SAHAM SEBAGAI JAMINAN DALAM PEMBERIAN FASILITAS TRANSAKSI MARJIN KEPADA NASABAH OLEH PERUSAHAAN EFEK DITINJAU DARI KETENTUAN HUKUM JAMINAN INDONESIA.

SAHAM SEBAGAI JAMINAN DALAM PEMBERIAN FASILITAS
TRANSAKSI MARJIN KEPADA NASABAH OLEH PERUSAHAAN EFEK
DITINJAU DARI KETENTUAN HUKUM JAMINAN INDONESIA

Abstrak
Wendi Gunawan
(110110080162)
Transaksi saham di pasar modal semakin lama semakin berkembang.
Hal ini terlihat dari semakin beragamnya jenis-jenis transaksi yang bisa dipilih
oleh investor dalam jual beli saham. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan fasilitas transaksi marjin (margin trading). Transaksi marjin
(margin trading) merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh perusahaan
efek kepada nasabah (investor) dimana perusahaan efek akan memberikan
pinjaman dana kepada nasabah untuk membiayai sebagian dari pembelian
saham yang dilakukan oleh nasabah. Sebagaimana pinjaman dana pada
umumnya, Perusahan Efek akan meminta nasabah untuk menyerahkan
suatu jaminan atas pinjaman dana tersebut diantaranya merupakan saham
milik nasabah. Saham digolongkan sebagai benda bergerak sehingga saham
dapat dijadikan jaminan melalui lembaga gadai atau fidusia. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimanakah praktik penggunaan
saham sebagai jaminan pada transaksi marjin jika ditinjau dari ketentuan

hukum jaminan khususnya gadai dan fidusia sebagai lembaga jaminan untuk
benda bergerak dan untuk mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum
terhadap nasabah dalam transaksi marjin.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
pendekatan yuridis normatif yang menitikberatkan terhadap asas dan norma
serta bersifat deskriptif analitis untuk menganalisis antara perundangundangan yang berlaku dengan praktik yang terjadi. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian kepustakaan untuk
memperoleh data sekunder dan wawancara untuk memperoleh data primer.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam praktik
penjaminan saham pada transaksi marjin tidak memenuhi ketentuan gadai
dalam KUH Perdata maupun fidusia sebagai mana terdapat dalam UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Fidusia. Nasabah yang dirugikan
karena pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan Efek pada transaksi
marjin dapat melaporkan hal tersebut kepada Bapepam-LK (sekarang OJK),
namun ringannya sanksi yang diberikan tidak memberikan efek jera bagi
Perusahaan Efek yang melanggar.
iv