BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kadar Asam Urat dan Disabilitas Komunitas di Daerah Batu Gantung Dalam, Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Nusaniwe, Kota Am

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

  Wilayah Batu Gantung Dalam merupakan salah satu wilayah yang berada di Kelurahan Mangga Dua, Kecamatan Nusaniwe, Kotamadya Ambon. Wilayah Batu Gantung terdiri dari 4 RT dan 2 RW, dan merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Urimessing. Saat peneliti melakukan penelitian, peneliti hanya mengambil data pada RT 001/RW 04, karena sebelumnya telah melakukan diskusi dengan key

  informan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

  Setelah Surat Izin Penelitian diberikan oleh FKIK ke Kesbangpol Provinsi Maluku, peneliti meneruskan surat izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Ambon. Setelah izin penelitian diberikan, peneliti mengambil data keadaan puskesmas di Dinas Kesehatan Kotamadya dan di Puskesmas Kelurahan Mangga Dua. Setelah berdiskusi dengan key informan, peneliti didampingi key informan melakukan kunjungan ke tiap rumah di RT 001/RW 04 wilayah Batu Gantung Dalam. Peneliti melakukan penelitian selama kurun waktu dua bulan, sejak Februari sampai bulan April 2016.

  Setelah semua data terkumpul, data diinput kedalam program Microsoft Excel

4.3 Hasil Penelitian

  4.3.1 Karakteristik Demografi Responden

  Data pada Tabel 4.1 memaparkan karakteristik demografi responden yang berju mlah 165 orang. Kisaran umur responden antara 15 s/d ≥75, dengan distribusi tertinggi pada umur 45-54 tahun. Dari segi pendidikan, responden terbanyak adalah dari lulusan SMA.

  4.3.2 Keadaan Hiperurisemia Responden

Tabel 4.2 memaparkan profil kadar Asam Urat 165 responden yang berjumlah sebanyak 41 kategori, dengan kadar asam urat terendah 3,4mmHg

  sebanyak 1 individu dan kadar asam urat tertinggi adalah 13,8mmHg sebanyak 1 individu.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Tingkat

  1

  8 SMP

  23

  14 SMA

  57

  35 Diploma

  18

  11 S1

  52

  32 S2

  1 S3 Nilai Asam

  SD

  Urat Laki- laki ≤ 7,0

  13

  8 > 7,0

  74

  45 Nilai Asam Urat

  Perempuan ≤ 6,0

  25

  15 > 6,0

  53

  14

  Tidak Sekolah Tidak Tamat SD

  

Pendidikan, Nilai Asam Urat

  23

  VARIABEL KARAKTERISTIK FREKUENSI (N=165) (%)

  Jenis Kelamin

  Laki-Laki

  87

  53 Perempuan

  78

  47 Usia 15-24

  5

  3 25-34

  14 35-44

  1 Tingkat Pendidikan

  26

  16 45-54

  50

  30 55-64

  35

  21 65-74

  24

  15 ≥ 75

  2

  32

Tabel 4.2 Profil Kadar Asam Urat 165 responden

  9

  13

  40

  1

  1 38 12,1 1 39 12,8

  12

  37

  1

  20 33 9,8 1 34 10,2 4 35 10,3 1 36 10,8

  2 28 9,1 2 29 9,2 3 30 9,4 5 31 9,6 5 32 9,7

  27

  

NO. KADAR ASAM URAT FREKUENSI (N=165)

1 3,4 1 2 3,8 2 3 4,2 2 4 4,6 2 5 4,8 4 6 5,3

  2

  1 22 8,1 3 23 8,2 5 24 8,4 3 25 8,5 1 26 8,6

  8

  21

  3

  11 14 7,1 5 15 7,2 6 16 7,4 1 17 7,5 4 18 7,6 6 19 7,8 3 20 7,9

  4 12 6,8 1 13 6,9

  11 10 6,4 14 11 6,7

  11 7 5,4 3 8 5,7 7 9 6,2

  1

4.3.3 Hiperurisemia Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  Dari total 165 responden, ada 127 individu yang mengalami hiperurisemia. Pada kelompok jenis kelamin laki-laki, kondisi hiperurisemia terbanyak ada pada kategori usia 45-54 tahun, sama halnya dengan kelompok perempuan.

Tabel 4.3 Nilai Asam Urat Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  JENIS KELAMIN Perempuan

  KATEGORI Laki-laki (N=87)

  (N=78) USIA

  ≤ 7,0 > 7,0 % ≤ 6,0 > 6,0 % 15-24

  4

  2

  1

  1 25-34

  1

  9

  6

  2

  11

  8 35-44

  1

  11

  7

  5

  10

  9 45-54

  3

  27

  18

  7

  12

  12 55-64

  7

  16

  14

  3

  9

  7 65-74

  1

  6

  4

  7

  10

  10 ≥75

  1

  1

  1

  1 TOTAL

  13

  74

  53

  25

  53

  47 Grafik 4.1

  Nilai Asam Urat Laki-laki dan Perempuan

  12

  10 t Ura

  8 m

  6 sa A (mmHg)

  4 Grafik 4.1 menunjukkan perbedan nilai Asam Urat pada laki-laki dan perempuan. Terlihat bahwa semakin bertambah kategori usia responden, nilai Asam Urat semakin tinggi.

  4.3.4 Hiperurisemia Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4 Nilai Asam Urat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Frekuensi (N=165) ≤7,0 >7,0 Total

  9

  1

  6

  7 SMP

  4

  10

  14 SMA

  15

  Tidak Sekolah Tidak Tamat SD

  24 Perguruan Tinggi

  11

  22

  33 T o t a l

  25

  53

  SD

  Tingkat Pendidikan ≤ 6,0 > 6,0 Total

  Laki-laki (N=87) Tidak Sekolah

  9 SMA

  Tidak Tamat SD SD

  4

  3

  7 SMP

  3

  6

  1

  87 Perempuan (N=78)

  32

  33 Perguruan Tinggi

  5

  33

  38 T o t a l

  13

  74

  78 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada kelompok laki-laki kondisi hiperurisemia terbanyak ada pada kategori tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 33 individu. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok

4.3.5 Indeks HAQ-DI Individual

  Jumlah individu dalam kategori nilai HAQ-DI menurut kategori 20 pertanyaan disabilitas terhadap 165 responden dipaparkan pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6

Tabel 4.5 Profil Nilai HAQ-DI Berdasarkan Skor Makimum, atas Jawaban 20 Pokok (8

  

Kategori) Pertanyaan HAQ-DI

KRITERIA FREKUENSI (N=165) HAQ-DI

  individu dengan skor 46 0,0082 max 0 individu dengan skor

  61 0,0041 max 1 individu dengan skor 40 0,0153 max 2 individu dengan skor

  18 0,0347 max 3 TOTAL 165 0,02

Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya individu yang menjawab 20 pokok (8 kategori) pertanyaan HAQ-DI dengan skor maksimal masing-masing: skor nol

  (0) untuk keadaan normal, yakni tidak ada kesulitan apapun, skor satu (1) mewakili keadaan dimana responden memiliki beberapa atau sebagian kesulitan, skor dua (2) mewakili keadaan responden yang memiliki kesulitan yang tinggi, dan skor tiga (3) menunjukkan bahwa responden sama sekali tidak mampu (disable). Data pada tabel di atas menerangkan ada 46 individu dari total 165 responden yang mampu melakukan semua (20 pokok) aktivitas tanpa kesulitan sama sekali. Namun, ada 18 individu yang pada aktivitas tertentu (dari

Tabel 4.6 memaparkan profil nilai HAQ-DI individual dari 165 responden.

  Dari data tersebut diperoleh jumlah kategori HAQ-DI sebanyak 33 kategori, dengan kategori terendah yakni HAQ-DI 0 sebanyak 45 individu, sedangkan HAQ-DI tertinggi, yakni 2,55 sebanyak 1 individu.

Tabel 4.6 Profil Nilai HAQ-DI Individual 165 Responden No. Kategori HAQ-DI Jumlah individu

  1

  45 2 0,05 4 3 0,1

  12 4 0,15 14 5 0,2

  5 6 0,25 15 7 0,3

  5 8 0,35 5 9 0,4 6 10 0,45 3 11 0,5 6 12 0,55 4 13 0,6 7 14 0,65 3 15 0,7 6 16 0,75 2 17 0,8 2 18 0,85 2 19 0,95

  1

  20

  1

  1 21 1,05 1 22 1,1 2 23 1,2 1 24 1,35 1 25 1,4

  2

Tabel 4.7 Profil Nilai HAQ-DI Menurut Kadar Asam Urat Berdasarkan Skor Maksimum, atas

  

Jawaban 20 Pokok (8 Kategori) Pertanyaan HAQ-DI

SKOR FREKUENSI (N=165) HAQ-DI JK MAX ≤7,0 >7,0 TOTAL ≤7,0 >7,0 TOTAL HAQ-DI

  11

  5

  16

  1

  2

  30 32 0,15 0,23 0,19 L

  (N=87)

  2

  25 25 0,65 0,32

  3

  14 14 0,14 0,07

  SKOR MAX ≤6,0 >6,0 TOTAL ≤6,0 >6,0 TOTAL HAQ-DI

  P

  19

  11

  30 (N=78)

  1

  2

  27 29 0,15 0,20 0,18

  2

  2

  13 15 0,65 0,62 0,64

  3

  2

  2 4 0,78 1,05 0,91

Tabel 4.7 memperlihatkan banyaknya individu yang menjawab 20 pokok pertanyaan (8 kategori) dengan skor tertinggi berdasarkan kadar asam urat.

  Pada kelompok laki-laki ada 14 individu hiperurisemia yang menjawab dengan skor maksimum tiga (3), artinya mereka tidak mampu melakukan beberapa aktivitas tertentu (dari 20 pokok aktivitas yang ditanyakan). Sedangkan pada kelompok perempuan, hanya ada 4 individu hiperurisemia yang menjawab dengan skor maksimum tiga (3). Pada kelompok hiperurisemia laki-laki, jawaban terbanyak ada pada skor maksimum satu (1), yakni ada 30 individu.

  Artinya 30 individu ini mampu melakukan aktivitas namun agak kesulitan.hal yang sama terjadi pada kelompok hiperurisemia perempuan. Jawaban

  

4.3.6 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kategori dan Pokok

Disabilitas Fungsional

Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan HAQ-DI per pokok pertanyaan berdasarkan 8 kategori fungsional. Nilai HAQ-DI tertinggi yakni 0,96 ada pada

  kategori Aktivitas Lain pada pokok melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel atau bekerja di halaman rumah, dan kategori berjalan pada pokok naik lima anak tangga sendiri dengan nilai HAQ-DI 0,87.

4.3.7 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat Darah

Tabel 4.9 memaparkan, dari total 87 responden laki-laki ada 74 individu hiperurisemia dengan nilai HAQ-DI 0,59. Sedangkan pada kelompok

  perempuan, ada 53 individu hiperurisemia dari total 78 responden.

Tabel 4.8 HAQ-DI Responden Berdasarkan Kategori dan Pokok Disabilitas Fungsional

  

(N=165)

HAQ-DI KATEGORI POKOK Pokok Kategori

  Berpakaian, termasuk mengikat Berpakaian

tali sepatu dan mengkancing 0,19

dan

  0,18 sendiri Berdandan

Keramas/mencuci rambut sendiri 0,17

  Berdiri langsung dari kursi 0,66 dengan sendiri Berdiri

  0,48

Bangun dari tempat tidur sendiri 0,31

Makan menggunakan sendok

dan memasukkan ke mulut 0,10

dengan sendiri

Makan Mengangkat secangkir/gelas 0,16

  0,15 penuh ke mulut dengan sendiri menuangkan air dari cerek ke 0,22 dalam gelas dengan sendiri Berjalan di luar ruangan di

  0,53 lantai/tanah datar dengan sendiri Berjalan

  0,70

naik lima anak tangga sendiri 0,87

mandi dan mengeringkan badan 0,12 sendiri Kebersihan

  0,18

mengambil gayung mandi sendiri 0,13

keluar/masuk toilet/kamar mandi 0,29

mengambil dan menurunkan mencapai barang dari atas kepala seberat 0,44

atau 2,5 Kg 0,62

mengjangkau membungkuk ke bawah

  0,79 mengambil pakaian di lantai

mencangkul di halaman rumah 0,12

membuka toples yang

  0,24

Cengkraman sebelumnya tertutup 0,16

menghidupkan dan mematikan 0,10 kran air menjalankan tugas dan

  0,47 berbelanja ke toko/kios

pergi berkebun 0,71

Aktivitas lain

  0,71 melakukan pekerjaan rumah

seperti menyapu, mengepel atau 0,96

Tabel 4.9 Nilai HAQ-DI Berdasarkan Kadar Asam Urat

KATEGORI JENIS KADAR FREKUENSI HAQ-DI KELAMIN AU

  13 0,02 ≤ 7,0

  Laki-laki > 7,0 74 0,59

  Sub Total 87 0,30 ≤ 6,0 25 0,13

  Perempuan > 6,0 53 0,29

  Sub Total 78 0,21 Total 165 0,26

4.3.8 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Tabel 4.10 HAQ-DI Responden Berdasarkan Usia dan Jenis kelamin Menggunakan Uji Tukey

  FREKUENSI HAQ-DI PER KATEGORI HAQ-DI (N=165) KATEGORI USIA USIA

  

L P L P

  15-24

  1 4 0,03 0,03 25-34

  12 11 0,13 0,12 0,13 35-44

  8 19 0,30 0,12 0,17 45-54

  30 19 0,37 0,29 0,34 55-64

  18 17 0,7 0,35 0,53 65-74

  17 7 0,87 0,46 0,75 > 75

  1 1 0,7 0,35 TOTAL

  87 78 0,50 0,24 0,37 adalah kategori usia 15-24 tahun. Hal ini dapat terlihat juga pada grafik di bawah ini.

  Grafik 4.2 Nilai HAQ-DI Berdasarkan Usia Grafik 4.3 Nilai HAQ-DI Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  2

  • -DI

  1 Q HA

1 Nilai

  

4.3.9 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan

Terakhir

Tabel 4.11 Nilai HAQ-DI Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menggunakan Uji Tukey TINGKAT FREKUENSI HAQ-DI PENDIDIKAN (N=165)

  SD 15 0,78 SMP 23 0,37 SMA 56 0,25 Perguruan Tinggi 71 0,38

  TOTAL 165 0,37

Tabel 4.11 menunjukkan hasil perhitungan nilai HAQ-DI berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan menggunakan uji Tukey pada SPSS 17.

  Data menunjukkan bahwa nilai HAQ-DI tertinggi yakni 0,78 ada pada kategori tingkat pendidikan SD dan nilah HAQ-DI terendah ada pada kategori tingkat pendidikan SMA. Hal ini dapat dilihat denagn lebih jelas pada grafik di bawah ini.

  

Grafik 4.4

Nilai HAQ-DI Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.12 HAQ-DI per Kadar Asam Urat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  TINGKAT PENDIDI KAN ≤6,0 >6,0 TOTAL ≤6,0 >6,0 TOTAL

  5

  16 31 0,02 0,26 0,14 Pergurua n Tinggi

  15

  8 11 0,2 0,32 0,26 SMA

  3

  3 5 0,73 0,20 0,46 SMP

  2

  SD

  Tidak Tamat SD

  Tidak Sekolah

  (N= 78)

  JK TINGKAT PENDIDI KAN FREKUENSI (N=165) HAQ-DI ≤7,0 >7,0 TOTAL ≤7,0 >7,0 TOTAL

  32 40 0,04 0,57 0,30 P

  8

  22 26 0,48 0,24 Pergurua n Tinggi

  4

  11 12 0,50 0,25 SMA

  1

  9 9 1,02 0,51 SMP

  Tamat SD SD

  Sekolah Tidak

  87) Tidak

  L (N=

  26 31 0,17 0,32 0,24

  4.3.10 Perbandingan Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat Darah Tabel 4.13 HAQ-DI Berdasarkan Kadar Asam Urat KRITERIA JENIS NILAI ASAM FREKUENSI HAQ-DI KELAMIN URAT (mmHg)

  13 0,02 ≤ 7,0

  Laki-laki 0,30

  > 7,0 74 0,59 25 0,13 ≤ 6,0

  Perempuan 0,21

  > 6,0 53 0,29 Total 165 0,26

Tabel 4.13 menunjukkan pada kelompok laki-laki, nilai HAQ-DI tertinggi dan terbanyak ada pada responden dengan kondisi hiperurisemia. Pada

  perempuan, juga terlihat hal yang sama bahwa nilai HAQ —DI tertinggi dengan frekuensi terbanyak ada pada kelompok dengan hiperurisemia.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Karakteristik Demografi Responden

  Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa responden yang paling banyak mengalami hiperurisemia adalah laki-laki (45%) dibandingkan dengan perempuan (32%). Hal ini pun disebut oleh Ioannou dan Boyke dalam Lohr,

  4.4.2 Hiperurisemia Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa kondisi hiperurisemia terbanyak pada laki-laki daripada perempuan, dan jumlah terbanyak ada pada kelompok usia 45-54 tahun. Mengutip dari Price dan Wilson, Rini, 2017, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kadar asam urat akan meningkat seiring bertambahnya usia.

  4.4.3 Hiperurisemia Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

  Keadaan hiperurisemia pada laki-laki dan perempuan terbanyak ada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi, laki-laki 33 individu dan perempuan 22 individu, dan terendah ada pada kategori tingkat pendidikan SD.

  

4.4.4 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kategori dan Pokok

Disabilitas Fungsional

  Hasil penelitian berdasarkan 8 kategori fungsional memperoleh hasil nilai HAQ-DI tertinggi terlihat pada kategori Aktivitas lain yaitu pada pokok melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel atau bekerja di halaman (HAQ-DI=0,96) dan Kategori berjalan pada pokok naik lima anak

  4.4.5 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kadar Asam Urat Darah

  Berdasarkan analisis, nilai HAQ-DI tertinggi dan terbanyak adalah 0,59 pada laki-laki dengan hiperurisemia (n=74).

  4.4.6 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

  Dari analisis yang dilakukan pada kelompok laki-laki, nilai HAQ-DI total terendah ada pada kategori 15-24 tahun

  

4.4.7 Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan

Terakhir

  Setelah menganalisis data, nilai HAQ-DI tertinggi ada pada kelompok dengan tingkat pendidikan SD 0,78 (n=15) dan terendah ada pada kelompok dengan tingkat pendidikan SMA 0,25 (n=56). Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan kategori pendidikan yang lebih rendah cenderung memiliki tingkat disabilitas yang tinggi. Temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Amerika oleh Leonard (2004), yang menemukan bahwa mereka yang tidak berpendidikan tinggi secara signifikan memiliki disabilits fungsional yang lebih tinggi.

  

4.4.8 Perbandingan Disabilitas Fisik Responden Berdasarkan Kadar

Asam Urat Darah

  Hasil perhitungan nilai HAQ-DI responden dengan nilai asam urat serum adalah 0,59 sedangkan kelompok laki-laki yang memiliki nilai asam urat ≤7,0mg/dL memiliki nilai HAQ-DI 0,02. Hasil ini didukung oleh penelitian (Heiner

  

et al, 2010) yang melaporkan bahwa resiko disabilitas kerja secara signifikan

  meningkat pada mereka dengan konsentrasi asam urat paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki konsentrasi asam urat rendah. Terkait dengan artritis, pada konsentrasi asam urat mencapai 6,8mg/dL terjadi pembentukan Kristal dan akan memicu reaksi inflamasi di persendian (Terkeltaub, 2012).

Dokumen yang terkait

KONSEP DIRI PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II DI KECAMATAN GETASAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri pada Pasien dengan Diabetes Melitus Tipe II di Kecamatan Getasan

0 1 33

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

0 0 16

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pemberian Makan Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Binaus Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Orang Tua terhadap Pemberian Makan pada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Binaus

0 0 47

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 33

Well Being dan Strategi Koping; Studi Sosiodemografi di Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Well Being dan Strategi Koping: Studi Sosiodemografi di Getasan

0 0 43

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

Dampak Kunjungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia Di Panti Wredha Salib Putih Salatiga Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Kunjungan Keluarga terhadap Kualitas Hidup Lansia di Panti Wredha Salib Putih

0 0 28

i LAPORAN TUGAS AKHIR - Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 13

IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DAN STATUS KESEHATAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GETASAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Program Pelayanan Antenatal Care dan Status Kesehatan Ibu Hamil di P

0 0 45

PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITY, CAPITAL INTENSITY RATIO, ACTIVITY RATIO DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)

0 1 18