ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG MIKOTOKSIN PADA BIJI KACANG TANAH YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL PULO BRAYAN MEDAN.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG MIKOTOKSIN PADA
BIJI KACANG TANAH YANG DIJUAL DI PASAR
TRADISIONAL PULO BRAYAN MEDAN
Oleh :
Nindy Pratita
NIM 408241038
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas segala
rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan, kesempatan dan kemudahan
kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Mei
2012 ialah “Isolasi dan Identifikasi
Kapang Mikotoksin Pada Kacang Tanah yang dijual di Pasar Tradisional Pulo
Brayan Medan”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang ikut serta membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai
dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan, sampai penyusunan skripsi,
antara lain Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing serta Bapak
Prof. Herbet Sipahutar, M.Sc, Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si, dan Ibu Dra.
Uswatun Hasanah, M.Si, yang telah banyak memberikan saran kepada penulis
bagi penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
Ratna Tamangena, S.Si selaku pembimbing penelitian di Laboratorium Kesehatan
Medan.
Secara khusus kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa,
kasih sayang, dukungan, nasehat dan semangatnya penulis sampaikan banyak
terima kasih. Dan juga terima kasih penulis sampaikan kepada para sahabat,
Fatimah Sari Nasution, Febri Harissa Surbakti, Shoumi Ramadhani, Wulanti
Lukmana, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Serta rekan-rekan
seperjuangan selama perkuliahan nondik biologi 08 yang ikut memberikan saran,
semangat, dan dukungannya, penulis ucapkan banyak terima kasih.
(4)
Semoga penelitian ini bermanfaat dan menjadi informasi penting
mengenai bahaya mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang yang terdapat pada
kacang tanah. Kepada pedagang hendaknya memperhatikan kualitas bahan
makanan yang dijual dan kepada masyarakat juga harus lebih teliti dalam memilih
kualitas bahan makanan yang dikonsumsi.
Medan, Juli 2012
Nindy Pratita
NIM. 408241038
(5)
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG MIKOTOKSIN PADA BIJI KACANG TANAH YANG DIJUAL DI PASAR
TRADISIONAL PULO BRAYAN MEDAN
Nindy Pratita (NIM 408241038)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kapang mikotoksin yang terdapat pada biji kacang tanah yang dijual di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Medan Jalan William Iskandar Pasar V No.4 Medan Estate.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Bahan yang digunakan adalah biji kacang tanah yang dibeli dari 5 pedagang di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan. Cemaran beberapa jenis kapang dapat ditemui pada kacang tanah. Cemaran tersebut dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Gangguan atau penyakit bukan hanya disebabkan oleh kapang tetapi juga oleh toksin yang dihasilkan kapang tersebut.
Hasil yang diperoleh dari isolasi dan identifikasi kapang mikotoksin pada biji kacang tanah, terdapat 4 jenis kapang, diantaranya : Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp.
(6)
ISOLATION AND IDENTIFICATION MYCOTOXIN MOLD OF THE PEANUT THAT IS SOLD IN THE TRADITIONAL
MARKET PULO BRAYAN MEDAN
Nindy Pratita (NIM 408241038)
ABSTRACT
This research aimed at knowing mycotoxin mold kinds to the peanut that was sold in the traditional market Pulo Brayan Medan. This research was did on May up to on July 2012 at Laboratorium Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Medan at Jalan William Iskandar Pasar V No.4, Medan Estate.
This research method was used descriptive method. The substance research use was the peanut that porridge from 5 of the stall in the traditional market Pulo Brayan Medan. The contaminantion of some kinds of mold can be found in peanut. The contamination causes health disturbance. The disease is not only caused by the mold, but also by toxin produced.
The results indicated that from isolation and identification of mycotoxin mold of the peanut there are 4 molds such as : Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, and Penicillium sp.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 3
1.3. Rumusan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Kacang Tanah 4
2.2. Kapang 5
2.3. Mikotoksin 9
2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kapang 14
2.5. Identifikasi Kapang 15
BAB III METODE PENELITIAN 21
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21
3.1.1. Tempat Penelitian 21
3.1.2. Waktu Penelitian 21
3.2. Populasi dan Sampel 21
3.2.1. Populasi 21
3.2.2. Sampel 21
3.3. Jenis Penelitian 21
3.4. Alat dan Bahan 21
3.4.1. Alat 21
3.4.2. Bahan 22
3.5. Prosedur Kerja 22
3.5.1. Pembuatan Media 22
3.5.2. Isolasi Kapang 23
3.5.3. Identifikasi Kapang 23
3.6. Teknik Pengambilan Data 26
(8)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27
4.1. Hasil Penelitian 27
4.1.1. Data Hasil Pengamatan Morfologi 27
4.2. Pembahasan 28
4.2.1. Genus Aspergillus 29
4.2.2. Genus Penicillium 31
4.2.3. Faktor Penyebab Kontaminasi Kapang 33 4.2.4. Bahaya Mikotoksin yang Dihasilkan oleh Kapang 34
4.2.5. Langkah Penanganan 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38
5.1. Kesimpulan 38
5.2. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Makroskopis 27 Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan Mikroskopis 28
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Biji Kacang Tanah 4
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Cendawan terdiri atas jamur (cendawan besar atau makrofungi dan dapat dilihat secara kasat mata), khamir (cendawan renik bersel tunggal dan berkembangbiak dengan bertunas), dan kapang (cendawan renik yang mempunyai miselia dan massa spora yang jelas). Kapang ada yang bermanfaat bagi manusia, antara lain sebagai pengendali hayati, penghasil enzim antibiotik, rekayasa genetika, dan industri komersial. Namun, kapang banyak juga yang merugikan terutama sebagai pencemar pada berbagai pakan dan bahan pakan maupun ruangan sehingga dapat menimbulkan penyakit pada hewan maupun manusia.
Kapang penyakit dapat disebabkan oleh metabolit toksin yang dihasilkan (mikotoksikosis). Kejadian infeksi dimulai dengan adanya cemaran kapang patogen pada pakan, dilanjutkan dengan infestasi dan invasi kapang pada individu yang kondisi kesehatan tubuhnya sedang lemah. Penyakit yang disebabkan oleh kapang akan lebih muda dikendalikan dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh toksin yang terinfestasi didalam tubuh. Cemaran kapang pada pakan dan bahan penyusunnya cukup banyak ditemui di Indonesia (Ahmad, 2009).
Di Indonesia banyak produk olahan yang bahan bakunya kacang tanah (Arachis hypogea). Biji kacang tanah selama dalam penyimpanan dapat terserang oleh kapang. Serangannya dapat menurunkan kualitas biji, menyebabkan keapekan, mengubah warna biji, menurunkan kandungan nutrisi, dan menghasilkan mikotoksin. Biji kacang tanah kaya akan nutrisi sehingga menjadikannya substrat yang baik bagi pertumbuhan kapang. Faktor pendukung pertumbuhan kapang antara lain kadar air dan kualitas biji yang dipengaruhi oleh cara pemanenan dan penanganan pascapanen (Lileanny, dkk., 2005).
(13)
2
Kacang tanah menempati posisi teratas sebagai sumber pendapatan petani kecil di Indonesia. Produksi kacang tanah tahun 1997 mencapai 685.043 ton dari luas panen 624.890 ha, dan tahun 2001 meningkat menjadi
709.770 ton dari luas panen 654.838 ha. Namun kandungan aflatoksin pada
kacang tanah dapat menjadi salah satu hambatan dalam pemasaran serta perlindungan konsumen terhadap kualitas biji kacang tanah (Kasno, 2004).
Mikotoksin merupakan metabolit sekunder hasil metabolisme kapang serta bersifat sitotoksik, merusak struktur sel seperti membran, dan merusak
proses pembentukan sel yang penting seperti protein, DNA, dan RNA.
Mikotoksikosis adalah kejadian keracunan karena korban menelan pakan atau makanan yang mengandung toksin yang dihasilkan berbagai jenis kapang.
Ada lima jenis mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan, yaitu aflatoksin,
fumonisin, okratoksin, trikotesena,dan zearalenon (Zainuddin, 2009).
Kontaminasi mikotoksin pada makanan sulit dihindari dan merupakan masalah global, terutama di Indonesia yang mempunyai iklim yang sangat
mendukung pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Umumnya
kontaminasi mikotoksin terjadi pada komoditi pertanian dan hasil olahannya.
Kacang tanah yang mengalami kontaminasi oleh kapang Aspergillus
flavus dapat menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin, terutama B1 diketahui sangat
karsinogenik, toksik, hepatotoksin, dan mutagenik pada manusia, mamalia,
dan unggas. Pada kacang tanah, B1 ditemukan pada polong segar, polong
kering, biji, dan produk olahan. Untuk mencegah infeksi dapat dilakukan dengan perbaikan budidaya, terutama pengairan pada periode kritis, pengeringan pasca panen, pemenuhan kebutuhan gizi, dan pengendalian penyakit daun. Jumlah dan jenis kapang penghasil mikotoksin yang terdapat pada biji kacang tanah perlu dihilangkan.
Penelitian mengenai isolasi dan identifikasi kapang kontaminan pada kacang tanah sebelumnya telah dilakukan oleh Rakhmawati (2008) yang menunjukkan bahwa isolat kapang yang ditemukan tumbuh pada kacang tanah
(14)
3
Rhizopus, dan Syncephalastrum. Rakhmawati meneliti kacang tanah yang dijual di Pasar Beringharjo Yogyakarta yang disimpan pada ember plastik, karung goni, dan tambir dengan masa penyimpanan < 1 minggu, 1-2 minggu, dan > 2 minggu. Sartini pada tahun 2008 juga melakukan penelitian mengenai isolasi, enumerasi, identifikasi dan uji proteolitik kapang perusak pasca panen pada biji kacang tanah. Hasil isolasi dan identifikasi diperoleh 7 spesies
kapang yaitu Aspergilus flavus, A. niger, Aspergilus sp.1, Fusarium sp, Mucor
sp, Cladosporium sp, dan Cochliobolus sp.
Iklim tropis mengakibatkan komoditas pangan di Indonesia rentan terhadap kontaminasi kapang dan toksin metabolitnya, seperti aflatoksin,
metabolit sekunder dari Aspergillus sp. Aflatoksin dapat mencemari kacang
tanah dan hasil olahannya (Mulyadi, 2011).
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Dapat diketahui bahwa kacang tanah dapat terinfeksi kapang mikotoksin, dan diketahui bahwa mikotoksin sangat membahayakan bagi kesehatan. Selain itu, produksi dan konsumsi terhadap kacang tanah cukup tinggi. Latar belakang diatas
melandasi penelitian dengan judul “Isolasi dan Identifikasi Kapang
Mikotoksin Pada Biji Kacang Tanah yang Dijual di Pasar Tradisional Pulo
Brayan Medan”.
1.2. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini perlu dibatasi. Penelitian ini dibatasi pada isolasi dan identifikasi kapang pada biji kacang
tanah (Arachis hypogaea) yang dibeli dari 5 pedagang di Pasar Tradisional
Pulo Brayan Medan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah jenis-jenis kapang mikotoksin apa saja yang ada pada biji kacang tanah yang dibeli di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan.
(15)
4
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kapang mikotoksin yang terdapat pada biji kacang tanah yang dibeli di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai :
1. Informasi/data mengenai jenis kapang mikotoksin pada kacang tanah
yang dijual di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan.
2. Informasi kepada masyarakat umumya dan kepada industri tentang
bahaya mikotoksin yang dihasilkan kapang yang menjadi penyebab kerusakan biji kacang tanah.
(16)
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa jenis-jenis kapang mikotoksin yang ditemukan pada biji kacang tanah yang dijual di Pasar Tradisional Pulo Brayan yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp.
5.2. Saran
Dalam penelitian ini belum dapat diketahui kadar mikotoksin yang dihasilkan pada masing-masing spesies kapang dalam biji kacang tanah tersebut. Sehinga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar mikotoksin pada biji kacang tanah yang dihasilkan oleh kapang tersebut. Karena adanya kontaminasi kapang dan mikotoksin yang tidak kasat mata, terlebih lagi pada produk olahan, maka perlu kewaspadaan dalam memilih bahan baku makanan yang telah disimpan dalam waktu lama.
(17)
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. Z., (2009), Cemaran Kapang Pada Pakan dan Cara Pengendalianya, Balai Besar Penelitian, Bogor.
Anonim., (2010), Aspergillus fumigatus, http://wikipedia.org/wiki/Aspergillus fumigatus.html (diakses pada Juni 2012).
Anonim., (2011), Klasifikasi Jamur, http://texbuk.blogspot.com/2011/12/klasifi- kasi-jamur.html. (diakses pada Juni 2012)
Anonim., (2011), Manfaat Kacang Tanah, http://tipsku.info/manfaat-kacang-tanah/ (diakses pada Februari 2012).
Anonim., (2008), Kontaminasi Mikotoksin Dalam Pangan dan Dampaknya Terhadap Kesehatan, Media Indonesia, Rabu, 14 Mei 2008, Halaman 19. Bpptepus., (2011), Kacang Tanah,
http://bpptepus.gunungkidulkab.go.id/berita-134-kacang-tanah.html (di akses pada Februari 2012).
Askari, Wahyu., (2010), Tanaman Kacang Tanah,
(https://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanaman-kacang-tanah/). Capucino, J. G., dan Sherman, N., (1987), Microbiology: A Laboratory Manual,
The Benjamin/Cummings Publishing Company, California.
Dewi, M. K., (2010), Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pengurai Pada Bubur Kacang Hijau., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Dwidjoseputro, D., (1994), Dasar- Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta. Esthi, Nirmaya., (2012), Aspergillus flavus, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang
Hasanah, Uswatun., (2011), Mikrobiologi Makanan, FMIPA UNIMED, Medan. Hidayat, N., Padaga, M., dan Suhartini, S., (2006), Mikrobiologi Industri, Andi,
Yogyakarta.
Hasanah., (2009), Morfologi Kapang dan Khamir, http://hasanah619.wordpress. com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir/ (diakses pada Februari 2012)
(18)
40
Ilyas, Muhammad., (2006), Isolasi dan Identifikasi Kapang Pada Relung Rizosfir Tanaman di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur., Biodiversitas, Volume 7, Nomor 3, halaman: 216-220 ISSN: 1412-033X. Irianto, Koes., (2006), Mikrobiologi Jilid 1, Yrama Widya, Bandung.
Irianto, Koes., (2006), Mikrobiologi Jilid 2, Yrama Widya, Bandung.
Kasno, Astanto., (2004), Pencegahan Infeksi Aspergillus flavus dan Kontaminasi Aflatoksin Pada Kacang Tanah, Jurnal Litbang, 23(3)., Malang.
Larone, D. H., (1987), Medically Important Fungi a Guide to Identification, United State of America, New York.
Lilieanny., Setyawati, O. D., dan Setyaningsih, A. R., (2005), Populasi Kapang Pascapanen dan Kandungan Aflatoksin Pada Produk Olahan Kacang Tanah, Jurnal Mikrobiologi Indonesia, Vol.10, No. 1., hlm. 17-20 ISSN0853-358X.
Makfoeld, D., (1993), Mikotoksin Pangan, Kanisius, Yogyakarta.
Maryam, Romsyah., (2007), Mewaspadai Bahaya Kontaminasi Mikotoksin Pada BahanMakanan,http;//shantybio.transdigit.com/?Biology_mikrobiologi:M EWASPADAI_BAHAYA_KONTAMINASI_MIKOTOKSIN_PADA_M AKANAN, (diakses pada Februari 2012).
Milmi., (2008), Kapang dan Kesehatan
http://www.forumsains.com/artikel/kapang-dan-kesehatan/, (diakses pada Februari 2012)
Miskiyah., Winarti, C., Broto, W., (2010), Kontaminasi Mikotoksin Pada Buah Segar dan Produk Olahannya Serta Penanggulangannya, Jurnal Litbang Pertanian, Bogor.
Mulyadi., (2011), Aflatoksin pada Pakan Ternak,
http://mulyadiveterinary.wordpress.com.2011/05/21/85 (diakses pada Maret 2012)
Munief., (2008), Kapang, http://munief86.wordpress.com/2008/10/05/kapang/ (diakses pada Februari 2012)
(19)
41
Noveriza, Rita,. (2008), Kontaminasi Cendawan dan Mikotoksin pada Tumbuhan Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, VOL. 7 No.1, Hlm 35-46, ISSN: 1412-8004., Bogor.
Rahayu, W.P., (2006), Mikotoksin dan Mikotoksis : Mikrobiologi Keamanan Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB, Bogor.
Rakhmawati, Anna., (2008), Isolasi dan Identifikasi Kapang Kontaminan Pada Kacang Tanah Yang Dijual Di Pasar Berigharjo Yogyakarta., Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rahayu, E. S., (2011), Mengantisipasi Bahaya Mikotoksin, FTP, UGM.
Suryadi, H., Radji, M., dan Ari, E. R., (2006), Isolasi dan Skrining Kapang Potensial Penghasil Monokolin K, FMIPA UI, Depok.
Samson, R. A., dkk., (1999), Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor Indonesia, UI, Depok.
(20)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 3 Agustus 1990. Ibu bernama
Rasminah dan Ayah bernama Abdul Rahman, dan merupakan anak kedua dari
empat bersaudara.
Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 060861 Medan, dan lulus pada
tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan sekolah MTSs PAB 2 Helvetia
Medan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 melanjutkan sekolah di SMA
Dharmawangsa Medan, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
diterima di Program studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal 17 Juli 2012.
Kegiatan yang pernah diikuti selama menjadi mahasiswa di Jurusan
Biologi, antara lain BIOTA (Biologi Pecinta Alam), menjadi Asisten
Laboratorium pada mata kuliah Praktikum Morfologi Tumbuhan di tahun 2009,
Praktikum Mikrobiologi dan Mikrobiologi Pangan di tahun 2012. Pernah
mendapatkan beasiswa BBM tahun 2011. Dan Penulis juga mengikuti Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Mikrobiologi BARISTAND Medan
(Balai Riset dan Standarisasi Industri Makanan).
(1)
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kapang mikotoksin yang terdapat pada biji kacang tanah yang dibeli di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai :
1. Informasi/data mengenai jenis kapang mikotoksin pada kacang tanah yang dijual di Pasar Tradisional Pulo Brayan Medan.
2. Informasi kepada masyarakat umumya dan kepada industri tentang bahaya mikotoksin yang dihasilkan kapang yang menjadi penyebab kerusakan biji kacang tanah.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa jenis-jenis kapang mikotoksin yang ditemukan pada biji kacang tanah yang dijual di Pasar Tradisional Pulo Brayan yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus niger, dan Penicillium sp.
5.2. Saran
Dalam penelitian ini belum dapat diketahui kadar mikotoksin yang dihasilkan pada masing-masing spesies kapang dalam biji kacang tanah tersebut. Sehinga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar mikotoksin pada biji kacang tanah yang dihasilkan oleh kapang tersebut. Karena adanya kontaminasi kapang dan mikotoksin yang tidak kasat mata, terlebih lagi pada produk olahan, maka perlu kewaspadaan dalam memilih bahan baku makanan yang telah disimpan dalam waktu lama.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. Z., (2009), Cemaran Kapang Pada Pakan dan Cara Pengendalianya,
Balai Besar Penelitian, Bogor.
Anonim., (2010), Aspergillus fumigatus, http://wikipedia.org/wiki/Aspergillus fumigatus.html (diakses pada Juni 2012).
Anonim., (2011), Klasifikasi Jamur, http://texbuk.blogspot.com/2011/12/klasifi- kasi-jamur.html. (diakses pada Juni 2012)
Anonim., (2011), Manfaat Kacang Tanah, http://tipsku.info/manfaat-kacang-tanah/ (diakses pada Februari 2012).
Anonim., (2008), Kontaminasi Mikotoksin Dalam Pangan dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan, Media Indonesia, Rabu, 14 Mei 2008, Halaman 19.
Bpptepus., (2011), Kacang Tanah, http://bpptepus.gunungkidulkab.go.id/berita-134-kacang-tanah.html (di akses pada Februari 2012).
Askari, Wahyu., (2010), Tanaman Kacang Tanah,
(https://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanaman-kacang-tanah/).
Capucino, J. G., dan Sherman, N., (1987), Microbiology: A Laboratory Manual,
The Benjamin/Cummings Publishing Company, California.
Dewi, M. K., (2010), Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pengurai Pada Bubur
Kacang Hijau., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Dwidjoseputro, D., (1994), Dasar- Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Esthi, Nirmaya., (2012), Aspergillus flavus, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang
Hasanah, Uswatun., (2011), Mikrobiologi Makanan, FMIPA UNIMED, Medan.
Hidayat, N., Padaga, M., dan Suhartini, S., (2006), Mikrobiologi Industri, Andi,
Yogyakarta.
Hasanah., (2009), Morfologi Kapang dan Khamir, http://hasanah619.wordpress. com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-khamir/ (diakses pada Februari 2012)
(4)
Ilyas, Muhammad., (2006), Isolasi dan Identifikasi Kapang Pada Relung Rizosfir Tanaman di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur., Biodiversitas, Volume 7, Nomor 3, halaman: 216-220 ISSN: 1412-033X.
Irianto, Koes., (2006), Mikrobiologi Jilid 1, Yrama Widya, Bandung.
Irianto, Koes., (2006), Mikrobiologi Jilid 2, Yrama Widya, Bandung.
Kasno, Astanto., (2004), Pencegahan Infeksi Aspergillus flavus dan Kontaminasi
Aflatoksin Pada Kacang Tanah, Jurnal Litbang, 23(3)., Malang.
Larone, D. H., (1987), Medically Important Fungi a Guide to Identification,
United State of America, New York.
Lilieanny., Setyawati, O. D., dan Setyaningsih, A. R., (2005), Populasi Kapang Pascapanen dan Kandungan Aflatoksin Pada Produk Olahan Kacang
Tanah, Jurnal Mikrobiologi Indonesia, Vol.10, No. 1., hlm. 17-20
ISSN0853-358X.
Makfoeld, D., (1993), Mikotoksin Pangan, Kanisius, Yogyakarta.
Maryam, Romsyah., (2007), Mewaspadai Bahaya Kontaminasi Mikotoksin Pada BahanMakanan,http;//shantybio.transdigit.com/?Biology_mikrobiologi:M EWASPADAI_BAHAYA_KONTAMINASI_MIKOTOKSIN_PADA_M AKANAN, (diakses pada Februari 2012).
Milmi., (2008), Kapang dan Kesehatan
http://www.forumsains.com/artikel/kapang-dan-kesehatan/, (diakses pada Februari 2012)
Miskiyah., Winarti, C., Broto, W., (2010), Kontaminasi Mikotoksin Pada Buah
Segar dan Produk Olahannya Serta Penanggulangannya, Jurnal Litbang
Pertanian, Bogor.
Mulyadi., (2011), Aflatoksin pada Pakan Ternak,
http://mulyadiveterinary.wordpress.com.2011/05/21/85 (diakses pada
Maret 2012)
Munief., (2008), Kapang, http://munief86.wordpress.com/2008/10/05/kapang/ (diakses pada Februari 2012)
(5)
Noveriza, Rita,. (2008), Kontaminasi Cendawan dan Mikotoksin pada Tumbuhan
Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, VOL. 7 No.1, Hlm
35-46, ISSN: 1412-8004., Bogor.
Rahayu, W.P., (2006), Mikotoksin dan Mikotoksis : Mikrobiologi Keamanan
Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB, Bogor.
Rakhmawati, Anna., (2008), Isolasi dan Identifikasi Kapang Kontaminan Pada
Kacang Tanah Yang Dijual Di Pasar Berigharjo Yogyakarta., Skripsi, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rahayu, E. S., (2011), Mengantisipasi Bahaya Mikotoksin, FTP, UGM.
Suryadi, H., Radji, M., dan Ari, E. R., (2006), Isolasi dan Skrining Kapang
Potensial Penghasil Monokolin K, FMIPA UI, Depok.
Samson, R. A., dkk., (1999), Pengenalan Kapang Tropik Umum, Yayasan Obor
(6)