FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH DINI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH
DINI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :
NURUL HUDA
J210.090.071

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

PENGESAHAN
NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi

Beserta CD dan Isinya
Skripsi dengan Judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH
DINI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disusun Oleh :
NURUL HUDA
J210.090.071

Telah kami setujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi program studi
Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Telah dikoreksi dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi
Pada tanggal 7 September 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Bd. Sulastri, S.Kp., M.kes


Sri Enawati., S.Kp., M.Kes

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama

: NURUL HUDA

NIM

: J210.090.071

Fakultas/Jurusan

: ILMU KESEHATAN / S1 - KEPERAWATAN


Jenis Karya

: Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalti-Free
Right)

atas karya ilmiah saya yang berjudul: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Muhammadiyah
Surakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di


: Surakarta

Pada Tanggal :
Yang menyatakan,

(NURUL HUDA)

September 2013

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH
DINI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nurul Huda *
Bd. Sulastri, S.Kp., M.Kes **

Sri Enawati, S.Kp., M.Kes ***

ABSTRAK
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini (KPD) diantaranya preeklamsi,
anemia, gemelli, hidramnion dan sungsang. KPD disebabkan pecahnya ketuban sebelum
waktunya tanpa di sertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti oleh proses
inpartu sebagaimana mestinya Ibu hamil yang mengalami preeklamsi dan anemia akan
mengalami kekurangan hemoglobin yang bisa menyebabkan kekurangan mikronutrien dan
hiposia fetal, penyebab lainya seperti gemelli, hidramnion dan sunsang dapat menyebabkan
terjadinya KPD. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketuban pecah dini di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan menggunakan desain penelitian observasional pendekatan studi analitik. Penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling dari seluruh populasi 245 populasi dan diambil 125
populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami kejadian ketuban
pecah dini yaitu responden dengan preeklamsi, responden dengan anemia, responden dengan
gemelli, responden dengan hidramnion dan respon dengan sungsang. Anemia merupakan
faktor yang dominan yang menjadi penyebab ketuban pecah dini di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.

Kata Kunci : faktor-faktor ketuban pecah dini, ketuban pecah dini, persalinan


1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

FACTORS AFFECTING PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANES IN
RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nurul Huda *
Bd. Sulastri, S.Kp., M.Kes **
Sri Enawati, S.Kp., M.Kes ***
ABSTRACT
Factors affecting premature rupture of membranes (PROM) including preeclampsia,
anemia, Gemelli, hydramnios and breech. premature rupture of membranes caused by the
rupture of amniotic forehanded without be accompanied sign inpartu and after one hour keep
it was not followed by the process of inpartu as it should be pregnant mother had
preeclampsi and anemia will suffer lack of hemoglobin which can lead to a shortage of
mikronutrien and hypoxia fetal, other causes as gemelli, hidramnion and breech can cause
the occurrence of premature rupture of membranes. The purpose of research to know the

factors that affects of premature rupture of membranes in the hospital pku muhammadiyah
surakarta. A kind of this research quantitative by using design research observational studies
analytic approach. This research uses the technique purposive of sampling of the whole
population of 245 the population and taken 125 the population. The result showed that
respondents who suffered of premature rupture of membranes namely respondents with
preeklamsi, respondents with anemia, respondents with gemelli, respondents with
hidramnion and response with the breech. Anemia is dominant factor of premature rupture of
membranes in the Hospital PKU muhammadiyah Surakarta.

Keywords: factors premature rupture of membranes,premature rupture of membran, parity

2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

Pendahuluan
Salah satu indikator untuk
mengukur derajat kesehatan adalah
kematian ibu dan angka kematian

perinatal, Dari hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI) Angka
Kematian Ibu (AKI), yaitu 228 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000
kehamilan. Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2009 sebesar 11,60 per 1000
kelahiran hidup, sudah melampaui target
indikator indonesia sehat tahun 2010
sebesar 58 per 1.000 kelahiran hidup dan
juga sudah melampaui target MDGs ke-4
tahun 2015 yaitu 23 per 1.000 kelahiran
hidup.
Ketuban pecah dini (KPD)
merupakan masalah yang masih banyak
terjadi dalam kebidanan. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan KPD antara lain
sungsang, preeklamsi, anemia, gemelli dan
hidramnion.
Faktor-faktor

tersebut
merupakan faktor yang menjadi penyebab
kematian ibu dan kematian bayi
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang
mepengaruhi ketuban pecah dini di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta. Tujuan
khususnya yaitu 1) Untuk mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketuban pecah dini di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. 2) Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor preeklamsia, hidramnion, anemia,
letak sungsang dan kehamilan ganda
terhadap ketuban pecah dini di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. 3) Untuk
mengetahui faktor yang lebih dominan
yang menjadi penyebab ketuban pecah


dini di RS
Surakarta.

PKU

Muhammadiyah

Tinjauan Pustaka
KPD adalah pecahnya selaput
ketuban pada setiap saat sebelum
permulaan persalinan tanpa memandang
apakah pecahnya selaput ketuban terjadi
pada kehamilan 24 minggu atau 44
minggu (Manuaba, 2008).
Kantung ketuban adalah sebuah
kantung berdinding tipis yang berisi cairan
dan janin selama masa kehamilan. Dinding
kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama disebut amnion, terdapat di

sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua,
yang terdapat di sebelah luar disebut
chorion. Pada ibu hamil, air ketuban ini
berguna untuk mempertahankan atau
memberikan perlindungan terhadap bayi
dari benturan yang diakibatkan oleh
‘lingkungannya’ di luar rahim. Selain itu
air ketuban bisa membuat janin bergerak
dengan bebas ke segala arah. Tak hanya
itu, manfaat lain dari air ketuban ini adalah
untuk
mendeteksi
jenis
kelamin,
memerikasa kematangan paru-paru janin,
golongan darah serta rhesus, dan kelainan
kongenital (bawaan), susunan genetiknya,
dan sebagainya.
Preeklamsia
adalah
sindroma
spesifik
dalam
kehamilan
yang
menyebabkan penurunan perfusi darah
pada
organ-organ
akibat
adanya
vasopasme dan menurunnya ativitas sel
endotel (Wiknjosastro, 2007). Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin di bawah 11
gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II
(Varney, 2006). Kehamilan ganda adalah
3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

dua janin atau lebih. Kehamilan kembar
dapat memberikan resiko yang lebih tinggi
baik bagi janin maupun ibu (Manuaba,
2007). Hidramnion adalah keadaan dimana
banyaknya air ketuban melebihi 2000cc.
Sungang adalah Malpresentasi janin atau
kelainan letak janin dapat membuat
ketuban bagian yang terendah langsung
menerima tekanan intra uteri yang
dominan (Maria, 2007).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan
desain penelitian observasional dengan
pendekatan study analitik. Jenis
penelitian ini menggunakan metode
cross sectional, yaitu suatu rancangan
observasional yang dilakukan untuk
mengetahui
hubungan
variabel
dependen
dimana
pengukurnya
dilakukan pada suatu saat (Sugiyono,
2011). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu bersalin yang
mengalami ketuban pecah dini di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta pada periode Januari 2012
sampai
Desember
2012
dengan
menggunakan purposive sampling yang
harus memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi,
dimana
kriteria
inklusi
merupakan kriteria subjek penelitian
dapat mewakili dalam sampel penelitian
yang memenuhi syarat sebagai sampel.
Tehnik
analisa
data
yang
digunakan yaitu dengan menggunakan
deskriptive statistic. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara tabulating, peneliti
memindahkan data dari rekam medik
kedalam tabel untuk dibuat rekapitulasi
secara keseluruhan agar memudahkan
peneliti dalam membuat diagram sesuai
karakteristik masing-masing pada hasil

penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret 2013. Tempat penelitian
ini diadakan di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
a. Karakteristik menurut umur responden
Tabel 1. Karakteristik menurut umur
responden
;0
31-43
tahun
(21,6%)

;0

18-30
tahun
(78,4%)

Sebanyak 98 responden (78,4%)
ibu dengan umur antara 18 sampai 30
tahun dan sebanyak 27 responden (21,6%)
ibu dengan umur antara 31 sampai 43
tahun dari total keseluruhan 125 reponden
(100%).
b. Karakteristik menurut pendidikan
responden
Tabel 2. Karakteristik menurut pendidikan
responden
S2
(2,4%)

S1
(37,6%)

D3
(13,6%)

SMP
(33,6%)

SMA
(12,8%)

Sebanyak 42 responden (33,6%)
ibu dengan pendidikan terakhir SMP,
sebanyak 16 responden (12,8%) ibu
dengan pendidikan terakhir SMA,
sebanyak 17 responden (13,6%) ibu
dengan pendidikan D3, sebanyak 47
responden (37,6%) ibu dengan pendidikan
terakhir S1 dan sebanyak 3 responden
(2,4%) ibu dengan pendidikan terakhir S2
4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

dari total keseluruhan 125 responden
(100%).
c. Karakteristik menurut paritas/kehamilan
responden
Tabel 3. Karakteristik menurut kehamilan
responden
Grande
multipar
a
(26,4%)

gemelli (3,2) dan
hidramnion (4,8%).

kasus

dengan

Analisa Data Univariat
Tabel 5. Distribusi Sungsang Responden

Tidak
mengala
mi
sungsan
g 88,8%

Primipar
a (44%)

6

Mengal
ami
sungsan
g 11,2%

Multipa
ra
(29,6%)

Sebanyak 55 responden (44%) ibu
dengan
kehamilan
anak
pertama
(multipara) dan sebanyak 37 responden
(29,6%) ibu dengan kehamilan anak kedua
(multipara) dan sebanyak 33 responden
(26,4%) ibu dengan kehamilan lebih dari 2
(grandemultipara) dari total keseluruhan
125 reponden (100%).
d. Distribusi responden menurut faktorfaktor yang mempengaruhi ketuban pecah
dini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Responden faktor-faktor yang
menyebabkan KPD
Hidram
nion Gemelli
4,8% 3,2%

Sungsan
g 11,2%
Preekla
msi
15,2%

Anemia
65,6%

Sebanyak 14 responden yang
mengalami sungsang (11,2%) sedangkan
yang tidak mengalami sungsang sebanyak
111 (88,8%) dari total keseluruhan 125
responden
Tabel 6. Distribusi Preeklamsi Responden
Mengal
ami
preekla
msi
15,2%
Tidak
mengala
mi
preekla
msi
84,8%

Sebanyak 19 responden (15,2%)
mengalami preeklamsi sedangkan yang
tidak mengalami preeklamsi sebanyak 106
(84,8%) dari total keseluruhan 125
responden

Pada penelitian ini diteliti 125
kasus kejadian KPD yang terdiri 14 kasus
dengan sungsang (11,2%), 19 kasus
dengan preeklamsi (15,2%), 82 kasus
dengan anemia (65,6%), 4 kasus dengan
5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

Tabel 7. Distribusi Anemia Responden

Tidak
mengala
mi
anemia
34,4%

Pembahasan
Mengal
ami
anemia
65,6%

Sebanyak 82 responden (65,6%)
mengalami anemia sedangkan yang tidak
mengalami anemia sebanyak 43 (34,4%)
dari total keseluruhan 125 responden.
Tabel 8. Distribusi Gemelli Responden
Mengal
ami
gemelli
3,2%
Tidak
mengala
mi
gemelli
96,8%

Sebanyak 4 responden (3,2%)
mengalami gemelli sedangkan yang tidak
mengalami gemelli sebanyak 121 (96,8%)
dari total keseluruhan 125 responden.
Tabel 9. Distribusi Hidramnion Responden
Mengal
ami
hidramn
ion
4,8%
Tidak
mengala
mi
hidramn
ion…

Sebanyak 6 responden (4,8%)
mengalami hidramnion sedangkan yang
tidak mengalami hidramnion sebanyak 119
(95,2%) dari total keseluruhan 125
responden.

Penelitian ini dilakukan di RS PU
Muhammadiyah Surakarta pada periode
Januari sampai Desember 2012. Dari 245
data rekam medis kasus kejadian KPD di
RS PKU Muhammadiyah Surakarta hanya
diambil 125 data rekam medis yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilakukan
di
RS
PKU
Muhammadiyah Surakarta, diperoleh datadata yang telah disajikan dalam bentuk
tabel. Pada penelitian ini diteliti 125 kasus
kejadian KPD yang terdiri 14 kasus
dengan sungsang (11,2%), 19 kasus
dengan preeklamsi (15,2%), 82 kasus
dengan anemia (65,6%), 4 kasus dengan
gemelli (3,2) dan 6 kasus dengan
hidramnion (4,8%). Dari hasil penelitian
didapatkan distribusi KPD yang diolah
dengan analisa data sebagai berikut :
Data Univariat
a. Responden yang mengalami persalinan
letak sungsang
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi
responden menurut faktor sungsang
menunjukkan Sebanyak 14 responden
yang mengalami sungsang (11,2%)
sedangkan yang tidak mengalami sungsang
sebanyak 111 (88,8%) dari total
keseluruhan 125 responden. Hal ini sesuai
dengan teori dari Maria (2007) yang
menyatakan pada kehamilan akhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air
6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

ketuban relatif berkurang. Karena bokong
dengan kedua tungkai yang terlipat lebih
besar dari pada kepala maka bokong
dipaksa untuk menempati ruangan yang
lebih luas di fundus, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil
disegmen bawah uterus. Letak sungsang
dapat memungkinkan ketegangan rahim
meningkat, sehingga membuat selaput
ketuban pecah sebelum waktunya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Nopianti (2012),
hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa dari 18 responden dengan bayi letak
sungsang ada 16 orang (88,9%) mengalami
KPD dan dari 53 responden yang tidak
letak sungsang ada 11 orang (20,8%) yang
mengalami KPD. Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori Antonius (2009), yang
mengatakan bahwa ada hubungan letak
susang dengan kejadian ketuban pecah
dini, ini disebabkan karena pada letak
sungsang dimana bokong menempati
servik uteri dengan dengan keadaan ini
pergerakan janin terjadi dibagian terendah
karena keberadaan kaki janin yang
menempati daerah servik uteri sedangkan
kepala janin akan mendesak fundus uteri
yang dapat menekan diafragma dan
keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa
sesak pada ibu saat hamil.
b. Responden yang mengalami persalinan
preeklamsi
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi
responden menurut faktor preeklamsi
menunjukkan bahwa Sebanyak 19
responden (15,2%) sedangkan yang tidak
mengalami preeklamsi sebanyak 106
(84,8%) dari total keseluruhan 125
responden. Hal ini sesuai dengan teori dari
Manuaba (2007) yang menyatakan bahwa
akibat preeklamsia yang utama adalah
vasokontriksi arterial yang menyebabkan

kenaikan tekanan darah dan menurunya
pasokan darah yang efektif pada banyak
organ serta jaringan tubuh, termasuk
plasenta. Plasenta dapat mengalami infark
sehingga membatasi jumlah oksigen dan
nutrien yang tersedia bagi bayi. Retardasi
pertumbuhan intrauteri dapat terjadi dan
keadaan hipoksia dapat membuat janin
tidak mampu untuk menahan stres
persalinan yang normal yang dapat
menyebabkan ketuban pecah dini. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang di lakukan Goldenberg dkk (2008),
Hasil penelitian menunjukan bahwa
preeklamsi menjadi penyebab ketuban
pecah dini di banyak negara-negara maju.
Frekuensi kelahiran dengan ketuban pecah
dini adalah sekitar 12-13 % di Amerika
Serikat dan 5-9 % di banyak negara-negara
berkembang lainya. Kelahiran yang
mengikuti persalinan dengan ketuban
pecah dini dianggap sebagai sindrom
akibat berbagai penyebab , termasuk
infeksi atau peradangan , penyakit
pembuluh darah , dan overdistension
rahim.
c. Responden yang mengalami persalinan
anemia
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi
responden
menurut
faktor
anemia
menunjukkan
bahwa
sebanyak
82
responden (65,6%) sedangkan yang tidak
mengalami anemia sebanyak 43 (34,4%)
dari total keseluruhan 125 responden. Hal
ini sejalan dengan teori dari Manuaba
(2007) yang menyatakan bahwa anemia
selama kehamilan menyebabkan ibu hamil
tidak begitu mampu untuk menghadapi
kehilangan darah dan membuatnya rentan
terhadap infeksi. Anemia juga dapat
menimbulkan hipoksia fetal dan persalinan
prematur.
Bahaya
terhadap
janin,
sekalipun tampaknya janin mampu
7

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

menyerap berbagai nutrisi dari ibunya,
dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang
sehingga pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim akan terganggu.
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
adalah KPD. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori dari Allen (2001) yang
menyatakan
bahwa
anemia
dapat
menyebabkan hipoksia dan defisiensi besi
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
norepinefrin
serum
yang
dapat
menginduksi stres ibu dan janin , yang
merangsang sintesis
corticotropin
releasing hormone ( CRH ) . Konsentrasi
CRH merupakan peningkatan faktor risiko
utama untuk persalinan dengan ketuban
pecah sebelum waktunya. CRH juga
meningkatkan produksi kortisol janin , dan
kortisol dapat menghambat pertumbuhan
longitudinal janin . Mekanisme alternatif
bisa jadi bahwa kekurangan zat besi
meningkatkan kerusakan oksidatif pada
eritrosit dan unit fetoplasenta . Kekurangan
zat besi juga dapat meningkatkan risiko
infeksi ibu yang mengakibatkan pecahnya
ketuban terlalu dini.
d. Responden yang mengalami persalinan
gemelli
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi
responden menurut
faktor
gemelli
menunjukkan
bahwa
sebanyak
4
responden (3,2%) sedangkan yang tidak
mengalami gemelli sebanyak 121 (96,8%)
dari total keseluruhan 125 responden. Dari
4 reponden tersebut mencakup keseluruhan
kelahiran, yang menunjukan semua
gemmeli mengalami KPD. Hal ini sejalan
dengan teori dari Varney (2006) yang
menyatakan wanita dengan kehamilan
kembar beresiko tinggi mengalami KPD.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan massa
plasenta dan produksi hormon yang dapat

memungkinkan
ketegangan
rahim
meningkat sewaktu-waktu selaput ketuban
dapat pecah secara tiba-tiba yang dapat
diidentifikasi sebagai KPD.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Lismawati
(2012),
penentuan
jumlah
sampel
menggunakan tehnik accidental sampling
dengan sampel sebanyak 13 ibu hamil
trimester III. Hasil penelitian menunjukan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya KPD pada ibu hamil trimester
III di RS Ban Lawang faktor gemeli
sebanyak 4.83% . Hal ini sesuai dengan
teori dari Varney (2007) wanita dengan
kehamilan ganda beresiko mengalami
ketuban pecah dini. Hal ini biasanya
disebabkan oleh peningkatan masa
plasenta dan peningkatan produksi
hormon. Oleh karena itu akan sangat
membantu jika ibu dan keluarga dilibatkan
dalam
mengamati
gejala
yang
berhubungan dengan kehamilan ganda dan
tanda-tanda ketuban pecah dini.
e. Responden yang mengalami persalinan
hidramnion
Berdasarkan tabel 4.6 distribusi
responden menurut faktor hidramnion
menunjukkan
bahwa
sebanyak
6
responden (4,8%) sedangkan yang tidak
mengalami hidramnion sebanyak 119
(95,2%) dari total keseluruhan 125
responden. Dari 6 reponden tersebut
mencakup keseluruhan kelahiran, yang
menunjukan semua hidramnion mengalami
KPD. Hal ini sejalan dengan teori dari
Maria (2007) yang menyatakan diketahui
bahwa hidramnion terjadi bila produksi air
ketuban bertambah, bila pengaliran
ketuban terganggu atau kedua-duanya.
Dicurigai air ketuban dibentuk dari sel-sel
amnion. Ditambah oleh air seni janin dan
8

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

cairan otak pada anense falus. Air ketuban
yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan
dan diganti dengan yang baru. Salah satu
cara pengeluaran ialah ditelan oleh janin,
diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke
plasenta untuk akhirnya masuk peredaran
darah ibu. Ekskresi air ketuban akan
terganggu bila janin tidak bisa menelan
seperti pada atresia esophagus atau tumortumor plasenta . Hidramnion dapat
memungkinkan
ketegangan
rahim
meningkat, sehingga membuat selaput
ketuban pecah sebelum waktunya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Dewi (2007),
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
1093 persalinan ibu yang mengalami
persalinan preterm sebesar 163 (14,9%)
sedangkan ibu yang mengalami persalinan
tidak preterm sebesar 930 (85,1%).
Hampir sebagian ibu bersalin melahirkan
dengan persalinan preterm atas penyebab
ketuban pecah dini yaitu hidramnion
sebanyak 8 (4,9%).
Simpulan Dan Saran
Setelah dilakukan analisis data dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
pada bab ini dapat ditarik kesimpulan dari
penelitian yaitu faktor-faktor yang
mempengrauhi ketuban pecah dini antara
lain
preeklamsi,
anemia,
gemelli,
hidramnion dan sungsang. Faktor yang
dominan menjadi penyebab ketuban pecah
dini di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
adalah faktor anemia yang selanjutnya
preeklamsi, letak sungsang, hidramnion
dan yang terakhir gemelli.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh,
maka
peneliti
dapat
memberikan saran-saran bagi masyarakat
khususnya ibu hamil hendaknya mengerti
tentang faktor-faktor yang menjadi

penyebab ketuban pecah dini. Diantaranya
sungsang, preeklamsi, anemia, gemelli dan
hidramnion. Karena faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan ketuban pecah dini
dan faktor-faktor tersebut masih sering
terjadi didalam masyarakat. Bagi institusi
Dengan adanya penelitian ini dapat
menambah pengetahuan bagi institusi
Dengan adanya penelitian ini dapat
menambah pengetahuan bagi institusi
khususnya dalam masalah faktor-faktor
yang menjadi penyebab ketuban pecah
dini. Karena masalah tersebut dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Sehingga
dapat
meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan terutama
masalah KPD. dan diharapkan akan
dilakukan penelitian yang berkelanjutan.
Bagi
Peneliti
dapat
memperoleh
pengetahuan dan pengalaman serta dapat
mengetahui masalah faktor-faktor yang
menjadi penyebab KPD yang terjadi di
rumah sakit. Diantaranya sungsang,
preeklamsi,
anemia,
gemelli
dan
hidramnion yang menjadi penyebab
ketuban pecah dini. Diharapakan peneliti
selanjutnya dapat meneliti tentang masalah
umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan
hubungan KPD dengan persalinan
prematur sehingga nanti dapat dijadikan
tolak ukur untuk mengetahui faktor-faktor
yang menjadi penyebab ketuban pecah
dini. Bagi profesi Dengan adanya
penelitian
ini
dapat
menambah
pengetahuan bagi perawat dan segenap
profesi keperawatan tentang faktor-faktor
penyebab
KPD.
Diharapkan
akan
dilakukan penelitian yang berkelanjutan
untuk menambah ilmu pengetahuan yang
baru dan mungkin belum diteliti.

9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketuban Pecah Dini Di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta (Nurul Huda)

Daftar Pustaka
Allen,
Lindsay
H.
Biological
Mechanisms
That
Might
Underlie Iron’s Effects On Fetal
Growth and Preterm Birth. The
Journal Of Nutrition 581S-589S
Antonius. 2007. Perawatan Ketuban
Pecah Dini. Jakarta : Muha
Medika
Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Hauth JC, Gilstrap II LC,
Wendstrom KD. 2005. William
Obstetrics,
22nd
Edition,
Chapter 21 Disorder of Aminic
Fluid Volume . USA :
McGRAW-HILL
Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun
2007. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta : Departemen
Kesehatan
Dewi, Purwana. 2007. Faktor-Faktor
yang Melatarbelakangi Kejadian
Persalinan Pre term Di RSUD
Dr. R. Koesma Tuban. Akademi
Kebidanan Tuban
Goldenberg, Robert L, Culhane,
Jennifer F, Iams, Jay D, Romero,
Roberto. Epidemiology and
Causes of Preterm Birth. The
Lancet 75-84
Manuaba Ida Bagus Kerthyayana, Ken
Taylor, Tom Gedeon. 2008.
Gawat
Darurat
Obstetri
Ginekologo
dan
Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi
Bidan. Jakarta : EGC
Lismawati, Lindha. 2012. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kejadian
Ketuban Pecah Dini pada Ibu
Hamil Trimester III di Rumah
Sakit
Bantuan
Lawang.
Poltekkes RS Dr. Soepraoen

Maria. 2007. Ketuban Pecah Dini
Berhungan
Erat
Dengan
Persalinan Preterm dan Infeksi
Intrapartum. Jakarta : CDK
. 2007. Ilmu Kebidanan,
Penyakit
Kandungan
dan
Keluarga
Berencana .
Jakarta: EGC
Nopianti, Murni. 2012. Hubungan
Sungsang Dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini (KPD) di
Ruang C1 Kebidanan RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu. AKBID
Dehasen Bengkulu
Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta:
Yayasan
Bina
Pustaka
_____________. 2007. Ilmu Kandungan
Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta :
Yayasan Bina Pusataka Sarwono
Prawirohardjo
Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta :
EGC
__________2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan (edisi 4, vol 2). Jakarta
: EGC

*Nurul Huda : Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS. Jln A
Yani Tromol Post 1 Kartasura.
**Bd. Sulastri, S.Kp., M.Kes :
Dosen Keperawatan FIK UMS.
Jln A Yani Tromol Post 1
Kartasura.
***Sri Enawati, S.Kp,. M.Kes :
Dosen Keperawatan FIK UMS.
Jln A Yani Tromol Post 1
Kartasura.

10