II.A.1.c.1.b.1 7 Prosiding Nasional Lemlit Undana Kupang 2016 Anggota

  PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERUBAHAN IKLIM KE-1 Tema :

Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Daerah Semiringkai Kepulauan Serta

Pengarusutamaannya dalam Kebijakan Pembangunan Nasional dan Daerah

Pengarah : Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D Prof. Dr. Mientje Ratoe Oedjoe, M.Pd Panitia : Dr. Ir. Tara Tiba Nikolaus, M.Sc Yane Castrensz Ay, S.Pd, M.Pd Maya Hehanusa, SH, M.Hum Drs. Paulus Malelak Ridwan Hamal, SE Editor : L. Michael Riwu Kaho Reviewer : Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc., Ph.D Dr. Ir. Tara Tiba Nikolaus, M.Sc Dr. Eka W. Soegiri Ir. W.I.I. Mella MSc., PhD Dr. Ir. Fony J. L. Risamasu, M.Si

  

DAFTAR ISI

  Halaman KATA PENGANTAR................................................................................................ i LAPORAN KETUA PANITIA................................................................................. ii SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS NUSA CENDANA............................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv

  MAKALAH UTAMA

  Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM): Pengalaman Meretas Jalan Penyelesaian Konflik, Reforestasi dan Mengungkit Kemiskinandi Nusa

  1 ) Tenggara (Dwi Sudarsono, SH ………....................................................................

  1 Pengarusutamaan Sustainable Development Goals Dan Perubahan Iklim Dalam Perencanaan Pembangunan (Mahawan Karuniasa)………………………..............

  11 Strategi Pengendalian Iklim Pada Lingkungan Perairan (Fonny J.L Risamasu) ......

  21 MAKALAH PENUNJANG Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Anak Balita (Maria Agnes Etty Dedy, Pius

  , Weraman Hari Rarindo) ............................................................................................

  31 Penggunaan Free & Open Source Software (FOSS) Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Identifikasi Karakteristik Biofisik Daerah Aliran Sungai Manikin (Norman P.L.B Riwu Kaho, SP, M.Sc) ....................................................................

  41 Desain Destinasi Ekowisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Kupang (Apriana H. J. Fanggidae, SE, MSi dan Markus Tae, S.Sos,M.Si) ..........................................

  51 Menguji Ketahanan Beberapa Klon Ubi Jalar Lokal Sumba Barat Daya Dan Varietas Pembanding Terhadap Hama Utama Cylas formicarius (Titik Sri Harini dan Effy Roefaida) ....................................................................................................

  61 Model Pengembangan dan Strategi Kemitraan Usaha Mikro Kecil Di Nusa Tenggara Timur (Studi kasus: Klaster Jagung dan Klaster Penggemukkan Sapi di Kota/Kab. Kupang) (Ni Putu Nursiani dan Anthonius B. Mesakh) ..........................

  71

  Analisis Segmentasi Status Kualitas Kelayakan Rumah Tinggal di Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (Astri Atti, Dominirsep O. Dodo)............................

  81 Konflik Serangan Buaya Muara (Crocodylus Porosus) Akibat Kerusakan Habitat & Dampaknya Terhadap Kehidupan Manusia (Baharudin Hamzah, S.Pd, M.Si)...........................................................................................................................

  91 Kajian Pertumbuhan Sorgum Lokal Pada Beberapa Tingkat Salinitas Tanah (Ivonny Benggu, Antonius, S. J. Adutae, Elias St. O. Nguru)................................... 101 Evaluasi Potensi Hasil, Karakter Fisiologi Dan Kualitas Aroma Padi Gogo Varietas Pare Wangi Sebagai Respon Terhadap Kelembaban Tanah Dan Tingkat Salinitas (I G.B. Adwita Arsa).................................................................................... 111 Pengaruh Komposisi Tepung Kedelai Dan Daun Kelor Sebagai Pangan Lokal Potensial Daerah Semiringkai Kepulauan Terhadap Kandungan Gizi Makro Susu K2 (Kedelai-Kelor) Pada Program Suplementasi Gizi Penderita TBC Anak (Indriati A. Tedju Hinga, SKM., M.Sc Sarci M. Toy, SKM., MPH) ....................... 121

  Kajian Hukum Terhadap Nilai Kearifan Lokal Pengelolaan Perikanan Berbasis Hak Masyarakat Adat Di Kabupaten Flores Timur Josef M Monteiro dan Jimmy

Pello ............................................................................................................................ 131

  Studi Pemantauan Vegetasi Pada Sistem Agroforestry Melalui Kombinasi Analisis Penutupan Lahan Berbasis Sistem Informasi Geografis Dan Analisis Vegetasi Di Kawasan Ikanfoti, Kabupaten Kupang (Lusia S. Marimpan & Norman P.L.B Riwu Kaho)........................................................................................ 141 Membangun Hubungan Bertetangga Baik Akibat Adanya District Oecusi Timor Leste Dalam Wilayah Negara Indonesia (Bhisa Vitus Wilhelmus, Dhey Wego Tadeus, Primus Lake)................................................................................................. 151 Strategi Peningkatan Pendapatan Nelayan Tradisional Melalui Diversifikasi Usaha Pengolahan Ikan Di Desa Namosain, Kecamatan Alak (Paulus, C. A dan Ishak

  2) Tungga )....................................................................................................................

  161 Adaptasi Perubahan Iklim Melalui Pengembangan Usaha Ternak Babi Dalam Meningkatkan Pendapatan Alternatif Nelayan Tradisional Di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao (Yohanis Umbu L. Sobang dan Chaterina A. Paulus) ..........

  171

  POSTER SESSION:

  Traditional Fishermen Income Strategy Through Diversification of Non-Local Fishery in Nembrala Village, Rote Ndao Regency (Paulus, C.A, Yohanis Umbu L.

  A1 Sobang, Marthen R. Pellokila, Stephanie Oematan)..................................................

KATA PENGANTAR

  

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas rahmatnya pulalah maka Seminar

Nasional yang mengambil tema “Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Daerah Semiringkai

Kepulauan Serta Pengarusutamaannya dalam Kebijakan Pembangunan Nasional dan Daerah”

dapat terlaksana dengan baik.

  

Dalam pelaksanaan terdapat berbagai tantangan dan hambatan akan tetapi dapat dilalui dengan baik berkat

kerjasama seluruh panitia dan peserta. Melalui seminar ini pula dapat di rumuskan berbagai rekomendasi

tentang adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang mau atau tidak mau harus kita hadapi terutama

di daerah yang tingkat kekeringan cukup ekstrem seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

  Semoga berbagai rekomendasi yang telah dirumuskan berguna bagi pemerintah Pusat maupun daerah. Akhir kata kami selaku panitia mengucapkan banyak terima kasih.

  Kupang, Oktober 2016 Ketua, Prof. Dr. Mientje Ratoe Oedjoe, M.Pd NIP. 195107011978032001

  “Adaptasi Perubahan Iklim Melalui Pengembangan Usaha Ternak Babi Dalam Meningkatkan Pendapatan Alternatif Nelayan Tradisional Di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao”

  

1

  2 Yohanis Umbu L. Sobang dan Chaterina A. Paulus

ABSTRAK

  Suatu penelitian telah dilakukan yang bertujuan 1) mengetahui kontribusi usaha babi terhadap pendapatan rumah tangga nelayan tradisional di Kabupaten Rote Ndao dan 2) mengetahui pengaruh inovasi terhadap pendapatan usaha ternak ayam dan babi di Kabupaten Rote Ndao. Penelitian dilakukan menggunakan metode survey melalui teknik wawancara dan observasi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil secara purposive (sengaja) dengan kriteria bahwa responden adalah memiliki pekerjaan utama sebagai nelayan tangkap dan usaha ternak babi sebagai usaha sampingan. Hasil penelitian diperoleh bahwa rataan pendapatan rumah tangga nelayan selama 1 tahun diperoleh sebesar Rp. 8,851,900±48,775 atau rumah tangga nelayan memperoleh rataan pendapatan setiap bulannya sebesar Rp. 737,658±48,775. Hasil penelitian tidak jauh berbeda dengan Fatimah, dkk (2014) yang memperoleh bahwa rataan pendapatan nelayan di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp 863.183 per bulan. Rataan kontribusi usaha ekonomi nelayan diperoleh bahwa usaha perikanan tangkap memberikan kontribusi pendapatan sebesar 42,14 %, diikuti oleh usaha ternak babi sebesar 31,72 %, usaha lainnya 13,29 %, dan usaha ternak ayam sebesar 12,86 %. Rataan pertambahan berat badan harian ternak babi yang dipelihara tanpa inovasi teknologi diperoleh Rp. 0.245±0.058 kg/ekor/hari dan untuk ternak babi yang dipelihara dengan inovasi teknologi diperoleh rataan pertambahan berat badan harian sebesar Rp. 0.4375±0.071 kg/ekor/hari. Rataan pendapatan usaha ternak babi diperoleh bahwa pada usaha tanpa inovasi teknologi sebesar Rp. 2,205,000±522,576.04 dan pada usaha ternak babi dengan inovasi teknologi sebesar Rp. 3,937,500±641,376.87. Kata Kunci: adaptasi Perubahan Iklim. Pendapatan nelayan, ternak babi, Desa Nembrala

  PENDAHULUAN

  Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia yang memiliki jutaan masyarakat yang hidup di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dari sumberdaya pesisir. Kesejahteraan jutaan masyarakat pesisir sangat dipengaruhi oleh kelestarian ekosistem pesisir yang rentan terhadap berbagai ancaman, salah satunya adalah perubahan iklim. Dampak perubahan iklim yaitu muncul gejala alam global El Nino, kerusakan terumbu karang seperti coral bleaching, kenaikan permukaan air laut, penghangatan suhu di laut mengakibatkan penurunan tangkapan produksi ikan, sebab ikan akan bermigrasi atau sebaliknya. Rumah tangga nelayan dalam menghadapi perubahan iklim akan melakukan strategi mata pencaharian untuk kelangsungan hidupnya. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, dan di antara lautan Pasifik dan lautan Hindia, mempunyai laut

  2 nasional seluas lebih dari 5,8 juta km , termasuk kedalamannya Zona Ekonomi Eksklusif.

  Panjang garis pantainnya 80.791 km dengan berbagai sumberdaya alam hayati dan nonhayati, baik bernilai ekonomis maupun bernilai ekologis terdapat didalamnya. Dilihat dari letak geografisnya, kawasan laut dan pantai negara-negara Asia Tenggara diperkirakan merupakan salah satu dari kawasan dunia yang sangat produktif dan memegang peranan penting bagi pembangunan perekonomian setiap negara di kawasan ini. Akan tetapi, pembangunan yang berlangsung cepat tersebut telah menimbulkan bencana ekologis kawasan pesisir (Mulyadi, 2005). Terancamnya ekosistem pesisir akibat berbagai gangguan perlu adanya tinjauan lebih karena wilayah pesisir merupakan sumber penghidupan keseluruhan bangsa Indonesia. Salah satu ancaman yang cukup besar datang dari perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global. Pemanasan global atau global warming merupakan fenomena yang sedang diperbincangkan seluruh dunia. Salah satu dampak pemanasan global adalah perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan fenomena berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang berdampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007). Selaian itu, dampak dari perubahan Iklim salah satunya muncul gejala alam global El Nino dengan konsekuensi dampak pada fluktuasi atau variabilitas iklim global dengan adanya kekeringan yang berkepanjangan dan banjir di tempat lainnya. Perubahan iklim global (global

  

climate change) dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang, seperti pemutihan (bleaching)

  dan tenggelamnya terumbu karang. Perubahan iklim global terutama disebabkan oleh meningkatnya produksi gas CO2 dan gas rumah kaca (Gufron, 2010). Kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer mengakibatkan es di kutub mencair. Mencainya es menyebabkan naikknya permukaan air laut (sea level rise), keasaman laut (acidification) dan perubahan suhu air laut (Apridar, dkk 2011). Dampak perubahan iklim tersebut menyebabkan kendala bagi nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan karena resiko melaut semakin besar tentunya berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan. Kondisi perubahan iklim yang mengganggu ekosistem laut tentunya dapat memperburuk kehidupan ekonomi rumah tangga nelayan di Kabupaten Rote Ndao. Penurunan hasil tangkapan ikan akan berimplikasi pada pendapatan rumah tangga, dimana nelayan di Kabupaten Rote Ndao memiliki ketergantungan pada sektor perikanan khususnya perikanan tangkap. Dengan demikian, kondisi ini mendorong rumah tangga nelayan untuk melakukan strategi mata pencaharian berupa pekerjaan permanen maupun sampingan. Strategi mata pencaharian ini diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan rumah tangganya akibat musim paceklik yang berkepanjangan.

  Tujuan

  Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui kontribusi usaha babi terhadap pendapatan rumah tangga nelayan tradisional di Kabupaten Rote Ndao.

  2. Mengetahui pengaruh inovasi terhadap pendapatan usaha ternak ayam dan babi di Kabupaten Rote Ndao.

  METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan menggunakan metode survey melalui teknik wawancara dan observasi.

  Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil secara purposive (sengaja) dengan kriteria bahwa responden adalah memiliki pekerjaan utama sebagai nelayan tangkap dan usaha ternak babi sebagai usaha sampingan. Selanjutnya dilakukan ujicoba inovasi pada ternak ayam dan babi, dimana sebanyak 60 ekor ayam kampong dan 16 ekor babi digunakan sebagai materi ujicoba yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok tanpa inovasi teknologi dan kelompok dengan inovasi teknologi. Inovasi teknologi yang dilakukan adalah perbaikan pakan, perkandangan, dan manajemen kesehatan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan rataan dan simpangan baku, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif-kualitatif

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Nelayan Responden Rataan pendapatan nelayan responden, seperti terlihat pada Tabel 1, berikut.

  Tabel. 1. Rataan pendapatan nelayan responden di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao (Rp/tahun)

  Variabel Usaha Usaha Usaha Usaha Total (Rp) Rataan/ Perikanan Ternak Ternak Babi lainnya Bulan Tangkap Ayam

  Rataan (Rp) 3,730,000 1,138,000 2,807,667 1,176,233 8,851,900 737,658 STDEV 376,600 202,534 194,899 369,420 585,303 48,775 SEM 68,757 36,977 35,584 67,447 106,861 8,905 Kontribusi (%) 42,14 12,86 31,72 13,29

  Sumber: Data Primer Diolah (2016)

  Berdasarkan Tabel 1, di atas menunjukkan bahwa sumber pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao adalah usaha perikanan tangkap sebagai mata pencaharian utama, usaha ternak yaitu usaha ternak ayam dan ternak babi, dan usaha lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan pendapatan rumah tangga nelayan selama 1 tahun diperoleh sebesar Rp. 8,851,900±48,775 atau rumah tangga nelayan memperoleh rataan pendapatan setiap bulannya sebesar Rp. 737,658±48,775. Hasil penelitian tidak jauh berbeda dengan Fatimah, dkk (2014) yang memperoleh bahwa rataan pendapatan nelayan di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp 863.183 per bulan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa secara riil pendapatan rumah tangga nelayan pandhiga mengalami penurunan. Penurunan pendapatan rumah tangga nelayan tradisonal karena adanya perubahan iklim pada musim paceklik menimbulkan perbedaan paendapatan rumah tangga nelayan sebelum dan sesudah perubahan iklim. Jika di dilihat dari alternatif pendapatan yang mengkontribusi pendapatan nelayan responden adalah usaha ternak ayam sebesar Rp. 1,138,000±202,534, usaha ternak babi sebesar Rp. 2,807,667±194,899, usaha lainnya sebesar Rp. 1,176,233±369,420. Berdasarkan sumbangan pendapatan masing-masing komponen terhadap total pendapatan nelayan di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao diperoleh bahwa usaha perikanan tangkap memberikan kontribusi pendapatan sebesar 42,14 %, diikuti oleh usaha ternak babi sebesar 31,72 %, usaha lainnya 13,29 %, dan usaha ternak ayam sebesar 12,86 %. Tingginya kontribusi usaha perikanan tangkap karena usaha tersebut merupakan mata pencaharian utama, sedangkan usaha ternak dan usaha lainnya merupakan usaha sampingan. Kontribusi usaha ternak babi cukup tinggi, hal ini disebabkan usaha ternak babi telah menjadi usaha yang telah dilakukan secara turun menurun dan ternak babi menjadi bagian penting dalam social budaya masyarakat Rote Ndao. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha ternak di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao dapat menjadi mata pencaharian alternatif yang perlu ditingkatkan produktivitasnya, hal ini penting karena dalam pengamatan penelitian ditemukan bahwa usaha ternak ayam dan babi masih dilakukan secara ekstensif tradisional. Hal ini sesuai dengan pendapat Allison et al., (2001) yang menyatakan bahwa pengembangan strategi nafkah ganda ini bertujuan agar nelayan tidak bergantung pada hasil penangkapan saja. Hal ini perlu dilakukan terutama pada nelayan lapisan bawah yang memiliki keterbatasan sarana, yang tidak dapat melaut sepanjang tahun. Namun hal ini tidak berlaku untuk semua keluarga nelayan, hanya sebagian kecil keluarga nelayan yang memiliki pekerjaan sampingan, sisanya hanya bergantung dari hasil tangkapan dalam melaut.

  Pertambahan Berat Badan Ternak Babi Tanpa dan Dengan Inovasi Teknologi

  Dalam ujicoba teknologi usaha ternak babi, diperoleh rataan pertambahan berat badan harian ternak babi tanpa dan dengan inovasi teknologi, seperti pada Tabel 2, berikut.

  Tabel 2. Rataan pertambahan berat badan harian ternak babi tanpa dan dengan inovasi teknologi.

  Variabel Tanpa Inovasi Dengan Inovasi Rataan 0.245 0.4375 STDEV 0.058 0.071 SEM 0.021 0.025

  Sumber: Data Promer Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa rataan pertambahan berat badan harian ternak babi yang dipelihara tanpa inovasi teknologi diperoleh Rp. 0.245±0.058 kg/ekor/hari dan untuk ternak babi yang dipelihara dengan inovasi teknologi diperoleh rataan pertambahan berat badan harian sebesar Rp. 0.4375±0.071 kg/ekor/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha ternak babi dengan inovasi teknologi seperti pemberian pakan suplemen, perawatan kesehatan (vitamin), dan dikandangkan diperoleh pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi disbanding dengan yang dipeliharan secara tradisional. Oleh karena itu peningkatan kontribusi usaha ternak babi terhadap pendapatan rumah tangga nelayan di Desa Nembrala masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitasnya yang berdampak pada peningkatan harga jual.

  Pendapatan Usaha Ternak babi tanpa dan dengan Inovasi Teknologi

  Rataan pendapatan usaha ternak babi tanpa dan dengan inovasi teknologi di Desa Nembrala, seperti pada Tabel 3, berikut.

  Tabel 3. Rataan Pendapatan Usaha Ternak Babi Tanpa dan Dengan Teknologi Variabel Tanpa Teknologi Dengan Teknologi Rataan 2,205,000 3,937,500 STDEV 522,576.04 641,376.87 SEM 184,758.53 226,760.97

  Sumber: Data Primer Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 3 di atas, diperoleh bahwa rataan pendapatan usaha ternak babi diperoleh bahwa pada usaha tanpa inovasi teknologi sebesar Rp. 2,205,000±522,576.04 dan pada usaha ternak babi dengan inovasi teknologi sebesar Rp. 3,937,500±641,376.87. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa inovasi teknologi pada usaha ternak babi meliputi pemberian pakan suplemen, manajemen kesehatan, dan perkandangan dapat memberikan rataan pendapatan yang lebih tinggi disbanding usaha ternak babi tanpa inovasi teknologi atau pemeliharaan tradisisonal yang dilakukan oleh nelayan dengan pola lepas.

SIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31,72 % terhadap total pendapatan nelayan di Desa Nembrala Kabupaten Rote Ndao

  2. Inovasi teknologi pada usaha ternak babi dapat meningkatkan pertambahan berat badan harian dan berdampak pada pendapatan yang lebih tinggi disbanding dengan usaha ternak babi yang dilakukan nelayan di Nembrala dengan pola lepas. Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan, sebagai berikut:

  1. Dalam rangka diversifikasi pendapatan sebagai langka adaptasi nelayan di Desa Nembrala terhadap perubahan iklim, maka usaha ternak babi dapat menjadi usaha alternatif yang menguntungkan sebagai sumber pendapatan alternatif.

2. Dalam rangka meningkatkan kontribusi usaha ternak babi perlu diikuti dengan inovasi teknologi meliputi perbaikan pakan, manajemen kesehatan dan perkandangan.

DAFTAR PUSTAKA

  Allison, E and F. Ellis. 2001. The Livelihoods Approach dan Management of Small-Scale Fisheries. Marine Policy, 25 (2), 377-88. Apridar. 2011. Ekonomi Kelautan dan Pesisir. (Edisi Pertama).Yogyakarta: Graha Ilmu. Fatimah D, Aryo Fajar S, Mustapit. 2014. Strategi Mata Pencaharian Rumah Tangga Nelayan

  Akibat Perubahan Iklim Di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember (UNEJ). Ghufron, M. 2010. Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kementrian Lingkungan Hidup. 2007. Rencana Aksi Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Jakarta. Mulyadi, S. 2005. Ekonomi Kelautan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Ucapan terima kasih patut disampaikan kepada Kemenristekdikti atas kepercayaan dan fasilitasi pendanaan melalui skim penelitian MP3EI, sehingga penelitian ini dapat berjalan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pihak Lembaga Penelitian Undana dan Panitia Pelaksana Seminar Nasional atas kerjasamanya untuk penerbitan artikel ini dalam prosiding seminar nasional.