BAB I PENDAHULUAN - Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Goal Programming pada PT. Latexindo Toba Perkasa

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer produksi harus membuat keputusan mengenai rencana produksi yang sesuai agar diperoleh biaya yang minimum sehingga keuntungan yang akan didapatkan bisa semaksimal mungkin. Dalam melakukan perencanaan produksi pihak perusahaan harus memperhitungkan seluruh kemampuan dan keterbatasan sumber daya yang dimilikinya.

  Perencanaan produksi umumnya dilakukan dengan taksiran berdasarkan pengalaman masa lalu. Untuk mencapai keuntungan maksimum pada prinsipnya dibutuhkan perencanaan produksi yang teliti dengan memperhatikan keterbatasan yang terdapat pada sistem produksi. Batasan-batasan yang digunakan dalam memformulasikan fungsi tujuan perencanaan produksi yang optimal adalah data penjualan pada periode tertentu, biaya produksi, pemakaian bahan baku, jam kerja tersedia dan waktu penyelesaian produk. Karena data tersebut merupakan hal yang menentukan jumlah produksi yang akan dilaksanakan perusahaan Untuk menyelesaikan masalah pengoptimalan jumlah produksi seperti ini, model-model perencanaan produksi telah banyak dikembangkan PT. Latexindo Toba Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan sarung tangan berbahan baku karet (latex). Produk yang dihasilkan ada tiga tipe yaitu: 1.

  PPM-5.0 (Pre-Powdered Medium Weight), yaitu jenis sarung tangan berketebalan tipis dengan berat hanya 5,0 gr. Digunakan oleh konsumen industri ringan seperti industri makanan, sparepart dan sebagainya.

  2. PPNW (Pre-Powdered Normal Weight), yaitu jenis sarung tangan berketebalan normal dengan berat 5,7 gr. Digunakan untuk konsumen medis secara umum seperti rumah sakit, dokter gigi atau industri makanan.

  3. PPHW (Pre-Powdered High Weight), yaitu jenis sarung tangan berketebalan tinggi dengan berat 6,0 gr. Umumnya digunakan oleh konsumen untuk industri yang lebih berat seperti industri perakitan kendaraan.

  Dalam melakukan proses produksi guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang fluktuatif, maka perusahaan ini sering dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk menentukan perencanaan produksi yang optimal. Jumlah produksi yang lebih besar dari pada permintaan yang mengakibatkan persediaan produk menumpuk setiap bulan. Jumlah produksi dan permintaan pada periode Januari 2014 – Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jumlah Produksi Dan Permintaan Produk PPM-5,0 Januari 2014- Desember 2014 Bulan Produksi (unit) Permintaan (unit) Selisih (unit) Selisih (%)

  Jan-14 30.480.000 26.867.910 3.612.090 11,9 Feb-14 28.080.000 20.491.000 7.589.000 27,0 Mar-14 28.296.000 24.775.740 3.520.260 12,4 Apr-14 39.040.000 34.246.400 4.793.600 12,3 Mei-14 32.256.000 28.329.280 3.926.720 12,2 Jun-14 24.800.000 21.745.250 3.054.750 12,3 Jul-14 15.096.000 13.289.410 1.806.590 12,0 Agust-14 24.600.000 21.640.750 2.959.250 12,0 Sep-14 29.490.000 25.891.200 3.598.800 12,2 Okt-14 30.960.000 27.276.600 3.683.400 11,9 Nop-14 20.000.000 17.584.600 2.415.400 12,1 Des-14 24.336.000 21.394.360 2.941.640 12,1 TOTAL 327.434.000 283.532.500 43.901.500 13,0

  Sumber: Departemen Pemasaran PT. Latexindo Toba Perkasa

Tabel 1.2. Jumlah Produksi dan Permintaan Produk PPNW Januari 2014- Desember 2014 Bulan Produksi (unit)

  

Permintaan

(unit) Selisih (unit) Selisih (%)

  Jan-14 60.960.000 53.735.820 7.224.180 11,9 Feb-14 56.160.000 53.276.600 2.883.400 5,1 Mar-14 66.024.000 57.810.060 8.213.940 12,4 Apr-14 53.680.000 47.088.800 6.591.200 12,3 Mei-14 58.464.000 51.346.820 7.117.180 12,2 Jun-14 59.520.000 52.188.600 7.331.400 12,3 Jul-14 55.056.000 48.467.260 6.588.740 12,0 Agust-14 64.944.000 57.131.580 7.812.420 12,0 Sep-14 49.150.000 43.152.000 5.998.000 12,2 Okt-14 61.920.000 54.553.200 7.366.800 11,9 Nop-14 60.000.000 52.753.800 7.246.200 12,1 Des-14 65.520.000 57.600.200 7.919.800 12,1 TOTAL 711.398.000 629.104.740 82.293.260 11,5

  Sumber: Departemen Pemasaran PT. Latexindo Toba Perkasa

Tabel 1.3. Jumlah Produksi dan Permintaan Produk PPHW Januari 2014- Desember 2014 Bulan Produksi Permintaan Selisih Selisih (%) (unit) (unit) (unit)

  Jan-14 10.160.000 8.955.970 1.204.030 11,9 Feb-14 9.360.000 8.196.400 1.163.600 12,4 Mar-14 10.480.000 9.176.200 1.303.800 12,4 Apr-14 4.880.000 4.280.800 599.200 12,3 Mei-14 10.080.000 8.852.900 1.227.100 12,2 Jun-14 14.880.000 13.047.150 1.832.850 12,3 Jul-14 18.648.000 16.416.330 2.231.670 12,0 Agust-14 1.968.000 1.731.260 236.740 12,0 Sep-14 19.660.000 17.260.800 2.399.200 12,2 Okt-14 10.320.000 9.092.200 1.227.800 11,9 Nop-14 20.000.000 17.584.600 2.415.400 12,1 Des-14 3.744.000 3.291.440 452.560 12,1 TOTAL 134.180.000 117.886.050 16.293.950 12,1

  Sumber: Departemen Pemasaran PT. Latexindo Toba Perkasa

  Data tahun 2014 menunjukkan rata-rata terjadinya kelebihan produksi setiap bulannya adalah 12% dari jumlah yang diproduksi. Dimana total produksi jenis PPM-5,0 pada 2014 adalah 327.434.000 dengan penjualan total 283.532.500 maka terjadi selisih sebesar 43.901.500 unit pada tahun 2014.

  Data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi permasalahan kelebihan jumlah produksi yang terjadi setiap bulan dan bahkan cukup besar pada bulan-bulan tertentu. Dalam hal ini, tentunya perusahaan bertujuan agar keadaan kelebihan stock dapat diminimalkan, untuk itu selisih diharapkan seminimum mungkin.

  Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi PT. Latexindo Toba Perkasa, perlu dilakukan optimasi perencanaan produksi yang bertujuan untuk menentukan jumlah produksi yang optimal untuk masing-masing produk yang dihasilkan serta memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

  Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode Linear Programming. Linear Programming merupakan pemodelan matematis yang dalam hal ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat jumlah produksi yang optimum dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Namun Linear Programming hanya mampu digunakan untuk mencapai satu tujuan saja misalnya: memaksimalkan laba; atau meminimumkan biaya produksi , atau meminimalkan waktu kerja dan lain-lain berdasarkan kendala-kendala yang ada di dalam perusahaan. Sedangkan untuk mengoptimalkan suatu permasalahan dengan multitujuan dan berbagai kendala metode Linear Programming memiliki kelemahan. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan suatu model yang mampu untuk mengoptimalkan suatu permasalahan dengan berbagai tujuan berdasarkan kendala-kendala yang ada yaitu

  

1

dengan menggunakan Goal Programming.

  Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrograman linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M. Cooper pada tahun 1956.

  Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrograman linier, sehingga seluruh asumsi, notasi, formula model matematis, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidak berbeda. Perbedaan hanya terletak pada 1 kehadiran sepasang variabel deviasional yang akan muncul di fungsi tujuan dan di

  

Sri Mulyono.1991. Operation Research. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal 1. fungsi-fungsi kendala. Oleh karena itu, konsep dasar pemrograman linier akan selalu melandasi pembahasan model Goal Programming.

  Analisis goal programming bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target atau sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat ikatan yang ada, yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala tujuan, dan sebagainya.

  Keunggulan dari metode Goal Programming ini adalah model ini mampu menyelesaikan kasus-kasus pemrograman linier yang memiliki lebih dari satu tujuan yang hendak dicapai. Didalam model Goal Programming juga dihadirkan sepasang variabel yang dinamakan variabel deviasional yang berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang akan terjadi pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kananya. Agar deviasi itu minimum, artinya nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sebisa mungkin mendekati nilai ruas kanannya maka variabel deviasional itu harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan, karena itu metode Goal Programming dipilih sebagai metode penyelesaian masalah optimasi pada PT. Latexindo Toba Perkasa.

  Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode Goal Programming digunakan sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan multitujuan. Suresh Chand Sharma dan Devendra Singh hada (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “A Goal Programming Approach in Dairy Waste

  

Minimization” meneliti mengenai penggunaan goal programming pada industri

  olahan susu. Goal programming digunakan untuk memimimasi waste dari produk olahan susu. Goal programming dibutuhkan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu memaksimumkan penggunaan bahan baku, mengetahui jumlah produk, memaksimumkan penggunaan mesin, meminimasikan biaya produksi dengan kendala kapasitas mesin pendingin dan kapasitas tenaga kerja, meminimasikan penggunaan air limbah dan meminimasikan penggunaan uap. Hasil menunjukkan bahwa kemungkinan meningkat 52,36% untuk susu bubuk dan penurunan sebesar 19,92% untuk tujuan susu standard. Tujuan meminimasi penggunaan uap berada di bawah target, dan tujuan meminimasi penggunaan air limbah melebihi target, dan tujuan lainnya tercapai.

  Beberapa penelitian telah dilakukan selama tiga tahun terakhir, dimana

  

Goal Programming digunakan sebagai metode penyelesaian. Wiwik Angraeni

  (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Production Planning optimization

  Using Goal Programming method in Habibah Busana” meneliti penggunaan goal programming di bidang garmen yang memproduksi berbagai jenis produk. Goal programming digunakan untuk menentukan jumlah kombinasi produk dengan

  memperhatikan beberapa tujuan seperti memaksimumkan pendapatan, meminimumkan biaya produksi dan memaksimumkan penggunaan mesin. Hasil perencanaan produksi multitujuan yang dilakukan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali lipat, biaya produksi lebih kecil dari target biaya produksi yang diharapkan dan penggunaan mesin yang masih di bawah target penggunaan mesin sehingga dapat dikatakan proses perencanaan produksi telah optimal karena seluruh variabel deviasi sasaran bernilai 0.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok permasalahan yang terdapat pada perusahaan adalah fluktuasi permintaan setiap bulan yang menimbulkan terjadinya kelebihan jumlah produksi.

  .

  1.3. Tujuan dan Manfaat

  Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan produksi yang optimal bagi perusahaan untuk mongoptimalkan volume produksi dan laba perusahaan.

  Manfaat melakukan penelitian ini bagi perusahaan adalah hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi yang optimal di perusahaan

  1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

  Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dari penelitian ini adalah: 1. Data penjualan yang digunakan untuk memprediksi permintaan adalah data penjualan mulai dari Januari 2014 sampai dengan Desember 2014..

  2. Metode penyelesaian masalah yang digunakan adalah Goal Programming 3.

  Software LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi.

  4. Tidak dilakukan perbandingan hasil yang didapatkan dengan perusahaan sejenis yang ada.

  5. Jenis produk yang diteliti adalah PPM-5.0, PPNW dan PPHW

  Adapun asumsi yang dilakukan dari penelitian ini adalah: 1. Proses produksi berlangsung secara normal dimana mesin bekerja dengan baik dan tidak terjadi gangguan lain pada lantai produksi.

  2. Jumlah persediaan bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama masa penelitian berlangsung

3. Operator dianggap telah menguasai pekerjaannya dalam proses produksi produk.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

  Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.

  Bab II Gambaran Umum PT. Latexindo Toba Perkasa, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi , tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,

  Bab III Landasan Teori, berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah dan teori-teori pendukung lainnya untuk menunjang dalam menyelesaikan pokok permasalahan yang ada seperti, optimasi produksi, perencanaan produksi, kapasitas, perencanaan kapasitas, program linier, fungsi tujuan, kendala-kendala fungsional, goal programming dan sebagainya.

  Pada Bab IV Metodologi Penelitian, diuraikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian serta tahapan-tahapan penelitian dimulai dari identifikasi masalah sampai akhir serta tahapan dalam pengolahan data dan analisis pemecahan masalah.

  Pada Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, diuraikan tentang data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi penelitian. Data primer yang diambil adalah waktu proses pengerjaan produk. Sedangkan data sekundernya adalah data penjualan periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014, harga pokok produksi dan harga jual produk, jumlah pemakaian dan ketersediaan bahan serta jumlah jam kerja. Data yang diperoleh diolah dengan metode pengolahan data yang dipilih untuk memberikan solusi pemecahan masalah.

  Pada Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, dijelaskan analisis hasil pengolahan data untuk memperoleh pemecahan masalah.

  Pada Bab VII Kesimpulan dan Saran, diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah serta saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.