Pro dan Kontra Globalisasi pdf

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Pro dan Kontra Globalisasi

EKOJI999 Nomor

425, 7 November 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.

Dari penjelasan di atas, sudah terdapat hal-hal yang baik dan hal-hal yang kurang
baik mengenai globalisasi dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Pandangan
dan debat antara yang pro dan yang kontra globalisasi masih terus berlangsung
dengan argumentasi masing-masing. Untuk memahami beberapa pandangan dari
mereka, ada baiknya pendapat dari dua kubu tersebut dikutib dan dicatat sebagai
berikut.
Pandangan Yang Pro Globalisasi

Mungkin pandangan dari kubu ini dapat diwakili oleh Thomas Friedman yang
menulis buku best-selling berjudul The Lexus and the Olive Tree (LOT). Thomas
Friedman adalah seorang kolumnis mengenai peristiwa internasional dari New
York Time, yang karena bukunya tersebut, sering kali dikira sebagai yang
berwenang membicarakan mengenai globalisasi. Thomas Friedman dikenal
sebagai salah satu orang yang getol mengkritik gerakan sosial baru yang anti
globalisasi. Thomas Friedman, sampai April 2002, telah memenangkan tiga
Pulitzer Prize. Beberapa pokok pandangan dari Thomas Friedman yang dimuat
dalam LOT tersebut, antara lain menyebutkan bahwa :
 Kebenaran fundamental mengenai globalisasi adalah bahwa globalisasi itu
timbul dari bawah, dari tingkat jalanan, dari dasar jiwa setiap orang, dan
dari aspirasi terdalam mereka. Globalisasi adalah produk dari
demokratisasi di bidang keuangan, teknologi, dan informasi, tetapi yang
mendorong ketiganya adalah keinginan dasar setiap manusia yaitu
kehidupan yang lebih baik, kehidupan dengan pilihan lebih banyak
mengenai apa yang dimakan, apa yang dipakai, dimana bertempat tinggal,
kemana bepergian, bagaimana bekerja, apa yang dibaca, apa yang ditulis,
dan apa yang dipelajari.
 Globalisasi meningkatkan perkembangan ekonomi dan neoliberalisme
adalah satu-satunya bentuk globalisasi, yang justru menguntungkan negaranegara miskin.

 Pengembangan teknologi informasi dan peralatan serta praktek keuangan,
kekuatan-kekuatan yang mendorong globalisasi, telah membuat kapitalis
global bersifat egaliter dan demokratis.
 Orang dapat berbicara mengenai alternatif terhadap pasar bebas dan
integrasi global dan mereka dapat menuntut alternatif, mereka bahkan
bersikukuh pada jalan ke tiga, tetapi sampai sekarang, jalan lain itu tidak
ada.
Beberapa slogan yang dicanangkan oleh kelompok yang pro globalisasi ini antara
lain ialah :
 Aliran investasi global lebih tinggi dari selama ini.
 Globalisasi memegang kunci untuk mengakhiri kemiskinan dunia.
 Perdagangan bebas membantu negara sedang berkembang untuk menyusul.
HALAMAN 1 DARI 3



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI








PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Pertumbuhan itu baik untuk yang miskin.
Pemrotes perdagangan bebas ’memerangi musuh yang salah alamat’
Multinasional adalah kekuatan yang positif.
Globalisasi menawarkan jalan keluar dari kemiskinan.
Perdagangan dunia adalah tenaga pendorong pertumbuhan.

Pandangan Yang Anti Globalisasi
Sebaliknya para pendukung anti globalisasi menganggap bahwa para pendukung
globalisasi umumnya menghindari analisis kuantitatif yang seimbang dan
komprehensif mengenai kemajuan ekonomi dan kesejahteraan manusia di negaranegara yang sedang berkembang sejak berkembangnya globalisasi. Tindakan
menghindar tersebut jelas kelihatan, karena pemaparan angka-angka statistik
perkembangan ekonomi dan indikator kesejahteraan penduduk sejak tahun 1980

di negara-negara yang belum atau sedang berkembang akan menggagalkan
argumentasi mereka sendiri. Globalisasi memang meningkatkan akses
perdagangan dari negara-negara maju ke pasar negara-negara yang sedang
b e r k e m b a n g , t e t a p i t i d a k b e r l a k u s e b a l i k n y a , k a re n a n e g a r a y a n g s e d a n g
berkembang belum cukup siap dalam permodalan, teknologi produksi, pemasaran
dan sebagainya. Jadi negara kaya bertambah kaya dan negara miskin bertambah
miskin. Khusus mengenai LOT dari Thomas Friedman,
beberapa kritik telah
disampaikan, antara lain ialah :
 Referensi yang digunakan Thomas Friedman bukanlah literatur ilmiah yang
bergengsi di bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi majalah seperti The
Economist yang nota bene dimiliki oleh korporasi raksasa. Argumentasi
Thomas Friedman tidak disertai dengan catatan kaki, grafik, dan statistik,
tetapi semata-mata oleh argumentasi kualitatif yang tidak meyakinkan.
 Argumentasi Thomas Friedman sangat berat sebelah dan bukunya hanya
sekedar semacam who’s who mengenai kapitalisme global.
 Sifat egaliter dan demokratis dari kapitalisme global hanyalah merupakan
fantasi Thomas Friedman belaka karena statistik tidak mendukung
pendapat itu. Sesuai dengan data Federal Reserve, pada tahun 1998, 10%
orang terkaya Amerika memiliki lebih dari 82% stock, 86% bond dan 91%

dari aset bisnis. Untuk daerah-daerah tertentu, kurang dari 0,5% orang
terkaya memiliki lebih dari 31% stock, hampir 32% bond, dan hampir 55%
dari aset bisnis. Menurut statistik, penduduk dunia yang hidup di negaranegara yang paling kaya, menerima pendapatan 74 kali lebih banyak dari
20% penduduk termiskin. Angka ini lebih buruk dibandingkan dengan data
tahun 1990, dimana perbandingan masih 60 : 1 dan 30:1 pada tahun 1960.
 Pemujaan Thomas Friedman terhadap kebebasan dan demokrasi secara
implisit disangkal sendiri dengan mengatakan bahwa : ’Tangan pasar yang
tidak kelihatan tidak akan bekerja tanpa tinju yang tidak kelihatan dan
tinju yang tidak kelihatan ini yang menjaga teknologi Silicon Valley adalah
Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Marinir Amerika’.
 Argumentasi Thomas Friedman untuk mengkritik penentangnya sangatlah
dangkal seperti berikut ini : 1) neoliberalisme adalah satu-satunya bentuk
globalisasi, 2) globalisasi mendorong pertumbuhan ekonomi, 3)
pertumbuhan ekonomi dan tetesan-kebawah adalah satu-satunya cara
membantu negara yang miskin, 4) oleh karena itu neoliberlisme adalah
teman terbaik yang dimiliki negara-negara miskin dan siapa yang
menentang neoliberalisme, berarti menyetujui kemiskinan global.
HALAMAN 2 DARI 3




(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Para pendukung anti globalisasi atau sebetulnya lebih tepat dinamakan anti
pengaruh buruk globalisasi adalah para aktivis, lembaga swadaya masyarakat,
dan elemen lain yang merupakan gerakan masyarakat sipil yang tumbuh dan
berkembang. Gerakan-gerakan ini secara aktif melancarkan usulan-usulan yang
penting untuk meningkatkan dan menjaga dunia yang lebih lestari, egaliter, dan
demokratis.

--- akhir dokumen ---

HALAMAN 3 DARI 3




(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013