Kerusakan dan Ancaman Terumbu Karang

2.3. Kerusakan / Ancaman Terumbu Karang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang
terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar
60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu
karang pertama di dunia. Namun di Indonesia pula kerusakan terumbu karang
meningkat secara pesat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan nilai penting
sumber daya ekosistem terumbu karang baik segi ekonomi, sosial maupun budaya.
Selain itu hampir tidak ada pengelolaan sumber daya ekosistem terumbu karang.
Walaupun telah ada peraturan perundang-undangan yang menyangkut pemanfaatan
dan pelestarian sumber daya ekosistem terumbu karang, penegakan hukum yang
terjadi masih sangat lemah. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya
sekitar 6,2%. Ancaman utama yang tercatat adalah pembangunan daerah pesisir,,
polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan sumber
daya berlebih), destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan
pemutihan karang (coral bleaching) akibat pemanasan global.
Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap terumbu karang semakin
bervariasi dan juga semakin meningkat secara kuantitas maupun kualitas. Kejadian
gempa bumi yang melanda lautan Indonesia pada tahun 2004 juga mengakibatkan
kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari perubahan iklim
juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang Meskipun faktanya
kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on

International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju
eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penangannnya.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang :


Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari laut



Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu
sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang



Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut



Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian

tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya
akan terbuang ke laut juga



Penggunaan sumber daya secara terus menerus oleh masayrakat pesisir



Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.



Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella



Penambangan




Pembangunan industri yang tidak terkendali di kawasan pesisir



Reklamasi pantai



Polusi



Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan.

Dari analisis diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di
sepanjang pesisir, sebuah bahaya yang sangat besar terhadap masa depan terumbu
karang. Peningkatan kebutuhan pangan, komersialisasi aktivitas perikanan, dan krisis
ekonomi global akan berujung pada penangkapan berlebih dan penurunan stok

perikanan terutama di negara-negara miskin. Berbagai upaya, baik rencana jangka
pendek maupun jangka panjang, telah dirancang oleh para ahli serta dilaksanakan
untuk menyelamatkan ekosistem terumbu karang. Pemerintah Indonesia pun telah
mengambil langkah-langkah penting dalam upaya penyelamatan ekosistem terumbu
karang antara lain melalui program COREMAP.

DAPUS
Anonim. 2008. Tentang Terumbu Karang. http://www.goblue.or.id/tentang-terumbukarang (diakses pada tanggal 13 Maret 2012 pukul 14.00 WIB)
Anonim 2010. Tentang Terumbu Karang. http://www.coremap.or.id/tentang_karang/
(diakses pada tanggal 13 Maret 2012 pukul 14.35 WIB)