S SOS 1103567 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan salah satu kelompok masyarakat yang selalu dikaitkan
dengan kenakalan. Masalah kenakalan remaja ini merupakan salah satu bagian
dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kenakalan remaja
dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang, karena suatu perbuatan
mengabaikan norma sosial yang berlaku secara umum. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan sistem
sosial yang ada didalam masyarakat. Remaja merupakan asset bagi bangsa jika
remaja tersebut menunjukan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan
menjadi bencana jika remaja menunjukan perilaku yang negatif bahkan sudah
terlibat langsung dalam kenakalan remaja. Namun melihat kondisi saat ini,
harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas bangsa dimasa
yang akan datang sepertinya akan sulit terwujud. Banyak remaja yang berperilaku
ke arah yang negatif dan membahayakan baik untuk dirinya, maupun orang lain,
sehingga terjerumus dalam kehidupan yang dapat merusak masa depannya.
Beberapa bentuk kenakalan yang kerap dilakukan oleh para remaja
diantaranya: pornografi, perkelahian, ugal-ugalan di jalan, pergaulan bebas
(mengkonsumsi minuman keras dan narkoba serta melakukan sex bebas), dan
tindakan kriminal. Banyak remaja terlibat dalam pornografi dan menjajakan diri
demi kepuasan diri. Maraknya situs pornografi di internet dengan akses yang
mudah mendorong remaja terjerumus kedalam kehancuran moral dan spiritual.
Kemudian perkelahian dan ugal-ugalan, kenakalan ini lebih sering dilakukan
remaja laki-laki. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk membuktikan
eksistensi diri dalam sebuah komunitas. Dalam sebuah artikel yang berjudul
Berbagai Perilaku Remaja yang Mengkhawatirkan mengungkapkan bahwa
perkelahian atau tawuran antar pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia
pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar
pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi
139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar. Selanjutnya pergaulan bebas, dipicu
dari dorongan seksual, rasa ingin tahu yang besar, namun tidak disertai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang memadai menyebabkan para remaja ini
terjerumus melakukan seks bebas diluar pernikahan atau mengkonsumsi narkoba
serta obat-obatan terlarang lainnya.
Pikiran Rakyat pada tahun 2009 ada sebanyak 47% remaja di kota Bandung
mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sementara di Jabotabek
51%, Surabaya 54%, dan Medan 52%. Disamping itu, kenakalan yang dilakukan
para remaja sudah mengarah pada tindak kriminal seperti begal, penodongan,
perampasan, penganiayaan, pemerasan, pemerkosaan, pelecehan, bahkan sampai
pada tindakan pembunuhan. Polda Metro : Kenakalan Remaja Meningkat Pesat,
Pemerkosaan Menurun, artikel yang ditulis WBP mengungkapkan bahwa dari 11
kasus kejahatan yang menonjol, kasus kenakalan remaja mengalami peningkatan
cukup signifikan, yaitu sebesar 36, 66%.
Desa Cingcin merupakan sub-urban yang teletak di Kecamatan Soreang
Kabupaten Bandung. Kelompok masyarakat yang berusia remaja di desa ini
cukup banyak, sebagian besar darinya tergabung dalam Karang Taruna. Namun
tidak dipungkiri remaja-remaja tersebut sering kali melakukan tindakan nakal
meskipun ia tergabung dalam organisasi Karang Taruna. Kenakalan remaja di
desa ini terjadi cukup sering, yang pada umumnya dilakukan oleh kaum remaja di
desa ini. Seperti beberapa kejadian yang melibatkan remaja di Desa Cingcin Kec.
Soreang Kab. Bandung sebagai berikut :
No
Waktu
Keterangan Perkara
1
Selasa, 10
Juli 2012,
2
Rabu, 12
Februari
2014,
Minggu,
10 Mei
2015,
Pengeroyokan yang melibatkan 25
orang remaja dengan menggunakan 10
kendaraan roda dua.
Pengeroyokan melibatkan 3 orang
remaja hingga menjatuhkan korban
luka.
Penyerangan atau pengeroyokan
melibatkan 15 orang remaja dipicu
kesalahpahaman.
3
Tempat Kejadian
Perkara (TKP)
Komplek Cingcin
Permata Indah
(CPI) Blok D
Kampung Cingcin
Kolot RT 01/RW
10
Kampung Karang
Anyar RT 03/
RW05
Sumber: Laporan Kejadian BABINSA TNI Desa Cingcin
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Dari keterangan tersebut dapat kita lihat bahwa memang telah terjadi beberapa
masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung.
Secara sosiologis, kenakalan remaja adalah wujud dari hasil sosialisasi yang
tidak sempuran yang diperoleh remaja tersebut. Kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanakkanak maupun masa remaja para pelakunya. Penampilan perilaku remaja yang
mengarah pada perbuatan yang negatif sangat tidak diharapkan, karena tidak
sesuai dengan sosok pribadi manusia yang dicita-citakan.
Hal yang perlu kita ketahui bahwa kenakalan remaja tidaklah berdiri sendiri
atau terjadi begitu saja secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah proses. Di
dalam proses tersebut, banyak unsur yang terlibat terutama dalam hal
pembentukan mentalitas remaja. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial
yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi
manusia, yaitu manusia yang memiliki hak dan kewajiwan yang berbeda sesuai
dengan stratifikasi yang ada. Bagaimana anak akan bertindak, berbicara, bergaul,
beradaptasi juga berinteraksi dengan masyarakat.
pertama,
dimana
anak
mendapatkan
Keluarga sebagai lembaga
pengalaman-pengalaman-pengalaman
tersebut. Orang tua harus mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya, sehingga anak akan
berperilaku sesuai dengan
memiliki kepribadian yang baik dan
nilai dan norma yang ada didalam
masyarakat.
Dengan demikian, kenakalan remaja tidak mungkin dilepaskan dari peran orang
tua sebagai mesin pemroses utama pembentukan mentalitas, karakter, atau
kepribadian remaja. Di samping itu diharapkan semua pihak dapat membantu
mengatasi kenakalan remaja yang merupakan tanggung jawab semua pihak baik
itu keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja (Studi Kasus
Pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)”
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai sasaran, dan tujuan yang
hendak dicapai peneliti, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja ?”
Agar ruang lingkup penelitian konsisten pada masalah yang siteliti dan tidak
terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah pada tujuan yang hendak dicapai maka
peneliti merasa perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
a.
Bagaimana gambaran kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang
Kabupaten Bandung ?
b.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja melakukan kenakalan ?
c.
Bagaimana pengasuhan yang diberikan orang tua dari remaja yang kerap
melakukan kenakalan ?
d.
Bagaimana peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi
masalah kenakalan remaja ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan
yang peneliti uraikan pada rumusan masalah, maka dari itu penelitian ini dibagi
kedalam tujuan umum dan khusus, yaitu :
1.3.1
Tujuan Umum
Secara umum, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah
kenakalan remaja. Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi kasus pada
masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
1.3.2
Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
a.
Memperoleh gambaran tindak kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung.
b.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan
kenakalan.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
c.
Mendeskripsikan pengasuhan yang diberikan orang tua yang memiliki remaja
yang kerap melakukan tindak kenakalan.
d.
Mendeskripsikan peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi
masalah kenakalan remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoretis
Secara teoretis penelitian ini berguna sebagai pengembangan dalam
memahami peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi mengenai konsep
keluarga dan perilaku menyimpang.
1.4.2 Secara Praktis
Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.
Peneliti, sebagai wadah menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan
mengenai ilmu Sosiologi Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya
mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja;
b.
Pendidik, sebagai media informasi mengenai ilmu pengetahuan Sosiologi
Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya mengenai peranan orang tua
dalam mengatasi masalah kenakalan remaja sehingga dapat menjadi referensi
dalam penelitian selanjutnya;
c.
Program Studi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah
khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi
mengenai konsep keluarga dan perilaku menyimpang khususnya peranan
orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja;
d.
Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
menambah wawasan tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah
kenakalan remaja, terutama dalam membentuk kepribadian dan moral anak
dengan cara memberikan pendampingan secara baik dalam bergaul dan
melakukan komunikasi yang intensif dengan anak.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
1.4.3 Segi kebijakan
Dilihat dari segi kebijakan, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi :
a.
Pemerintah Kabupaten Bandung, sebagai media informasi mengenai keadaan
dan perkembangan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung.
b.
Kementrian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan perempuan, sebagai
media informasi mengenai keadaan dan perkembangan remaja di Desa
Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung terutama mengenai masalah
kenakalan remaja.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun
berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian
serta teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang relevan
dengan bidang yang diteliti.
BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, pendekatan
penelitian, subjek lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas data yang digunakan
dalam penelitian mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan
remaja.
BAB IV Temuan dan pembahasan
Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang gambaran
tindak kenakalan remaja yang dilakukan remaja di Desa Cingcin Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung, sejauh mana peranan orang tua dalam mengatasi
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
masalah kenakalan remaja, dan upaya apa yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah kenakalan remaja ini.
BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi.
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan simpulan, implikasi
dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang
telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.
Daftar Pustaka
Bagian ini menyajikan sumber-sumber penulisan skripsi, baik dari sumber
buku, jurnal, skripsi, internet, dan sumber lainnya.
Lampiran
Bagian ini berisi tentang lampiran dokumentasi dalam penelitian, surat izin
penelitian, instrumen penelitian, data diri pribadi, dan lampiran-lampiran yang
mendukung penelitian lainnya.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan salah satu kelompok masyarakat yang selalu dikaitkan
dengan kenakalan. Masalah kenakalan remaja ini merupakan salah satu bagian
dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kenakalan remaja
dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang, karena suatu perbuatan
mengabaikan norma sosial yang berlaku secara umum. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan sistem
sosial yang ada didalam masyarakat. Remaja merupakan asset bagi bangsa jika
remaja tersebut menunjukan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan
menjadi bencana jika remaja menunjukan perilaku yang negatif bahkan sudah
terlibat langsung dalam kenakalan remaja. Namun melihat kondisi saat ini,
harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas bangsa dimasa
yang akan datang sepertinya akan sulit terwujud. Banyak remaja yang berperilaku
ke arah yang negatif dan membahayakan baik untuk dirinya, maupun orang lain,
sehingga terjerumus dalam kehidupan yang dapat merusak masa depannya.
Beberapa bentuk kenakalan yang kerap dilakukan oleh para remaja
diantaranya: pornografi, perkelahian, ugal-ugalan di jalan, pergaulan bebas
(mengkonsumsi minuman keras dan narkoba serta melakukan sex bebas), dan
tindakan kriminal. Banyak remaja terlibat dalam pornografi dan menjajakan diri
demi kepuasan diri. Maraknya situs pornografi di internet dengan akses yang
mudah mendorong remaja terjerumus kedalam kehancuran moral dan spiritual.
Kemudian perkelahian dan ugal-ugalan, kenakalan ini lebih sering dilakukan
remaja laki-laki. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk membuktikan
eksistensi diri dalam sebuah komunitas. Dalam sebuah artikel yang berjudul
Berbagai Perilaku Remaja yang Mengkhawatirkan mengungkapkan bahwa
perkelahian atau tawuran antar pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia
pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar
pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi
139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar. Selanjutnya pergaulan bebas, dipicu
dari dorongan seksual, rasa ingin tahu yang besar, namun tidak disertai dengan
pengetahuan dan pengalaman yang memadai menyebabkan para remaja ini
terjerumus melakukan seks bebas diluar pernikahan atau mengkonsumsi narkoba
serta obat-obatan terlarang lainnya.
Pikiran Rakyat pada tahun 2009 ada sebanyak 47% remaja di kota Bandung
mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sementara di Jabotabek
51%, Surabaya 54%, dan Medan 52%. Disamping itu, kenakalan yang dilakukan
para remaja sudah mengarah pada tindak kriminal seperti begal, penodongan,
perampasan, penganiayaan, pemerasan, pemerkosaan, pelecehan, bahkan sampai
pada tindakan pembunuhan. Polda Metro : Kenakalan Remaja Meningkat Pesat,
Pemerkosaan Menurun, artikel yang ditulis WBP mengungkapkan bahwa dari 11
kasus kejahatan yang menonjol, kasus kenakalan remaja mengalami peningkatan
cukup signifikan, yaitu sebesar 36, 66%.
Desa Cingcin merupakan sub-urban yang teletak di Kecamatan Soreang
Kabupaten Bandung. Kelompok masyarakat yang berusia remaja di desa ini
cukup banyak, sebagian besar darinya tergabung dalam Karang Taruna. Namun
tidak dipungkiri remaja-remaja tersebut sering kali melakukan tindakan nakal
meskipun ia tergabung dalam organisasi Karang Taruna. Kenakalan remaja di
desa ini terjadi cukup sering, yang pada umumnya dilakukan oleh kaum remaja di
desa ini. Seperti beberapa kejadian yang melibatkan remaja di Desa Cingcin Kec.
Soreang Kab. Bandung sebagai berikut :
No
Waktu
Keterangan Perkara
1
Selasa, 10
Juli 2012,
2
Rabu, 12
Februari
2014,
Minggu,
10 Mei
2015,
Pengeroyokan yang melibatkan 25
orang remaja dengan menggunakan 10
kendaraan roda dua.
Pengeroyokan melibatkan 3 orang
remaja hingga menjatuhkan korban
luka.
Penyerangan atau pengeroyokan
melibatkan 15 orang remaja dipicu
kesalahpahaman.
3
Tempat Kejadian
Perkara (TKP)
Komplek Cingcin
Permata Indah
(CPI) Blok D
Kampung Cingcin
Kolot RT 01/RW
10
Kampung Karang
Anyar RT 03/
RW05
Sumber: Laporan Kejadian BABINSA TNI Desa Cingcin
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Dari keterangan tersebut dapat kita lihat bahwa memang telah terjadi beberapa
masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung.
Secara sosiologis, kenakalan remaja adalah wujud dari hasil sosialisasi yang
tidak sempuran yang diperoleh remaja tersebut. Kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanakkanak maupun masa remaja para pelakunya. Penampilan perilaku remaja yang
mengarah pada perbuatan yang negatif sangat tidak diharapkan, karena tidak
sesuai dengan sosok pribadi manusia yang dicita-citakan.
Hal yang perlu kita ketahui bahwa kenakalan remaja tidaklah berdiri sendiri
atau terjadi begitu saja secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah proses. Di
dalam proses tersebut, banyak unsur yang terlibat terutama dalam hal
pembentukan mentalitas remaja. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial
yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi
manusia, yaitu manusia yang memiliki hak dan kewajiwan yang berbeda sesuai
dengan stratifikasi yang ada. Bagaimana anak akan bertindak, berbicara, bergaul,
beradaptasi juga berinteraksi dengan masyarakat.
pertama,
dimana
anak
mendapatkan
Keluarga sebagai lembaga
pengalaman-pengalaman-pengalaman
tersebut. Orang tua harus mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya, sehingga anak akan
berperilaku sesuai dengan
memiliki kepribadian yang baik dan
nilai dan norma yang ada didalam
masyarakat.
Dengan demikian, kenakalan remaja tidak mungkin dilepaskan dari peran orang
tua sebagai mesin pemroses utama pembentukan mentalitas, karakter, atau
kepribadian remaja. Di samping itu diharapkan semua pihak dapat membantu
mengatasi kenakalan remaja yang merupakan tanggung jawab semua pihak baik
itu keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja (Studi Kasus
Pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)”
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai sasaran, dan tujuan yang
hendak dicapai peneliti, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja ?”
Agar ruang lingkup penelitian konsisten pada masalah yang siteliti dan tidak
terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah pada tujuan yang hendak dicapai maka
peneliti merasa perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
a.
Bagaimana gambaran kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang
Kabupaten Bandung ?
b.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja melakukan kenakalan ?
c.
Bagaimana pengasuhan yang diberikan orang tua dari remaja yang kerap
melakukan kenakalan ?
d.
Bagaimana peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi
masalah kenakalan remaja ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan
yang peneliti uraikan pada rumusan masalah, maka dari itu penelitian ini dibagi
kedalam tujuan umum dan khusus, yaitu :
1.3.1
Tujuan Umum
Secara umum, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah
kenakalan remaja. Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi kasus pada
masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
1.3.2
Tujuan Khusus
Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah :
a.
Memperoleh gambaran tindak kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung.
b.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan
kenakalan.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
c.
Mendeskripsikan pengasuhan yang diberikan orang tua yang memiliki remaja
yang kerap melakukan tindak kenakalan.
d.
Mendeskripsikan peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi
masalah kenakalan remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara Teoretis
Secara teoretis penelitian ini berguna sebagai pengembangan dalam
memahami peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi mengenai konsep
keluarga dan perilaku menyimpang.
1.4.2 Secara Praktis
Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.
Peneliti, sebagai wadah menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan
mengenai ilmu Sosiologi Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya
mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja;
b.
Pendidik, sebagai media informasi mengenai ilmu pengetahuan Sosiologi
Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya mengenai peranan orang tua
dalam mengatasi masalah kenakalan remaja sehingga dapat menjadi referensi
dalam penelitian selanjutnya;
c.
Program Studi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah
khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi
mengenai konsep keluarga dan perilaku menyimpang khususnya peranan
orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja;
d.
Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
menambah wawasan tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah
kenakalan remaja, terutama dalam membentuk kepribadian dan moral anak
dengan cara memberikan pendampingan secara baik dalam bergaul dan
melakukan komunikasi yang intensif dengan anak.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
1.4.3 Segi kebijakan
Dilihat dari segi kebijakan, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi :
a.
Pemerintah Kabupaten Bandung, sebagai media informasi mengenai keadaan
dan perkembangan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten
Bandung.
b.
Kementrian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan perempuan, sebagai
media informasi mengenai keadaan dan perkembangan remaja di Desa
Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung terutama mengenai masalah
kenakalan remaja.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun
berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian
serta teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang relevan
dengan bidang yang diteliti.
BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, pendekatan
penelitian, subjek lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas data yang digunakan
dalam penelitian mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan
remaja.
BAB IV Temuan dan pembahasan
Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang gambaran
tindak kenakalan remaja yang dilakukan remaja di Desa Cingcin Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung, sejauh mana peranan orang tua dalam mengatasi
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
masalah kenakalan remaja, dan upaya apa yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah kenakalan remaja ini.
BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi.
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan simpulan, implikasi
dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang
telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.
Daftar Pustaka
Bagian ini menyajikan sumber-sumber penulisan skripsi, baik dari sumber
buku, jurnal, skripsi, internet, dan sumber lainnya.
Lampiran
Bagian ini berisi tentang lampiran dokumentasi dalam penelitian, surat izin
penelitian, instrumen penelitian, data diri pribadi, dan lampiran-lampiran yang
mendukung penelitian lainnya.
Nela Mustika, 2015
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7