Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

  INTERNET FINANCIAL REPORTING ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  FITRI DIAH AYU PITALOKA NIM : 2014310327 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2018

  

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, UMUR LISTING DAN

KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING

Fitri Diah Ayu Pitaloka

  STIE Perbanas Surabaya Email

  

Luciana Spica Almilia

  STIE Perbanas Surabaya Email

  

ABSTRACT

  This research aimed to investigate the effect of profitability, liquidity, leverage, listing age and managerial ownership on Internet Financial Reporting. Technique sampling was used is purposive sampling method. The Hypothesis was examined by multiple linear regression using SPSS 25. Sample of this study consist of 94 manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange in 2015-2016. This research assesses the Internet Financial Reporting using IFR index consisting of content, timeliness, use of technology and user support. Most of the examined companies were characterized by a high level of index score. The results showed that only profitability has an effect on Internet Financial Reporting. While other variables such as liquidity, leverage, listing age and managerial ownership has no effect on Internet Financial Reporting.

  

Keywords: Internet Financial Reporting, profitability, liquidity, leverage, listing age and

managerial ownership.

  PENDAHULUAN

  Perkembangan teknologi yang saat dijangkau berbagai pihak di semua wilayah ini semakin pesat membawa perubahan geografis. Salah satu media yang dapat terhadap cara bisnis suatu perusahaan. dijadikan alternatif dalam menghilangkan Perusahaan dituntut untuk menggunakan keterbatasan karena perbedaan wilayah teknologi agar tetap bisa bersaing di dunia tersebut adalah internet. bisnis yang semakin kompetitif. Oleh Pengguna internet di dunia karena itu, beberapa perusahaan meningkat pesat tiap tahunnya, termasuk di memanfaatkan perkembangan teknologi Indonesia. Bahkan menurut survei APJII untuk dapat bertukar informasi baik (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet informasi keuangan maupun informasi non Indonesia) yang dirilis tahun 2016, populasi keuangan. pengguna internet di Indonesia sudah

  Informasi keuangan maupun non mencapai 88.100.000 orang pada tahun keuangan dapat dijadikan sebagai bahan 2014 dan meningkat menjadi 132.700.000 pertimbangan oleh para investor dalam orang pada tahun 2016 (www.apjii.or.id). mengambil keputusan yang rasional. Melihat fakta tersebut dapat dipastikan Perusahaan memiliki investor yang tersebar bahwa internet akan terus berkembang di berbagai wilayah geografis. Oleh karena dan menjadi kebutuhan utama manusia itu, perusahaan membutuhkan suatu media hingga beberapa tahun terakhir. agar informasi yang disebarkan dapat

  

Tabel 1

Perilaku Pengguna Internet Indonesia

  IFR merupakan salah satu contoh pengungkapan sukarela, Perusahaan yang mengungkapkan informasi keuangannya menggunakan

  IFR di Indonesia telah diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor X.K.6 Kep-431/BL/2012 pasal 3.

  Peraturan mengenai

  ini tidak menjamin internet bebas dari penyalahgunaan, sehingga beberapa perusahaan memilih untuk tidak menerapkan Internet Financial Reporting.

  image yang baik pada investor. Namun, hal

  IFR (FASB, 2000). Selain itu, perusahaan yang menerapkan IFR akan menarik pihak- pihak yang membutuhkan informasi untuk menanamkan modalnya dan memberikan

  penerapan IFR oleh suatu perusahaan memiliki manfaat seperti memperluas jangkauan penyampaian informasi, menghemat biaya untuk mencetak dan mendistribusikan laporan keuangan, memberikan informasi terkini, menjamin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya serta efisiensi dan efektifitas pelaporan yang menjadikan alasan mengapa perusahaan menerapkan

  Business Reporting Research Project

  Menurut The Steering Committee of

  menyajikannya di halaman website pribadi perusahaan.

  Internet Financial Reporting (IFR) dapat

  reporting , yang biasa disebut Internet Financial Reporting.

  Alasan Utama Mengakses Internet Tahun 2016

  Saat ini banyak pelaku bisnis atau perusahaan yang termotivasi untuk menjadikan internet sebagai sarana dalam mengembangkan bisnisnya maupun sarana untuk mengungkapkan informasi perusahaan. Hal ini membuat perusahaan mulai merubah konsep pelaporan informasi yang semula berupa hard copy dan banyak menggunakan kertas menjadi pelaporan informasi berbasis Electronic-based

  pekerjaan serta untuk kegiatan bisnis, berdagang dan cari barang. Hal ini tentunya dapat mendorong keinginan perusahaan khususnya di Indonesia untuk ikut terlibat menggunakan internet dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Penggunaan internet dalam kegiatan bisnis dapat berupa transaksi maupun pengungkapan informasi yang bersifat keuangan maupun non keuangan, dimana informasi tersebut berkaitan dengan sumber daya dan kinerja perusahaan selama periode tertentu. Sehingga diharapkan dengan memanfaatkan teknologi internet dapat menunjang berbagai proses kegiatan dalam bersaing di tingkatan internasional.

  update informasi, untuk keperluan

  Sumberah Tabel 1 menunjukkan bahwa alasan utama masyarakat Indonesia mengakses internet beberapa diantaranya adalah untuk

  31,3 27,6 17,9 13,6 12,2 11,7 10,4

  9,2 8,8 8,5

  25,3 20,8 13,5 10,3

  Terkait pekerjaan Mengisi waktu luang Sosialisasi Terkait pendidikan Hiburan Bisnis, berdagang dan cari barang

  Update informasi

  Jumlah Pengguna Internet (jutaan)

  Jumlah Pengguna Internet (%)

  Peraturan tersebut menjelaskan tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik . Dalam keputusan tersebut dikatakan bahwa emiten atau perusahaan publik yang belum memiliki laman (website), maka dalam jangka waktu satu tahun sejak berlakunya peraturan ini wajib untuk memiliki website yang memuat laporan tahunan.

  Namun peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM memiliki kekurangan karena tidak disebutkan secara rinci format apa yang harus digunakan, sehingga berdampak pada tingkat pengungkapan yang berbeda-beda pada setiap perusahaan. Adapun kebijakan yang menjelaskan secara rinci tentang pelaporan dalam website perusahaan baru ditetapkan pada tanggal 25 juni 2015, yaitu peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 08/POJK.04/2015. Atas dasar fenomena tersebut, perusahaan mulai melaporkan informasi yang berkaitan dengan bisnis mereka di dalam website perusahaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan OJK.

  Internet Financial Reporting.

  Internet Financial Reporting.

  Alarussi dan Shamkhi (2016), Insani dan Linda (2015), Mohamed dan Basuony (2014), Aqel (2014), Novita dan Dul (2013), Deasy (2013) serta Mellisa dan Soni (2012) menyatakan bahwa leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap

  Reporting . Sedangkan menurut penelitian

  menimbulkan beban dan risiko bagi perusahaan karena dapat mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Oleh sebab itu, perusahaan dengan risiko tinggi kemungkinan akan menghindari teknik pengungkapan sukarela seperti IFR untuk membatasi akses informasi pihak luar dan juga untuk menghindari persepsi buruk publik terhadap manajemen. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hanny dan Anis (2012) menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap Internet Financial

  Leverage yang tinggi akan

  Perusahaan dengan rasio likuiditas tinggi akan mengungkapkan laporan keuangan yang selengkap-lengkapnya. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa perusahaan dengan finansial yang kuat akan cenderung termotivasi untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dan menerapkan IFR agar informasinya dapat diketahui banyak pihak. Hasil penelitian yang dilakukan Insani dan Linda (2015) serta Hanny dan Anis (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap IFR. Hasil berbeda ditunjukkan oleh Aqel (2014), Deasy (2013), Mellisa dan Soni (2012) serta Hossain et al. (2012) yang menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  penelitian yang dilakukan oleh Insani dan Linda (2015), Mohamed dan Basuony (2014), Deasy (2013), Mellisa dan Soni (2012), Hanny dan Anis (2012), serta Hossain et al. (2012) mengatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

  Jones dan Xiao (2003) mengemukakan bahwa tidak semua perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam website pribadi mereka. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang tidak menerapkan praktik IFR. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan perusahaan untuk menerapkan IFR atau tidak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi praktik

  Financial Reporting , sedangkan menurut

  Pada penelitian yang diteliti oleh Aqel (2014) serta Novita dan Dul (2013) memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Internet

  goodnews dengan tujuan menarik investor.

  Profitabilitas dapat dijadikan sebagai salah satu faktor untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Apabila profitabilitas suatu perusahaan meningkat maka perusahaan tersebut akan memilih untuk menerapkan IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan

  adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, umur listing dan kepemilikan manajerial.

  Internet Financial Reporting antara lain

  Umur listing menentukan tingkat pengalaman dan hubungan perusahaan dengan investor. Perusahaan yang mempunyai pengalaman lebih lama dalam berhubungan dengan investor akan cenderung lebih tertarik untuk melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan zaman dan memanfaatkan teknologi internet untuk berkomunikasi dengan investor yang ada dan menarik investor potensial (Hanny dan Anis, 2012). Hasil dari penelitian Alarussi dan Shamkhi (2016) serta Hanny dan Anis (2012) menunjukkan bahwa variabel umur listing memiliki pengaruh positif terhadap IFR, Hasil berbeda ditunjukkan oleh Mellisa dan Soni (2012) serta Hossain et al. (2012) yang menyatakan bahwa variabel umur listing tidak memiliki pengaruh dengan Internet Financial Reporting .

  Kepemilikan manajerial adalah persentase suara yang berkaitan dengan jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen peusahaan. Manajemen akan berusaha untuk memaksimalkan kinerjanya dalam meningkatkan nilai perusahaan karena merasa bertanggung jawab untuk memenuhi keinginan pemegang saham yang juga merupakan dirinya sendiri (Dara dan Sari, 2012). Oleh karena itu adanya IFR akan mendorong pihak manajemen untuk lebih transparan dalam menyebarkan informasi perusahaan dengan tujuan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Asogwa (2017) dan M. Riduan (2015) memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap Internet Financial

  Reporting . Sedangkan penelitian yang

  dilakukan oleh Dara dan Sari (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting .

  Penelitian ini penting untuk dilakukan karena beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian terkait IFR, masih memberikan hasil temuan yang tidak konsisten atau menunjukkan adanya research gap. Hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk melakukan pengujian lebih lanjut terkait pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet Financial Reporting.

  RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signaling Theory)

  Menurut Brigham dan Hosuton (2014:184) teori sinyal merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberikan petunjuk kepada investor terkait pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa depan. Hal ini disebabkan karena manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar. Dengan adanya asimetri informasi tersebut manajemen perusahaan akan terdorong untuk menyampaikan informasi positif mengenai keadaan perusahaan saat ini maupun prospek di masa datang pada pihak luar guna meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengirimkan sinyal melalui laporan keuangan tahunan.

  Peranan teori sinyal terhadap

  Internet Financial Reporting dikarenanya

  pada teori ini menjelaskan alasan suatu perusahaan menyajikan informasi. Menurut Luciana (2008) teori sinyal juga dapat menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela menggunakan media internet dapat meningkatan kualitas pengungkapan dan kinerja perusahaan dalam menyebarluaskan informasi mengenai keunggulan perusahaan dengan tujuan untuk menarik investor. Penyediaan informasi menggunakan website pribadi perusahaan dengan jelas dan transparan secara tidak langsung akan memberikan sinyal kepada pihak eksternal bahwa perusahaan tidak menyembunyikan informasi yang berkaitan dengan keadaan sebenarnya, sehingga IFR menjadi sarana komunikasi yang positif kepada publik.

  Teori Keagenan (Agency Theory)

  Teori keagenan menjelaskan adanya benturan kepentingan antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu

  shareholder dan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer dalam bentuk kontrak kerja sama, dimana hal tersebut dapat menimbulkan suatu masalah yaitu asimetri informasi (Jensen dan Meckling (1976). Adanya asimetri informasi dalam teori keagenan akan membuat manajemen perusahaan memilih seperangkat kebijakan untuk dapat memaksimalkan kepentingan pribadi. Hal ini tidak sesuai dengan keinginan pemegang saham karena kebijakan yang diambil oleh manajemen tersebut bertolak belakang dengan kebijakan yang dibutuhkan oleh pemegang saham dan hanya menguntungkan salah satu pihak.

  Adanya asimetri informasi juga dapat menimbulkan biaya agensi yang dikeluarkan oleh para pemegang saham pada saat mengawasi kinerja manajemen untuk memastikan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Dalam hal ini pengungkapan sukarela dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengendalikan kinerja manajer dan mengurangi terjadinya asimetri informasi serta mengendalikan biaya keagenan. Ball berpendapat, bahwa adanya pengungkapan secara sukarela dan peningkatan tranparansi akan memberikan kontribusi untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham (Ball, 2006). Salah satu contoh pengungkapan sukarela yang dapat di lakukan perusahaan adalah dengan menerapkan Internet Financial Reporting sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pemegang saham.

  Laporan Keuangan

  Menurut PSAK No.1 (Revisi 2015) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan yang baik akan memudahkan pemakainya untuk membaca dan memahaminya, salah satunya adalah investor. Semakin mudah investor memahami berarti semakin cepat pula investor dapat melakukan keputusan.

  Selain sebagai informasi, laporan keuangan juga digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

  Internet Financial Reporting

  Mellisa dan Soni mendefinisikan, Internet

  Financial Reporting merupakan suatu cara

  yang dilakukan perusahaan untuk memberikan informasi berupa pelaporan keuangan dengan menggunakan media internet yang disajikan dalam website pribadi perusahaan (Mellisa dan Soni, 2012).

  Dengan menerapkan praktik IFR, perusahaan dapat menyebarkan informasi mengenai keunggulan-keunggulan perusahaan yang merupakan sinyal positif untuk menarik investor. Luciana dan Sasongko (2009) menyatakan, bahwa pengungkapan Internet Financial

  Reporting dapat diukur melalui indeks IFR

  yang terdiri dari empat komponen, yaitu isi laporan keuangan (content), ketepatan waktu (timelines), penggunaan teknologi dan dukungan pengguna (user support).

  Profitabilitas

  Menurut Sofyan (2015:304) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada. Profitabilitas sering dijadikan sebagai acuan oleh pihak eksternal atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut I Made Sudana (2011:22) profitabilitas dapat diukur menggunakan beberapa rasio seperti

  Return On Total Asset , Return On Equity, Profit Margin Ratio , Basic Earning Power.

  Likuiditas

  Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Sofyan, 2015:301). Tingkat likuiditas dapat mempengaruhi pilihan investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya atau tidak dan investor akan menanamkan modal pada perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi. Menurut Sofyan (2015:301-303) likuiditas dapat dihitung menggunakan beberapa rasio seperti Current Ratio, Quick

  Ratio, Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio

  pelepasan saham perdana perusahaan untuk ditawarkan kepada publik. Maka dari itu, perusahaan yang sudah melakukan IPO disebut sebagai perusahaan go public dan perusahaan tersebut diwajibkan untuk menerbitkan laporan hasil kinerja perusahannya selama periode tertentu. Umur listing dapat dihitung dari selisih tahun observasi laporan keuangan dengan tahun saat IPO (Initial Public Offering).

  Hal lain yang menunjukkan adanya hubungan positif antara profitabilitas dengan pengungkapan sukarela karena, perusahaan yang profitebel menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus dan memiliki sumber daya keuangan yang lebih besar untuk menyajikan pengungkapan lain selain yang diwajibkan yaitu pengungkapan sukarela. Tipe perusahaan seperti ini akan merasa bahwa sangat tidak efektif dan efisien jika harus berkomunikasi dengan investor melalui pelaporan keuangan tradisional (paper based ). Perusahaan memiliki investor yang tersebar diberbagai wilayah geografis. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu media agar informasinya dapat dijangkau berbagai pihak tanpa adanya halangan geografis. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi keterbatasan tersebut ialah dengan mempublikasikan laporan keuangannya secara lebih luas dan lengkap melalui penerapan Internet Financial Reporting . Hipotesis 1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Internet

  Financial Reporting karena hal tersebut merupakan goodnews bagi perusahaan.

  Profitabilitas merupakan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang ditunjukkan dengan laba. Perusahaan yang memiliki kinerja baik akan menunjukkan profitabilitas yang dicapainya dengan memberikan sinyal kepada investor melalui penerapan Internet

  Pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting

  Dara dan Sari menyatakan, kepemilikan manajerial merupakan persentase suara yang berkaitan dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan (Dara dan Sari, 2012). Kepemilikan manajerial dapat dihitung dari perbandingan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah saham yang beredar di pasar saham.

  Kepemilikan Manajerial

  Public Offering yang disebut juga sebagai

  Kas atas Utang Lancar, Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Aktiva Lancar dan Total Utang.

  Umur listing menunjukkan lamanya perusahaan berdiri sejak awal terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk juga saat perusahaan beroperasi. Salah satu syarat bagi perusahaan agar dapat memasuki pasar global adalah harus melakukan Initial

  Umur Listing

  to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned, Fix Charge Coverage.

  utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Leverage digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Kasmir, 2013:153). Menurut Kasmir (2013:156-163) leverage dapat diukur menggunakan beberapa rasio seperti Debt

  leverage menggambarkan hubungan antara

  Sofyan (2015:306) menyatakan, bahwa

  Leverage

  Financial Reporting.

  Pengaruh Likuiditas terhadap Internet Financial Reporting

  Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi memiliki dorongan untuk menunjukkan kepada stakeholder bahwa dengan adanya kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya sewaktu-waktu, investor tidak perlu khawatir modal yang mereka tanamkan akan hilang karena digunakan untuk melunasi utang perusahaan. Dengan menyebarluaskan informasi melalui website perusahaan, diharapkan akan lebih banyak pihak yang menangkap sinyal tersebut dan tertarik untuk menanamkan modalnya diperusahaan sehingga perusahaan dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut.

  Perusahaan dengan utang yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang sehat dan posisi keuangan yang cenderung stabil. Investor dan regulator banyak memberikan perhatian kepada perusahaan yang memiliki status going concern sebagai target dalam menanamkan modal. Hal tersebut membuat perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat akan termotivasi untuk menyebarluaskan laporan keuangan mereka dan informasi keuangan lainnya melalui media internet untuk menarik perhatian investor (Luciana, 2008). Dengan pelaporan keuangan yang lebih transparan dan mudah diakses oleh publik, pihak perusahaan tidak merasa terancam akan kinerjanya tetapi justru menunjukkan keberhasilan operasi perusahaan. Penerapan IFR merupakan ekspresi kepercayaan manajemen terhadap prospek masa depan. Hipotesis 2 : Likuiditas berpengaruh terhadap Internet

  Financial Reporting.

  Pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting Leverage menggambarkan seberapa jauh

  perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan yg digambarkan oleh modal. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman pihak luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan lebih mengutamakan krediturnya, karena angka laba yang besar akan lebih banyak dialirkan kepada kreditur mengingat perusahaan lebih banyak didanai melalui utang daripada modal sendiri.

  Pada umumnya investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki nilai

  leverage rendah, karena leverage yang

  rendah berarti kekayaan yang ditransfer kepada investor akan semakin besar. Perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah akan lebih memilih menerapkan

  IFR agar semakin banyak investor yang tertarik menanamkan modal pada perusahaan karena mengharapkan transfer kekayaan yang lebih besar dari perusahaan. Selain itu, leverage yang rendah juga memberikan jaminan bahwa perusahaan akan lebih memenuhi prinsip going concern atas pengambilan investasi. Hipotesis 3 : Leverage berpengaruh terhadap Internet

  Financial Reporting.

  Pengaruh Umur Listing terhadap

  Internet Financial Reporting

  Umur listing menunjukkan lamanya perusahaan berdiri sejak awal terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang sudah listing atau sudah terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk memberikan pengungkapan atas kondisi perusahaan, hal ini tentunya akan membuat perusahaan lebih fokus terhadap luas pengungkapan yang akan diberikan, termasuk didalamnya pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela, dibandingkan saat perusahaan belum go public. Maka dari itu, perusahaan yang lebih lama listing memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Selain itu, umur listing juga menentukan tingkat pengalaman dan hubungannya dengan investor. Perusahaan yang mempunyai pengalaman lebih lama dalam berhubungan dengan investor cenderung lebih tertarik untuk melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan memanfaatkan teknologi internet sebagai sebuah perangkat baru untuk berkomunikasi dengan investor yang ada dan menarik investor potensial. perusahaan yang lebih lama

  listing akan menggunakan strategi dengan

  merubah metode pelaporan informasi keuangan yang awalnya menggunakan cara tradisional menjadi berbasis elektronik untuk memberikan sinyal kepada investor agar lebih tertarik dalam menanamkan modal. Salah satu caranya adalah dengan mempublikasikan informasi perusahaan melalui Internet Financial Reporting. Hipotesis 4 : Umur Listing berpengaruh terhadap Internet Financial

  Reporting.

  Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Internet Financial Reporting

  Kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham yang dimiliki manajemen perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial suatu perusahaan akan dapat menurunkan perilaku opportunistic manajemen karena selain bertugas dalam menjalankan operasional perusahaan, manajemen juga bertindak sebagai pemegang saham. kepemilikan manajerial yang besar akan membuat manajer berusaha meningkatkan laba untuk kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi. Besarnya kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen akan membuat manajemen berupaya untuk memaksimalkan kinerjanya guna meningkatkan nilai perusahaan, karena manajemen merasa memiliki tanggung jawab untuk memenuhi keinginan pemegang saham yang dalam hal ini termasuk dirinya sendiri (Dara dan Sari, 2012). Nilai perusahaan yang baik menunjukkan bahwa kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan juga baik. Oleh sebab itu, besarnya kepemilikan manajerial suatu perusahaan akan mendorong manajer untuk mengungkapkan informasi positif tersebut kepada pihak luar karena hal ini merupakan goodnews bagi perusahaan. Manajer dapat melakukan pengungkapan informasi mengenai kinerja perusahaan secara transparan melalui penerapan IFR dengan tujuan agar investor dapat dengan mudah mengakses informasi tersebut dan menjadikannya sebagai bahan dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya. Hipotesis 5 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap

  Internet Financial Reporting.

  Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sumber: diolah

  

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Profitabilitas (X 1 )

  Internet Financial Reporting (Y)

  Kep. Manajerial (X

  5 )

  Umur Listing (X

  4 ) Leverage (X 3 )

  Likuiditas (X

  2

  )

  METODE PENELITIAN Pemiilhan Sampel

  suatu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam melakukan publikasi informasi berupa laporan keuangan tahunan menggunakan media internet, dimana laporan tersebut nantinya akan dipublikasikan di halaman website milik perusahaan.

  Profitabilitas merupakan suatu aspek penting dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungan. Dari macam-macam cara pengukuran variabel profitabilitas, rasio Return On Total Asset (ROA) akan dipilih sebagai indikator pengukur dalam penelitian ini. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang digunakan dalam penelitian Insani dan Linda (2015) yaitu: ROA =

  Profitabilitas

  IFR = (40% x Skor Content) + (20% x Skor Timelines) + (20% x Skor Penggunaan Teknologi) + (20% x Skor User Support)

  menggunakan rumus yang digunakan dalam penelitian Luciana dan Sasongko (2009):

  Reporting dapat diukur dengan

  IFR diukur dengan menggunakan indeks IFR yang terdiri dari empat komponen, yaitu isi laporan keuangan (content), ketepatan waktu, pemanfaatan teknologi dan dukungan pengguna (user support). Pengukuran indeks Internet Financial Reporting berdasarkan skor yang diberikan pada setiap item yang nantinya diakhir perhitungan akan dijumlahkan dan diberi bobot persentase sesuai dengan tiap-tiap komponen. Indeks Internet Financial

  Internet Financial Reporting adalah

  Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 dan 2016. Jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 188 data. Sampel pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik pengambilan sampel yang disebut dengan metode purposive sampling . Adapun kriteria pemilihan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini meliputi: (1) Perusahaan termasuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 dan 2016, (2) Perusahaan tersebut memiliki website yang dapat diakses oleh umum, (3) Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah di audit periode 2015 dan 2016, (4) Laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk mata uang Rupiah.

  Definisi Operasional Variabel Internet Financial Reporting

  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Internet Financial Reporting. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, umur listing dan kepemilikan manajerial.

  Variabel Penelitian

  website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu IDX dan website pribadi perusahaan.

  Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan dengan mempelajari dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen dan data dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan tahunan. Data bisa didapatkan di

  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan periode 2015 dan 2016. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data sekunder atau data yang diolah oleh sumber lain. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, literatur yang menunjang penelitian dan melalui internet.

  Data Penelitian

  Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau penjelasan yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi suatu data dalam penelitian. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan secara keseluruhan variabel yang digunakan baik dependen maupun independen. Berikut mengenai penjelasan dari variabel-variabel yang digunakan:

  ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

  2

  4

  5

  = Konstanta β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien regresi

  X

  1 = Profitabilitas

  X

  = Likuiditas

  2

  X

  3 = Leverage

  X

  4 = Umur listing

  X

  5 = Kep. manajerial

  ℮ = error term, yaitu tingkat kesalahan penelitian

  3

  1

  • β2X
  • β3X
  • β4X
  • β5X

  antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset dengan menunjukkan sejauh mana modal dapat menutupi utang. Dalam penelitian ini leverage akan diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER) yang dapat dihitung dengan rumus dari penelitian Mellisa dan Sony (2012) yaitu: DER =

  Likuiditas

  Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajiban yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Dari macam-macam cara pengukuran variabel likuiditas, curret

  ratio (rasio lancar) akan dipilih sebagai indikator pengukur dalam penelitian ini. Curret ratio dapat dihitung dengan

  menggunakan rumus yang digunakan dalam penelitian Mellisa dan Sony (2012) yaitu:

  Current Ratio = Aset Lancar Utang Lancar

  Leverage Leverage menunjukkan hubungan

  • ℮ Keterangan: Y = IFR α

  Total Utang Total Ekuitas Umur Listing

  Model persamaan dalam penelitian ini adalah: Y = a + β1X

  Umur listing menunjukkan lamanya perusahaan berdiri sejak awal terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk juga saat perusahaan beroperasi terhadap kinerja perusahaan. Umur listing dapat dihitung dengan rumus yang digunakan dalam penelitian Hanny dan Anis (2012): Umur Listing = Tahun observasi laporan keuangan

  Kepemilikan Manejerial

  Kepemilikan manajerial menunjukkan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan seperti dewan komisaris dan direktur perusahaan. Adapun cara menghitung kepemilikan manajerial menggunakan rumus yang digunakan dalam penelitian Dara dan Sari (2012):

  Kepemilikan Manajerial =

  Saham Yang Dimiliki Manajemen Saham Yang Beredar Alat Analisis

  Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas), analisis kelayakan model (uji F), analisis koefisien determinasi (R

  2 ) dan analisis uji t.

  • – IPO

  • .161133935 .360489860
  • 5.022956995 .000000000

  Tbk (KLBF) dengan skor sebesar 19,7. Dari data penelitian sebanyak 188 sampel perusahaan manufaktur tahun 2015-2016 terdapat 104 sampel yang memiliki nilai

  leverage memiliki nilai rata-rata (mean)

  Globalindo Tbk (RICY) dengan nilai sebesar 19,96634154. Dari data penelitian sebanyak 188 sampel perusahaan manufaktur tahun 2015-2016 terdapat 63 sampel yang memiliki rasio leverage diatas rata-rata, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki rasio leverage dibawah rata- rata adalah sebanyak 125 sampel. Variabel

  leverage tertinggi adalah Ricky Putra

  International Investama Tbk (RMBA) dengan nilai sebesar -5,022956995, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio

  leverage terendah adalah Bentoel

  Perusahaan yang memiliki rasio

  Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas terendah adalah Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) dengan nilai sebesar 0,360489860, sedangkan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tertinggi adalah Duta Pertiwi Nusantara (DPNS) dengan nilai sebesar 15,16460091. Dari data penelitian sebanyak 188 sampel perusahaan manufaktur tahun 2015-2016 terdapat terdapat 61 sampel yang memiliki rasio likuiditas diatas rata-rata, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki rasio likuiditas dibawah rata-rata adalah sebanyak 127 sampel. Variabel likuiditas memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 2,642714057 dan nilai standar deviasi sebesar 2.504703029. Nilai standar deviasi atau ukuran penyebaran data yang lebih rendah dari nilai rata-rata memiliki arti bahwa variasi data likuiditas terbilang kecil atau bersifat homogen karena menunjukkan data yang identik yaitu tidak terdapat nilai- nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah pada data pengamatan.

  sebesar 13,811 dan nilai standar deviasi sebesar 2.6264. Nilai standar deviasi atau ukuran penyebaran data yang lebih rendah dari nilai rata-rata memiliki arti bahwa variasi data Internet Financial Reporting terbilang kecil atau bersifat homogen karena menunjukkan data yang identik yaitu tidak terdapat nilai-nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah pada data pengamatan.

  Reporting memiliki nilai rata-rata (mean)

  rata, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki nilai Internet Financial Reporting dibawah rata-rata adalah sebanyak 84 sampel. Variabel Internet Financial

  Internet Financial Reporting diatas rata-

  Reporting tertinggi adalah Kalbe Farma

  

Tabel 2

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

  Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) dengan skor sebesar 7,8, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Internet Financial

  Financial Reporting terendah adalah

  Sumber: Lampiran 26, data diolah Berdasarkan data dalam tabel 2 perusahaan yang memiliki nilai Internet

  8.641 .1161648725

  2.6264 .0874516833 2.504703029 1.849216336

  2.642714057 1.142824102 18.66 .0562256566

  35 .839543333 13.811 .0491970838

  19.7 .431697844 15.16460091 19.96634154

  7.8

  188 188 188 188 188 188

  IFR Profitabilitas Likuiditas Leverage Umur listing Kep. Manajerial Valid N(listwise) 188

  sebesar 1,142824102 dan nilai standar deviasi sebesar 1.849216336. Nilai standar deviasi atau ukuran penyebaran data yang lebih tinggi dari nilai rata-rata memiliki arti bahwa adanya nilai-nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah dimana terdapat sebaran data yang bersifat heterogen atau bervariasi.

  Perusahaan yang memiliki umur

  listing terendah adalah Garuda Metalindo

  Tbk (BOLT) dengan nilai sebesar 0, sedangkan perusahaan yang memiliki umur

  listing tertinggi adalah Merck Tbk (MERK)

  dengan nilai sebesar 35. Dari data penelitian sebanyak 188 sampel perusahaan manufaktur tahun 2015-2016 terdapat 126 sampel yang memiliki umur listing diatas rata-rata, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki umur listing dibawah rata- rata adalah sebanyak 62 sampel. Variabel umur listing memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 18,66 dan nilai standar deviasi sebesar 8.641. Nilai standar deviasi atau ukuran penyebaran data yang lebih rendah dari nilai rata-rata memiliki arti bahwa variasi data umur listing terbilang kecil atau bersifat homogen karena menunjukkan data yang identik yaitu tidak terdapat nilai-nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah pada data pengamatan.

  Pada penelitian ini dari data penelitian sebanyak 188 sampel, terdapat 50 sampel yang memiliki kepemilikan manajerial diatas rata-rata, sedangkan jumlah perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dibawah rata-rata adalah sebanyak 135 sampel. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 0,839543333.Variabel kepemilikan manajerial pada periode 2015 dan 2016 memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0562256566 dan nilai standar deviasi sebesar 0,1161648725. Nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari nilai rata-rata memiliki arti bahwa adanya nilai-nilai ekstrim baik yang tinggi maupun rendah dimana terdapat sebaran data yang bersifat heterogen atau bervariasi.

  Nilai Kolmogorov-smirnov data tahun 2015-2016 sebelum outlier adalah sebesar 0,103 dan nilai signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi tersebut kurang dari 0,05 sehingga residual tidak berdistribusi normal. Kemudian peneliti menghilangkan data outlier. Nilai Kolmogorov-smirnov setelah outlier sebesar 0,064 dan berada pada signifikansi 0,059. Tingkat signifikansi tersebut lebih dari 5 persen (a = 0,05) maka H diterima. Dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

  2. Multikolinearitas

  Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen) di dalam model regresi pada penelitian. Dari hasil analisis, nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance juga berada diatas 0,1 untuk semua variabel independen. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian ini.

  3. Autokorelasi

  Uji autokorelasi dilakukan dengan runs

  test yang digunakan untuk menguji apakah

  antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Hasil uji runs test data tahun 2015-2016 adalah sebesar 0,041 lebih kecil dari 5 persen (a = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. Adanya korelasi antar observasi dengan data observasi sebelumnya dikarenakan penelitian ini menggunakan data variabel dependen yaitu IFR sama pada tahun 2015 maupun 2016.

  4. Heteroskedastisitas

  Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat perbedaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan antar variabel independent dengan nilai absolut residualnya. Nilai signifikansi untuk semua variabel independen terhadap absolut residual lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.

Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas

  • 0,150 0,094 -1,604 0,111 Umur Listing 0,007 0,020 0,332 0,740 Kep. Manajerial -0,889 1,505 -0,591 0,555 Adjusted R

  2 ), leverage (X 3 ) dan kepemilikan manajerial

  1

  Selain itu pada tabel 3 juga dapat dilihat bahwa nilai F hitung data tahun 2015-2016 menunjukkan angka sebesar 12,968 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Data diatas dapat disimpulkan bahwa 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa H ditolak dan H

  Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R square data tahun 2015-2016 adalah 0,242 atau 24,2 persen. Hal ini berarti kemampuan model penelitian dalam menjelaskan variabel dependen (IFR) sebesar 24,2%.

  manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting.

  leverage, umur listing dan kepemilikan

  Tabel 3 menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting karena memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih kecil (<) dari taraf signifikansi a = 0,05. Sedangkan nilai probabilitas signifikansi untuk variabel likuiditas, leverage, umur listing dan kepemilikan manajerial lebih besar (>) dari taraf signifikansi a = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas,

  Reporting.

  negatif. Pengaruh negatif menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubungan berlawanan arah dengan variabel dependen yaitu Internet Financial

  Reporting karena koefisien regresi bertanda

  mempengaruhi Internet Financial

  5 ) memiliki pengaruh negatif dalam

  (X

  dikarenakan koefisien regresi bertanda positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubungan searah dengan variabel dependen yaitu Internet Financial Reporting. Sedangkan variabel likuiditas (X

Dokumen yang terkait

Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum - Perbanas Institutional Repository

0 1 20

Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting (ifr) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property) - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting (ifr) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property) - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting (ifr) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property) - Perbanas Institutional Repository

0 0 30

Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, Umur listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting (ifr) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property) - Perbanas Institutional Repository

0 0 7

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, Aktivitas, dan sales growth terhadap kondisi financial distress - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, Aktivitas, dan sales growth terhadap kondisi financial distress - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, Aktivitas, dan sales growth terhadap kondisi financial distress - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan manajerial, reputasi kap, dan umur perusahaan terhadap timeliness laporan keuangan pada perusahaan sektor pertambangan - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan manajerial, reputasi kap, dan umur perusahaan terhadap timeliness laporan keuangan pada perusahaan sektor pertambangan - Perbanas Institutional Repository

0 1 17