BAB I PENDAHULUAN - Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Indonesia merupakan negara yang menganut sistem Self Assessment dalam

  sistem perpajakannya, dimana negara memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam menghitung, memperhitungkan, menyetor serta melaporkan pajak terutangnya.

  

Self Assesment ini diatur dan dijelakan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

  Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

  Pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk memyar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006 : 1).

  Sistem Self Assessment yang diberlakukan di Indonesia tentu memiliki beberapa konsekuensi yang cukup besar dalam penyampaian pajak dari setiap wajib pajak. Dalam pengaplikasian sistem Self Assessment ini, setiap wajib pajak tentunya harus mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan harus memahami ketentetuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Namun kendala yang ditemui dalam sistem Self Assessment ini adalah kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kurangnya kesadaran ini disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya: Terdapat wajib

  1 pajak yang mengerti tata cara perpajakan, mulai dari maksud dan tujuan perpajakan, serta tata cara perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak namun merasa tidak mendapat keuntungan yang berarti dalam penyetoran dan penyampaian pajaknya terhadap dirinya, sehingga akan ditemukan kesulitan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu kesadaran yang rendah juga dapat dijumpai terhadap masyarakat pedesaan yang dikarenakan adanya ketidakpahaman akan maksud dan tujuan perpajakan karena kurangnya penyuluhan kepada masyarakat desa serta kurangnya pendidikan dimana masih banyak masyarakat yang buta huruf sehingga tidak mengerti maksud dan tujuan terlebih tata cara perpajakan. Hal ini akan menjadi perbedaan yang cukup signifikan antara masyarakat kota dan masyarakat terpencil yang mana fiskus harus memaksimalkan kegiatan penyuluhan perpajakan di daerah daerah terpencil agar semua lapisan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan memahami tata cara perpajakan sehingga penerimaan pajak negara bisa maksimal.

  Hal ini hanya beberapan contoh kasus perpajakan. Ada juga wajib pajak orang pribadi atau badan tetapi tidak mlaporkan penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Timur secara jujur dan benar. Dalam kenyataan yang sebenarnya, tatkala wajib pajak yang telah memahami maksud dan tujuan perpajakan melakukan kegiatan berupa memanipulasi penghasilannya sehingga pajak terutangnya menjadi lebih rendah sehingga berdampak pada kas negara yang penerimaannya tidak maksimal. Selain itu peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai wajib pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi oleh fiskus. Masyarakat yang dikatakan telah mampu dalam memenuhi kewajiban membayar pajak dalam sisi subjektif dan objektif tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau sengaja menghindar dari kewajibannya sebagai wajib pajak akan dikenakan sanksi.

  Dalam memaksimalkan penerimaan negara dari sektor pajak, masyarakat harus mampu menjadi wajib pajak yang bertanggung jawab dan memahami seluk-beluk perpajakan. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan atau sosialisasi terhadap masyarakat guna menambah pengetahuan serta memperbaharui informasi sebelumnya mengenai tata cara perpajakan, sehingga melalui penyuluhan masyarakat dapat mengawali kesadaran dalam pemenuhan kewajibannya. Setiana. L. mempunyai pandangan bahwa, “Penyuluhan adalah merupakan sesuatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.”

  Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM) ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Maka dari itulah untuk melahirkan tenaga yang terampil, dan ahli dibidang perpajakan dipandang perlu adanya PKLM di Direktorat Jenderal Pajak oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU. Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan yang dihadapinya.

  Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang,

  

“Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Timur”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Adapun tujuan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1.1.

  Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dalam kurun 5 (lima) waktu terakhir.

  1.2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab yang menjadi dasar wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya.

  1.3. Untuk mengetahui jenis-jenis upaya yang dilakukan oleh petugas pajak dalam melayani wajib pajaknya.

  2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Selain tujuan, yang menjadi manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah:

  2.1. Bagi Mahasiswa

  2.1.1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang masalah kepatuhan wajib pajak.

  2.1.2. Untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

  2.1.3. Mengetahui tatacara dan prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas fiskus dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

  2.1.4. Membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan pengalaman kerja.

  2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

  2.2.1. Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyuluhan perpajakan.

  2.2.2. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

  2.2.3. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

  2.2.4. Mahasiswa dituntut dalam bersikap kritis sehingga mampu memberikan kritik dan saran yang membangun kepada pihak instansi dalam meningkatkan kinerja dalam lingkungan kerja instansi tersebut.

  2.3. Bagi Universitas Sumatera Utara

  2.3.1. Untuk memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

  2.3.2. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan dengan Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Perpajakan dan Aturan Undang-Undang

  Indonesia merupakan negara yang menganut sistem Self Assessment dalam kegiatan perpajakannya yang telah diatur dan dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

  Definisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006 : 1).

  Merajuk pada peraturan perpajakan yang berlaku, yaitu pasal 2 ayat 1 UU KUP;

  pasal 2 dan pasal 3 UU Nomor 7 tahun 1983 (UU PPh) berserta perubahannya yakni Undang-Undang Pasal 36 tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI No. 73 tahun 2012 pasal 2 dikatakan wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ).

2. Pengertian Penyuluhan

  Setiana. L. mempunyai pandangan bahwa, “Penyuluhan adalah merupakan sesuatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.”

  D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain :

  1. Untuk mengetahui data tentang kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dan melaporkan SPT Tahunannya di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

  2. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak baik dari segi pelayanan, adanya kegiatan penyuluhan maupun penerapan sanksi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

  3. Untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

  E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :

  1. Tahap Persiapan Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen.

  2. Studi Literatur Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti : buku perpajakan, Undang-undang perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang akan berhubungan dengan PKLM.

  3. Obsevasi Lapangan Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/ pengamatan secara langsung pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

F. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  1. Daftar pertanyaan ( Interview guide) Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang pelaksanaan penyuluhan perpajakan.

  2. Daftar Observasi (Observation guide)

  Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti pengenaan penyuluhan perpajakan.

  3. Daftar Dokumentasi (Optional guide) Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasi penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang

  menjadi pemikiran serta alasan dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

  

Bab II : GAMBARAN UMUM OBJEK PAJAK LOKASI PRAKTIK

KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta

  gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

  Bab III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan teori yang ada

  dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu dimulai dari pengertian, tujuan, dan sasaran penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur serta defenisi wajib pajak dan sistem perpajakan Indonesia.

  Bab IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada

  dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dimulai dari memberikan pelayanan yang terbaik, diadakannya penyuluhan dan penerapan sanksi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

  Bab V : PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini

  disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.