Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena
setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini
akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.

Dalam hal

mempercepat pertumbuhan ekonomi ada banyak hal yang menjadi jalan keluar agar dapat
memacu percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi
perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam
segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan
ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu faktor sumber
daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor
budaya dan faktor daya modal. Lalu kita dapat melihat bagaimana kelima faktor tersebut
sudah secara maksimal dikelola, faktanya masih banyak negara yang masih terbelakang
dalam pengelolaan beberapa faktor tersebut walaupun kita juga dapat melihat beberapa
negara lainnya sudah cukup mampu mengelola dengan baik.
Negara di asia tenggara yang mempunyai penduduk yang sangat banyak adalah negara

Indonesia. Negara indonesia merupakan negara terpadat nomor empat setelah cina, india dan
amerika serikat. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010

menurut Badan Sensus

Penduduk (BPS) adalah sebanyak 237.641.326 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat
tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.356 jiwa (49,79%) dan di daerah pedesaan
sebanyak 119.321.070 jiwa (50,21%). Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan
belum disertai dengan kualitas penduduk yang handal, maka akan menjadi tantangan
pemerintah indonesia karena pada tahun 2015 merupakan awal dari Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC).
Provinsi jawa timur yang merupakan provinsi terpadat nomor dua setelah jawa barat.
Jawa Timur sebagai salah satu sentral industri di Indonesia khususnya di bidang produksi
pertanian, industri berat dan sektor -sektor manufaktur yang lain, seperti industri pengolahan,
perikanan dan peternakan. Banyaknya sentral industri, agraris dan maritim di jawa timur juga
kuantitas penduduk yang banyak itu juga membutuhkan kualitas SDM yang terdidik, terlatih
1

juga terampil. Karena pada MEA 2015, provinsi jawa timur membutuhkan tenaga kerja yang
terlatih agar mampu bersaing dengan tenaga kerja luar negeri.

2.1 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
2. Bagaimana persiapan jawa timur untuk menghadapi MEA 2015.
3. Bagaimana upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM jawa timur menuju
MEA 2015.
4. Bagaimana dampak perekonomian jawa timur terhadap MEA 2015.
2.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
2. Menganalisis persiapan jawa timur untuk menghadapi MEA 2015.
3. Menganalisis upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM jawa timur
menuju MEA 2015.
4. Menganalisis dampak perekonomian jawa timur terhadap MEA 2015.

2

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Atau Asean Economic Community (AEC).
ASEAN Community 2015 adalah tempat dimana sepuluh negara ASEAN datang bersama
sama untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua orang. Sebenarnya ASEAN

Community baru akan terbentuk tahun 2020 tapi dari hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati
pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Sebelum
mendengar ASEAN Community 2015 mungkin kita sebelumnya hanya mengenal ASEAN,
karena ASEAN telah dibentuk sejak tahun 1967 namun kita dapat melihat bagaimana
kerjasama antar negara ASEAN masih sangat terbatas, diharapkan dengan dibentuknya
ASEAN Community 2015 ini dapat memperluas kerjasama antar negara di ASEAN.
Tujuan dibuatnya Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas
perekonomian dikawasan ASEAN, dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini
diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN, dan
untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis seperti tahun 1997.
AEC adalah kelanjutan dari integrasi ekonomi mengubah ASEAN menjadi pasar tunggal
dan sumber produksi mulai 2015. Kesepakatan antar negara-negara di Asia Tenggara tersebut
dilandasi empat pilar utama, yakni produksi berbasis pasar tunggal, ekonomi regional yang
kompetitif, pengembangan perekonomian yang merata, dan integrasi dengan perekonomian
global.

3

Gambar : Peta Negara Asean
Sumber: Www.google.com


Tujuan utama dari AEC yaitu membuka kran interaksi barang, jasa, produksi,
investasi dan modal. Serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar sesama negara ASEAN.
Arus transaksi nantinya akan difokuskan pada 12 sektor prioritas yang terbagi dalam 7 sektor
barang dan 5 sektor jasa. Sektor barang meliputi produk pertanian, otomotif, elektronik,
perikanan, produk berbasis karet, tekstil, dan produk olahan kayu. Sedangkan sektor jasa
terdiri atas jasa penerbangan, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan penyediaan logistik.
Kedua belas sektor prioritas tersebut mau tidak mau menuntut kesiapan sumber daya
manusia (SDM). Untuk itu, ada 18 sektor pergerakan SDM yang patut mendapat perhatian.
Beberapa di antaranya meliputi akuntan, tenaga bidang maritim, telekomunikasi, komputer,
dan arsitek dll.
2.2 Persiapan Jawa Timur Untuk Menghadapi MEA 2015.
Perekonomian global ke depan semakin bebas. Tenaga profesional di bidang jasa dari
negara tetangga bisa masuk dengan mudah. Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun
menyiapkan kita-kiat menghadapai ASEAN Economic Community (AEC) 2015 tersebut.
Kesiapan Jatim dalam menghadapi AEC seperti penguatan standarisasi produk dalam negeri,
penguatan asosiasi bisnis dalam jejaring usaha (industri besar, menengah maupun kecil),
sistem pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, penggunaan teknologi informasi,
permodalan, sistim manajemen mutu, inovasi, dan pemasaran. Serta memberikan
perlindungan terhadap komiditi pokok di Jatim seperti produk hortikultura, pertanian maupun

daging. birokrasi juga perlu memfokuskan pada bidang ekonomi.
Selain penguatan birokrasi dalam bidang industri dan perdagangan, Pemprov Jatim
juga terus membudidayakan cinta produk dalam negeri 'Aku Cinta Indonesia (ACI)'.
4

Mendorong inovasi produk berdasarkan umur, standar pengamanan produk luar negeri
sebelum masuk ke dalam negeri. Serta standarisasi jasa berdasarkan bidangnya masingmasing untuk mengantisipasi AEC 2015, proporsi kewenangan gubernur melalui Pergub
untuk proteksi impor, khususnya untuk barang-barang yang bisa menimbulkan gejolak
ekonomi di masyarakat, atau yang bisa mematikan produk UMKM lokal. selain penguatan
terhadap UMKM, pemprov jatim juga memaksimalkan dalam standarisasi SDM.
Para pengusaha UMKM juga diberi pelatihan-pelatihan oleh pemerintah untuk
menghadapi MEA 2015, agar mereka bisa mempersiapkan usaha nya untuk kemungkinan
terburuk yang akan datang. Selain itu, para pengusaha juga di berikan pelatihan mengenai
inovasi produk mereka. Tanpa SDM yang berkualitas, masyarakat jawa timur tidak mampu
mengolah kekayaan alam yang berlimpah menjadi produk yang bernilai ekspor.

Gambar 2 : produk UMKM jawa timur
Sumber: www.google.com

Salah satu kota di jawa timur yang tengah melakukan persiapan menjelang MEA 2015

adalah kota surabaya, pemkot kota surabaya berencana membuka pendaftaran sertifikasi
keahlian tenaga kerja bagi para pekerja Surabaya sebagai langkah antisipasi menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015. Pendaftaran tersebut merupakan langkah untuk
mendata para pekerja terutama bagi pekerja yang belum memiliki payung organisasi seperti
tukang jahit, montir, tukang kayu, serta pembantu rumah tangga.
Tenaga kerja apapun perlu memiliki sertifikat keahlian karena pada perdagangan
bebas nanti dikhawatirkan perusahaan-perusahaan lebih mencari pekerja tersertifikat untuk
menilai kualitas, sumber daya manusianya nanti tenaga kerja dari Vietnam, Myanmar, dan
Thailand itu masuk ke Surabaya dan mereka punya sertifikat, maka warga Surabaya akan
5

semakin terpinggirkan, proses pendataan membutuhkan waktu cukup panjang yang
diperkirakan selesai pada Oktober 2014 dan pada Desember para pekerja sudah bisa
mengantongi sertifikat tersebut. Prosesnya cukup lama karena harus didata secara detail
jumlahnya, jenis keahliannya, termasuk pengalaman kerjanya memiliki bobot yang berbedabeda tiap orang. Kemudian data akan disampaikan ke pemerintah pusat untuk dibahas
mekanisme penerbitan sertifikatnya.
Selain itu, Pemprov Jawa Timur telah mengeluarkan beberapa peraturan sebagai
rambu-rambu untuk membatasai masuknya SDM ke Jawa Timur. Peraturan tersebut
diantaranya Peraturan Daerah (Perda) tentang kesehatan yang di dalamnya mengatur syarat
tenaga dokter dari ASEAN yang berpratik di Jawa Timur harus menguasai penyakit tropis

dan diharuskan bisa berbahasa Indonesia dan lokal. Kemudian pembatasan tenaga kerja dari
negara-negara ASEAN yang boleh masuk ke Jawa Timur hanya kelompok tenaga eksekutif
setingkat manager sedangkan tenaga kasar tidak boleh masuk.

2.3 Upaya Pemerintah Untuk Meningkatkan Kualitas SDM Jawa Timur Menuju MEA
2015.
Pembangunan daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor perekonomian. Dan
hal ini tidak lepas dari pembangunan sumber daya manusia dan penyerapan tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja merupakan masalah penting dalam pembangunan daerah. Tenaga
kerja dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, maksudnya
penyerapan tenaga kerja mendukung keberhasilan pembangunan nasional secara keseluruhan.
Suatu daerah dapat dikatakan maju apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang
tinggi, adanya sumber daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya
manusia yang mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan pembangunan daerah.
Salah satu indikasinya adalah minimnya pengangguran di daerah tersebut, apabila
pengangguran dapat ditekan sedemikian rupa maka bisa dikatakan daerah tersebut telah bisa
memanfaatkan

sumber


daya

manusianya

untuk

masuk

ke

dalam

sektor-sektor

perekonomiannya guna meningkatkan pembangunan daerah. Di mulainya Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) pada awal tahun 2015 membuat tenaga kerja jawa timur harus

6

bekerja keras untuk menghadapinya karena Sumberdaya Manusia jawa timur harus dituntut

mempunyai skill agar mampu menghadapi tenaga kerja dari luar negeri.
Rendahnya kualitas tenaga kerja di jawa timur menyebabkan pemprov jatim menarik
kesimpulan bahwa Tenaga kerja di Provinsi Jawa Timur dinilai belum siap menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 karena sampai sekarang tingkat daya saing
mereka sangat rendah. Kondisi itu tampak dari besarnya jumlah tenaga kerja di Jatim di mana
mayoritas hanya lulus sekolah dasar, dari 19,885 juta tenaga kerja di Jatim yang lulusan SD
ke bawah mencapai 54,13 persen atau 10,338 juta orang, lulusan SLTP 3,477 juta orang
(17,86 persen). Lulusan SMA sebesar 2,544 juta orang (12,87 persen), SMK 1,682 juta orang
(8,22 persen), serta Perguruan Tinggi mencapai 1,485 juta orang (6,92 persen).
Angka pengangguran di Jatim semakin meningkat, Sementara hingga Februari 2014,
tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah Jatim mengalami kenaikan walaupun sangat
kecil yaitu di kisaran 0,07 persen hingga Februari 2014, TPT di Jatim mencapai 832.380
orang sedangkan Februari 2013 hanya 808.350 orang. Di sisi lain hal itu terjadi karena
banyaknya sektor ekonomi yang mengalami penurunan penyerapan kerja. Contoh sektor
pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan turun sebanyak 270.440 orang
dari 7,601 juta, Pada Februari 2013 menjadi 7,330 juta di Februari 2014 atau 3,56 persen.

Gambar : peta penduduk indonesia 2010
Sumber:www.google.com


7

Sektor industri pengolahan berkurang sebesar 35.807 orang, dari 2,880
juta menjadi 2,844 juta atau sekitar 1,24 persen dan sektor konstruksi turun 6.633
orang dari 1,225 juta menjadi 1,219 juta atau 0,54 persen. Bahkan, penduduk usia
15 tahun ke atas yang bekerja di sektor konstruksi juga mengalami penurunan.
Penyebabnya, banyak pekerja bebas di sektor ini pada Februari 2014 masih belum
mendapatkan pekerjaan lagi. Kemudian pekerja di sektor industri pengolahan
diduga beralih pada pekerjaan yang bergerak di sektor perdagangan, rumah
makan, dan jasa akomodasi.
Pertambahan angkatan kerja baru sebagai dampak dari struktur penduduk
usia muda, sumbangan lulusan dunia pendidikan, PHK serta kondisi hubungan
industrial berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Jawa
Timur, termasuk terhadap angka kesempatan kerja dan potensi penambahan angka
penganggur masih mewarnai kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur. Berdasar
data BPS terdapat 2 sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu
sektor perdagangan dan pertambangan. Sedang sector penyerap tenaga kerja
terbanyak masih didominasi sector pertanian.
Dilihat dari komposisi jabatan per sector lapangan usaha, di Jawa Timur
sebagian besar mereka memiliki jabatan sebagai tenaga usaha penjualan, tata

usaha tani, kebun, ternak, ikan, hutan, dan perburuan, tenaga produksi, operasi
alat angkutan dan pekerja kasar. Pembangunan nasional harus dapat diarahkan ke
peningkatan modal manusia (human capital). Peningkatan modalitas manusia
hanya dapat dicapai jika kesehatan dan pendidikan terpenuhi di atas kebutuhan
minimal. Modal (sumber daya) manusia berkualitas merupakan mesin penggerak
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan karena berfungsi
meningkatkan kapasitas pembangunan dan mempercepat program-program
pembangunan (catalyst agent). Dengan demikian, logika pembangunan nasional
perlu diluruskan ke upaya pembangunan sumber daya manusia untuk mencapai
percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Sudah

saatnya

Jawa

Timur

terkait

dalam

upaya

pengurangan

pengangguran, terlebih menyongsong asean community tahun 2015, selain
sesegera mungkin merampungkan kendala-kendala umum seperti ketidakcocokan

8

antara kebutuhan dengan kualifikasi pencari kerja (missmatch), informasi
lowongan kerja belum optimal (misslink) dan masih belum cocoknya lokasi dan
jabatan yang ditawarkan dengan keinginan/harapan pencari kerja. Upaya
pembenahan hulu dan hilir, optimalisasi balai latihan kerja, pengakuan keahlian
melalui sertifikasi dan penyebaran informasi kerja secara mudah dan cepat
merupakan pekerjaan mendesak selain terobosan berupa adanya kerjasama dengan
industri-industri pengguna tenaga kerja asal jatim, perbaikan kurikulum dan
mengembangkan kualifikasi semi skill dan full skill laour dengan dunia perguruan
tinggi.
Berdasar kondisi kualitas SDM dan data BPS, maka secara makro
kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan mengarah pada upaya :
1. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan
pendidikan formal di pedesaan terutama bagi anak usia sekolah dan sekolah
kejuruan dan keahlian. Sehingga nantinya angkatan kerja di Jawa Timur memiliki
kualitas
yang handal untuk mendukung pengembangan sector unggulan di masing-masing
sector.
2. Penduduk usia kerja yang masih memiliki pendidikan rendah perlu di
tingkatkan kualitasnya melalui pelatihan yang sesuai dengan keunggulan di
wilayahnya masing-masing. Jawa Timur unggul sector pertanian, perlu
mendapatkan pelatihan keterampilan dibidang pertanian, perikanan sehingga
mampu menggunakan teknologi yang memadai dan dapat bersaing dengan negara
luar. Dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi dalam pengembangan sector
pertanian dan perikanan guna mendukung daya saing dan peningkatan nilai
tambah sector pertanian.
3. Pengembangan sector industry pengolahan Jawa Timur perlu juga untuk
diarahkan pada industry pengolahan berbasis pertanian. Mengingat provinsi Jawa
Timur memiliki keunggulan di sector pertanian, termasuk juga sector perikanan
laut dan darat. Basis pengembangan SDM setidaknya perlu juga mendukung
untuk pengembangan sektor industry dan indusrti jasa kreatif yang didukung

9

dengan peran serta aktif perguruan tinggi dan asosiasi tenaga profesi untuk
meningkatkan peran calon tenaga kerja asal Jatim untuk mengisi peluang tenaga
semi skill dan full skill.
4. Kegiatan penyuluhan ke angkatan kerja muda, sekolah menengah
umum/kejuruan dengan berbagai media dan sarana perlu dilakukan untuk
membantu pemahaman dan kesiapan tenaga kerja muda Jawa Timur dalam
persaingan di pasar ASEAN

2.4 Dampak MEA 2015 Terhadap Perekonomian Jawa Timur.
Dampak Positif MEA 2015 untuk perekonomian Jawa Timur yaitu :
a. Dengan adanya MEA akan membuat masyarakat menjadi lebih siap
menghadapi proses liberalisasi, standarisasi dan harmonisasi peraturan, kesiapan
dalam meningkatkan daya saing, kesiapan dalam menjadi pemain dalam pasar
tunggal ASEAN.
b. Masyarakat mempunyai kesempatan besar untuk dapat menjual barang—
barang hasil produsinya ke negara—negara di ASEAN dengan lebih mudah.
c. Meningkatkan daya beli masyarakat, karena produk dalam negeri sudah
memiliki kualitas jauh lebih baik dari luar negeri. Dengan begitu, kecintaan
masyarakat terhadap produk dalam negeri akan tinggi. Dan juga UKM Surabaya
kesejahteraannya akan meningkat.
d. Terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor di Asean
e. Kemudahan untuk mengakses modal investasi antar negara Asean
f. Kemudahan memperoleh barang atau jasa yang diproduksi diluar negara kita.
g. Meningkatnya kegiatan pariwisata, mobilitas orang dan uang yang tinggi serta
perubahan sistem kehidupan masyarakat

10

Dampak Negatif MEA 2015 untuk perekonomian Jawa Timur yaitu :
a. Dengan adanya MEA tentunya akan banyak produk—produk yang masuk
kedalam negeri sehingga persaingan akan menjadi lebih ketat.
b. Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing karena harga dan
kualitas produk kita halah dibanding negara lain di Asean
c. Banjir produk impor di pasaran dalam negeri yang akan mematikan usahausaha di negara kita
d. Kemungkinan adanya spekulasi di sektor keuangan, yang bsa menghancurkan
stabilitas ekonomi negara
e. Masuknya SDM dari negara lain yang lebih berkualitas dan profesional, yang
akan menggusur tenaga kerja dalam negeri.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 bukan hanya sekedar tempat
bertemunya semua negara ASEAN tapi bisa dilihat sebagai ajang pertandingan
ekonomi. Mengenai kesiapan jawa timur dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015 mungkin banyak penilaian bahwa jawa timur belum siap tapi
terlepas dari kesiapan jatim sangat mempunyai potensi dan juga modal yang kuat
karena memiliki wilayah geografis yang luas serta ditunjang dengan Sumber Daya
Alam yang melimpah, apabila dapat dikelola dengan baik bukan hal yang tidak
mungkin jawa timur menjadi pendorong pada perekonomian indonesia agar
indonesia sebagai pemenang di era perdagangan bebas nanti.
Dari sisi lain kita harus menghilangkan keraguan dan kekhawatiran
mengenai kurang siapnya SDM di jawa timur, Infrastruktur, serta ketakutan akan
matinya sektor usaha khususnya kelas mikro, kecil dan menengah. Semua itu

11

mempunya jalan keluar yang sudah bisa direalisasikan hanya butuh kesadaran,
komitmen, fokus dan kerja keras dari semua pihak untuk bersama-sama
mensukseskan program ini, sehingga Jawa timur akan mendapatkan manfaat lebih
banyak yang tercermin dari tumbuh pesatnya pembangunan ekonomi di jawa
timur.

12

Daftar pustaka
http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/pdf/berita-aec.pdf
http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/pdf/kependudukan.pdf
Adityo,PN.2014. Masyarakat Ekonomi Asean 2015,Makalah Ekonomi
Internasional,(online),(http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/3
3469838/Makalah_Internasional.docx?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRT
WSMTNPEA&Expires=1411115698&Signature=0gL0QPGdTA7goL5R7a
3ibidlgjY%3D), diakses 19 september 2014
Ryo. 2014. file: /Portal%20Pemerintah%20Provinsi%20Jawa%20Timur.htm,
diakses 19 september 2014
Sudjatmoko,Agung.2013.http://www.depkop.go.id/phocadownload/Rakornas_201
3/paparan%20dekopin.pdf, diakses 1 oktober 2014
Widarti,P.2014.file:/Hadapi%20MEA,%20Surabaya%20Siapkan%20Tenaga%20
Kerja%20Bersertifikasi%20_%20Kabar%20Jatim.htm,
diakses
19
september 2014

13