B. Ruang Sampel dan Titik Sampel - Peluang

Peluang
A. Populasi dan Sampel
Definisi
Populasi adalah himpunan semua obyek yang diteliti. Sampel adalah himpunan bagian
dari populasi.
Contoh: Dalam rangka menentukan tingkat kecerdasan rata-rata siswa SMP di suatu
Kabupaten, diadakan tes kecerdasan di 6 SMP. Tentukan:
a) Populasinya?
b) Sampelnya?
Jawab:
a) Populasinya = Siswa SMP se-Kabupaten
b) Sampelnya = Siswa 6 SMP yang di tes

B. Ruang Sampel dan Titik Sampel
Definisi
Ruang Sampel adalah himpunan dari semua percobaan. Titik Sampel adalah
himpunan bagian dari ruang sampel.
ο‚· Pada Uang Logam, ada Angka dan Gambar.
Jadi, Ruang Sampel sebanyak {2}.
ο‚· Pada Dadu, ada 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Jadi, Ruang Sampel sebanyak {6}.


ο‚· Pada Kartu Remi, ada :
13 Kartu Sekop ( ): 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 𝐽, 𝑄, 𝐾, 𝐴𝑠
13 Kartu Hati ( ): 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 𝐽, 𝑄, 𝐾, 𝐴𝑠

13 Kartu Keriting ( ): 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 𝐽, 𝑄, 𝐾, 𝐴𝑠

{ 13 Kartu Berlian ( ): 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 𝐽, 𝑄, 𝐾, 𝐴𝑠
Jadi, Ruang Sampel sebanyak {52}.

C. Menentukan Ruang Sampel
1) Diagram Pohon
Contoh: Dua mata uang logam dilempar bersama-sama, tentukan:
a) Ruang sampelnya (𝑆)?
b) Banyaknya titik sampel 𝑛(𝑆)?
Jawab:
a) Uang Logam 1
Uang Logam 2
Hasil
A

AA
A
G

AG

A

GA

G

GG

G

1

𝑆 = {(𝐴𝐴), (𝐴𝐺), (𝐺𝐴), (𝐺𝐺)}


b) 𝑛(𝑆) = 4

2) Tabel
Contoh: Dua mata uang logam dilempar bersama-sama, tentukan:
a) Ruang sampelnya (𝑆)?
b) Banyaknya titik sampel 𝑛(𝑆)?
Jawab:

a)
Uang Logam 2

A

G

A

AA

AG


G

GA

GG

Uang Logam 1

𝑆 = {(𝐴𝐴), (𝐴𝐺), (𝐺𝐴), (𝐺𝐺)}

b) 𝑛(𝑆) = 4

D. Peluang Teoritik Suatu Kejadian Tunggal
1) Nilai Peluang

𝑛(𝐴)
𝑛(𝑆)
Keterangan: 𝑃(𝐴) = nilai peluang kejadian 𝐴
𝑛(𝐴) = banyaknya titik sampel kejadian 𝐴

𝑛(𝑆) = banyaknya ruang sampel
𝑃(𝐴) =

2) Kisaran Nilai Peluang
Nilai dari suatu peluang mempunyai kisaran tertentu, yaitu:
0 ≀ 𝑃(𝐴) ≀ 1
𝑃(𝐴) = 0, berarti suatu kejadian yang tidak mungkin
(kemustahilan)
𝑃(𝐴) = 1, berarti suatu kejadian yang pasti (kepastian)

Contoh: Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang mata dadu bilangan prima!

2

Jawab:
Mata Dadu yang diamati

Mata Dadu yang muncul (𝐴)

1

2
3
4
5
6
Jumlah
Ruang sampel (𝑆) = {1,2,3,4,5,6}
𝑛(𝑆) = 6

0
1
1
0
1
0
𝑛(𝐴) = 3

Mata Dadu keseluruhan
(𝑆)
1

1
1
1
1
1
𝑛(𝑆) = 6

titik sampel bilangan prima (𝐴) = {2,3,5}
𝑛(𝐴) = 3

𝑃(𝐴) =
=

=

𝑛(𝐴)
𝑛(𝑆)

3


6
1
2

3) Peluang Komplemen
Definisi
Jika 𝑃 (𝐴𝑐 ) adalah peluang kejadian selain 𝐴 (Peluang Komplemen) dan 𝑃(𝐴) adalah
peluang kejadian 𝐴, maka:
𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 βˆ’ 𝑃(𝐴)
Contoh: Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang mata dadu bukan bilangan
prima!
Jawab:
Ruang sampel (𝑆) = {1,2,3,4,5,6}
𝑛(𝑆) = 6

titik sampel bilangan prima (𝐴) = {2,3,5}
𝑛(𝐴) = 3
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)

3
=
6
1
=
2

𝑃(𝐴𝑐 ) = 1 βˆ’ 𝑃(𝐴)
1
=1βˆ’
2
1
=
2
3

E. Frekuensi Relatif atau Peluang Empirik Suatu Kejadian Tunggal
1) Nilai Peluang
𝑛(𝐴)
π‘“π‘Ÿ (𝐴) =

𝑛(𝐡)
Keterangan: π‘“π‘Ÿ (𝐴) = nilai empirik 𝐴
𝑛(𝐴) = banyaknya titik sampel kejadian 𝐴
𝑛(𝐡) = banyaknya percobaan
2) Kisaran Nilai Peluang
Nilai dari suatu peluang mempunyai kisaran tertentu, yaitu:
0 ≀ π‘“π‘Ÿ (𝐴) ≀ 1
π‘“π‘Ÿ (𝐴) = 0, berarti suatu kejadian yang tidak mungkin
(kemustahilan)
π‘“π‘Ÿ (𝐴) = 1, berarti suatu kejadian yang pasti (kepastian)

Contoh: Sebuah dadu dilempar 10 kali, tentukan peluang empiriknya!
Jawab:
Mata Dadu
Mata Dadu yang muncul
Berapa kali Mata Dadu yang muncul
yang diamati
(𝐴)
(𝐡)
1

1
2
2
1
2
3
1
2
4
1
2
5
1
1
6
1
1
Jumlah
𝑛(𝐴) = 6
𝑛(𝐡) = 10
π‘“π‘Ÿ (𝐴) =
=

=

𝑛(𝐴)

𝑛(𝐡)
6

10
3
5

F. Frekuensi Harapan
Definisi
Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang terjadi pada sejumlah percobaan.
πΉβ„Ž (𝐴) = 𝑛 βˆ™ 𝑃(𝐴)
Contoh: Sebuah dadu dilempar 30 kali. Hitunglah Frekuensi Harapan munculnya mata
dadu ganjil!
Jawab:
𝑛 = 30
Ruang sampel (𝑆) = {1,2,3,4,5,6}
𝑛(𝑆) = 6

titik sampel bilangan prima (𝐴) = {2,3,5}
𝑛(𝐴) = 3
4

𝑛(𝐴)
𝑛(𝑆)
3
=
6
1
=
2

𝑃(𝐴) =

πΉβ„Ž (𝐴) = 𝑛 βˆ™ 𝑃(𝐴)
1
= 30 βˆ™
2
= 15

G. Peluang Suatu Kejadian Majemuk
1) Operasi Himpunan
a) Irisan
Definisi
Irisan dari himpunan 𝐴 dan 𝐡 adalah himpunan yang terdiri dari himpunan 𝐴
dan himpunan 𝐡, dinotasikan dengan 𝐴 ∩ 𝐡 = {π‘₯|π‘₯ ∈ 𝐴 dan π‘₯ ∈ 𝐡}.

Contoh: Diberikan himpunan 𝐴 = {1, 2} dan 𝐡 = {2, 3, 4, 5}, carilah 𝐴 ∩ 𝐡!
Jawab:

Jadi, 𝐴 ∩ 𝐡 = {2}

b) Gabungan
Definisi
Gabungan dari himpunan 𝐴 dan 𝐡 adalah himpunan yang terdiri dari himpunan
𝐴 atau himpunan 𝐡 atau semuanya, dinotasikan dengan 𝐴 βˆͺ 𝐡 = {π‘₯|π‘₯ ∈
𝐴 atau π‘₯ ∈ 𝐡}.

Contoh: Diberikan himpunan 𝐴 = {1, 2} dan 𝐡 = {2, 3, 4, 5}, carilah 𝐴 βˆͺ 𝐡!

5

Jawab:

Jadi, 𝐴 βˆͺ 𝐡 = {1, 2, 3, 4, 5}

2) Peluang Kejadian Saling Bebas
Definisi
Irisan dari himpunan 𝐴 dan 𝐡 adalah himpunan yang terdiri dari himpunan 𝐴
dan himpunan 𝐡, dinotasikan dengan 𝐴 ∩ 𝐡 = {π‘₯|π‘₯ ∈ 𝐴 dan π‘₯ ∈ 𝐡}, maka
peluang 𝐴 dan 𝐡 dikatakan saling bebas jika dan hanya jika
𝑃(𝐴 ∩ 𝐡) = 𝑃(𝐴) β‹… 𝑃(𝐡)

Contoh: Sebuah dadu dilempar dua kali, pada pelemparan pertama muncul mata
dadu {1, 2} dan pada pelemparan kedua muncul mata dadu {2, 3, 4, 5},
carilah peluang munculnya kedua mata dadu berangka sama!
Jawab:

Diketahui: 𝐴 = {1, 2}
𝐡 = {2, 3, 4, 5}
Ditanya: 𝑃(𝐴 ∩ 𝐡)?
Jawab:
𝐴 = {1, 2}
𝑛(𝐴) = 2
𝐡 = {2, 3, 4, 5}
𝑛(𝐡) = 4
𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
𝑛(𝑆) = 6
𝑃(𝐴) =
=

𝑃(𝐡) =
=

𝑛(𝐴)

𝑛(𝑆)
2
6

𝑛(𝐡)

𝑛(𝑆)
4
6

6

𝑃(𝐴 ∩ 𝐡) = 𝑃(𝐴) β‹… 𝑃(𝐡)
2 4
=6β‹…
6
=

Jadi, 𝑃(𝐴 ∩ 𝐡) =

=

2

8

36
2
9

9

3) Peluang Kejadian Gabungan
Definisi
Gabungan dari himpunan 𝐴 dan 𝐡 adalah himpunan yang terdiri dari
himpunan 𝐴 atau himpunan 𝐡 atau semuanya, dinotasikan dengan 𝐴 βˆͺ 𝐡 =
{π‘₯|π‘₯ ∈ 𝐴 atau π‘₯ ∈ 𝐡}, maka peluang 𝐴 dan 𝐡 dikatakan peluang kejadian
gabungan jika dan hanya jika
𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡) βˆ’ 𝑃(𝐴 ∩ 𝐡)

Contoh: Sebuah dadu dilempar dua kali, pada pelemparan pertama muncul mata
dadu {1, 2} dan pada pelemparan kedua muncul mata dadu {2, 3, 4, 5},
carilah peluang kejadian gabungannya!
Jawab:

Diketahui: 𝐴 = {1, 2}
𝐡 = {2, 3, 4, 5}
Ditanya: 𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡)?
Jawab:
𝐴 = {1, 2}
𝑛(𝐴) = 2
𝐡 = {2, 3, 4, 5}
𝑛(𝐡) = 4
𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
𝑛(𝑆) = 6
𝑃(𝐴) =
=

𝑃(𝐡) =

𝑛(𝐴)

𝑛(𝑆)
2
6

𝑛(𝐡)
𝑛(𝑆)

7

=

4
6

𝑃(𝐴 ∩ 𝐡) = 𝑃(𝐴) β‹… 𝑃(𝐡)
2 4
= β‹…
=

=

6 6
8

36
2
9

𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡) βˆ’ 𝑃(𝐴 ∩ 𝐡)
2
4
2
= + βˆ’
6
=

=

=

Jadi, 𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) =

7

=

12

36
36
36
28

36
7

6
9
24
8

+
βˆ’

36
8
36

βˆ’

36

9

9

4) Peluang Kejadian Saling Lepas
𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡) βˆ’ 𝑃(𝐴 ∩ 𝐡)
𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡) βˆ’ 0

𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡)

Contoh: Sebuah dadu dilempar dua kali, pada pelemparan pertama muncul mata
dadu {1, 2} dan pada pelemparan kedua muncul mata dadu {3, 4, 5},
carilah peluang kejadian saling lepas!
Jawab:

Diketahui: 𝐴 = {1, 2}
𝐡 = {3, 4, 5}
Ditanya: 𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡)?
Jawab:
𝐴 = {1, 2}
𝑛(𝐴) = 2
𝐡 = {3, 4, 5}
𝑛(𝐡) = 3
8

𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
𝑛(𝑆) = 6
𝑃(𝐴) =
=

𝑃(𝐡) =
=

𝑛(𝐴)

𝑛(𝑆)
2
6

𝑛(𝐡)

𝑛(𝑆)
3
6

𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐡)
2
4
2
= + βˆ’
6
=

=

=

Jadi, 𝑃(𝐴 βˆͺ 𝐡) =

7

=

12

36
36
36
28

36
7

6
9
24
8

+
βˆ’

36
8
36

βˆ’

9

9

9

36