Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting (ifr) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property) - Perbanas Institutional Repository
PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana
Program Studi Akuntansi Oleh:
INDAH SULISTYANI NIM : 2014310393 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2018
PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY)
Indah Sulistyani
STIE Perbanas Surabaya Email : [email protected]
Luciana Spica Almilia
STIE Perbanas Surabaya Email
ABSTRACT
Internet Financial Reporting is a way that companies publish their financial reports through
the internet, present through company's official website such of financial and non-financial
company report information. The format commonly used includes HTML, PDF, XBRL, audio
and video to publish information on the company's website. This study aims to examine the
effect of the level of corporate profitability, leverage, company size, listing age and managerial
ownership of Internet Financial Reporting. The sample of this study are sector of real estate
and property companies in 2015 and 2016 which are listed on the Indonesia Stock Exchange
(IDX). The sampling technique in this study used purposive sampling using SPSS 23software.
The results showed that leverage, company size, listing age had an effect on Internet Financial
Reporting, while profitability had no effect on Internet Financial Reporting.
Keywords: Internet Financial Reporting, Profitability, leverage, company size, listing age, and
managerial ownership.
PENDAHULUAN bagi investor untuk mengetahui tentang
Pada era modern seperti saat ini aktivitas dan keadaan perusahaan dengan perkembangan teknologi berkembang mudah sangat pesat terutama dalam bidang Salah satu sarana yang dapat komunikasi. Seiring dengan meningkatnya digunakan untuk menyediakan informasi perkembangan teknologi media internet yang transparan mengenai perusahaan merupakan salah satu yang sering dapat diungkapkan melalui media internet digunakan dalamkegiatan masyarakat yaitu dengan menggunakan website. sehingga kini internet telah menjadi bagian Pengungkapan informasi pada website juga dalam kehidupan manusia. merupakan suatu upaya dari perusahaan
Internet dapat menjadi salah untuk mengurangi asimetri informasi antara satu alternatif yang dapat digunakan perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan untuk menyediakan informasi perusahaan. Fenomena yang terkait dengan yang transparan mengenai perusahaan, Internet Financial Reporting yaitu penggun termasuk penyebarluasan informasi aInternet saat ini telah banyak keuangan melalui InternetFinancial dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
(IFR). IFR berkembang sebagai menunjang kegiatan maupun aktivitas
Reporting
media paling cepat untuk bisnis perusahaan. Perusahaan mulai menginformasikan hal-hal yang terkait melaporkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan. IFR sangat penting dengan bisnis mereka di halaman website perusahaan, namun tidak semua perusahaan melakukan pengungkapan Internet
Financial Reporting (IFR) dalam website
pribadi perusahaan. Penelitian yang penelitian yang dilakukan Muliyati (2013), menunjukan hasil bahwa jumlah perusahaan yang melaporkan informasi keuangan di website masih kurang dari 50 persen pada tahun 2012 dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Mengungkap laporan keuangan pada official website memiliki beberapa keunggulan dari segi kecepatan, efisiensi biaya, serta exposure yang lebih baik dibandingkan media konvensional. Penggunaan website sebagai media pengungkapan masih di dominasi oleh perusahaan Go Public.Namun banyak juga perusahaan yang sudah memiliki website tidak menyajikan laporan keuangan perusahaan melainkan hanya menampilkan dan menawarkan produk atau jasa kepada konsumen.
Pengguna Internet di Indonesia mengalami kenaikan setiap tahun nya, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa pada 2016 terdapat 132.700.000 penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet dari 256.200.000 total pendudukIndonesia. Pertumbuhan penetrasi internet di indonesia telah mencapai 54,68 persen di sepanjang tahun 2017. Dari total 262.000.000 penduduk indonesia, 143.260.000 jiwa diantaranya diperkirakan telah menggunakan internet. Sedangkan pada 2014 terdapat 88.000.000 penduduk Indonesia yang menggunakan internet, Hal tersebut menyatakan bahwa ada kenaikan sebesar 51,8 persen selama dua tahun terakhir.
Perusahaan sektor real estate dan property pada tahun 2016 mengalami kebangkitan bisnis di sektor property, hal ini dapat dilihat dari Data pada tahun 2015
65 persen pembeli mempertimbangkan property apa yang akan dibeli secara online, dan 44 persen mereka melalui internet. maka dari itu sektor perusahaan real estate dan property dipilih sebagai objek penelitian.
Fenomena tersebut mendukung Peraturan mengenai pelaporan keuangan melalui internet di Indonesia telah diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor Kep- 431/BL/2012 pasal tiga yaitu bagaimana perusahaan mengungkap laporan keuangan perusahaan di laman website perusahaan mereka.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaituTeori Agensi dan teori signal. Teori Agensi (Agency Theory) menjelaskan bahwa keagenan didasarkan pada hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik (principal) dan manajemen/agen (agent) untuk memberikan suatu jasakemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Linda, 2009). Teori signal (signalling theory) membahas bagaimana seharusnya signal- signal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agent) disampaikan kepada pemilikmodal (principles) (Jogiyanto, 2013).
Profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan, (Hanny dan Anis, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyan dan Rina (2017), Dolinsek dan Skerbinjek (2014), menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting , bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nova (2016), Mohammed dan Basuony (2015), Nurunnabi dan Hossain (2012) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial
- – 2016 menunjukan bahwa 92 persen pembeli real estate dan property menggunakan internet sebagai sumber informasi,
reporting
Leverage merupakan alat untuk
terhadap internet financial reporting Kepemilikan manajerial merupakan representasi dari proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Dara dilakukan oleh Muhammad (2015) menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap internet
KERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signalling Theory)
konsisten menjadi dasar tersendiri bagi peneliti mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan lebih lanjut. Selain itu, pentingnya penelitian ini dilakukan lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi temuan jika diterapkan dengan perlakuan yang berbeda.
gap dan hasil temuan terdahulu yang tidak
Penelitian ini penting dilakukan karena terdapat hasil yang tidak konsisten oleh penelitian terdahulu. Adanya research
reporting .
hasil penelitian yang dilakukan oleh Asogwa (2017) berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial
financial reporting , bertentangan dengan
listing tidak berpengaruh signifikan
mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan (Mellisa dan Soni, 2012). dan Rina (2017), Nurunnabi dan Hossain (2012) menunjukan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap internet
Perusahaan yang lebih lama listing, publisitas informasi cenderung lebih banyak dibanding perusahaanyang baru saja listing. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dolinsek dan Skerbinjek (2014), Momanny dan Pillai (2013) menunjukan bahwa umur listing berpengaruh signifikan terhadap internet financial reporting bertentangan dengan Nurunnabi dan Hossain (2012) menunjukan bahwa umur
listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan.
Menurut Undang-undang Pasar Modal No 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurunnabi dan Hossain (2012), Mellisa dan Soni (2012) berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting.
financial reporting , bertentangan dengan
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa segi.Ukuran perusahaan dapatdinyatakan dalam total aktiva, penjualandan kapitalisasi pasar. Semakin besartotal aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Ardi dan Lana, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nova (2016), Mohammed dan Basuony (2015), Dolinsek dan Skerbinjek (2014), menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap internet
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ninda (2016), Mohammed dan Basuony (2015), Mellisa dan Soni (2012) menunjukan bahwa leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap internet financial reporting.
financial reporting , bertentangan dengan
Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar (Linda,2009). Teori sinyal dapat digunakan untuk memprediksi bahwa perusahaan dengan kualitas yang lebih baik akan menggunakan internet untuk melaporkan informasi keuangan dan nonkeuangan perusahaan. Pengguna laporan keuangan termasuk investor akan dapat dengan mudah dan cepat mengakses informasi perusahaan jika pelaporan dilakukan melalui internet, sehingga dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi.
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency theory) awalnya diperkenalkan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. bahwa teori keganenan adalah sebuah hubungan agensi dengan principal, dimana terdapat perjanjian antara principal (satu orang atau lebih) dan agen untuk memberikan jasa demi kepentingan pihak- pihak yang mendelegasikan tugas
(principal) untuk mengambil keputusan.
Teori keagenan dapat dikatakan sebagai salah satu teori yang berkaitan erat dengan
Internet Financial Reporting, karena
manajer perusahaan akan membutuhkan informasi laporan keuangan maupun non- keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dalam kerangka teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik perusahaan, hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur, dan hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah. Dalam konteks perusahaan, principal berharap manajer perusahaan mampu untuk mengambil keputusan terbaik agar dapat memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan keagenan (Mellisa dan Soni, 2012).
Internet Financial Reporting (IFR) Internet Financial Reporting Adalah
pengungkapan informasi laporan keuangan perusahaan baik keuangan maupun non- keuangan melalui website perusahaan. Format yang biasa dipakai antara lain HTML, PDF, XBRL, audio maupun video untuk mempublikasikan informasi keuangan dalam website perusahaan. Penggunaan media internet untuk mengungkapkan laporan keuangan perusahaan saat ini memiliki banyak keunggulan. Keunggulan yang akan didapat antara lain adalah minim biaya, bersifat real time,serta tak terbatas secara geografis. Internet Financial Reporting (IFR) digunakan perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan khususnya investor dengan lebih baik dan lebih cepat. Informasi yang disajikan dalam website perusahaan dapat diakses oleh siapapun, yang lebih murah.
Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan dalam satu periode berjalan. Profitabilitas adalah variabel yang menunjukkan hasil-hasil operasi produktivitas perusahaan pada periode berjalan (Brigham dan Houston, 2013:527). Profitabilitas merupakan variabel untuk menilai kemampuan perusahaaan dalam mencari dan melihat keuntungan (Kasmir, 2013:196) . Profitabilitas mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hal ini juga merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan (Kasmir, 2013:197).
Leverage Leverage menurut Kasmir (2013:150)
merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.
Leverage diartikan sebagai penggunaan
sumber dana keuangan seperti utang dan dana pinjaman oleh perusahaan guna meningkatkan keuntungan pemegang saham. Untuk menjalankan operasinya setiap perusahaan memiliki berbagai kebutuhan, terutama berkaitan dengan dana agar perusahaan dapat berjalan sesuai dengan mestinya, dana selalu dibutuhkan untuk menutupi seluruh atau sebagian dari biaya yang diperlukan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang yang diperlukan untuk ekspansi atau perluasan bisnis. Dalam hal ini manajer bertugas untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, berbagai cara dapat dilakukan baik seperti penerbitan saham, obligasi, maupun melakukan hutang kepada kreditur (Kasmir, 2013:151) .
Ukuran Perusahaan
listing
Profitabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Laba perusahaan yang baik menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Walaupun kinerja perusahaan baik, perusahaan tersebut akan sulit diketahui oleh investor bila perusahaan tidak menyebarluaskan informasi perusahaan tersebut. Salah satu cara menyebarluaskan informasi perusahaan adalah dengan menggunakan internet financial reporting.
Pengaruh Proftabilitas terhadap Internet Financial Reporting
Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki manajemen, maka manajer akan berupaya meningkatkan laba perusahaan untuk kepentingan perusahaan daripada untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut dapat menurunkan biaya agensi yang dilakukan oleh para pemegang saham karena manajemen mampu menyelaraskan antara kepentingan manajaemen dan kepentingan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat diukur melalui persentase kepemilikan saham oleh manajer yang telah berafilasi dengankomisaris dan direksi dibagi dengan jumlah total saham yang beredar.
bertindak sebagai bagian dari para pemegang saham bukan demi kepentingan pribadi. (Muhammad, 2015).
opportunistic manajemen karena mereka
Kepemilikan manajerial merupakan presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen di dalam suatu perusahaan (Dara dan Sari, 2012) Oleh karena itu, semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen maka akan dapat menurunkan perilaku
menyediakan publisitas informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan yang baru saja listing karena memiliki pengalaman sebagai bagian dari akuntabilitas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
kewajiban untuk melakukan pengungkapan informasi laporan keuangan maupun non- keuangan. Perusahaan yang lebih lama
Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aset, diperoleh perusahaan (Mellisa dan Soni, 2012). Semakin besar nilai dari total aset, penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan besar cenderung memiliki informasi manajemen lebih banyak sehingga memiliki pengungkapan informasi yang lebih baik dibanding perusahaan kecil (Luciana, 2008).
listing maupun yang telah listing memiliki
UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan
Offering (IPO).
Umur listing adalah seberapa lama perusahaan telah masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang telah lama listing menandakan perusahaan tersebut tetap bisa bertahan dalam persaingan yang kompetitif dan kreatif dalam menghadapi berbagai persaingan bisnis (Reskino dan Nova, 2016). Perusahaan yang telah lama listing cenderung memiliki publisitas pengungkapan informasi yang lebih banyak dibanding perusahaan yang baru listing. Perusahaan yang ingin mendaftar dalam BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang disebut Initial Public
Umur Listing
fasilitas internet dan juga kualitas sumber daya manusia yang lebih baik untuk melakukan pengungkapan informasi laporan keuangan ke dalam website perusahaan .
Internet Financial Reporting seperti
Perusahaan besar memiliki sumber daya lebih banyak untuk memanfaatkan
Atas dasar itu, perusahaan yang memiliki kinerja baik akan termotivasi untuk mengungkapkan pelaporan keuangan melalui internet atau internet financial
reporting agar dapat diketahui oleh
mengalihkan fokus calon investor dan
Semakin besar perusahaan maka akan semakin menguntungkan jika menerapkan Internet Financial Reporting karena akan sangat menghemat biaya dan menarik perhatian lebih banyak imvestor dari seluruh wilayah karena website bisa di akses di seluruh dunia karena sifatnya yang global,Selain itu perusahaan yang lebih besarmemiliki kompleksitas yang lebihtinggi, sehingga para investor akan membutuhkan informasi keuangan yang lebih banyak guna pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. Penelitian yang mendukung argumen terebut yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Nova Sinaga (2016) dan Ehab dan Basuony (2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap IFR. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Internet
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap internet financial reporting (IFR).. Diketahui bahwa, semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Ardi dan Lana,2007). Semakin besar perusahaan maka kesadaran akan penggunaan teknologi internetnya akan semakin tinggi. Karena dengan tingginya teknologi, maka perusahaan dapat lebih mudah melaporkan laporan keuangannya melalui internet.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Internet Financial Reporting
Reporting .
berikut: Hipotesis 2 : Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial
reporting. Berdasarkan uraian tersebut
didukung di dalam penelitian Hanny dan Anis (2009), Riyan dan Rina (2017), yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap internet financial
leverage yang tinggi.Argumen tersebut
agar tidak hanya fokus kepada
stakeholder
paperbased reporting. Dengan tujuan
investor.Argumen tersebut diperkuat Riyan dan Rina (2017), Dolinsek dan Skerbinjek (2014), yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting. Hipotesis 1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial
menjadi jauh lebih lengkap daripada
internet financial reporting penengungkapan
Dengan
financial reporting.
Semakin rendah leverage pada suatu perusahaan maka kemampuan dalam meminimalkan biaya keagenan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki jumlah leverage yang tinggi. Sehingga perusahaan akan semakin berusaha menurunkan tingkat leverage perusahaan yang nantinya informasi tersebut akan diungkapkan dalam internet
yang dimiliki perusahaan, investor akan menilai perusahaan tersebut mampu mengelola dana hutang dengan baik, apabila dana tersebut bisa dikelola dengan baik maka resikonya pun semakin rendah, sebaliknya jika Semakin tinggi leverage perusahaan maka semakin tinggi pula risiko perusahaan karena ada kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi kewajibannya.
reporting . Jika semakin rendah leverage
seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan (Mellisa dan Soni, 2012). Leverage berpengaruh terhadap internet financial
Pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting Leverage merupakan alat untuk mengukur
Reporting .
Financial Reporting .
Pengaruh Umur Listing terhadap Internet Financial Reporting
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas informasi yang baru saja listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh BAPEPAM (Hanny dan Anis, 2009). Umur
listing berpengaruh secara signifikan
terhadap IFR. Alasannya, Perusahaan yang sudah lama berdiri dan berpengalaman mempunyai kecenderungan untuk melaporkan informasinya sesuai dengan perkembangan teknologi untuk memudakan para investor, sedangkan perusahaan yang baru go public mungkin saja sudah memiliki website namun belum tentu melakukan praktik IFR, akan tetapi melihat perkembangan teknologi dengan media internet
Semakin cepat perusahaan baru pun semakin mengejar metode pelaporan masa kini yaitu melalui penggunaan IFR. Investor pun dapat melihat dengan mudah informasi keuangan maupun non keuangan tentang perusahaan yang sudah lama listing maupun yang baru listing melalui media internet. Penelitian yang mendukung argumen tersebut yaitu Penelitian yang dilakukan oleh oleh Dolinsek dan Skerbinjek (2014), Momanny dan Pillai (2013) bahwa Umur listing berpengaruh signifikan terhadap internet finanial
reporting. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 4 : Umur Listing berpengaruh terhadap Internet Financial
Reporting .
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Internet Financial Reporting
Kepemilikan manajerial merupakan representasi dari proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Dara dan Sari, 2012). Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap internet financial reporting karena semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki manajemen, maka manajer akan berupaya meningkatkan laba perusahaan untuk kepentingan perusahaan daripada untuk kepentingan pribadi.
Manajemen yang memiliki saham perusahaan akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang baik menunjukan bahwa kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan juga baik. Salah satu pengelolaan manajemen yang baik adalah adanya transparasi dalam pengungkapan informasi pelaporan keuangan dan non keuangan perusahaan. Argumen tersebut juga didukung oleh Muhammad (2015) yang menyatakan bahwa kepemilimikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap internet
financial reporting
Hipotesis 5 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting .
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel1
)
5
) Kepemilikan Manajerial (X
4
) Umur listing (X
3
) Ukuran Perusahaan (X
Leverage (X
)
Profitabilitas (X
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 dan 2016 yang sesuai dengan kriteria sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria sampel pada penelitian ini meliputi: (1) Perusahaan sektor Real Estate dan Property memiliki
Financial Reporting (IFR) digunakan
Adalah pengungkapan informasi laporan keuangan perusahaan baik keuangan maupun non- keuangan melalui website perusahaan. Format yang biasa dipakai antara lain HTML, PDF, XBRL, audio maupun video untuk mempublikasikan informasi keuangan di website perusahaan. Penggunaan media internet untuk mengungkapkan laporan keuangan perusahaan saat ini memiliki banyak keunggulan. Keunggulan yang akan didapat antara lain, real time, hemat biaya dan tak terbatas secara geografis. Internet
Definisi Operasional Variabel Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Internet Financial Reporting. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, umur listing dan kepemilikan manjerial.
Variabel Penelitian
Data yang digunakan merupakan data sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan yang dapat diperoleh melalui situs resmi BEI dan melalui website resmi perusahaan.
Data Penelitian
Perusahaan sektor Real Estate dan Property telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit periode 2015 dan 2016, (3) Perusahaan sektor Real Estate dan Property memiliki data dan informasi yang dibutuhkan peneliti terkait dengan penelitian.
website yang dapat diakses oleh publik, (2)
Internet Financial Reporting (Y) Kepemilikan Manajerial adalah presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer yang telah berafilasi dengan komsaris dan direksi dibagi dengan jumlah saham yang beredar
Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas), dan pengujian hipotesis (uji F, koefisien determinasi (R
5
IFR = β + β
Model persamaan dalam penelitian ini adalah:
2 ), uji t).
3
Kep.manaj= ∑ saham kepemilikan manajerial ∑ saham beredar Alat Analisis
Kepemilikan Manajerial
Tahun Pengamatan − Tahun IPO
Umur listing adalah seberapa lama perusahaan telah masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). perusahaan yang telah tersebut tetap bisa bertahan dalam persaingan yang kompetitif dan kreatif dalam menghadapi berbagai persaingan bisnis. Umur listing diukur dengan rumus: UM =
Umur Listing
4
merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan rumus: DER =
1
Leverage Leverage menurut Kasmir (2013:150)
ROE = Laba Bersih setelah Pajak Modal
Profitabilitas merupakan variabel untuk menilai kemampuan perusahaaan dalam mencari dan melihat keuntungan dalam satu periode tertentu (Kasmir, 2013:196). Profitabilitas dihitung dengan rumus:
Profitabilitas
IFR = (40% x indeks content) + (20% x indeks timeliness) + (20% x indeks pemanfaatan teknologi) + (20% x indeks user support).
support) . Rumus untuk menghitung Internet Financial Reporting (IFR) yaitu:
menggunakan indeks yang dikembangkan oleh Luciana (2008) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu: isi (content), ketepatwaktuan (timeliness), pemanfaatan teknologi dan dukungan pengguna (user
Financial Reporting (IFR) diukur dengan
Dalam penelitian ini, Internet
perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan khususnya investor dengan lebih baik dan lebih cepat. Informasi yang disajikan dalam siapapun, kapanpun dan dimanapun dengan biaya yang lebih murah.
2
- β
- β
- β
- β
2 X
1 X
3 X
4 X
- ε Keterangan:
Ukuran perusahaan adalah suatu nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan yang dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan keuntungan perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan rumus: Ukuran Perusahaan = Total Asset
5 X
Total Hutang Total Ekuitas Ukuran Perusahaan
IFR : Internet Financial Reporting
X 1 : Profitabalitas
X 2 : Leverage
X 3 : Ukuran Perusahaan
X 4 : Umur Listing
X 5 : Kep. Manajerial β : Konstanta β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi ε : Standart error
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Uji Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai keseluruhan variabel yang digunakan baik 2013:19). Variabel dependen yang digunakan peneliti adalah Internet
Financial Reporting, serta variabel
independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, leverage , umur listing ,
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IFR 78 13,00 25,00 20,746 3,0188 Profitabilitas 78 -0,01 6,01 0,136 0,6761 Leverage 78 0,00 2,59 0,748 0,5748 Ukuran Perusahaan 78 22,90 35,41 28,80 2,4243 Umur Listing 78 0,00 27,00 13,244 8,6147 Kepemilikan manajerial
78 0,00 0,6682 0,035121 0,1318 Sumber: Data diolah Dapat dilihat pada Tabel 1, IFR memiliki nilai minimum sebesar 13,00, nilai maksimum sebesar 25,0, nilai rata-rata (mean) sebesar 20,746 dan nilai standar deviasi 3,0188. Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukkan bahwa nilai sampel berkumpul atau mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya yang mengakibatkan penyebaran datanya bersifat homogen atau tidak bervariasi. Nilai minimum pada IFR sebesar 13,00 dimiliki oleh PT Greenwood Sejahtera Tbk. Sedangkan nilai maksimum pada IFR sebesar 25,0 dimiliki oleh PT Intiland Development Tbk.
Profitabilitas memiliki nilai minimum sebesar -0,01, nilai maksimum sebesar 6,01, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,136 dan nilai standar deviasi 0,6761. Profitabilitas yang tinggi menandakan perusahaan memiliki kinerja dengan memanfaatkan aset dan sumber daya manusia dengan sangat baik.
Leverage memiliki nilai minimum
sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 2.59, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,748 dan nilai standar deviasi 0,5748. Tingkat
leverage yang tinggi mengartikan bahwa
perusahaan memiliki banyak hutang dan dianggap memiliki resiko yang tinggi karna erusahaan dikhawtirkan tidak dapat memenuhi kewajibanya.
Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 22,90, nilai maksimum sebesar 35,41, nilai rata-rata (mean) sebesar 28,80 dan nilai standar deviasi 2,4243. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap pengungkapan menggunakan Internet Financial Reporting.
Umur Listing memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 27,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 13,244 dan nilai standar deviasi 8,6147. Semakin lama perusahaan listing dalam bursa efek, maka perusahaan akan memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menyajikan laporan keuangan yang lebih kreatif dan up to date.
Tabel 1 STATISTIK DESKRIPTIF Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 0,6682, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,035121 dan nilai standar saham yang dimiliki manajemen, maka manajer akan berupaya meningkatkan laba perusahaan untuk kepentingan perusahaan daripada untuk kepentingan pribadi.
Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dari model penelitian. Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Nilai signifikansi untuk semua variabel independen terhadap absolut residual lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.
Nilai Kolmogorov-smirnov sebesar 0.083 dengan signifikansi 0.200. Tingkat signifikansi tersebut lebih dari 0,05, maka H diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa data pada model penelitian ini berdistribusi normal.
3. Heteroskedastisitas
2. Multikolinearitas
Model Unstandarized Coefficieent Standartdized Coefficient T Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 25.790 3.646 7.074 0.000 Profitabilitas 0.445 0.439 0.100 1.015 0.314 Leverage 2.334 0.525 0.444 4.446 0.000 Ukuran Perusahaan -0.292 0.128 -0.234 -2.278 0.026 Umur Listing 0.103 0.035 0.293 2.963 0.004 Kepemilikan manajerial 5.406 2.325 0.236 2.326 0.023 Adjusted R2
0.265 F
6.540 Sig. F
0.000 Sumber: Data diolah Variabel pertama (X
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model penelitian ini ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Dari hasil analisis, tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10 dan nilai tolerance juga kurang dari 0,1 dari disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian ini.
Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai F hitung menunjukkan nilai 6.540 dan signifikansi sebesar 0.000. Tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Model regresi dikatakan fit dan terdapat pengaruh salah satu variabel independen terhadap variabel
Internet Financial Reporting . Berdasarkan
hasil pengujian koefisien determinasi terlihat bahwa nilai Adjusted R
2
sebesar 0.265 (Tabel 2). Hal ini berarti kemampuan model penelitian dalam menjelaskan variabel dependen Internet Financial
Reporting sebesar 26.5%, sedangkan 73.5%
model tidak dapat menjelaskan variable dependen Internet Financial Reporting.
Pengaruh Profitablitas Perusahaan terhadap Internet Financial Reporting Tabel 2 HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Hasil Analisis dan Pembahasan
1
2
0.14
0.09
27.83 JUMLAH PERUSAHAAN RATA-RATA UMUR LISTING RATA-RATA KRPEMILIKAN MANAJERIAL RATA-RATA IFR
IFR DI ATAS RATA-RATA 48 0,15 0,04
21.20 IFR DI BAWAH RATA-RATA
30 0,12 0,01
20.04 Sumber: Data diolah Pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting
Variabel kedua (X
) adalah
29.54 IFR DI BAWAH RATA-RATA
Leverage
yang berpengaruh terhadap
Internet Financial Reporting Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang memiliki indeks Internet Financial
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki Internet Financial
Reporting
di bawah rata-rata sebanyak 30 perusahaan. Rata-rata leverage perusahaan memiliki indeks Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebesar 0,09 dan di atas rata-rata sebesar 1,27.
30
1.27
) adalah Profitabilitas yang berpengaruh terhadap
Financial Reporting . Maka dapat
Internet Financial Reporting Analisis
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3 yang memiliki indeks Internet Financial
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebanyak 30
perusahaan. Rata-rata perusahaan memiliki indeks Internet Financial Reporting di bawah rata-rata sebesar 0,14 dan di atas rata-rata sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas tinggi namun memiliki nilai Internet Financial Reporting dibawah rata-rata, seperti PT. Greenwood Sejahtera Tbk sebesar 19,00. Maka dari itu hasil penelitian ini juga menunjukkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah juga mengungkapkan informasi keuangan memakai Internet Financial
Reporting , seperti PT. Nirvana
Development yang memiliki nilai profitabilitas rendah sebesar -0,01 namun tetap mengungkapkan melalui Internet
disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas
0.27
1 Financial Reporting atau H
1 ditolak.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas yang rendah tidak menghambat perusahaan untuk melakukan pengungkapan melalui
Internet Financial Reporting . Perusahaan
dengan nilai profitabilitas rendah maupun dengan profitabilitas tinggi akan tetap melakukan Internet Financial Reporting sebagai wujud transparansi keterbukaan manajemen perusahaan dalam melaporkan kinerja keuangan terhadap principal. Hasil penelitian ini mendukung penelitan Nova (2016), Mohammed dan Basuony (2015), Nurunnabi dan Hossain (2012) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.
JUMLAH PERUSAHAAN RATA-RATA
PROFITABILITAS
RATA-RATALEVERAGE RATA-RATA UKURAN PERUSAHAAN
IFR DI ATAS RATA-RATA
48
Tabel 3
RANGKUMAN ANALISIS DESKRIPTIF Hasil ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai leverage mempengaruhi penyampaian informasi keuangan secara lengkap melalui Internet
leverage yang rendah cenderung memiliki
3 )
perusahaan. Rata-rata ukuran perusahaan memiliki indeks Internet Financial
Reporting di bawah rata-rata sebesar 27,83
dan di atas rata-rata sebesar 29,54. Hasil ini signifikan karena perusahaan dengan ukuran perusahaan besar cenderung memiliki nilai Internet Financial Reporting tinggi. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk. memiliki nilai ukuran perusahaan tinggi sebesar 35,41 selaras dengan nilai Internet
Financial Reporting sebesar 23,10 yang
merupakan nilai tertinggi dari semua sampel perusahaan lainnya. Sedangkan PT.
Sitara Propertindo Tbk. memiliki nilai ukuran perusahaan rendah sebesar 27,80 selaras dengan nilai Internet Financial 14,10.
Perusahaan besar memiliki kesadaran yang lebih dalam memanfaatkan teknologi khususnya internet untuk mempermudah investor dalam memperoleh informasi keuangan maupun non-keuangan secara lengkap. . Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X
berpengaruh terhadap Internet Financial
perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki Internet Financial
Reporting atau H
3
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nova (2016), Mohammed dan Basuony (2015), Dolinsek dan Skerbinjek (2014) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting.
Pengaruh Umur Listing terhadap Internet Financial Reporting
Variabel keempat (X
4
) adalah umur listing berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting. Analisis deskriptif yang dirangkum pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang memiliki indeks Internet Financial Reporting diatas rata-rata sebanyak 48 perusahaan, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki Internet Financial Reporting di bawah rata-rata sebanyak 17 perusahaan. Rata-rata umur listing perusahaan memiliki indeks Internet Financial Reporting di bawah rata-rata sebesar 0,12 dan di atas rata-rata sebesar 0,15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan umur listing tinggi memiliki nilai IFR yang tinggi cenderung melakukan pengungkapan
IFR yang tinggi, seperti PT Roda Vivatex Tbk. memiliki umur listing dengan nilai 26 dan
Reporting di bawah rata-rata sebanyak 30
Reporting diatas rata-rata sebanyak 48
nilai Internet Financial Reporting tinggi karena manajer ingin menyebarluaskan
berpengaruh terhadap Internet Financial
goodnews dan kinerja positif perusahaan.
PT Greenwood Sejahtera Tbk. memiki nilai
leverage terendah senilai 0,09 namun
memiliki nilai Internet Financial Reporting sebesar 13,00. Sedangkan PT Modernland Reality Tbk. memiliki nilai leverage tertinggi sebesar 1,20 namun memiliki nilai
Internet Financial Reporting tergolong
rendah sebesar 18,00. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage (X
2 )
Reporting atau H
deskriptif yang dirangkum pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang memiliki indeks Internet Financial
2
diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Riyan dan Rina (2017), Nurunnabi dan Hossain (2012) yang menyatakan leverage berpengaruh signifikan terhadap Internet
Financial Reporting.