Pengertian Disiplin Kerja Makalah Menuru (1)

Pengertian Disiplin Kerja Makalah Menurut Para Ahli
Pengertian Disiplin Kerja Makalah Menurut Para Ahli - Pengertian disiplin dapat
dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.
Disiplin berasal dari bahas alatin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan
sikap yang layak terhadap pekerjaan. (I.G. Wursanto, Managemen Kepegawaian. Kenisisus, Yogyakarta, 1989, hal. 108)
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pengertian disipln adalah :
“Sikap mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau
masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan
Pemerintah atau etik, norma serta kaidah yang berlaku dalam masyarakat”. (Wawasan Kerja Aparatur Negara,
BP-7 Pusat, jakarta, 1993, hal. 24)

Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Produksi,
diungkapkan bahwa :
“Disiplin adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa berkehendak
untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah ditetapkan.( Nurlita Witarsa, Dasar-Dasar Produksi, Karunika,
jakarta, 1988, hal. 102)

Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah memberikan definisi antara lain, disiplin
merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka

dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. (I.S. Livine Teknik Memimpin
Pegawai

dan

Pekerja.

Terjemahan

oleh

iral

Soedjono,

Cemerlang,

Jakarta,

1980,


hal

71)

Di samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas, A.S. Moenir
mengemukakan bahwa :
“Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai
perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi.( A.S. Moenir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta, 1983, hal. 152.)

Kaitannya dengan kedisiplinan, Astrid S. Susanto (Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara,
Jakarta, 1974, hal 305.) juga mengemukakan sesuai dengan keadaan di dalam setiap organisasi, maka
disiplin dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
 Disiplin yang bersifat positif.
 Disiplin yang bersifat negatif.
Merupakan tugas seorang pemimpin untuk mengusahakan terwujudnya suatu disiplin yang
mempunyai sifat positif, dengan demikian dapat menghindarkan adanya disiplin yang bersifat
negatif.


Disiplin positif merupakan suatu hasil pendidikan, kebiasaan atau tradisi dimana seseorang dapat
menyesuaikan dirinya dengan keadaan, adapun disiplin negatif sebagai unsur di dalam sikap
patuh
yang
disebabkan
oleh
adanya
perasaan
takut
akan
hukuman.
Adapun ukuran tingkat disiplin pegawai menurut I.S. Levine,( I.S. Levine, Op. City, hal. 72.) adalah sebagai
berikut :
“Apabila pegawai datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik
dan tepat pada pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan bahan-bahan dan perlengkapan
dengan hati-hati, apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau
perusahaan, dan selesai pada waktunya.”
Berdasarkan pada pengertian tersebut di atas, maka tolak ukur pengertian kedisiplinan kerja
pegawai adalah sebagai berikut :
1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja.

2. Kepatuhan terhadap instruksi dari atasan, serta pada peraturan dan tata tertib yang
berlaku.
3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
4. Menggunakan dan memelihara bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan
penuh hati-hati.
5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas arti dan makna displin kerja, Alex S. Nitisemito (Alex S.
Nitisemito, Menegemen Sumber Saya Manusia, Sasmito Bross, Jakarta, 1980, hal. 260.) antara lain mengemukakan, bahwa
kedisiplinan lebih dapat diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan baik
secara
tertulis
maupun
tidak
tertulis.
Adapun menurut peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil sebagimana telah dimuat di dalam Bab
II Pasal (2) UU No.43 Tahun 1999, ada beberapa keharusan yang harus dilaksanakan yaitu :
1. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
serta melaksanakan perintah-perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berhak.
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya serta memebrikan pelayanan yang baik

terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Menggunakan dan memelihara barang-barnag dinas dengan sebaik-baiknya.
4. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri
Sipil dan atasannya.

Pengaruh Penerapan Disiplin Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
Pada Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (MS-41)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur
negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan
tersebut adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap disiplin
yang tinggi, kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan
kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional,
sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Disiplin kerja adalah merupakan modal yang penting yang harus dimiliki oleh
aparatur negara (PNS) sebab menyangkut pemberian pelayanan publik.Namun
ironisnya, kualitas etos kerja dan disiplin kerja aparat / PNS secara umum masih
tergolong rendah ini disebabkan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh para

PNS. Permasalahan tersebut antara lain kesalahan penempatan dan ketidakjelasan
jalur karier yang ditempuh namun pemerintahan terus berusaha melakukan reformasi
birokrasi ditubuh PNS. Karena itu, telah dibuat proyek percontohan di tiga lembaga
yakni Departemen Keuangan, Mahkamah Agung, dan Badan Pemeriksa
Keuangan.Pegawai di kantor-kantor tersebut diberi tunjangan kinerja setelah mereka
mampu menunjukkan kinerja yang tinggi dengan mengutamakan perbaikan pelayanan
secara sangat signifikan dan dirasakan masyarakat.
Perwujudan pemerintah yang bersih dan berwibawa diawali dengan penegakan
disiplin nasional di lingkungan aparatur negara khususnya pegawai negeri sipil.Pegawai
negeri Indonesia pada umumnya masih kurang mematuhi peraturan kedisiplinan
pegawai sehingga dapat menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan
nasional.Pegawai negeri sipil seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat secara
keseluruhan agar masyarakat dapat percaya terhadap peran PNS.
Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut
sebenarnya pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi
masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi
tanggung jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam suatu instansi
pemerintah, para pegawainya melakukan pelanggaran yang menimbulkan

ketidakefektifan kinerja pegawai yang bersangkutan.
Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban-kewajiban tidak ditaati atau dilanggar
oleh Pegawai Negeri Sipil1[1].Dengan maksud untuk mendidik dan membina pegawai
negeri sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran atas kewajiban dan larangan
dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin.
1

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda
pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung tinggi martabat
dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara namun kenyataan di
lapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan Pegawai Negeri Sipil yang
tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut sehingga seringkali timbul
ketimpangan-ketimpangan dalam menjalankan tugasnya dan tidak jarang pula
menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada masyarakat. Dalam Jurnal suara
karya oleh Kusen Suseno mengatakan bahwa rendahnya tingkat kedisiplinan dan etos
kerja para PNS selama ini, terutama karena tidak berjalannya system rewards and
punishment yang membuat PNS bermalas-malasan. Tindakan bersifat populis seperti
sidak, belum menjamin penertiban para PNS yang sering mangkir/pulang kantor

sebelum waktunya bisa berjalan efektif, karena setelah sidak selesai, ternyata banyak
mereka yang kembali mangkir dari tugasnya.Sehingga nasalah penegakan disiplin PNS
kini sudah saatnya patut mendapat perhatian yang lebih serius.

makalah disiplin karyawan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun manusia berada, dibutuhkan peraturanperaturan dan ketentuan-ketentuan tang akan mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan
perilakunya. Manusia sebagai individu terkadang ingin hidup bebas, sehingga ia ingin
melepaskan diri dari ssegala ikatan dan peraturan yang membatasi kegiatan dan
perilalkunya.Namun manusia juga merupakan makhluk sosial yang hidup di antara individiindividu lain, dimana ia mempunyai kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih lanjut terarahnya penulisan makalah ini, maka penulis membatasi sebagai
berikut:
1.

Pengertian disiplin pegawai


2.

Pentingnya disiplin kerja

3.

Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin kerja

4.

Pelaksanaan disiplin kerja

5.

Hubungan disiplin dengan produktivitas kerja

1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalh ini yaitu untuk menambah ilmu pengetahuam kita, dalam
memahami tentang kedisiplinan karyawan.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Disiplin Pegawai
Singodimedjo (2002), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan
seseorang untuk mematuhi dan nentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedabgkan disiplin yang
merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan
terhadap peraturan dan ketentuan perusahaan. Bentuk disiplin yang baik akan tercemin pada
suasana, yaitu:
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan
2. Tinggi semangay dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
4. Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan
Latainer (dalm Soeiono, 1995), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang
berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri
dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku.
Bagi Beach (dalam Siagian, 2002), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti yang pertama,
melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Arti yang

kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap
pelaku kesalahan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin
adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri
karyawan, yang menyebabkan iadapat menyesuaukan diri dengan sukarela pada peraturan dan
ketetapan perusahaan.

2.2 Pentingnya Disiplin Kerja
Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk
memelihara keteraturan tersebut. Tujuan uitama disiplin adalah untuk menigkatkan efisiensi
semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan. Singkatnya, disiplin dibutuhkan untuk
tujuan organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi
tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Lebih jauh lagi,
disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respons yang
dikehendaki. (Tohardi, 2002)
Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan
organisasi maupun bagi karyawan. Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga di peroleh hasil yang
optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga
akan menambah semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
2.3 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Disiplin Kerja
Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang memengaruhi disiplin pegawai:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat memengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi
segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan
jeri payanya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan.
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan .
Peranan keteladanan pimpinan sangat berpengaruh besar dalam perusaha’an,karena pimpinan
dalam suatu perusahaan masih menjadi panutan kariawan.para bawahan akan meniru yang
dilihatnya setiap hari. Apapun yang dibuat pimpinannya. Oleh sebab itu, bila seorang pemimpin
menginginkan tegaknya disiplin dalam perusaha’an, maka ia harus lebih dulu mempraktekkan,
supaya dapat diikutidengan baik oleh para karyawan lainnya.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

Para karyawan akan mau melakukan disiplin bila ada aturan yang jelas dan diinformasikan
kepada mereka. Bila aturan disiplin hanya menurut selera pimpinan saja, atau berlaku untuk
orang tertentu saja, jangan diharap bahwa para karyawan akan mematuhi aturan tesebut.
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
Bila ada seorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberenian pimpinan untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. Dengan adanya
tindakan tehadap pelanggar disiplin, sesuai dengan sanksi yang ada, maka semua karyawan akan
merasa terlindungi, dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang serupa.
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan
mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian, maka sedikit banyak para
karyawan akan terbiasa melaksanakan disiplin kerja.
6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan
Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang
lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan
yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya
sendiri. Keluhan dan kesulitan mereka ingin didengar, dan dicarikan jalan keluarnya, dan
sebagainya.
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin
Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain:


Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan



Melontarkan pujian yang sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para karyawan akan
turut merasa bangga dengan pujian tersebut



Sering mengikutsertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang
berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka



Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja, dengan
menginformasikan, kemana dan untuk urusan apa, walaupun kedapa bawahan sekalipun
2.4 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah
melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan menepati aturan permainan. Organisasi atau

perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi
rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan
yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain:
1.

Peraturan jam masuk, pulang,dan jam istirahat

2.

Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam pekerjaan

3.

Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerja lain

4.

Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh para karyawan

selama dalam organisasi dan sebagainya. (Singodimedjo, 2000)
2.5 Hubungan Disiplin Dengan Produktivitas Kerja
Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam
keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Disiplin kerja para
pegawai sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap
karyawan, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas
kewajibannya. Seperti juga suatu tingkahlaku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu,
disiplin kerja dapat ditingkatkan apa bila tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan
untuk berdisiplin. (Sukarno. 1994:54)
Disiplin kerja atau kebiasaan-kebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam diri karyawan
sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di dasarkan atas kesadaran diri
dalam diri karyawan. Tohardi (2002), ketidakdisiplinan individu atau karyawan dapat
memengaruhi produktivitas kerja organisasi.
Kegiatan pendisiplinan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
meengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat di
cegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan untuk
datang di kantor tepat waktu. Dengan datang ke kantor tepat waktu dan melaksanakan tugas
sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai
dalam suatu organisasisangat di pengaruhi oleh disiplin pegawai. Apalagi di antara pegawai
sudah tidak menghiraukan kedisiplin kerja, maka dapat dipastikan produktivitas kerja akan
menurun. Pdahal untuk mendapatkan produktivitas kerja sangat di perlukan kedisiplinan dari
para pegawai.

BAB III
KESIMPULAN
Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para menejer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin menunjuk kan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan
terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian, bila peraturan atau ketetapan
yang ada dalam perusahaan itubdiabaikan atau seri8ng dilanggar, maka karyawan mempunyai
disiplin kerja yang buruk.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggungjawab seseorang terhadap tugastugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
terwujudnya tujuan perusahaan. Meelalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya
seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka yang memilki disiplin tinggi. Guna
mewujudkan tujuan perusahaan, yang pertama harus segera dibangun dan diteggakan
diperusahaan tersebut adalah kedisiplinan karyawannya. Jadi, kedisiplinan merupakan kunci
keberhasilan suatu eperusahann dalam mencapai tujuan.

Daftar Pustaka
Faustino Cardoso Gomes, manajemen sumber daya, andi, Yogyakarta:2003