BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pengawasan dan Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Badan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (BKKBN) Kotamadya Binjai
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan pada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu kata “achievement”.
Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti “mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian” prestasi kerja yang dimiliki oleh karyawannya dapat ditingatkan. Dengan meningkatnya prestasi kerja tentunya perusahaan akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti kuantitas dan kualitas pekerjaan setiap karyawan dapat lebih maksimal hasilnya, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan efesiensi dan efektivitas perusahaan.
Menurut Hasibuan (2006:94) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari 3 (tiga) faktor penting yaitu kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas serta peran dan tingkat motivasi seorang karyawan. Semakin tinggi angka untuk ketiga faktor ini, semakin besar prestasi kerja karyawan yang bersangkutan.
Menurut Hasibuan (2006 : 95) banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja, antara lain:
1. Kesetiaan 2.
Penilaian Kerja 3. Kejujuran 4. Kedisiplinan 5. Kreativitas 6. Kerjasama 7. Kepemimpinan Kepribadian 9. Prakarsa 10.
Kecakapan 11. Tanggung Jawab Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah pengawasan.
Yudhi (2008:5) Pengawasan merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan semua kegiatan, agar tujuan yang dicapai dengan efektif dan efesien dapat tercapai, melakukan usaha sitematik dalam menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan-tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Dengan kata lain bahwa pengawasan adalah usaha untuk mencegah kemungkinan- kemungkinan penyimpangan dari rencana-rencana, instruksi-instruksi, saran-saran dan sebagainya yang telah ditetapkan.
Menurut Harahap (2001 : 20) langkah-langkah dalam pengawasan adalah : 1. Tetapkan standar
Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petunjuk yang menjadi ukuran sehingga hasil-hasil yang nyata dapat dibandingkan.
2. Monitor dan Ukur Kerja Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan atauyang dikenal
3. Membandingkan hasil aktual denga satndar 4.
Mengambil tindakan perbaikan.
Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai memiliki sub bidang khusus untuk melakukan fungsi pengawasan yaitu Sub Bidang Perlindungan Kesehatan Reproduksi.
Disamping itu, faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi kerja adalah kepemimpinan. Perkataan “kepemimpinan” dapat mengingatkan kita kepada perwira militer yang berjalan di depan mengepalai pasukannya menuju tujuan yang strategis, atau pemandu gunung yang berpengalaman berada diujung kelompok pendaki gunung yang sedang memanjat tebing penuh bahaya. Kedua peran itu mencakup risiko sangat besar, ukuran penting dari potensi kepemimpinan. Pemimpin yang sejati harus selalu waspada terhadap risiko dan siap untuk bereaksi.
Kepemimpinan dapat didefenisikan sebagai suatu sikap seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dalam mengadakan koordinasi, membuat konsep sekaligus menjabarkan tujuan-tujuan umum yang jelas, bersikap adil dan tidak berat sebelah, sanggup membawa kelompok kepada tujuan yang pasti dan menguntungkan dan membawa pengikutnya kepada kesejahteraan (Kartono, 2005: 41)
Menurut Gorda (2004: 154), fungsi kepemimpinan dalam hubungannya dengan peningkatan aktivitas dan efesiensi perusahaan yaitu :
1. Fungsi kepemimpinan sebagai inovator
Fungsi kepemimpinan sebagai komunikator 3. Fungsi kepemimpinan sebagai motivator 4. Fungsi kepemimpinan sebagai kontroler
Pada Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai fungsi kepemimpinan yang ada di lembaga ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tugas pokok dan fungsi ditetapkan dan disampaikan kepada seluruh pegawai sebagai pegangan dalam melaksanakan tugas.
2. Melakukan penilaian hasil tugas/prestasi pegawai yang dilakukan setiap tahun (pada akhir tahun) melalui DP3
3. Memberikan reward kepada pegawai yang dilakukan setahun sekali.
Reward ini diberikan kepada pegawai yang berprestasi baik melalui penilaian khusus berupa hadiah dan piagam penghargaan.
4. Memberikan sanksi dan hukuman berdasarkan PP Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil.
Dari penjabaran diatas maka pengawasan dan kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai yang akan berdampak langsung dengan kinerja untuk pencapaian tujuan suatu lembaga atau perusahaan. Maka dari itu perlu diterapkannya suatu kepemimpinan dan pengawasan bagi setiap pegawai sehingga tujuan tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai, mengukur pencapaian-pencapain yang telah terhadap program KB pada masyarakat yaitu Bidang Pemberdayaan KB dan Kesehatan Reproduksi. Pencapaian tersebut dibedakan dalam 2 (dua) kategori yaitu :
1. Pencapaian Peserta KB Aktif (PA) 2.
Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Tabel berikut ini akan memperlihatkan Pencapaian Peserta KB Aktif (PA) yang telah dilakukan Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai selama 3 tahun terakhir (2009- 2011)
Tabel 1.1 Pencapaian Peserta KB Aktif (PA) (2009 s.d 2011) No Tahun Pasangan usia Target Peserta Pencapaian Persentase subur KB Aktif (PA) Peserta KB Aktif (PA1 2009 37.965 26.320 27.204 103,61% 2 2010 39.492 29.952 27.812 92,86% 3 2011 40.439 29.481 30.478 103,25%
Sumber : Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS)
Pemerintah Kota Binjai (2011)Tabel diatas menunjukkan, pada tahun 2009 pencapaian peserta KB aktif sebanyak 27.204 peserta atau 71,66% dari jumlah pasangan usia subur sebesar 37.965. jika dibandingkan dengan target peserta KB Aktif (PA) sebesar 26.320 maka persentasenya sebesar 103,61%. Pada tahun 2010 pencapaian peserta KB aktif sebanyak 27.812 peserta atau 70,44% dari jumlah pasangan usia subur sebesar 39.482. Jika dibandingkan dengan target peserta KB aktif sebesar 29.952 maka persentasenya sebesar 92,86 %. Selanjutnya untuk tahun 2011 pencapaian peserta KB aktif sebanyak 30.478 peserta atau 75,37% dari jumlah pasangan subur sebanyak 40.439. Jika dibandingkan dengan target peserta KB aktif sebesar 29.481 maka persentasenya sebesar 103,25%. Dilihat dari keseluruhan tahun berjalan (2009 s.d 2011), terjadi penurunan pencapaian target di tahun 2010, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 103,61 % menjadi 92,86%. Walaupun begitu penurunan tersebut tidak terlalu signifikan. Akan tetapi pada tahun berikutnya yaitu 2011, kembali terjadi peningkatan pencapaian sebanyak 103,25%.
Seperti yang telah disebut diatas, selain pencapaian peserta KB aktif, Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai juga mengukur pencapaian peserta KB baru (PB) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2 Pencapaian Peserta KB Baru (PB) (2009 s.d 2011) No Tahun Target Peserta KB Pencapaian Persentase Baru Peserta KB Baru1 2009 5520 4139 74,98% 2 2010 6436 5243
81,46%
3 2011 6812 6166 90,52%
Sumber : Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai (2011)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa pada tahun 2009 persentase pencapaian peserta KB baru mencapai 74,98% dari target peserta KB baru yaitu sebanyak 5520 peserta. Kemudian pada tahun 2010 terjadi pencapaian sebanyak 81,46% dari target peserta KB baru sebesar 6436 peserta. Pada tahun 2011 dari 6812 target peserta KB baru, pencapaian yang didapat sebanyak 6166 peserta atau sebesar 90,52%. Maka dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan 2011 terjadi kontinuitas peningkatan pencapaian peserta KB baru di Kota Binjai.
Berdasarkan tabel 1.1 dan tabel 2.1 dapat dilihat pencapaian-pencapaian yang telah diraih oleh Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai. Pencapaian-pencapaian tersebut cenderung grafiknya meningkat. Keberhasilan pencapaian tersebut bisa terwujud karena kerjasama semua pihak, baik pimpinan maupun pegawai. Pencapaian tersebut merupakan prestasi kerja yang dapat dibanggakan untuk kedepannya. Pencapaian prestasi kerja yang baik merupakan kolaborasi antara semua unsur yang ada di dalam perusahaan termasuk kepemimpinan dan kinerja pegawai atau karyawan.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “
Pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai di Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai.”1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan pengawasan terhadapa prestasi kerja pegawai di Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah : a.
Bagi Perusahaan/Lembaga Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan/lembaga untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kepemimpinan dan pengawasan terhadapa prestasi kerja pegawai di Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKS) Pemerintah Kota Binjai.
b.
Bagi Peneliti Sebagai menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
c.
Bagi Peneliti Selanjutnya bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.