AKUNTANSI PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
&
ASPEK
PERPAJAKAN
Oleh :
Dwi Hariyani
DEFINISI PERSEDIAAN
PENGELOMPOKAN PERSEDIAAN
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
Biaya Perolehan
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
Biaya Perolehan
SISTEM PENCATATAN
Fisik/
BEDA PENCATATAN DALAM JURNAL
TRANSAKSI
PERIODIK
PERPETUAL
Pembelian
Pembelian
Kas/ Utang dagang
Persediaan BD
Kas/ Utang Dagang
Retur Pembelian
Kas/ Utang Dagang
Retur Pembelian
Kas/ Utang Dagang
Persediaan BD
Penjualan
Kas/ Piutang Dagang
Penjualan
Kas/ Piutang
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Persediaan BD
Retur Penjualan
Retur Penjualan
Retur Penjualan
Kas/ Piutang Dagang
Kas/ Piutang
Dagang
Persediaan BD
Beban Pokok
Penjualan
BEDA PENCATATAN DALAM JURNAL
TRANSAKSI
PERIODIK
PERPETUAL
Potongan Pembelian
Utang Dagang
Potongan
Pembelian
Kas
Utang Dagang
Beban Pokok Penjualan
Kas
Potongan Penjualan
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
PENGAKUAN PERSEDIAAN
PENENTUAN KEPEMILIKAN BARANG
Barang
Barang Dagangan
yang Berada Dalam Perjalanan
FOB SHIPPING POINT
GUDA
NG A
Penju
al
GUDA
NG B
Baran
g
Milik
Pemb
eli
Barang Dagangan
yang Berada Dalam Perjalanan
FOB DESTINATION
GUDAN
GA
Penju
al
GUDAN
GB
Baran
g
Milik
Pemb
eli
BARANG KONSINYASI
PENGERTIAN
ANGSURAN
PERHITUNGAN BEBAN POKOK
PERSEDIAAN
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
PENENTUAN METODE
PERSEDIAAN
Penentuan nilai persediaan berdasarkan biaya
PENENTUAN
BEBAN POKOK PERSEDIAAN
IDENTIFIKASI KHUSUS
IDENTIFIKASI KHUSUS
Beranggapan
FIFO (FIRST IN FIRST OUT)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai peroleh
ILUSTRASI
FIFO
Besar nilai persediaan akhir dengan Metode FIFO sebesar Rp
325
AVERAGE (RATA-RATA)
Harga per unit persediaan selalu bergerak / berubah
sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada
jumlah unit persediaan yang dimiliki perusahaan
Harga rata-rata diperoleh dengan cara membagi
keseluruhan harga pembelian dengan kuantitasnya.
Ilustrasi
Average/ Rata -Rata
Besar nilai persediaan akhir dengan Metode Average / rata-rata Rp
612.000
LOCOM [Lower of Cost or Market]
(Biaya Perolehan / Nilai Pasar)
Ilustrasi
LOCOM
Besar nilai persediaan akhir dengan menggunakan LOCOM Rp
14.200.000
LCNRV
[Lower of Cost or Net Realizable
Value]
(Biaya Terendah / Nilai Realisasi
Bersih)
Pencatatan Persediaan dicatat berdasarkan
biaya yang digunakan untuk persediaan. Jika
persediaan mengalami penurunan nilai karena
kerusakan, keusangan & penurunan harga yang
menyebabkan nilai persediaan juga diturunkan.
Oleh karena itu persediaan dilaporkan pada
biaya nilai terendah / nilai realisasi pasar.
ILUSTRASI
LCNRV
Nama
Barang
Harga
Realisasi
Bersih
Harga
Perolehan
LCNRV
Bayam
81.000
80.000
80.000
Wortel
123.000
120.000
120.000
Sawi
74.000
70.000
70.000
Kacang Polong
99.000
100.000
99.000
Paprika
92.000
90.000
90.000
Lobak
61.000
60.000
60.000
Total
530.000
520.000
519.000
Penetapan Persediaan dan Pelaporan
dalam Laporan Keuangan
Dalam Laporan Keuangan, persediaan disajikan di
neraca dan laporan laba rugi.
1. Dalam Neraca akan muncul dalam akun
Persediaan
2. Di laporan Laba Rugi, persediaan akan muncul
dalam perhitungan Beban Pokok Penjualan.
Ilustrasi
(Laporan Laba Rugi & Neraca)
PT. ABC
LAPORAN LABA RUGI
Penjualan
Rp 300.000
Beban Pokok Penjualan
Rp 30.000
Persediaan Awal
Pembelian
Rp 140.000
Barang Tersedia dijual
Rp 170.000
Persediaan Akhir
Rp 40.000
Beban Pokok Penjualan
Rp
130.000
Laba Kotor
Rp 170.000
Biaya Operasional
Rp 120.000
Laba Bersih
Rp 50.000
Saldo Laba Awal
Rp 20.000
Saldo Laba Akhir
Rp 70.000
PT. ABC
NERACA
Aset :
Kas
Piutang
Persediaan
Aset Lainnya
Total Aset
Rp 22.000
Rp 30.000
Rp 40.000
Rp 290.000
Rp 382.000
Liabilitas & Ekuitas :
Liabilitas
Rp 50.000
Ekuitas SahamRp 262.000
Saldo Laba
Rp 70.000
Total Liabilitas & Ekuitas :
Rp 382.000
Aspek Perpajakan untuk Persediaan
Dalam Penjelasan UU PPh pasal 10 ayat (6) : Persediaan
dan pemakaian persediaan untuk penghitungan beban pokok
dinilai berdasarkan harga perolehan diantaranya :
1. Fifo
2. Average
Oleh karena itu bila ada perbedaan dalam melakukan
penilaian berdasarkan metode selain fifo & average maka
harga perolehan perlu dilakukan penyesuaian/ koreksi.
ILUSTRASI
PT. A
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang berakhir 31 Desember 2016
Penjualan
12.500.000.0
Beban Pokok
00
Penjualan :
6.000.000.000
Persediaan Awal
3.500.000.000
Pembelian
9.500.000.000
Barang siap dijual
(2.500.000.00
Persediaan Akhir
0)
Beban Pokok Penjualan
7.000.000.00
Laba Kotor
0
5.500.000.00
Informasi :
0
1. Persediaan Akhir barang dagangan dihitung menggunakan
LOCOM, sedangkan kalau dihitung menggunakan FIFO
terdapat selisih lebih besar sebesar 22.500.000
PENYELESAIAN
Keterangan
Penjualan
BPP :
Persediaan
Awal
Pembelian
Persediaan
Akhir
LK
Komersial
Koreksi Fiskal
Positif
Negatif
LK
Fiskal
12.500.000.
000
12.500.000.
000
6.000.000.00
0
3.500.000.00
0
(2.500.000.0
00)
6.000.000.00
0
3.500.000.00
0
(2.522.500.
000)
(22.500.000
)
Kesimpulan :
BPP
7.000.000.0
6.977.500.0
Dengan
adanya koreksi
positif atas persediaan akhir tersebut,
maka
00
00Pokok
mengakibatkan bertambahnya
LK Fiskal, di sisi lain Beban
Penjualan
menjadi
rendah dan Beban PPh terutang menjadi
tinggi.
Laba Kotor
5.500.000.0
5.522.500.0
00
00
&
ASPEK
PERPAJAKAN
Oleh :
Dwi Hariyani
DEFINISI PERSEDIAAN
PENGELOMPOKAN PERSEDIAAN
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
Biaya Perolehan
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
Biaya Perolehan
SISTEM PENCATATAN
Fisik/
BEDA PENCATATAN DALAM JURNAL
TRANSAKSI
PERIODIK
PERPETUAL
Pembelian
Pembelian
Kas/ Utang dagang
Persediaan BD
Kas/ Utang Dagang
Retur Pembelian
Kas/ Utang Dagang
Retur Pembelian
Kas/ Utang Dagang
Persediaan BD
Penjualan
Kas/ Piutang Dagang
Penjualan
Kas/ Piutang
Penjualan
Beban Pokok Penjualan
Persediaan BD
Retur Penjualan
Retur Penjualan
Retur Penjualan
Kas/ Piutang Dagang
Kas/ Piutang
Dagang
Persediaan BD
Beban Pokok
Penjualan
BEDA PENCATATAN DALAM JURNAL
TRANSAKSI
PERIODIK
PERPETUAL
Potongan Pembelian
Utang Dagang
Potongan
Pembelian
Kas
Utang Dagang
Beban Pokok Penjualan
Kas
Potongan Penjualan
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
Kas
Potongan Penjualan
Piutang Dagang
PENGAKUAN PERSEDIAAN
PENENTUAN KEPEMILIKAN BARANG
Barang
Barang Dagangan
yang Berada Dalam Perjalanan
FOB SHIPPING POINT
GUDA
NG A
Penju
al
GUDA
NG B
Baran
g
Milik
Pemb
eli
Barang Dagangan
yang Berada Dalam Perjalanan
FOB DESTINATION
GUDAN
GA
Penju
al
GUDAN
GB
Baran
g
Milik
Pemb
eli
BARANG KONSINYASI
PENGERTIAN
ANGSURAN
PERHITUNGAN BEBAN POKOK
PERSEDIAAN
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
PENENTUAN METODE
PERSEDIAAN
Penentuan nilai persediaan berdasarkan biaya
PENENTUAN
BEBAN POKOK PERSEDIAAN
IDENTIFIKASI KHUSUS
IDENTIFIKASI KHUSUS
Beranggapan
FIFO (FIRST IN FIRST OUT)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai peroleh
ILUSTRASI
FIFO
Besar nilai persediaan akhir dengan Metode FIFO sebesar Rp
325
AVERAGE (RATA-RATA)
Harga per unit persediaan selalu bergerak / berubah
sesuai dengan terjadinya perubahan / mutasi pada
jumlah unit persediaan yang dimiliki perusahaan
Harga rata-rata diperoleh dengan cara membagi
keseluruhan harga pembelian dengan kuantitasnya.
Ilustrasi
Average/ Rata -Rata
Besar nilai persediaan akhir dengan Metode Average / rata-rata Rp
612.000
LOCOM [Lower of Cost or Market]
(Biaya Perolehan / Nilai Pasar)
Ilustrasi
LOCOM
Besar nilai persediaan akhir dengan menggunakan LOCOM Rp
14.200.000
LCNRV
[Lower of Cost or Net Realizable
Value]
(Biaya Terendah / Nilai Realisasi
Bersih)
Pencatatan Persediaan dicatat berdasarkan
biaya yang digunakan untuk persediaan. Jika
persediaan mengalami penurunan nilai karena
kerusakan, keusangan & penurunan harga yang
menyebabkan nilai persediaan juga diturunkan.
Oleh karena itu persediaan dilaporkan pada
biaya nilai terendah / nilai realisasi pasar.
ILUSTRASI
LCNRV
Nama
Barang
Harga
Realisasi
Bersih
Harga
Perolehan
LCNRV
Bayam
81.000
80.000
80.000
Wortel
123.000
120.000
120.000
Sawi
74.000
70.000
70.000
Kacang Polong
99.000
100.000
99.000
Paprika
92.000
90.000
90.000
Lobak
61.000
60.000
60.000
Total
530.000
520.000
519.000
Penetapan Persediaan dan Pelaporan
dalam Laporan Keuangan
Dalam Laporan Keuangan, persediaan disajikan di
neraca dan laporan laba rugi.
1. Dalam Neraca akan muncul dalam akun
Persediaan
2. Di laporan Laba Rugi, persediaan akan muncul
dalam perhitungan Beban Pokok Penjualan.
Ilustrasi
(Laporan Laba Rugi & Neraca)
PT. ABC
LAPORAN LABA RUGI
Penjualan
Rp 300.000
Beban Pokok Penjualan
Rp 30.000
Persediaan Awal
Pembelian
Rp 140.000
Barang Tersedia dijual
Rp 170.000
Persediaan Akhir
Rp 40.000
Beban Pokok Penjualan
Rp
130.000
Laba Kotor
Rp 170.000
Biaya Operasional
Rp 120.000
Laba Bersih
Rp 50.000
Saldo Laba Awal
Rp 20.000
Saldo Laba Akhir
Rp 70.000
PT. ABC
NERACA
Aset :
Kas
Piutang
Persediaan
Aset Lainnya
Total Aset
Rp 22.000
Rp 30.000
Rp 40.000
Rp 290.000
Rp 382.000
Liabilitas & Ekuitas :
Liabilitas
Rp 50.000
Ekuitas SahamRp 262.000
Saldo Laba
Rp 70.000
Total Liabilitas & Ekuitas :
Rp 382.000
Aspek Perpajakan untuk Persediaan
Dalam Penjelasan UU PPh pasal 10 ayat (6) : Persediaan
dan pemakaian persediaan untuk penghitungan beban pokok
dinilai berdasarkan harga perolehan diantaranya :
1. Fifo
2. Average
Oleh karena itu bila ada perbedaan dalam melakukan
penilaian berdasarkan metode selain fifo & average maka
harga perolehan perlu dilakukan penyesuaian/ koreksi.
ILUSTRASI
PT. A
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang berakhir 31 Desember 2016
Penjualan
12.500.000.0
Beban Pokok
00
Penjualan :
6.000.000.000
Persediaan Awal
3.500.000.000
Pembelian
9.500.000.000
Barang siap dijual
(2.500.000.00
Persediaan Akhir
0)
Beban Pokok Penjualan
7.000.000.00
Laba Kotor
0
5.500.000.00
Informasi :
0
1. Persediaan Akhir barang dagangan dihitung menggunakan
LOCOM, sedangkan kalau dihitung menggunakan FIFO
terdapat selisih lebih besar sebesar 22.500.000
PENYELESAIAN
Keterangan
Penjualan
BPP :
Persediaan
Awal
Pembelian
Persediaan
Akhir
LK
Komersial
Koreksi Fiskal
Positif
Negatif
LK
Fiskal
12.500.000.
000
12.500.000.
000
6.000.000.00
0
3.500.000.00
0
(2.500.000.0
00)
6.000.000.00
0
3.500.000.00
0
(2.522.500.
000)
(22.500.000
)
Kesimpulan :
BPP
7.000.000.0
6.977.500.0
Dengan
adanya koreksi
positif atas persediaan akhir tersebut,
maka
00
00Pokok
mengakibatkan bertambahnya
LK Fiskal, di sisi lain Beban
Penjualan
menjadi
rendah dan Beban PPh terutang menjadi
tinggi.
Laba Kotor
5.500.000.0
5.522.500.0
00
00