Perkembangan sosial dan Perkembangan bah (2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkahn-Nya kami dapat
menyeleseikan Makalah Pekembangan Peserta Didik yang berjudul Perkembangan Sosial. Makalah ini
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah perkembangan peserte didik. Dalam makalah ini disediakan
secara ringkas, untuk memudahkan pembaca dalam memahami makalah ini. Pengertian, karakteristik,
faktor-faktor, pengaruh, upaya perkembangan perkembangan sosial serta perkembangan fsikososial,
kami susun dalam makalah ini untuk menambah wawasan pembaca. Diharapkan dengan penyusunan
makalah ini pembaca dapat giat belajar lagi. Kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan untuk generasi yang akan datang.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna kritik saran yang membangun kami harapakan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 13 februari 2014
Penyususn

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
Perkembangan Sosial

1


DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang.........................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................................
Tujuan ......................................................................................................................
Ruang Lingkup........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial...........................................................
B. Karakteristik Perkembangan Sosial.........................................................................
C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial.................................................
1. Keluaraga ..........................................................................................................
2. Kematangan.......................................................................................................
3. Status Sosial Ekonomi.......................................................................................

4. Pendidikan.........................................................................................................
5. Kapasitas Mental...............................................................................................
D. Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku........................................
E. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Sosial...................................................
F. Perkembangan Fsikososial......................................................................................
G. Upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelengaraan
pendidikan ...............................................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Simpulan..................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat
dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama
peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan
sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Perkembangan Sosial


2

Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat
itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak
mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang
mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami
orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau
perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya
atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang
menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah,
berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku
tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lainlain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.
Masa dewasa, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak
perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya
berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang
telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan
jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud perkembangan hubungan sosial?
2. Bagaimana karakteristik perkembangan sosial remaja?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku?
5. Bagaimana perbedaan individu dalam perkembangan sosial?
6. Apa yang dimaksud perkembangan fsikososial?
Perkembangan Sosial

3

7. Apa yang dimaksud upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya
dalam Penyelengaraan pendidikan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud perkembangan hubungan sosial
2. Dapat memehami karakteristik perkembangan sosial remaja
3. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial
4. Dapat memahami pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku
5. Dapat memahami perbedaan individu dalam perkembangan sosial
6. Dapat mengetuhui tentang perkembangan fsikososial
7. Dapat mengetuhui tentang upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan
Implikasinya dalam Penyelengaraan pendidikan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada makalah ini membahas tentang diantaranya : pengertian
Perkembangan Hubungan Sosial, Karakteristik Perkembangan Sosial, Pengaruh
Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku, Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Sosial, Perkembangan Fsikososial, Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosil
diantaranya Keluaraga, Kematangan, Status Sosial Ekonomi, pendidikan dan kapasitas
mental, serta Upaya pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam
Penyelengaraan pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN


A. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
Perkembangan Sosial

4

Beberapa teori tentang perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa
manusia tumbuh dan berkeembang dari masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa
langkah dan jenjang . kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada
dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses
integrasi dan interaksi ini factor intelektual dan emosional mengambil peranan penting.
Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak- anak sebagai insan
yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam di dalam lingkungan . lingkungan ini
dapat di bedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social
memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan ,
terutama kehidupan sosio- psikologi. Manusia sebagai makhluk social , senantiasa
berhungan dengan sesame manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses
penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan social, bagaimana seharusnya seseorang
hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok masyarakat
luas. Interaksi seseorang dengan manusia lain diawali sejak saat bayi lahir, dengan cara

yang amat sederhana. Sepanjang kehidupannya pola aktivitas social anak mulai terbentuk.
Menurut piaget interaksi social seorang anak pada tahun pertama sangat terbatas, terutama
hanya dengan ibunya. Perilaku seorang anak tersebut berpusat pada akunya atau
egocentric dan hampir keseluruhan perilakunya berpusat pada dirinya. Bayi belum banyak
memperhatikan lingkungannya; dengan demikian apabila kebutuhan dirinya telah
terpenuhi , bayi itu tidak peduli lagi terhadap lingkungannya, sisa waktu hidupnya di
gunakan untuk tidur. Pada tahun kedua, anak sudah belajar kata “tidak “dan sudah belajar
menolak” lingkungan , seperti mengatakan” tidak mau ini “ ,” tidak mau itu” , “ tidak
pergi “ dan semacamnya. Anak telah mulai mereaksi lingkungan secara aktif, ia telah
belajar membeakan dirinya daripada orang lain, perilaku emosionalnya telah mulai
berkembang dan lebih berperan. Perkenalan dan pergaulan dengan manusia lain segera
menjadi semakin luas.; ia mengenal kedua orang tuanya. Anggota keluarganya, teman
bermain sebaya, dan teman- teman sekolahnya. Pada umur –umur selanjutnya , sejak anak
mulai belajar di sekolah , mereka mulai belajar mengembangkan interaksi social dengan
belajar menerima pandangan kelompok ( masyarakat ), memahami tanggung jawab, dan
berbagai pengertian dengan orang lain. Menginjak masa remaja , interaksi dan pengenalan
Perkembangan Sosial

5


atau pergaulan dengan teman sebaya terutama lawan jenis menjadi semakin penting. Pada
akhirnya pergaulan sesame manusia menjadi suatu kebutuhan.
Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan orang lain ini telah mulai dirasakan
sejak anak berumur enam bulan, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai
mengenal dan mampu membedakan arti senyum dn perilaku social yang lain., seperti
marah, ( tidak senang mendengar suara keras ) dan kasih saying. Akhirnya setiap orang
menyadari bahwa manusia itu saling membutuhkan. Dapat dimengerti bahwa hubungan
social ( sosialisasi ) merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan.
Hubungan social dimulai dari tingkat sederhana dan terbatas , yang di dasari oleh
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur , kebutuhan manusia
menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan social juga berkembang
menjadi amat kompleks . pada jenjang perkembangan remaja , seorang remaja bukan saja
memerlukan orang lain demi untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung
maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan social adalah berkembannya
tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup
manusia.
B. Karakteristik perkembangn social remaja
Remaja adalah tingkat perkembangn anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Pada jenjang ini , kebutuhan remaja telah cukup kompleks , cakrawala interaksi
social dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap

lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya.
Remaja menghadapi berbagai lingkungan , bukan saja bergaul dengn berbagai kelompok
umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok
remaja, kelompok anak- anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan
dengan sesame remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit,
karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga terselip
pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hiidup.
Kehidupan social pada jemjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi
intelektual dan emosional. Seseorang remaja dpat mengalami sikap hubungan social yang
bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau
Perkembangan Sosial

6

peristiwa ini oleh Erik Erickson (dalam lefton, 1982: 281 ) dinyatakan bahwa anak telah
dapat mengalami krisis identitas. Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri
seseoranng adalah sesuatu yang kompleks . konsep diri anak tidak hanya terbentuk dari
bagaimana orang lain percaya tentang keberadaan dirinya.Erickson mengemukakan
bahwa perkembanngan anak sampai jenjang dewasa melalui 8 ( delapan ) tahap dan

perkembangan remaj ini berada pada tahap keenam dan ketujuh, yaitu masa anak ingin
menemukan jati dirinya dan memilih kawan akrabnya. Seringkali anak menemukan jati
dirinya sesuai dengan atau berdasarkan pada situasi kehidupan yang mereka alami.
Banyak remaja yang sangat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati
dirinya. Dalam hal ini Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang
seseorang didorong oleh pengaruh sosiokultural. Tidak seperti halnya pandangan Freud,
kehidupan social remaja ( pergaulan dengan sesame remaja terutama dengan lawan jenis )
didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual. Semua prilaku social didorong
oleh kepentingan seksual.
Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok
kecil maupun kelompok besar. Dalam menentukan pilihan kelompok yang diikuti,
didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, social ekonomi, minat dan kesamaan
bakat, dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah
yang umum di hadapi oleh remaja dan paling rumit adalah factor penyesuaian diri. Di
dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat, masing- masing individu
bersaing untuk tampil menonjol, memperlihatkan dirinya. Oleh karena itu, sering terjadi
perpecahan dalam kelompok ttersebut yang di sebabkan oleh menonjolnya kepentingan
pribadi setiap orang. Tetapi sebaliknya didalam kelompok itu terbentuk suatu persatuan
yang kokoh, yang di ikat oleh norma kelompok yang telah disepakati.
Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar

berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi aturan kelompok. Sekalipun dalam halhal tertentu tindakan suatu kelompok kurang memperhatikan norma umum yang berlaku
didalam masyarakat, karena yang lebih diperhatikan adalah keutuhan kelompoknya.
Didalam mempertahankan dan melawan “serangan “ kelompok lsin, lebih dijiwai
keutuhsn kelompoknya tanpa memperdulikan objektifitas kebenaran.
Penyesuaian diri didalam kelompok kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan
berbeda jenis sekalipun, tetapi menjadi permasalahan yang cukup berat. Didalam proses
Perkembangan Sosial

7

penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan emosional mempunyai pengaruh yang
sangat kuat. Saling pengertian akan kekurangan masing- masing dan upaya menahan
sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya, diperlukan indakan
intelektual yang tepat dan kemampuan menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam
hal hubungan social yang lebih khusus, yang mengarah ke pemilihan pasangan hidup,
pertimbangan factor agama dan suku sering menjadi masalah yang sangat rumit.
Pertimbangan maslah agama dan suku ini bukan saja menjadi keoentingan masingmasing individu ysng bersangkutan, tetapi dapat menyangkut kepentingan keluarga dan
kelompok yang lebih besar ( sesame agama atau sesame suku ).
C. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social
Perkembangan sisial manusia dipengaruhi oleh beberapa

factor,

yaitu

keluarga,kematangan anak, status social ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan
kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspaek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan
tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi
anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan
demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan
diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam social, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosiaonal. Di samping itu, kemampuan
berbahasa ikut pula menentukan.
Denagn demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya
dengan baik.
3. Status social
Kehidupan social banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan social
keluarga dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi dipandang dalam konteksnya yang utuh
dalam keluarga anak tersebut,”ia anak siapa “. Secara tidak langsung dalam pergaulan
Perkembangan Sosial

8

social anak, masyarakat dan kelompoknya akan memperhitungkan norma yang
berlaku di dalam masyarakat.
Dari pihak anak itu sendiri, perilaku akan banyak memperhatikan kondisi
normative yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan hal itu,
dalam kehidupan social anak akan senantiasa “ menjaga” status social dan ekonomi
keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status social keluarganya “ itu
mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan social yang tidak tepat. Hal in
I dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat
lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan
sebagai proses pengoprasian ilmu yang normative, akan memberi warna kehidupan
social anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan dating.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi
oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku
yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar dikelembagaan
pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan
dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional ) dan norma
kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara
terperogram dengan tujuan untuk membentuk perilaku kehidupan bermastarakat dan
bernegara.
5. Kapasitas mental : emosi,dan intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi, berpengaruh sekali
terhadap perkembangan social anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi
akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual
tinggi, kemapuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan social anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal
utama dalam kehidupan social dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja
yang berkemampuan intelektual tinggi.
Pada kasus tertentu, seorang jenius atau superior sukar untuk bergaul dengan
kelompok sebaya, Karena pemahaman mereka telah setinggi dengan kelompok umur
Perkembangan Sosial

9

yang lebih tinggi. Sebaliknya kelompok yang lebih tinggi ( dewasa) tepat
“menganggap dan memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
D. Pengaruh perkembangan social terhadap tingkah laku
Dalam perkembangan social para remaja dapat memikirkan perihal dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah ke penilaian diri dan
kritik dari hasil pergaulan dengan orang lain. Hasil penilaian tentang dirinya tidak selalu
diketahui oleh orang lain, bahkan sering terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan
atau merahasiakannya. Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering
tidak sepenuhnya diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep
dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari-hari.
Pikiran remaj sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan
sikaf kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk orang tuanya. Setiap pendapat orang
lain dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis ini juga
ditunjukan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga
tata cara, adat istiadat yang berlaku dilingkungan keluarga sering terasa terjadi/ada
pertentangan dengan sikap kritis yang tampak pada perilakunya.
Kemampuan abstraksi menimbulkan kemampuan mempermasalahkan kenyataan
dengan peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya.
Situasi ini, (yang diakibatkan kemampuan abstraksi ) akhirnya dapat menimbulkan
perasaan tidak puas dan putus asa.
E. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Sosial
Sesuai dengan teori komprehensif tentang perkembangan sosial yang dikembangkan oleh
Erickson, dinyatakan bahwa manusia (anak) hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan
kehidupan masyarakat menyediakan segala hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai minat,
kemampuan, dan latar belakang kehidupan budayanya maka berkembang kelompok-kelompok
sosial yang beranekaragam.
F. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan pemahaman
seorang individu atas situasi sosial dilingkungannya. Psikososial berkaitan dengan kemampuan
seorang anak melepaskan diri dari ibu atau orang penting didekatnya dan melakukan tugas-tugas

Perkembangan Sosial

10

yang diberikan secara mandiri. Sedangkan kelainan psikososial adalah kelainan-kelainan yang
berhubungan dengan fungsi emosi, dan perhatian sekitarnya.
Beberapa penyimpangan atau kelainan perilaku yang muncul berkaitan dengan fungsi-fungsi
ini antara lain :
1. Gangguan emosi
Gangguan emosi tampak melalui perilaku ekstrem seperti terlalu agresif, terlalu mearik
diri, berteriak, diam seribu bahasa, terlalu gembira atau terlalu sedih. Perilaku ekstrem ini
muncul dalam tempo yang tidak sebentar dan dalam situasi yang tidak tepat.

2. Gangguan perhatian
Gangguan perhatian tampak sebagai kesulitan seorang anak dalam memberikan perhatian
sebagai objek disekitarnya, sekalipun dalam waktu yang tidak lama, terutama hiperaktif, sulit
memusatkan perhatian dan autism. Secara sekilas, penyansang gangguan ini dapat terlihat
seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau
bahkan perilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut
dapat timbul secara bersamaan, sehingga dapat dikatakan bahwa anak-anak memiliki
gangguan perhatian ini termasuk memiliki gangguan yang kompleks.
G. Upaya

Pengembangan

Hubungan

Sosial

Remaja

dan

Implikasinya

dalam

Penyelenggaraan Pendidikan
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsangan
kepada mereka ke arah perilaku yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak. Kelompok
olahraga, koperasi, kesenian, dan semacamnya dibawah asuhan para pendidik disekolah atau para
tokoh masyarakat didalam kehidupan masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus didalam
sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, bakti karya, kelompok-kelompok belajar
dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini hendaknya dikembangluaskan.

Perkembangan Sosial

11

BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Manusia tumbuh dan berkembang di alam di dalam lingkungan . lingkungan ini
dapat di bedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan social
memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagai aspek kehidupan, terutama
kehidupan sosio- psikologi. Manusia sebagai makhluk social, senantiasa berhungan
dengan sesame manusia.
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai
memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma
yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai
lingkungan , bukan saja bergaul dengn berbagai kelompok umur.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial yitu
keluarga, kematangan status sosial pendidikan dan kapasitas mental.
Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak sepenuhnya
diterima, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep dirinya yang
tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari-hari.
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan
pemahaman seorang individu atas situasi sosial dilingkungannya.
Khusus didalam sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, bakti karya,
kelompok-kelompok belajar dibawah asuhan para guru pembimbing kegiatan ini
hendaknya dikembangluaskan.
B. Saran
Dalam mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau meteri
yang bersangkutan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas untuk
memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah.
Selain itu untuk dapat lebih memahami apa yang tersaji dalam makalah ini alangkah
baiknya bila di barengi dengan melakukan penelitian sederhana tentang perkembangan
sosial.

Perkembangan Sosial

12

DAFTAR PUSTAKA
Suhada Idad dan Gunawan Heri,Perkembangan Peserta Didik Bandung : Insan Mandiri
Sunarto, Hartono Agung.1995.Perkembangan peserta didik Jakarta : Rineka cipta.
Syah, Muhibbin . 1995. Fsikologi Pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya
Yusuf Syamsu.2011.Perkembangan Peserta Didik .Jakarta : Raja Grafindo Persada

Perkembangan Sosial

13