MAKALAH RANTAI and JARING JARING MAKANAN

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
“RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING
MAKANAN”

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Interaksi Makhluk Hidup yang dibimbing oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc.
dan Ibu Metri Dian Insani, S.Si., M.Pd.

Oleh
VINDYASTIKA INKE R.
130351615587

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri karena setiap
makhluk hidup membutuhkan energi untuk hidup dan energi tersebut diperoleh
dari makhluk hidup lain. Sebagian besar makhluk hidup melakukan aktivitas
seperti makan, bergerak, dan berkembang biak untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tumbuhan menggunakan sinar matahari, air dan nutrisi untuk
mendapatkan energi berupa fotosintesis untuk mempertahankan hidupnya. Begitu
pula hewan mendapatkan energi dari makanan yang mereka makan.
Semua makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat saling berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Seperti manusia yang menanam tumbuhan untuk
dimanfaatkan buah, daun, atau batangnya. Tumbuhan pun juga bergantung kepada
manusia untuk pemeliharaannya agar ia tetap tumbuh dengan subur. Ada juga
manusia yang memelihara ternak untuk dimanfaatkan daging atau telurnya,
sebaliknya hewan ternak pun juga bergantung pada manusia dalam hal penyediaan
makanannya. Sehingga manusia, tumbuhan mapun hewan ternak saling
menguntungkan. Selain makhluk hidup, manusia juga memerlukan cahaya, air dan
udara. Semua itu merupakan benda tak hidup, tetapi sangat memengaruhi bagi
kehidupan makhluk hidup yang tinggal di suatu tempat. Air dan udara merupakan
kebutuhan utama semua makhluk hidup. Berbagai makhluk hidup dan benda tak
hidup yang ada di sekitar kita saling mempengaruhi sehingga terbentuklah suatu

hubungan timbal balik
Dalam ekosistem, terjadi hubungan timbal balik antar organisme dan juga
lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut
cukup kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dan di dalam pola
interaksi hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya rantai makanan dan jaringjaring makanan.

2

Vindyastika Inke R.

Proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari satu
organisme ke organisme lain dalam tingkatan tertentu disebut rantai makanan
(food chain). Rantai makanan secara konseptual terstruktur dalam tingkatan
tropik. Sebuah tingkatan tropik mencakup semua organisme atau spesies dengan
posisi yang sama dalam rantai makanan.
Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis makanan
saja, dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa. Oleh karena itu
terjadi beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Sekumpulan rantai
makanan yang saling berhubungan ini disebut dengan jaring-jaring makanan.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari rantai makanan ?
2. Apakah pengertian dari jaring-jaring makanan ?
3. Apakah perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan ?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian rantai makanan.
2. Menjelaskan pengertian jaring-jaring makanan.
3. Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

3

Vindyastika Inke R.

BAB II
PEMBAHASAN

1. RANTAI MAKANAN

Semua organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan

lingkungan

hidupnya.

Hubungan

yang

terjadi

antara

individu

dengan

lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik.
Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk
sistem ekologi didalam ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan/
aliran energi dan siklus biogeokimia. Rantai makanan dapat dikategorikan sebagai

interaksi antar organisme dalam bentuk predasi.
Rantai makanan (food chain) adalah perpindahan energi makanan dari
sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai
makanan sering juga disebut sebagai proses makan dan dimakan oleh suatu seri
makhluk hidup. Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di
mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas.
Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial kimia berubah
sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan umumnya
terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan
semakin besar pula energi yang tersedia. Panjang rantai makanan ditentukan dari
seberapa banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik. Tingkat trofik
adalah tingkat dalam rantai makanan di mana suatu organisme memperoleh
energi. Meskipun desain rantai makanan dapat bervariasi dalam ekosistem, semua
rantai makanan terdiri dari tingkat trofik dasar yang sama.
Tingkat trofik pertama berisi organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yang sebagin besar merupakan tumbuhan atau organisme

4

Vindyastika Inke R.


autotrof. Organisme dalam lapisan ini disebut produsen primer karena mereka
mendapatkan energi mereka dari sumber abiotik. Produsen yang paling utama
mendapatkan energi secara langsung dari matahari. Produsen primer penting bagi
keseluruhan rantai makanan karena mereka adalah sumber asli dari energi yang
kemudian di manfaatkan oleh organisme lainnya.
Tingkat trofik berikutnya mengandung organisme yang dikenal sebagai
konsumen. Konsumen adalah organisme yang mendapatkan energi dari organisme
lain atau dengan kata lain konsumen tidak dapat menghasilkan makanannya
sendiri. Tingkatan trofik ini yang mendapatkan energi dari produsen primer
disebut konsumen primer atau konsumen tingkat I. Konsumen primer biasanya
diduduki oleh herbivora, yang merupakan organisme dengan pola makan yang
sepenuhnya rerumputan, seperti rusa, kelinci, dan domba.
Tingkat trofik ketiga berisi organisme yang disebut konsumen sekunder.
Seperti hal nya konsumen primer, konsumen sekunder seringkali disebut sebagai
karnivora karena mereka memakan daging, dan dalam hal ini mereka memakan
daging dari konsumen primer dalam tingkat di bawah mereka. Konsumen
sekunder termasuk organisme seperti ular, burung pemakan serangga, dan katak.
Tingkat trofik keempat mengandung organisme yang disebut konsumen
tersier. Spesies yang merupakan konsumen tersier sering disebut sebagai predator

puncak karena mereka mengonsumsi organisme dalam tingkat konsumen di
bawah mereka. Selain itu, organisme ini disebut predator karena mereka biasanya
tidak memiliki predator lain yang memakannya. Konsumen tersier meliputi
spesies seperti serigala, singa gunung, dan harimau.
Tingkat Trofik terakhir adalah detritivor atau detritus, yang merupakan
organisme yang memakan produk limbah dari hewan lain atau bahan organik
mati. Organisme di tingkat ini sering dilupakan karena mereka kecil dan jarang
terlihat. Meskipun diabaikan, detritivor sangat penting karena mereka memecah
bahan yang mereka konsumsi dan mendaur ulang nutrisi kembali ke lingkungan di
mana organisme lain dapat menggunakannya. Tanpa detritivor, lapisan vegetasi
mati dan bangkai hewan akan menumpuk dan memakan waktu yang sangat lama
untuk terurai. Detritivor umum termasuk cacing tanah, lipan, siput.
5

Vindyastika Inke R.

Dalam rantai makanan terdapat dua tipe dasar rantai makanan berdasarkan
jenis mata rantai pertamanya, yaitu :
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang
diawali dari tumbuhan pada trofik awalnya.

Misalnya: tumbuhan – herbivora – karnivora – omnivora – detrivor.

Gambar 2.1 Rantai Makanan Rerumputan

Gambar 2.1 merupakan rantai makanan rerumputan karena mata
rantainya diawali oleh tumbuhan. Rumput yang bersifat autotrof berperan
sebagai produsen primer dimakan oleh belalang yang merupakan konsumen
primer atau konsumen tingkat I. Selanjutnya belalang dimakan oleh kadal
yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II lalu
kadal dimakan oleh ular yang berperan sebagai konsumen tersier atau
konsumen tingkat III dan pada akhirnya ular dimakan oleh burung elang yang
berperan sebagai konsumen puncak atau konsumen tingkat IV atau sebagai
predator. Jika burung elang mati maka bangkainya akan di makan oleh
detrivor atau organisme pemakan sisa.

2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang
tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor atau organisme
pemakan sisa. Rantai makanan detritus dimulai dari proses penghancuran
luruhan dan ranting tumnuhan oleh bakteri dan fungi (detritivor)


6

Vindyastika Inke R.

menghasilkan detritus. Hancuran bahan organik (detritus) ini kemudian
menjadi bahan makanan penting (nutrien) bagi cacing,lipan, crustacean dll.
Misalnya : detrivor– herbivora – karnivora – omnivora

Gambar 2.2 Rantai makanan detritus

Pada rantai makanan detritus karena mata rantainya diawali oleh
detritus atau pengurai (Gambar 2.2). Detritus tersebut berupa organisme lain
seperti bakteri dan jamur. Pada gambar diatas, bahan organik mati diuraikan
oleh detritus kemudian dimakan oleh ulat yang kemudian dimakan oleh
burung.

Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai
pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai

produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora
sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa
herbivora sebagai konsumen II dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora
maupun sebagai konsumen III.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan
benalu.
3. Rantai Saprofit
7

Vindyastika Inke R.

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya
jamur dan bakteri.

RANTAI PEMANGSA

RANTAI PARASIT


RANTAISA
PROFIT

Gambar 2.3 Berbagai mata rantai makanan

2. JARING-JARING MAKANAN

Pada uraian sebelumnya tentang rantai makanan, dijelaskan bahwa setiap
organisme seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu organisme lain
saja. Hal yang sebenarnya terjadi adalah dalam suatu ekosistem tidaklah
demikian. Tiap organisme mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu
organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai makanan
lain. Ini biasanya terjadi pada hewan karnivora taraf trofik tinggi.
Dalam ekosistem, rantai makanan–rantai makanan tersebut saling
berkaitan. Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut
pada gilirannya juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang
memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring makanan (food web).

8

Vindyastika Inke R.

Jaring-

jaring

makanan

merupakan

rantai-rantai

makanan

yang

saling

berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaringjaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak
hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas dapat diperoleh
bahwa jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan
yang saling berhubungan secara lebih kompleks dalam suatu ekosistem.
Untuk menjelaskan tentang mekanisme jaring-jaring makanan sederhana
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa produsen primer adalah padi.
Padi kemudian dimakan oleh tikus dan burung sebagai konsumen primer atau
konsumen tingkat I. Tikus dan burung kemudian dimakan oleh musang dan
burung elang. Peran musang dan burung elang dalam jaring-jaring makanan ini
adalah sebagai konsumen tingkat II atau konsumen puncak. Kemudian burung
elang mati dan diuraikan oleh pengurai yang biasanya bakteri dan jamur. Tipe
dasar jaring-jaring makanan juga sama dengan rantai makanan, yaitu terdiri dari
jaring makanan perumput dan detritus.
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Padi tikus  burung elang  pengurai
b) Padi tikus  musang burung elang pengurai

9

Vindyastika Inke R.

c) Padi burung musang burung elang pengurai
d) Padi burung burung elang pengurai
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri
oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem
sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun
tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan
demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen.
Dengan adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga
kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin
ketersediaan makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin
ketersediaan makanan bagi karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan
bahwa antara komponen dalam ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa
berinteraksi dan terjadi kesalingtergantungan.
Bentuk jaring-jaring makanan yang lebih kompleks dapat dilihat pada
ekosistem-ekosistem berikut :

Ekosistem Darat

10

Vindyastika Inke R.

Pada gambar diatas, tampak bahwa produsen utama atau produsen primer
dalam jaring-jaring makan tersebut adalah tumbuhan. Kemudian tumbuhan
dimakan oleh kelinci, tikus, burung pemakan biji dan serangga herbivora dimana
peran dari hewan-hewan tersebut adalah konsumen tingkat I. selanjutnya, kelinci
dimakan oleh rubah dan burung elang; tikus dimakan oleh rubah, burung elang
dan ular; burung pemakan biji dimakan oleh rubah dan burung elang, sedangkan
serangga herbivora dimakan oleh burung pemakan serangga, laba-laba besar,
serangga predator dan katak. Kemudian, burung pemakan serangga dimakan oleh
rubah, burung elang dan ular; laba-laba besar dimakan katak; katak dimakan ular
dan ular dimakan oleh burung elang. Peran dari ular, burung pemakan serangga
dan laba-laba besar adalah sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat II.
Sedangkan rubah dan burung elang merupakan konsumen tingkat III atau
konsumen puncak.

Ekosistem Air Tawar

Produsen dalam ekosistem air tawar diatas adalah tumbuhan air seperti
bambu air, eceng gondok, apu-apu, seledri air dan alga. Kemudian tanaman air
11

Vindyastika Inke R.

dan alga tersebut dimakan oleh serangga, ikan, cacing dan siput. Serangga, ikan,
cacing dan siput tersebut berperan sebagai konsumen primer atau konsumen
tingkat I. Selanjutnya, serangga di makan oleh tikus dan katak; ikan kecil di
makan oleh katak dan ikan besar; dan siput dimakan oleh ikan besar dan burung
gereja. Tikus, katak dan ikan besar berperan sebagai konsumen sekunder atau
konsumen tingkat II. Kemudian, tikus dimakan oleh ular dan burung elang; katak
dimakan oleh ular, burung bangau; ikan besar di makan oleh burung bangau dan
bebek. Ular, burung bangau, bebek dan burung gereja berperan sebagai konsumen
tersier atau konsumen tingkat III. Ular, burung bangau, bebek dan burung gereja
di makan oleh burung elang. Burung elang berperan sebagai konsumen puncak
atau predator.

Ekosistem Mangrove

12

Vindyastika Inke R.

Dalam ekosistem mangrove, sisa organik dari daun bakau dan rumput laut
menjadi produsen primer jaring-jaring makanan. Kemudian sisa organik daun
bakau diuraikan oleh detrivor menjadi detritus. Rumput laut dan detritus
kemudian di makan oleh cacing dan udang kecil. Selanjutnya udang kecil
dimakan oleh kepiting, ikan kecil dan ikan besar; dan kerang-kerangan di makan
oleh ikan kecil. Setelah itu ikan kecil di makan oleh ikan besar, ikan besar dan
kepiting kemudian di makan oleh burung bangau. Akhirnya, burung bangau di
makan oleh burung elang sebagai konsumen puncak atau predator.

Ekosistem Laut

13

Vindyastika Inke R.

Ekosistem

Hutan Hujan

Tropis

3. Perbedaan

Rantai

Makanan Dan JaringJaring Makanan



Struktur

Sebuah jaring makanan memiliki struktur yang lebih banyak dari rantai makanan
dan lebih kompleks. Rantai makanan berjalan satu arah seperti halnya suatu rantai,
sedangkan jaring-jaring makanan bergerak bercabang-cabang menjadi banyak
arah. Misalnya ilustrasi jaringan makanan di bawah. Kita dapat memilih sebuah
rantai makanan dasar dari jaring makanan yang kompleks yaitu : Tanaman Hijau
 belalang  katak  burung elang.

14

Vindyastika Inke R.



Jumlah Organisme

Dalam setiap rantai makanan, energi akan hilang setiap kali memakan satu
organisme lain. Karena itu, harus ada lebih banyak tanaman dari ada pemakan
tumbuhan. Harus ada lebih banyak autotrof dibanding heterotrof, dan lebih
banyak pemakan tumbuhan daripada pemakan daging. Meskipun ada persaingan
yang ketat antara hewan, ada juga saling ketergantungan. Ketika salah satu spesies
punah, hal itu dapat mempengaruhi seluruh rantai spesies lain dan memiliki
konsekuensi tak terduga. Berbeda dengan jarring-jaring makanan. Ketika salah
satu produsen mati, maka konsumen I dapat memakan produsen lain. Begitu pula
jika konsumen I mati, maka konsumen II dapat memperoleh makanan dari
konsumen II lainnya, begitu seterusnya. Berbeda dengan jaring-jaring makanan.
Meskipun energi juga akan hilang setiap kali memakan organisme lain, namun
jumlahnya tidak sebesar rantai makanan. Hal itu disebabkan karena beragamnya
pilihan organisme yang menjadi sumber makanan organisme lain. Suatu
organisme tidak hanya memakan organisme tertentu saja, organisme tersebut
dapat memakan organisme lain sebagai alternatif.



Kesetimbangan

Dalam rantai makanan, kesetimbangan rantai makanan tunggal sangat bergantung
terhadap setiap organisme di dalamnya. Jika terdapat salah satu organisme saja

15

Vindyastika Inke R.

yang mati, maka terjadi ketidakseimbangan dalam rantai makanan tersebut. Akan
ada organisme yang jumlahnya membeludak karena tidak dimakan oleh
organisme yang mati tersebut, dan ada pula organisme yang mati karena tidak
dapat memakan organisme yang mati tersebut. keseimbangan sangat harus dijaga
dengan baik oleh setiap organismenya. Berbeda dengan jaring-jaring makanan.
Jika terdapat salah satu organisme yang mati, maka peran dari organisme tersebut
dapat digantikan oleh organisme lain sehingga organisme yang memakan
organisme yang mati tersebut dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan
memakan organisme lain yang memiliki peran yang sama dengan organisme yang
mati.



Keterkaitan antar-organisme

Hampir tidak ada satu rantai makanan saja yang berinteraksi tetapi puluhan rantai
makanan yang terkait lintas satu sama lain menghasilkan lebih banyak rantai.
Pada kenyataanya, dalam suatu ekosistem hampir tidak ditemui organismeorganisme yang berperan dalam rantai makanan tunggal saja (kecuali terdapat
keterbatasan jenis organisme dalam suatu ekosistem). Hal ini membuat organisme
dalam rantai makanan saling berhubungan satu sama lain membentuk jaring
makanan yang terlihat seperti sarang laba-laba. Jaring makanan menunjukkan
bagaimana hewan yang berhubungan dan tidak tergantung pada rantai makanan
tunggal.

BAB III
KESIMPULAN

1. Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan energi yang didapat
dari makhluk hidup melalui proses makan dan dimakan. Berdasarkan jenis

16

Vindyastika Inke R.

matarantai pertamanya, rantai makanan dibedakan menjadi rantai makanan
rerumput dan rantai makanan detritus.
2. Jaring-jaring makanan ialah kumpulan dari beberapa rantai makanan yang
saling berhubungan dalam suatu ekosistem.
3. Perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan dapat dilihat dari :


Struktur



Jumlah organisme



Kesetimbangan



Keterkaitan antar-organisme

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. Jakarta : Erlangga

17

Vindyastika Inke R.

Dwidjoseputro, D. 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta:
Erlangga.
Nitasari, Nasria Ika. 2013. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan (online)
(https://nasriaika1125.wordpress.com/2013/06/18/rantai-makanan-danjaring-jaring-makanan/). Di akses tanggal 31 Januari 2015.
Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta : P2LPTK Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Soemarwoto, idjah. 1980. Biologi umum I. Jakarta : Gramedia
Sridianti.2014. Rantai Makanan dan Contoh Rantai Makanan (online)
(http://www.sridianti.com/pengertian-rantai-makanan-dan-contoh-rantaimakanan.html). Di akses tanggal 31 Januari 2015.

18

Vindyastika Inke R.