHULUAN

  Setiap individu perlu memiliki sikap disiplin dalam kehidupan mereka, terutama bagi siswa jika berada di lingkungan sekolah karena ketika siswa memiliki sikap disiplin maka hidup mereka akan menjadi teratur. Menurut Tu’u (Destya Dwi Trisnawa 2012:31) mengemukakan bahwa disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di manapun. Hal ini karena di manapun seseorang berada, selalu ada peraturan atau tata tertib. Apabila manusia mengabaikan disiplin akan banyak masalah dalam kehidupan sehari- hari karena perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Begitu juga didalam lingkungan sekolah, peserta didik sebagai individu memerlukan disiplin.

  Menurut Muhammad Yaumi (2014:2) kedisiplinan bukan hanya diajarkan di sekolah melainkan juga di lingkungan keluarga dan di masyarakat, sebenarnya kedisiplinan juga dapat diarahkan dan dibentuk, akan tetapi dalam pembentukannya belum terarah dan terorganisir dengan baik. nilai-nilai kedisiplinan baik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat telah disepelekan oleh siswa dengan banyaknya pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan yang dilakukan siswa di dalam lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Pasangkayu.

  Guru bukan hanya mengajar, tetapi juga bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa. Dalam hal guru mengajar pada prinsipnya membuat siswa belajar, dalam arti mengubah seluruh dimensi perilakunya. Dalam hal ini, selain menstransfer ilmu dan melatih keterampilan, guru juga diharapkan mampu mendidik siswa agar dapat disiplin dan mematuhi segala aturan-aturan yang berlaku di sekolah (Nanang Purwanto:2014:39). Salah satunya pendidikan karakter diajarkan melalui mata pelajaran di sekolah yaitu mata pelajaran PPKn yang didalamnya memuat pendidikan karakter yang akan membantu siswa agar dapat menaati nilai-nilai kedisiplinan. Mata pelajaran PPKn mengarah pada proses pembentukan sikap artinya kedisiplinan menjadi bagian penting dalam kehidupan siswa.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif artinya memaparkan atau menggambarkan sesuatu apa adanya dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Untuk itu dalam penelitian ini

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  diharapkan dapat memberikan gambaran secara objektif .Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan atau menginterprestasikan sesuatu, misalnya bagaimana upaya guru PPKn dalam pembinaan kedisiplinan siswa.

  Teknik Pengumpulan Data

  Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

  1. Observasi Observasi yaitu salah satu metode yang dilakukan oleh penulis di mana melakukan pengamatan secara langsung kepada guru PPKn sebanyak 3 orang terhadap siswa-siswi yang melakukan pelanggaran yang duduk kelas XI dalam proses pembinaan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu. Yang di observasi di sini berupa bentuk-bentuk pelanggaran kedisiplinan apa yang sering dilakukan siswa dan apa upaya guru PPKn dan guru BK dalam membina kedisiplinan siswa sehingga dapat disiplin.

  2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan bertanya langsung kepada informan untuk mendapatkan data melalui pertanyaan yang telah disiapkan. Daftar pertanyaan wawancara berkaitan dengan bentuk-bentuk pelanggaran disiplin apa yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu dan bagaimana peran guru PPKn dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu. Wawancara dilakukan kepada guru PPKn, siswa-siswa kelas XI yang melanggar, guru BK, kepala Sekolah, guru piket dan petugas keamanan sekolah (Satpol PP) yang ada di SMA Negeri 1 Pasangkayu yang dimana sedang melaksanakan piket dan siswa-siswi yang melakukan pelanggaran-pelanggaran atau tidak disiplin.

  3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan pencatatan-pencatatan dokumen penting yang berkaitan dengan aspek penelitian mengenai bentuk-bentuk pelanggaran kedisiplinan apa yang sudah atau sering dilakukan siswa dan upaya guru PPKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMA Negeri1 Pasangkayu.

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  Teknik Analisis Data

  Data wawancara dianalisis melalui tiga tahap dengan mengacu pada model Miles dan Huberman (Agus Hidayat, 2007:26)yaitu sebagai berikut:

  1. Reduksi data Reduksi data adalah cara yang dilakukan peneliti yakni sebagai proses memilih, menyeleksi, menyederhanakan dan mentransformasikan data kasar yang muncul dari dari hasil wawancara dengan hasil observasi yang diperoleh di lapangan. Adapun maksud dilaksanakannya reduksi data yaitu untuk memberikan gambaran yang jelas untuk mempermudah penelitian dan pengumpulan data mengenai bentuk-bentuk pelanggaran yang diperbuat siswa dan upaya guru PPKn dalam pembinaan kedisiplinan siswa.

  2. Penyajian data Penyajian data yang dimaksudkan ini adalah untuk menghimpun, menyusun seluruh informasi dari informan, sehingga dari penyajian data tersebut dapat ditarik kesimpulan dan pengambilan tindakan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data yang telah dipisahkan sesuai dengan permasalahan kemudian disajikan baik dalam menggunakan tabel maupun dengan menyajikan data dalam bentuk kalimat.

  3. Penarikan kesimpulan/verifikasi Verifikasi data dimaksudkan untuk mengevaluasi segala informasi yang telah didapatkan dari suatu data yang diperoleh dari informan, sehingga akan didapatkan suatu data yang berkualitas dan hasil dari data tersebut dapat dipertanggung jawabkan akan kebenarannya.

HASIL PENELITIAN

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Pasangkayu telah memberikan contoh perilaku disiplin yang baik terhadap siswa-siswi di SMA Negeri 1 Pasangkayu, hal itu dapat kita lihat dari hasil pengamatam bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Pasangkayu selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin, datang tepat waktu ke sekolah, berpenampilan rapi, mengucapkan salam ketika masuk ke dalam kelas. Hal tersebut dilakukan agar siswa-

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  siswi dapat meniru sikap dan perilaku yang dimiliki oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Pasangkayu.

  6. Berkelahi di lingkungan sekolah 8 orang

  Sumber: catatan guru BK kelas XI

  16. Melawan Guru 3 orang

  15. Sering tidak hadir ke sekolah 7 orang

  14. Membawa HP 20 orang

  13. Berada di kantin pada saat jam pelajaran 3-4 orang

  12. Makan dan minum padaa saat jam pelajaran 2 orang

  11. Membawa makanan ke dalam kelas 5-6 orang

  10. Tidak mengerjakan tugas 2-3

  9. Panjat Pagar 8 orang

  7. Kelur masuk kelas pada saaat jam pelajaran berlangsung 3 orang

  5. Merokok dilingkungan sekolah 10 orang

  Bentuk-bentuk pelanggaran siswa

  4. Membolos 4 orang

  3. Rambut Panjang 10 orang

  2. Tidak memakai atribut sekolah 11 orang

  1. Tidak berpakain rapi 18 orang

  2. Tidak mengikuti upacara bendera 6 orang

  1. Terlambat datang ke sekolah 11 orang

  No Jenis Pelanggaran Jumlah

Tabel 4.3 Jenis Pelanggaran siswa SMA Negeri 1 Pasangkayu kelas XI

  Berdasarkan hasil pengamatan dan jenis pelanggaran yang sudah terjadi sebelum peneliti turun melakukan di SMA Negeri 1 Pasangkayu bahwa masih banyak siswa yang sering melakukan pelanggaran berupa yaitu:

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Pasangkayu di kelas XI melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan dari tanggal 11 oktober sampai selesai, masih ditemui adanya siswa yang tidak disiplin atau melanggar aturan-aturan sekolah di SMA Negeri 1 pasangkayu yaitu diantaranya datang terlambat datang ke sekolah, tidak mengikuti upacara bendera, tidak berpakaian lengkap, atribut tidak sesuai dengan aturan tata tertib sekolah, baju berada di luar, tidak mengerjakan PR, membawa hp ke sekolah, berada di kantin pada saat jam pelajaran, sering tidak hadir ke sekolah, memanjat pagar, keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, melawan guru, rambut panjang, berkelahi di lingkungan sekolah, membolos di jam pertengan pelajaran atau jam terakhir mata pelajaran.

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan dokumen sekolah mengenai data-data siswa yang melakukan pelanggaran yang diperoleh dari data guru BK dan guru PPKn bahwa memang masih terdapat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu seperti masih ada siswa yang datang terlambat datang ke sekolah, tidak mengikuti upacara bendera, tidak berpakaian lengkap, atribut tidak sesuai dengan aturan tata tertib sekolah, baju berada di luar, tidak mengerjakan PR, membawa hp ke sekolah, berada di kantin pada saat jam pelajaran, sering tidak hadir ke sekolah, memanjat pagar, keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, berkelahi dengaan teman sendiri, membawa makanan dan minuman ke dalam kelas, melawan guru, rambut panjang, berkelahi di lingkungan sekolah, membolos di jam pertengan pelajaran atau jam terakhir mata pelajaran dan merokok di lingkungan sekolah. Inilah pelanggaran-pelanggaran yang menjadi catatan bagi dewan guru dan kepala di SMA Negeri 1 Pasangkayu.

  Jenis-jenis pelanggaran yang telah diklasifikasikan menurut Willis banyak terjadi di SMA Negeri 1 Pasangkayu, adapun pelanggaran yang sangat sering dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 Pasangkayu yakni terlambat datang ke sekolah, membawa hp dan tidak berpakaian rapi, meskipun pihak guru telah memberikan hukuman tetapi masih ada juga siswa yang tidak menghiraukannya

  Adapun faktor-faktor yang menyebabkan siswa tidak disiplin yakni:

  1. Faktor bawaan dari siswa itu sendiri (misalnya faktor malas, masa bodoh, acuh tak acuh dan tidak peduli)

  2. Faktor lingkungan tempat tinggalnya di mana ia bergaul

  3. Faktor teman sebaya baik yang ada di dalam sekolah maupun di luar sekolah

  4. Faktor dari orang tua yang kurang perhatian terhadapnya anaknya sehingga memicu anak tersebut tidak disiplin karena kurang pengawasan dari orang tua Pada kajian tinjauan pustaka terdahulu telah diungkapkan bahwa tugas dan peran guru dalam pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah adalah seorang guru harus mampu mendidik, mengajar dan melatih. Berkaitan dengan tugas dan peran guru tersebut menurut Nani Soedarsono ( Ratih Novitasari 2012:6) yaitu:

  1. Tugas guru sebagai sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

  Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajarkan

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

  2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjdi motivasi bagi siswa dalam belajar.

  3. Tugas dalam bidang masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkunganya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan”Dengan demikian guru sebagai seorang pendidik, mengajar dan melatih dituntut untuk mengembangkan sekaligus menerapkan nilai- nilai disiplin secara baik dan bijaksana.

  Upaya-upaya yang dilakukan guru khususnya guru PPKn yakni harus menanamkan dan melakukan pembinaan kedisiplinan siswa melalui dari diri sendiri terlebih dahulu agar dapat dicontoh perilakunya oleh siswa misalnya datang tepat waktu ke sekolah, selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin, berpakaian rapi agar dijadikan contoh oleh siswa untuk berpakain rapi, masuk mengajar tepat waktu, tidak merokok didalam kelas, setiap apel pagi guru piket menyampaikan aturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah SMA Negeri 1 Pasangkayu, menjadi wali kelas yang baik dan penuh perhatian terhadap perwaliannya, memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa untuk bisa keluar dari masalah-masalah tesebut yang dihadapi oleh siswa, diperlukan bagaimana upaya peran guru dalam mengatasi masalah-masalah diatas, sehingga diperlukan kerja sama yang baik antara guru, siswa , orang tua siswa dan lingkungan sekitar untuk bersama-sama mengatasi dan melakukan pembinaan terhadap siswa agar pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut bisa berkurang atau bahkan sama sekali tidak ada lagi siswa yang melakukan pelanggaran atau tidak disiplin.

  Pembinaan kedisiplinan memiliki dua tujuan bagi siswa jika memicu pada pada pendapat Gaustad (Saptono, 2011:23) yaitu memberi kenyamanan pada para siswa dan staf (guru) serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Jika hal tersebut sudah dipenuhi maka secara otomatis siswa akan nyaman ketika berada di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung serta berada di lingkungan sekolah sehingga

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  siswa tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran yang menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan di sekolah.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dengan adanya penelitian tentang peran guru PPKn dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Pasangkayu yaitu:

  1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 1 Pasangkayu bahwa masih banyak siswa yang melakukan pelanggaran- pelanggaran seperti datang terlambat datang ke sekolah, tidak mengikuti upacara bendera, tidak berpakaian lengkap, atribut tidak sesuai dengan aturan tata tertib sekolah, baju berada di luar, tidak mengerjakan PR, membawa hp ke sekolah, berada di kantin pada saat jam pelajaran, sering tidak hadir ke sekolah, memanjat pagar, keluar masuk kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, berkelahi dengaan teman sendiri, membawa makanan dan minuman ke dalam kelas, melawan guru, rambut panjang, berkelahi di lingkungan sekolah, membolos di jam pertengan pelajaran atau jam terakhir mata pelajaran dan merokok di lingkungan sekolah.

  2. Pelanggaran yang sering diperbuat oleh siswa adalah terlambat datang ke sekolah, membawa hp dan tidak berpakaian rapi.

  3. Penyebab siswa melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan di SMA Negeri 1 Pasangkayu disebabkan karena faktor dari bawaan sendiri (malas, lambat bangun), faktor teman sebaya yang ada di luar sekolah maupun di luar sekolah, faktor lingkungan tempat tinggalnya, faktor ekonomi serta faktor dari orang tua yang kurang memperhatikan anaknya.

  4. Upaya yang dilakukan guru dalam melakukan pembinaan kedisiplinan siswa yaitu memberi teguran, nasehat-nasehat, motivasi dan dorongan, melakukan sosialisasi dengan orang tua siswa serta memberikan hukuman kepada siswa jika perbuatannya sering diulangi dan membuatkan surat pernyataan untuk tidak melngulangi perbuatannya lagi serta mengeluarkan surat izin untuk siswa yang sering keluar masuk di luar lingkungan sekolah agar mampu mengurangi tingkat kebolosan siswa karena harus mendapat izin terlebih dahulu dari guru piket,

JURNAL EDU CIVIC MEDIA PUBLIKASI PRODI PPKN

  guru BK maupun wali kelas jika ingin keluar dari ruang lingkup sekolah dan jika tidak mendapatkan izin maka siswa tersebut tidak diperkenankan untuk meninggalkan sekolah.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas maka dapat diberikan beberapa saran yaitu:

1. Kepala sekolah dan dewan guru harus sering mengadakan sosialisasi bersama orang tua/wali murid mengenai tata tertib sekolah .

  2. Pada saat diadakan sosialisasi kepada orang tua/wali murid bahwa ada sebagian siswa SMA Negeri 1 Pasangkayu yang sering melakukan pelanggaran atau tidak disiplin dan menghimbau kepada pihak orang tua agar leboh memberikan perhatian kepada anak-anaknya.

  3. Para dewan guru khususnya guru PPKn harus selalu berupaya melakukan pembinaan kedisiplinan kepada siswa serta memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

DAFTAR RUJUKAN

  Muhammad Yaumi (2014) Pendidikan karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.

  

Khadijah Surabaya Melalui Implementasi Tata Tertib Sekolah. Kajian Moral

dan Kewarganegaraan

  Nani Soedarsono (Ratih Novita sari, 2012) Peranan Guru Pendidikan

  Kewarganegaraan dalam membentuk kedisiplinan siswa di sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Candimulyo Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

  Gaustad (Saptono,2011). Dimensi-dimensi pendidikan karakter wawasan,strategi,dan langkah praktis, Salatiga; Erlangga. Halimah. (2008). Permainan Tilako Sulawesi Tengah. [ Online]. Tersedia: http://uun-

  halimah.blogspot.co.id/2008/08/permainan-tilako-sulawesi tengah.html. [23

  Februari 2017]

  Destya Dwi Trisnawati (2012) Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa SMA

  Jakarta; Prenadamedia Nanang Purwanto (2014) Pengantar pendidikan,Yogyakarta; Graha Ilmu Miles, Huberman (1992) Analisis Data kualitatif. Jakarta: U.I Press.