Metabolisme asam urat dan manifestasi kl

LO 3.4 Manifestasi Klinis
a. Stadium gout arthritis akut
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apaapa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat
monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan
gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada
MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi
lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut, dan siku. Faktor pencetus serangan akut antara lain
berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian
obat diuretik dan lain-lain. (Sudoyo, 2009)
b. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda radang akut, namun
pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan
masih terus berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Keadaan ini dapat terjadi satu atau beberapa
kali pertahun, atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Apabila tanpa penanganan
yang baik, keadaan interkritik akan berlanjt menjadi stadium menahun dengan pembentukan
tofi. (Sudoyo, 2009)
c. Stadium Gout arthritis menahun
Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya sendiri (self
medication). Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat secara teratur pada dokter.
Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan poliartikular. Tofi ini sering

pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi
tofi yang paling sering pada aurikula, MTP-1, olekranon, tendon achilles dan distal digiti.
Tofi sendiri tidak menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi disekitarnya, dan
menyebabkan destruksi yang progresif pada sendi serta dapat menimbulkan deformitas. Pada
stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.

2.3 Metabolisme
Biosintesis purin dan pirimidin diatur dan dikoordinasikan dengan ketat oleh mekanisme
umpan balik yang menjamin agar waktu dan jumlah produksi kedua zat tersebut selalu sesuai
dengan kebutuhan fisiologis yang bervariasi. Penyakit genetik mekanisme purin mencakup
gout, sindrom Lesch-Nyhan, defisiensi adenosin deaminase, dengan defisiensi purin
nukleosida fosforilase.
Fungsi asam urat membentuk inti-inti sel. Namun, jumlah yang diperlukan tubuh sangat
kecil. Secara normal tubuh mengeluarkan sisanya melalui usus atau pun feses sebanyak 20%
dan 80% sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine dengan perantaraan ginjal.
Fisiologi metabolisme dan sekresi
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85% senyawa purin
untuk kebutuhan setiap hari.Artinya kebutuhan purin dari makanan hanya 15%. Konsumsi
alkohol, telur, ikan sarden, dan jeroan-hati, jantung, babat, limpa dapat meningkatkan kadar
asam urat. Itu akibat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin semakin berat. Akibatnya

banyak sisa asam urat di dalam darah, berbentuk butiran, dan mengumpul di sekitar sendi
sehingga menimbulkan nyeri.
Asam urat berlebih berpadu dengan natrium dan membentuk kristal natrium urat.
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai
berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage
pathway).
1.

Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat
antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini
dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim
yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan
balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan
yang berlebihan.


2.

Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat
perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat.
Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT)
dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Katabolisme purin
Pemecahan GMP
 Guanosin monofosfat dipecah menjadi guanosin dengan mengeluarkan fosfat oleh 5’nukleotidase.
 Guanosin dipecah menjadi guanin dan ribosa 1-fosfat oleh purin nukleosida
fosforilase (PNP).
 Gunanin diubah menjadi xantin
 Xantin dioksidasi menjadi asam urat oleh xantin oksidase.
Pemecahan AMP








Adenosin monofosfat dipecah menjadi adenosin melalui pengeluran fosfat oleh 5’nukleotidase.
Adenosin diubah ke inosin oleh enzim adenosin deaminase (ADA).
Inosin dipecah oleh purin nukleosida fosforilase (PNP) untuk memproduksi
hipoxantin dan ribosa 1-fosfat.
Hipoxantin dioksidasi menjadi xantin oleh xantin oksidase.
Xantin dioksidasi menjadi asam urat oleh xantin oksidase
Xantin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tersebut
banyak terdapat di hati, ginjal, usus halus.

Ekskresi Asam Urat
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dandikeluarkan melalui urin.Ekskresi
netto asam urat total pada manusia normal adalah 400-600 mg/24 jam. Ekskresi ginjal asam
urat siang hari lebih besar dibanding malam hari (Rodwell, 1995).
Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di

dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal denganmengekspresikan 1/3 jumlah total
asam urat. Ginjal akan mengekskresikansisanya (Wyngaarden, 1982)
Ekskresi asam urat melalui ginjal tergantung pada kandungan purin dalam makanan. Diet
rendah purin dapat menurunkan kadar asam urat hingga 0,8mg/100 ml. Di lain pihak,
konsumsi makanan kaya purin akan mengakibatkanekskresi urin bisa mencapai 1000mg/hr
tanpa mengubah jumlah asam urat, uratyg mengalami urikolisis (Keller and Colombo, 1981).
Sumber:
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC; p. 317.
Sudoyo A.W., Setiyohadi, B., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V Jilid III.
Jakarta: Interna Publishing.