Indra Gabe Simorangkir dan Isfenti Sadalia Alumnus FE USU Dosen Manajemen FE USU Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of the financial

  ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN SERTA UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI KASUS DI BURSA EFEK INDONESIA) Indra Gabe Simorangkir* dan Isfenti Sadalia**

  • Alumnus FE USU
    • Dosen Manajemen FE USU

  Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of the financial ratios which consists of the Profability ratio, Liquidity ratio, and Solvability ratio and also Growth Potential and Firm Size factors on Dividend Policy in Go Public Company as listing at Indonesia Stock Exchange during the 2006-2008 period. The results showed that the Financial Ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity ratio, Solvability ratio, and also Growth Potential and Firm Size factors are together have significant effect toward Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange. Partially, Growth Potential has a negative and significant influence on the Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange and the Firm Size has a positive and significant influence on Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange, while the Financial ratios which consists of Profitability ratio, Liquidity and Solvability ratio influential positive but not significant to the Go Public Company Dividend Policy in Indonesia Stock Exchange during the period 2006-2008.

  Keywords: Profitability, Liquidity, Solvability, Growth Potential, Firm Size and Dividend Policy.

  PENDAHULUAN

  Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yakni dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Capital Gain/Loss merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain diperoleh apabila harga jual lebih tinggi daripada harga beli sedangkan Capital Loss apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli.

  Setiap perusahaan memiliki kebijakan dividen yang berbeda dalam membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen yang berbeda ini didasarkan atas pertimbangan masing – masing perusahaan dalam membagikan dividennya. Kebijakan dividen dapat didefinisikan sebagai suatu kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Laba ditahan (Retained Earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors” (Riyanto, 2001: 265).

  Salah satu indikator yang menunjukkan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor (kebijakan dividen) adalah dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan persentase dari laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2001: 266). Dividend payout ratio juga merupakan salah satu komponen dasar kebijakan dividen.

  Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

  Profitabilitas (Return On Asset/ROA) Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2009: 109) b.

  Variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Salah satu indikator kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Rasio ini dihitung dengan rumus (Warsono, 2003: 275).

  

2.

Variabel Terikat (Variabel Dependen)

  perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Firm Size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log natural dari total aset (Alli et al, 1993 dalam Sutrisno, 2001).

  Firm Size mencerminkan ukuran

  Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total aset (Chang dan Rhee, 1990 dalam Sutrisno, 2001: 5) e. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

  d. Growth Potential (Potensi Pertumbuhan) Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh.

  Wachowicz, 2005: 209)

  equity ratio /DER). (Van Horne &

  c. Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabilanya sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Riyanto, 2001: 32). Rasio utang yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio utang terhadap ekuitas (debt to

  Likuiditas (Cash Position/CP) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah posisi kas (cash position). Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan Geoffrey, 1987 dalam Sutrisno, 2001: 5).

  Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (variabel dependent; Y) dan variabel bebas (variabel independent; X).

  Tidak semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membagikan dividen dan bahkan dari sembilan sektor industri yang terdapat di BEI, tidak ada satupun sektor yang keseluruhan perusahaannya membagikan dividen (data BEI).

  METODE

  Faktor Solvabilitas diukur dari Debt to Equty Ratio (DER).

  e.

  Faktor Likuiditas diukur dari Cash Position Ratio .

  d.

  Faktor-faktor yang diteliti dalam mempengaruhi kebijakan dividen adalah profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, potensi pertumbuhan dan ukuran perusahaan c. Faktor Profitabilitas diukur dari Return On Asset (ROA).

  b.

  Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2006-2008.

  Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a.

  Menurut Sjahrial (2009: 305), faktor- faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi dividen selain faktor-faktor tersebut juga dapat berupa aturan-aturan hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, dan kemampuan untuk meminjam (Van Horne dan Wachowich, 2007: 282-283). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:“Apakah faktor rasio keuangan yang terdiri dari rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan faktor potensi pertumbuhan serta ukuran perusahaan berpengaruh baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia?”

1. Variabel Independen a.

b. Regresi Linear Berganda

  = α + + + +

  Pada penelitian ini nilai akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikan (α) = 5%, criteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima bila ≤ . Tolak (terima ) bila > .

  : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama- sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

  : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

  Uji Serempak (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian:

  Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut: a.

  e = error term atau variable yang tidak diteliti.

  = Koefisien regresi variable

  = Ukuran Perusahaan α = intercept

   Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010 Populasi dan Sampel

  Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yakni, profitabilitas (ROA), likuiditas (cash position), solvabilitas (DER), Growth Potential dan Firm Size terhadap variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen (DPR) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus:

  Uji Secara Parsial (Uji – t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variable bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Bentuk pengujian:

  Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

  Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

  3. Dividend Payout Ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten.

  2. Emiten yang terus-menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya selama tahun 2006 – 2008.

  1. Emiten yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama tahun 2006 - 2008.

  Kriteria (pertimbangan) yang dilakukan penulis adalah:

  “purposive sampling”. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria (pertimbangan tertentu) (Sugiyono, 2003: 78).

  random sampling ” dengan metode

  Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia hingga Maret 2009 sejumlah 402 perusahaan, sedangkan penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probability

  b.

  • e Keterangan:

  : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen

  = Dividend Payout Ratio perusahaan i pada tahun t. = Profitabilitas (ROA) = Likuiditas (Cash Position) = Solvabilitas (DER) = Potensi Pertumbuhan

  Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

  ) ( α = 5%. Maka H 1 diterima dan

  Dengan menggunakan tingkat signifikansi ( α) = 5%, jika nilai ≤ maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama- sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai ≤ maka H1 diterima, artinya ada pengaruh signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

  Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari Return On

  Asset , Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan),

  dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap

  Dividend Payout Ratio di BEI selama

  periode 2006-2008, karena F hitung = 8,121 lebih besar daripada F tabel = 2,26 pada tingkat signifikan

  H ditolak, dimana H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara simultan antara Return On

  : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama- sama dari Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER),

  Asset

  , Cash Position, Debt to Equity Ratio,

  Growth Potential (Potensi Pertumbuhan),

  dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Dividend Payout Ratio di BEI.

  Nilai sig.tabel 0,000 lebih kecil dari signifikan

  ) ( α = 0,05, sehingga H 1

  diterima, dimana H 1 : b 1 ≠ b 2 ≠ b 1 ≠ b 2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara simultan dari Return On

  Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

  Uji Hipotesis 1 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

  (DPR).

  B Beta t Sig ( Constant) -49.884 -2.113 .036 ROA .179 .103 1.262 .209 CP .440 .084 1.002 .318 DER .379 .064 .574 .567 GP -.096 -.187 -2.764 .006 SIZE 2.815 .305 3.241 .001

  : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Profitabilitas

  (ROA), Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen (DPR).

  Pada penelitian ini nilai akan dibandingkan dengan pada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji – t ini adalah: diterima jika : - ≤ ≤ . diterima jika : > .

  HASIL

  Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi agar model persamaan regresi berganda dapat digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian menunjukkan bahwa persamaan model regresi dapat dipergunakan karena data berdistribusi normal dan tidak terkena multikol, homoskedastisitas maupun autokorelasi.

  Tabel 1 berikut menunjukkan hasil pengolahan SPSS 16.0 for windows:

  Model Uji Statistik t

  Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0 for Windows (diolah)

  X 5 = Firm Size (Ukuran Perusahaan) 1.

  Dari tabel di atas dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

  Yi = -49,884 + 0,179X 1 + 0,44X 2 + 0,379X 3 - 0,096X 4 + 2,815X 5 + e

  Dimana : Y = Dividend Payout Ratio

  X 1 = Return On Asset

  X 2 = Cash Position

  X 3 = Debt to Equity Ratio

  X 4 = Growth Potential (Potensi Pertumbuhan)

  Asset , Cash Position, Debt to Equity Ratio, Growth Potential (Potensi Pertumbuhan),

   Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

  dan Firm Size (Ukuran Perusahaan) terhadap terbuka di Bursa Efek Indonesia

  Dividend Payout Ratio di BEI. mempengaruhi kebijakan dividennya,

  maka hal itu tidak terjadi untuk periode 2. tahun sekarang. Uji Hipotesis 2

  Pengujian ini dilakukan untuk Penelitian ini menghasilkan kesimpulan menguji apakah setiap variabel bebas bahwa profitabilitas yang diwakili oleh mempunyai pengaruh yang signifikan nilai Return On Asset (ROA) tidak terhadap variabel terikat. Bentuk mempengaruhi kebijakan dividen pengujiannya adalah: (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek

  : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Indonesia. Atau dengan kata lain, yang signifikan dari Profitabilitas (ROA), kebijakan dividen perusahaan terbuka di

  Likuiditas (Cash Position), Solvabilitas Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi

  (DER), Potensi Pertumbuhan, dan Ukuran oleh profitabilitas perusahaan tersebut. Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen 2. (DPR). Variabel Cash Position (CP) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

  : minimal satu dari ≠ 0, artinya terdapat terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pengaruh yang signifikan dari karena tingkat signifikansinya lebih Profitabilitas (ROA), Likuiditas (Cash besar dari 0,05 yaitu 0,318(0,318>0,05)

  Position ), Solvabilitas (DER), Potensi

  dan nilai t hitung 1,002 <t tabel 1,980 Pertumbuhan, dan Ukuran Perusahaan

  Artinya tidak ada pengaruh yang terhadap Kebijakan Dividen (DPR). signifikan antara Cash Position (CP)

  Peneliti menggunakan tingkat dengan Dividend Payout Ratio (DPR). signifikan ( α ) = 5%, jika nilai sig. t > 0,05

  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh bahwa naik atau turunnya nilai cash yang signifikan secara parsial dari variabel

  position tidak senantiasa diikuti naik

  bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya atau turunnya nilai dividend payout ratio nilai sig. t < 0,05 maka H diterima, artinya 1 perusahaan. Hal ini mungkin terjadi ada pengaruh yang signifikan secara parsial karena, posisi kas/cash position suatu dari variabel bebas terhadap variabel terikat. perusahaan bukan hanya digunakan untuk membayar dividen saja. Jadi,

  PEMBAHASAN

  meskipun posisi kas/cash position Pada tabel dapat dilihat hasil uji perusahaan tinggi, belum tentu nilai signifikansi parsial masing-masing variabel dividend payout ratio nya juga tinggi. sebagai berikut:

  Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan 1. Variabel Return On Asset (ROA) tidak penelititian sebelumnya yang dilakukan mempunyai pengaruh yang signifikan oleh Sutrisno (2001), Prihantoro (2003), terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan Suherly&Sofyan (2004). Perbedaan karena mempunyai tingkat signifikansi ini mungkin terjadi karena data yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,209 berbeda diperoleh dari periode penelitian (0,209>0,05) dan nilai t hitung 1,262 < t tabel yang berbeda oleh peneliti.

  1,980 . Artinya tidak ada pengaruh yang 3.

  Variabel Debt to Equity Ratio (DER) signifikan antara Return On Asset (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang dengan Dividend Payout Ratio (DPR). signifikan terhadap Dividend Payout

  Hasil penelitian ini bertentangan dengan

  Ratio (DPR) karena tingkat

  kajian teori yang telah dikemukakan signifikansinya lebih besar dari 0,05 sebelumnya dan juga hasil penelitian yaitu 0,567 (0,567>0,05) dan nilai t hitung yang dilakukan sebelumnya oleh

  0,574 < t tabel 1,980 Artinya tidak Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). terdapat pengaruh antara Debt to Equity

  Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan

  Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio

  oleh periode penelitian yang jauh (DPR). berbeda, dimana baik penelitian yang

  Hasil penelitian ini bertentangan dengan dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh kajian teori yang telah dikemukakan

  Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila sebelumnya dan juga hasil penelitian pada saat itu profitabilitas perusahaan yang dilakukan sebelumnya oleh

  Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

  Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dijelaskan di kerangka konseptual, bahwa tingkat pertumbuhan/growth

  Ratio (DPR) sebesar 2,815 kali.

  5. Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 dan nilai t hitung 3,241 > t tabel 1,980, artinya terdapat pengaruh antara Ukuran Perusahaan (Firm Size) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Model regresi menunjukkan hasil koefisien regresi sebesar 2,815. Artinya setiap kenaikan Ukuran Perusahaan (Firm Size) sebesar 1 kali akan menyebabkan kenaikan Dividend Payout

  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang bertentangan dengan hasil/kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dan Suherly&Sofyan (2004) yang menyatakan bahwa Growth Potential (GP) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan periode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Dimana ketika periode penelitian peneliti (2006-2008), potensi pertumbuhan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaannya.

  dividend payout ratio nya.

  berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hal ini dapat diterima dengan pemikiran bahwa semakin tinggi potensi pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Hal ini berarti semakin besar bagian dari laba ditahan yang digunakan untuk pertumbuhan perusahaannya, sehingga semakin kecil

  potential

  akan menyebabkan penurunan Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 0,096%.

  Prihantoro (2003) dan Sutrisno (2001). Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang jauh berbeda, dimana baik penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro maupun oleh Sutrino adalah tahun 1991-1996. Apabila pada saat itu Debt to Equity Ratio perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia mempengaruhi kebijakan dividennya, maka hal itu tidak terjadi untuk periode tahun sekarang. Brigham mengatakan bahwa biaya emisi saham yang rendah akan memungkinkan adanya kebijakan dividen yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat diperoleh melalui saldo laba ditahan atau dengan menjual saham baru. Situasi yang sama berlaku pula pada kebijakan utang apabila perusahaan dapat menyesuaikan rasio utangnya tanpa meningkatkan biaya-biaya yang terjadi secara tajam.

  Growth Potential (GP) sebesar 100%

  menunjukkan hasil koefisien regresi sebesar -0,096, artinya setiap kenaikan

  Growth Potential (GP) dan Dividend Payout Ratio (DPR). Model regresi

  4. Variabel Growth Potential (GP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006 (0,006<0,05). Artinya terdapat pengaruh antara

  biaya-biaya yang terjadi dari rasio utang, sehingga peningkatan rasio utang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaannya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa solvabiltas yang diwakili oleh nilai Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio/DPR) perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Atau dengan kata lain, kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia tidak dipengaruhi oleh kebijakan utang perusahaan tersebut.

  Ratio/ DER), belum mampu menahan

  Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan kebijakan utang (Debt to Equity

  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan kerangka pemikiran sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan tersebut. Pengaruh ini dapat terjadi karena perusahaan apabila semakin besar/memiliki kapitalisasi pasar yang besar, akan lebih mudah masuk ke pasar modal. Akibatnya semakin mudah

   Jurnal Ekonom, Vol 13 No 1, Januari 2010

  memperoleh dana untuk pembiayaan 3) Solvabilitas yang dihitung dari Debt to perusahaan, tanpa harus mengandalkan Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh laba ditahan, sehingga semakin tinggi yang positif tetapi tidak signifikan rasio pembayaran dividennya. terhadap kebijakan dividen (Dividend Hasil penelitian ini bertentangan dengan Payout Ratio ), dimana semakin tinggi hasil penelitian yang dilakukan oleh Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) maka Sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen (Dividend Payout faktor ukuran perusahaan tidak Ratio ) juga akan semakin tinggi. mempengaruhi secara signifikan 4)

  Potensi Pertumbuhan (Growth Potential)

  

Dividend Payout Ratio (DPR). Periode mempunyai pengaruh yang negatif dan

  penelitian yang jauh berbeda mungkin signifikan terhadap kebijakan dividen salah satu alasan mengapa hasil (Dividend Payout Ratio), dimana semakin penelitian ini bisa berbeda. Hal ini tinggi Potensi Pertumbuhan maka mungkin karena pada periode penelitian kebijakan dividen (Dividend Payout Sutrisno/penelitian sebelumnya, ukuran Ratio ) akan semakin turun. perusahaan suatu perusahaan terbuka 5)

  Ukuran Perusahaan (Firm Size) tidak menjadi dasar atau faktor yang mempunyai pengaruh yang positif dan mempengaruhi kebijakan dividen signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan terbuka di Bursa Eek (Dividend Payout Ratio), dimana semakin Indonesia. tinggi ukuran perusahaan maka kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) juga

  KESIMPULAN akan semakin tinggi.

  Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Potensi Pertumbuhan SARAN serta Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Setelah melakukan penelitian ini, Dividen Perusahaan Terbuka di Bursa Efek adapun saran yang dapat diberikan peneliti, Indonesia periode 2006 – 2008 ini yakni: menghasilkan kesimpulan yaitu bahwa:

  1. Penelitian mengenai Kebijakan Dividen Rasio Keuangan yang terdiri dari rasio (Dividend Payout Ratio) ini hanya Profitabilitas (Return On Asset/ROA), terbatas pada informasi-informasi Likuiditas (Cash Position/CP), dan internal masing-masing perusahaan Solvabilitas (Debt to Equity Ratio/DER) serta terutama dari sisi laporan keuangan. Oleh faktor Potensi Pertumbuhan dan Ukuran karena itu, disarankan agar penelitian Perusahaan secara simultan mempengaruhi selanjutnya juga menggunakan variabel kebijakan dividen (Dividend Payout eksternal yang menyangkut kondisi makro

  Ratio/DPR ) pada perusahaan terbuka di ekonomi seperti Gross Domestic Product

  Bursa Efek Indonesia. (GDP), tingkat inflasi, suku bunga dan Secara Parsial, dapat dinyatakan bahwa: nilai tukar. 1) 2.

  Profitabilitas yang dihitung dari Return Penelitian yang menyangkut faktor-faktor

  On Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang mempengaruhi Kebijakan Dividen

  yang positif tetapi tidak signifikan (Dividend Payout Ratio) melalui rasio terhadap kebijakan dividen (Dividend keuangan sebaiknya dilakukan

  Payout Ratio ), dimana semakin tinggi penambahan rasio likuiditas antara lain:

  Profitabilitas (Return On Asset) maka (Rasio Lancar), rasio

  Quick Ratio

  kebijakan dividen (Dividend Payout Leverage seperti : Long- Term Debt to

  

Ratio ) juga akan semakin tinggi. Equity Ratio dan Long-Term Debt to

  2)

  Capitalization, rasio profitabilitas seperti :

  Likuiditas yang dihitung dari Cash

  Position (CP) mempunyai pengaruh yang Gross Profit Margin, Net Profit Margin,

  positif tetapi tidak signifikan terhadap Return on Equity (ROE) dan Operating kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio , rasio pasar antara lain: Price

  Ratio ), dimana semakin tinggi Likuiditas Earning Ratio, Book Value per Share dan (Cash Position) maka kebijakan dividen Price to Book Value.

  (Dividend Payout Ratio) juga akan 3.

  Keterbatasan penelitian ini terletak pada semakin tinggi. penggunaan data hanya pada tahun 2006-

  Indra Gabe Simorangkir, Isfenti Sadalia: Analisis Pengaruh Rasio Keuangan

  2008. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.

  Manajemen Keuangan Dua , Edisi Ketiga, Jakarta: PT Prenhallindo.

  Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian, 2002,

DAFTAR RUJUKAN

  Dasar – dasar Manajemen Keuangan,

  Suherly, Michell dan Sofyan S Harahap, 2003, “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen”,

   Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 17 oktober 2009 pada pukul 10.00 WIB Diakses oleh Indra Gabe pada tanggal 31 Januari 2010 pada pukul 14.00 WIB.

  Perusahaan , Jilid 1, Edisi Ketiga, Malang: Bayumedia.

  Warsono, 2003, Manajemen Keuangan

  Keuangan , Buku 2, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.

  Van Horne, James c & John M Wachowicz, JR, 2009, Prinsip – Prinsip Manajemen

  Keuangan , Buku 1, Edisi Ke-duabelas, Jakarta: Salemba Empat.

  Van Horne, James C & John M Wachowicz, JR. 2005, Prinsip – Prinsip Manajemen

  TEMA , Volume 11, Nomor 1, Maret, 2001.

  Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia,

  Desember (223-245). Sutrisno. Analisis Faktor-Faktor yang

  Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4, Nomor 3,

  Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2009,

  Buku2, Edisi kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat. Hatta, Atika Jauhari, “Faktor-faktor yang

  Dasar – dasar Manajemen Keuangan,

  Buku1, Edisi kesepuluh, Jakarta: Salemba Empat. Brigham, Eugene & Joel F Houston, 2006,

  Sjahrial, Dermawan, 2009, Manajemen

  Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), Medan: USU Press.

  Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta: BPFE. Situmorang, Syafrizal Helmi et al, 2008,

  Pembelanjaan Perusahaan , Edisi

  Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar

  Prihantoro, 2003, “Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis , Nomor 1, Jilid 8 (7-14).

  Manajemen Keuangan , Buku 2. Edisi ketujuh, Jakarta: Salemba Empat.

  Keown, Arthur J dkk, 2000, Dasar – dasar

  Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”, JAAI, Volume 6, Nomor 2, Desember (1-22).

  Keuangan , Edisi Ketiga, Jakarta: Mitra Wacana Media.