Studi Pustaka Tentang Eklampsia.

ABSTRAK
Dewasa ini semakin banyak terjadi kesimpangsiuran pemahaman tentang
eklampsia dan berbagai aspek yang tercakup didalamnya, yang mengakibatkan
bertambahnya penderita pre-eklampsia yang jatuh kedalam stadium eklampsia,
karena kurangnya pengetahuan akan bahayanya.
Eklampsia merupakan kelanjutan pre-eklampsia dan proses terjadinya
tergantung dari berat ringannya pre-eklampsia itu sendiri. Makin berat gejala preeklampsia akan memudahkan terjadinya eklampsia. Bila terjadi pre-eklampsia berat
sambil diikuti kejang dan tak sadarkan diri, keadaan ini disebut sebagai eklampsia.
Dengan perkembangan ilmu kedokteran akhirnya dapat diketahui bahwa
sebelum terjadinya kejang, umumnya dapat dijumpai kelainan yang lebih dini berupa
oedema, proteinuria dan hipertensi, yang dikenal dengan pre-eklampsia.
Pen yakit ini diperkirakan menyerang 3- 10% wanita hamil pertama, yang
menderita diabetes, hamil ganda, dan hydramnion, dengan usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun. Masalah utama pada penyakit ini adalah diagnosis serta
terapi yang sering terlambat.
Eklampsia adalah salah satu dari tiga penyebab kematian utama pada wanita
hamil di Indonesia, selain infeksi dan perdarahan.
Etiologi eklampsia sampai saat ini belum jelas dan pasti, namun diduga karena
ischaemia uteroplacenta, dimana dalam keadaan hamil uterus memerlukan darah
lebih ban yak, namun pada keadaan-keadaan tertentu seperti kehamilan ganda, akhir
kehamilan, saat persalinan, peredaran darah dalam dinding rahim berkurang maka

keluarlah zat-zat dari plasenta yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan
vasospasmus.
Tujuan utama pengobatan eklampsia adalah menghentikan berulangnya
serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman
setelah keadaan ibu mengijinkan dan mempertimbangkan kondisi janinnya.
Kesimpulannya pencegahan paling efektif adalah pemeriksaan teratur bagi para
ibu hamil, khususnya yang mempunyai faktor predisposisi tinggi, dan apabila telah
terserang pre-eklampsia harus segera diobati agar tak jatuh dalam stadium eklampsia.

IV

ABSTRACT
There is a lack of consensus regarding eclampsia. Due to the lack of knowledge
concerning its dangers, most patients with pre-eclampsia progress to eclampsia.
Ecalmpsia is the progression of pre-eclampsia, which depends on the severity of
pre-eclampsia. The more severe the symptoms of pre-eclampsia, the more likely
eclampsia will occur. Eclampsia is a combination of pre-eclampsia, convulsions, and
unconscious spells. It ha s been noted that before convulsions occur, there are
symptoms that preclude the event, which includes edema, proteinuria, and
hypertension, which is, pre-eclampsia

Pre-eclampsia is estimated to affect approximately 3-10% of primigravidas
who have diabetes, multiple pregnancies polyhydramnion, and are less than 20 years
old or more than 35 years old at the time of pregnancy, Currently, the major
problems associated w ith this condition are late diagnosis and therefore, late
therapy.
Besides infection and bleeding, eclampsia is the other primary cause of death in
pregnant women in Indonesia. The etiology of eclampsia has not been elucidated to
this date. However, a hypothesized cause includes uteroplacenta ischemia, a
condition in which the uterus lacks blood. Circumstances such as multiple
pregnancies, the third trimester, during delivery, decrease blood circulation in the
uterine wall. A s a result, the placenta releases substances that cause hypertension
and vasoconstriction.
The primary aim of eclampsia therapy is to arrest the recurrence of
convulsions and to induce labor, taking into account the conditions of the mother and
her fetus.
We conclude that the most effective prevention of eclampsia is through good
prenatal care, especially for those at-high risks. if pre-eclampsia has occurred,
immediate treatment is warranted, to prevent the progression to eclampsia.

V


DAFTAR ISI
JUDUL BAGIAN DALAM ................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................

I

..

II

...

PERNYATAAN MAHASISWA .........................................................

III

ABSTRAK ....................................................................................

iv


ABSTRACT ..................................................................................

V

KATA PENGANTAR .......................................................................

vi
...

DAFTAR ISI .................................................................................
BAB I

Viii

PENDAHULUAN ............................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................

1


1.2. Identifikasi Masalah ............................................................

2

1.3. Maksud dan Tujuan ..............................................................

2

Tinjauan Pustaka .................................................................

3

2.1. Pre-eklampsia .....................................................................

4

2.1.1. Etiologi dan hipotesa .......................................................

4


BAB II

............................................... 12
15
2.1.3. Perubahan patologi - anatomi ..........................................
2.1.4. Perubahan patologi - fisiologi ........................................... 28
2.1.5. Diagnosa ....................................................................
22
2.1.6. Prognosa ....................................................................
23
2.1.7. Pencegahan .................................................................
23
2.1.8. Pengobatan .................................................................
24
2.2. Eklampsia ..........................................................................
32
32
2.2.1. Defenisi ....................................................................
2.2.2. Frekuensi ...................................................................

32
32
2.2.3. Klasifikasi eklampsia .....................................................
2.2.4. Predisposisi ................................................................
33
2.2.5. Gejala .......................................................................
33
2.1.2. Gejala klinik pre-eklampsia

viii

iX

2.2.6.

Tingkatan serangan eklampsia ...........................................

33

2.2.7.


Patologi .....................................................................

35

2.2.8.

Etiologi ......................................................................

36

2.2.9.

Komplikasi ................................................................

36

2.2.10. Diagnosa ...................................................................

37


2.2.1 1. Prognosa ....................................................................

38

2.2.12. Pencegahan .................................................................

39

2.2.13. Terapi .......................................................................

39

2.2.14. Tindakan obstetric ........................................................

41

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

44


3.1

Kesimpulan .....................................................................

44

3.2

Saran ............................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................

49

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.

Latar belakang

Kehamilan merupakan suatu proses awal kehidupan baru bagi pertumbuhan janin,
yang mengakibatkan berbagai macam perubahan, baik fisiologis maupun anatomis
bagi sang ibu. Bila kehamilan dipersiapkan dan berjalan dengan baik akan
berkelanjutan dengan proses persalinan yang hampir dapat diprediksikan baik dengan
janin dan ibu yang sehat. Tetapi, bila proses berlangsungnya kehamilan tidak berjalan
dengan baik, dikarenakan kondisi kesehatan ibu yang meragukan dan beresiko tinggi
terhadap kehamilan, maka akan sangat membahayakan kondisi kesehatan bahkan
mengancam jiwa ibu dan juga janin yang sedang dikandungnya.
Seperti halnya eklampsia yang dijuluki “penyakit halilintar”, yang sering
menyerang wanita hamil yang sebelumnya telah terkena pre-eklampsia yang ditandai
hipertensi, oedema, proteinuria dan gejala-gejala subyektif. Eklampsia dapat terjadi
sebelum persalinan, saat persalinan atau setelah persalinan berlangsung, dengan
insidensi tinggi sebelum persalinan, pada ibu hamil kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun dan lebih sering terjadi pada primigravidae daripada multipara.
Eklampsia ditandai kejang dengan atau tanpa disertai koma dengan prognosa
yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang
baik tentang eklampsia dan berbagai aspek yang tercakup didalamnya, sehingga dapat
berguna bagi penanganan pasien eklampsia dan pengetahuan bagi para ibu dalam
mempersiapkan dan dalam proses kehamilan.

1

2

1.2.

Identifikasi masalah
1 . Apa yang dimaksud dengan eklampsia ?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi etiologi dan predisposisi bagi timbulnya
eklampsia ?

3. Bagiamana insidensinya ?

4. Pembagian eklampsia menurut saat terjadinya.
5. Gejala dan pembagian serangan eklampsia.

6. Bagaimana diagnosa, prognosa dan terapinya ?

7. Bagaimana pencegahannya ?
8. Seberapa jauh bahaya eklampsia bagi jiwa ibu dan janin ?

1.3.

Maksud dan tujuan

Maksud penulisan ini untuk mendapatkan suatu pemahaman yang baik tentang
eklampsia dan berbagai aspek yang tercakup di dalamnya, termasuk pencegahan dan
penanggulanganya.
Sedangkan tujuan penulisan ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh preeklampsia terhadap timbulnya eklampsia dan bahaya eklampsia bagi jiwa ibu dan
janin.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi fakultas kedokteran Universitas Padjajaran.

1982. Obstetripatologi. Bandung . Elstar. I-lalaman 89 - 106.
2. Sitorus R. H., dr. 1996. Pedoman perawatan kesehatan ibu dun janin selama
kehamilan. Cetakan I. Bandung : CV. Pionir Jaya. Halaman 55-56.
3. Sitorus, R. H., dr. 1995. Pedoman perawatan dan pengobatan berbagai penyakit.
Bandung : CV. Pionir Jaya. Halaman 84 - 95, 137 - 146.
4. Wibowo B.,dr. 1981. Pre-eklampsia dan eklampsia Dalam Prof. Dr. S.
Prawirohardjo, dkk : Ilmu kebidanan. Edisi kedua. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka. Halaman 237 - 257.
5 . Sibai B. M. 1992. Hypertension in pregnancy. Dalam

B M. Sibai, MD : Clinical

Obstetrics and Gynecology. Volume 35. Number 2. Hagerstown. J. B. Lippincott
company. Page 317 - 337.
6. Prof. Dr. Mochtar R., MPH. 1995. Sinopsis obstetri. Cetakan V. Jakarta : EGC.
Halaman 2 18-230.
7. Zeeman

G.G.,

MD

and

Dekker,

G.

A.

MD,

PhD.

1992.

Pathogenesis of Pre-eclampsia. Dalam B. M. Sibai., MD : Clinical Obstetrics and
Gynecology. Volume 35. Number 2. Hagerstown. J. B. Lippincott company. Page
317 - 337.

8. Holmes J.M. 1969. Obstetrics. Second edition. London; Concise Medical
Textbooks Bailli’ere. Page 91-98.

9. Prof. Dr. Mochtar R.,MPH. 1998. Sinopsis obstetri. Cetakan I. Edisi 2. Jilid 1.
Jakarta : EGC. Halaman 198-208.
10.Taber B.,M.D. 1994. Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. Cetakan

I. Jakarta : EGC. Halaman 235-246.
11. Cooper D.W., Hill J. A., Chesley L.C. 1995. Genetic control of the supceptibility

of eclampsia and miscariage. Br J Obstetri Gynaecology. Halaman 644-653.

49

50

12. Redman C.W.G. 2001. Lecture at the Annual British Maternal and Fetal Medicine
Society Meeting. Warwick University. Coventry, 22-23 March 200 1.
13. Page, N.M., Woods, R.J., Gardiner S.M., Lomthaisong, K. 2000. Excessive
placenta secretion of neurokinin B during the causes pre-eclampsia. Nature Page
405, 797-800.
14.Pang, S.C., and Graham,C.H. 1997. Cellular localization of gp46 at the human
maternal interface. Placentae. Page 18, 477-480.

15. Allen J.Y. 1996. Antipholipid antibodies in patients with pre-eclanipsia. A m J
Repro ImmunoLPage 85.
16. El-Roeiy A.myers S A . and gleicher N.1991. The relationship between
autoantibodies and intrauterine grow t h retardation in hypertensitive disorders of
pregnancy. A.M.J. Obstet Gynaecol Page 164, 12, 1261.
17. Klipatrick D.C., Liston W.A.Gibson F. and Livingstone .J.1989. Association
between susc to pre-eclampsia within families and HLA DRJ. Lancet, ii. Page
1063-1065.

18. Klonoff-Cohen H.S., Savitz D.A., Cefalo R.C. and MC Cann M.F. Page 1989. An
epidemiologic contraception andpre-eclampsia. J.Am Med Ass. Page 262, 3 1433 147.
19. Robillard P.Y. and Hulsey T.C. Page .1996. Association of pregnancy induced

hyperten.
20. Robillard P.Y, Husley T.C., Perianin J., Jankey E., Miri E.H and Papiermik E.
1994. Assocpregnancy induced hypertension with duration of sexual cohabitation
before conception. Lancet. Page 344-975.
21. Salas S.P., 1999. What causes pre-eclampsia. Best Pract Res Clin Obstet
Gynaecol. Page 13(1).,4 1-57.
22. Seligman S. Buyon J., Clancy R. Young B.K. and Abramson S.B 1994. The role
of nitric the pathogenesis of pre-eclampsia. Am. J. Obstetri Gynaecol. Page 171,
944-948.