TUGAS BAHASA INDONESIA Iyan. docx (1)
TUGAS BAHASA INDONESIA
“Biografi Tokoh dan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita
Pendek”
Disusun Oleh :
Willy Bambang Irawan
XI IPA.1
SMA NEGERI 1 KUNINGAN
Jl. Siliwangi 55 (0232) 871594 Kuningan 45511
Biografi Albert Einstein
Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang
ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia
mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika
kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya
bagi Fisika Teoretis". Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal
ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya,
keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya
populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya
merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein
dinamakan "Orang Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama
"Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert
Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam
fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid
dinamai 2001 Einstein.
1. Masa muda dan universitas
Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart.
Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian
menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di StuttgartBad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik
dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. Pada umur lima, ayahnya menunjukkan
kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi
terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai
salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan
alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan
disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada
otaknya (diteliti setelah kematiannya).
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan bicaranya amat
terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang diri. Bulan November 1981 lahir
adik perempuannya yang diberi nama Maja. Sampai usia tujuh tahun Albert Einstein suka
marah dan melempar barang, termasuk kepada adiknya.
Minat dan kecintaannya pada bidang ilmu fisika muncul pada usia lima tahun. Ketika sedang
terbaring lemah karena sakit, ayahnya menghadiahinya sebuah kompas. Albert kecil
terpesona oleh keajaiban kompas tersebut, sehingga ia membulatkan tekadnya untuk
membuka tabir misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam.
Meskipun pendiam dan tidak suka bermain dengan teman-temannya, Albert Einstein tetap
mampu berprestasi di sekolahnya. Raportnya bagus dan ia menjadi juara kelas. Selain
bersekolah dan menggeluti sains, kegiatan Albert hanyalah bermain musik dan berduet
dengan ibunya memainkan karya-karya Mozart dan Bethoveen.
Albert menghabiskan masa kuliahnya di ETH (Eidgenoessische Technische Hochscule). Pada
usia 21 tahun Albert dinyatakan lulus. Setelah lulus, Albert berusaha melamar pekerjaan
sebagai asisten dosen, tetapi ditolak. Akhirnya Albert mendapat pekerjaan sementara sebagai
guru di SMA. Kemudian dia mendapat pekerjaan di kantor paten di kota Bern. Selama masa
itu Albert tetap mengembangkan ilmu fisikanya..
Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini,
dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia
mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang
belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger,
sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada
umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang
pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada
tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia
intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan
buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis
elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat Milan). Albert
tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung
kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk
Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada
tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur;j dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau,
Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada
tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule.
Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak
bekewarganegaraan.
Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Maric, seorang Serbia yang
merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar
untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga
negar Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap
sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang
putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl, pada waktu itu,
dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.
2. Kerja dan Gelar Doktor
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya
sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas
menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss
dalah tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang
memerlukan pengatahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding
dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya
secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi
kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan
Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan, adalah pendamping pribadi dan
kepandaian; Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir.
Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar
doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a
new determination of molecular dimensions") dalam tahun 1905 dari Universitas Zürich.
Tahun 1905 adalah tahun penuh prestasi bagi Albert, karena pada tahun ini ia menghasilkan
karya-karya yang cemerlang. Berikut adalah karya-karya tersebut:
Maret: paper tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini merupakan
pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann. Penjelasan
efek fotolistrik pada paper inilah yang memberinya hadiah Nobel pada tahun 1922.
April : desertasi doktoralnya tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul. Einstein
memperoleh gelar PhD-nya dari Universitas Zurich.
Mei : papernya tentang gerak Brown.
Juni : Papernya yang tersohor, yaitu tentang teori relativitas khusus, dimuat Annalen der
Physik dengan judul Zur Elektrodynamik bewegter Kerper (Elektrodinamika benda
bergerak).
September : kelanjutan papernya bulan Juni yang sampai pada kesimpulan rumus
termahsyurnya : E = mc2, yaitu bahwa massa sebuah benda (m) adalah ukuran kandungan
energinya (E). c adalah laju cahaya di ruang hampa (c >> 300 ribu kilometer per detik).
Massa memiliki kesetaraan dengan energi, sebuah fakta yang membuka peluang
berkembangnya proyek tenaga nuklir di kemudian hari. Satu gram massa dengan demikian
setara dengan energi yang dapat memasok kebutuhan listrik 3000 rumah (berdaya 900 watt)
selama setahun penuh, suatu jumlah energi yang luar biasa besarnya
Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa
banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia
diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak
Brownian), efek fotoelektrik, dan relativitas spesial) pantas mendapat Penghargaan Nobel.
Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini
adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi
juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi
terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam
setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan
berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa
dekade. Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya
ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika
Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan
Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.
3. Gerakan Brownian
Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular
Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup
penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu
kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setlah ia pertama kali diamati, memberikan bukti
empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga
meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguan, tetapi fisikawan dan
kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom benar suatu benda yang nyata. Diskusi
statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk
menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang
pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah
berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brownian.
Tahun 1909, Albert Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, ia
menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak
kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Selain
itu Albert juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu.
Pada tahun 1933, Albert beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir
kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti - terganggu. Tahun 1941,
ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan
ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, Albert ditawari menjadi presiden
Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai
kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Albert Einstein meninggal
dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia.
Meskipun demikian, Albert sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya - teori
relativitas umum dan khusus - digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom
inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II
berlangsung.
Hal-hal yang dapat diteladani dari kisah hidup Albert Einstein:
1. Cinta damai, menurutnya sesuatu yang dikatakan berani adalah menghapuskan perang
dan mempertahankan perdamaian dunia selamanya.
2. Mandiri, ketika dia melanjutkan pendidikan ke universitas ayahnya tidak bisa
membiayainya, sehingga ia mengajar privat untuk membiayai hidupnya.
3. Tekun dan gigih, beliau adalah sosok yang mencintai fisika dan tidak pernah
meninggalkannya, sehingga di waktu luangnya pun ia tetap belajar fisika.
4. Pantang menyerah, dalam menyusun penelitiannya Einstein selalu berusaha
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, hingga akhirnya tesisnya diakui dan
terkenal hingga kini.
5. Kreatif, teori-teorinya lahir dari rasa ingin tahu yang tinggi sehingga muncul ide-ide
kreatif yang selalu dikaitkan dengan teori yang sudah ada.
6. Rendah hati dan sederhana, dalam setiap mempresentasikan teori temuannya banyak
ilmuan yang tidak mengakuinya, dan dengan rendah hati beliau mencoba
menjelaskannya hingga teorinya dapat diakui.
7. Penyayang, perhatian, dan bertanggung jawab, itu terbukti ketika beliau meraih
penghargaan Nobel Ilmu Fisika dan sejumlah uang, uang tersebut tidak digunakannya,
tetapi ia berikan kepada mantan isterinya dan kedua anaknya yang berada jauh
darinya.
Alasan ketertarikan membaca biografi Albert Einstein:
1. Beliau merupakan ilmuwan yang paling populer pada abad 20.
2. Banyak teori-teori fisika yang dilahirkan dari eksperimennya.
3. Merupakan salah satu ilmuwan yang mendapat penghargaan Nobel Ilmu Fisika.
4. Semangat belajarnya yang tinggi sehingga bisa merubah pandangan orang-orang yang
tadinya menganggap beliau adalah pelajar yang lambat.
Persahabatan Sunyi
Cerita Pendek Harris Effendi Thahar
Di sebuah jembatan penyeberangan tak beratap, matahari menantang garang di langit Jakarta
yang berselimut karbon dioksida. Orang-orang melintas dalam gegas bersimbah peluh diliputi
lautan udara bermuatan asap knalpot. Lelaki setengah umur itu masih duduk di situ,
bersandarkan pagar pipa-pipa besi, persis di tengah jembatan. Menekurkan kepala yang
dibungkus topi pandan kumal serta tubuh dibalut busana serba dekil, tenggorok di atas
lembaran kardus bekas air kemasan. Di depannya sebuah kaleng peot, nyaris kosong dari
uang receh logam pecahan terkecil yang masih berlaku. Dan, di bawah jembatan, mengalir
kendaraan bermotor dengan derasnya jika di persimpangan tak jauh dari jembatan itu
berlampu hijau. Sebaliknya, arus lalu lintas itu mendadak sontak berdesakan bagai
segerombolan domba yang terkejut oleh auman macan, ketika lampu tiba-tiba berwarna
merah.
Lelaki setengah umur yang kelihatan cukup sehat itu akan "tutup praktik" ketika matahari
mulai tergelincir ke Barat. Turun dengan langkah pasti menuju lekukan sungai hitam di
pinggir jalan, mendapatkan gerobak dorong kecil beroda besi seukuran asbak. Dari dalam
gerobak yang penuh dengan buntelan dan tas-tas berwarna seragam dengan dekil tubuhnya, ia
mencari-cari botol plastik yang berisi air entah diambil dari mana, lalu meminumnya. Setelah
itu ia bersiul beberapa kali. Seekor anjing betina kurus berwarna hitam muncul, mengendusendus dan menggoyang-goyangkan ekornya. Ia siap berangkat, mendorong gerobak kecilnya
melawan arus kendaraan, di pinggir kanan jalan. Anjing kurus itu melompat ke atas gerobak,
tidur bagai anak balita yang merasa tenteram di dodong ayahnya.
Melintasi pangkalan parkir truk yang berjejer memenuhi trotoar, para pejalan kaki terpaksa
melintas di atas aspal dengan perasaan waswas menghindari kendaraan yang melaju. Lelaki
itu lewat begitu saja mendorong gerobak bermuatan anjing dan buntelan-buntelan kumal
miliknya sambil mencari-cari puntung rokok yang masih berapi di pinggir jalan itu, lalu
mengisapnya dengan santai. Orang-orang menghindarinya sambil menutup hidung ketika
berpapasan di bagian jalan tanpa tersisa secuil pun pedestrian karena telah dicuri truk-truk itu.
Lelaki setengah umur itu memarkir gerobak kecilnya di bawah pokok akasia tak jauh setelah
membelok ke kanan tanpa membangunkan anjing betina hitam kurus yang terlelap di atas
buntelan-buntelan dalam gerobak itu. Ia menepi ke pinggir sungai yang penuh sampah
plastik, lalu kencing begitu saja. Ia tersentak kaget ketika mendengar anjingnya terkaing.
Seorang bocah perempuan ingusan yang memegang krincingan dari kumpulan tutup botol
minuman telah melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang, menatap bocah
perempuan ingusan itu dengan tajam. Bocah perempuan ingusan itu balas menantang sambil
juga berkacak pinggang. Anjing betina hitam kurus itu mengendus-endus di belakang
tuannya, seperti minta pembelaan.
Lelaki itu kembali mendorong gerobak kecilnya dengan bunyi kricit- kricit roda besi
kekurangan gemuk. Anjing betina kurus berwarna hitam itu kembali melompat ke atas
gerobak, bergelung dalam posisi semula. Bocah perempuan yang memegang krincingan itu
mengikuti dari belakang dalam jarak sepuluh meteran. Bayangan jalan layang tol dalam kota,
melindungi tiga makhluk itu dari sengatan matahari. Sementara lalu lintas semakin padat,
udara semakin pepat berdebu.
Tiba-tiba, lelaki setengah umur itu membelokkan gerobak kecilnya ke sebuah rumah makan
yang sedang padat pengunjung. Dari jauh, seorang satpam mengacung-acungkan
pentungannya tinggi-tinggi. Lelaki itu seperti tidak memedulikannya, terus saja mendorong
hingga ke lapangan parkir sempit penuh mobil di depan restoran itu. Sepasang orang muda
yang baru saja parkir hendak makan, kembali menutup pintu mobilnya sambil menutup
hidung ketika lelaki itu menyorongkan gerobaknya ke dekat mobil sedan hitam itu. Seorang
pelayan rumah makan itu berlari tergopoh- gopoh keluar, menyerahkan sekantong plastik
makanan pada laki-laki itu sambil menghardik.
"Cepat pergi!"
LELAKI setengah umur itu menghentikan gerobak kecilnya di depan sebuah halte bus kota.
Mengeluarkan beberapa koin untuk ditukarkan dengan beberapa batang rokok yang dijual
oleh seorang penghuni tetap halte itu dengan gerobak jualannya. Orang-orang yang berdiri di
dekat gerobak rokok itu menghindar tanpa peduli. Halte itu senantiasa ramai karena tak jauh
dari situ ada satu jalur pintu keluar jalan tol yang menukik dan selalu sesak oleh mobil-mobil
yang hendak keluar. Lelaki itu meneruskan perjalanannya menuju kolong penurunan jalan
layang tol itu. Meski berpagar besi, telah lama ada bagian yang sengaja dibolongi oleh
penghuni-penghuni kolong jalan layang itu untuk dijadikan pintu masuk. Tempat lelaki
setengah umur itu di pojok yang rada gelap dan terlindung dari hujan dan panas. Dari dulu
tempatnya di situ, tak ada yang berani mengusik. Kecuali beberapa kali ia diangkut oleh
pasukan tramtib kota, lalu kemudian dilepas dan kembali lagi ke situ. Ia lalu membongkar isi
gerobaknya, mengeluarkan lipatan kardus dan mengaturnya menjadi tikar. Anjing betina
berwarna hitam kurus itu mengibas-ngibaskan ekornya ketika lelaki itu mengambil sebuah
piring plastik dari dalam buntelan, lalu membagi makanan yang didapatnya dari rumah
makan tadi. Keduanya makan dengan lahap tanpa menoleh kanan-kiri.
Bocah perempuan ingusan itu berdiri dari jauh di bawah kolong jalan layang itu, memandang
dengan rasa lapar yang menyodok pada dua makhluk yang sedang asyik menikmati makan
siang itu. Ia memberanikan dirinya menuju kedua makhluk itu, lalu bergabung makan dengan
anjing betina berwarna hitam kurus itu. Ternyata anjing betina itu penakut. Ia menghindar dan
makanan yang tinggal sedikit itu sepenuhnya dikuasai bocah perempuan itu dan ia
melahapnya. Sedang lelaki setengah umur itu tidak peduli, meneruskan makannya hingga
licin tandas dari daun pisang dan kertas coklat pembungkus. Mengeluarkan sebuah botol air
kemasan berisi air, meminumnya separuh. Tanpa bicara apa- apa, bocah perempuan ingusan
itu menyambar botol itu dan meminumnya juga hingga tandas. Lelaki setengah umur itu
hanya memandang, sedikit terkejut, tapi tidak bicara apa-apa. Air mukanya tawar saja.
Mengeluarkan rokok dan membakarnya sambil bersandar pada gerobak kecilnya. Tergeletak
tidur setelah itu di atas bentangan kardus kumal.
MALAM telah larut. Bocah perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai
menghujan. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus di kulit kepalanya
disiram gerimis. Bunyi krincingan dan kresek-kresek kantong plastik yang dibawanya
membangunkan anjing betina kurus berwarna hitam itu. Ia menyalak sedikit, kemudian
merungus setelah dilempari sepotong kue oleh bocah itu. Lewat penerangan jalan, samarsamar dilihatnya lekaki setengah umur itu tidur bergulung bagai angka lima di atas kardus.
Setelah melahap kue, anjing itu kembali tidur di sebelah tuannya, di atas bentangan kardus
yang tersisa.
Bocah itu mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali
menggoreskan korek api, padam lagi oleh tiupan angin bertempias. Lalu ia mendekat ke arah
lelaki setengah umur itu agar lebih terlindung oleh angin dan berhasil menyalakan lilin.
Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari dalam gerobak kecil di atas kepala
lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik
dan membangunkan lelaki itu. Setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah
menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu,
sekadar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu.
Bocah perempuan ingusan itu cepat terlelap dan bermimpi berperahu bersama anjing betina
kurus berwarna hitam itu di sebuah danau yang sunyi. Deru mesin mobil yang melintasi
jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuah kota
yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan.
Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah
itu dan melanjutkan mimpinya.
Sebelumnya, kolong penurunan jalan layang tol itu cukup padat penghuninya di malam hari.
Beberapa anak jalanan yang sehari- hari mengamen di sepanjang jalan bawah, juga bermalam
di situ. Ada lima anak jalanan laki-laki yang selalu menjahili bocah perempuan yang selalu
membawa krincingan itu sampai menangis berteriak-teriak. Lelaki setengah umur itu
membiarkannya saja. Mungkin menurutnya sesuatu yang biasa-biasa saja, meskipun anakanak lelaki itu sampai-sampai menelanjangi bocah perempuan ingusan itu. Penghuni lain pun
tak ada yang berani membela. Sejak itu, bocah perempuan ingusan itu menghilang, entah
tidur di mana.
Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia membawa seekor anjing betina
kurus berwarna hitam ke markasnya. Mungkin anjing itu kurang sehat hingga semalaman
anjing itu terkaing-kaing. Lelaki itu tampak berusaha keras mengobati anjing itu dengan
menyuguhkan makanan dan air. Tapi, anak-anak jalanan yang jahil itu melempari anjing itu
dengan batu. Salah satu batunya mengenai kepala lelaki itu. Lelaki itu meradang, lalu
mengambil golok di dalam timbunan buntelan dalam gerobak kecilnya. Anak-anak itu
dikejarnya. Konon salah seorang terluka oleh golok itu. Namun, mereka tak ada yang berani
melawan dan tak berani kembali lagi.
SEBELUM subuh, pasukan tramtib itu datang lagi, lengkap dengan polisi dan beberapa truk
dengan bak terbuka pengangkut gelandangan. Sebelum matahari muncul, kolong- kolong
jembatan dan jalan layang harus bersih dari manusia-manusia kasta paling melata itu. Mimpi
lelaki itu tersangkut bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu.
Lelaki setengah umur itu menggapai-gapaikan tangannya, minta petugas menaikkan
anjingnya yang menyalak-nyalak, minta ikut bersama tuannya. Tapi, sebuah pentungan kayu
telah mendarat di kepala anjing kurus itu hingga terkaing-kaing, berlari ke seberang jalan dan
hilang ditelan kegelapan.
"Mampus kau, anjing kurapan!" sumpah petugas itu sambil melompat ke atas truk yang
segera berangkat.
Bak truk terbuka itu nyaris penuh, termasuk tukang rokok di halte dekat situ. Lelaki setengah
umur itu tampak geram. Matanya mencorong ke arah petugas yang memegang pentungan.
Petugas itu pura-pura tidak melihat. Hujan telah berhenti. Iringan truk yang penuh manusia
gelandangan kota yang dikawal mobil polisi bersenjata lengkap di depannya, menuju ke suatu
tempat arah ke Utara, dan kemudian membelok ke kanan. Dari pengeras suara di puncakpuncak menara masjid terdengar azan subuh bersahut-sahutan. Bulan semangka tipis masih
menggantung di langit, kadang-kadang tertutup awan yang bergerak ke Barat.
BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan yang beratap itu, kembali
menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di tempat sebelumnya. Ia baru turun
mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika matahari mulai tergelincir ke Barat.
Melangkah dengan pasti, menuju tempat gerobak kecilnya ditambatkan.
Di depan pangkalan truk yang telah menyempitkan jalan, lelaki itu mendorong gerobak
kecilnya dengan santai sambil mengawasi puntung-puntung rokok yang masih berapi
dilempar sopir-sopir truk ke jalan. Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika
laki- laki bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan
ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya. Orang-orang tak ada yang
peduli.*
Identifikasi Cerpen :
Tema
: Persahabatan
Alur
: Campuran.
Sudut Pandang : Orang ketiga
Tokoh dan Penokohan :
Lelaki setengah umur : Pekerja keras, penyayang, berani
Bocah perempuan : Tidak sopan, rakus
Latar: 1. Tempat: Jembatan penyeberangan dan kolong jalan laying tol
2. Waktu : Masa lampau
Amanat : Harus tetap bekerja keras dalam menjalani hidup ini, jangan hanya meminta
belas kasihan orang lain.
Nilai-nilai dalam Cerpen :
Nilai Moral : Sepasang orang muda yang baru saja parkir hendak makan, kembali
menutup pintu mobilnya sambil menutup hidung ketika lelaki itu menyorongkan
gerobaknya ke dekat mobil sedan hitam itu. Seorang pelayan rumah makan itu berlari
tergopoh- gopoh keluar, menyerahkan sekantong plastik makanan pada laki-laki itu
sambil menghardik. "Cepat pergi!"
Nilai Sosial : BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan
yang beratap itu, kembali menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di
tempat sebelumnya. Ia baru turun mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika
matahari mulai tergelincir ke Barat.
Nilai Budaya : Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika laki- laki
bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan
ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya.
Nilai Psikologis : Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia
membawa seekor anjing betina kurus berwarna hitam ke markasnya.
“Biografi Tokoh dan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita
Pendek”
Disusun Oleh :
Willy Bambang Irawan
XI IPA.1
SMA NEGERI 1 KUNINGAN
Jl. Siliwangi 55 (0232) 871594 Kuningan 45511
Biografi Albert Einstein
Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang
ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia
mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika
kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya
bagi Fisika Teoretis". Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal
ke seluruh dunia, pencapaian yang tidak biasa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya,
keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya
populer, kata Einstein dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya
merupakan salah satu yang paling dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein
dinamakan "Orang Abad Ini" oleh majalah Time. Kepopulerannya juga membuat nama
"Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert
Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam
fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid
dinamai 2001 Einstein.
1. Masa muda dan universitas
Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart.
Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian
menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di StuttgartBad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik
dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. Pada umur lima, ayahnya menunjukkan
kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi
terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai
salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan
alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan
disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada
otaknya (diteliti setelah kematiannya).
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan bicaranya amat
terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang diri. Bulan November 1981 lahir
adik perempuannya yang diberi nama Maja. Sampai usia tujuh tahun Albert Einstein suka
marah dan melempar barang, termasuk kepada adiknya.
Minat dan kecintaannya pada bidang ilmu fisika muncul pada usia lima tahun. Ketika sedang
terbaring lemah karena sakit, ayahnya menghadiahinya sebuah kompas. Albert kecil
terpesona oleh keajaiban kompas tersebut, sehingga ia membulatkan tekadnya untuk
membuka tabir misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam.
Meskipun pendiam dan tidak suka bermain dengan teman-temannya, Albert Einstein tetap
mampu berprestasi di sekolahnya. Raportnya bagus dan ia menjadi juara kelas. Selain
bersekolah dan menggeluti sains, kegiatan Albert hanyalah bermain musik dan berduet
dengan ibunya memainkan karya-karya Mozart dan Bethoveen.
Albert menghabiskan masa kuliahnya di ETH (Eidgenoessische Technische Hochscule). Pada
usia 21 tahun Albert dinyatakan lulus. Setelah lulus, Albert berusaha melamar pekerjaan
sebagai asisten dosen, tetapi ditolak. Akhirnya Albert mendapat pekerjaan sementara sebagai
guru di SMA. Kemudian dia mendapat pekerjaan di kantor paten di kota Bern. Selama masa
itu Albert tetap mengembangkan ilmu fisikanya..
Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini,
dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia
mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang
belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger,
sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Einstein mulai belajar matematika pada
umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang
pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada
tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia
intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan
buku tentang sains dan matematika. Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis
elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat Milan). Albert
tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung
kembali dengan keluarganya di Pavia. Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk
Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada
tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur;j dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau,
Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada
tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule.
Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak
bekewarganegaraan.
Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Maric, seorang Serbia yang
merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar
untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga
negar Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap
sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang
putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl, pada waktu itu,
dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.
2. Kerja dan Gelar Doktor
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya
sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas
menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss
dalah tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang
memerlukan pengatahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding
dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya
secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi
kepraktisan hasil kerja mereka. Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan
Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan, adalah pendamping pribadi dan
kepandaian; Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir.
Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar
doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a
new determination of molecular dimensions") dalam tahun 1905 dari Universitas Zürich.
Tahun 1905 adalah tahun penuh prestasi bagi Albert, karena pada tahun ini ia menghasilkan
karya-karya yang cemerlang. Berikut adalah karya-karya tersebut:
Maret: paper tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini merupakan
pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann. Penjelasan
efek fotolistrik pada paper inilah yang memberinya hadiah Nobel pada tahun 1922.
April : desertasi doktoralnya tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul. Einstein
memperoleh gelar PhD-nya dari Universitas Zurich.
Mei : papernya tentang gerak Brown.
Juni : Papernya yang tersohor, yaitu tentang teori relativitas khusus, dimuat Annalen der
Physik dengan judul Zur Elektrodynamik bewegter Kerper (Elektrodinamika benda
bergerak).
September : kelanjutan papernya bulan Juni yang sampai pada kesimpulan rumus
termahsyurnya : E = mc2, yaitu bahwa massa sebuah benda (m) adalah ukuran kandungan
energinya (E). c adalah laju cahaya di ruang hampa (c >> 300 ribu kilometer per detik).
Massa memiliki kesetaraan dengan energi, sebuah fakta yang membuka peluang
berkembangnya proyek tenaga nuklir di kemudian hari. Satu gram massa dengan demikian
setara dengan energi yang dapat memasok kebutuhan listrik 3000 rumah (berdaya 900 watt)
selama setahun penuh, suatu jumlah energi yang luar biasa besarnya
Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa
banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia
diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak
Brownian), efek fotoelektrik, dan relativitas spesial) pantas mendapat Penghargaan Nobel.
Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini
adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi
juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi
terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam
setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan
berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa
dekade. Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya
ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika
Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan
Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.
3. Gerakan Brownian
Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular
Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup
penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu
kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setlah ia pertama kali diamati, memberikan bukti
empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga
meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguan, tetapi fisikawan dan
kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom benar suatu benda yang nyata. Diskusi
statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk
menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Wilhelm Ostwald, seorang
pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah
berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brownian.
Tahun 1909, Albert Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, ia
menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak
kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Selain
itu Albert juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu.
Pada tahun 1933, Albert beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir
kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti - terganggu. Tahun 1941,
ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan
ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, Albert ditawari menjadi presiden
Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai
kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Albert Einstein meninggal
dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia.
Meskipun demikian, Albert sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya - teori
relativitas umum dan khusus - digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom
inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II
berlangsung.
Hal-hal yang dapat diteladani dari kisah hidup Albert Einstein:
1. Cinta damai, menurutnya sesuatu yang dikatakan berani adalah menghapuskan perang
dan mempertahankan perdamaian dunia selamanya.
2. Mandiri, ketika dia melanjutkan pendidikan ke universitas ayahnya tidak bisa
membiayainya, sehingga ia mengajar privat untuk membiayai hidupnya.
3. Tekun dan gigih, beliau adalah sosok yang mencintai fisika dan tidak pernah
meninggalkannya, sehingga di waktu luangnya pun ia tetap belajar fisika.
4. Pantang menyerah, dalam menyusun penelitiannya Einstein selalu berusaha
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, hingga akhirnya tesisnya diakui dan
terkenal hingga kini.
5. Kreatif, teori-teorinya lahir dari rasa ingin tahu yang tinggi sehingga muncul ide-ide
kreatif yang selalu dikaitkan dengan teori yang sudah ada.
6. Rendah hati dan sederhana, dalam setiap mempresentasikan teori temuannya banyak
ilmuan yang tidak mengakuinya, dan dengan rendah hati beliau mencoba
menjelaskannya hingga teorinya dapat diakui.
7. Penyayang, perhatian, dan bertanggung jawab, itu terbukti ketika beliau meraih
penghargaan Nobel Ilmu Fisika dan sejumlah uang, uang tersebut tidak digunakannya,
tetapi ia berikan kepada mantan isterinya dan kedua anaknya yang berada jauh
darinya.
Alasan ketertarikan membaca biografi Albert Einstein:
1. Beliau merupakan ilmuwan yang paling populer pada abad 20.
2. Banyak teori-teori fisika yang dilahirkan dari eksperimennya.
3. Merupakan salah satu ilmuwan yang mendapat penghargaan Nobel Ilmu Fisika.
4. Semangat belajarnya yang tinggi sehingga bisa merubah pandangan orang-orang yang
tadinya menganggap beliau adalah pelajar yang lambat.
Persahabatan Sunyi
Cerita Pendek Harris Effendi Thahar
Di sebuah jembatan penyeberangan tak beratap, matahari menantang garang di langit Jakarta
yang berselimut karbon dioksida. Orang-orang melintas dalam gegas bersimbah peluh diliputi
lautan udara bermuatan asap knalpot. Lelaki setengah umur itu masih duduk di situ,
bersandarkan pagar pipa-pipa besi, persis di tengah jembatan. Menekurkan kepala yang
dibungkus topi pandan kumal serta tubuh dibalut busana serba dekil, tenggorok di atas
lembaran kardus bekas air kemasan. Di depannya sebuah kaleng peot, nyaris kosong dari
uang receh logam pecahan terkecil yang masih berlaku. Dan, di bawah jembatan, mengalir
kendaraan bermotor dengan derasnya jika di persimpangan tak jauh dari jembatan itu
berlampu hijau. Sebaliknya, arus lalu lintas itu mendadak sontak berdesakan bagai
segerombolan domba yang terkejut oleh auman macan, ketika lampu tiba-tiba berwarna
merah.
Lelaki setengah umur yang kelihatan cukup sehat itu akan "tutup praktik" ketika matahari
mulai tergelincir ke Barat. Turun dengan langkah pasti menuju lekukan sungai hitam di
pinggir jalan, mendapatkan gerobak dorong kecil beroda besi seukuran asbak. Dari dalam
gerobak yang penuh dengan buntelan dan tas-tas berwarna seragam dengan dekil tubuhnya, ia
mencari-cari botol plastik yang berisi air entah diambil dari mana, lalu meminumnya. Setelah
itu ia bersiul beberapa kali. Seekor anjing betina kurus berwarna hitam muncul, mengendusendus dan menggoyang-goyangkan ekornya. Ia siap berangkat, mendorong gerobak kecilnya
melawan arus kendaraan, di pinggir kanan jalan. Anjing kurus itu melompat ke atas gerobak,
tidur bagai anak balita yang merasa tenteram di dodong ayahnya.
Melintasi pangkalan parkir truk yang berjejer memenuhi trotoar, para pejalan kaki terpaksa
melintas di atas aspal dengan perasaan waswas menghindari kendaraan yang melaju. Lelaki
itu lewat begitu saja mendorong gerobak bermuatan anjing dan buntelan-buntelan kumal
miliknya sambil mencari-cari puntung rokok yang masih berapi di pinggir jalan itu, lalu
mengisapnya dengan santai. Orang-orang menghindarinya sambil menutup hidung ketika
berpapasan di bagian jalan tanpa tersisa secuil pun pedestrian karena telah dicuri truk-truk itu.
Lelaki setengah umur itu memarkir gerobak kecilnya di bawah pokok akasia tak jauh setelah
membelok ke kanan tanpa membangunkan anjing betina hitam kurus yang terlelap di atas
buntelan-buntelan dalam gerobak itu. Ia menepi ke pinggir sungai yang penuh sampah
plastik, lalu kencing begitu saja. Ia tersentak kaget ketika mendengar anjingnya terkaing.
Seorang bocah perempuan ingusan yang memegang krincingan dari kumpulan tutup botol
minuman telah melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang, menatap bocah
perempuan ingusan itu dengan tajam. Bocah perempuan ingusan itu balas menantang sambil
juga berkacak pinggang. Anjing betina hitam kurus itu mengendus-endus di belakang
tuannya, seperti minta pembelaan.
Lelaki itu kembali mendorong gerobak kecilnya dengan bunyi kricit- kricit roda besi
kekurangan gemuk. Anjing betina kurus berwarna hitam itu kembali melompat ke atas
gerobak, bergelung dalam posisi semula. Bocah perempuan yang memegang krincingan itu
mengikuti dari belakang dalam jarak sepuluh meteran. Bayangan jalan layang tol dalam kota,
melindungi tiga makhluk itu dari sengatan matahari. Sementara lalu lintas semakin padat,
udara semakin pepat berdebu.
Tiba-tiba, lelaki setengah umur itu membelokkan gerobak kecilnya ke sebuah rumah makan
yang sedang padat pengunjung. Dari jauh, seorang satpam mengacung-acungkan
pentungannya tinggi-tinggi. Lelaki itu seperti tidak memedulikannya, terus saja mendorong
hingga ke lapangan parkir sempit penuh mobil di depan restoran itu. Sepasang orang muda
yang baru saja parkir hendak makan, kembali menutup pintu mobilnya sambil menutup
hidung ketika lelaki itu menyorongkan gerobaknya ke dekat mobil sedan hitam itu. Seorang
pelayan rumah makan itu berlari tergopoh- gopoh keluar, menyerahkan sekantong plastik
makanan pada laki-laki itu sambil menghardik.
"Cepat pergi!"
LELAKI setengah umur itu menghentikan gerobak kecilnya di depan sebuah halte bus kota.
Mengeluarkan beberapa koin untuk ditukarkan dengan beberapa batang rokok yang dijual
oleh seorang penghuni tetap halte itu dengan gerobak jualannya. Orang-orang yang berdiri di
dekat gerobak rokok itu menghindar tanpa peduli. Halte itu senantiasa ramai karena tak jauh
dari situ ada satu jalur pintu keluar jalan tol yang menukik dan selalu sesak oleh mobil-mobil
yang hendak keluar. Lelaki itu meneruskan perjalanannya menuju kolong penurunan jalan
layang tol itu. Meski berpagar besi, telah lama ada bagian yang sengaja dibolongi oleh
penghuni-penghuni kolong jalan layang itu untuk dijadikan pintu masuk. Tempat lelaki
setengah umur itu di pojok yang rada gelap dan terlindung dari hujan dan panas. Dari dulu
tempatnya di situ, tak ada yang berani mengusik. Kecuali beberapa kali ia diangkut oleh
pasukan tramtib kota, lalu kemudian dilepas dan kembali lagi ke situ. Ia lalu membongkar isi
gerobaknya, mengeluarkan lipatan kardus dan mengaturnya menjadi tikar. Anjing betina
berwarna hitam kurus itu mengibas-ngibaskan ekornya ketika lelaki itu mengambil sebuah
piring plastik dari dalam buntelan, lalu membagi makanan yang didapatnya dari rumah
makan tadi. Keduanya makan dengan lahap tanpa menoleh kanan-kiri.
Bocah perempuan ingusan itu berdiri dari jauh di bawah kolong jalan layang itu, memandang
dengan rasa lapar yang menyodok pada dua makhluk yang sedang asyik menikmati makan
siang itu. Ia memberanikan dirinya menuju kedua makhluk itu, lalu bergabung makan dengan
anjing betina berwarna hitam kurus itu. Ternyata anjing betina itu penakut. Ia menghindar dan
makanan yang tinggal sedikit itu sepenuhnya dikuasai bocah perempuan itu dan ia
melahapnya. Sedang lelaki setengah umur itu tidak peduli, meneruskan makannya hingga
licin tandas dari daun pisang dan kertas coklat pembungkus. Mengeluarkan sebuah botol air
kemasan berisi air, meminumnya separuh. Tanpa bicara apa- apa, bocah perempuan ingusan
itu menyambar botol itu dan meminumnya juga hingga tandas. Lelaki setengah umur itu
hanya memandang, sedikit terkejut, tapi tidak bicara apa-apa. Air mukanya tawar saja.
Mengeluarkan rokok dan membakarnya sambil bersandar pada gerobak kecilnya. Tergeletak
tidur setelah itu di atas bentangan kardus kumal.
MALAM telah larut. Bocah perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai
menghujan. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus di kulit kepalanya
disiram gerimis. Bunyi krincingan dan kresek-kresek kantong plastik yang dibawanya
membangunkan anjing betina kurus berwarna hitam itu. Ia menyalak sedikit, kemudian
merungus setelah dilempari sepotong kue oleh bocah itu. Lewat penerangan jalan, samarsamar dilihatnya lekaki setengah umur itu tidur bergulung bagai angka lima di atas kardus.
Setelah melahap kue, anjing itu kembali tidur di sebelah tuannya, di atas bentangan kardus
yang tersisa.
Bocah itu mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali
menggoreskan korek api, padam lagi oleh tiupan angin bertempias. Lalu ia mendekat ke arah
lelaki setengah umur itu agar lebih terlindung oleh angin dan berhasil menyalakan lilin.
Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari dalam gerobak kecil di atas kepala
lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik
dan membangunkan lelaki itu. Setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah
menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu,
sekadar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu.
Bocah perempuan ingusan itu cepat terlelap dan bermimpi berperahu bersama anjing betina
kurus berwarna hitam itu di sebuah danau yang sunyi. Deru mesin mobil yang melintasi
jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuah kota
yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan.
Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah
itu dan melanjutkan mimpinya.
Sebelumnya, kolong penurunan jalan layang tol itu cukup padat penghuninya di malam hari.
Beberapa anak jalanan yang sehari- hari mengamen di sepanjang jalan bawah, juga bermalam
di situ. Ada lima anak jalanan laki-laki yang selalu menjahili bocah perempuan yang selalu
membawa krincingan itu sampai menangis berteriak-teriak. Lelaki setengah umur itu
membiarkannya saja. Mungkin menurutnya sesuatu yang biasa-biasa saja, meskipun anakanak lelaki itu sampai-sampai menelanjangi bocah perempuan ingusan itu. Penghuni lain pun
tak ada yang berani membela. Sejak itu, bocah perempuan ingusan itu menghilang, entah
tidur di mana.
Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia membawa seekor anjing betina
kurus berwarna hitam ke markasnya. Mungkin anjing itu kurang sehat hingga semalaman
anjing itu terkaing-kaing. Lelaki itu tampak berusaha keras mengobati anjing itu dengan
menyuguhkan makanan dan air. Tapi, anak-anak jalanan yang jahil itu melempari anjing itu
dengan batu. Salah satu batunya mengenai kepala lelaki itu. Lelaki itu meradang, lalu
mengambil golok di dalam timbunan buntelan dalam gerobak kecilnya. Anak-anak itu
dikejarnya. Konon salah seorang terluka oleh golok itu. Namun, mereka tak ada yang berani
melawan dan tak berani kembali lagi.
SEBELUM subuh, pasukan tramtib itu datang lagi, lengkap dengan polisi dan beberapa truk
dengan bak terbuka pengangkut gelandangan. Sebelum matahari muncul, kolong- kolong
jembatan dan jalan layang harus bersih dari manusia-manusia kasta paling melata itu. Mimpi
lelaki itu tersangkut bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu.
Lelaki setengah umur itu menggapai-gapaikan tangannya, minta petugas menaikkan
anjingnya yang menyalak-nyalak, minta ikut bersama tuannya. Tapi, sebuah pentungan kayu
telah mendarat di kepala anjing kurus itu hingga terkaing-kaing, berlari ke seberang jalan dan
hilang ditelan kegelapan.
"Mampus kau, anjing kurapan!" sumpah petugas itu sambil melompat ke atas truk yang
segera berangkat.
Bak truk terbuka itu nyaris penuh, termasuk tukang rokok di halte dekat situ. Lelaki setengah
umur itu tampak geram. Matanya mencorong ke arah petugas yang memegang pentungan.
Petugas itu pura-pura tidak melihat. Hujan telah berhenti. Iringan truk yang penuh manusia
gelandangan kota yang dikawal mobil polisi bersenjata lengkap di depannya, menuju ke suatu
tempat arah ke Utara, dan kemudian membelok ke kanan. Dari pengeras suara di puncakpuncak menara masjid terdengar azan subuh bersahut-sahutan. Bulan semangka tipis masih
menggantung di langit, kadang-kadang tertutup awan yang bergerak ke Barat.
BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan yang beratap itu, kembali
menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di tempat sebelumnya. Ia baru turun
mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika matahari mulai tergelincir ke Barat.
Melangkah dengan pasti, menuju tempat gerobak kecilnya ditambatkan.
Di depan pangkalan truk yang telah menyempitkan jalan, lelaki itu mendorong gerobak
kecilnya dengan santai sambil mengawasi puntung-puntung rokok yang masih berapi
dilempar sopir-sopir truk ke jalan. Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika
laki- laki bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan
ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya. Orang-orang tak ada yang
peduli.*
Identifikasi Cerpen :
Tema
: Persahabatan
Alur
: Campuran.
Sudut Pandang : Orang ketiga
Tokoh dan Penokohan :
Lelaki setengah umur : Pekerja keras, penyayang, berani
Bocah perempuan : Tidak sopan, rakus
Latar: 1. Tempat: Jembatan penyeberangan dan kolong jalan laying tol
2. Waktu : Masa lampau
Amanat : Harus tetap bekerja keras dalam menjalani hidup ini, jangan hanya meminta
belas kasihan orang lain.
Nilai-nilai dalam Cerpen :
Nilai Moral : Sepasang orang muda yang baru saja parkir hendak makan, kembali
menutup pintu mobilnya sambil menutup hidung ketika lelaki itu menyorongkan
gerobaknya ke dekat mobil sedan hitam itu. Seorang pelayan rumah makan itu berlari
tergopoh- gopoh keluar, menyerahkan sekantong plastik makanan pada laki-laki itu
sambil menghardik. "Cepat pergi!"
Nilai Sosial : BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan
yang beratap itu, kembali menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di
tempat sebelumnya. Ia baru turun mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika
matahari mulai tergelincir ke Barat.
Nilai Budaya : Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika laki- laki
bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan
ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya.
Nilai Psikologis : Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia
membawa seekor anjing betina kurus berwarna hitam ke markasnya.