Manfaat Akupunktur Terhadap Asma.

(1)

ABSTRAK

Manfaat Akupunktur Terhadap Asma

Muliadi Antaredja, 2003, Pembimbing Utama : Surja Tanurahardja, dr. MPH, DTM&H

Pembimbing Lapangan : Dr.A Sim Kie Jie

Akhir-akhir ini akupunktur semakin banyak diminati oleh masyarakat karena dinilai lebih murah, selain itu akupunktur pun dapat mengobati berbagai penyakit termasuk asma. Di Indonesia jumlah penderita asma semakin banyak, sehingga pengobatan asma dengan akupunktur cukup menarik untuk dibahas. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk dapat mengetahui manfaat akupunktur terhadap asma. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan observasi data rekam medis penderita asma yang datang berobat ke klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Rajawali Timur No.20 1, Bandung, pada periode Januari 2002 - April 2003 dan Klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Mustika Permata No.9 (Kav. 72) Setiabudi Regency, Bandung, pada periode November 2002 - April 2003. Pada penelitian ini didapatkan penderita asma yang berobat dengan akupunktur lebih banyak pada golongan umur 39 sampai 47 tahun yaitu 21,38%. Jumlah kunjungan berobat pasien terbanyak yaitu 1 sampai 6 kali sebesar 78,63%. Asma lebih sering terjadi pada pria yaitu 54,20%. Penderita asma yang datang berobat paling hanyak bertempat tinggal di wilayah Bojonegara dan Tegalega yaitu masing-masing 19,85%. Pada pengobatan akupunktur terhadap asma tidak ditemukan adanya efek samping. Biaya yang diperlukan untuk satu kali pengobatan akupunktur yaitu Rpl0.000,00 sampai Rp.20.000,00. Pada pengobatan asma dengan akupunktur didapatkan kebanyakan pasien “terkontrol” yaitu 74,8 1%. Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa akupunktur cukup bermanfaat sebagai pengobatan alternatif tambahan terhadap asma, dimana fiekuensi serangan dapat berkurang atau bahkan sampai tidak terjadi serangan lagi. Selain itu pengobatan akupunktur pun tergolong cukup aman dan terjangkau untuk masyarakat . Dapat disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan akupunktur sebagai pengobatan alternatif, dan akupunktur agar dapat lebih dikembangkan dan disosialisasikan.


(2)

ABSTRACT

Acupuncture Benefit f o r Asthma

Muliadi Antaredja, 2003, Especial Couriselor: Surja Tatiurahardja, dr. MPH, DTM&H

Counselor of Field: Dr.A Sim Kie Jie

Recently people more interested in acupuncture, because acupuncture is cheap and can cure various diseases including asthma. In Indonesia patients of asthma are increasing, therefore medication of asthma with acupuncture is int eresting to be studied The aim of this writing is to knowing the benefit of acupuncture for asthma. This Research is using descriptive method by observing medical record data of asthma patient who were treated ut Dhurma Bakti acupuncture clinic, Jl Rajawali Timur No.201, Bandung in period of .January 2002 - April 2002, and at Dharma Bakti acupuncture clinic, Jl. Mustika Permata No. 9 (Kav. 72) Setiabudi Regency, Bandung, in period of November 2002 -- April 2003. The results of this research were: most of asthma patien were on the age of 39 until 47 years old,

that is 21,38%. The most amount of visit for acupuncture treatment is 1 until 6 times, that is 78.63%. Asthma is mostly happened on male patient, that is 54,20% The most asthma patient, who came for acupuncture treatment, are living at Bojonegara and Tegalega region that is 19,85% for each. On this research, the side effects of acupuncture treatment for asthma are not found. The cost that was needed for each acupuncture treatment is Rp. IO. 000,00 until Rp. 20.000,00. After taking acupuncture treatment, most asthma patients were “controllable ”, that is 74,81 %. From this research, can be concluded that acupuncture treatment is useful as supplementary alternative treatment for asthma, which can reduce frequency of asthma attack e ven until attack never happened again. Beside acupuncture treatment is safe arid cheap. So acupuncture treatment could be suggested for public as an alternative medical treatment. And acupuncture should be more expanded and socialized.


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Surat Pernyataan Abstrak

A bstrack Kata Pengantar Daftar Isi

Daftar Tabel Daftar Lampiran Bab I Pendahuluan

Latar Belakang Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Kegunaan Penelitian Met odologi

Lokasi dan Waktu Bab

II

Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi

2.2 Sejarah Akupunktur

2.3 Dasar-dasar Ilmu Akupunktur 2.3.1 Teori Yin Yang 2.3.2 Teori

Wu

Xing

2.3.3 Teori Materi Dasar Tubuh 2.3.3.1 Qi

2.3.3.2 Xie 2.3.3.3 Jin Ye

2.3.3.4 Jing Keturunan 2.3.3.5 Jing Bawaan

Halaman iv V vi vii X xi 1 2 3 3 3 3 4 4 6 6 8 II 1 1 12 13 14 14 vii


(4)

2.3.3.6 Shen 2.3.4 Teori Meridian 2.4 Mekanisme Kerja Akupunktur

2.4.1 Teori Refleks 2.4.2 Teori Saraf Otonom 2.4.3 Teori Neuro Endokrin 2.4.4 Teori Neuro Hormonal 2.4.5 Teori Susunan Saraf Pusat 2.4.6 Teori Endorfin

15 15 16 16 17 17 18 18 19 2.5 Indikasi Akupunktur

2.6 Hal-hal Khusus pada Pelaksanaan Akupunktur 2.7 Cara Pemeriksaan Penyakit

2.8 Efek Akupunktur pada Bagian-bagian Tubuh 2.9 Paru-paru

2.9.1 Anatomi Paru-paru 2.9.2 Mekanisme Penafasan 2.10 Asma

2.10.1 Definisi Asma 2.10.2 Patogenesis Asma

2.10.3 Etiolog/Faktor Pencetus Asma 2.10.4 Gejala-gejala Asma

2.10.5 Diagnosis Asma

2.10.6 Diagnosis Banding dan Komplikasi Asma 2.10.7 Klasifikasi Asma

2.10.8 Terapi Asma

2.10.2 Pengobatan Asma Dengan Cara Akupunktur

2.10.3 Keberhasilan Pengobatan Asma dengan Akupunktur Bab III Bahan dan Metode Penelitian

3.1 Bahan Penelitian 3.2 Metode Penelitian

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

19 20 22 23 24 24 26 28 28 29 30 31 31 32 32 33 34 36 37 37


(5)

4.1 Hasil Penelitian 4.2 Pembahasan

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran Daftar Pustaka

Lampiran

Riwayat Hidup Penyusun

38

40

43 43 45 47 5 1


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 1 Tabel 2.1 Penggolongan organ berdasarkan teori Yin Yang

dan

Wu Xing


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 2.1 Paru-paru Gambar 2.2 Bronchus

Gambar Lampiran. 1 Titik Fei Shu (B1-13) dan Pi Shu (B1-20). Gambar Lampiran.2 Titik Tai Yuan (Lu-9) dan Chi Ze (Lu-5). Gambar Lampiran.3 Titik Tai Yuan (Lu-9).

Gambar Lampiran.4 Titik Tian tu (Cv-22) dan Shan Zhong (Cv- 17). Gambar Lampiran.5 Titik Zu San Li (St-36).

Gambar Lampiran.6 Titik Zu San Li (St-36) dan Feng Long (St-40). Gambar Lampiran.7 Titik Shen Zhu (Gv-12) dan Da Zhui (Gv-14). Gambar Lampiran. 8 Titik Ding Chuan (Extra Meridian).

Gambar Lampiran.9 Titik che (Li-1 1).

Halaman 26 26 47 47 48 48 48 49 49 50 50


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini semakin banyak pengobatan alternatif yang diminati oleh masyarakat karena dinilai lebih terjangkau dalam biaya pengobatannya, terutama pada saat keadaan ekonomi yang kurang memadai seperti sekarang. Semakain diminatinya pengobatan alternatif oleh masyarakat ditunjang juga dengan banyaknya pemberitaan media massa tentang pengobatan pengobatan alternatif. Akupunktur merupakan salah satu dari sekian banyak pengobatan alternatif yang semakin diminati oleh masyarakat.

Akupunktur sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di negri Cina untuk mengobati berbagai macam penyakit, dan secara turun temurun masih digunakan hingga saat ini. Menurut WHO salah satu penyakit yang dapat diobati dengan cara akupunktur adalah asma.

Tidak kurang dari 150 juta penduduk dunia menderita asma, dengan tambahan 180.000 kasus per tahun. Di Amerika Serikat, pengidap asma meningkat dari 6,7 juta di tahun 1980 menjadi 17,3 juta tahun 1998. Prevalensi asma di Australia meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun, yaitu 10,4 persen (1982) menjadi 27,6 persen (1992). Di Oslo, prevalensi asma meningkat dari 3,4 persen (1981) menjadi 9,3 persen (1994). Di Indonesia, penelitian Matondang dan kawan- kawan pada tahun 1994 menunjukkan, prevalensi asma di pedesaan rata-rata 4,3 persen dan di perkotaan 6,5 persen. Di DKI Jakarta tercatat 16,4 persen. (Jakarta, Kompas, 3 Mei 2002)

Di Indonesia sendiri sekitar 10 juta dari 200 juta penduduk Indonesia menderita asma. Angka ini diperoleh dari prevalensi asma berdasarkan data kunjungan pasien di sejumlah rumah sakit, yaitu tiga sampai tujuh persen atau


(9)

2

rata-rata lima persen. Hal itu diungkapkan Ketua

II

Yayasan Asma Indonesia

(YAI)

dr Faisal Yunus

PhD

SpP. (Jakarta, Kompas, 17 Februari 2001)

Dilihat dari data-data yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita asma semakin lama semakin bertambah terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat diakibat kan dari bertambahnya jumlah alergen penyebab polusi lingkungan antara lain berupa sulfur dioksida, nitrogen oksida, partikel asap polusi yang dihasilkan industri dan kendaraan bermotor, demikian pula polusi di dalam rumah berupa debu, tungau, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk yang dapat memicu timbulnya serangan asma.

Oleh sebab itu sangat menarik untuk meneliti manfaat akupunktur , terhadap asma, terutama dengan peningkatan jumlah penderita asma yang terus bertambah dan cukup banyaknya penderita asma yang berobat dengan metode akupunktur.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan observasi data rekam medis penderita asma yang datang berobat ke klinik akupunktur Darma Bakti JI. Rajawali Timur No.201, Bandung, pada periode Januari 2002 - April 2003 dan Klinik akupunktur Darma Bakti

Jl.

Mustika Permata No.9 (Kav.72) Setiabudi Regency, Bandung, pada periode November 2002 - April 2003.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari pengobatan akupunktur terhadap asma. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk mengkaji pemakaian akupunktur sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk asma.

1.2 Identifikasi Masalah


(10)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk dapat mengetahui manfaat akupunktur terhadap asma.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk mencoba akupunktur sebagai pengobatan alternatif terhadap asma.

1.5 Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan observasi data rekam medis penderita asma yang datang berobat ke klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Rajawali Timur No.201, Bandung, pada periode Januari 2002

-

April 2003 dan Klinik akupunktur Darma Bakti

Jl.

Mustika Permata No.9 (Kav.72) Setiabudi Regency, Bandung, pada periode November 2002

-

April 2003.

1.6 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di klinik akupunktur Dharma Bakti,

Jl.

Rajawali Timur No.201, Bandung dan Klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Mustika Permata No.9 (Kav. 72) Setiabudi Regency, Bandung, selama bulan April sampai Mei 2003.


(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari hasil tinjauan pustaka dan pengumpulan data-data pasien asma yang berobat dengan akupunktur dapat disimpulkan bahwa akupunktur cukup bermanfaat terhadap asma. Pengobatan akupunktur terhadap pasien asma setidak- tidaknya dapat mengurangi frekuensi serangan bahkan sampai tidak timbul serangan lagi. Tetapi akupunktur tidak dapat mengobati serangan akut asma, sehingga masih dibutuhkan pengobatan secara medis untuk mengobati serangan akut asma. Dari hasil penelitian yang dilakukan, efek samping pada pengobatan akupunktur sangat minimal sehingga cara pengobatan ini tergolong cukup aman. Selain itu biaya pengobatan dengan akupunktur lebih terjangkau untuk masyarakat . Jadi dapat disimpulkan bahwa akupunktur dapat bermanfaat sebagai pengobatan alternatif tambahan untuk mengobati asma.

Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak meneliti subjek (pasien asma yang berobat dengan akupunktur) sejak awal sehingga tidak diketahui apakah pasien pernah berobat, berobat berapa lama, dan tingkatan derajat asmanya.

1.2 Saran

Akupunktur merupakan salah satu metode pengobatan yang cukup menarik untuk dipelajari dan dapat banyak berguna untuk membantu pengobatan medis, sehingga dapat disarankan untuk para dokter dan calon dokter untuk dapat mempelajari akupunktur, setidak-tidaknya untuk menambah wawasan.


(12)

44

Para akupunkturis juga disarankan agar dapat mempelajari prinsip-prinsip ilmu kedokteran barat sehingga dapat lebih tepat dalam diagnostik sehingga akhirnya dapat menghasilkan pengobatan yang lebih baik. Selain itu disarankan pula untuk menjaga sterilitas jarum yang digunakan untuk menghindari penularan penyakit ataupun infeksi. Lebih baik lagi jika digunakan jarum sekali pakai.

Kepada universitas-universitas kedokteran di Indonesia pun disarankan untuk memasukkan mata kuliah akupunktur, minimal sebagai tambahan atau bahkan sebagai cabang spesialisasi tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan para dokter di masa datang tentang akupunktur dapat bertambah.

Disarankan pula agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan terpola tentang masalah akupunktur ini, sehingga akupunktur dapat lebih berkembang lagi.

Kepada masyarakat pun dapat disarankan untuk menggunakan cara pengobatan akupunktur sebagai alternatif pengobatan. Selain hasil pengobatan yang cukup baik, biayanya pun tergolong cukup tejangkau terutama untuk lapisan ekonomi menengah kebawah.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Clark T.J.H., Godfrey S., Lee T.H., Thompson NC., 2000. Asthma London: Arnold.

Dharmojono, DVM. 2001. Menghayati teori & praktek akupunktur dan moksihasi. Jakarta: Trubus Agriwidjaya.

Global Initiaive for Asthma, 2002. Asthma menagement and prevention. NIH Publication.

Guyton Arthur C., Hall Jhon E., 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC. p.597-599.

J Hu, Acupuncture & asthma. 1998. http://www.internethealthlibrary.com/Health- htm

Kobzik Lester, 1996. Sistem Pernafasan Dalam : Robbins S.L., Cotran R.S., Kumar V. :Dasar patologi penyakit edisi 5 . Jakarta: EGC. p.439-440.

Kobik Lester, 1999. The Lung In: Robbins S.L., Cotran R.S., Kumar V . : Pathologic basis of ed. Philadelphia: W.B. Sounders Company. p.712-7 16.

Kompas, Akupunktur dorong pengeluaran endorfin. 1999.

http://www. htm

Kompas, 1 0 juta penduduk Indonesia menderita asma. 200 1 .

Kompas, Kejadian asma cendrung meningkat . 2001. h t tp : //www . kompas. com/kompas-cet a k/0 1 04/ 1 6/ip te Wkej a 1 0. ht m

Kompas, Waspadai gejala awal asma. 2002. http://www. kompas.com/kompas- cetak/02

Kompas, Kontrol asma untuk kurangi penderitaan. 2002.

http://www. 1 0/iptek/kont22. htm

Kompas, Bebaskansetiap orang bernafas. 2002. http://www. kompas.com/kompas- htm


(14)

46

McFadden E.R., 1987. Asthma In: Braunwald E., Isselbacher K.J..Petersdorf R.G., Wilson J.D., Martin J.B., Fauci A.S.: Harrison ‘s principles

of

infernal medicine. 1 New York: McGraw-Hill Book Company. p. 1060-1065

Oetomo H.S., 1980. Seni akupunktur modern. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Philip Steve, Asthma & acupuncture. 200 1. http://www.acupuncturehealingarts. com/asthma. html

Rima M.H., Andry H., Willie J., Sudjoko K., Melfiawaty S., Surya S., dkk., 1994. Kamus kedokteran dorland. Jakarta: EGC. p.38.

Sim Kie Jie, 1997. Dasar teori ilmu akupunktur ident ifikasi dan klasifikasi penyakit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sinclair Chris, 1995. Kesehatan populer asma. Jakarta: Arcan.

Snel! Richard S., 1997. Anafomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 1 . Jakarta: EGC. p. 95-105.


(1)

rata-rata lima persen. Hal itu diungkapkan Ketua

II

Yayasan Asma Indonesia

(YAI)

dr Faisal Yunus

PhD

SpP. (Jakarta, Kompas, 17 Februari 2001)

Dilihat dari data-data yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita asma semakin lama semakin bertambah terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat diakibat kan dari bertambahnya jumlah alergen penyebab polusi lingkungan antara lain berupa sulfur dioksida, nitrogen oksida, partikel asap polusi yang dihasilkan industri dan kendaraan bermotor, demikian pula polusi di dalam rumah berupa debu, tungau, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk yang dapat memicu timbulnya serangan asma.

Oleh sebab itu sangat menarik untuk meneliti manfaat akupunktur , terhadap asma, terutama dengan peningkatan jumlah penderita asma yang terus bertambah dan cukup banyaknya penderita asma yang berobat dengan metode akupunktur.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan observasi data rekam medis penderita asma yang datang berobat ke klinik akupunktur Darma Bakti JI. Rajawali Timur No.201, Bandung, pada periode Januari 2002 - April 2003 dan Klinik akupunktur Darma Bakti

Jl.

Mustika Permata No.9 (Kav.72) Setiabudi Regency, Bandung, pada periode November 2002 - April 2003.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari pengobatan akupunktur terhadap asma. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk mengkaji pemakaian akupunktur sebagai salah satu pengobatan alternatif untuk asma.

1.2 Identifikasi Masalah


(2)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk dapat mengetahui manfaat akupunktur terhadap asma.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk mencoba akupunktur sebagai pengobatan alternatif terhadap asma.

1.5 Metodologi

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan observasi data rekam medis penderita asma yang datang berobat ke klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Rajawali Timur No.201, Bandung, pada periode Januari 2002

-

April 2003 dan Klinik akupunktur Darma Bakti

Jl.

Mustika Permata No.9 (Kav.72) Setiabudi Regency, Bandung, pada periode November 2002

-

April 2003.

1.6 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di klinik akupunktur Dharma Bakti,

Jl.

Rajawali Timur No.201, Bandung dan Klinik akupunktur Darma Bakti Jl. Mustika Permata No.9 (Kav. 72) Setiabudi Regency, Bandung, selama bulan April sampai Mei 2003.


(3)

1.1 Kesimpulan

Dari hasil tinjauan pustaka dan pengumpulan data-data pasien asma yang berobat dengan akupunktur dapat disimpulkan bahwa akupunktur cukup bermanfaat terhadap asma. Pengobatan akupunktur terhadap pasien asma setidak- tidaknya dapat mengurangi frekuensi serangan bahkan sampai tidak timbul serangan lagi. Tetapi akupunktur tidak dapat mengobati serangan akut asma, sehingga masih dibutuhkan pengobatan secara medis untuk mengobati serangan akut asma. Dari hasil penelitian yang dilakukan, efek samping pada pengobatan akupunktur sangat minimal sehingga cara pengobatan ini tergolong cukup aman. Selain itu biaya pengobatan dengan akupunktur lebih terjangkau untuk masyarakat . Jadi dapat disimpulkan bahwa akupunktur dapat bermanfaat sebagai pengobatan alternatif tambahan untuk mengobati asma.

Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak meneliti subjek (pasien asma yang berobat dengan akupunktur) sejak awal sehingga tidak diketahui apakah pasien pernah berobat, berobat berapa lama, dan tingkatan derajat asmanya.

1.2 Saran

Akupunktur merupakan salah satu metode pengobatan yang cukup menarik untuk dipelajari dan dapat banyak berguna untuk membantu pengobatan medis, sehingga dapat disarankan untuk para dokter dan calon dokter untuk dapat mempelajari akupunktur, setidak-tidaknya untuk menambah wawasan.


(4)

44

Para akupunkturis juga disarankan agar dapat mempelajari prinsip-prinsip ilmu kedokteran barat sehingga dapat lebih tepat dalam diagnostik sehingga akhirnya dapat menghasilkan pengobatan yang lebih baik. Selain itu disarankan pula untuk menjaga sterilitas jarum yang digunakan untuk menghindari penularan penyakit ataupun infeksi. Lebih baik lagi jika digunakan jarum sekali pakai.

Kepada universitas-universitas kedokteran di Indonesia pun disarankan untuk memasukkan mata kuliah akupunktur, minimal sebagai tambahan atau bahkan sebagai cabang spesialisasi tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan para dokter di masa datang tentang akupunktur dapat bertambah.

Disarankan pula agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan terpola tentang masalah akupunktur ini, sehingga akupunktur dapat lebih berkembang lagi.

Kepada masyarakat pun dapat disarankan untuk menggunakan cara pengobatan akupunktur sebagai alternatif pengobatan. Selain hasil pengobatan yang cukup baik, biayanya pun tergolong cukup tejangkau terutama untuk lapisan ekonomi menengah kebawah.


(5)

London: Arnold.

Dharmojono, DVM. 2001. Menghayati teori & praktek akupunktur dan moksihasi. Jakarta: Trubus Agriwidjaya.

Global Initiaive for Asthma, 2002. Asthma menagement and prevention. NIH

Publication.

Guyton Arthur C., Hall Jhon E., 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC. p.597-599.

J Hu, Acupuncture & asthma. 1998. http://www.internethealthlibrary.com/Health- htm

Kobzik Lester, 1996. Sistem Pernafasan Dalam : Robbins S.L., Cotran R.S., Kumar V. :Dasar patologi penyakit edisi 5 . Jakarta: EGC. p.439-440.

Kobik Lester, 1999. The Lung In: Robbins S.L., Cotran R.S., Kumar V . :

Pathologic basis of ed. Philadelphia: W.B. Sounders Company. p.712-7 16.

Kompas, Akupunktur dorong pengeluaran endorfin. 1999.

http://www. htm

Kompas, 1 0 juta penduduk Indonesia menderita asma. 200 1 .

Kompas, Kejadian asma cendrung meningkat . 2001. h t tp : //www . kompas. com/kompas-cet a k/0 1 04/ 1 6/ip te Wkej a 1 0. ht m

Kompas, Waspadai gejala awal asma. 2002. http://www. kompas.com/kompas- cetak/02

Kompas, Kontrol asma untuk kurangi penderitaan. 2002.

http://www. 1 0/iptek/kont22. htm

Kompas, Bebaskansetiap orang bernafas. 2002. http://www. kompas.com/kompas- htm


(6)

46

McFadden E.R., 1987. Asthma In: Braunwald E., Isselbacher K.J..Petersdorf R.G., Wilson J.D., Martin J.B., Fauci A.S.: Harrison ‘s principles

of

infernal medicine. 1 New York: McGraw-Hill Book Company. p. 1060-1065

Oetomo H.S., 1980. Seni akupunktur modern. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

Philip Steve, Asthma & acupuncture. 200 1. http://www.acupuncturehealingarts. com/asthma. html

Rima M.H., Andry H., Willie J., Sudjoko K., Melfiawaty S., Surya S., dkk., 1994.

Kamus kedokteran dorland. Jakarta: EGC. p.38.

Sim Kie Jie, 1997. Dasar teori ilmu akupunktur ident ifikasi dan klasifikasi penyakit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sinclair Chris, 1995. Kesehatan populer asma. Jakarta: Arcan.

Snel! Richard S., 1997. Anafomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 1 .

Jakarta: EGC. p. 95-105.