S SOS 1103567 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung merupakan kajian terhadap remaja yang kerap melakukan tindakan nakal. Disamping itu, penelitian ini dilihat bagaimana perilaku remaja dan orang tua dalam menjalankan perannya terutama berkaitan dengan masalah kenakalan remaja. Sugiyono (2014, hlm 2), “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Metode penelitian merupakan cara untuk menemukan
kebenaran dengan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan diperoleh secara sistematis.
Penelitian ini mengkaji perilaku yang sangat kompleks, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan ini karena peneliti beranggapan bahwa masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian ini bersifat kompleks dan dinamis sehingga masalah masih dapat berubah-ubah saat berlangsungnya penelitian maupun setelah berlangsungnya penelitian. Dengan menggunakan pendekatan ini dapat melihat secara keseluruhan situasi sosial yang terjadi di lapangan meliputi perilaku, tempat serta aktivitas yang dilakukan oleh subjek penelitian.
Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut Creswell (2012, hlm. 4)
bahwa “penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”.
Sedangkan Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi 2008, hlm 21) mendefinisikan bahwa, ‘metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
(2)
Sejalan dengan pendapat tersebut Kirk dan Miller (dalam Basrowi dan Suwandi 2008, hlm. 21) mendefinisikan bahwa ‘penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya’.
Sedangkan Moleong (2014, hlm. 6) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik, dan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa”.
Adapun Lima karakteristik utama penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Emzir, 2012, hlm. 12-13). Beliau menyebutkan bahwa :
1. Naturalistik. Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data dan peneliti merupakan instrumen kunci. Kata naturalistik berasal dari pendekatan ekologis dalam biologi.
2. Data desktiptif. Penelitian kualitatif adalah desktiptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.
3. Berurusan dengan proses. Peneliti kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan hasil atau produk.
4. Induktif. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Peneliti tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian.
5. Makna. Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan ini tertarik pada bagaimana orang membuat pengertian tentang kehidupan mereka. Peneliti kualitatif peduli dengan apa yang disebut perspektif partisipan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pendekatan kualitatif, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan pengamatan pada manusia mengenai hubungan dan perilakunya dalam suatu kelompok yang kemudian akan menghasilkan data deskriptif dalam bentuk tulisan atau lisan. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka peneliti dapat merasakan lingkungan alamiah (natural setting) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian dan lingkungan tempat subjek penelitian. Peneliti dapat lebih mudah mengamati dan memahami perilaku remaja dan peranan orang tua sehingga dapat menggali masalah lebih dalam
(3)
dengan sumber data yang terjadi secara alamiah dilapangan, bukan situasi buatan atau eksperimen. Disamping itu peneliti dapat fokus pada tujuan penelitian yaitu mengenai peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik studi kasus. Dengan metode studi kasus yang deskriptif, maka penelitian ini akan menggambarkan gejala, fakta, dan realita yang terjadi sesuai dengan apa yang ada dilapangan.
Adapun menurut Creswell (2012, hlm. 20) bahwa “studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu”. Sedangkan Nasution (2012, hlm. 45) berpendapat bahwa :
Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Studi kasus dapat mengenai perkembangan sesuati, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.
Pengertian lain menurut Suryabrata (2013, hlm. 80) menyebutkan bahwa,
“penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuan dan ruang lingkup penelitian”.
Kemudian menurut Mulyana (2010, hlm. 201) bahwa “studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi
sosial.”
Herdiansyah (2010, hlm. 76) menyebutkan “studi kasus merupakan model penelitian kualitatif yang bersfat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau
fenomena yang bersifat kontemporer (berbatas waktu).”
Berdasarkan pengertian studi kasus yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa studi kasus itu merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendalam pada seorang individu maupun
(4)
suatu kelompok atau sebuah peristiwa yang akan memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi. Studi Kasus sebagai salah satu metode kualitatif mempunyai beberapa keistimewaan, seperti yang dikemukakan oleh Lincon dan Guba (dalam Mulyana, 2010, hlm. 201) sebagai berikut :
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden.
4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthiness)
5. Studi kasus membiarkan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, dengan penggunaan metode studi kasus ini membantu peneliti untuk menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh subjek penelitian sesuai dengan apa adanya yang terjadi di lapangan. Dengan data yang dihasilkan melalui metode studi kasus ini diharapkan dapat menjawab permasalahan pada penelitian ini. Disamping itu, peneliti diharapkan dapat mengungkap secara menyeluruh dan mendalam fakta-fakta yang ada serta berkaitan dengan masalah kenakalan remaja dan peranan orang tua di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
3.2Tempat Penelitian dan Partisipan 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di Kampung Karang Anyar Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Adapun pemilihan Desa Cingcin sebagai lokasi penelitian karena beberapa alasan sebagai berikut :
a. Terdapat banyak remaja yang tinggal di Desa Cingcin.
b. Lokasi ini memenuhi kriteria yang sesuai dengan masalah penelitian. c. Keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka peneliti
(5)
3.2.2 Partisipan
Dalam penelitian ini, istilah yang digunakan untuk subjek penelitian adalah informan penelitian. Dalam menentukan dan mendapatkan informan, maka peneliti menggunakan purposive sampling. Sugiyono (2014, hlm. 218) bahwa
“purposive sampling adalah teknik pengambilan sempel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.”
Menurut Nasution (2012, hlm. 128) “purposive sampling adalah sampel
yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan disain penelitian.” Jadi purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang dipilih betul oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri spesifik yang sesuai dengan tujuan penelitian, tentunya orang-orang yang dipandang tahu betul tentang situasi sosial dilapangan. Guna mendapatkan sampel sumber data teknik yang digunakan lainnya adalah snowball sampling. Sugiyono (2014, hlm. 219) menyebutkan bahwa
“snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.”
Kemudian Nasution (2012, hlm 129) mengungkapkan bahwa “snowball Sampling adalah bola salju yang kian bertambah besar bila meluncur dari puncak
bukit ke bawah”. Dalam penggunaan teknik ini peneliti memulai penelitian dari
jumlah sumber data yang sedikit, kemudian ketika sumber data tersebut dirasa belum mampu memberikan informasi yang cukup, maka mencari orang lain lagi yang dapat dijadikan sumber data sehingga sumber data semakin besar. Penambahan sampel sumber data ini dirasa cukup atau dihentikan, ketika datanya sudah jenuh. Setiap informan memberikan data yang sama, atau tidak ada lagi data baru. Kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung maka yang akan dijadikan subjek penelitiannya sebagai berikut :
a. Para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung b. Orang tua (Ayah/ Ibu) dari remaja yang bersangkutan
c. Tokoh Masyarakat (Ketua RT dan RW) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
(6)
3.3Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam sebuah penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebab peneliti terjun langsung ke lapangan guna mendapatkan data dan informasi. Creswell (2012, hlm. 261) menyebutkan bahwa “peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument) dengan mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para
informan.”
Sedangkan Basrowi dan Suwandi (2008, hlm 26) mengemukakan bahwa
“hanya ‘manusia sebagai alat’ sajalah yang dapat berhubungan dengan responden
atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan lapangan.”
Dengan demikian, peneliti sebagai instrumen dituntut mampu melakukan tahapan-tahapan penelitian sendiri. Mulai dari menentukan apa yang menjadi fokus penelitian, memilih orang-orang yang akan dijadikan sebagai informan yang memberikan sumber data, melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan para informan, dan menganalisis dokumentasi , mengelola data, sampai membuat kesimpulan dari apa yang telah ditemukan selama penelitian ini berlangsung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi
Observasi atau pengamatan ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran dan bisa melihat secara langsung situasi sosial yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Adapun hal-hal yang diamati oleh peneliti dalam melaksanakan observasi ini adalah situasi tempat, aktivitas, dan subjek penelitian. Hal-hal tersebut seperti pengamatan terhadap lingkungan fisik desa, karakteristik remaja setempat, suasana desa sehari-hari, mengidentifikasi tempat dimana remaja sering berkumpul, kegiatan yang dilakukan oleh para remaja, aktifitas orang tua, dan suasana di dalam rumah.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan atau observasi secara langsung. Artinya, peneliti ikut serta atau bergabung dengan subjek penelitian, sehingga terjalin hubungan yang lebih dekat antara peneliti dengan subjek
(7)
penelitian. Dalam menjalin kedekatan tersebut peneliti memanfaatan panca indra serta pendengaran, hal ini memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi sehingga mendapatkan gambaran secara langsung dan lebih jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku subjek utama penelitian yaitu para remaja dan orang tua (ayah/ ibu) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Observasi ini dilakukan dalam selama dua minggu dengan jangka waktu seminggu tiga kali yaitu satu hari, hari biasa dan dua harinya itu akhir pekan (sabtu dan minggu). Semua itu dilakukan hingga data yang diperoleh mencapai tujuan penelitian dan mencukupi untuk dikaji. Melalui proses ini peneliti melakukan pengamatan yang lebih dalam dan menggali makna dari setiap aktivitas yang dilakukan subjek penelitian terutama yang berkaitan dengan masalah kenakalan remaja.
3.4.2 Wawancara
Wawancara yang dilaksanakan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, peneliti lakukan dengan cara kondisional tidak menentukan disatu tempat, kadang dilakukan saat berpapasan, saat kumpul bersama warga atau remaja, dirumah informan, atau dimanapun saat peneliti bertemu dengan informan dan informan bersedia diwawancara. Peneliti melakukan wawancara secara bertatap muka (face-to-face) dengan informan. Wawancara secara bertatap muka, membantu peneliti untuk mengamati dan melihat langsung respon yang diberikan informan sehingga dapat membedakan jawaban informan tersebut objektif atau tidak, terutama melalui raut wajah. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, yaitu sebagai berikut :
a. Para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung b. Orang tua (Ayah/ Ibu) dari remaja yang bersangkutan
c. Tokoh Masyarakat (Ketua RT & RW) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
d. Tokoh Agama di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Tidak jarang informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian itu mengalami kebiasan yaitu menyimpang dari yang seharusnya atau adanya ketidaksesuaian.
(8)
Untuk mengurangi kebiasan tersebut, maka peneliti melakukan wawancara secara langsung atau bertatap muka. Hal ini akan membantu peneliti memaknai setiap respon yang diberikan informan, sehingga peneliti bisa memastikan kondisi informan pada saat diwawancara dalam keadaan baik dan mampu memberikan informasi yang objektif dan akurat. Pengumpulan data dalam tahap ini dilakukan selama peneliti masih menemukan informasi atau data pendukung, wawancara akan dihentikan ketika informasi sudah mengalami data jenuh.
3.4.3 Analisis Dokumen
Dokumen yang dianalisis oleh peneliti selama melakukan penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung ini berupa dokumen yang berbentuk tulisan resmi ataupun tidak resmi. Dokumen yang dimaksud sebagai berikut :
a. Daftar kenakalan/ kejahatan yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung,
b. Profil subjek penelitian
Selain itu, peneliti akan mengumpulkan dokumen yang berbentuk gambar, seperti foto dan video. Melalui gambar-gambar tersebut peneliti akan dimudahkan dalam memaknai aktivitas/ perilaku yang dilakukan subjek penelitian.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengelola dan menganalisis data yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti melakukan analisis data secara intensif, mendalam, dan terus menerus sampai tidak diperoleh kembali data yang baru atau data jenuh sebab dalam penelitian kualitatif, peneliti sudah melakukan analisis data sejak memasuki lapangan, selama penelitian ini berlangsung, dan setelah penelitian ini berakhir.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan analisis dokumen yang dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Bersamaan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, peneliti
(9)
sudah melakukan analisis data guna untuk menentukan fokus penelitian. Analisis saat memasuki lapangan dilakukan melalui observasi di Desa Cingcin Kabupaten Bandung, dengan begitu peneliti dapat menentukan apa yang akan menjadi fokus masalah dalam penelitian ini.
Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi.
3.5.1 Reduksi Data
Menurut Miles dan Huberman (2014, hlm. 16) mengatakan bahwa “reduksi
data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2014, hlm. 247) “mereduksi data berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Hal ini dilakukan peneliti dengan mencatatan dan merangkum data-data yang pokok dan dianggap penting berdasarkan hasil temuan selama penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengelola dan menganalisis seluruh data yang telah diperoleh. Disamping itu, agar peneliti mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian dan membantu dalam pengumpulan data selanjutnya. Disini peneliti dituntut memiliki kepekaan dan keterampilan yang baik dalam melihat situasi sosial yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung sehingga peneliti mampu menemukan temuan yang lain dan berbeda. Dalam mereduksi data, peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing yang dipandang ahli dalam bidang penelitian dan juga teman melalui diskusi, melalui hal tersebut wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data yang memiliki nilai temuan dan mengembangkan teorinya.
(10)
3.5.2 Penyajian Data
Dalam proses penyajian data, peneliti menyajikan data agar data dapat terorganisasi dan tersusun dengan baik sehingga mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, jika data yang ditemukan di lapangan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dan selalu didukung oleh data yang ada, maka data tersebut sudah terbukti dan dapat disajikan dalam display data.
Dalam penyajian data peneliti menyajikan data di Bab IV dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Selain uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, peneliti pun akan menampilkan data dalam bentuk lainnya seperti gambar, tabel, dll. Dengan begitu melalui proses ini peneliti semakin dimudahkan dalam memahami situasi sosial di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung dan dapat menentukan proses/ tahapan yang akan dilakukan selanjutnya.
3.5.3 Kesimpulan/ Verifikasi
Setelah proses penyajian data, peneliti menarik kesimpulan/ verifikasi. Dalam penelitian kualitatif analisis data bersifat induktif yaitu kesimpulan awal dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dan dikelola secara berulang dan terus menerus. Kesimpulan yang dirumuskan sejak awal masih bersifat sementara dan akan berubah jika pada tahap pengumpulan data tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung/ memperkuat. Jika kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal didukung oleh data-data yang ada, maka kesimpulan tersebut terbukti kebenarannya dan bisa dipercaya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dengan Demikian, kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung masih dapat berubah, tergantung bagaimana peneliti menemukan data pendukung atau penemuan
(11)
selama penelitian ini berlangsung sehingga dapat memperkuat kesimpulan yang mampu menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Kemudian diharapkan bahwa kesimpulan yang ada berkembang dan dapat menjadi kajian teori serta dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
Aktivitas analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 247)
3.6 Uji Keabsahan Data
Sugiyono (2014, hlm. 268) dijelaskan bahwa data dinyatakan valid, apabila apa yang dilaporkan sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Adapun pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kreadibilitas, uji transferability, uji depenability, dan uji konfirmability. Penjelasan mengenai uji keabsahan data tersebut dijelaskan sebagai berikut :
3.6.1 Uji Keterpercayaan/ Creadibility
Agar hasil penelitian kualitatif ini dapat dipercaya dan memiliki tingkat kreadibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di lapangan, dibutuhkan upaya-upaya untuk menguji. Upaya yang dilakukan dalam uji kreadibilitas sebagai berikut :
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusions:drawing / verifying
(12)
a. Memperpanjang Pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data lebih lanjut. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kembali dengan informan yang sudah ditemui sebelumnya atau dengan informan baru. Dengan menambah waktu pengamatan diharapkan hubungan antara peneliti dan informan semakin akrab sehingga peneliti akan mendapatkan data yang lengkap dan terpercaya mengenai masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
b. Meningkatkan Ketekutan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh guna memastikan kebenaran data tersebut benar atau salah. Peneliti akan mendengarkan dan membaca kembali hasil wawancara dan catatan-catatan yang telah dibuat. Dengan begitu peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis pada setiap penemuan.
c. Triangulasi, berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Hal tersebut akan peneliti lakukan dengan cara : Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kreadibilitas data tentang kenakalan remaja, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para remaja khususnya remaja yang kerap melakukan kenakalan, ketua karang taruna dan ketua kelompok pertemanan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Untuk menguji kreadibilitas data tentang peran orang tua, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para orang tua khususnya orang tua dari remaja yang kerap melakukan kenakalan, tokoh masyarakat, tokoh agama di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.2
Triangulasi cara atau teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Awalnya peneliti melakukan pengamatan atau observasi untuk memperoleh data, kemudian dicek dengan melakukan wawancara langsung dengan informan, disertai dengan menganalisis
(13)
dokumen yang diperoleh hingga data yang dihasilkan dari ketiga teknik tersebut sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.3
Triangulasi waktu yaitu melakukan pengecekan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Hal tersebut akan dilakukan peneliti pada saat pagi hari, siang hari, dan sore hari.
Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data
(Satu Teknik Pengumpulan Data Pada Bermacam-Macam Sumber Data)
Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 242)
Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam-Macam Cara Pada Sumber yang Sama)
Sumber: Sugiyono (2014, hlm.242)
Remaja
Orang Tua
Tokoh Agama
Tokoh Masyarakat Wawancara
Mendalam
Observasi
Wawancara
Analisis Dokumen
Sumber Data Sama
(14)
d. Menggunakan bahan referensi, berarti adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara data wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara yang dihasilkan melalui alat perekam, gambaran situasi sosial didukung oleh foto-foto atau video yang dihasilkan melalui camera. Berkaitan dengan hal tersebut, disini peneliti menggunakan handphone sebagai alat bantu.
e. Member check, berarti proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Hal tersebut peneliti lakukan setelah mendapatkan data atau kesimpulan dengan cara datang dan menyampaikan temuan kepada pemberi data. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, agar lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan mamber check.
3.6.2 Uji Keteralihan/ Transferability
Uji transferability ini merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif yang dapat memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja lebih jelas, dan peneliti dapat melakukan transferabilitas artinya hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat Desa Cingcin serta dapat dilakukan di tempat lainnya selain Desa Cingcin.
3.6.3 Uji Kebergantungan/ Depenability
Uji depenability pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
3.6.4 Uji Kepastian/ Konfirmability
Uji konfirmability pada penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan cara
(15)
pembimbing mengaudit aktivitas peneliti dan kebenaran penafsiran secara keseluruhan.
3.7Isu Etik
Pada saat melakukan penelitian kualitatif mungkin akan muncul isu-isu etis sesuai dengan kajian yang diteliti yaitu mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin. Sebelum peneliti melakukan wawancara dan observasi, peneliti meminta persetujuan subjek berupa informed consent, kerahasiaan dan anonimitas, konsekuensi negatif penelitian serta posisi dan peran peneliti, di dalam penelitian ini. Pada inform consent, subjek menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian dengan memberikan keterangan terkait tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin dengan persetujuan informan sebelumnya.
Penelitian ini sedikit bersinggungan dengan isu moral dalam masyarakat, apabila penelitian ini berdampak pada keretakan atau berdampak negatif maka peneliti akan lebih berhati-hati di dalam melaksanakan penelitian dan mengantisipasi hal negatif tersebut, maka peneliti harus meberikan perhatian khusus. Dalam hal ini peneliti memberitahukan bahwa penelitian ini hanya bersifat bahan kajian dan tidak di publikasikan kepada pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab. Disamping itu, untuk menghindari penyelewengan ilmiah seperti penipuan atau plagiarisme terkait etika dalam penelitian, sejauh ini peneliti menggunakan buku panduan dan mempelajari bagaimana cara penulisan ilmiah sesuai dengan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berlaku.
(1)
3.5.2 Penyajian Data
Dalam proses penyajian data, peneliti menyajikan data agar data dapat terorganisasi dan tersusun dengan baik sehingga mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, jika data yang ditemukan di lapangan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dan selalu didukung oleh data yang ada, maka data tersebut sudah terbukti dan dapat disajikan dalam display data.
Dalam penyajian data peneliti menyajikan data di Bab IV dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Selain uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, peneliti pun akan menampilkan data dalam bentuk lainnya seperti gambar, tabel, dll. Dengan begitu melalui proses ini peneliti semakin dimudahkan dalam memahami situasi sosial di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung dan dapat menentukan proses/ tahapan yang akan dilakukan selanjutnya.
3.5.3 Kesimpulan/ Verifikasi
Setelah proses penyajian data, peneliti menarik kesimpulan/ verifikasi. Dalam penelitian kualitatif analisis data bersifat induktif yaitu kesimpulan awal dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dan dikelola secara berulang dan terus menerus. Kesimpulan yang dirumuskan sejak awal masih bersifat sementara dan akan berubah jika pada tahap pengumpulan data tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung/ memperkuat. Jika kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal didukung oleh data-data yang ada, maka kesimpulan tersebut terbukti kebenarannya dan bisa dipercaya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dengan Demikian, kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung masih dapat berubah, tergantung bagaimana peneliti menemukan data pendukung atau penemuan
(2)
selama penelitian ini berlangsung sehingga dapat memperkuat kesimpulan yang mampu menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Kemudian diharapkan bahwa kesimpulan yang ada berkembang dan dapat menjadi kajian teori serta dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.
Aktivitas analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 247)
3.6 Uji Keabsahan Data
Sugiyono (2014, hlm. 268) dijelaskan bahwa data dinyatakan valid, apabila apa yang dilaporkan sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Adapun pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kreadibilitas, uji transferability, uji depenability, dan uji konfirmability. Penjelasan mengenai uji keabsahan data tersebut dijelaskan sebagai berikut :
3.6.1 Uji Keterpercayaan/ Creadibility
Agar hasil penelitian kualitatif ini dapat dipercaya dan memiliki tingkat kreadibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di lapangan, dibutuhkan upaya-upaya untuk menguji. Upaya yang dilakukan dalam uji kreadibilitas sebagai berikut :
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusions:drawing / verifying
(3)
a. Memperpanjang Pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan data lebih lanjut. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kembali dengan informan yang sudah ditemui sebelumnya atau dengan informan baru. Dengan menambah waktu pengamatan diharapkan hubungan antara peneliti dan informan semakin akrab sehingga peneliti akan mendapatkan data yang lengkap dan terpercaya mengenai masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.
b. Meningkatkan Ketekutan, berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh guna memastikan kebenaran data tersebut benar atau salah. Peneliti akan mendengarkan dan membaca kembali hasil wawancara dan catatan-catatan yang telah dibuat. Dengan begitu peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis pada setiap penemuan.
c. Triangulasi, berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Hal tersebut akan peneliti lakukan dengan cara :
Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Untuk menguji kreadibilitas data tentang kenakalan remaja, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para remaja khususnya remaja yang kerap melakukan kenakalan, ketua karang taruna dan ketua kelompok pertemanan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Untuk menguji kreadibilitas data tentang peran orang tua, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para orang tua khususnya orang tua dari remaja yang kerap melakukan kenakalan, tokoh masyarakat, tokoh agama di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.2
Triangulasi cara atau teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Awalnya peneliti melakukan pengamatan atau observasi untuk memperoleh data, kemudian dicek dengan melakukan wawancara langsung dengan informan, disertai dengan menganalisis
(4)
dokumen yang diperoleh hingga data yang dihasilkan dari ketiga teknik tersebut sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.3
Triangulasi waktu yaitu melakukan pengecekan dalam waktu dan situasi
yang berbeda. Hal tersebut akan dilakukan peneliti pada saat pagi hari, siang hari, dan sore hari.
Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data
(Satu Teknik Pengumpulan Data Pada Bermacam-Macam Sumber Data) Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 242)
Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam-Macam Cara Pada Sumber yang Sama)
Sumber: Sugiyono (2014, hlm.242)
Remaja
Orang Tua
Tokoh Agama
Tokoh Masyarakat Wawancara
Mendalam
Observasi
Wawancara
Analisis Dokumen
Sumber Data Sama
(5)
d. Menggunakan bahan referensi, berarti adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara data wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara yang dihasilkan melalui alat perekam, gambaran situasi sosial didukung oleh foto-foto atau video yang dihasilkan melalui camera. Berkaitan dengan hal tersebut, disini peneliti menggunakan handphone sebagai alat bantu.
e. Member check, berarti proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Hal tersebut peneliti lakukan setelah mendapatkan data atau kesimpulan dengan cara datang dan menyampaikan temuan kepada pemberi data. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, agar lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan mamber check.
3.6.2 Uji Keteralihan/ Transferability
Uji transferability ini merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif yang dapat memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja lebih jelas, dan peneliti dapat melakukan transferabilitas artinya hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat Desa Cingcin serta dapat dilakukan di tempat lainnya selain Desa Cingcin.
3.6.3 Uji Kebergantungan/ Depenability
Uji depenability pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
3.6.4 Uji Kepastian/ Konfirmability
Uji konfirmability pada penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan cara
(6)
pembimbing mengaudit aktivitas peneliti dan kebenaran penafsiran secara keseluruhan.
3.7Isu Etik
Pada saat melakukan penelitian kualitatif mungkin akan muncul isu-isu etis sesuai dengan kajian yang diteliti yaitu mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin. Sebelum peneliti melakukan wawancara dan observasi, peneliti meminta persetujuan subjek berupa
informed consent, kerahasiaan dan anonimitas, konsekuensi negatif penelitian
serta posisi dan peran peneliti, di dalam penelitian ini. Pada inform consent, subjek menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian dengan memberikan keterangan terkait tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin dengan persetujuan informan sebelumnya.
Penelitian ini sedikit bersinggungan dengan isu moral dalam masyarakat, apabila penelitian ini berdampak pada keretakan atau berdampak negatif maka peneliti akan lebih berhati-hati di dalam melaksanakan penelitian dan mengantisipasi hal negatif tersebut, maka peneliti harus meberikan perhatian khusus. Dalam hal ini peneliti memberitahukan bahwa penelitian ini hanya bersifat bahan kajian dan tidak di publikasikan kepada pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab. Disamping itu, untuk menghindari penyelewengan ilmiah seperti penipuan atau plagiarisme terkait etika dalam penelitian, sejauh ini peneliti menggunakan buku panduan dan mempelajari bagaimana cara penulisan ilmiah sesuai dengan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berlaku.