Zakat, Jiriaharajh Meiza86 | Dua makna hidup " Bersyukur dan Berusaha" zakat jiriah karajh

ZAKAT, PAJAK, & NEGARA
MAIZA FIKRI, ST, M.M
Universitas Bina Darma Palembang
maizafikri@rocketmail.com
Meiza 86

Pajak Pada Masa Islam Klasik

1.
2.
3.
4.

Jizyah
Kharaj
Ghanimah
Bea cukai dan pungutan

1. Jizyah
• Jizyah adalah pajak yang dipungut oleh negara
Islam dari rakyat nonmuslim yang membuat

perjanjian dengan penguasa Islam, yang dengan
membayar pajak itu mereka mendapat jaminan
perlindungan dari negara yang bersangkutan
• Dasar hukum: At Taubah ayat 29
▫ Perangilah orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa
yang telah diharamkan Allah dan RasulNya dan
tidak beragama dengan agama yang benar, (yaitu
orang-orang mereka) yang diberikan Al Kitab
kepada mereka sampai mereka membayar jizyah
dengan patuh sedang mereka dalam keadaan
tunduk.

• Hanya untuk golongan zimmi

Zimmi dalam Jizyah
• Zimmi adalah orang nonmuslim yang tidak
memerangi Islam
• Yang termasuk zimmi dalam pelaksanaan

pembayaran jizyah adalah:
▫ Hanya golongan ahl al kitab (golongan
Yahudi di Jarba’ dan Adrus, perbatasan
Suriah, dan Nasrani di Najran, Yaman
Utara, HR Ibnu Jarir at Tabari)
▫ Tidak hanya golongan ahl al kitab (golongan
Majusi Bahrein, HR Ibnu Jarir at Tabari)

Pemungutan Jizyah
• Kepada kelompok orang nonmuslim yang
tinggal di luar negara Islam yang
memohon perlindungan dari negara Islam
• Kepada orang nonmuslim individu yang
menetap di wilayah kekuasaan Islam

Cont’d
• Pemungutan jizyah berakhir apabila
orang nonmuslim tsb masuk Islam atau
meninggal dunia


2. Kharaj
• Kharaj adalah pajak yang dikenakan atas
tanah yang ditaklukan oleh pasukan Islam
• Berasal dari ganimah
• Berubah menjadi kharaj pada masa Umar
bin Khattab dengan tidak membagibagikan tanah rampasan perang (tanah
Sawad di Irak) kepada pasukan, tetapi
membiarkan tanah pada pemiliknya
dengan memungut pajak (kharaj) untuk
kepentingan umum.
• Didirikan Diwan al-Kharaj untuk
menertibkan administrasi kharaj

Bentuk Pembayaran Kharaj
• Pada tanah di wilayah yang penduduknya
telah mengikat janji dengan Islam yaitu
melepaskan hak atas tanah

 Tanah tidak dapat dijual
 Dibebankan pajak dalam bentuk sewa atas tanah

tsb

• Pada tanah di wilayah yang penduduknya
telah mengikat janji dengan Islam yaitu
penguasaan atas tanah tetap dimiliki oleh
pemiliknya semula
 Tanah dapat dijual
 Kharaj yang dikenakan berbentuk jizyah yang
akan berakhir setelah ybs masuk Islam

Persamaan Jizyah dan Kharaj
• Keduanya dibebankan kepada orang
nonmuslim
• Keduanya berasal dari rampasan perang
• Diwajibkan setahun sekali

Perbedaan Jizyah dan Kharaj
Jizyah

Kharaj


Ditetapkan berdasarkan nash al
Qur’an (at Taubah: 29)

Ditetapkan berdasarkan ijtihad

Batas minimal ditetapkan
berdasarkan syara’ (Hadis Muaz
bin Jabal: 1 dinar per tahun ut
setiap orang yg sudah baligh)
Batas maksimal ditetapkan
berdasarkan ijtihad

Batas minimal dan maksimal
ditetapkan berdasarkan ijtihad

Kewajiban membayar jizyah gugur
setelah masuk Islam

Kewajiban membayar kharaj tidak

gugur dengan masuknya pemilik
tanah ke dalam Islam

Cara Pemungutan Kharaj
• Kharaj Muqaasamah (bagi hasil)

▫ Dipungut setiap kali panen
▫ Porsinya ditetapkan (ijtihad), seperti setengah
atau sepertiga atau 10% dari hasil panen

• Kharaj Wazifah (tetap)

▫ Dipungut setelah lewat satu tahun
▫ Besarnya berbeda-beda menurut hasilnya,
seperti:
 Kebun kurma, 10 dirham setiap jarib (+60 hasta)
 Kebun tebu, 6 dirham setiap jarib
 etc

Faktor Pertimbangan dalam

Membayar Kharaj

• Mutu tanah yang mempengaruhi hasil
panen
• Jenis panen
• Bentuk irigasi

3. Ganimah
• Ganimah adalah harta rampasan perang
yang diperoleh dari musuh Islam melalui
peperangan dan pertempuran yang
pembagiannya diatur oleh agama
• Al Anfal ayat 41
▫ Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai rampasan
perang, maka sesungguhnya seperlima
untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil

Bentuk Ganimah

1. Nafal adalah harta rampasan perang
yang diberikan oleh imam secara khusus
untuk tentara tertentu sebagai dorongan
kepadanya agar aktif bertempur
2. Salab adalah perlengkapan perang yang
berhasil dirampas tentara Islam dari
prajurit musuh yang dibunuhnya
3. Fai’ adalah harta yang diperoleh dari
musuh tanpa terjadi pertempuran

Tata Cara Pembagian Ganimah
• Seperlima bagian untuk Allah swt dan
Rasulullah, kerabat Rasulullah (Bani
Hasyim dan bani Muttalib), anak yatim,
orang miskin, dan ibnu sabil
• Empat per lima untuk para tentara

4. Bea Cukai dan Pungutan
• Pemungutan pajak yang dilakukan oleh
Umar kepada para pedagang Muslim,

Zimmi, dan Harbi

Zakat dan Pajak

Persamaan Zakat dan Pajak
• Sifatnya memaksa  kewajiban
• Tujuan  meningkatkan kesejahteraan

Perbedaan Zakat dan Pajak
Keterangan

Zakat

Pajak

Dasar hukum

Al-Qur’an, hadits, ijtihad

Peraturan perundangundangan


Aspek

Religius

Kebijakan ekonomi

Subyek

Hanya orang Islam dg syarat
tertentu

Semua orang dg syarat
tertentu

Penerima

Mustahiq

Semua orang


Sifat

Abadi, universal

Dapat berubah, tidak
universal

Sanksi

Dosa  akhirat

Denda  duniawi

Zakat dan Pajak dalam
Peraturan Perundang• UU No. 38 Th. 1999 ttg Pengelolaan Zakat
undangan
Pasal 14 ayat (3)

“Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil
zakat atau lembaga amil zakat dikurangkan dari
laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak
yang bersangkutan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”

• UU No. 36 Th. 2008 ttg Perubahan Keempat
Atas UU No. 7 Th. 1983 ttg Pajak Penghasilan
• PP 60 Th. 2010 ttg Zakat Atau Sumbangan
Keagamaan Yang Sifatnya Wajib Yang Dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

UU No. 36 Thn. 2008
Subjek Pajak
1. (1) orang pribadi; dan (2) warisan yang
belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak
2. badan
3. bentuk usaha tetap

Subjek Pajak (Wilayah)
1.

a.

Subjek pajak dalam negeri adalah:

b.
1)
2)
3)
4)

c.

orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia
dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;
badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi
kriteria:
pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan;
pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara atau AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah;
penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah; dan
pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara; dan

warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.

Cont’d
2. Subjek pajak luar negeri adalah:
a.

b.

orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di
Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.

Bentuk Usaha Tetap
• Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat
tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh
tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan,
dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

tempat kedudukan manajemen;
cabang perusahaan;
kantor perwakilan;
gedung kantor;
pabrik;
bengkel;
gudang;

Bentuk Usaha Tetap
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

ruang untuk promosi dan penjualan;
pertambangan dan penggalian sumber alam;
wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;
perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan;
proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;
pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang
lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
orang atau badan yang bertindak selaku agen yang
kedudukannya tidak bebas;
agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima
premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan
komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang
dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi
elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Pasal 9 ayat (1) huruf g UU No.
36 Thn. 2008
1) Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

g. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan,
dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i
sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima
oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah

Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b
UU No. 36 Thn. 2008
Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
a. 1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat
yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah
2. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;
b. warisan;

Pasal 6 ayat (1) huruf i s/d m
UU No. 36 Thn. 2008

• Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:
i.

sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;
j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan
yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah;
k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah; dan
m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

PP No. 60 Th. 2010
Pasal 1
• (1) Zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi:
a.
zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang
pribadi pemeluk agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak badan dalam
negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemerintah; atau
b.
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi Wajib Pajak orang
pribadi pemeluk agama selain agama Islam dan/atau oleh Wajib Pajak
badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama
Islam, yang diakui di Indonesia yang dibayarkan kepada lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
• (2) Zakat atau sumbangan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa uang atau yang disetarakan dengan uang.
Pasal 2
• Apabila pengeluaran untuk zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya
wajib tidak dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat,
atau lembaga keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
maka pengeluaran tersebut tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Zakat dan Negara

Zakat dan Negara
• Keuntungan zakat dikelola oleh negara:
▫ Muzakki lebih disiplin dalam membayar
zakat
▫ Perasaan fakir miskin (mustahiq) lebih
terjaga
▫ Distribusi zakat lebih merata
▫ Lebih tepat sasaran

Konsep Pembangunan Menurut
Khurshid Ahmad

• Tauhid (Keesaan dan kemahakuasaan
Tuhan)
• Rububiyyah (Rencana Allah untuk
menyuburkan, memelihara, dan
mengarahkan setiap sesuatu kepada
kesempurnaannya)
• Khilafa (Peranan manusia sebagai khalifat
Allah di dunia)
• Tazkiyah (Pensucian dan pertumbuhan)

Kesimpulan
• Negara memiliki peran yang sangat besar
dalam pengelolaan zakat karena sifatnya
yang tidak sementara, tetapi untuk
menimbulkan keberlanjutan
pembangunan (sustainable development)

Terima Kasih
Wassalam