ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Tingkat Kabupaten di Sragen dan Karanganyar).
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KUALITAS HASIL AUDIT DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada Inspektorat Tingkat Kabupaten di Sragen dan Karanganyar)
NASKAH PUBLIKASI
Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi Pada Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
DISUSUN OLEH :
ANJAS NURI MUSAYADAH B 200 080 188
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
(2)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 715448 Surakarta 57102
Website : http://www.ums.ac.id Email : ums@ums.ac.id
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama : Dr. Noer Sasongko SE., M.Si., AkNIP/NIK : -
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :
Nama : ANJAS NURI MUSAYADAH
NIM : B 200 080 188
Program Studi : EKONOMI DAN BISNIS
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL AUDIT
DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada Inspektorat Tingkat Kabupaten di Sragen dan Karanganyar)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujui dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Februari 2013
Pembimbing
(3)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas auditor terhadap kualitas audit di inspektorat kabupaten Sragen dan Karanganyar.
Dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan pengambilan sampel semua dari populasi yaitu auditor Inspektorat Kabupaten Sragen dan Karanganyar.Pengujian ini menggunakan tehnik analisis data, untuk pengujian hipotesis berupa Regresi linear berganda, Uji F, koefisien determinasi (R2) dan Uji T. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai negeri sipil yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten Sragen dan Karanganyar.
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Independensi, Obyektivitas, Pengalaman, Pengetahuan dan integritas terhadap Kualitas hasil audit Inspektorat Kabupaten Sragen dan Karanganyar diketahui bahwa independensi (IDP) diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (2,192 > 2,021) sehingga berpengaruh terhadap Kualitas Hasil audit, Obyektivitas (OBY) diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (2,155 > 2,021) sehingga berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit, Pengalaman (PLM) diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (2,979 > 2,021) sehingga berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit, Pengetahuan (PTN) diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (6,453 > 2,021) sehingga berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit, Integritas (INT) diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (2,087 > 2,021) sehingga berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung> Ftabel yaitu 15,389 > 2,84; sehingga variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Nilai koefisien determinasi diperoleh AdjR2 sebesar 0,648. Hal ini berarti bahwa 64,8% variasi kualitas hasil audit dapat dijelaskan oleh variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas, sedangkan sisanya yaitu 35,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.
Kata kunci : independensi, obyektivitas, pengalaman, pengetahuan, integritas tehadap kualitas hasil audit.
(4)
A. PENDAHULUAN
Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah keuangan mencakup dana yang cukup besar, sehingga Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu pengawasan yang cukup andal guna menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan (Wahyuningrum, 2012).
Di Indonesia ada tingkatan-tingkatan badan pengawasan, yang tugasnya mengawasi apakah dana yang ada terdistribusi dengan merata atau tidak. Badan pengawasan tersebut yaitu Auditor Pemerintah, yang terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Propinsi (Itwilprop), Inspektorat Wilayah Kabupaten/ Kota (Itwilkab/Itwilkot), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang merupakan lembaga pemeriksa eksternal yang independen.
Selain adanya badan pengawas, ada juga standar yang melandasi terwujudnya audit sektor publik yang memadai. Standar audit sektor publik secara garis besar mengacu pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia.
Sikap Independen tersebut berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja, Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan dan Alison, 1999 dalam Sunny, 2012). Menurut Bayton dalam Effendi (2010), fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi
(5)
dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian auditor internal pemerintah daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.
Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Penelitan ini bertujuan untuk meneliti factor-faktor yang mempengaruhi hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitan yang dilakukan oleh Mabruri danWinarna (2010).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan akan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dengan kriteria responden yaitu auditor dan staf pemeriksa yang bekerja pada Inspektorat tingkat kota/kabupaten Sragen dan Karanganyar. Kuesioner yang akan di ambil dari penelitian yang dilakukan oleh Akram dan Inapti (2009.)
C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Responden
Pengumpulan data dan penelitian yang dilakukan penulis dengan mengambil sampel di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Penyebaran kuesioner dilanjutkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada Inspektorat tingkat kota/kabupaten di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Dalam hal ini peneliti menggunakan sampel hanya 40 karyawan, dan pemberian kuesioner juga sebanyak 50 responden yaitu auditor Inspektorat di Kabupaten
(6)
Sragen dan Karanganyar. Besarnya tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah Kuesioner
Kuesioner yang disebar 50
Kembali 50 Diisi tidak lengkap 10
Lengkap dan dapat digunakan
40
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 50 kuesioner yang disebar oleh peneliti kuesioner yang dikembalikan sebanyak 50 kuesioner dan ada beberapa kuesioner yang tidak lengkap sebanyak 10 kuesioner jadi peneliti hanya menggunakan sebanyak 40 kuesioner/responden.
2. Karakteristik Responden
Berikut ini adalah informasi umum mengenai responden :
Tabel 4 .2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Laki-laki Perempuan
19 21
47,5% 52,5%
Total 40 100%
Sumber data primer
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang menjadi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (47,5%), sedangkan perempuan sebanyak 21 orang (52,5%).
Tabel 4.3 Usia Responden
Usia Jumlah Prosentase
21 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 tahun 36 – 40 tahun >40 tahun
6 17
6 7 4
15,0% 42,5% 15,0% 17,5% 10,0%
Total 40 100%
(7)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden mempunyai usia 21-25 tahun sebanyak 6 orang (15,0%), usia 26-30 sebanyak 17 orang (42,5%), usia 31-35 sebanyak 6 orang (15,0%), usia 36-40 tahun sebanyak 7 orang (17,5%) dan usia >40 tahun sebanyak 4 orang (10,0%)
Tabel 4.4 Pendidikan Responden
Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase
Diploma S1 S2 S3
8 22
6 4
20% 55% 15% 10%
Total 40 100% Sumber : data primer
Berdasarkan tebel 4.4, mayoritas pendidikan responden adalah pendidikan Diploma sebanyak 8 orang (20%), pendidikan S1 sebanyak 22 orang (55%), dan pendidikan S2 sebanyak 6 orang (15%) dan pendidikan S3 sebanyak 4 orang (10%).
Tabel 4.5 Lama Bekerja
Jabatan Jumlah Prosentase
<5 tahun 6 – 10 tahun > 10 tahun
10 26 4
25% 65% 10%
Total 40 100% Sumber : data primer
Berdasarkan tebel 4.5, mayoritas lama bekerja responden adalah < 5 tahun sebanyak 10 orang (25%), lama bekerja 6 – 10 tahun sebanyak 26 orang (65%), dan lama bekerja > 10 tahun sebanyak 4 orang (10%).
A. Analisis Data
1. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas
Pengujian validitas tiap item pertanyaan dilakukan dengan menghitung korelasi person product moment antara skor item dan skor total. Hasil uji validitas angket dengan menggunakan program SPSS 11.00 for Windows adalah sebagai berikut :
(8)
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 0,577 0,550 0,601 0,625 0,417 0,643 0,428 0,441 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua butir pernyataan tentang independensi (1-8) adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari r tabel (0,291). Dengan demikian semua butir pernyataan angket independensi adalah Valid.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Obyektivitas
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 0,335 0,364 0,491 0,500 0,686 0,867 0,585 0,742 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312 Tabel 4.7menunjukkan semua butir pernyataan tentang obyektivitas adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua butir pernyataan angket obyektivitas adalah valid.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Kerja
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 0,787 0,734 0,604 0,679 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid
(9)
5 6 7 8 0,699 0,751 0,823 0,657 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312 Tabel 4.8 menunjukkan semua butir pernyataan tentang pengalaman kerja adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua butir pernyataan angket pengalaman kerja adalah valid.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 0,524 0,524 0,718 0,576 0,604 0,624 0,433 0,325 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312 Tabel 4.9 menunjukkan semua butir pernyataan tentang pengetahuan adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua butir pernyataan angket pengetahuan adalah valid.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Integritas
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 0,401 0,406 0,709 0,575 0,651 0,757 0,784 0,824 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312 Tabel 4.10 menunjukkan semua butir pernyataan tentang integritas
(10)
adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua butir pernyataan angket integritas adalah valid.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Audit
Item rxy rtabel Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 0,551 0,759 0,640 0,620 0,318 0,460 0,544 0,618 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : data diolah
Nilai rtabel untuk sampel taraf signifikansi 0,05 adalah 0,312 Tabel 4.11 menunjukkan semua butir pernyataan tentang kualitas hasil audit adalah valid, karena nilai rxy lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua butir pernyataan angket kualitas hasil audit adalah valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dengan cara menghitung Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Hasil uji reliabilitas masing-masing variabel adalah :
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan Independensi (IDP)
Obyektivitas (OBY) Pengalaman Kerja (PLM) Pengetahuan (PTN) Integritas (INT)
Kualitas Hasil Audit (KHA)
0,6120 0,6931 0,8543 0,6170 0,8023 0,6441 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : data diolah
Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan Cronbach’s Alpha sebagaimana terlihat pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Alpha lebih dari 0,6. Oleh karena itu dapat ditentukan bahwa semua instrumen penelitian ini adalah reliabel.
(11)
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogrov – Smirnov. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogoruv –
Smirrov
p-value Keterangan
Unstandardized Residual
0,727 0,666 Sebaran data
normal Sumber : data diolah
Dari hasil pengujian Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk model regresi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk model dalam penelitian ini memiliki sebaran data yang normal.
b. Uji Multikolinearitas.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode enter yaitu dengan melihat pada Tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Independensi (IDP) Obyektivitas (OBY) Pengalaman Kerja (PLM) Pengetahuan (PTN) Integritas (INT)
0,809 0,752 0,817 0,922 0,728
1,236 1,330 1,224 1,084 1,374
Tidak multikolinearitas Tidak multikolinearitas Tidak multikolinearitas Tidak multikolinearitas Tidak multikolinearitas
Sumber : data diolah.
Berdasarkan pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada sekitar 1 sampai 10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau diatas 0,1. Dengan demikian dapat dinyatakan juga model regresi ini tidak terdapat multikolinearitas.
(12)
c. Uji Heterokedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat ditunjukan dalam tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel p-value Keterangan
Independensi (IDP) Obyektivitas (OBY) Pengalaman (PLM) Pengetahuan (PTN) Integritas (INT)
0,053 0,476 0,754 0,878 0,858
Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Bebas Heteroskedastisitas Sumber: data diolah.
Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel IV.15 tersebut nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai p lebih besar dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
a. Hasil analisis regresi linear berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas terhadap kualitas hasil audit. Hasil pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS versi 16 didapatkan persamaan regresi:
KHA = -18,189 + 0,188IDP + 0,158OBY + 0,333PLM + 0,746PTN + 0,186INT
Untuk menginterpretasi hasil dari analisis tersebut, dapat diterangkan: 1) Konstanta sebesar -18,189 dengan parameter negatif menunjukkan
bahwa apabila tidak terdapat independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas terhadap kualitas hasil audit maka seharusnya memiliki kualitas hasil audit.
2) Koefisien regresi independensi yaitu indepedensi menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,188 dengan demikian dapat
(13)
diketahui bahwa indepedensi justru meningkatkan kualitas hasil audit.
3) Koefisien regresi obyektivitas yaitu obyektivitas menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,158 dengan demikian dapat diketahui bahwa obyektivitas mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
4) Koefisien regresi pengalaman kerja yaitu pengalaman kerja menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,333 dengan demikian dapat diketahui bahwa pengalaman kerja mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
5) Koefisien regresi pengetahuan yaitu pengetahuan menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,746 dengan demikian dapat diketahui bahwa pengetahuan mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
6) Koefisien regresi integritas yaitu integritas menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,186 dengan demikian dapat diketahui bahwa integritas mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
b. Uji t
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hasil uji t seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil uji t
Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan Independensi (IDP)
Obyektivitas (OBY) Pengalaman (PLM) Pengetahuan (PTN) Integritas (INT)
2,192 2,155 2,979 6,453 2,087
2,021 2,021 2,021 2,021 2,021
0,035 0,038 0,005 0,000 0,044
Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Sumber: data diolah
Dari hasil tabel IV.16. tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas terhadap kualitas hasil audit.
(14)
Variabel independensi diketahui nilai thitung (2,192) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,035 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel obyektivitas diketahui nilai thitung (2,155) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,038 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya obyektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel pengalaman kerja diketahui nilai thitung (2,979) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,005 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel pengetahuan diketahui nilai thitung (6,453) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel integritas diketahui nilai thitung (2,087) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,044 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
c. Uji F
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi dengan variabel dependen dan variabel independen mempunyai pengaruh secara statistik. Hasil uji F didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji F
Fhitung Ftabel p-value Keterangan
15,389 2,84 0,000 Model Fit
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 15,389 > 2,84 dan nilai signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Sehingga variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan
(15)
integritas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kualitas hasil audit. Hal ini menunjukkan model penelitian sudah fit dan model penelitian sesuai yang di teorikan.
d. Uji R2
Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar 0,648. Hal ini berarti bahwa 64,8% variasi variabel kualitas hasil audit dapat dijelaskan oleh variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas, sedangkan sisanya yaitu 35,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.
B. Pembahasan
1. H1 : Independensi (IDP) auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel independensi diketahui nilai thitung (2,192) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,035 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya independensi pengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel independensi mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit. 2. H2 : Obyektivitas (OBY) auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas
hasil audit
Variabel obyektivitas diketahui nilai thitung (2,155) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,038 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya obyektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel obyektivitas mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
(16)
3. H3 : Pengalaman (PLM) kerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel pengalaman kerja diketahui nilai thitung (2,979) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,005 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akram dan Inapty (2009) dan Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
4. H4 : Pengetahuan (PTN) Auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel pengetahuan diketahui nilai thitung (6,453) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel pengetahuan auditor mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007) dan Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
5. H5 : Integritas (INT) Auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel integritas diketahui nilai thitung (2,087) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,044 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel integritas mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian
(17)
yang dilakukan oleh Havidz dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
C. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ada pengaruh auto stretching terhadap penurunan nyeri Fasciitis Plantaris pada
Sales Promotion Girls pengguna High Heels di Matahari Departement Store
Pekalongan.
D. Daftar Pustaka
Anjar, Fransiska. 2011. Me and High Heels. http://chiqalovehh.blogspot. com/2011/05/ sejarah-high-heels.html
Alter, MJ, 1999. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Alih Bahasa Jamal Habib. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Kisner, C, 1996. Therapeutic
Anonim. 2010. Info Sehat Keluarga Anda. Diunduh Desember 2012. Blogspot.com/2010/12/Calcaneus-spur.html.
Anonim. 2012. Health and Wellness made Easy. Diakses 24 Mey 2012. Berkelay, 2007. Plantar fasciitis. University of California, 2 : 2
Cheng, Hsin-Yi Kathy; Kathy; Lin, Chun-Li; Wang, Hsien-Wen; Shou, Shih-We. 2008. Finite element analysis of plantar fascia under stretch--The relative contribution of windlass mechanism and Achilles tendon force. Journal of Biomechanics 41(9) 1937-44.
Dubin, Josh, DC, CSCS. 2007. Biomechanics contribute to plantar fasciitis treatment—Many factors go into developing a preventive protocol and proper care for this condition. Journal of Biomecanics 14(3):39
Dennis G. 2011. High Heels..oh.. high heels. Diakses: 20 Februari 2011.
http://www.tnol.co.id/id/fashion-beauty/8339-high-heels-ohhighells.html
Evjenth, Olaf, and Jern Hamberg. 1990. Auto Stretching: The Complate Manual of Specific Stretching by Olaf Evjent and Jern Hamberg.
Floorplay, Bentall. 2012. Witness Your Fitness. Diakses 30 Oktober 2012. http://witnessyourfitness.ca/?cat=1
Herlina, Iffa (2012) Hubungan Lama Pemakaian High Heels dengan Resiko Fasciitis Plantaris pada Sales promotion Girls (SPG) PT. SRI RATU MADIUN. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesad. (2011). Plantar Fasciitis. http://www.kesad.mil.id/content/plantar-fasiitis.
Diunduh April, 2012.
Kisner C, Colby L A. 2007. Therapeutic exercise: foundations and techniques 5th ed. F. A. Davis Company. 1915 Arch Street Philadelphia, PA 19103.
(18)
Kusumawati, Yuli. 2009. Modul Praktek Komputer Terpadu Materi SPSS. Ums : program studi DIV fisioterapi.
March, 2010. Metode Stretching otot Hamstring. Diakses: 29 Matre 2010.
Mcpoil, Thomas G, Robroy L. Martin, Mark W. Cornwall, Dane K. Wukich, James J. Irrgang, Joseph J. Godges. 2008. Heel Pain-Plantar Fasciitis: Clinical Practice Guidelines Linked to the International Classification of Function, Disability, and Health from the Orthopaedic Section of the American Physical Therapy Association. J Orthop Sports Phys Ther. 38(4):A1-18.
Merritt, Ed. (2010). Faciitis Plantaris, Nyeri Tumit Kronis yang Mengganggu. http://footclinic.wordpress.com/2010/01/23/fasciitis-plantaris-nyeri-tumit-kronis-yang-mengganggu/. April, 2012.
Milchelsson, Oliver, Yrjo T. Konttinen, Pekka paavolainen, Seppo Santavirta. 2005. Plantar Heel Pain and its 3-mode 4-stage Treatment. Mod Rheumatol; 15; 307-14
Narici, Marco. 2010. Plantar Fasciitis and Heels Spur. Journal of Experimental Biology.
Nilla. 2011. Kaki Sakit Akibat High Heels. Apa Sie Sebabnya?. Diakses 10 Desember 2012. http://infokami.com
O’Neil Mike. 2010. Dampak flat shoes dan high heels. Diakses Senin, 15 Januari 2013. www.Suaramerdeka.com
Tejo, Bimaario. 2010. Plantar Fasciitis. Diakses: 21 April 2010. http://bimaariotejo.wordpress.com/category/referat/rehabilitasi-medis Wibowo, Suryo. (2008). Plantar Fasciitis atau Nyeri Tumit.
http://suryo-wibowo.blogspot. com/2008/08/plantar-fasciitis-atau-nyeri-tumit.html. April, 2012.
www.kompas.com. 2011. Apa Persamaan Orgasme dan High Heels? Akses: 3 Mei 2012
www.ladiesgadgets.com. 2013 http://www.google.com/search?q=stiletto +high+heel+ shoes+
images&hl=en&gbv=2&tbm=isch&prmd=ivns&ei=4qZkUeu3EI2lrQe2 24GIAg&start=80&sa=N
(1)
diketahui bahwa indepedensi justru meningkatkan kualitas hasil audit.
3) Koefisien regresi obyektivitas yaitu obyektivitas menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,158 dengan demikian dapat diketahui bahwa obyektivitas mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
4) Koefisien regresi pengalaman kerja yaitu pengalaman kerja menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,333 dengan demikian dapat diketahui bahwa pengalaman kerja mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
5) Koefisien regresi pengetahuan yaitu pengetahuan menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,746 dengan demikian dapat diketahui bahwa pengetahuan mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
6) Koefisien regresi integritas yaitu integritas menunjukkan koefisien yang positif sebesar 0,186 dengan demikian dapat diketahui bahwa integritas mampu meningkatkan kualitas hasil audit.
b. Uji t
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hasil uji t seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil uji t
Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan
Independensi (IDP) Obyektivitas (OBY) Pengalaman (PLM) Pengetahuan (PTN) Integritas (INT)
2,192 2,155 2,979 6,453 2,087
2,021 2,021 2,021 2,021 2,021
0,035 0,038 0,005 0,000 0,044
Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak Sumber: data diolah
Dari hasil tabel IV.16. tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas terhadap kualitas hasil audit.
(2)
Variabel independensi diketahui nilai thitung (2,192) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,035 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel obyektivitas diketahui nilai thitung (2,155) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,038 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya obyektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel pengalaman kerja diketahui nilai thitung (2,979) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,005 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel pengetahuan diketahui nilai thitung (6,453) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Variabel integritas diketahui nilai thitung (2,087) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,044 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
c. Uji F
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi dengan variabel dependen dan variabel independen mempunyai pengaruh secara statistik. Hasil uji F didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji F
Fhitung Ftabel p-value Keterangan
15,389 2,84 0,000 Model Fit
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 15,389 > 2,84 dan nilai signifikansi = 0,000 < α = 0,05. Sehingga variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan
(3)
integritas berpengaruh secara bersama-sama terhadap kualitas hasil audit. Hal ini menunjukkan model penelitian sudah fit dan model penelitian sesuai yang di teorikan.
d. Uji R2
Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar 0,648. Hal ini berarti bahwa 64,8% variasi variabel kualitas hasil audit dapat dijelaskan oleh variabel independensi, obyektivitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas, sedangkan sisanya yaitu 35,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti. B. Pembahasan
1. H1 : Independensi (IDP) auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel independensi diketahui nilai thitung (2,192) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,035 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya independensi pengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel independensi mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit. 2. H2 : Obyektivitas (OBY) auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas
hasil audit
Variabel obyektivitas diketahui nilai thitung (2,155) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,038 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya obyektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel obyektivitas mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
(4)
3. H3 : Pengalaman (PLM) kerja mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel pengalaman kerja diketahui nilai thitung (2,979) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,005 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akram dan Inapty (2009) dan Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
4. H4 : Pengetahuan (PTN) Auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel pengetahuan diketahui nilai thitung (6,453) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya pengetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel pengetahuan auditor mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007) dan Mabruri dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
5. H5 : Integritas (INT) Auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil audit
Variabel integritas diketahui nilai thitung (2,087) lebih besar daripada ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,044 < α = 0,05. Oleh karena itu, Ho ditolak, artinya integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.
Berdasarkan hasil uji t bahwa variabel integritas mempunyai pengaruh yang signifikan. Berarti penelitian ini mendukung penelitian
(5)
yang dilakukan oleh Havidz dan Winarna (2010) yang menunjukkan variabel integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit. C. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistik, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ada pengaruh auto stretching terhadap penurunan nyeri Fasciitis Plantaris pada Sales Promotion Girls pengguna High Heels di Matahari Departement Store Pekalongan.
D. Daftar Pustaka
Anjar, Fransiska. 2011. Me and High Heels. http://chiqalovehh.blogspot. com/2011/05/ sejarah-high-heels.html
Alter, MJ, 1999. 300 Teknik Peregangan Olahraga. Alih Bahasa Jamal Habib. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Kisner, C, 1996. Therapeutic
Anonim. 2010. Info Sehat Keluarga Anda. Diunduh Desember 2012. Blogspot.com/2010/12/Calcaneus-spur.html.
Anonim. 2012. Health and Wellness made Easy. Diakses 24 Mey 2012. Berkelay, 2007. Plantar fasciitis. University of California, 2 : 2
Cheng, Hsin-Yi Kathy; Kathy; Lin, Chun-Li; Wang, Hsien-Wen; Shou, Shih-We. 2008. Finite element analysis of plantar fascia under stretch--The relative contribution of windlass mechanism and Achilles tendon force. Journal of Biomechanics 41(9) 1937-44.
Dubin, Josh, DC, CSCS. 2007. Biomechanics contribute to plantar fasciitis treatment—Many factors go into developing a preventive protocol and proper care for this condition. Journal of Biomecanics 14(3):39
Dennis G. 2011. High Heels..oh.. high heels. Diakses: 20 Februari 2011.
http://www.tnol.co.id/id/fashion-beauty/8339-high-heels-ohhighells.html
Evjenth, Olaf, and Jern Hamberg. 1990. Auto Stretching: The Complate Manual of Specific Stretching by Olaf Evjent and Jern Hamberg.
Floorplay, Bentall. 2012. Witness Your Fitness. Diakses 30 Oktober 2012. http://witnessyourfitness.ca/?cat=1
Herlina, Iffa (2012) Hubungan Lama Pemakaian High Heels dengan Resiko Fasciitis Plantaris pada Sales promotion Girls (SPG) PT. SRI RATU MADIUN. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesad. (2011). Plantar Fasciitis. http://www.kesad.mil.id/content/plantar-fasiitis.
Diunduh April, 2012.
Kisner C, Colby L A. 2007. Therapeutic exercise: foundations and techniques 5th ed. F. A. Davis Company. 1915 Arch Street Philadelphia, PA 19103.
(6)
Kusumawati, Yuli. 2009. Modul Praktek Komputer Terpadu Materi SPSS. Ums : program studi DIV fisioterapi.
March, 2010. Metode Stretching otot Hamstring. Diakses: 29 Matre 2010.
Mcpoil, Thomas G, Robroy L. Martin, Mark W. Cornwall, Dane K. Wukich, James J. Irrgang, Joseph J. Godges. 2008. Heel Pain-Plantar Fasciitis: Clinical Practice Guidelines Linked to the International Classification of Function, Disability, and Health from the Orthopaedic Section of the American Physical Therapy Association. J Orthop Sports Phys Ther. 38(4):A1-18.
Merritt, Ed. (2010). Faciitis Plantaris, Nyeri Tumit Kronis yang Mengganggu. http://footclinic.wordpress.com/2010/01/23/fasciitis-plantaris-nyeri-tumit-kronis-yang-mengganggu/. April, 2012.
Milchelsson, Oliver, Yrjo T. Konttinen, Pekka paavolainen, Seppo Santavirta. 2005. Plantar Heel Pain and its 3-mode 4-stage Treatment. Mod Rheumatol; 15; 307-14
Narici, Marco. 2010. Plantar Fasciitis and Heels Spur. Journal of Experimental Biology.
Nilla. 2011. Kaki Sakit Akibat High Heels. Apa Sie Sebabnya?. Diakses 10 Desember 2012. http://infokami.com
O’Neil Mike. 2010. Dampak flat shoes dan high heels. Diakses Senin, 15 Januari 2013. www.Suaramerdeka.com
Tejo, Bimaario. 2010. Plantar Fasciitis. Diakses: 21 April 2010. http://bimaariotejo.wordpress.com/category/referat/rehabilitasi-medis Wibowo, Suryo. (2008). Plantar Fasciitis atau Nyeri Tumit.
http://suryo-wibowo.blogspot. com/2008/08/plantar-fasciitis-atau-nyeri-tumit.html. April, 2012.
www.kompas.com. 2011. Apa Persamaan Orgasme dan High Heels? Akses: 3 Mei 2012
www.ladiesgadgets.com. 2013 http://www.google.com/search?q=stiletto +high+heel+ shoes+
images&hl=en&gbv=2&tbm=isch&prmd=ivns&ei=4qZkUeu3EI2lrQe2 24GIAg&start=80&sa=N