ASUH Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

(1)

ASUH

Diajukan

HAN KEPER LIMFOB

R

n Guna Mel Untuk PROG F UNIVERS RAWATAN BLASTIK A RUMAH SA NASKA lengkapi Tu k Menyelesa Diploma Di PUTR J GRAM STU FAKULTAS ITAS MUH

N PADA An AKUT DI RU AKIT Dr. MO

AH PUBLIK

ugas-Tugas aikan Progr a III Kepera

isusun Oleh RI HIDAYA

200 100 037

UDI DIII KE S ILMU KE HAMMADIY

2013

n. A DENGA UANG MEL OEWARDI KASI dan Memen ram Pendid awatan h: ATI 7 EPERAWA SEHATAN YAH SURA AN LEUKI LATI II I nuhi Syarat dikan TAN N AKARTA MIA t-syarat


(2)

  Y N T e N N P J N D Jl. A S Yang bertand Nama Telah memba eingkasan tug Nama NIM Peogram Stud Judul Naskah artike Demikian per UNI

A. Yani Trom

SURAT PER

da tangan diba : Endang Z

aca dan menc gas akhir dari

: PU : J2 di : D

: A

LE M

el tersebut lay rsetujuan ini d

IVERSITAS FAKU

mol Pos 1-Pa

RSETUJUAN

awah ini pemb Zulaicha S, S

ermati naskah mahasiswa UTRI HIDAY 200100037 D III Keperaw

ASUHAN KE EUKIMIA MELATI II R

yak dan dapat dibuat, semog S MUHAMM ULTAS ILM abelan, Kart Surakart N ARTIKEL mbimbing tuga S.Kp.

h artikel publ

YATI

atan

EPERAWAT LIMFOBL RUMAH SAK

t disetujui unt ga dapat diper

MADIYAH MU KESEHA

tasura Telp. ( ta 57102

L PUBLIKAS

as akhir:

ikasi Ilmiah y

TAN PADA LASTIK A

KIT Dr. MO

tuk dipublikas rgunakan sep Su Endan H SURAKAR ATAN (0271) 7174 SI ILMIAH yang merupak

A An. A DEN AKUT DI OEWARDI.

sikan erlunya.

urakarta, 23 Ju Pembimbin

ng Zulaicha S RTA

417 Fax: 715

kan NGAN RUANG uli 2013 ng S, S.Kp 5448


(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN

LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RUANG MELATI II

RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI

(Putri Hidayati, 2013, 60 Halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang: Leukimia limfoblastik akut sering ditemukan di rumah sakit

umum dengan angka kejadian terbanyak yang menyerang pada anak-anak usia 2-6 tahun.

Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Leukimia

limfoblastik akut meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Hasil: Diagnosa yang muncul pada kasus adalah nyeri, gangguan nutrisi,

gangguan pola tidur dan resiko tinggi infeksi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil nyeri pada klien sudah berkurang, nafsu makan meningkat, pola tidur klien teratasi dengan baik, dan resiko infeksi berkurang.

Kesimpulan: Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien adalah dengan

memberikan terapi analgesik dan massase dapat mengurangi nyeri dan pola tidur klien teratasi dengan baik, memberikan terapi diet sesuai program menyebabkan gangguan nutrisi tidak terjadi dan dengan menjaga personal hygiene resiko infeksi pada klien tidak terjadi.

Kata kunci: Leukimia limfoblastik akut, nyeri, gangguan nutrisi, gangguan pola


(4)

PENDAHULUAN

Leukimia, kanker pada jaringan pembentuk darah, adalah bentuk kanker pada masa kanak-kanak yang paling sering ditemukan. Insidensi per tahunnya adalah 3 hingga 4 kasus per 100.000 anak-anak kulit putih yang berusia di bawah 15 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yang berusia di atas 1 tahun, dan awitan puncaknya terjadi antara usia 2 dan 6 tahun. Leukimia merupakan salah satu bentuk kanker yang memperlihatkan peningkatan angka keberhasilan hidup secara dramatis. Keberhasilan hidup tanpa penyakit untuk jangka waktu lama yang dijumpai akhir-akhir ini pada anak-anak yang menderita Leukimia Limfoid Akut mendekati angka 75%. (Wong, 2009)

Komplikasi dari pengobatan leukimia sendiri meliputi perawakan pendek, pengecilan otot, dan nekrosis dari tulang yang disebabkan oleh terapi steroid dengan dosis tinggi yang biasanya terjadi pada anak-anak, obesitas dan disfungsi gonad yang dihasilkan akibat efek neuroendokrin, potensi perubahan dalam perkembangan pubertas dan fungsi gonad, kardiomiopati, munculnya Leukimia kedua AML (Akut Mieloblastik Leukimia), disfungsi kandung kemih, kekebalan tubuh menurun, efek psikososial yang terkait dengan penyakit kronis, serta kekambuhan kembali penyakit Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) . (Burns, Catherine et al, 2007)


(5)

Berdasarkan data National Cancer Institute pada tahun 2012 kasus Leukimia Limfoblastik Akut telah terjadi pada 47.150 orang. Leukimia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan jaringan lainnya. (WHO, 2012)

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), di Indonesia kanker menjadi penyebab kematian no.3 dengan kejadian 7,7 % dari seluruh penyebab kematian karena penyakit tidak menular. Sementara itu leukimia merupakan jenis kanker tertinggi pada anak di seluruh RS di Indonesia dengan proporsi sebesar 10,4 %. Selain itu, sejak tahun 2010 pengendalian kanker nasional telah mengembangkan program kanker pada anak melalui upaya pengenalan tanda dan gejala yang dikembangkan di puskesmas dan pos pembinaan terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di masyarakat. (Depkes, 2013)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RS Moewardi pada tahun 2012 ditemukan jumlah kasus Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) sebanyak 307 kasus. Sedangkan jumlah kasus LLA yang terjadi pada tahun 2013 sampai dengan bulan April sebanyak 103 kasus. Di RSUD Moewardi mencatat kejadian LLA hingga saat ini terus bertambah di bangsal anak Melati II RSUD Moewardi.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah memberikan pengalaman yang nyata kepada penulis untuk mengetahui cara perawatan dan


(6)

penanganan pada pasien anak dengan masalah Leukimia Limfoblastik Akut dengan benar.

Tujuan khusus dari karya tulis ilmiah ini adalah penulis dapat melakukan pengkajian pada klien anak dengan masalah Leukimia Limfoblastik Akut, menegakkan perumusan diagnosa keperawatan yang muncul pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut, menyusun intervensi keperawatan pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut, melakukan implementasi keperawatan pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut, serta melakukan evaluasi pada klien anak dengan Leukimia Limfoblastik Akut

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Richards E Behrman, Robert M Kliegman dan Hal B Jenson (2004) Leukimia adalah neoplasma ganas yang paling umum pada anak-anak, terhitung sekitar 41% dari semua malignants yang terjadi pada anak yang lebih muda dari 15 tahun. Leukimia lymphoblastic akut untuk sekitar 77% dari kasus leukimia pada anak.

Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) sering disebut sebagai “great imitator” karena gejala yang nonspesifik. LLA adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.Blastosit abnormal gagal berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa dan proses pembelahan berlangsung terus. Sel-sel ini (blastosit) mendesak komponen hemopoitik normal sehingga terjadi kegagalan fungsi


(7)

sumsum tulang. Di samping itu, sel-sel abnormal melalui peredaran darah melakukan infiltrasi ke organ-organ. (Toy, Eugene et al, 2011).

Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) paling banyak ditemukan pada anak umur 2-6 tahun. Penyebab belum diketahui, mungkin ada pengaruh faktor genetik karena LLA lebih sering pada anak dengan kelainan kromosom seperti Sindrom Down, Sindrom Fanconi, sindrom Bloom, ataksia-teleangiektasia, dan juga pada anak kembar. Faktor yang lain ialah lingkungan, yaitu kejadian LLA pada janin dan anak terpapar radiasi lebih banyak dari kontrol, serta kasus LLA terkait dengan adanya infeksi virus Epstein Barr. (Widagdo, 2012)

Patofisiologi menurut Wong (2009) Leukimia merupakan proliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah. Walaupun bukan suatu “tumor”, sel-sel leukimia memperlihatkan sifat neoplastik yang sama seperti sel-sel kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan patologi dan manifestasi klinisnya disebabkan oleh infiltrasi dan penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel-sel leukimia nonfungsional. Organ-organ yang terdiri banyak pembuluh darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ yang terkena paling berat.

Pada semua tipe leukimia, sel-sel yang berproliferasi menekan produksi unsur-unsur darah yang terbentuk dalam sumsum tulang melalui kompetisi dengan sel-sel normal dan perampasan hak-haknya dalam mendapatkan unsur gizi yang esensial bagi metabolisme. Tanda dan gejala


(8)

leukimia yang paling sering ditemukan merupakan akibat dari infiltrasi pada sumsum tulang. Tiga akibat yang utama adalah:

a. Anemia, akibat penurunan jumlah SDM. b. Infeksi, akibat neutropenia.

c. Tendensi perdarahan, akibat penurunan produksi trombosit.

Invasi sel-sel kimia leukimia ke dalam sumsum tulang secara perlahan-lahan akan melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan fraktur. Karena sel-sel leukimia menginvasi periostium, peningkatan tekanan menyebabkan rasa nyeri yang hebat. (Wong, 2009)

Hasil penelitian

Biodata klien, nama An. A, umur 3,3 tahun, lahir tanggal 19- 01- 2010, jenis kelamin perempuan, agama Islam, alamat Tegal Kuniran, RT 1/26, Jebres Surakarta. An. A masuk Rumah Sakit Umum Moewardi pada tanggal 28 April 2013 jam 16.07 dengan diagnosa medis LLA.

Pengkajian Keperawatan

Keluhan utama, ibu klien mengatakan klien pusing hebat (nyeri), demam, klien mengeluh bagian kaki kanan sakit, tidak mau makan dan anak sulit tidur karena sering mengeluh pusing.

Riwayat penyakit sekarang, keluarga klien mengatakan 6 hari yang lalu pasien pulang dari RS untuk kemoterapi dan pasien mengeluh pusing. Kurang lebih 5 hari klien mengeluh pusing bertambah dan tidak ada


(9)

perubahan. Pada tanggal 28 April 2013 oleh keluarga klien dibawa ke IGD RSDM, kemudian pasien dipindah dan dirawat inap di ruang Melati II kamar 7C.

Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. Data Subjektif:

Ibu klien mengatakan klien pusing hebat (nyeri). Dari hasil pengkajian nyeri FLACC PAIN

SCALE, anak mendeskripsikan skor

nyeri 7. Data Objektif:

Keadaan umum pasien lemah.

Klien merintih kesakitan, memegangi kepala, mengerutkan dahi.

Nyeri Akut Kehancuran

jaringan yang terus menerus, kemoterapi.

2. Data Subjektif

Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. Data Objektif:

A: Lingkar kepala 46 cm Tinggi badan 89 cm Penurunan BB 1 kg: Sebelum sakit: 11 kg Selama sakit: 10 kg Tabel Z score klien -3

SD.

B: Hb 11,6 g/dl.

C: Mukosa mulut basah, konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik.

D: Klien tidak pernah menghabiskan diet dari

RS, makanan dihabiskan ¼ porsi dan

kadang hanya beberapa

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


(10)

sendok saja. 3. Data Subjektif

Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur karena anak sering mengeluh pusing.

Data objektif:

Klien sering menguap, mata kuyu kurang tidur, lesu dan gelisah.

Intensitas tidur 6 jam/hari.

Gangguan Pola Tidur

Ketidaknyamanan

fisik yang lama(nyeri)

4. Data subjektif:

Ibu klien mengatakan anaknya demam dan pada bagian kaki klien sakit. Data objektif:

Kadar leukosit rendah 2,2 ribu/ul

Pemeriksaan TTV: Nadi: 98 x/menit Suhu: 37,80C

Resiko Tinggi Infeksi

Pertahanan

primer tidak adekuat ( trauma jaringan);

pertahanan lapis kedua yang tidak memadai ( leukopenia,

imunosupresi)

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus menerus, kemoterapi. (Nanda Nic Noc, 2011)

2. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia. (Nanda Nic Noc, 2011)

3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik yang lama (nyeri). (Nanda Nic Noc, 2011)

4. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (trauma jaringan); pertahanan lapis kedua yang tidak memadai (leukopenia, immunosupresi). (Nanda Nic Noc, 2011)


(11)

Hasil Penelitian

Faktor-faktor yang mendukung di dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yaitu keluarga klien khususnya ibu klien sangat kooperatif dan terbuka dalam memberikan informasi-informasi mengenai keadaan klien, ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga dapat mendukung penulis dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan pada klien. Staf rumah sakit yang bersedia untuk memberikan gambaran jelas mengenai kondisi klien. Selain itu, penulis mendapatkan bimbingan dari awal pengkajian sampai evaluasi, sehingga penulis dapat memahami tentang gambaran penyakit pada klien dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan untuk klien.

Hal-hal yang menghambat penulis dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yaitu kurang kooperatifnya klien yang disebabkan karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dan klien selalu gelisah dan marah apabila ada petugas kesehatan yang mendekatinya. Klien hanya mau dilakukan tindakan keperawatan jika didampingi dengan ibunya. Akan tetapi, setelah dilakukan pendekatan terapeutik dan dibantu oleh keluarga dan teman teman mahasiswa, klien bersedia untuk dilakukan tindakan asuhan keperawatan dan kooperatif.


(12)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Perawat melakukan pengkajian menurut pola fungsi Gordon dan pemeriksaan fisik secara head to toe. Pengkajian disesuaikan dengan tinjauan teori dimana data-data yang dikaji meliputi: aktivitas, sirkulasi, eliminasi, rasa nyaman, rasa aman, makan dan minum serta neurosensori.

2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul empat diagnosa pada klien. Diagnosa yang muncul adalah: nyeri akut berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus menerus, kemoterapi; ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia; gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (nyeri); resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (trauma jaringan), pertahanan lapis kedua yang tidak memadai (leukopenia, imunosupresi).

3. Implementasi keperawatan dilakukan 3x24 jam yang ditujukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul. Hasil yang diperoleh selama melakukan perawatan, kondisi klien lebih membaik dibandingkan dari hari pertama pengkajian.

4. Evaluasi yang dilakukan pada hari terakhir, terdapat 3 masalah keperawatan yang dapat teratasi dari 4 masalah keperawatan yang muncul.


(13)

Saran

1. Bagi penulis.

Sebagai perawat hendaknya lebih jeli dalam mengkaji klien untuk menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat serta melakukan kolaborasi yang baik dengan semua tenaga medis agar meningkatkan kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Bagi keluarga.

Diharapkan keluarga mampu memahami tentang penyakit dan perawatan pada klien agar tidak terjadi gangguan nutrisi, serta dapat melanjutkan perawatan di rumah dengan baik.

3. Bagi instansi rumah sakit.

Karya tulis ilmiah ini dapat memberikan kontribusi untuk mengevaluasi program pengobatan penyakit dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

4. Bagi instansi akademik.

Dapat digunakan sebagai informasi dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam bidang keperawatan.


(14)

Daftar Pustaka

Behrman, Richard et al. 2004. Immunophenotyping in leukimia and its diagnostic significnce. Medical Journal of Indonesia. Volume 13. Number 3: july-september 2004: pp 133-202.

Burns, Catherine et al. 2004. Pediatric Primary Care, 3rd edition. ISBN.

Depkes RI. 2013. Seminar Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker

Sedunia 2013. Diakses: 24 Mei 2013. www.depkes.go.id

Handayani W dan Sulistyo A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Hockenberry M and Wilson D. 2008. PEDIATRIC NURSING. ISBN. Meadow R dan Newell S. 2006. Pediatrika. Jakarta: Erlangga.

Mehta A dan Hoffbrand V. 2008. At a Glance HEMATOLOGI. Jakarta: Erlangga. Shiel, William et al. 2011. Kamus Kedokteran. Jakarta: Erlangga.

Sudoyo, Aru et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Toy, Eugene et al. 2011. Case Files Pediatri. Jakarta: EGC.

WHO. 2013. Insidensi leukimia tahun 2012. Diakses: 24 Mei 2013.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs37/en/index.html

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta : Erlangga.

Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: EGC.


(1)

perubahan. Pada tanggal 28 April 2013 oleh keluarga klien dibawa ke IGD RSDM, kemudian pasien dipindah dan dirawat inap di ruang Melati II kamar 7C.

Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. Data Subjektif:

Ibu klien mengatakan klien pusing hebat (nyeri). Dari hasil pengkajian nyeri FLACC PAIN

SCALE, anak mendeskripsikan skor

nyeri 7. Data Objektif:

Keadaan umum pasien lemah.

Klien merintih kesakitan, memegangi kepala, mengerutkan dahi.

Nyeri Akut Kehancuran

jaringan yang terus menerus, kemoterapi.

2. Data Subjektif

Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. Data Objektif:

A: Lingkar kepala 46 cm Tinggi badan 89 cm Penurunan BB 1 kg: Sebelum sakit: 11 kg Selama sakit: 10 kg Tabel Z score klien -3

SD.

B: Hb 11,6 g/dl.

C: Mukosa mulut basah, konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik.

D: Klien tidak pernah menghabiskan diet dari

RS, makanan dihabiskan ¼ porsi dan

kadang hanya beberapa

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


(2)

sendok saja. 3. Data Subjektif

Ibu klien mengatakan anaknya sulit tidur karena anak sering mengeluh pusing.

Data objektif:

Klien sering menguap, mata kuyu kurang tidur, lesu dan gelisah.

Intensitas tidur 6 jam/hari.

Gangguan Pola Tidur

Ketidaknyamanan

fisik yang lama(nyeri)

4. Data subjektif:

Ibu klien mengatakan anaknya demam dan pada bagian kaki klien sakit. Data objektif:

Kadar leukosit rendah 2,2 ribu/ul

Pemeriksaan TTV: Nadi: 98 x/menit Suhu: 37,80C

Resiko Tinggi Infeksi

Pertahanan

primer tidak adekuat ( trauma jaringan);

pertahanan lapis kedua yang tidak memadai ( leukopenia,

imunosupresi)

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus menerus, kemoterapi. (Nanda Nic Noc, 2011)

2. Ketidakseimbangan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia. (Nanda Nic Noc, 2011)


(3)

Hasil Penelitian

Faktor-faktor yang mendukung di dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yaitu keluarga klien khususnya ibu klien sangat kooperatif dan terbuka dalam memberikan informasi-informasi mengenai keadaan klien, ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sehingga dapat mendukung penulis dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan pada klien. Staf rumah sakit yang bersedia untuk memberikan gambaran jelas mengenai kondisi klien. Selain itu, penulis mendapatkan bimbingan dari awal pengkajian sampai evaluasi, sehingga penulis dapat memahami tentang gambaran penyakit pada klien dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan untuk klien.

Hal-hal yang menghambat penulis dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yaitu kurang kooperatifnya klien yang disebabkan karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dan klien selalu gelisah dan marah apabila ada petugas kesehatan yang mendekatinya. Klien hanya mau dilakukan tindakan keperawatan jika didampingi dengan ibunya. Akan tetapi, setelah dilakukan pendekatan terapeutik dan dibantu oleh keluarga dan teman teman mahasiswa, klien bersedia untuk dilakukan tindakan asuhan keperawatan dan kooperatif.


(4)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Perawat melakukan pengkajian menurut pola fungsi Gordon dan pemeriksaan fisik secara head to toe. Pengkajian disesuaikan dengan tinjauan teori dimana data-data yang dikaji meliputi: aktivitas, sirkulasi, eliminasi, rasa nyaman, rasa aman, makan dan minum serta neurosensori.

2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul empat diagnosa pada klien. Diagnosa yang muncul adalah: nyeri akut berhubungan dengan kehancuran jaringan yang terus menerus, kemoterapi; ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia; gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (nyeri); resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (trauma jaringan), pertahanan lapis kedua yang tidak memadai (leukopenia, imunosupresi).

3. Implementasi keperawatan dilakukan 3x24 jam yang ditujukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul. Hasil yang diperoleh selama melakukan perawatan, kondisi klien lebih membaik


(5)

Saran

1. Bagi penulis.

Sebagai perawat hendaknya lebih jeli dalam mengkaji klien untuk menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat serta melakukan kolaborasi yang baik dengan semua tenaga medis agar meningkatkan kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan.

2. Bagi keluarga.

Diharapkan keluarga mampu memahami tentang penyakit dan perawatan pada klien agar tidak terjadi gangguan nutrisi, serta dapat melanjutkan perawatan di rumah dengan baik.

3. Bagi instansi rumah sakit.

Karya tulis ilmiah ini dapat memberikan kontribusi untuk mengevaluasi program pengobatan penyakit dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

4. Bagi instansi akademik.

Dapat digunakan sebagai informasi dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam bidang keperawatan.


(6)

Daftar Pustaka

Behrman, Richard et al. 2004. Immunophenotyping in leukimia and its diagnostic significnce. Medical Journal of Indonesia. Volume 13. Number 3: july-september 2004: pp 133-202.

Burns, Catherine et al. 2004. Pediatric Primary Care, 3rd edition. ISBN.

Depkes RI. 2013. Seminar Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia 2013. Diakses: 24 Mei 2013. www.depkes.go.id

Handayani W dan Sulistyo A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Hockenberry M and Wilson D. 2008. PEDIATRIC NURSING. ISBN. Meadow R dan Newell S. 2006. Pediatrika. Jakarta: Erlangga.

Mehta A dan Hoffbrand V. 2008. At a Glance HEMATOLOGI. Jakarta: Erlangga. Shiel, William et al. 2011. Kamus Kedokteran. Jakarta: Erlangga.

Sudoyo, Aru et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Toy, Eugene et al. 2011. Case Files Pediatri. Jakarta: EGC.

WHO. 2013. Insidensi leukimia tahun 2012. Diakses: 24 Mei 2013. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs37/en/index.html

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta : Erlangga.

Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta: EGC


Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM VASKULER : HEMANGIOMA DI RUANG MELATI II Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Gangguan Sistem Vaskuler : Hemangioma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 1 18

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Gangguan Sistem Vaskuler : Hemangioma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 1 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM VASKULER : HEMANGIOMA DI RUANG MELATI II Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Gangguan Sistem Vaskuler : Hemangioma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

7 18 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA DI RUANG MELATI II Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Asma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 1 17

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Asma Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 3 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT DI RUANG MELATI II Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Leukimia Limfoblastik Akut Di Ruang Melati II Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 2 16

KARYA TULIS ILMIAH Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Akut Myeloid Leukimia Di Ruang Melati II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Akut Myeloid Leukimia Di Ruang Melati II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN AKUT MYELOID LEUKIMIA DI RUANG MELATI II RUMAH SAKIT Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Akut Myeloid Leukimia Di Ruang Melati II Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN DEMAM TIFOID DI RUANG MELATI 2 RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI Asuhan Keperawatan Pada An. N Dengan Demam Tifoid Di Ruang Melati 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 13