Perubahan Sosial dan Stratifikasi Sosial

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Yung Sutrisno Jusuf / 2015510014
Clemens Mario Sarkol / 2015510015
Ricki Johannes Tampubolon / 2015510016
Adolpus Otoper / 2015510017
Adventus Caesario / 2015510018

Perubahan Sosial
A. Perubahan sosial dalam kehidupan sehari-sehari
Apakah perubahan itu? Perubahan itu suatu proses. Kita dapat mendefinisikan perubahan
sebagai apa yang terjadi bila suatu hal menjadi hal lain yang berbeda. Pada umumnya
manusia yang mengalami perubahan sosial pasti menganggapnya sebagai masalah ataupun
sebaliknya. Perubahan adalah peralihan sesuatu hal dari keadaannya (sekarang) menjadi
bukan keadaannya, dan dari bukan keadannya menjadi keadannya (sekarang).
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang
ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan
ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata(sistem tingkah laku sosial yang bersifat

resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu) dan semua aspek yang
dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan
dalam hal budaya.
Pada umumnya, manusia yang mengalami perubahan menganggapnya sebagai suatu
masalah. Hal ini disebabkan oleh kuatnya suatu nilai yang dipegang sehingga ketika
dihadapkan pada suatu nilai yang baru, memunculkan masalah baru. Dalam proses pencarian
peluang baru dalam berbagai hal, manusia dapat terjebak untuk melakukan penyimpangan
(mencapai tujuan dengan segala cara) karena tidak adanya norma yang dapat menyesuaikan
dengan perubahan sosial.
B. Definisi Perubahan Sosial
 Menurut Gillin & Gillin :
o Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima dan perubahan
terjadi karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideology, adanya digusi, dan penemuan baru.
 Menurut Farley :
o Perubahan pola perilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial
pada waktu tertentu.
 Menurut D. Hendropuspito:
Page | 1


Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

o Perubahan sosial adalah perbedaan keadaan yang berarti dalam unsure
masyarakat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
o Proses perkembangan unsure sosio-budaya dari waktu ke waktu yang
membawa perbedaan yang berarti dalam struktur dan fungsi masyarakat.
C. Model perubahan sosial
Banyak ahli sosiologi berusaha untuk mengembangkan model perubahan sosial yang
dapat digunakan untuk memprediksi masa depan suatu kelompok masyarakat atau peradaban.
Dan banyak, diantara pelopor sosiologi yang lebih memilih model evolusioner, yang
memandang perubahan sosial sebagai suatu yang natural dan konstan: model semacam ini
juga dikenal denagn istilah unilinear (mengikuti satu garis arah).
Selain itu ada juga model multilinear yang menekankan bahwa tiap studi harus
dilakukan secara terpisah untuk mengetahui tahapan evolusioner yang terjadi, karena sifatnya
unik dan tidak sama untuk semua kelompok masyarakat. Sehingga karena ketidaksamaan
(tujuan) itulah yang menyebabkan terjadinya konfilk dan dapat menghancurkan atau
mungkin juga membawa perbaikan, baik dalam kelompok sendiri maupun diluar kelompok.

Maka dari itu muncullah teori konflik : teori ini dikemukakan oleh Marx yang merasa
kecewa pada sistem ekonomi kapitalis yang dianggapnya mengeksploitasi buruh. Marx
berpendapat bahwa proses perkembangan yang akan menyudahi konflik adalah melalui
konflik.
Dalam teori ini, Marx tidak menyinggung tentang agama yang sebagai candu
pengahantar manusia pada halusinasi kosong dan menipu. Namun pada, zaman sekarang, hal
itu tidak menutup kemungkinan, bahwa agama dapat memicu terjadinya perubahan sosial
yang dapat merugikan orang lain ataupun menguntungkan. Dan konflik ini dapat
menimbulkan perubahan sosial. Contohnya: kelompok ISIS.
Jika dilihat dari sudut pandang fungsionalis perubahan sosial terjadi atau timbul karena
adanya pertumbuhan populasi, perkembangan teknologi, kesenjangan, dan usaha grup-grup
tertentu untuk memenuhi kebutuhan pribadi di tengah keterbatasannya.
D. Komponen yang ada di perubahan sosial:
1. Unsur – unsur pokok, cth : jumlah dan jenis individu serta tindakan mereka.
2. Hubungan antarunsur, cth : ikatan sosial, loyalitas, hub antarindividu.
3. Berfungsinya unsur-unsur dalam sistem, cth : peran masyarakat yang dapat berjalan.
sesuai status di masyarakat.
4. Pemeliharaan batas, cth : adanya syarat inisiasi, kriteria calon anggota.
5. Subsistem, cth : jumlah dan jenis seksi, sistem, segmen dan divisi.
6. Lingkungan, cth : alam dan lokasi geopolitik.


Page | 2

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Jika dilihat dari berbagai komponen ini, dapat dijelaskan beberapa kemungkinan perubahan
sosial menurut cara pandang teori sistem: (perubahan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komposisi, Cth : perpindahan penduduk dari suatu daerah
Struktur, Cth : terciptanya hubungan kerja sama
Fungsi, Cth : spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan

Batas, Cth : penggabungan beberapa kelompok sosial
Hubungan antar subsistem, Cth : pengendalian rezim atas ekonomi negara
Lingkungan, Cth : kerusakan ekologi, bencana alam

Pada kenyataan perub sosial kadang hanya terjadi pada satu jenis komponen saja, tapi tidak
tutup kemungkinan bahwa terjadi atas gabungn beberapa komponen. Yang hanya satu
komponen bersifat mempengaruhi dalam wilayah yang cukup kecil saja. Namun kalau sudah
gabungan antar beberapa komponen, dapat dalam efek yang cukup besar pula.
E. Bentuk perubahan sosial
a. Unilinear theories of evolitionperkembangan manusia dari tahap sederhana ke
bentuk yang kompleks
b. Universal theories of evolutionperkembangan tidak secara bertahap, tapi mengikuti
satu garis revolusi
c. Multilined theories of evolution  menekankan pada penelitian terhadap
perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat
1. Perubahan lambat:
 Disebut evolusi, yaitu perubahan yang memakan waktu lama dan terdiri dari
rentetan perubahan kecil-kecil yg saling mengikuti dengan lambat. Tanpa
perencanaan juga.
 Evolusi bergerak secara beriringan dengan penyesuaian diri masyarakat

terhadap kebutuhan dan keadaannya.
2. Perubahan cepat:
 Disebut revolusi, yaitu perubahan yang berlangsung secara cepat dan
perubahan tersebut menyangkut dan mengenai sendi-sendi yang pokok
kehidupan masyarakat.
 Perubahan ini bisa terencana dan tidak terencana.
 Bahkan perubahan cepat ini berangkat dari pemberontakan dan menjelma jadi
revolusi.
 Syarat revolusi dapat berjalan menurut sosiologi adalah:
- Ada ketidakpuasan terhadap apa yang terjadi, sehingga timbul
pemberontakan.
- Ada sosok yang punya jiwa kepemimpinan (berkharisma).
- Pemimpin tersebut juga harus memiliki visi dan misi konkret yang dapat
dilihat kepada masyarakat.

Page | 3

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar


Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

-

Melihat saat yang tepat, yaitu saat keadaan dan situasi serta berbagai
faktor sehingga mendukung perubahan.
3. Perubahan besar:
 Perubahan yang berpengaruh besar berarti perubahan yang berpengaruh
langsung, berarti dan mendalam, dan mengenai berbagai lembaga
kemasyarakatan. Contoh industrialisasi, demografi di Pulau Jawa.
4. Perubahan Kecil
 Tidak membawa pengaruh langsung. Misalnya perubahan mode pakaian yang
tidak akan membawa pengaruh langsung dan bersifat menyeluruh bagi
masyarakat.
F. Arus Perubahan Sosial
 Arus perubahan sosial mengacu pada perubahan order ekologis yang terjadi pada sebuah
populasi atau kelompok masyarakat berkaitan dengan peran, interaksi sosial dan budaya.
 Perubahan sosial dapat terjadi karena tak di sengaja ataupun tidak disengaja ataupun
diarahkan untuk mencapai suatu perubahan. Bagi yang mengalami perubuahan ini
adapula yang mungkin melihat perubahan yang terjadi bukan merupakan suatu progres

atau suatu kemajuan dari masyarakat yang mengalami perubahan.
 Ada 2 faktor penyebab terjadinya perubahan sosial, yaitu faktor dorongan internal
(endogenous force) dan faktor dorongan eksternal (exogenous force).
 Penyebab perubahan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri (endegenous force)
a.

b.

Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk.: bertambah dan berkurangnya
jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap struktur dalam masyarakat, terutama
lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Penemuan-penemuan baru.:
 Inovasi : proses sosial dan kebudayaan yang besar terjadi dalam kurung waktu
yang tidak terlalu lama dalam masyarakat yang meliputi penemuan baru.
Bagaimana unsur kebudayaan ini diterima, dipelajari dan dipakai dalam
masyarakat,
 Discovery : penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun gagasan
yang diciptakan oleh seorang individu atau rangkaian beberapa individu.
 Invetion :tahapan proses ketika penemuan baru itu diakui, diterima, diakui dan
diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupanya.

Discovery dapat menjadi invention jikalau masyarakat telah mengenal,
menerapkan penemuan baru itu dalam kehidupan mereka.
Page | 4

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

c.

d.

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Pertentangan atau konflik masyarakat.
 Konflik sosial yang mungkin terjadi antar individu dengan kelompok atau antar
kelompok.
 Konflik antar golongan mendorong terjadi perubahan dan penemuan baru.
 Secara historis diketahui bahwa konflik memainkan peranan penting dalam
perubahan masyarakat. Perubahan struktur, ekonomi, ataupun nilai dan norma
dalam masyarakat.

Terjadinya pemberontakan atau revolusi.
 Revolusi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam segenap lembaga
kemasyarakatan yang ada dalam masyaraikat.

 Penyebab perubahan yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri (exogenous force)
a. Peristiwa yang berkaitan dengan lingkungan alam di sekitar manusia.
 Gempa bumi, gunung meletus, banjir besar, taufan, kebakaran dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Beberapa peristiwa
itu dapat memaksa masyarakat melakukan perpindahan dan kemudian harus
penyesuaikan baru yang membawa perubahan-perubahan dalam diri masyarakat
mereka.
b. Terjadinya peperangan.
 Peperangan umumnya membawa akibat berupa perubahan yang berarti karena
negara yang menang akan memaksakan budaya mereka terhadap yang kalah.
Efek ekologi utamanya adalah keterikatan antara casual ties (korban) dan
conquest (penaklukan).
c. Pengaruh budaya masyarakat lain.
 Kontak dengan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan.
Misalnya kontak antar sosial budaya antara 2 masyarakat dapat menimbulkan
pengaruh yang searah maupun timbal balik.

 Faktor lainnya adalah Modernisasi:
 Perubahan yang timbul akibat industrialisasi, urbanisasi, dan perkembangan
keonsep negara-banga.
 Perubahan ini mencakup pergeseran penggunaan teknik sederhana menjadi
penerapan ilmu pengetahuan. (evolusi agraria-industri).
 Cultural leg : akulturasi dengan proses dan hasil yang didapat dalam waktu yang
lama dikarenakan adanya institusi sosial yang memegang erat suatu ideologi.
 Faktor pendukung perubahan sosial.
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
Page | 5

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Sistem pendidikan formal yang maju.
Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
Sistem terbuka lapisan masyarakat.
Penduduk yang heterogen.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Orientasi
hidup ke masa depan.
Nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha memperbaiki hidupnya.

 Faktor penghambat perubahan sosial.
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
2. Perkembangan pendidikan yang lambat.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat (vested interest).
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau asing atau sikap tertutup.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adat istiadat atau kebiasaa yang begitu yang begitu kokoh.

Stratifikasi Sosial
A. Pengertian Dasar Stratifikasi Sosial
 Menurut Pitirim A. Sorokin :
 Stratifikasi Sosial adalah perbedaan penduduk dalam suatu masyarakat
dalam sejumlah tingkatan atau lapisan (stratum) secara hierarkis, dari
lapisan yang tertinggi sampai lapisan yang terbawah.
 Faktor utamanya adalah
 Tidak adanya pemerataan atau keseimbangan dalam pembagian
hak, kewajiban.
 Juga terkait dengan pembagian kesejahteraan dalam masyarakat.
 Cara memperoleh kedudukan sosial dibedakan adanya 3 status sosial :
 Asribed Status (digariskan)
 Achieved Status (diusahakan)
 Assigned Status (dihadiahkan)
B. Makna stratifikasi Sosial

Page | 6

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial mengacu pada sebuah sistem, yang bertujuan untuk
meranking anggota masyarakat secara hirarkis berdasarkan atribut-atribut tertentu
seperti kekayaan, kekuasaan, dan prestige.
C. Sistem Stratifikasi Sosial :




Stratifikasi tertutup
Pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu
lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain.
Stratifikasi terbuka
Sistem stratifikasi yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk
berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu.

D. Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
 Secara sengaja, yang didasari oleh kesadaran untuk membagi kekuasaan agar
tidak terjadi kekacaubalauan dalam masyarakat (konflik, saling mengklaim
wewenang dan kekuasaan) untuk mencapai suatu tujuan bersama.
 Dengan Sendirinya, terbentuk dalam proses pertumbuhan masyarakat.
o Disebabkan oleh perkembangan struktur sosial-ekonomi/politik
masyarakat.
 Agraris tradisional: lapisan elit (tuan tanah) dan massa (petani),
berkembang menjadi masyarakat industrialisasi: lapisan
borjuis(pemilik modal) dan proletar (pekerja).
E. Dasar sistem stratifikasi sosial
 Tolok ukur stratifikasi dalam sebuah masyarakat berbeda-beda dan dapat
berubah dari waktu ke waktu. Alasannya :
o Cultural-focus dalam masyarakat: sesuatu yang sedang dianggap bernilai
karena dihargai, diminati, diinginkan oleh masyarakat.
o Stratifikasi sosial itu dipengaruhi oleh nilai yang menjadi pegangan hidup
suatu masyarakat dalam waktu tertentu.
o Contoh:
o Stratifikasi pada masyarakat tradisional didasarkan pada :
keturunan, luas pemilikan tanah, senioritas, jenis kelamin, usia,
besar keilnya jasa yang dibaktikan kepada masyarakat, kedudukan
dalam agama. Karena perkembangan zaman stratifikasi itu kini
didasarkan pada : pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan, dan
keterampilan khusus.
o Karl Marx menggunakan tolak ukur ekonomi (capital), untuk
membedakan lapisan sosial: borjuis & proletar
o Max Weber menambahkan bahwa di samping tolok ukur ekonomi, ada
juga tolok ukur politik (pengaruh) dan kehormatan seseorang (prestise).
Page | 7

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

Berdasarkan hal ini, sistem stratifikasi menurut Weber: stratifikasi
ekonomi, politik, sosial.
F. Teori Stratifikasi
 Teori Fungsionalisme (pendekatan integrasi)
 Penempatan para anggota masyarakat pada berbagai kedudukan dalam
struktur masyarakat, dengan peranan hak, kewajiban yang berbeda-beda,
dapat meningkatkan kehidupan masyarakat karena adanya usaha untuk
mengkonsentrasikan diri menurut kedudukannya masing-masing.
 Pemberian imbalan jasa (distribusi reward), yang nilainya berbeda-beda
sesuai berat-ringannya tanggung-jawab dan persyaratan yang harus diraih
untuk hal tersebut. Yang menempati posisi di atas lebih besar insentifnya
daripada yang menempati posisi di bawah.
 Teori Strukturalisme (pendekatan konflik)
 Menyatakan bahwa yang dikemukakan teori fungsionalisme itu hanya
dapat dicapai dalam struktur masyarakat yang demokratis
(ideal/sempurna), yang secara nyata memberi peluang bagi setiap
warganya untuk mencapai kedua hal yang diungkapakan teori
fungsionalisme itu.
 Pada kenyataan yang terjadi, peluang yang diharapkan tidak terwujud,
sehingga stratifikasi sosial menjadi polarisasi yang tajam antara minoritas
(kaya-kuasa) dengan mayoritas (miskin-jelata). Diantara keduanya tidak
ada lubang peluang untuk terjadinya mobilitas sosial vertikal (mengalami
kenaikan status dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi). Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya konflik antar kelas.
 Karl Marx, mengemukakan bahwa kapitalisme membagi-bagi masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang berbeda, dimana antar kelas itu dapat terjadi
konflik (kaum pekerja menuntut kesamaan hak terhadap pemilik modal).
 Teori Interaksionisme
o Sistem stratifikasi bukanlah suatu sistem yang paten atau pasti, tetapi suatu
sistem yang dihasilkan dari perilaku sehari-hari.
G. Stratifikasi Sosial Sebagai Gejala Sosial
 Kenyataan bahwa adanya pelapisan sosial dalam masyarakat merupakan gejala
sosial yang bersifat universal.
 Gejala ini dapat menjadi masalah apabila:
o Disertai dengan kesenjangan yang tajam antara kaya-kuasa dengan
miskin-jelata.

Page | 8

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

o Pelapisan tersebut tidak memungkinkan bahwa si miskin-jelata ini
mampu memperoleh perbaikan-perbaikan hidup dan juga mampu
menempati posisi si kaya-kuasa (stratifikasi sosial tertutup).
 Dalam kondisi yang demikian, sangat sulit untuk menciptakan suasana yang
diwarnai rasa setia kawan, tenggang rasa dalam masyarakat, sebaliknya yang
terjadi adalah kecemburuan sosial yang berujung pada terjadinya konflik.
 Suatu gejala umum yang didapati, bahwa stratifikasi sering didasarkan pada
lingkup ekonomi yang berhimpitan dengan lingkup kekuasaan politik.
 Dengan demikian, lapisan teratas (minoritas elite) memiliki kedudukan
yang bersifat kumulatif. Sehingga mereka dapat mengkonsentrasikan
berbagai hal yang dihargai dan diinginkan masyarakat ke dalam diri
mereka, serperti : kekuasaan, harta, pendidikan, kesehatan, penghargaan
dan harga diri, sambil meninggalkan lapisan terbawah (minoritas
masyarakat) dalam keadaan kejelataan, kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan dan kurang terhormat.
 Situasi demikian berlawanan dengan apa yang dicita-citakan dalam
kehidupan demokratis yang dapat membuka peluang bagi rakyat untuk
memperbaiki hidupnya (stratifikasi sosial terbuka), dalam arti dapat
mencapai nilai-nilai yang dihargai dan diinginkan tersebut.
 Stratifikasi sosial merupakan sarana eksistensi sosial. Usaha individu atau
kelompok tertentu untuk mewujudkan perannya dalam suatu masyarakat sesuai
dengan kedudukannya. Pada masyarakat industrial modern ditandai dengan
adanya mobilitas struktural. Hal ini merupakan eksistensi individu atau kelompok
dalam usahanya mencapai status atau posisi yang lebih tinggi dimana mereka
berusaha untuk memainkan perannya dalam masyarakat sesuai kedudukannya. Ini
juga terkait bagi individu atau kelompok yang mengalami perpindahan lokasi
(desa-kota), dimana mereka juga harus berusaha untuk menunjukan eksistensinya
sebagai “yang ada” dalam usahanya untuk memperoleh status yang baik.

 Manusia cenderung menerima posisi yang yang diberikan dalam sutu sistem
stratifikasi karena sistem itu sendiri merupakan bagian dari budaya suatu
kelompok masyarakat. Komponen budaya yang membenarkan sistem stratifikasi
dipelajari melaui proses sosialisasi, dan sistem ini umumnya dilindungai oleh
ideologi. Dalam level mikro, norma-norma yang ada dalam interaksi sehari hari,
terutama deference yaitu menghormati dan menghargai orang yang stratanya
lebih tinggi, contonya antara masyarakat dan pegawai pemerintah dan demeanor
(sikap).

Page | 9

Mata Kuliah Sosiologi Umum
Fakultas Filsafat Unpar

Perubahan Sosial & Stratifikasi Sosial

 Stratifikasi di era modern menitikberatkan pada pengelompokan berdasarkan
kemampuan ekonomi dan pendidikan, lebih jelasnya dalam bentuk spesialisasi
pekerjaan. “yang memiliki kekuatan ekonomi dan pekerjaan yang besar” akan
menempati tempat teratas pada lapisan kasta. Sedangkan yang rendah
kekuatannya hanya ditempatkan di bawah.
 Stratifikasi pada era modern menekankan beberapa element:
o modal yang mendukung pada aspek bisnis
o hubungan kedekatan emosional dan darah kadang bisa digantikan dengan
hubungan yang berlandaskan pekerjaan saja
o kepentingan bisnis menggantikan keluarga dan pertaliaan darah
o masyarakat rural yang miskin memilih jadi kaum urban
o meningkatnya kesetaraan dalam hukum dan kesempatan
 Sehingga pada masa kini Stratifikasinya menjadi :
o Kelas profesional
o Kelas sub-profesional
o Kelas buruh
 Stratifikasi dan Kemiskinan, dengan adanya pembedaan kelas akan terlihat
perbedaan antar satu kelompok dengan kelompok yang lain. Ada suatu jurang
yang memisahkan, ditambah pula adanya spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan
yang akan menciptakan kemiskinan bagi mereka yang tidak mempunyai keahlian
dan spesialisasi. Arus globalisasi menuntut adanya hal-hal tersebut, apabila halhal tersebut tidak dapat dipernuhi, keuntungan yang diperoleh melalui arus
globalisasi tidak dinikmati secara merata. Ketidak-merataan keuntungan yang
diperoleh tersebut menyebabkan terjadinya kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Page | 10