Identitas dan Multikuturalisme dalam Fil
Identitas dan Multikuturalisme dalam Film The Infidel
Abd Aziz
Mahasiswa Pascasarjana Media dan Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Email: [email protected]
Blog: www.abdaziz.info
Abstrak
Film The Infidel ini merupana film komedi Ingris tahun 2010, yang
disutradarai oleh Josh Appignanesi dan ditulis oleh David Baddiel dengan
bintang film Omid Djalili. Film tersebut mengisahkan tentang warga anak
Yahudi bernama Mahmud Nasir yang diadopsi oleh keluarga Islam dan
dalam perkembangannya mengalami krisis identitas, karena merasa asing
diatara keluarga Islam dan Yahudi, ketiga ia mengetahui dari sertifikat yang
ditemukan dirumahnya bahwa yang bersangkutan sebenarnya Yahudi.
Tulisan berjudul “Identitas dan Multikuturalisme dalam Film The Infidel” ini
untuk mengekplorasi tentang nilai identitas dan multikultural yang
terkandung dalam film, melalui dengan teori komunikasi adaptasi lintas
kultural (cross-cultural adaptation) dan teori identitas diri (self-disclosure),
sehingga akan diperoleh pemahaman konprehensif tentang bagaimana pola
komunikasi dibangun oleh para personel dengan etnik yang berbeda dalam
rangka menanamkan nilai-nilai multikuralisme. Hasilnya, diketahui bahwa,
Film The Infidel ini merupakan film yang mengandung nilai keberagamaan
dari sisi etnik, dan agama, dan menggugah kesadaran akan pentingnya
identitas, dan bagaimana identitas harus ditunjukkan kepada publik. Sikap
terbuka akan identitas diri merupakan yang niscaya, sebab dengan
keterbukaan akan mewujud dalam toleransi dan menghargai perbedaan. Nilai
mutikuluralisme yang coba digambarkan dalam film ini adalah ketiga
pemeran utama yakni Mahmud yang berasal dari Yahudi dan menjadi
Muslim saat diadop ketika masih bayi, dan ia berupaya mencoba mengetahui
secara langsung orang tuanya yang Yahudi.
Kata Kunci; Identitas, Multikuturalisme, Film The Infidel
PENDAHULUAN
The Infidel adalah film komedi Inggris 2010 yang disutradarai oleh Josh
Appignanesi dan ditulis oleh David Baddiel dengan bintang film Omid Djalili,
Richard Schiff, Yigal Naor dan Matt Lucas. Film ini mengisahkan seorang
Muslim Inggris yang mengalami krisis identitas ketika ia mengetahui dirinya
merupakan seorang anak dari keluarga Yahudi dan kemudian diadopsi oleh
keluarga Muslim.
Adalah Mahmud Nasir pemeran utama dalam film itu merupakan seorang
suami, ayah dan seorang Muslim Inggris yang suka mendengarkan musik rock,
terutama almarhum bintang pop Gary Page, dan kadang-kadang minum alkohol.
Putranya, Rashid, ingin menikahi dengan seorang Muslimah bernama Uzma, akan
tetapi mereka membutuhkan restu dari ayah tirinya yang taat, Arshad Al-Masri,
dan Mahmud setuju dengan keinginan anaknya itu.
Pada suatu ketika, Mahmud, saat membersihkan rumah ibunya yang baru
saja meninggal, disanalah ia menemukan sertifikat adopsi. Mahmud mempelajari
sertifikat itu dan mengetahui bahwa dia benar-benar diadopsi oleh orang tua
Muslimnya ketika dia berumur dua minggu, sedangkan orang tua kandungnya
adalah orang Yahudi, dan nama aslinya adalah Solomon "Solly" Shimshillewitz.
Temuan akan jati diri yang sebenarna itu, tentu membuat Mahmud sangat kejutan,
apalagi selama ini ia terkesan anti-Semit yang dibuktikan dengan pola
hubungannya dengan tetangganya Yahudi Amerika, yakni Leonard "Lenny"
Goldberg.
Namun, sejak ia menemukan sertifikat adopsi itu, Mahmud akhirnya
banyak bercerita tentang dirinya, dan etnisnya, serta nama aslinya. Hingga dalam
pertemuan diantara keduanya , dan ketika Lenny menyebutkan adanya kesamaan
dengan nama, Isaac "Izzy" Shimshillewitz, seorang pria lokal, yang diduga
sebagai ayah biologis Mahmud. Ia berupaya melacak ayahnya ke rumah tua
Yahudi dan mengunjungi, tetapi seorang rabi1 menolak dia masuk, dan
mengatakan itu akan menjadi kejutan bagi Izzy, seorang pria Yahudi, untuk
melihat putranya, seorang Muslim, dan menyarankan dia untuk belajar untuk
bertindak lebih seperti orang Yahudi jika ia ingin melihat ayah sebelum dia
meninggal.
Tetangga yang sekaligus temannya, Lenny setuju untuk mengajarkan
Mahmud apa yang dia ketahui tentang menjadi seorang Yahudi, seperti menari
seperti Topol dan belajar bahasa Yiddish 2 dasar, tetapi seringnya perjalanan ke
rumah Lenny menimbulkan kecurigaan keluarga Mahmud, terutama ketika
kippah3 Mahmud terlihat selama reli Muslim. Mahmud secara terbuka membakar
1
). Rabi atau Rabbi dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung". Kata
"Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani Rav, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti
"besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)". Peranan Rabi dalam masyarakat Yahudi
mempunyai banyak sisi, dari dulu sampai sekarang. Di zaman dahulu, Rabbi merupakan gelar
seseorang yang terpelajar, yaitu guru yang menguasai keseluruhan 613 mitzvot (hukum agama)
Yahudi, atau orang yang ditunjuk sebagai pemimpin agama di komunitasnya. Saat ini rabi-rabi
masih bertanggungjawab untuk mengajarkan ajaran agama Yahudi secara umum, dan Halakha
(aturan-aturan agama) secara khusus; dan umumnya berhak menentukan penerapan hukum
Yahudi. Lihat: (Wikepedia, t.thn.)
2
). Bahasa Yiddi (Jiddisch) adalah sebuah bahasa Germanik yang dipertuturkan oleh 4 juta jiwa,
terutama oleh umat Yahudi Eropa Timur atau disebut pula kaum Ashkenazim. Nama Yiddi
kemungkinan merupakan singkatan dari yidish-taytsh atau "bahasa Jerman-Yahudi". Secara
tipologis bahasa Yiddi adalah sebuah bahasa Germanik dan berkerabat dengan bahasa Jerman,
bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Meskipun begitu, bahasa ini ditulis menggunakan huruf
Ibrani. Kosakatanya sebagian besar juga Germanik meski bahasa ini banyak mengandung katakata serapan dari bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Slavia. Lihat wikepedia, pada laman:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yiddi
3
) Kipah adalah topi setengah bola atau berbentuk piring, biasanya terbuat dari kain, sering
dipakai oleh pria Yahudi Ortodoks untuk memenuhi persyaratan adat yang diselenggarakan oleh
beberapa pihak berwenang halachik ortodoks bahwa kepala mereka ditutup setiap saat, dan
kadang-kadang dipakai oleh pria dan, lebih jarang, perempuan di masyarakat Konservatif dan
Pembaruan pada waktu berdoa. Ibid, pada laman: https://id.wikipedia.org/wiki/Kippah.
kippah dengan putus asa sebagai simbol kebenciannya terhadap orang Yahudi.
Mahmud kemudian menghadiri Bar Mitzvah dengan Lenny dan secara tidak
sengaja menceritakan lelucon yang sangat kasar kepada penonton dalam bahasa
Yiddish yang rusak, hanya disambut dengan tawa dari para hadirin. Mahmud dan
Lenny berusaha menemui Izzy, tetapi sang rabi masih menolak untuk membiarkan
Mahmud berada di dalam ketika ia tidak dapat mengatakan Sh'ma Yahudi-nya
atau menamai Lima Kitab Musa dalam bahasa Ibrani.
Dalam film itu selanjutnya dikisahkan, bahwa Mahmud dan Lenny
bertengkar sengit dan Mahmud pergi, berjanji untuk segera memberi tahu
keluarganya tentang kebenaran, tetapi ketika dia tiba di rumah, dia melihat bahwa
Arshad, Uzma dan teman-teman mereka sudah ada di sana. Arshad, terkesan
dengan pengabdian Mahmud kepada Islam setelah melihatnya membakar kippah
di TV, memberikan restunya kepada Rashid dan Uzma, tetapi polisi tiba, bersama
dengan media dan kerumunan orang Yahudi yang marah dan Muslim yang
mendukung, untuk menangkap Mahmud untuk membakar kippah. Dalam
keputusasaan, dia berteriak di depan semua orang bahwa dia adalah orang Yahudi,
membebaskannya dari kejahatan. Arshad yang jijik pergi bersama Uzma dan
teman-temannya.
Keluarga Mahmud meninggalkannya karena ketidakjujurannya, salah satu
rekan kerjanya yang mengundurkan diri, dan dia mulai minum. Dia hendak bunuh
diri, tetapi diselamatkan oleh Lenny, yang melihat pengumumannya di berita.
Mahmud pergi ke rumah jompo dan menuntut untuk menemui ayahnya, tetapi
mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal. Mahmud diizinkan masuk ke dalam
kamar Izzy di mana ia menemukan video pengumumannya di mesin video Izzy,
yang dikirim Lenny kepada Izzy. Satu-satunya hiburan bagi Mahmud adalah
stiker pada video dengan nama "Solly" di atasnya, menunjukkan bahwa bahkan
setelah bertahun-tahun, Izzy masih ingat putranya yang telah lama hilang.
Mahmud muncul di acara keagamaan berikutnya Arshad dan menyampaikan
pidato atas nama dirinya, warga Yahudi dan Muslim. Mahmud juga mengatakan
kepada kerumunan penemuan lain yang ia buat: Arshad sebenarnya adalah Gary
Page, yang mementaskan kematiannya sendiri setelah kejatuhannya dari ketenaran
setelah pernyataan rasis, muncul kembali belakangan dengan identitas baru
sebagai seorang ulama Muslim yang taat. Arshad melarikan diri dari rapat umum,
mengenakan pakaian Gary Page yang kuno. Rashid dan Uzma, mengenakan
pakaian India, menikah dalam pernikahan Gaya Bollywood, dihadiri oleh Muslim
dan Yahudi. Sedangkan Lenny telah bekerja dengan perusahaan taksi yang
kebanyakan beragama Islam tempat Mahmud bekerja.
METODE KAJIAN
Metode kajian tentang film The Infidel ini adalah mengekplorasi nilai-nilai
multikulturalisme yang terkandung dalam film tersebut. Kajian ini dilakukan
dengan menganalisa bagaimana pola tokoh pemeran utama yakni Mahmud Nasir
dalam mengungkapkan identitas dirinya ( self-disclosure)4 setelah yang
4
). Self-Disclosure merupakan salah satu teori komunikasi yang dipopulerkan oleh Michael Roloff
dan teori ini menjelaskan, tentang pengungkapan diri itu sendiri, keputusan untuk
mengungkapkan diri, pola dan hasil dari pengungkapan diri. Lihat Stephen W. Littlejohn et.all
bersangkutan mengetahui bahwa sebenarnya ia merupakan anak dari seorang
Yahudi yang memiliki tradisi, dan budaya sama sekali jauh berbeda dengan tradisi
Islam, yakni agama yang dianut oleh orang tua angkatnya?.Sementara disatu sisi
ia hidup di lingkungan keluarga Muslim dengan fanatisme keagamaan yang
sangat kuat?
Tulisan ini juga akan mengkaji pola dan efek komunikasi ketika sang
tokoh utama dalam film tersebut pada akhirnya mengakui akan identitas dirinya,
bahwa ia sebenarnya merupakan keturunan Yahudi, akan tetapi beragama Islam.
Isi cerita dalam film ini akan dianalisi dengan teori komunikasi adaptasi lintas
kultural (cross-cultural adaptation) dan teori identitas diri ( self-disclosure),
sehingga akan diperoleh pemahaman konprehensif tentang bagaimana pola
komunikasi dibangun oleh para personel dengan etnik yang berbeda dalam rangka
menanamkan nilai-nilai multikuralisme.
PEMBAHASAN
Kehidupan Mahmud Nasir pemeran utama dalam film The Infidel yang
menceritakan bahwa waktu sekolah, orang mengira dia berasal dari Pakistan, ia
diperlakukan secara rasis karena menjadi Pakistan dan juga Yahudi dan ketika ia
muncul di televisi, ia mendapat surat penggemar dari India yang mengatakan
bahwa dia komedian India terbaik, telah menyebabkan yang bersangkutan
mengalami pergumulan identitas yang membingungkan. Kehidupannya yang
seolah tidak menentu, antara Islam yang Yahudi mengharuskan Mahmud Nasir
mengalami apa yang disebut dengan adaptasi lintas-kultural (cross-cultural
adaptation)5, antara Islam yang merupakan keyakinan ayah tirinya, dan Yahudi
yang merupakan asal muasal dirinya dilahirkan.
Menurut Young Yun Kim (2016), ada tiga kerangka kondisi terkait
adaptasi lintas kulturan ini; (1) orang asing memiliki sosialisasi primer di satu
kultur atau subkultur dan pindah ke kultur (atau subkultur) yang baru atau
berbeda; (2), mereka bergantung pada lingkungan baru untuk memenuhi
kebutuhan personal dan sosial; (3), mereka secara teratur melakukan komunikasi
dengan langsung dengan lingkungan tersebut.
Teori ini didasarkan pada premis bahwa seseorang adalah sistem terbuka
yang berkembang bersama lingkungan sosiokultural. Kelenturan atau kemampuan
untuk belajar dan berubah melalui pertukaran komunikasi dengan lingkungan
adalah salah satu karakter paling penting dari pikiran manusia dan basis bagi
kemampuan adaptasi orang ke kondisi lingkungan, dan adaptasi lintas kulturan
dalam teori Kim ini adalah tendensi alami manusia untuk berjuang mendapatkan
(2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1, hlm. 1.047 –
1.049.
5
). Cross-Cultural Adaptation atau adaptasi lintas kultural merupakan teori komunikasi yang
menyebutkan bahwa semua orang asing dalam lingkungan yang baru akan melakukan upaya
membangun dan mempertahankan relasi yang stabil dan resiprokal dengan lingkungan yang baru
tersebut. Lihat, Stephen W. Littlejohn et.all, (2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta,
Penerbit Kencana, Cet. Ke-1, hlm. 292.
kembali keseimbangan internal di hadapan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan6.
Mahmud Nasir dalam film The Infidel ini merupakan orang asing yang
memiliki sosialisasi primer di satu kultul, yakni dari keluarga Yahudi yang
kemudian pindah ke kultur Islam, ketiga orang tuannya mengizinkan keluarga
Muslim mengadopsi yang bersangkutan saat masih bayi. Kondisi lingkungan dan
keluarga yang Mahmud itulah yang kemudian menjadi Mahmud sebagai seorang
Muslim dari kalangan Yahudi. Ini tentu tidak lepas adanya kebergantungan
Mahmud saat ia dibesarkan dan dididik oleh orang tua angkatnya dari keluarga
Muslim apalagi secara teratur ia melakukan komunikasi dengan langsung dengan
lingkungan tersebut.
Lingkungan dan Identitas Diri
Lingkungan berbeda, yakni antara Muslim dan Yahudi tentang akan
menghasil cara pandang dan nilai-nilai tradisi yang berbeda pula. Mahmud yang
dibesarkan di lingkungan Muslim setelah menjadi anak pungut dan diajarkan
dengan nilai dan tradisi ke-Islam-an, pada akhirnya tumbuh menjadi anak dewasa
berspektif Muslim dan bertradisi –budaya Muslim pula, sehingga menjadi wajar
jika pada kemudian hari timbul persepsi bahwa Yahudi adalah lain dibanding
Muslim. Dan disinilah proses adaptasi kultural terjadi pada diri Mahmud.
Menurut Kim (2016: 293), dengan menempatkan adaptasi pada titik
pertemuan antara orang dan lingkungan, sebenarnya teori adaptasi lintas kutural
ini adalah pada proses yang terjadi di dalam dan melalui aktivitas komunikasi.
Dalam gagasan ini ditekankan bahwa komunikasi adalah sarana wajib yang
apabila tanpa sarana tersebut tidak akan bisa dilakukan, dan akan terus terjadi
selama menghadapi lingkungan baru. Konsep berbasis sistemik pada lingkungan
baru Mahmud ini mengangkat status ontologis dari adaptasi lintas kultural ke
level fenomena panhuman yang harus dilakukan bukan sekadar unit riser analitik
spesifik (seperti variable bebas dan terikat) tetapi sebagai keseluruhan proses
evolusi yang dijalani invidu dalam relasi dengan lingkungan yang belum akrab
dengan.
Setidaknya dalam teori adatasi kulturan ini membahas dua pertanyaan
mendasar, yakni (1) bagaimana proses adaptasi lintas kulturan berkembang dari
waktu ke waktu) , dan (2), apa faktor utama yang membantu menjelaskan
perbedaan kecepatan individu dalam melakukan perubahan adaptif7?
Pertanyaan pertama yang berkaitan dengan perkembangan adaptasi lintas
kulturan (cross-cultural adaptation) sebagaimana yang dialami pemeran utama
film The Infidel itu, dari waktu ke waktu dijawab dalam bentuk model proses,
sebuah teori proses evolusi orang untuk semakin menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Teori ini menjelaskan, bahwa proses evolusioner tersebut niscaya
mengiringi tekanan pada jiwa individu, sejenis konflik identitas yang berakar pada
keinginan untuk mempertahankan pikiran yang sudah akrab disatu sisi, dengan
keharusan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan disisi lain. Pengalaman
6
7
). Ibid, hlm. 292-293
) Ibid, hlm. 293.
stres menimbulkan keadaan disekuilibrium yang sering tampak dalam bentuk
rendahnya keyakinan, kebingunan, kecemasan, sinisme, permusuhan,
penghindaran atau penarikan diri. Dan gejala ini tampak saat Mahmud
mengetahui dalam sertifikat yang ditemukan di rumah tuanya itu, bahwa ia
merupakan anak pungut.
Namun demikian, tidak ada sistem terbuka yang dapat menstabilkan diri
selama-lamnya. Kesadaran diri dalam keadaan stres berfungsi sebagai kekuatan
dasar yang mendorong orang asing untuk mengatasi ketidaknyamanan dan
melakukan tindakan adaptasi melalui pengembangan kebiasaan baru secara aktif.
Hal ini dimungkinkan ketika yang bersangkutan melakukan langkah lebih lanjut,
berusaha menghadapi tantangan dengan bertindak di dalam dan merespon
terhadao lingkungan baru, maka stres dalam hal ini menjadi intrik untuk (re-)
organisasi8 diri dan pembaruan diri.
Dengan demikian, maka apa yang muncul dari pengalaman kumulatif
jangka panjang dan sukses dalam pengelolaan dialektika adaptasi-stres adalah
pertumbuhan psikologis yang halus dan meningkatkan kompleksitas dalam sistem
makna individu, dan proses ini akan berlalu setelah individu berhasil mengatasi
problem berkat kekuatan kreatif dari refleksitas pikiran manusia tersebut.
1
Salah satu adegan dalam film The Infidel, yakni ketiha pemeran utama Mahmud berupaya untuk
memakai songkok khas Yahudi
Karakter tokoh utama Mahmud Nasir dalam film The Infidel ini
digambarkan sebagai seorang imigran Muslim Pakistan yang tinggal di London
dengan keluarga Pakistannya, dan menikahi dengan seorang wanita Pakistan,
memiliki dua anak, bernama Rashid dan Nabi, serta penampilannya yang berbeda
dengan orang kulit putih, meskipun dia juga memiliki kulit putih, itu karena
wajahnya terlihat sangat mirip orang Timur, menjadikan ia menjadi invidu
tersendiri dengan komunitas masyarakat lainnya di sekitar lingkungannya.
Sebagai imigran Pakistan, Mahmud digambarkan sebagai pria pendek dan berat
dan memiliki ciri khas besar mata. Selain itu, ia memiliki kepala botak dan
memiliki hidung runcing yang besar. Namun, sebagai orang Pakistan Muslim
8
). Istilah (re-) organisasi merupakan istilah yang digunakan Young Yun Kim dalam teori adaptasi
lintas-kulturan (Cross- Cultural Adaptation). Ibid.
imigran, cara berpakaian Mahmud dalam kegiatan rutinnya jarang digambarkan
sebagai seorang pria yang memakai gamez dan taqiyah. Cara berpakaian Mahmud
adalah biasanya digambarkan sebagai lelaki yang memakai kaos atau polo shirt
dengan jeans dan nude jaket. Di dalam keluarganya, Mahmud dikenal sebagai
seorang Muslim yang tidak dikehendaki karena ia tidak berdoa dan puasa di setiap
bulan Ramadhan apalagi ia juga minum alkohol.
Kondisi Mahmud yang seperti itu yang menurut teori Kim dalam teori
adaptasi lintas kultural sebagai proses adaptasi dengan mengikuti pola yang
menyeimbangkan integrasi psikologis dengan disintegrasi psikologis, kemajuan
dan kemunduran.
Dinamika stres-adaptasi-pertumbuhan terus menerus berkelanjutan
seiring dengan munculnya tantangan-tantangan baru dalam lingkungan baru,
dengan gerakan maju dan mundur dalam proses adaptasi dan pertumbuhan.
Dalam proses ini, perubahan besar dan tiba-tiba mengindikasikan beratnya
kesulitan yang dialami individu dalam lingkungan baru yang mungkin terjadi
selama fase awal pertemuan dengan kultur baru. Selama perubahan periode
internal yang panjang fluktuasi stres dan adaptasi menjadi berkurang atau
lebih ringan, menimbulkan tren yang lebih tenang9.
Namun demikian, langkah mundur dalam analisis teori adaptasi lintas
kultural, Young Yun Kim pada tokoh Mahmud dalam film The Infidel itu
merupakan etape pertama yang harus dilalui. Sebab Mahmud ternyata berupaya
melakukan percepatan dalam proses adaptasi, yakni dengan melakukan
komunikasi intra personal dan komunikasi sosial.
Komunikasi intra personal yang dilakukan Mahmud ditunjukkan dalam
sebuah adegam, ketika ia menemui teman Yahudinya bernama Leny dan disana
tokoh utama pemeran film ini menjelaskan tentang identitas dirinya yang
sebenarya setelah menemukan bukti sertifikat bahwa ia merupakan anak seorang
Yahudi. Disinilah Muhmud berupaya mengunkap identitas dirinya yang selama
ini belum banyak diketahui orang 10.
Keputusan untuk mengungkapkan diri ini yang dilakukan dalam keputusan
sadar yang dalam pandangan Michael Rolof sebagai upaya untuk mencapai tujuan
sosial individual, seperti ekspresi diri, pengembangan relasi, validitas sosial dan
kontrol sosial yang pada akhirnya akan menimbulkan imbalan sosial dan bisa
melanjutkan relasi sosial11.
Melalui pengungkapan diri kepada teman Yahudinya ini, Mahmud pada
akhirnya bisa masuk pada komunitas yang lebih luas, kendatipun ia harus melalui
beberapa proses rumit, seperti belajar bahasa ibu Yahudi, menggunakan pakaian
yang biasa digunakan orang Yahudi, hingga akhirnya belajar berbagai jenis tradisi
9
). Ibid, hlm. 293-294
). Dalam teori Self-Disclosure yang dikemukakan oleh Michael Rolof disebutkan bahwa
pengungkapan diri merupakan ekspresi atau pernyataan informasi sosial yang bersifat diskriptif,
afektif, atau evaluatif. Informasi personal mengandung konten yang tidak diketahui umum dan
dipilih secara selektif oleh indovidu. Lihat Stephen W. Littlejohn et.all, Cet-2, hlm 1.047.
11
). Ibid.
10
yang selama berbeda dengan tradisi yang diketahuiya di keluarga Muslim dimana
ia dibesarkan oleh keluarga angkatnya.
Nilai Multikulturalisme
Keputusan Mahmud untuk mengungkap identitas dirinya bahwa ia
sebenarnya keturunan Yahudi akan tetapi beragama Islam, tidak saja
menunjukkan identitas sejati dirinya, akan tetapi juga membuka akses yang lebih
untuk diterima masyarakat dalam etnik yang berbeda.
Di dalam film The Infidel ini, tepatnya di menit durasi 34.42 hingga 38.41,
terdapat adegan yang menggambarkan dialog antara dua orang (Mahmud dan
Lenny). Di awal kisah, diceritakan keduanya sering terlibat konflik, mulai
permasalahan di tengah jalan karena Lenny selaku sopir taksi dianggap berhenti
seenaknya yang berimbas pada diangkutnya mobil Mahmud oleh petugas setelah
dilaporkan oleh Lenny yang ternyata tinggal tidak jauh dari rumah almarhum
ibunya. Tak berhenti sampai di situ, keduanya terlibat perdebatan karena taksi
Lenny terparkir sembarangan dan diminta untuk dipindahkan karena mau
ditempati oleh mobil Mahmud.
Memang, pada saat itu, keduanya belum saling mengenal. Tapi, Mahmud
membuka identitasnya di depan Lenny meski tak langsung dipercayainya. Bahkan
selama berdebat, Mahmud membiarkan menyelipkan etnisnya dan nama aslinya,
dan Lenny menyebutkan kesamaan dengan nama, Isaac "Izzy" Shimshillewitz,
seorang pria lokal, yang mungkin ayah biologis Mahmud. Beberapa hari
kemudian, Mahmud kembali mendatangi Lenny untuk saling mengenal hingga
diminta untuk mengajarkan kepada Mahmud apa yang dia ketahui tentang
menjadi seorang Yahudi, seperti menari Topol dan belajar bahasa Yiddish dasar.
Berikut dialog yang mengandung nilai multikulturalisme:
Lenny:
Dodi, saya kira kami sudah datang dari kematian?
Mahmud:
Boleh saya masuk?. Terima kasih
Mahmud:
Lihat, aku tidak tahu nama kamu?
Lenny:
Leonard, teman saya memanggil Lenny. Minum?
Mahmud:
Tidak saya tidak minum
Lenny:
Baik, sebenarnya saya juga mau mencoba merasakannya.
Mahmud:
Jadi saya pikir yahudi.
Lenny:
Ya?
Mahmud:
Ceritakan tentang mereka
Lenny:
Baiklah. Uh, baik, mari kita lihat, Darimana kita mulai.
Aku tahu, mari kita mulai dari saya, dasarnya Amerika Yahudi. Sebagai orang
Amerika sebagai Knish dan sainfeld. Dan budak pendukung untuk Israel. Kamu
tahu, seperti teman sebangsa saya, saya tidak berpikir ada Yahudi lain. Di seluruh
dunia sialan, terutama bukan dari Inggris . Inggris, tanah dari harapan dan daging
babi. Seorang Yahudi di Inggris, Maksud saya, hanya aneh saja. Ini seperti orang
Amerika yang mengendarai kereta kuda. Atau Yank dengan pengetahuan.
Bagaimana mungkin dunia bisa seperti ini. Tapi tidak, di London saja kamu sudah
punya daerah Yahudi liberal intelektual yang terbelakang, kamu punya peter,
Yahudi akuntan yang sekuler, kamu punya pengacara Yahudi orthodox. Dan
sampah dari sampah halal, teman-teman seksmu. Yang diwariskan ke mantan istri
saya akhir-akhir ini. Siapa, omong-omong, jika kamu bertanya-tanya alasannya
mengapa saya datang ke negara sialan ini pertama kali dan mengapa saya tahu
banyak tentang Yahudi.
Mahmud:
Knish?
Lenny:
Roti yang halal dan bawang goreng. Dan kemudian kamu
punya sifat Yahudi Israel. Kamu tahu, Yahudi tanpa kecemasan, tanpa rasa
bersalah, yang sebenarnya bukan Yahudi sama sekali dan kemudian, tentu saja,
Yahudimu untuk Yesus. Untuk apa ini semua?
Lenny:
Apa kamu? Kamu? Pergi ke bar mitzvah bersamamu,
Osama bin liner, Ali bango, kapten muslim?
Mahmud:
Tidak tidak tidak. Ayolah. Saya bisa, saya bisa berbaur.
Lenny:
Kamu ingin jadi Yahudi? Telapak tangan naik, bahu, lalu
mata doggy sedih
Petikan dialog antara Mahmud dan temannya Leny dalam komukasi intra
personel diatas, menunjukkan bahwa Mahmud berupaya membuda diri tentang
siapa dirinya dan sebenarnya, bahkan mencoba mencari akses yang lebih luas
untuk masuk dalam etinis yang berbeda guna mengetahu keberadaan ayah
kandungnya.
Pola komunikasi Mahmud dan Leny yang terbangun dengan baik ini
adalah apa yang disebut dengan Yong Yin Kim dalam teori adaptasi lintas kultural
dengan kesuksesan adaptasi orang asing akan tercapai ketika sistem komunikasi
personal mereka saling bertemu secara memadai dengan sitem orang asli
setempat, yakni Leny yang juga orang Yahudi dan kenal dengan keluarga asalnya
sebagai Yahudi.
Dengan demikian, lanjut Kim, kapasitas orang untuk menerima dan
memproses informasi dengan efaktif dan tepat dan untuk merancang dan
melaksanakan rencana mental dalam mengawali atau merespon pesan disebut
kompetensi komunikasi host.
2
Adegan Mahmud Nasir, saat diketahui oleh keluarga muslim menggunakan topi khas Yahudi dan
menuair protes karena telah dianggap menyimpang dari tradisi Islam
Dari pola komunikasi yang baik dan tepat yang dilakukan Mahmud inilah,
sang pemeran utama ini pada akhirnya bisa ditemua semua kalangan, kendatipun
dalam prosesnya sempat mengalami gangguan, seperti dalam adekan saat hendak
memakai kipah, ia terlebih dahulu harus dicaci olah Yahudi, ketika pada sebuah
pertemuan keagamaan di komunitas Islam diketahui, dan kipas tersebut harus
dibakar dan pada akhirnya menuai protes oleh komunitas Yahudi.
Akan tetapi penegasan akan identitas diri Mahmud bahwa dirinya seorang
Yahudi yang beragama Islam, membuat semuanya berakhir, dan tidak ada yang
mempersoalkannya.
KESIMPULAN
Film The Infidel ini merupakan film yang mengandung nilai
keberagamaan dari sisi etnik, dan agama, dan menggugah kesadaran akan
pentingnya identitas, dan bagaimana identitas harus ditunjukkan kepada publik.
Bahwa identitas merupakan sesuatu yang cair dan dapat berubah-ubah, tapi dalam
film yang menunjukkan betapa identitas penting untuk ditujukkan kepada publik
agar orang lain bisa memahami diri kita, sesuai dengan identitas yang kita
tunjukkan.
Sikap terbuka akan identitas diri merupakan yang niscaya, sebab dengan
keterbukaan akan mewujud dalam toleransi dan menghargai perbedaan. Nilai
mutikuluralisme yang coba digambarkan dalam film ini adalah ketiga pemeran
utama yakni Mahmud yang berasal dari Yahudi dan menjadi Muslim saat diadop
ketika masih bayi, dan ia berupaya mencoba mengetahui secara langsung orang
tuanya yang Yahudi.
Daftar Pustaka
1) Stephen W. Littlejohn et.all, (2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid
1, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1.
2) _ _ _________________________, Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid
2, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1.
3) Jhon Naisbitt, et.all (2004) Hight Tech Hing Touch, Pencarian Makna di
Tengah Perkembangan Pesat Teknologi, Bandung, Mizan
4) F Budi Hardiman (2004), Filsafat Modern dari Machiavelli sampai
Nietzche, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
5) Azyumardi Azra (2017), Relijiusitas Masyarakat Urban (1), Jakarta,
Republika.co.id
6) Azyumardi Azra (2017), Relijiusitas Masyarakat Urban (2), Jakarta,
Republika.co.id
7) https://id.wikipedia.org/
Abd Aziz
Mahasiswa Pascasarjana Media dan Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Email: [email protected]
Blog: www.abdaziz.info
Abstrak
Film The Infidel ini merupana film komedi Ingris tahun 2010, yang
disutradarai oleh Josh Appignanesi dan ditulis oleh David Baddiel dengan
bintang film Omid Djalili. Film tersebut mengisahkan tentang warga anak
Yahudi bernama Mahmud Nasir yang diadopsi oleh keluarga Islam dan
dalam perkembangannya mengalami krisis identitas, karena merasa asing
diatara keluarga Islam dan Yahudi, ketiga ia mengetahui dari sertifikat yang
ditemukan dirumahnya bahwa yang bersangkutan sebenarnya Yahudi.
Tulisan berjudul “Identitas dan Multikuturalisme dalam Film The Infidel” ini
untuk mengekplorasi tentang nilai identitas dan multikultural yang
terkandung dalam film, melalui dengan teori komunikasi adaptasi lintas
kultural (cross-cultural adaptation) dan teori identitas diri (self-disclosure),
sehingga akan diperoleh pemahaman konprehensif tentang bagaimana pola
komunikasi dibangun oleh para personel dengan etnik yang berbeda dalam
rangka menanamkan nilai-nilai multikuralisme. Hasilnya, diketahui bahwa,
Film The Infidel ini merupakan film yang mengandung nilai keberagamaan
dari sisi etnik, dan agama, dan menggugah kesadaran akan pentingnya
identitas, dan bagaimana identitas harus ditunjukkan kepada publik. Sikap
terbuka akan identitas diri merupakan yang niscaya, sebab dengan
keterbukaan akan mewujud dalam toleransi dan menghargai perbedaan. Nilai
mutikuluralisme yang coba digambarkan dalam film ini adalah ketiga
pemeran utama yakni Mahmud yang berasal dari Yahudi dan menjadi
Muslim saat diadop ketika masih bayi, dan ia berupaya mencoba mengetahui
secara langsung orang tuanya yang Yahudi.
Kata Kunci; Identitas, Multikuturalisme, Film The Infidel
PENDAHULUAN
The Infidel adalah film komedi Inggris 2010 yang disutradarai oleh Josh
Appignanesi dan ditulis oleh David Baddiel dengan bintang film Omid Djalili,
Richard Schiff, Yigal Naor dan Matt Lucas. Film ini mengisahkan seorang
Muslim Inggris yang mengalami krisis identitas ketika ia mengetahui dirinya
merupakan seorang anak dari keluarga Yahudi dan kemudian diadopsi oleh
keluarga Muslim.
Adalah Mahmud Nasir pemeran utama dalam film itu merupakan seorang
suami, ayah dan seorang Muslim Inggris yang suka mendengarkan musik rock,
terutama almarhum bintang pop Gary Page, dan kadang-kadang minum alkohol.
Putranya, Rashid, ingin menikahi dengan seorang Muslimah bernama Uzma, akan
tetapi mereka membutuhkan restu dari ayah tirinya yang taat, Arshad Al-Masri,
dan Mahmud setuju dengan keinginan anaknya itu.
Pada suatu ketika, Mahmud, saat membersihkan rumah ibunya yang baru
saja meninggal, disanalah ia menemukan sertifikat adopsi. Mahmud mempelajari
sertifikat itu dan mengetahui bahwa dia benar-benar diadopsi oleh orang tua
Muslimnya ketika dia berumur dua minggu, sedangkan orang tua kandungnya
adalah orang Yahudi, dan nama aslinya adalah Solomon "Solly" Shimshillewitz.
Temuan akan jati diri yang sebenarna itu, tentu membuat Mahmud sangat kejutan,
apalagi selama ini ia terkesan anti-Semit yang dibuktikan dengan pola
hubungannya dengan tetangganya Yahudi Amerika, yakni Leonard "Lenny"
Goldberg.
Namun, sejak ia menemukan sertifikat adopsi itu, Mahmud akhirnya
banyak bercerita tentang dirinya, dan etnisnya, serta nama aslinya. Hingga dalam
pertemuan diantara keduanya , dan ketika Lenny menyebutkan adanya kesamaan
dengan nama, Isaac "Izzy" Shimshillewitz, seorang pria lokal, yang diduga
sebagai ayah biologis Mahmud. Ia berupaya melacak ayahnya ke rumah tua
Yahudi dan mengunjungi, tetapi seorang rabi1 menolak dia masuk, dan
mengatakan itu akan menjadi kejutan bagi Izzy, seorang pria Yahudi, untuk
melihat putranya, seorang Muslim, dan menyarankan dia untuk belajar untuk
bertindak lebih seperti orang Yahudi jika ia ingin melihat ayah sebelum dia
meninggal.
Tetangga yang sekaligus temannya, Lenny setuju untuk mengajarkan
Mahmud apa yang dia ketahui tentang menjadi seorang Yahudi, seperti menari
seperti Topol dan belajar bahasa Yiddish 2 dasar, tetapi seringnya perjalanan ke
rumah Lenny menimbulkan kecurigaan keluarga Mahmud, terutama ketika
kippah3 Mahmud terlihat selama reli Muslim. Mahmud secara terbuka membakar
1
). Rabi atau Rabbi dalam Yudaisme, berarti "guru", atau arti harafiahnya "yang agung". Kata
"Rabi" berasal dari akar kata bahasa Ibrani Rav, yang dalam bahasa Ibrani alkitabiah berarti
"besar" atau "terkemuka, (dalam pengetahuan)". Peranan Rabi dalam masyarakat Yahudi
mempunyai banyak sisi, dari dulu sampai sekarang. Di zaman dahulu, Rabbi merupakan gelar
seseorang yang terpelajar, yaitu guru yang menguasai keseluruhan 613 mitzvot (hukum agama)
Yahudi, atau orang yang ditunjuk sebagai pemimpin agama di komunitasnya. Saat ini rabi-rabi
masih bertanggungjawab untuk mengajarkan ajaran agama Yahudi secara umum, dan Halakha
(aturan-aturan agama) secara khusus; dan umumnya berhak menentukan penerapan hukum
Yahudi. Lihat: (Wikepedia, t.thn.)
2
). Bahasa Yiddi (Jiddisch) adalah sebuah bahasa Germanik yang dipertuturkan oleh 4 juta jiwa,
terutama oleh umat Yahudi Eropa Timur atau disebut pula kaum Ashkenazim. Nama Yiddi
kemungkinan merupakan singkatan dari yidish-taytsh atau "bahasa Jerman-Yahudi". Secara
tipologis bahasa Yiddi adalah sebuah bahasa Germanik dan berkerabat dengan bahasa Jerman,
bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Meskipun begitu, bahasa ini ditulis menggunakan huruf
Ibrani. Kosakatanya sebagian besar juga Germanik meski bahasa ini banyak mengandung katakata serapan dari bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Slavia. Lihat wikepedia, pada laman:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yiddi
3
) Kipah adalah topi setengah bola atau berbentuk piring, biasanya terbuat dari kain, sering
dipakai oleh pria Yahudi Ortodoks untuk memenuhi persyaratan adat yang diselenggarakan oleh
beberapa pihak berwenang halachik ortodoks bahwa kepala mereka ditutup setiap saat, dan
kadang-kadang dipakai oleh pria dan, lebih jarang, perempuan di masyarakat Konservatif dan
Pembaruan pada waktu berdoa. Ibid, pada laman: https://id.wikipedia.org/wiki/Kippah.
kippah dengan putus asa sebagai simbol kebenciannya terhadap orang Yahudi.
Mahmud kemudian menghadiri Bar Mitzvah dengan Lenny dan secara tidak
sengaja menceritakan lelucon yang sangat kasar kepada penonton dalam bahasa
Yiddish yang rusak, hanya disambut dengan tawa dari para hadirin. Mahmud dan
Lenny berusaha menemui Izzy, tetapi sang rabi masih menolak untuk membiarkan
Mahmud berada di dalam ketika ia tidak dapat mengatakan Sh'ma Yahudi-nya
atau menamai Lima Kitab Musa dalam bahasa Ibrani.
Dalam film itu selanjutnya dikisahkan, bahwa Mahmud dan Lenny
bertengkar sengit dan Mahmud pergi, berjanji untuk segera memberi tahu
keluarganya tentang kebenaran, tetapi ketika dia tiba di rumah, dia melihat bahwa
Arshad, Uzma dan teman-teman mereka sudah ada di sana. Arshad, terkesan
dengan pengabdian Mahmud kepada Islam setelah melihatnya membakar kippah
di TV, memberikan restunya kepada Rashid dan Uzma, tetapi polisi tiba, bersama
dengan media dan kerumunan orang Yahudi yang marah dan Muslim yang
mendukung, untuk menangkap Mahmud untuk membakar kippah. Dalam
keputusasaan, dia berteriak di depan semua orang bahwa dia adalah orang Yahudi,
membebaskannya dari kejahatan. Arshad yang jijik pergi bersama Uzma dan
teman-temannya.
Keluarga Mahmud meninggalkannya karena ketidakjujurannya, salah satu
rekan kerjanya yang mengundurkan diri, dan dia mulai minum. Dia hendak bunuh
diri, tetapi diselamatkan oleh Lenny, yang melihat pengumumannya di berita.
Mahmud pergi ke rumah jompo dan menuntut untuk menemui ayahnya, tetapi
mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal. Mahmud diizinkan masuk ke dalam
kamar Izzy di mana ia menemukan video pengumumannya di mesin video Izzy,
yang dikirim Lenny kepada Izzy. Satu-satunya hiburan bagi Mahmud adalah
stiker pada video dengan nama "Solly" di atasnya, menunjukkan bahwa bahkan
setelah bertahun-tahun, Izzy masih ingat putranya yang telah lama hilang.
Mahmud muncul di acara keagamaan berikutnya Arshad dan menyampaikan
pidato atas nama dirinya, warga Yahudi dan Muslim. Mahmud juga mengatakan
kepada kerumunan penemuan lain yang ia buat: Arshad sebenarnya adalah Gary
Page, yang mementaskan kematiannya sendiri setelah kejatuhannya dari ketenaran
setelah pernyataan rasis, muncul kembali belakangan dengan identitas baru
sebagai seorang ulama Muslim yang taat. Arshad melarikan diri dari rapat umum,
mengenakan pakaian Gary Page yang kuno. Rashid dan Uzma, mengenakan
pakaian India, menikah dalam pernikahan Gaya Bollywood, dihadiri oleh Muslim
dan Yahudi. Sedangkan Lenny telah bekerja dengan perusahaan taksi yang
kebanyakan beragama Islam tempat Mahmud bekerja.
METODE KAJIAN
Metode kajian tentang film The Infidel ini adalah mengekplorasi nilai-nilai
multikulturalisme yang terkandung dalam film tersebut. Kajian ini dilakukan
dengan menganalisa bagaimana pola tokoh pemeran utama yakni Mahmud Nasir
dalam mengungkapkan identitas dirinya ( self-disclosure)4 setelah yang
4
). Self-Disclosure merupakan salah satu teori komunikasi yang dipopulerkan oleh Michael Roloff
dan teori ini menjelaskan, tentang pengungkapan diri itu sendiri, keputusan untuk
mengungkapkan diri, pola dan hasil dari pengungkapan diri. Lihat Stephen W. Littlejohn et.all
bersangkutan mengetahui bahwa sebenarnya ia merupakan anak dari seorang
Yahudi yang memiliki tradisi, dan budaya sama sekali jauh berbeda dengan tradisi
Islam, yakni agama yang dianut oleh orang tua angkatnya?.Sementara disatu sisi
ia hidup di lingkungan keluarga Muslim dengan fanatisme keagamaan yang
sangat kuat?
Tulisan ini juga akan mengkaji pola dan efek komunikasi ketika sang
tokoh utama dalam film tersebut pada akhirnya mengakui akan identitas dirinya,
bahwa ia sebenarnya merupakan keturunan Yahudi, akan tetapi beragama Islam.
Isi cerita dalam film ini akan dianalisi dengan teori komunikasi adaptasi lintas
kultural (cross-cultural adaptation) dan teori identitas diri ( self-disclosure),
sehingga akan diperoleh pemahaman konprehensif tentang bagaimana pola
komunikasi dibangun oleh para personel dengan etnik yang berbeda dalam rangka
menanamkan nilai-nilai multikuralisme.
PEMBAHASAN
Kehidupan Mahmud Nasir pemeran utama dalam film The Infidel yang
menceritakan bahwa waktu sekolah, orang mengira dia berasal dari Pakistan, ia
diperlakukan secara rasis karena menjadi Pakistan dan juga Yahudi dan ketika ia
muncul di televisi, ia mendapat surat penggemar dari India yang mengatakan
bahwa dia komedian India terbaik, telah menyebabkan yang bersangkutan
mengalami pergumulan identitas yang membingungkan. Kehidupannya yang
seolah tidak menentu, antara Islam yang Yahudi mengharuskan Mahmud Nasir
mengalami apa yang disebut dengan adaptasi lintas-kultural (cross-cultural
adaptation)5, antara Islam yang merupakan keyakinan ayah tirinya, dan Yahudi
yang merupakan asal muasal dirinya dilahirkan.
Menurut Young Yun Kim (2016), ada tiga kerangka kondisi terkait
adaptasi lintas kulturan ini; (1) orang asing memiliki sosialisasi primer di satu
kultur atau subkultur dan pindah ke kultur (atau subkultur) yang baru atau
berbeda; (2), mereka bergantung pada lingkungan baru untuk memenuhi
kebutuhan personal dan sosial; (3), mereka secara teratur melakukan komunikasi
dengan langsung dengan lingkungan tersebut.
Teori ini didasarkan pada premis bahwa seseorang adalah sistem terbuka
yang berkembang bersama lingkungan sosiokultural. Kelenturan atau kemampuan
untuk belajar dan berubah melalui pertukaran komunikasi dengan lingkungan
adalah salah satu karakter paling penting dari pikiran manusia dan basis bagi
kemampuan adaptasi orang ke kondisi lingkungan, dan adaptasi lintas kulturan
dalam teori Kim ini adalah tendensi alami manusia untuk berjuang mendapatkan
(2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1, hlm. 1.047 –
1.049.
5
). Cross-Cultural Adaptation atau adaptasi lintas kultural merupakan teori komunikasi yang
menyebutkan bahwa semua orang asing dalam lingkungan yang baru akan melakukan upaya
membangun dan mempertahankan relasi yang stabil dan resiprokal dengan lingkungan yang baru
tersebut. Lihat, Stephen W. Littlejohn et.all, (2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid 2, Jakarta,
Penerbit Kencana, Cet. Ke-1, hlm. 292.
kembali keseimbangan internal di hadapan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan6.
Mahmud Nasir dalam film The Infidel ini merupakan orang asing yang
memiliki sosialisasi primer di satu kultul, yakni dari keluarga Yahudi yang
kemudian pindah ke kultur Islam, ketiga orang tuannya mengizinkan keluarga
Muslim mengadopsi yang bersangkutan saat masih bayi. Kondisi lingkungan dan
keluarga yang Mahmud itulah yang kemudian menjadi Mahmud sebagai seorang
Muslim dari kalangan Yahudi. Ini tentu tidak lepas adanya kebergantungan
Mahmud saat ia dibesarkan dan dididik oleh orang tua angkatnya dari keluarga
Muslim apalagi secara teratur ia melakukan komunikasi dengan langsung dengan
lingkungan tersebut.
Lingkungan dan Identitas Diri
Lingkungan berbeda, yakni antara Muslim dan Yahudi tentang akan
menghasil cara pandang dan nilai-nilai tradisi yang berbeda pula. Mahmud yang
dibesarkan di lingkungan Muslim setelah menjadi anak pungut dan diajarkan
dengan nilai dan tradisi ke-Islam-an, pada akhirnya tumbuh menjadi anak dewasa
berspektif Muslim dan bertradisi –budaya Muslim pula, sehingga menjadi wajar
jika pada kemudian hari timbul persepsi bahwa Yahudi adalah lain dibanding
Muslim. Dan disinilah proses adaptasi kultural terjadi pada diri Mahmud.
Menurut Kim (2016: 293), dengan menempatkan adaptasi pada titik
pertemuan antara orang dan lingkungan, sebenarnya teori adaptasi lintas kutural
ini adalah pada proses yang terjadi di dalam dan melalui aktivitas komunikasi.
Dalam gagasan ini ditekankan bahwa komunikasi adalah sarana wajib yang
apabila tanpa sarana tersebut tidak akan bisa dilakukan, dan akan terus terjadi
selama menghadapi lingkungan baru. Konsep berbasis sistemik pada lingkungan
baru Mahmud ini mengangkat status ontologis dari adaptasi lintas kultural ke
level fenomena panhuman yang harus dilakukan bukan sekadar unit riser analitik
spesifik (seperti variable bebas dan terikat) tetapi sebagai keseluruhan proses
evolusi yang dijalani invidu dalam relasi dengan lingkungan yang belum akrab
dengan.
Setidaknya dalam teori adatasi kulturan ini membahas dua pertanyaan
mendasar, yakni (1) bagaimana proses adaptasi lintas kulturan berkembang dari
waktu ke waktu) , dan (2), apa faktor utama yang membantu menjelaskan
perbedaan kecepatan individu dalam melakukan perubahan adaptif7?
Pertanyaan pertama yang berkaitan dengan perkembangan adaptasi lintas
kulturan (cross-cultural adaptation) sebagaimana yang dialami pemeran utama
film The Infidel itu, dari waktu ke waktu dijawab dalam bentuk model proses,
sebuah teori proses evolusi orang untuk semakin menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Teori ini menjelaskan, bahwa proses evolusioner tersebut niscaya
mengiringi tekanan pada jiwa individu, sejenis konflik identitas yang berakar pada
keinginan untuk mempertahankan pikiran yang sudah akrab disatu sisi, dengan
keharusan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan disisi lain. Pengalaman
6
7
). Ibid, hlm. 292-293
) Ibid, hlm. 293.
stres menimbulkan keadaan disekuilibrium yang sering tampak dalam bentuk
rendahnya keyakinan, kebingunan, kecemasan, sinisme, permusuhan,
penghindaran atau penarikan diri. Dan gejala ini tampak saat Mahmud
mengetahui dalam sertifikat yang ditemukan di rumah tuanya itu, bahwa ia
merupakan anak pungut.
Namun demikian, tidak ada sistem terbuka yang dapat menstabilkan diri
selama-lamnya. Kesadaran diri dalam keadaan stres berfungsi sebagai kekuatan
dasar yang mendorong orang asing untuk mengatasi ketidaknyamanan dan
melakukan tindakan adaptasi melalui pengembangan kebiasaan baru secara aktif.
Hal ini dimungkinkan ketika yang bersangkutan melakukan langkah lebih lanjut,
berusaha menghadapi tantangan dengan bertindak di dalam dan merespon
terhadao lingkungan baru, maka stres dalam hal ini menjadi intrik untuk (re-)
organisasi8 diri dan pembaruan diri.
Dengan demikian, maka apa yang muncul dari pengalaman kumulatif
jangka panjang dan sukses dalam pengelolaan dialektika adaptasi-stres adalah
pertumbuhan psikologis yang halus dan meningkatkan kompleksitas dalam sistem
makna individu, dan proses ini akan berlalu setelah individu berhasil mengatasi
problem berkat kekuatan kreatif dari refleksitas pikiran manusia tersebut.
1
Salah satu adegan dalam film The Infidel, yakni ketiha pemeran utama Mahmud berupaya untuk
memakai songkok khas Yahudi
Karakter tokoh utama Mahmud Nasir dalam film The Infidel ini
digambarkan sebagai seorang imigran Muslim Pakistan yang tinggal di London
dengan keluarga Pakistannya, dan menikahi dengan seorang wanita Pakistan,
memiliki dua anak, bernama Rashid dan Nabi, serta penampilannya yang berbeda
dengan orang kulit putih, meskipun dia juga memiliki kulit putih, itu karena
wajahnya terlihat sangat mirip orang Timur, menjadikan ia menjadi invidu
tersendiri dengan komunitas masyarakat lainnya di sekitar lingkungannya.
Sebagai imigran Pakistan, Mahmud digambarkan sebagai pria pendek dan berat
dan memiliki ciri khas besar mata. Selain itu, ia memiliki kepala botak dan
memiliki hidung runcing yang besar. Namun, sebagai orang Pakistan Muslim
8
). Istilah (re-) organisasi merupakan istilah yang digunakan Young Yun Kim dalam teori adaptasi
lintas-kulturan (Cross- Cultural Adaptation). Ibid.
imigran, cara berpakaian Mahmud dalam kegiatan rutinnya jarang digambarkan
sebagai seorang pria yang memakai gamez dan taqiyah. Cara berpakaian Mahmud
adalah biasanya digambarkan sebagai lelaki yang memakai kaos atau polo shirt
dengan jeans dan nude jaket. Di dalam keluarganya, Mahmud dikenal sebagai
seorang Muslim yang tidak dikehendaki karena ia tidak berdoa dan puasa di setiap
bulan Ramadhan apalagi ia juga minum alkohol.
Kondisi Mahmud yang seperti itu yang menurut teori Kim dalam teori
adaptasi lintas kultural sebagai proses adaptasi dengan mengikuti pola yang
menyeimbangkan integrasi psikologis dengan disintegrasi psikologis, kemajuan
dan kemunduran.
Dinamika stres-adaptasi-pertumbuhan terus menerus berkelanjutan
seiring dengan munculnya tantangan-tantangan baru dalam lingkungan baru,
dengan gerakan maju dan mundur dalam proses adaptasi dan pertumbuhan.
Dalam proses ini, perubahan besar dan tiba-tiba mengindikasikan beratnya
kesulitan yang dialami individu dalam lingkungan baru yang mungkin terjadi
selama fase awal pertemuan dengan kultur baru. Selama perubahan periode
internal yang panjang fluktuasi stres dan adaptasi menjadi berkurang atau
lebih ringan, menimbulkan tren yang lebih tenang9.
Namun demikian, langkah mundur dalam analisis teori adaptasi lintas
kultural, Young Yun Kim pada tokoh Mahmud dalam film The Infidel itu
merupakan etape pertama yang harus dilalui. Sebab Mahmud ternyata berupaya
melakukan percepatan dalam proses adaptasi, yakni dengan melakukan
komunikasi intra personal dan komunikasi sosial.
Komunikasi intra personal yang dilakukan Mahmud ditunjukkan dalam
sebuah adegam, ketika ia menemui teman Yahudinya bernama Leny dan disana
tokoh utama pemeran film ini menjelaskan tentang identitas dirinya yang
sebenarya setelah menemukan bukti sertifikat bahwa ia merupakan anak seorang
Yahudi. Disinilah Muhmud berupaya mengunkap identitas dirinya yang selama
ini belum banyak diketahui orang 10.
Keputusan untuk mengungkapkan diri ini yang dilakukan dalam keputusan
sadar yang dalam pandangan Michael Rolof sebagai upaya untuk mencapai tujuan
sosial individual, seperti ekspresi diri, pengembangan relasi, validitas sosial dan
kontrol sosial yang pada akhirnya akan menimbulkan imbalan sosial dan bisa
melanjutkan relasi sosial11.
Melalui pengungkapan diri kepada teman Yahudinya ini, Mahmud pada
akhirnya bisa masuk pada komunitas yang lebih luas, kendatipun ia harus melalui
beberapa proses rumit, seperti belajar bahasa ibu Yahudi, menggunakan pakaian
yang biasa digunakan orang Yahudi, hingga akhirnya belajar berbagai jenis tradisi
9
). Ibid, hlm. 293-294
). Dalam teori Self-Disclosure yang dikemukakan oleh Michael Rolof disebutkan bahwa
pengungkapan diri merupakan ekspresi atau pernyataan informasi sosial yang bersifat diskriptif,
afektif, atau evaluatif. Informasi personal mengandung konten yang tidak diketahui umum dan
dipilih secara selektif oleh indovidu. Lihat Stephen W. Littlejohn et.all, Cet-2, hlm 1.047.
11
). Ibid.
10
yang selama berbeda dengan tradisi yang diketahuiya di keluarga Muslim dimana
ia dibesarkan oleh keluarga angkatnya.
Nilai Multikulturalisme
Keputusan Mahmud untuk mengungkap identitas dirinya bahwa ia
sebenarnya keturunan Yahudi akan tetapi beragama Islam, tidak saja
menunjukkan identitas sejati dirinya, akan tetapi juga membuka akses yang lebih
untuk diterima masyarakat dalam etnik yang berbeda.
Di dalam film The Infidel ini, tepatnya di menit durasi 34.42 hingga 38.41,
terdapat adegan yang menggambarkan dialog antara dua orang (Mahmud dan
Lenny). Di awal kisah, diceritakan keduanya sering terlibat konflik, mulai
permasalahan di tengah jalan karena Lenny selaku sopir taksi dianggap berhenti
seenaknya yang berimbas pada diangkutnya mobil Mahmud oleh petugas setelah
dilaporkan oleh Lenny yang ternyata tinggal tidak jauh dari rumah almarhum
ibunya. Tak berhenti sampai di situ, keduanya terlibat perdebatan karena taksi
Lenny terparkir sembarangan dan diminta untuk dipindahkan karena mau
ditempati oleh mobil Mahmud.
Memang, pada saat itu, keduanya belum saling mengenal. Tapi, Mahmud
membuka identitasnya di depan Lenny meski tak langsung dipercayainya. Bahkan
selama berdebat, Mahmud membiarkan menyelipkan etnisnya dan nama aslinya,
dan Lenny menyebutkan kesamaan dengan nama, Isaac "Izzy" Shimshillewitz,
seorang pria lokal, yang mungkin ayah biologis Mahmud. Beberapa hari
kemudian, Mahmud kembali mendatangi Lenny untuk saling mengenal hingga
diminta untuk mengajarkan kepada Mahmud apa yang dia ketahui tentang
menjadi seorang Yahudi, seperti menari Topol dan belajar bahasa Yiddish dasar.
Berikut dialog yang mengandung nilai multikulturalisme:
Lenny:
Dodi, saya kira kami sudah datang dari kematian?
Mahmud:
Boleh saya masuk?. Terima kasih
Mahmud:
Lihat, aku tidak tahu nama kamu?
Lenny:
Leonard, teman saya memanggil Lenny. Minum?
Mahmud:
Tidak saya tidak minum
Lenny:
Baik, sebenarnya saya juga mau mencoba merasakannya.
Mahmud:
Jadi saya pikir yahudi.
Lenny:
Ya?
Mahmud:
Ceritakan tentang mereka
Lenny:
Baiklah. Uh, baik, mari kita lihat, Darimana kita mulai.
Aku tahu, mari kita mulai dari saya, dasarnya Amerika Yahudi. Sebagai orang
Amerika sebagai Knish dan sainfeld. Dan budak pendukung untuk Israel. Kamu
tahu, seperti teman sebangsa saya, saya tidak berpikir ada Yahudi lain. Di seluruh
dunia sialan, terutama bukan dari Inggris . Inggris, tanah dari harapan dan daging
babi. Seorang Yahudi di Inggris, Maksud saya, hanya aneh saja. Ini seperti orang
Amerika yang mengendarai kereta kuda. Atau Yank dengan pengetahuan.
Bagaimana mungkin dunia bisa seperti ini. Tapi tidak, di London saja kamu sudah
punya daerah Yahudi liberal intelektual yang terbelakang, kamu punya peter,
Yahudi akuntan yang sekuler, kamu punya pengacara Yahudi orthodox. Dan
sampah dari sampah halal, teman-teman seksmu. Yang diwariskan ke mantan istri
saya akhir-akhir ini. Siapa, omong-omong, jika kamu bertanya-tanya alasannya
mengapa saya datang ke negara sialan ini pertama kali dan mengapa saya tahu
banyak tentang Yahudi.
Mahmud:
Knish?
Lenny:
Roti yang halal dan bawang goreng. Dan kemudian kamu
punya sifat Yahudi Israel. Kamu tahu, Yahudi tanpa kecemasan, tanpa rasa
bersalah, yang sebenarnya bukan Yahudi sama sekali dan kemudian, tentu saja,
Yahudimu untuk Yesus. Untuk apa ini semua?
Lenny:
Apa kamu? Kamu? Pergi ke bar mitzvah bersamamu,
Osama bin liner, Ali bango, kapten muslim?
Mahmud:
Tidak tidak tidak. Ayolah. Saya bisa, saya bisa berbaur.
Lenny:
Kamu ingin jadi Yahudi? Telapak tangan naik, bahu, lalu
mata doggy sedih
Petikan dialog antara Mahmud dan temannya Leny dalam komukasi intra
personel diatas, menunjukkan bahwa Mahmud berupaya membuda diri tentang
siapa dirinya dan sebenarnya, bahkan mencoba mencari akses yang lebih luas
untuk masuk dalam etinis yang berbeda guna mengetahu keberadaan ayah
kandungnya.
Pola komunikasi Mahmud dan Leny yang terbangun dengan baik ini
adalah apa yang disebut dengan Yong Yin Kim dalam teori adaptasi lintas kultural
dengan kesuksesan adaptasi orang asing akan tercapai ketika sistem komunikasi
personal mereka saling bertemu secara memadai dengan sitem orang asli
setempat, yakni Leny yang juga orang Yahudi dan kenal dengan keluarga asalnya
sebagai Yahudi.
Dengan demikian, lanjut Kim, kapasitas orang untuk menerima dan
memproses informasi dengan efaktif dan tepat dan untuk merancang dan
melaksanakan rencana mental dalam mengawali atau merespon pesan disebut
kompetensi komunikasi host.
2
Adegan Mahmud Nasir, saat diketahui oleh keluarga muslim menggunakan topi khas Yahudi dan
menuair protes karena telah dianggap menyimpang dari tradisi Islam
Dari pola komunikasi yang baik dan tepat yang dilakukan Mahmud inilah,
sang pemeran utama ini pada akhirnya bisa ditemua semua kalangan, kendatipun
dalam prosesnya sempat mengalami gangguan, seperti dalam adekan saat hendak
memakai kipah, ia terlebih dahulu harus dicaci olah Yahudi, ketika pada sebuah
pertemuan keagamaan di komunitas Islam diketahui, dan kipas tersebut harus
dibakar dan pada akhirnya menuai protes oleh komunitas Yahudi.
Akan tetapi penegasan akan identitas diri Mahmud bahwa dirinya seorang
Yahudi yang beragama Islam, membuat semuanya berakhir, dan tidak ada yang
mempersoalkannya.
KESIMPULAN
Film The Infidel ini merupakan film yang mengandung nilai
keberagamaan dari sisi etnik, dan agama, dan menggugah kesadaran akan
pentingnya identitas, dan bagaimana identitas harus ditunjukkan kepada publik.
Bahwa identitas merupakan sesuatu yang cair dan dapat berubah-ubah, tapi dalam
film yang menunjukkan betapa identitas penting untuk ditujukkan kepada publik
agar orang lain bisa memahami diri kita, sesuai dengan identitas yang kita
tunjukkan.
Sikap terbuka akan identitas diri merupakan yang niscaya, sebab dengan
keterbukaan akan mewujud dalam toleransi dan menghargai perbedaan. Nilai
mutikuluralisme yang coba digambarkan dalam film ini adalah ketiga pemeran
utama yakni Mahmud yang berasal dari Yahudi dan menjadi Muslim saat diadop
ketika masih bayi, dan ia berupaya mencoba mengetahui secara langsung orang
tuanya yang Yahudi.
Daftar Pustaka
1) Stephen W. Littlejohn et.all, (2016), Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid
1, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1.
2) _ _ _________________________, Ensiklopedia Teori Komunikasi Jilid
2, Jakarta, Penerbit Kencana, Cet. Ke-1.
3) Jhon Naisbitt, et.all (2004) Hight Tech Hing Touch, Pencarian Makna di
Tengah Perkembangan Pesat Teknologi, Bandung, Mizan
4) F Budi Hardiman (2004), Filsafat Modern dari Machiavelli sampai
Nietzche, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
5) Azyumardi Azra (2017), Relijiusitas Masyarakat Urban (1), Jakarta,
Republika.co.id
6) Azyumardi Azra (2017), Relijiusitas Masyarakat Urban (2), Jakarta,
Republika.co.id
7) https://id.wikipedia.org/