Proyeksi Rasio dan Ketergantungan Dependency

Proyeksi Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) Kota Serang
Tahun 2015 dengan Metode Matematik
Oleh Akmal Fathu Rohman, 1306441666
Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
A. Latar Belakang
Pada tahun 2015 mendatang, kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN atau
pasar bebas ASEAN mulai berlaku. Perdagangan bebas antarnegara di kawasan
Asia Tenggara akan berdampak pada kestabilan ekonomi baik di daerah maupun
di tingkat nasional. Untuk itu, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
perlu mengambil strategi kebijakan yang tepat untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Faktor demografis merupakan komponen penting dalam perubahan ekonomi,
lingkungan, dan sosial di masa yang akan datang (O’Neill et al, 2001). Proyeksi
penduduk, perkiraan penduduk di masa yang akan datang, perlu dilakukan agar
pemerintah dapat mengambil sikap yang tepat terhadap perubahan yang akan
datang.
Meskipun tidak akurat secara ekonomi, rasio ketergantungan/dependency ratio
(perbandingan antara banyaknya penduduk usia nonproduktif dengan penduduk
usia produktif) dapat menggambarkan banyaknya penduduk yang harus
ditanggung oleh penduduk usia kerja. Dengan gambaran tersebut, pemerintah
dapat mengambil strategi kebijakan yang tepat untuk menjaga kestabilan

ekonomi. Karena itu, perhitungan rasio ketergantungan pada tahun 2015
mendatang menjadi diperlukan.
Kota Serang merupakan kota yang baru berdiri pada tahun 2007. Kota ini terletak
pada 6°7′12″LU 106°9′1″BT dan dibatasi oleh Kabupaten Serang di sebelah
Barat, Timur, dan Selatan. Sementara itu, di sebelah Utara Kota Serang terdapat
Laut Jawa. Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan dan dibagi lagi menjadi beberapa
kelurahan. Kota Serang memiliki potensi di bidang pertanian, pariwisata dan

industri. Karena Kota Serang merupakan kota yang baru berdiri dan memiliki
banyak potensi, maka proyeksi rasio ketergantungan di kota ini pada tahun 2015
menjadi diperlukan.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan kondisi kependudukan dan
rasio ketergantungan di Kota Serang pada tahun 2015 dengan menggunakan
metode matematik.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode matematik.
Metode ini dipilih karena data tentang komponen pertumbuhan penduduk, yaitu
fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk Kota Serang sulit didapatkan sehingga

yang digunakan sebagai data dasar dalam metode ini hanyalah jumlah penduduk
total. Ada tiga metode proyeksi penduduk dengan metode matematik, yaitu
aritmatik, geometrik, dan eksponensial. Ketiga metode tersebut akan digunakan
dalam penelitian ini dan dibandingkan hasilnya.
D. Tinjauan Pustaka
Salah satu karya yang demografi yang paling banyak digunakan adalah proyeksi
penduduk (Mulianakusuma, 2010). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), proyeksi penduduk adalah perhitungan matematis jumlah penduduk masa
yang akan datang berdasarkan jumlah penduduk sekarang. Memproyeksikan
penduduk

berarti

memberi

perkiraan

(perhitungan)

mengenai


keadaan

kependudukan pada masa mendatang dengan menggunakan data kependudukan
yang ada (sekarang).
Proyeksi penduduk dapat dibuat untuk mengetahui keadaan penduduk pada masa
depan (forward projection) atau keadaan masa lalu (backward projection)
(Mulianakusuma, 2010). Ada dua metode proyeksi penduduk, yaitu metode
matematik (yang terdiri dari metode aritmatik, geometrik, dan eksponensial) dan
metode komponen. Penelitian ini menggunakan metode matematik seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya.

1. Metode Aritmatik
Pada metode aritmatik, jumlah penduduk di masa depan diasumsikan
akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Secara
matematis, rumus metode aritmatik adala sebagai berikut.
Pn=P 0 (1+ rn)
Maka:
P
r = P n −1 /n

0

{( ) }

Di mana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode antara tahun awal dan tahun n

2. Metode Geometrik
Metode ini mengasumsikan bahwa angka pertumbuhan penduduk (rate
of growth) sama untuk setiap tahun, sehingga jumlah penduduk akan
bertumbuh secara geometrik.
Pn=P 0 (1+ r)n

Maka :
Pn 1n
r = P −1
0

( )

Di mana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode antara tahun awal dan tahun n

3. Metode Eksponensial
Pada metode, diasumsikan bahwa jumlah penduduk akan bertambah

secara

eksponensial.

Metode

ini

tepat

digunakan

untuk

menggambarkan pertumbuhan penduduk yang terjadi secara sedikitdemi sedikit sepanjang tahun.

Pn=P 0 e rn
Maka :
P
r = ln P n /n

0

{ ( )}

Di mana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode antara tahun awal dan tahun n

e

: bilangan euler (2,7182818)

Keragaman variasi pada proyeksi penduduk didorong oleh keragaman kebutuhan

penggunanya (Lutz et al dalam O’Neill et al, 2001). Seorang pengusaha
memerlukan data penduduk di masa depan untuk mengetahui peluang bisnis dan
potensi pasar. Dalam bidang kesehatan, proyeksi penduduk dapat digunakan
untuk memperkirakan penyediaan kebutuhan pelayanan kesehatan di suatu
tempat. Pemerintah dapat memperkirakan rasio ketergantungan di masa yang akan
datang dengan menggunakkan proyeksi penduduk.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk usia produkti (penduduk usia dibawah
15 tahun dan penduduk usia 65 tahun atau lebih) dengan banyaknya penduduk
usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun) (Nurdin, 2010). Rumus untuk
menghitung dependency ratio adalah sebagai berikut.
P 65+¿
D=P 0−14+ P
x 100 ¿
15−64

Dengan :
D

: rasio ketergantungan (dependency ratio)


P0-14

: jumlah penduduk usia 0-14 tahun

P65+

: jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas

P15-64

: jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Menurut Nurdin, rasio ketergantungan lebih merupakan perbandingan antara
penduduk usia muda dan tua dengan penduduk usia kerja. Meskipun tidak akurat
secara ekonomi, rasio ketergantungan dapat menggambarkan banyaknya
penduduk yang harus ditanggung oleh penduduk usia kerja.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka proyeksi rasio ketergantungan di masa yang
akan datang dapat dihitung dengan pertama-tama menghitung proyeksi penduduk
di masa yang akan datang. Kemudian, baru dihitung rasio ketergantungan di masa

yang akan datang dengan data dari proyeksi penduduk.
E. Deskripsi Data dan Analisis
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam “Kota Serang
Dalam Angka 2010” dan “Kota Serang Dalam Angka 2013” diperoleh data :

Kemudian, data tersebut dimasukkan ke microsoft excel dan diproses dengan
menggunakan metode aritmatika, geometrik, dan eksponensial. Hasil dari
proyeksi penduduk dan proyeksi rasio ketergantungan adalah sebagai berikut.

0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54


Metode Aritmatik
2009
2012
58891
65198
54882
61173
54054
63972
56919
62823
34843
58988
38945
55962
37714
54385
44507
49724
34373
42169
22316
32479
20953
24146

r
0,036
0,038
0,061
0,035
0,231
0,146
0,147
0,039
0,076
0,152
0,051

2015
71505
67464
73890
68727
83133
72979
71056
54941
49965
42642
27339

55-59
60-64
65+
Penduduk Usia Kerja
Penduduk Usia 15- dan
65+
Dependency Ratio

0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Penduduk Usia Kerja
Penduduk Usia 15- dan
65+
Dependency Ratio

0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49

16020

16387

10734
12759
317324

10115
14376
407178

180586
57

204719
50

Metode Geometrik
2009
58891
54882
54054
56919
34843
38945
37714
44507
34373
22316
20953
16020

2012
65198
61173
63972
62823
58988
55962
54385
49724
42169
32479
24146
16387

10734
12759
317324

10115
14376
407178

180586
57

204719
50

Metode Eksponensial
2009
2012
58891
65198
54882
61173
54054
63972
56919
62823
34843
58988
38945
55962
37714
54385
44507
49724
34373
42169
22316
32479

0,008
0,019
0,042

16754
9496
15993
497032
228852
46

r
0,034
0,037
0,058
0,033
0,192
0,128
0,130
0,038
0,071
0,133
0,048
0,008
0,020
0,041

2015
72180
68185
75710
69339
99865
80415
78425
55553
51733
47270
27826
16762
9532
16198
536720
232273
43

r
0,034
0,036
0,056
0,033
0,175
0,121
0,122
0,037
0,068
0,125

2015
72180
68185
75710
69339
99865
80415
78425
55553
51733
47270

50-54
55-59
60-64
65+
Penduduk Usia Kerja
Penduduk Usia 15- dan
65+
Dependency Ratio

20953
16020

24146
16387

10734
12759
317324

10115
14376
407178

180586
57

204719
50

0,047
0,008
0,020
0,040

27826
16762
9532
16198
536720
232273
43

Proyeksi rasio ketergantungan yang dihitung dengan menggunakan metode
aritmatik, geometrik dan eksponensial dapat dilihat pula melalui diagram berikut.
60

57

50
40

50

46
43

30
20

Aritmatik
Geometrik
Eksponensial

10
0
2008 2010 2012 2014 2016

Pada tahun 2009 dan 2012 rasio ketergantungan di Kota Serang masing-masing
yaitu 57% dan 50 %. Artinya setiap 100 orang yang berusia produktif mempunyai
tanggungan sebanyak 57 orang pada tahun 2009 dan 50 orang pada tahun 2012
yang berusia nonproduktif. Hasil perhitungan matematis dengan metode aritmatik
menunjukkan 46 orang yang berusia nonproduktif menjadi tanggungan bagi 100
orang yang berusia produktif. Sementara hasil perhitungan dengan metode
geometrik dan eksponensial menunjukkan hasil yang sama, yaitu rasio
ketergantungan sebesar 43 %.
Dapat dilihat bahwa meskipun jumlah penduduk di semua usia (kecuali usia 60-64
tahun) meningkat, rasio ketergantungan menurun di tahun2015. Hal tersebut dapat
terjadi karena jumlah penduduk usia nonproduktif pada tahun 2015 lebih sedikit
daripada jumlah penduduk usia produktif. Banyaknya jumlah penduduk usia

produktif menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi di Kota Serang menurun.
Sementara itu, jumlah penduduk usia 60-64 cenderung menurun tiap tahunnya.
Selain itu, hasil dari perhitungan dengan ketiga metode matematik tidaklah
berbeda jauh, bahkan sama. Hal tersebut memberi arti bahwa ketiga metode
tersebut tidak jauh berbeda pula. Namun, hasil yang sama tersebut boleh jadi
merupakan kebetulan semata atau karena adanya kesalahan perhitungan. Selain
itu, dalam metode ini juga tidak diikutsertkan tingkat kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk kota serang sehingga hasil dari metode ini kurang dapat
dipercaya.
F. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa proyeksi rasio ketergantungan di
Kota Serang pada tahun 2015 lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu
merupakan sebuah tren yang positif karena beban yang ditanggung oleh penduduk
usia kerja lebih kecil. Namun, pada penelitian kali ini tidak diikutsertkan tingkat
kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk kota serang sehingga hasilnya kurang
dapat dipercaya. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk
dapat memproyeksikan rasio ketergantungan Kota Serang dengan lebih akurat.
Daftar Pustaka
Nurdin, Harto. 2010. Komposisi dan Distribusi Penduduk. Dasar-Dasar
Demografi. Jakarta: Salemba Empat.
Muliakusma, Sutarsih. 2010. Proyeksi Penduduk. Dasar-Dasar Demografi.
Jakarta: Salemba Empat.
Badan Pusat Statistik Kota Serang. 2010. Kota Serang dalam Angka 2010. Kota
Serang.
Badan Pusat Statistik Kota Serang. 2012. Kota Serang dalam Angka 2012. Kota
Serang.
O’Neill, Brian C et al. 2001. A Guide to Global Population
Projections.Demographic Research Vol 4 : 203-288. Rostock : Max Planck
Institute for Demographic Research.
http://www.serangkota.go.id/. Diakses pada 05/06/2014.