BAHAN INTI : HAKIKAT DAN MARTABAT PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

  Materi Inti

  1 Hakikat dan Fungsi Pancasila ……………………...................………. 3

   Pengertian Hakikat dan Fungsi Pancasila .............................................. 3  Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia ........................................... 4

  2. Materi UUD Negara RI Tahun 1945 …………...……………………… 5

   UUD Negara RI Tahun 1945 ................................................................. 5  Perubahan UUD Negara RI tahun 1945 ................................................ 6

  3. Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945 Kepada siswa di SD ............ 7

   Membuat / Mencari Media Stimulus ...................................................... 7

   Kegiatan Pembelajaran ........................................................................... 8 Daftar Pustaka ……………………………………………………………...….. 9

  PENDAHULUAN

  Dalam mata pelajaran PKn, pemahaman dan penguasaan Anda tentang Pancasila dan UUD 1945 beserta amandemenya sangat penting karena keduanya merupakan landasan dan sumber utama materi PKn baik untuk Sekolah Dasar maupun tingkat lanjutan . Selain penguasaan materi, Anda diharapkan membelajarkan materi Pancasila dan UUD 1945 Kepada siswa SD. Kemampuan tersebut sangat penting bagi guru terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mutu layanan pendidikan kepada peserta didik, Khususnya dalam pemahaman Materi dan Pembelajaran Pancasila dan UUD Negara Tahun 1945

  1. Hakikat Dan Fungsi PancasilaPengertian Hakikat dan Fungsi Pancasila Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, tetapi makna Pancasila pada zaman Majapahit berbeda dengan makna Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Istilah Pancasila mempunyai dua arti dalam buku Sutasoma, yaitu Berbatu

  

Sendi yang lima dan Pelaksanaan Kesusilaan yang lima ( Pancasila Krama ), yaitu tidak

  boleh melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh berbohong, tidak mabuk minuman keras. Pancasila yang dijadikan dasar negara kita mempunyai arti lima dasar, dengan rumusan yang sah dan resmi tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara RI 1945.

  Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka ( philosofische grondslag dari Indonesia Merdeka ), kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam

  Jakarta. Sidang BPUPKI Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan

  Indonesia ( Dokuritsu Junbi Choosakai ) mulai dibentuk pemerintah pada tanggal 29 April 1945. Yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, Piagam Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang – undang Dasaryang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.

  Untuk membahas dan merumuskan usulan – usulan tersebut, dibentuk panitia kecil yang dikenal panitia 9 ( 9 orang ) yang diketuai oleh Ir. Soekarno Pada tanggal 22 Juni 1945 (diluar sidang BPUPKI ), panitia kecil tersebut berhasil merumuskan Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat rumusan dan sistematik Pancasila sebagai berikut :

  1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya.

  2. Kemanusiaanyang adil danberadab

  3. Persatuan Indonesia

  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, kemudian setelah diadakan beberapa perubahan disahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus

  1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakikat dari Pancasila,yaitu sebagai Pandangan

  Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Artinya ,setiap sikap dan perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai - nilai Pancasila. Mengamalkan Pancasila sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai dasar negara,

   Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

  Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagi landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan , yaitu pasal – pasal yang tercantum dalam UUD 1945. dan mempunyai sifat imperatif ( memaksa )

  Berdasarkan uraian di atas maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar

  Negara, sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan pengertian Pancasila yang bersifat yuridis – ketatanegaraan.

  Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai – nilai Pancasila mempunyai sifat objektif. Sedangkan susunan sila – sila Pancasila itu adalah sistematis – hierarkis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan – urutan yang bertingkat , dimana tiap –tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah – pindahkan .

  2. UUD Negara RI Tahun 1945 Dan Perubahannya ( Amandemen )UUD Negara RI Tahun 1945

  UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap negara sebagai upaya untuk membatasi kekuasaan penguasa dan sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara. Dengan memiliki konstitusi atau UUD, setiap penguasa dan warga negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.

   Perubahan UUD Negara RI tahun 1945

  Fleksibilitas suatu UUD dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari cara perubahannya dan dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal tentang perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk mengantisipasi tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan kata lain, yaitu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan pertama, politik masyarakat akan terus berkembang; dan kedua, UUD / konstitusi itu bersifat statis sehingga akan ketinggalan zaman.

  UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh dan penjelasan yang merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental (staats fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya (pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat asas politik negara (dasar cita-cita negara apa), tujuan negara dan juga memuat ketentuan diadakannya UUD negara.

  Di negara Indonesia, semenjak jatuhnya Orde Baru, telah diadakan dua kali perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa dominasi kekuasaan Presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang kekuasaan membentuk Undang-undang, ada pembatasan periode masa jabatan Presiden dan wakil Presiden dalam jabatan yang sama (amandemen pasal 27), keharusan bagi Presiden untuk memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal Presiden mengangkat dan menerima duta, serta memberi amnesti dan abolisi.

  3. Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945 Dalam pembelajaran PKn guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge), ketrampilan kewarganegaraan (Civic Skill) dan watak kewarganegaraan (Civic Disposition). Ciri utama PKn (baru) tidak lagi menekankan pada mengajar tentang PKn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan PKn atau pada upaya- upaya guru untuk ber-PKn atau melaksanakan PKn.

   Membuat / Mencari Media Stimulus

  Berupa contoh keadaan / perbuatan yang memuat nilai-nilai kontras sesuai dengan topik atau tema target pelajaran. Media stimulus yang akan anda gunakan dalam ber- VCT hendaknya :

  1. Mampu merangsang, mengundang dan melibatkan potensi afektual siswa.

  2. Terjangkau oleh pengetahuan dan potensi afektual siswa (dalam lingkungan kehidupan siswa)

  3. Memuat sejumlah nilai moral yang kontras. Stimulus dapat berupa cerita ( bisa tertulis yang dibagikan pada siswa atau cerita yang diungkapkan guru), gambar, foto, film dan sebagainya. Stimulus yang berupa cerita kejadian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila seperti main hakim sendiri, tabrak lari, anak durhaka dan lain sebagainya.  Kegiatan Pembelajaran

  Pertama, guru melontarkan stimulus dengan membacakan cerita atau menampilkan foto/ gambar. Kedua, memberi kesempatan beberapa saat kepada siswa untuk berdialog sendiri. Ketiga, melaksanakan dialog terpimpin melalui pertanyaan guru. Dalam menyampaikan

  pertanyaan perlu diperhatikan ketrampilan bertanya baik cara mengajukan pertanyaan dan ketika menerima jawaban siswa. Keempat, fase menentukan argumen dan klarifikasi pendirian. Kelima, fase pembahasan/ pembuktian argumen. Keenam, fase penyimpulan. Langkah-langkah dalam melaksanakan model Analisis Nilai sebagai berikut :

  1. Persiapan Pertama, menyusun satuan acara pembelajaran sesuai pokok bahasan. Kedua, menetapkan

  bagian materi kedisiplinan. Ketiga, menyusun skenario kegiatan. Keempat, menyiapkan media stimulus untuk ber-VCT seperti cerita, gambar, film dan lain-lain. Kelima, menyiapkan lembar kerja siswa.

  2. Pelaksanaan Pertama, menjelaskan kepada siswa bahwa mereka akan ber-VCT. Kedua, pembagian media

  stimulus. Ketiga, memperhatikan aksi dan reaksi spontan siswa terhadap stimulus. Keempat, melaksanakan dialog terpimpin. Kelima, fase menentukan argumen dan klarifikasi pendirian.

  Keenam, fase pembahasan argumen. Ketujuh, fase penyimpulan.

  Melalui model pembelajaran VCT Analisis Nilai tersebut, sebagai guru yang mengajar PKn akan mudah mengungkapkan sikap, nilai dan moral siswa terhadap suatu kasus yang disajikan, dengan memperhatikan ketrampilan dasar mengajar yaitu, ketrampilan bertanya, pujian (reinforcement), variasi stimulus dan menjelaskan.

  DAFTAR PUSTAKA A. Kosasih Djahiri. ( 1978 ). Pengajaran Studi Sosial / IPS, Dasar – dasar Pengertian

  Metodologi Model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : LPPP – IPS FKIS IKIP Bandung.

  Asshiddiqie ( 2006 ). Hukum Tata Negara. Jakarta : Setjen MK. BP – 7 Pusat. ( 1994 ). Undang – Undang Dasar 1945. Republik Indonesia. ( 1989 ). Undang – undang No. 2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

  MODUL 5

MATERI DAN PEMBELAJARAN PANCASILA DAN UUD NEGARA TAHUN 1945

Kegiatan Belajar 1 Hakikat dan Fungsi Pancasila

  Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya BPUPKI yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29 Mei - 1 Juni1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari Indonesia Merdeka), yang kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal

  14 Juli 1945, PiagamJakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-undang Dasar yang dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.

  Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI yang kemudian setelah diadakan beberapa perubahan disyahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakekat dari Pancasila yaitu sebagai Pandangan Hidup bangsadan sebagai Dasar Negara.

  Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup. Pancasilasebagai Pandangan Hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap sikap dan perilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan Pancasila sebagai Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan menggunakannya sebagai petunjuk hidup sehari-hari.

  Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam UUD1945. Berdasarkan uraian di atas, maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar Negara,sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakekatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan pengertian Pancasila yang bersifat yuridis-ketatanegaraan.

  Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila mempunyai sifat obyektif dan subyektif. Sedangkan susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-hierarkhis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaianurutan-urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan.

  Kegiatan Belajar 2 UUD Negara RI Tahun 1945 dan perubahannya (amandemen)

  UUD atau konstitusi sangat penting dimiliki oleh setiap warga negara sebagai upaya untuk membatasi kekuasaan penguasa sekaligus sebagai aturan untuk menyelenggarakan pemerintahan negara. Dengan meimliki knstitusi atau UUD , setiap penguasa dan warga negara akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing pihak.

  Fleksibelitas suatu UUD dapat dilihat dari 2 segi, yaitu dari cara perubahannya dan dari kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, adanya pasal tentang perubahan UUD merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya untuk mengantisifasi tuntutan perubahan zaman yang sulit dihindari oleh bangsa manapun. Dengan kata lain, yaitu untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dengan pertimbangan pertama, politik/masyarakat akan terus berkembang, dan kedua UUD/Kontitusi itu bersifat statis sehingga akan ketinggalan zaman.

  UUD 1945 meliputi pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan yang merupakan suatu rangkaian yang tak terpisahkan. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai poko kaidah negara yang fundamental ( status fundamental norm) baik dilihat dari hal terjadinya (pembentukannya) maupun dari aspek isinya yang memuat asas kerohanian negara, memuat asas poolitik negara(dasar cita-cita negara apa), tujuan negara, dan juga memuat ketentuan

  Di Negara Indonesia, semenjak jatuhnya orde baru, telah diadakan dua kali perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Dari dua kali perubahan tersebut, tampak bahwa dominasi kekuasaan presiden semakin berkurang dan di lain pihak menambah kekuasaan DPR sebagai lembaga legislatif. Hal tersebut dapat dilihat, antara lain dalam hal pemegang kekuasaan membentuk Undang-undang , ada pembatasan peride masa jabatan presiden dan wakil presiden dalam jabatan sama (amandemen pasal 7) keharusan bagi presiden untuk memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal presiden mengangkat dan menerima duta, serta memberi amnesti dan abolisi.

  Kegiatan belajar 3 Pembelajaran Materi Pancasila dan UUD Negara RI 1945

  Dalam pembelajaran PKn Guru hendaknya mampu mengembangkan dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic Knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civil

  

Skill), dan watak kewarganegaraan (civic Dispsition). Ciri utama Pkn (baru) tidak lagi

menekankan pada mengajar tentang Pkn, tetapi lebih berorientasi pada membelajarkan Pkn.

  Selain itu, Guru Pkn hendaknya memahami 4 tipe dasar belajar dari Jaques Delors (1996), yaitu belajar tahu (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar hidup bersama (learning t live together), dan belajar mengembangkan diri (learning to be). Keempat tipe dasar tersebut merupakan kemampuan siswa yang harus dikembangkan melalui pembelajaran khusnya mata pelajaran PKn.

  Kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki guru karena kemampuan menguasai metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa baik keberhasilan aspek kognitif, maupun aspek afektif dan psikomotr. Penggunaan berbagai model pembelajaran tersebut, tentu saja harus disesuaikan dengan karekteristik tujuan pembelajaran, karakter/kualifikasi butiran materi pelajaran, situasi dan lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.

  Model pembelajaran yang di anggap cocok diterapkan dalam PKn diantaranya model

  VCT. Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahiri (1992) dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena ha;-hal berikut. Pertama, mampu membina dan mempribadikan (personalisasi) nilai moral. Kedua, mampu mengklarifikasikan dan mengungkapkan isi pesan moral yang disampaikan. Ketiga, mampu mengklarifikasikan dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata. Keempat, mampu mengundang,

  Kelima, mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan. Keenam, mampu

  menangkal, meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang. Ketujuh, menuntun dan memotifasi hidup layak dan bermoral tinggi.

  MODUL 7 MATERI DAN PEMBELAJARAN DEMOKRASI Kegiatan Belajar 1 Hakikat Demokrasi dan Pilar-pilar Demokrasi Konstitusional

  Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos atau kratein” berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat berkuasa” atau government or rule by the people ( pemerintahan oleh rakyat).

  Demokrasi dapat juga berarti seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencangkup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut sebagai suatu pelembagaan dari kebebasan. Mengapa demokrasi karena demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan konstitusional sudah teruji oleh zaman yang menunjunjung tinggi kebebasan, hak asasi manusia, persamaan di depan hukum yang harus dimilki setiap individu dan masyarakat.

  Demokrasi konnstitusional adalah suatu gagasan pemerintah demokratis yang kekuasaannya terbatas dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang. Ketentuan dan peraturan hukum yang membatasinya kekuasaan pemerintah ini ada dalam konstitusi sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”.

  Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan hukum (Rule of Law). Sejumlah syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang 1. Perlindungan konstitusional.

  2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

  3. Pemilihan umum yang bebas.

  4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

  5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

  6. Pendidikan kewarganegaraan.

  Untuk membangun dan menegakkann demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI UUD 1945 ialah demokrasi berdasarkan.

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Hak Asasi Manusia.

  3. Kedaulatan Rakyat..

  4. Kecerdasan Rakyat.

  5. Pemisahan Kekuasaan Negara.

  6. Otonomi Daerah.

  7. Supremasi Hukum (Rule of Law).

  9. Kesejahteraan Rakyat.

  10. Keadilan Sosial.

  Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan penegakan Demokrasi konstitusional disuatu negara meliputi faktor pertumbuhan ekonomi, faktor sosial politik, dan faktor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah.

  Kegiatan Belajar 2 Pembelajaran materi Demokrasi

  Pendidikan demokrasi perlu diupayakan dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran, baik melalui sekolah (schools-based civic education). Untuk mengembangkan pendidikan demokrasi di Indonesia, maka perlu adanya paradigma baru yang lebih mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spritual, rasional, emosional,, dan sosial; tanggung jawab warga negara (civic

  responsibility); serta partisipasi warga negara (civic participation) agar terbentuknya warga negara Indonesia yang baik.

  Proses pendidikan kewarganegaraann kita harus membedakan antara aspek-aspek: pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).

  Untuk mengadakan suatu proses pembelajaran, terlebih dahulu ada sejumlah kemampuan dasar (core competencies) untuk setiap dimensi atau aspek-aspek diatas, seperti: (1) kebutuhan individu untuk memecahkan isu-isu dan masalah-masalah sosial dan politik yang mereka sedang dan akan dihadapi; dan (2) isu-isu dan masalah-masalah yang telah menjadi topik dan agenda publik.

  Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran demokrasi,

  1. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.

  Langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses pembelajaran demokrasi, adalah :

  1. Merumuskan tujuan.

  2. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui.

  3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari.

  4. Memecahkan masalah.

  5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai.

  

MODUL 8

MEMAHAMI MATERI DAN MAMPU MEMBELAJARKAN HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM Kegiatan belajar 1

  Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya masing- masing. kehendak dan kepentingan setiap individu mungkin sejalan atau mungkin berbeda bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.

  Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya pemenuhan kepentingan para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal terbentuknya tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat. Pergaulan kehidupan manusia dalam masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau norma, yang hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan tenteram, di dalam pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan-kebutuhan bersifat sekunder atau tersier. menghasilkan nilai-nilai fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi- konsepsi abtrak mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di hindari. Sistem nilai tersebut sangat perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang merupakan suatu pedoman mental baginya. Pola-pola pikiran manusia mempengaruhi sikapnya atau kecendrungan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu terhadap manusia, benda maupun keadaan-keadaan . sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia cendrung untuk hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di perlukan patokan-patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana bahwa kaedah atau norma merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah laku yang di harapkan.di dalam kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah atau norma yang mengatur peri kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma tersebut ,kita mengenal berbagai kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi paksaan. sebab hukum melekatkan kondisi-kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di dalam hubungan-hubungan antara manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh individu-individu tertentu dan hanya dibawah kondisi-kondisi tertentu.hukum menyebabkan pengunaan paksaan sebagaimonopoli masarakat . sunguh karena monopoli pengunaan tindakan paksaan bahwahokum menciptakan ketentraman masarakat.pedamayan adalah suatu kondisi dimanatidak dapat pengunaan paksaan menurut pengertian ini, hukum hanya memberikan perdamayan relatif ,bukan absolute,dimana hukum mencabut hak para individu untuk mengunakan paksaan tetapi mencadangkan nya kepada masarakat .perdamayan hukumbukan suatu kondisi dari ketidaan paksa mutlak ,suatu keadaan anarkis ;perdamayan hukum adalah suatu kondisi monopoli paksaan ,suatu monopoli paksaan olehmasarakat.di tinjau dari sumber-sumbernya ,hukum hukum dapat kita golongkankedalam klasifikasi berikut. 1. hukum undang-undang. 2. hukum persetujuan. 3. hukumtraktat(perjanjian antar Negara). 4. hukum kebiasaan dan hukum adat. 5. hukum yurifrudensi.

  Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini. 1. hukum tertulis. 2. hukum tidak tertulis.

  Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam hukum privat dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka ragam di maksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain berikut ini. 1. hukum antar waktu 2. hukum antar tempat 3. hukum antargolongan 4. hukum antaragama 5. hukum privatinternasional .

  Pergolongan hukum berikutnya adalah pergolongan ataranya hukum formal dengan hukum metrial. Hukum formal sering di samakan dengan hokum acara ,yakni hukumyang mengatur tentang tata cara bagaimana kaida-kaidah hukum (metrial) di pertahankan atau di laksanakan yang di maksud dengan hukum metrial ialah ketentuan-ketentuan hukum yang adalah hukum yang mengatur tentang isi dari hubungan-hubungan hukum. atas dasar tinjauan apa dalam suatu cabang hukum diutamakan tentang keharusan/larangan atau kah tentang sangsinya maka kita dapat membedakan;

  1. hukum kaidah(normenrecht) 2. hukum sangsi(sanctienrecht)

  Konsep-konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum ,yang meliputi norma, saksi, delik (tindakan pidana), kewajiban hukum, tanggung jawab hukum, dan hak hukum, norma prilaku yang di atur dalam peraturan hukum memuat keharusan-keharusan (gobod) dan atau larangan-larangan (Verbod).

  Sanksi merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakatdan yang harus dihindarkan. Sanksi diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk menimbulkan perbuatan tertentu yang dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang. Sanksi merupakan tindakan memaksa untuk menjamin perbuatan manusiayang dikehendak oleh peraturan hukum. Pada hukum pidana kita kenal sanksi pidana. Berkenaan dengan hukuman pidana, terdapat dua jenis hukuman, yaitu hukuman pokok dan hukuman tambahan.

  Pasal 10 KUHP menyebutkan “Hukuman-hukuman itu adalah berikut ini.

   Hukuman mati.

   Hukuman penjara.  Hukuman kurungan.  Hukuman denda.

  2. Hukuman-hukuman tambahan  Pencabutan dari hak-hak tertentu  Penyitaan dari benda-benda tertentu

   Pengumuman dari putusan hakim.

  Untuk memahami lebih lanjut tentang norma dan sanksi, perhatikanlah kutipan pasal- pasal dari peraturan hukum berikut. Pasal/ 362 KUHP “Barang siapa mengambil sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaanorang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara melawan hukum karena salah telah melakukan pencurian,dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau dengan. Pasal 1365 KUHP Perdata “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugiantersebut.”Konsep hukum berikutnya adalah “delik”. Dalam hukum pidana istilah delik atau “strafbaar feit” lazim diterjemahkan sebagai tindak pidana, yaitu suatu perbuatan yang bersifat melawan hukum (wederrechtelijk atau onrechtmatige). Dalam hukum perdata istilah delik tidak lazim digunakan. Untuk menyebut seseorang melakukan delik, biasanya digunakan istilah seseorang telah melakukan wanprestasi. Namun demikian. Delik-baik dalam lapangan hukum pidanamaupun hukum perdata, dapat didivinisikan sebagai perbuatan seseorang terhadap siapa sanksi sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu diancamkan. fakta tentang delik bukan hanya terletak pada suatu perbuatan tertentu saja, melainkanjuga pada akibat-akibat dari perbuatan tersebut. Di dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dikenal beberapa macam jenis delik (Lamintang, 1984), antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

  a. Delik formalDelik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan dilakukannya suatu perbuatanyang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Contohnya, Pasal209, 210, 242, 362 KUHP.

  b. Delik material Delik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan di timbulkannya akibatyang dilarang dan diancam dengan hukuman olehundang-undang.

  Contohnya, Pasal 149, 187, 338, 378 KUHP.

  c. Delik komisiDelik yang berupa pelanggaran terhadap larangan (verbod) menurut undang- undang, yang terjadi karena melakukan suatu. Contohnya, Pasal212,263, 285, 362 KUHP.

  d. Delik omisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan (gebod) menurutundang- undang, yang terjadi karena dilalaikannya suatu perbuatan yangdiharuskan. Contohnya, Pasal 217, 218, 224, 397 angka 4 KUHP.

  e. Delik kesengajaanDelik yang mengandung unsur kesengajaan. Contohnya, Pasal 338KUHP.

  f. Delik kelalaian delik yang mengandung unsur kelalaian. Contoh Pasal 359 KUHP.

  g. Delik aduan Delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang dirugikan.Contoh Pasal 72 – 75, 284 ayat (2), 287 ayat (2) KUHP.

  h. Delik biasaDelik yang dapat dituntut tanpa diperlukan adanya suatu pengaduan.Contoh Pasal 362, 338 KUHP. i. Delik umumDelik yang dapat dilakukan oleh setiap orang. j. Delik khususDelik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.

  Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum. Konsepkewajiban hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep diamelakukan delik. Menurut hukum dia diwajibkan menghindari delik jika delik ituberupa tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak melakukan tindakan tersebutjika delik itu berupa kelainan untuk melakukan suatu tindakan tertentu (delik omisi) maka diwajibkan untuk melakukan tindakan tersebut. dengan demikian, kewajiban hukum adalah kewajiban untuk menghindari delik adalah kewajiban sisubjek untuk “untuk mengetaui`norma hukum. satu konsep yang di hubungkan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tangung jawab hukum, berati dibertangung jawab atas suatu saksi dalam hal melakukan suatu perbuatan yang bertentangan. Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari tanggung jawab hukum tatkala sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik langsung, melainkan juga kepada para individu lain yang menurut hukum mempunyai hubungan dengan pelaku langsung. Dalam hukum masyarakat beradab, individu yang diwajibkan kepada perbuatan tertentu, dalam keadaan normal adalah juga orang yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Biasanya orang bertanggung jawab hanya terhadap perbuatannya sendiri, bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya sendiri.

  Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab terhadap perbuatan yang merupakan kewajiban dari seseorang lainnya, menjadi bertanggung jawab terhadap suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab dan juga kewajiban menunjuk kepada delik itu juga, tetapi kewajiban selalu menunjuk kepada delik dari pelaku itu sendiri, sementara tanggung jawab seseorang dapat menunjuk kepada suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Norma hukum mengandung kewajiban dan tanggung jawab.

  Norma hukum mengandung arti kewajiban dalam hubungan dengan orang yang berpotensi sebagai pelaku delik; pelaku delik, tetapi juga terhadap individu-individu lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan si pelaku delik. Pelaku delik adalah seseorang yang perbuatannya karena telah ditentukan oleh tata hukum, merupakan kondisi dari suatu sanksi yang ditujukan terhadapnya atau terhadap individu lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan pelaku delik Subjek. Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari konsep hak , kita hanya berkepentingan dengan istilah hak hukum. Orang lazim membuat perbedaan antara 2 hak macam hak yaitu: 1. jus is rem,yaitu hak atau suatu barang. 2. jus is personam, yaitu hak untuk menuntut seorang untuk menurut sesuatu cara tertentu yakni

  Jika hak itu adalah hukum maka hak tersebut harus merupaka hak atas perbuatanseseorang lainnya ,atas perbuatan yang menurut hukum merupakan kewajiban dariseorang lainnya .hak hukum masarakat kan kewajiban dari seseorang lainnya .kewajibanini adalah dengan sendirinya tatkala kita berbicara tentang suatu hak atas perbuatan diriseseorang lainya.Keberadaan atau ketidak hak masarakat suatu norma umum yang mengatur perbuatanmanusia.oleh sebap itu jika ada suatu pernyataan tentang hak hukum maka suatuperaturan hukum harus di saratkan .tidak tidak mungkin ada hak hukum sebelum ada hukum itu sendiri. selama suatu hak tidak“dijamin“oleh peraturan hukum maka hak itubelum merupakan hak hukum Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh jaminan dan peraturan hukum.

  Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajibanrelatif di pihak lainnya. Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorangrelatif terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadapsemua individu lainya. Untuk enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut;Kehakiman, yang berfunsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembagaPenasihat atau bantuan hukum.

  1. KEPOLISIAN Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memeliharakeamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum acaraPidana, Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal

  4UU nomor 8 tahun 198 tentang undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP), Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.

  a) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.

  b) mencari keterangan dan barang bukti.

  c) menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

  d) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

  Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa: a. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.

  b. pemeriksaan dan penyitaan surat.

  c. mengambil sidikjari dan memotret seseorang.

  d. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.

  Hukum itu sendiri selama suatu hak tidak “dijamin“ oleh peraturan hukum maka hak itu belum merupakan hak hukum. Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh jaminan dan peraturan hukum. Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajiban relatif di pihak lainnya. Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorang relatif terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadap semua individu lainya. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya makadi bentuk lembaga Penegakan hukum (law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut; Kehakiman, yang berfunsi

  Setelah itu, penyelidik berwewenang membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan tersebut di atas kepada penyidik. Selain penyelidik, polisi bertindak pula sebagai penyidik. Menurut Pasal6 UU No. 8/1981 yang bertindak sebagai penyidik, yaitu: a. pejabat Polisi negara Republik Indonesia b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

  2. KEJAKSAAN Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap. Jadi, Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum) berwewenang, antara lain untuk;

  a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan b. membuat surat dakwaan.

  c. melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku. e. melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.

  Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk : a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana.

  b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan

  c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu keputusan yang dikeluarkan oleh menteri kehakiman) d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaantambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

  3. KEHAKIMAN Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili. Menurut Pasal 1 UU nomor 8/1981 mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut. dalam Pasal 5 UU Nomor 14 Tahun 1970 di tegaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda- bedakan orang. Demikian pula dalam Pasal 1disebutkan bahwa . Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya negara Hukum RI,Dalam

  Pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan olehbadan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu: a. Peradilan Umum

  b. Peradilan Agama

  c. Peradilan Milker d. Peradilan Tata Usaha Negara.

  Keempat lingkungan peradilan tersebut, masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili tertentu dan meliputi badan peradilan secara bertingkat. Peradilan militer, peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus Sedangkan peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai perkara Perdata maupun perkara Pidana.

  Kegiatan belajar 2 Pembelajaran Materi Hukum dan Penegakan Hukum

  Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma sosial kemasyarakatan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi anak menuju realita kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat.

  Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar mereka kelak dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan utama dari pendidikan hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk untuk memperoleh hak-hak hukumnya secaramaksimum dalam masyarakat. Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government (1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain meliputi: a. fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.

  b. kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.

  c. perlindungan hukum terhadap hak-hak individu

  d. kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum e. hak warga negara.

  f. tanggung jawab warga negara.

  Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah pengetahuan tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku.

  Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum. Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah-ubah maka metode pembelajaran harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan, dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.

  Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:

  a. tingkat kesulitan, b. tingkat kemampuan berpikir. tingkatkemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuanberpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yangsederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit, dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh hak-hak hukumnya secara maksimum dalam masyarakat.

  Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government (1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain meliputi: (1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum, (2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional, (3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu, (4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum (5) hak warga negara, dan (6) tanggung jawab warga negara.

  Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku.