Perenc.Pembl Pertemuan 9
Lilik Sri Hariani
09123317798
liliksrihariani@yahoo.co.id
Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran
Pengertian pendekatan saintifik
Esensi pendekatan saintifik
Pendekatam ilmiah dan non ilmiah
Kriteria pendekatan ilmiah
Langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
Pendahuluan
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah
pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik
untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan
Penguatan proses pembelajaran dilakukan
melalui pendekatan saintifik, yaitu
pembelajaran yang mendorong siswa lebih
mampu dalam mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Pendahuluan
Karakteristik pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran
pembelajaran yang harus dicapai
Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran
yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan
ruang lingkup materi
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik
mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi
pendekatan proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi
pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi;
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(11) pembelajaranyang berlangsung di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12)
pembelajaran yang menerapkan prinsip
bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
(13) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan
atas perbedaan individualdan latar
belakang budaya peserta didik.
Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar
secara utuh
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah.Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang
memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir sains, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif
siswa
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik tidak hanya
memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang
sangat penting
Pembelajaran saintifik menekankan pada
keterampilan proses
Pada umumnya seseorang selalu ingin
memperoleh pengetahuan:
Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan tidak ilmiah
Metode ilmiah
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian
kegiatan koleksi data atau fakta melalui
observasi dan eksperimen, kemudian
memformulasi dan menguji hipotesis
Metode ilmiah merujuk pada:
(1) adanya fakta,
(2) sifat bebas prasangka,
(3) sifat objektif, dan
(4) adanya analisa
Pendekatan ilmiah
Mengamati
Menanya
Mencoba/mengumpulkan informasi
Menalar/mengasosiasi
Mengkomunikasikan
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013
dilaksanakan menggunakan pendekatan
ilmiah
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah
Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa”
Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”
Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa”
Proses pembelajaran
berbasis
pendekatan
ilmiah
Hasil akhirnya
adalah peningkatan
dan
keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills)dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Hasil Akhir Proses Pembelajaran
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajar
an
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
Mengamati dengan indra,
membaca, mendengar,
menyimak, melihat, dsb.
Perhatian waktu
mengamati, membaca
suatu tulisan, mendengar
suatu penjelasan, dsb.
Mananya
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami, informasi
tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi
Jelas, kualitas, jumlah
pertanyaan yang diajukan
pesrta didik
Mancoba
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemontrasikan,
meniru, melakukan
eksperimen, dsb.
Jumlah dan kualitas
sumber yang dikaji,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, instrumen
yang digunakan untuk
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
Menalar
Mengolah informasi
yang sudah
dikumpulkan,
menganalisis data,
menghubungkan
fenomena yang terkait
dalam rangka
menemukan suatu pola
dan menyimpulkan
Mengembangkan
interprestasi,
argumentasi, dan
kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi
dari dua/ lebih
fakta/konsep
Mengkomunikasik
an
Menyajikan laporan
dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik,
menhyususn laporan
tertulis dan menyajikan
laporan meliputi
proses, hasil, dan
kesimpulan secara
lisan
Menyajikan hasil kajian
dalam bentuk tulisan,
grafis, media elektronik,
multi media, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas
hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan,
kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya.
Manfaat/fungsi bertanya
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
2.
3.
4.
5.
peserta didik tentang suatu tema atau topik
pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan
untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
Manfaat/fungsi bertanya
6. Mendorong partisipasipeserta didik dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan
cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang
tiba-tiba muncul
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif yang
lebih rendah
Subtingkatan
Pengetahuan
(knowledge)
Pemahaman
(comprehension)
Kata-kata kunci
pertanyaan
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau
pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama..., dll
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Subtingkatan
Kognitif yang
lebih rendah
Penerapan
(application
Kognitif yang
lebih tinggi
Analisis
(analysis)
Kata-kata kunci
pertanyaan
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif
yang lebih
tinggi
Subtingkatan
Sintesis
(synthesis)
Kata-kata kunci pertanyaan
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimanakita dapat
memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
Kembangkan…
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
Evaluasi
(evaluation)
Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun
pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas
suatu fenomena
Strategi yang digunakan adalah memperluas dan
memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif
Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada
proses belajar
Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta
didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan
Mencoba/mengeksplorasi
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya
berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi
ajar
Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas,
memperdalam, atau menyusun informasi atas
inisiatifnya
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan
memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar
Mencoba/mengeksplorasi
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui
kerja sama dalam kelompok kecil
Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam
menelusuri informasi yang mereka butuhkan,
merumuskan masalah dalam kehidupan nyata,
berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki
dalam kehidupan yang nyata dan bermakna
Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik
dapat mengembangkan pengalaman belajar,
meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta
menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada
Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum
2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta
didik merupakan pelaku aktif
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat
Cara menalar
Penalaran induktif
Penalaran deduktif
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan cara
menalardengan menarik simpulan dari
fenomena atau atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum
Kegiatan menalar secara induktif lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau
pengalaman empirik
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan cara menalar
dengan menarik simpulan dari pernyataanpernyataan atau fenomena yang bersifat
umum menuju pada hal yang bersifat khusus
Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme
Cara kerja menalar secara deduktif adalah
menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke
dalam bagian-bagiannya yang khusus
Penalaran Deduktif
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif
Pada penalaran deduktif tedapat premis,
sebagai proposisi menarik simpulan
Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung
Simpulan secara langsung ditarik dari satu
premis, sedangkan simpulan tidak langsung
ditarik dari dua premis
Contoh
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya
memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan
dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau
disebut juga akuntan ekstern
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang
bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk
pemerintah atau negara
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja
sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah
akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan
bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan
Simpulan
Akuntan publik, Akuntan pemerintah,
Akuntan pendidik, Akuntan Intern
merupakan jabatan-jabatan dalam
lapangan akuntansi pada berbagai
lingkup kegiatan dan bidang garapannya
Analogi dalam Pembelajaran
Analogi adalah suatu proses penalaran dalam
pembelajaran dengan cara membandingkan sifat
esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan
Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi
induktif dan analogi deklaratif
Analogi Induktif
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan
yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas
dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada
fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada
fenomena atau gejala kedua
Analogi induktif merupakan suatu “metode
menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat
suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan
pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta
didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan
dalam belajar
Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus
giat belajar
Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode
menalar” untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu fenomena atau gejala
yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal
Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah
diketahui secara nyata dan dipercayai
Contoh
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas,
saling menghargai, sikap pantang menyerah
antara golongan muda dan golongan tua
Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling
menghargai, sikap pantang menyerah dari
dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake
holder sekolah
Hubungan Antarfenomena
Kemampuan menghubungkan antarfenomena
atau gejala sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam
daya nalar peserta didik
Guru dan peserta didik dituntut mampu
memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,
khususnya hubungan sebab-akibat
Hubungan sebab-akibat diambil dengan
menghubungkan satu atau beberapa fakta yang
satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain
Contoh 1
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,
hidupnya terisolasi
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan
akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga
muncullah kemiskinan keluarga yang akut
Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anakanak mereka tidak berkesempatan menempuh
pendidikan yang baik
Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi
kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal
Contoh 2
Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk
membuat barang tersebut
Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai
tukarnya akan semakin tinggi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan ilmu dan
praktik menyampaikan informasi atau
mentransmisikan informasi atau aneka jenis
pesan
Kegiatan mengkomunikasikan merupakan
kegiatan yang kompleks
Mengkomunikasikan mengandung makna
1. Mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran,
atau pendapat
2. Berbagi informasi
3. Memperagakan sesuatu
4. Menampilkan hasil karya
5. Membangun jejaring
6. Melatih keberanian
7. Melatih keterampilan berkomunikasi
8. Memasarkan ide
9. Mengembangkan sikap saling memberi-menerima
informasi
10. Menghayati atau memaknai fenomena
11. Menghargai pendapat karya sendiri dan orang lain
12. Berinteraksi antar sejawat atau dengan pihak lain
09123317798
liliksrihariani@yahoo.co.id
Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran
Pengertian pendekatan saintifik
Esensi pendekatan saintifik
Pendekatam ilmiah dan non ilmiah
Kriteria pendekatan ilmiah
Langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
Pendahuluan
Pembelajaran kurikulum 2013 adalah
pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik
untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan
Penguatan proses pembelajaran dilakukan
melalui pendekatan saintifik, yaitu
pembelajaran yang mendorong siswa lebih
mampu dalam mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Pendahuluan
Karakteristik pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran
pembelajaran yang harus dicapai
Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran
yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan
ruang lingkup materi
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik
mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi
pendekatan proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi
pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi dimensi;
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
(11) pembelajaranyang berlangsung di
rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12)
pembelajaran yang menerapkan prinsip
bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
(13) pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan
atas perbedaan individualdan latar
belakang budaya peserta didik.
Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar
secara utuh
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah.Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang
memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir sains, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif
siswa
Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik tidak hanya
memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namum proses pembelajaran dipandang
sangat penting
Pembelajaran saintifik menekankan pada
keterampilan proses
Pada umumnya seseorang selalu ingin
memperoleh pengetahuan:
Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan tidak ilmiah
Metode ilmiah
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian
kegiatan koleksi data atau fakta melalui
observasi dan eksperimen, kemudian
memformulasi dan menguji hipotesis
Metode ilmiah merujuk pada:
(1) adanya fakta,
(2) sifat bebas prasangka,
(3) sifat objektif, dan
(4) adanya analisa
Pendekatan ilmiah
Mengamati
Menanya
Mencoba/mengumpulkan informasi
Menalar/mengasosiasi
Mengkomunikasikan
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013
dilaksanakan menggunakan pendekatan
ilmiah
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah
Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa”
Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu bagaimana”
Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa”
Proses pembelajaran
berbasis
pendekatan
ilmiah
Hasil akhirnya
adalah peningkatan
dan
keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik(soft skills) dan
manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills)dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Hasil Akhir Proses Pembelajaran
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajar
an
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
Mengamati dengan indra,
membaca, mendengar,
menyimak, melihat, dsb.
Perhatian waktu
mengamati, membaca
suatu tulisan, mendengar
suatu penjelasan, dsb.
Mananya
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami, informasi
tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi
Jelas, kualitas, jumlah
pertanyaan yang diajukan
pesrta didik
Mancoba
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi,
mendemontrasikan,
meniru, melakukan
eksperimen, dsb.
Jumlah dan kualitas
sumber yang dikaji,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, instrumen
yang digunakan untuk
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
Menalar
Mengolah informasi
yang sudah
dikumpulkan,
menganalisis data,
menghubungkan
fenomena yang terkait
dalam rangka
menemukan suatu pola
dan menyimpulkan
Mengembangkan
interprestasi,
argumentasi, dan
kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi
dari dua/ lebih
fakta/konsep
Mengkomunikasik
an
Menyajikan laporan
dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik,
menhyususn laporan
tertulis dan menyajikan
laporan meliputi
proses, hasil, dan
kesimpulan secara
lisan
Menyajikan hasil kajian
dalam bentuk tulisan,
grafis, media elektronik,
multi media, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas
hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan,
kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya.
Manfaat/fungsi bertanya
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
2.
3.
4.
5.
peserta didik tentang suatu tema atau topik
pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan
untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
Manfaat/fungsi bertanya
6. Mendorong partisipasipeserta didik dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan
cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang
tiba-tiba muncul
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif yang
lebih rendah
Subtingkatan
Pengetahuan
(knowledge)
Pemahaman
(comprehension)
Kata-kata kunci
pertanyaan
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau
pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama..., dll
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Subtingkatan
Kognitif yang
lebih rendah
Penerapan
(application
Kognitif yang
lebih tinggi
Analisis
(analysis)
Kata-kata kunci
pertanyaan
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif
yang lebih
tinggi
Subtingkatan
Sintesis
(synthesis)
Kata-kata kunci pertanyaan
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimanakita dapat
memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
Kembangkan…
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
Evaluasi
(evaluation)
Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun
pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas
suatu fenomena
Strategi yang digunakan adalah memperluas dan
memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif
Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada
proses belajar
Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta
didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan
Mencoba/mengeksplorasi
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya
berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi
ajar
Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas,
memperdalam, atau menyusun informasi atas
inisiatifnya
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan
memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar
Mencoba/mengeksplorasi
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui
kerja sama dalam kelompok kecil
Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam
menelusuri informasi yang mereka butuhkan,
merumuskan masalah dalam kehidupan nyata,
berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki
dalam kehidupan yang nyata dan bermakna
Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik
dapat mengembangkan pengalaman belajar,
meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta
menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada
Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum
2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta
didik merupakan pelaku aktif
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat
Cara menalar
Penalaran induktif
Penalaran deduktif
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan cara
menalardengan menarik simpulan dari
fenomena atau atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum
Kegiatan menalar secara induktif lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau
pengalaman empirik
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan cara menalar
dengan menarik simpulan dari pernyataanpernyataan atau fenomena yang bersifat
umum menuju pada hal yang bersifat khusus
Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme
Cara kerja menalar secara deduktif adalah
menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke
dalam bagian-bagiannya yang khusus
Penalaran Deduktif
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif
Pada penalaran deduktif tedapat premis,
sebagai proposisi menarik simpulan
Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung
Simpulan secara langsung ditarik dari satu
premis, sedangkan simpulan tidak langsung
ditarik dari dua premis
Contoh
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya
memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan
dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau
disebut juga akuntan ekstern
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang
bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk
pemerintah atau negara
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja
sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah
akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan
bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan
Simpulan
Akuntan publik, Akuntan pemerintah,
Akuntan pendidik, Akuntan Intern
merupakan jabatan-jabatan dalam
lapangan akuntansi pada berbagai
lingkup kegiatan dan bidang garapannya
Analogi dalam Pembelajaran
Analogi adalah suatu proses penalaran dalam
pembelajaran dengan cara membandingkan sifat
esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan
Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi
induktif dan analogi deklaratif
Analogi Induktif
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan
yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas
dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada
fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada
fenomena atau gejala kedua
Analogi induktif merupakan suatu “metode
menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat
suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan
pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta
didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan
dalam belajar
Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus
giat belajar
Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode
menalar” untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu fenomena atau gejala
yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal
Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat
karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah
diketahui secara nyata dan dipercayai
Contoh
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas,
saling menghargai, sikap pantang menyerah
antara golongan muda dan golongan tua
Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling
menghargai, sikap pantang menyerah dari
dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake
holder sekolah
Hubungan Antarfenomena
Kemampuan menghubungkan antarfenomena
atau gejala sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam
daya nalar peserta didik
Guru dan peserta didik dituntut mampu
memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,
khususnya hubungan sebab-akibat
Hubungan sebab-akibat diambil dengan
menghubungkan satu atau beberapa fakta yang
satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain
Contoh 1
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,
hidupnya terisolasi
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan
akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga
muncullah kemiskinan keluarga yang akut
Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anakanak mereka tidak berkesempatan menempuh
pendidikan yang baik
Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi
kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal
Contoh 2
Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk
membuat barang tersebut
Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai
tukarnya akan semakin tinggi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan ilmu dan
praktik menyampaikan informasi atau
mentransmisikan informasi atau aneka jenis
pesan
Kegiatan mengkomunikasikan merupakan
kegiatan yang kompleks
Mengkomunikasikan mengandung makna
1. Mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran,
atau pendapat
2. Berbagi informasi
3. Memperagakan sesuatu
4. Menampilkan hasil karya
5. Membangun jejaring
6. Melatih keberanian
7. Melatih keterampilan berkomunikasi
8. Memasarkan ide
9. Mengembangkan sikap saling memberi-menerima
informasi
10. Menghayati atau memaknai fenomena
11. Menghargai pendapat karya sendiri dan orang lain
12. Berinteraksi antar sejawat atau dengan pihak lain